Anda di halaman 1dari 47

PENDAHULUAN

Saat ini Anda sedang mempelajari Modul Mata Kuliah Komunikasi dalam Keperawatan.
Mata Kuliah ini mempunyai bobot kredit 2 SKS. Mata Kuliah ini menjelaskan tentang
teori dan konsep komunikasi secara umum dan komunikasi terapeutik dalam
keperawatan serta penerapan komunikasi dalam proses asuhan keperawatan yang
dilakukan pada klien (individu, keluarga, dan kelompok) pada berbagai tingkat usia dan
kasus klinik dengan menggunakan strategi komunikasi terapeutik. Mata Kuliah ini
adalah mata kuliah yang penting untuk mendasari sikap profesional perawat dalam
melakukan tugas-tugas keperawatan. Seluruh aktifitas keperawatan selalu
menggunakan komunikasi. Secara terperinci mata kuliah ini membahas tentang konsep
komunikasi dan komunikasi terapeutik, komunikasi berdasarkan tingkat usia mulai bayi,
anak, remaja, dewasa dan lansia, komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok,
penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan meliputi penerapan komunikasi
dalam setiap tahap proses keperawatan, penerapan komunikasi pada pasien gangguan
fisik dan jiwa (mental) dan pasien dengan kebutuhan khusus. Pada bagian akhir akan
disajikan modul praktikum/praktek berbentuk petunjuk praktikum untuk membantu
dalam berlatih dan melakukan demonstrasi atau role play terkait penerapan komunikasi
dalam keperawatan.
Untuk memudahkan mempelajari Mata kuliah Komunikasi dalam Keperawatan,
maka syitem pembelajaran ini terbagi menjadi beberapa topik pembahasan, sebagai
berikut :
1. Topik 1 : Konsep dasar komunikasi & Konsep komunikasi secara umum
2. Topik 2 : Jenis-jenis Komunikasi
3. Topik 3 : Komunikasi Efektif
4. Topik 4 : Teknik komunikasi efektif
5. Topik 5 : Hamabatan komunikasi, penerapan komunikasi berdasarkan
tingkat usia
6. Topik 6 : Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
7. Topik 7 : Komunikasi dalam konteks sosial dan latar belakang budaya
(cultural diversity) serta keyakinan
8. Topik 8 : Komunikasi dalam konteks pelayanan kesehatan khususnya
komunikasi multidisiplin
Setelah mempelajari Kesehatan Matra Laut, diharapkan anda dapat mengetahui dan
memahami sub pokok pembahasan, sebagai berikut :

1. Memahami dan menjelaskan konsep dasar komunikasi dan komunikasi secara


umum

2. Memahami dan menjelaskan jenis-jenis komunikasi


3. Memahami dan menjelaskan tentang komunikasi efektif
4. Memahami dan menjelaskan teknik komunikasi efektif.
5. Memahami dan menjelaskan tentang hamabatan komunikasi, penerapan
komunikasi berdasarkan tingkat usia

6. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi


7. Menganalisis pengaruh latar belakang sosial budaya dalam komunikasi
8. Menganalisis konsep komunikasi dalam konteks pelayanan kesehatan khususnya
komunikasi multidisiplin
Untuk memudahkan dan lebih memahami tentang pokok komunikasi keperawatan,
diharapkan anda memiliki buku terkait komunikasi dalam keperawatan.
TOPIK I

KONSEP DASAR KOMUNIKASI &

KONSEP KOMUNIKASI SECARA UMUM

1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare – communicatio dan
communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem
penyampaian dan penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dan
sebagainya. Beberapa pengertian komunikasi disampaikan oleh beberapa ahli
berikut.
a. Chitty mendefinisikan komunikasi adalah tukar-menukar pikiran, ide, atau
informasi dan perasaan dalam setiap interaksi.
b. Jurgen Ruesch dalam Chitty menjelaskan bahwa komunikasi adalah
keseluruhan bentuk perilaku seseorang secara sadar ataupun tidak sadar
yang dapat memengaruhi orang lain tidak hanya komunikasi yang diucapkan
dan ditulis, tetapi juga termasuk gerakan tubuh serta tanda-tanda somatik dan
simbol-simbol.
Dari beberapa definisi di atas, secara sederhana komunikasi dapat diartikan
sebagai suatu proses pertukaran, penyampaian, dan penerimaan berita, ide, atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Lebih kompleks, komunikasi didefinisikan
sebagai berikut.
a. Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator
kepada komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan
verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam
diri komunikator dengan tujuan untuk memengaruhi orang lain.
b. Komunikasi adalah proses yang dinamis serta selalu berubah sesuai
dengan situasi dan kondisi lingkungan yang senantiasa berubah.
Dalam berkomunikasi, diperlukan ketulusan hati antara pihak yang terlibat agar
komunikasi yang dilakukan efektif. Pihak yang menyampaikan harus ada
kesungguhan atau keseriusan bahwa informasi yang disampaikan adalah penting,
sedangkan pihak penerima harus memiliki kesungguhan untuk memperhatikan dan
memahami makna informasi yang diterima serta memberikan respons yang sesuai.

2. Komponen Komunikasi
(DeVito) menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang terdiri atas
komponen-komponen saling terkait. Setiap elemen dalam komunikasi saling
berhubungan satu dengan yang lain dan elemen yang satu mendahului elemen lain
yang terkait. Taylor, Lillis, LeMone , dan DeVito mengidentifikasi bahwa untuk
berlangsungnya komunikasi yang efektif, ada lima elemen utama, yaitu (a)
komunikator (sender), (b) informasi/pesan/berita, (c) komunikan (reciever), (d) umpan
balik (feedback), dan (e) atmosfer/konteks.
a. Komunikator (sender)
Komunikator adalah orang atau kelompok yang menyampaikan
pesan/ide/informasi kepada orang/pihak lain sebagai lawan bicara. Komunikator
berarti sumber berita/informasi atau disebut informan, yaitu sumber/asal berita
yang disampaikan kepada komunikan. Seorang komunikator beraksi dan
bereaksi secara utuh meliputi fisik dan kognitif, emosional, dan intelektual.
b. Informasi/pesan/berita
Pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator, disadari
atau tidak disadari, secara langsung atau tidak langsung. Pesan yang disadari
adalah segala ucapan (bahasa verbal) yang disampaikan komunikator secara
sengaja dan sudah dipersiapkan. Pesan yang tidak disadari adalah pesan yang
muncul beriringan atau bersamaan dengan pesan yang yang disampaikan pada
saat komunikator berbicara.
c. Komunikan (receiver)
Komunikan adalah orang atau sekelompok orang yang menerima pesan
yang disampaikan komunikator. Komunikan yang efektif adalah komunikan yang
bersikap kooperatif, penuh perhatian, jujur, serta bersikap terbuka terhadap
komunikator dan pesan yang disampaikan.

d. Umpan balik
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya
(Clement dan Frandsen, dalam DeVito,). Umpan balik bisa berasal dari diri
sendiri ataupun orang lain. Umpan balik dari diri sendiri, misalnya, jika kita
menyampaikan pesan melalui bicara, kita akan dapat secara langsung
mendengar apa yang kita sampaikan. Umpan balik dari orang lain adalah umpan
balik yang datang dari lawan bicara. Bentuk umpan balik yang diberikan, antara
lain anggukan, kerutan dahi, senyuman, gelengan kepala, interupsi
pembicaraan, pernyataan setuju atau tidak setuju, dan lain-lain. Umpan balik
dapat berupa verbal ataupun nonverbal. Agar terjadi umpan balik yang baik,
harus bersifat jujur, sesuai dengan konten (isi pesan) yang disampaikan, dan
bagian dari solusi merupakan hasil proses berpikir, tidak bersifat subjektif, dan
disampaikan dalam waktu yang tepat.
e. Atmosfer/konteks
Atmosfer adalah lingkungan ketika komunikasi terjadi terdiri atas tiga
dimensi, yaitu dimensi fisik, sosial-psikologis, dan temporal yang mempunyai
pengaruh terhadap pesan yang disampaikan. Ketiga dimensi lingkungan ini
saling berinteraksi dan saling memengaruhi satu dengan lainnya. Perubahan dari
salah satu dimensi akan memengaruhi dimensi yang lain. Dimensi fisik adalah
lingkungan nyata (tangible), dapat berbentuk ruang atau bangsal, dan segala
komponen yang ada di dalamnya. Dimensi sosial-psikologis meliputi tata
hubungan status di antara pihak yang terlibat dan aturan budaya masyarakat
ketika mereka berkomunikasi. Yang termasuk dalam konteks ini adalah
persahabatan atau permusuhan, lingkungan formal atau informal, serta situasi
yang serius atau tidak serius. Dimensi temporal (waktu) adalah mencakup waktu
ketika komunikasi terjadi. Pilihan waktu yang tepat dapat mencapai efektivitas
komunikasi yang dilakukan. Gambar 1.1 menunjukkan hubungan atau
keterkaitan masing-masing elemen dalam komunikasi.

3. Bentuk Komunikasi
a. Bentuk Komunikasi berdasarkan jenis
1) Komunikasi langsung
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.

Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan


penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang
dihadapan kita. A-------------------B

2) Komunikasi tidak langsung


Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah
penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan
geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.

Contoh : “ Buanglah sampah pada tempatnya Tempat


Sampah

b. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :


1) Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang
dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.
Komunikasi masa yang baik harus :
Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele
Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
Bentuk gambar yang baik
Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)
1. Komunikasi kelompok
Adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya
dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal
balik.

Perawat-----   ------Pengunjung puskesmas

2) Komunikasi perorangan.
Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.
Perawat-----   ------Pasien

c. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :


1) Komunikasi satu arah
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak
dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik
atau bertanya, misalnya radio. A ------------------ B

2) Komunikasi timbal balik.


Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan
balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi
timbal balik

4. Tujuan Komunikasi dan Fungsi Komunikasi


A. Tujuan Komunkasi
Berdasarkan beberapa pengertian/definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
secara umum tujuan komunikasi sebagai berikut.
a. Menyampaikan ide/informasi/berita
Kalau kita melakukan komunikasi dengan orang lain, tujuan utamanya adalah
sampainya atau dapat dipahaminya apa yang ada dalam pikiran kita atau ide
kita kepada lawan bicara. Dengan demikian, ada satu kesamaan ide antara
apa yang ada dalam pikiran komunikator dan komunikan.
Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut :
Komunikasi perawat kepada pasien saat menjelaskan kondisi pasien,
menyampaikan diagnosis keperawatan, rencana tindakan, prosedur tindakan,
atau menyampaikan hasil dari tindakan yang telah dilakukan.
b. Memengaruhi orang lain
Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain secara kita sadari
ataupun tidak kita sadari akan memengaruhi perilaku orang lain. Secara sadar,
jika kita berkomunikasi untuk tujuan memotivasi seseorang, kita berharap
bahwa orang yang kita motivasi akan melakukan hal sesuai dengan yang kita
inginkan. Secara tidak kita sadari, jika pada saat kita memotivasi menunjukkan
wajah yang serius, kita akan membuat lawan bicara antusias untuk
mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan kepada dirinya.
Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut :
Komunikasi perawat kepada pasien saat memberikan motivasi untuk
memelihara kesehatan serta melakukan budaya hidup sehat melalui
pengaturan pola makan yang sehat dan olah raga teratur.
c. Mengubah perilaku orang lain
Komunikasi bertujuan mengubah perilaku, maksudnya jika kita bicara dengan
seseorang yang berperilaku berbeda dengan norma yang ada dan kita
menginginkan.
Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut:
Komunikasi yang dilakukan perawat pada saat akan mengubah keyakinan dan
perilaku pasien yang tidak baik atau bertentangan dengan kesehatan serta
dengan keyakinan dan perilaku yang mendukung kesehatannya.
d. Memberikan pendidikan
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak komunikasi terjadi dengan tujuan
memberikan pendidikan, misalnya komunikasi orang tua dengan anaknya,
guru/dosen dengan murid/mahasiswa, perawat dengan kliennya, dan lain-lain.
Komunikasi ini dilakukan dengan tujuan agar lawan bicara (komunikan)
memperoleh/mencapai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dan
menunjukkan hal yang lebih baik dari sebelumnya.
Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut :
Komunikasi yang dilakukan perawat saat memberikan pendidikan atau
penyuluhan kesehatan kepada pasien tentang pencegahan penularan
penyakit, memberikan pendidikan tentang pertolongan di rumah pada anggota
keluarga yang sakit demam berdarah, dan lain-lain yang tujuannya
meningkatkan pengetahuan agar lebih baik dari sebelumnya.
e. Memahami (ide) orang lain
Komunikasi antara dua orang atau lebih akan efektif jika antara komunikator
dan komunikan saling memahami ide masing-masing dan mereka saling
berusaha untuk memberi makna pada komunikasi yang disampaikan atau
diterima.

B. Fungsi Komunikasi
Komunikasi memiliki banyak fungsi. Para ahli dalam bidang ilmi komunikasi
seperti Effendi, Thomas M. Scheidel, Rudolf F. Verderber, Gordon I. Zimmerman,
serta Judy C. Pearson & Paul E. Nelson  mengungkapkan beragam fungsi
komunikasi yang dilakukan manusia kepada manusia lainnya. 15 fungsi komunikasi
dalam keseharian hidup manusia tersebut.

1. Menyampaikan pikiran dan perasan

Seperti yang dikatakan Effendi dalam bukunya, bahwa salah satu fungsi
komunikasi adalah sebagai pengungkapan emosional. Dengan
berkomunikasi kita difasilitasi untuk dapat mengungkapkan apa yang kita
pikirkan dan rasakan. Mengungkapkan pikiran dan perasaan pribadi kepada
orang lain penting untuk dilakukan. Sebab dengan mengungkapkan isi
pikiran dan emosi baik itu marah, senang, kecewa, gembira, atau emosi
lainnya; orang lain jadi mengerti apa yang kita rasakan. Dilain pihak, kita
akan mendapatkan keseimbangan hidup serta kelapangan hati.

Namun ada batasan tertentu yang perlu kita jaga dalam pengungkapan isi
pikiran dan perasaan. Ada norma yang harus diperhatikan, serta kebijakan
pribadi menyangkut privasi. Misalnya sebaiknya tidak mengungkapkan
kemarahan kepada seseorang di depan banyak orang. berikan teguran
kepada seseorang secara pribadi dan tidak depan umum.

Contoh lain, ketika mengungkapkan perasaan lewat media sosial seperti


facebook misalnya. Hindari untuk memposting hal yang bersifat pribadi,
seperti misalnya permasalahan dalam rumah tangga. Masalah rumah tangga
pribadi bukan sesuatu yang pantas di umbar ke publik, untuk kebaikan diri
sendiri.

2. Berinteraksi dengan sesama

Seperti telah kita ketahui bahwa manusia adalah mahluk sosial, tidak
dapat hidup sendiri dan perlu bersosialisasi dengan orang lain. Thomas M.
Scheidel menyebutkan bahwa dengan berkomunikasi, kita dapat membangun
interaksi sosial dengan sesama dan lingkungan sekitar. Dengan begitu kita tidak
terisolasi atau terasing dari pergaulan di masyarakat, sekaligus juga menjaga
kelangsungan hidup masyarakat. Dengan berkomunikasi kita dapat berdiskusi,
bekerjasama, dan melakukan interaksi social lainnya dengan sesama dan
lingkungan di sekitar

3. Memberi Informasi

Informasi merupakan hal yang cukup penting, informasi dapat mencegah


kita untuk melakukan kesalahan. Misalnya pemberian informasi mengenai arah
suatu tempat bisa mencegah tersasarnya seseorang yang akan menuju tempat
tersebut. Atau informasi mengenai cara menggunakan suatu alat, penting untuk
diketahui agar tidak kegagalan produksi yang bisa jadi berimbas pada
kerusakan alat. Melalui komunikasi informasi mengenai suatu peristiwa,
masalah, tingkah laku, atau lainnya dapat disampaikan. Informasi yang
disampaikan dapat digunakan untuk menilai dan mengevaluasi suatu hal, dan
memberikan alternative pilihan yang akan diambil.

4. Menambah Wawasan/ Pengetahuan


Menurtu Effendi salah satu fungsi komunikasi adalah ‘to educate’ atau
untuk mendidik. Dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan
pengetahuan, ide, atau gagasannya dan memungkinkan terjadinya transfer ilmu
dari seseorang kepada seseorang yang lain. Dengan begitu wawasan dan
pengetahuan seseorang mengenai suatu hal menjadi bertambah.

Contohnya komunikasi yang dilakukan guru kepadaanak didiknya,


seorang dosen kepada mahasiswanya, seorang pelatih kepada muridnya, atau
seorang pembicara kepada audiencenya.

5. Aktualisasi Diri

Menurut Thomas M. Scheidel seseorang berkomunikasi dengan orang


lain, untuk saling menyatakan dan mendukung identitas dirinya. Akualisasi diri
merupakan sebuah kebutuhan bagi manusia, dan dapat dipenuhi dengan
melakukan komunikasi. Dengan berkomunikasi seseorang dapat menyatakan
keberadaan dan potensi dirinya pada orang lain. Dilain pihak, hal tersebut juga
membantu seseorang untuk dapat lebih mengenal dirinya sendiri.

6. Hiburan

Dengan berkomunikasi seseorang dapat menghibur orang lain serta


mendapat penghiburan dari orang lain. Rudolf F. Verderber menyatakan bahwa
manusia melakukan komunikasi untuk kesenangan. Effendi juga menyatakan
bahwa salah satu fingsi komunikasi adalah ‘to entertain’, yaitu untuk menghibur
orang lain dan menyenangkan hati orang.

Contohnya komunikasi yang dilakukan pelaku stand up comedy yang saat


ini sedang trend.Hanya dengan mendengarkan perkataan dari komika yang
sedang melakukan stand up comedy, orang-orang bisa tertawa dan terhibur.
Seseorang juga bisa memberikan penghiburan bagi orang lain dengan
komunikasi, misalnya memeluk seseorang yang sedih, atau mengucapkan
belasungkawa pada seseorang yang kehilangan anggota.
7. Mengurangi atau meghilangkan ketegangan

Ketika sedang menghadapi suatu masalah atau sedang bersiap


melakukan performance, seseorang biasanya akan merasakan ketegangan.
Dengan berkomunikasi, seseorang bisa mengurangi atau menghilangkan rasa
tegang yang melandanya . Selain itu, misalkan sedang terjadi pertentangan
antar pribadi atau kelompok, sedang berada dalam ruangan bersama orang
asing, dengan mulai percakapan dan saling bekomunikasi, ketegangan yang
timbul akan sedikit mencair bahkan mungkin hilang sama sekali.

8. Mengisi waktu

Waktu berlaku sama kepada setiap orang. Dalam sehari, terdapat 24 jam
atau 1440 menit yang dapat dimanfaatkan oleh manusia di bumi ini selama
masih hidup. Dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan sehari-hari bisanya
terdapat waktu jeda atau waktu kosong, seperti saat beirstirahat misalnya; yang
bisa kita isi dengan berkomunikasi.

9. Mempengaruhi orang lain

Thomas M. Scheidel menyebutkan bahwa dengan berkomunikasi


seseorang dapat mepengaruhi orang lain agar berpikir, merasa, atau berprilaku
seperti apa yang diharapkannya. Senada dengan pernyataan Effendi bahwa
salah satu fungsi komunikasi adalah ‘to influence’ atau mempengaruhi orang
lain. Dengan menyampaikan ide, gagasan, atau apa yang kita pikirkan kepada
orang lain, kita dapat membujuk seseorang untuk memiliki sikap serta prilaku
seperti yang kita harapkan dan memberikan arahan mengenai sikap atau prilaku
yang harus diikuti.

10. Menunjukan Ikatan

Setiap orang memiliki ikatan dengan orang lain, minimal ikatan keluarga
atau pertemanan misalnya. Dengan melakukan komunikasi seseorang
menunjukkan bahwa dia mengenal dan memiliki hubungan dengan orang yang
diajaknya berkomunikasi. Misalnya ketika memanggi seseorang dengan
panggilan mama, maka orang sekitar yang mendengarnya bahwa dia memiliki
ikatan keluarga – ibu dan anak  dengan orang yang dipanggilnya.

11. Memelihara Hubungan

Menurut Rudolf F. Verderber komunikasi yang dilakukan seseorang dapat


membangun dan memelihara hubungannya dengan orang lain. Dengan
berkomunikasi seseorang dapat menjalin hubungan usaha baru, persahabatan
baru, dkk dengan orang lain. Selain itu juga memelihara hubungan yang telah
dimilikinya. Hubungan dengan kekasih misalnya, bisa saja menjadi rusak jika
tidak ada komunikasi dalam jangka waktu lama.

12. Pengendalian

Komunikasi dapat mengarahkan seseorang untuk bertindak sesuai


dengan aturan tertentu, dan sifatnya memaksa. Misalnya peraturan untuk tidak
membuat kegaduhan ketika berada di dalam perpustakaan, atau peraturan
mengenai aturan kerja di suatu perusahaan. Terdapat garis panduan formal dari
suatu lembaga atau organisasi yang harus diikuti oleh anggotanya. Dan
organisasi tersebut memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi kepada
anggota yang melanggar, seperti misalnya mengeluarkan orang tersebut dari
organisasi.

13. Motivasi

Komunikasi dapat memperkuat motivasi seseorang untuk melakukan


sesuatu. Seperti yang dilakukan para motivator untuk membangkitkan  kualitas
hidup pendengarnya. Dengan mengkomunikasikan kepada para pegawai apa
yang harus dilakukan untuk meningkatkan penjualan serta benefit yang akan
mereka dapatkan jika penjualan meningkat; seorang atasan dapat memotivasi
pegawainya agar dapat memperbaiki kinerja mereka.
14. Mengambil Keputusan

Seperti disebutkan sebelumnya, dengan komunikasi seseorang dapat


menyampaikan informasi tertentu mengenai suatu peristiwa atau permasalahan
sehingga dapat memberikan alternative pilihan. Dan berdasarkan informasi yang
ada, seseorang akan dapat melakukan evaluasi dan analisis mengenai
keputusan terbaik yang akan diambil.

15. Meminta pertolongan

Orang tidak akan mengetahui jika kita membutuhkan pertolongan, jika kita
tidak mengatakannya. Kadang kala orang lain pun akan merasa segan untuk
memberikan bantuan, jika kita tidak memintanya. Hanya dengan
mengkomunikasikan bahwa kita membutuhkan pertolongan, dan meminta
seseorang untuk memberikan pertolongan, kita bisa mendapatkan pertolongan.
Misalnya dengan cara menelepon nomor darurat (seperti 911), menyampaikan
terjadinya kebakaran dan permintaan bantuan darurat.

5. Cara Berkomunikasi Yang Baik

a. Memahami Dasar-dasar Komunikasi

 Mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi. Komunikasi adalah


proses mengirimkan sinyal/pesan antara pengirim dan penerima melalui
berbagai macam metode (tulisan, isyarat nonverbal, dan lisan). Komunikasi
juga merupakan mekanisme yang kita gunakan untuk membangun dan
memodifikasi hubungan.

 Milikilah keberanian untuk mengatakan apa yang dipikirkan. Milikilah rasa


percaya diri bahwa Anda dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam
percakapan. Luangkan waktu setiap hari untuk mengenali pendapat dan
perasaan Anda sehingga Anda dapat menyampaikan pada orang lain. Orang
yang ragu untuk berbicara karena merasa pendapatnya tidak berharga tidak
perlu takut. Apa yang penting atau berharga untuk seseorang mungkin tidak
berlaku bagi orang lain dan mungkin lebih berharga bagi orang yang satunya
lagi.

 Berlatihlah. Mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik dimulai


dengan interaksi yang sederhana. Kemampuan komunikasi bisa dilatih setiap
hari baik baik untuk interaksi sosial hingga profesional. Kemampuan baru
membutuhkan waktu untuk ditingkatkan. Namun, setiap kali Anda
menggunakan kemampuan komunikasi, maka Anda akan membuka diri
terhadap berbagai kesempatan dan hubungan di masa depan.

b. Libatkan lawan bicara

 Lakukan kontak mata. Apapun posisi Anda, entah itu sebagai pembicara
atau pendengar, memandang mata orang lain yang Anda ajak bicara akan
membuat interaksi menjadi lebih berhasil. Kontak mata menunjukkan
ketertarikan dan membuat lawan bicara menjadi tertarik juga untuk
berinteraksi dengan Anda. Salah satu teknik untuk membantu hal ini
adalah memandang salah satu mata pendengar lalu berpindah ke mata
lain. Memandang berpindah-pindah dari satu mata ke mata lain akan
membuat Anda terlihat berbinar-binar. Cara lain adalah dengan
membayangkan huruf “T” pada wajah si pendengar, dengan garis
horisontal sepanjang alis dan garis vertikal sampai tengah hidung.
Pusatkan mata untuk terus memandang zona “T” tersebut.

 Gunakan gestur. Gestur ini meliputi tangan dan wajah Anda. Buatlah agar
seluruh tubuh Anda bicara.Gunakan gestur yang lebih kecil untuk
perorangan dan kelompok kecil. Gestur yang lebih besar digunakan saat
menghadapi kelompok lawan bicara yang lebih besar.

 Jangan mengirimkan pesan yang campur aduk. Selaraskan antara kata-


kata, gestur, ekspresi wajah, dan nada suara. Menghukum seseorang
sambil tersenyum akan mengirimkan pesan yang campur aduk dan
tindakan ini tidak efektif. Jika Anda mengirimkan pesan yang negatif,
selaraskan kata-kata, ekspresi wajah, dan nada suara dengan pesan
tersebut.

 Hati-hati dengan apa yang dikatakan oleh tubuh. Bahasa tubuh dapat
lebih berbicara banyak daripada kata-kata yang keluar dari mulut. Sikap
yang terbuka dengan posisi lengan yang santai mengisyaratkan bahwa
Anda mudah didekati dan terbuka untuk mendengarkan apa yang ingin
dikatakan orang lain. Sebaliknya, lengan yang terlipat dan bahu yang
membungkuk menunjukkan ketidaktertarikan pada percakapan atau tidak
bersedia untuk berkomunikasi. Komunikasi seringkali bisa dihentikan
dengan bahasa tubuh sebelum dimulai yang menandakan Anda tidak
ingin berbicara. Postur yang tepat dan sikap yang mudah didekati dapat
membuat percakapan yang kaku sekalipun mengalir dengan lancar.

 Tunjukkan sikap dan kepercayaan yang konstruktif. Sikap yang Anda


tunjukkan saat berkomunikasi akan memberikan pengaruh yang besar
pada cara Anda mengatur diri dan berinteraksi dengan orang lain.
Bersikaplah jujur, sabar, optimis, tulus, menghargai, dan menerima orang
lain. Bersikaplah sensitif terhadap perasaan orang lain dan percaya pada
kemampuan orang lain.

 Kembangkan kemampuan mendengar yang efektif. Seseorang tak hanya


dituntut untuk mampu berbicara secara efektif, namun juga harus
mendengarkan orang lain dan terlibat dalam pembicaraan yang sedang
dibicarakan oleh orang lain. Hindari sikap hanya mendengarkan akhir
kalimatnya saja sehingga Anda ikut berbicara pada saat yang bersamaan
dengan orang lain yang sedang berbicara.

c. Gunakan kata-kata Anda


 Utarakan kata-kata Anda. Berbicaralah dengan jelas dan jangan
menggumam. Jika orang selalu meminta Anda mengulang kata-kata,
cobalah untuk melatih diri mengucapkan kata-kata dengan jelas.

 Ucapkan kata-kata dengan jelas. Orang akan menilai kompetensi Anda


lewat kosakata yang diucapkan. Jika Anda tidak yakin untuk
mengucapkan suatu kata, jangan gunakan kata itu.

 Gunakan kata-kata yang tepat. Jika Anda tidak yakin dengan arti sebuah
kata, jangan gunakan. Bukalah kamus dan mulailah belajar satu kata baru
setiap hari. Gunakan sesekali kata baru itu dalam percakapan sepanjang
hari.

 Perlambatlah cara bicara Anda. Orang akan mengetahui Anda sedang


cemas dan tidak percaya diri jika Anda berbicara dengan cepat. Namun
hati-hati, jangan memperlambat cara bicara pada titik di mana orang mulai
menyelesaikan kalimat Anda hanya untuk membantu Anda selesai
berbicara.

d. Gunakan suara Anda

 Kembangkan suara Anda. Suara yang tinggi atau melengking tidak


dianggap sebagai sebuah kewibawaan. Nyatanya, suara yang tinggi dan
lembut akan membuat Anda seperti mangsa bagi rekan kerja yang agresif
atau membuat orang lain tidak menganggap Anda secara serius. Mulailah
untuk berlatih menurunkan nada suara. Cobalah untuk menyanyikan lagu-
lagu favorit Anda, namun dengan oktaf yang lebih rendah. Berlatihlah dan
setelah beberapa lama, nada suara Anda akan mulai merendah.

 Hidupkan suara Anda. Hindari suara yang monoton dan gunakan suara
yang dinamis. Nada suara harus naik dan turun secara periodik. Penyiar
radio adalah contoh yang bagus untuk urusan ini.
 Gunakan volume suara yang sesuai. Gunakan volume suara yang sesuai
dengan situasi. Bicaralah dengan suara lebih lembut jika Anda seorang
diri dan akrab dengan lawan bicara. Bicaralah dengan suara yang lebih
besar ketika berhadapan dengan jumlah lawan bicara yang lebih besar
atau berada di ruang yang lebih besar

Ringkasan :

. Komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare – communicatio dan


communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem penyampaian
dan penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dan sebagainya. Adapun
komponen komunikasi yaitu, komunikator (sender), Informasi/pesan/berita, komunikan
(receiver), umpan balik, atmosfer/konteks. Bentuk komunikasi yaitu, berdasarkan jenis,
berdasarkan besarnya sasaran, berdasarkan arah pesan. Tujuan dan fungsi
komunikasi, adapun tujuannya yaitu, menyampaikan berita/ide/informasi, memengaruhi
orang lain, mengubah perilaku orang lain, memberikan pendidikan. Dan fungsi
komunikasi ada 15 fungsi. Cara berkomunikasi yang baik yaitu, memahami dasar
komunikasi, libatkan lawan bicara, gunakan suara anda, dan gunakan kata kata anda.

Tugas Mandiri :

1. Jelaskan pengertian komunikasi!


2. Sebutkan tujuan komunikasi !
3. Jelaskan cara berkomunikasi yang baik !
TOPIK II

JENIS-JENIS KOMUNIKASI

Chitty menjelaskan bahwa secara umum ada dua bentuk komunikasi, yaitu
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Berikut akan dijelaskan perbedaan antara
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Selanjutnya, lakukan latihan untuk
memperjelas pemahaman Anda terhadap perbedaan keduanya.
1. Komunikasi verbal
Chitty mendefinisikan bahwa komunikasi verbal adalah pertukaran informasi
menggunakan kata-kata yang diucapkan secara oral dan kata-kata yang
dituliskan. Komunikasi oral adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan, baik
langsung dengan cara tatap muka maupun secara tidak langsung, melalui
telepon atau telekonferensi. Komunikasi oral dilakukan untuk menyampaikan
informasi secara cepat atau untuk memperjelas pesan/informasi tertulis sehingga
informasi lebih akurat. Jenis komunikasi ini tergantung dari irama, kecepatan,
intonasi, penguasaan materi oleh komunikator, penekanan, dan nada suara serta
bahasa yang digunakan.

Contoh penerapan komunikasi verbal oleh perawat sebagai berikut:


Saat menjelaskan rencana asuhan keperawatan kepada pasien,
menjelaskan prosedur tindakan, melakukan konsultasi, kolaborasi, atau
melaporkan kondisi klien dan sebagainya.

Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang dilakukan dalam bentuk tulisan, baik
secara manual maupun elektronik, dilakukan untuk memberikan informasi dalam jumlah
yang besar sebagai bukti tertulis atau dokumentasi. Jenis komunikasi ini dapat
berbentuk tulisan tangan, surat kabar, atau e-mail.

Contoh penerapan jenis komunikasi tertulis dalam keperawatan sebagai berikut:


Dokumentasi asuhan keperawatan, mencatat intruksi dokter, menulis hasil
kolaborasi, mencatat perkembangan klien, pelaporan, dan sebagainya.
2. Komunikasi nonverbal
Setelah Anda memahami komunikasi verbal, selanjutnya Anda harus mengenali
dan mampu mengidentifikasi komunikasi nonverbal yang selalu mengiringi
komunikasi verbal. Chitty mendefinisikan komunikasi nonverbal adalah
pertukaran informasi tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi ini tidak
disampaikan secara langsung oleh komunikator, tetapi berhubungan dengan
pesan yang disampaikan secara oral ataupun tulisan. Macam-macam
komunikasi nonverbal adalah kontak mata, ekspresi wajah, postur atau sikap
tubuh, gaya jalan, gerakan/bahasa isyarat tubuh waktu bicara, penampilan
secara umum, suara dan sikap diam, atau symbol-simbol lain, misalnya model
pakaian dan cara menggunakan.

Contoh penerapan komunikasi nonverbal oleh perawat sebagai berikut:


Saat bertemu pasien dan bertanya, perawat sambil memegang tangan
pasien atau saat keluarga pasien berduka perawat memberi elusan
punggung keluarga sebagai empati.

Ringkasan :
. Chitty menjelaskan bahwa secara umum ada dua bentuk komunikasi, yaitu
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
verbal adalah pertukaran informasi menggunakan kata-kata yang diucapkan secara
oral dan kata-kata yang dituliskan. Sedangkan nonverbal adalah pertukaran informasi
tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi ini tidak disampaikan secara langsung oleh
komunikator, tetapi berhubungan dengan pesan yang disampaikan secara oral ataupun
tulisan.
Chitty mendefinisikan komunikasi nonverbal adalah pertukaran informasi tanpa
menggunakan kata-kata. Komunikasi ini tidak disampaikan secara langsung oleh
komunikator

Tugas Mandiri :

1. Jelaskan pengertian komunikasi verbal?


2. Jelaskan pengertian komunikasi nonverbal?
3. Sebutkan dan jelaskan perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal ?
TOPIK III

KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi baik secara lisan
maupun tulisan. Namun, tidak semua orang mampu melakukan komunikasi dengan
baik. Terkadang ada orang yang mampu menyampaikan semua informasi secara
lisan tetapi tidak secara tulisan ataupun sebaliknya. Komunikasi efektif tejadi apabila
pesan yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh
komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama
memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa
asing orang menyebutnya the communication is in tune,yaitu kedua belah pihak
yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.
MenurutStewart L. Tubbs dan Sylavia Moss, komunikasi yang efektif ditandai
dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,
meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu
tindakan.
Dengan demikian dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
efektif adalah saling bertukar informasi, ide, perasaan dan sikap anatara dua orang
atau kelompok yang hasilnya sesuai harapan dan dapat mengahsilkan perubahan
sikap pada orang yang terlibat komunikasi.
Agar komunikasi bisa berlangsung efektif, perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya Effective
Public Relations, faktor-faktor tersebut disebut dengan The Seven Communication,
yaitu:
1. Credibility
2. Context
3. Content
4. Clarity
5. Continuity and consistency
6. Capability of Audience
7. Channels of Distribution

The Seven Communication

1. Credibility
Kredibilitas berkaitan erat dengan kepercayaan. Seorang komunikator yang baik
harus memiliki kredibilitas agar pesan yang disampaikan dapat tersasar dengan
baik. Beberapa hal yang berhubungan dengan kredibilitas misalnya kualifikasi atau
tingkat keahlian seseorang. Contoh, seorang dokter dianggap mempunyai
kredibilitas ketika ia menyampaikan hal-hal tentang kesehatan.
2. Context
Konteks berupa kondisi yang mendukung ketika berlangsungnya komunikasi.
Supaya komunikasi berjalan efektif, konteks yang tepat menjadi hal yang menarik
perhatian komunikan.
3. Content
Isi pesan merupakan bahan atau ,materi inti dari apa yang hendak disampaikan
kepada audiens. Komunikasi menjadi efektif apabila isi pesan mengandung
sesuatu yang berarti dan penting untuk diketahui oleh komunikan.
4. Clarity
Pesan yang jelas alias tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam
adalah kunci keberhasilan komunikasi. Kejelasan informasi adalah hal penting
yang bisa mengurangi dan menghindari risiko kesalahpahaman pada komunikan.
5. Continuity dan Consistency
Agar komunikasi berhasil, maka pesan atau informasi perlu disampaikan secara
berkesinambungan atau kontinyu. Misalnya, pesan pemerintah yang
menganjurkan masyarakat untuk menggunakan kendaran umum dibandingkan
kendaraan pribadi harus selalu disampaikan melalui berbagai media secara terus
menerus supaya pesan itu dapat tertanam dalam benak dan mempengaruhi
perilaku masyarakat.
6. Capability of Audience
Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sang penerima pesan memahami
dan melakukan apa yang terdapat pada isi pesan. Dalam hal ini, tingkat
pemahaman seseorang bisa berbeda-beda tergantung beberapa faktor, contohnya
latar belakang pendidikan, usia ataupun status sosial.

7. Channels of Distribution
Selain berbicara secara langsung kepada audiens, ada cara lain untuk
berkomunikasi, yaitu menggunakan media. Bentuk-bentuk media komunikasi yang
biasa digunakan saat ini adalah media cetak ataupun elektronik. Pertimbangkan
secara matang pemilihan media yang sesuai dan tepat sasaran agar tidak terjadi
komunikasi yang sia-sia.

Ringkasan :
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki
pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang
menyebutnya the communication is in tune,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi
sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.
Agar komunikasi bisa berlangsung efektif, perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya Effective Public
Relations, faktor-faktor tersebut disebut dengan The Seven Communication, yaitu:
1. Credibility
2. Context
3. Content
4. Clarity
5. Continuity and consistency
6. Capability of Audience
7. Channels of Distribution

Tugas Mandiri :

1. Jelaskan pengertian komunikasi efektif ?


2. Jelaskan macam-macam The seven Cimmunication ?
3. Sebutkan 7 komunikasi agar komunikasi berlangsung efektif ?
BAB IV

TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF

Saat komunikator berkomunikasi dengan komunikan membutuhkan teknik agar pesan


disampaikan di mengerti dan diterima dengan baik. Teknik komunikasi efektif yang
harus di lakukan saat komunikasi sedang berlangsung.

1. Berbicaralah dengan antusias 

Berbicaralah dengan antusias, saat komunikasi sedang berlangsung agar lawan


bicara kamu merasakan bahwa kamu peduli dan mendengarkan setiap
perkataan mereka. Akibatnya, mereka akan lebih terbuka kepada kamu, karena
percaya diri mereka akan meningkat. Sehingga komunikasi akan berjalan
dengan baik dan penuh dalam canda tawa.

2. Berikan pertanyaan yang bersifat terbuka 

Berikan pertanyaan yang bersifat terbuka, kepada lawan bicara kamu seperti
hobby mereka, apa yang mereka sukai, bagaimana kehidupan mereka dan
lainnya. Usahakan untuk mengetahui kehidupan dari lawan bicara secara detail,
agar kamu mungkin dapat memberikan perspektif baru tentang diri dan tujuan
hidup mereka.

3. Gunakan bahasa tubuh

Gunakan bahasa tubuh kamu ketika sedang berbicara, misalnya dengan


menggerakkan tangan, mengeluarkan ekspresi wajah dan lain sebagainya.
Sebisa mungkin cobalah untuk mengetahui perasaan mereka ketika
berkomunikasi dengan cara mengamati gerak tubuh dan intonasi suara mereka.
Teknik ini akan memberikan kamu kesempatan yang lebih besar untuk
menyesuaikan kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara serta respon yang kamu
berikan akan bermakna lebih positif

4. Sanjung dan pujilah mereka

Sanjung dan pujilah mereka serta tunjukkan rasa kagum kamu akan kepribadian
mereka, adat budaya mereka dengan jujur. Berikan juga alasannya kenapa
kamu menyukai atau mengagumi mereka. Jika kondisi komunikasi tidak tepat
untuk menyatakannya secara langsung, cobalah untuk menyatakan pujian kamu
secara tidak langsung.

5. Dengarkan semua yang mereka katakan

Dengarkan semua yang mereka katakana dengan baik dan penuh perhatian
serta usahakan selalu fokus terhadap apa yang dibicarakan dan responlah
pertanyaan mereka dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa kamu memang
mendengarkan apa saja hal yang mereka bicarakan sehingga mereka merasa
kamu adalah bagian dari komunikasi itu juga.

6. Beri tatapan mata

Beri tatapan mata yang kuat kepada mereka untuk menunjukkan bahwa kamu
bukan hanya sebagai pendengar saja, melainkan kamu juga mengerti dan
paham apa yang dibicarakan. Ketika dilakukan dengan baik, mereka juga secara
alami akan lebih memperhatikan apa yang kamu katakan.

7. Bukalah diri kamu seterbuka mungkin 

Bukalah iri kamu seterbuka mungkin agar kamu mendapatkan kepercayaan dari


mereka. Ceritakan kejadian menarik yang kamu alami, bagaimana kehidupan
kamu dan lain sebagainya. Tapi, jangan terlalu berlebihan sehingga
menganggap mereka cerita mereka tidak penting. Biarkan mereka mengetahui
lebih jauh tentang diri kamu seiring berjalannya komunikasi.

8. Jangan gunakan kata Aku atau Saya

Karena hal itu hanya akan memberikan kesan bahwa hanya kamulah yang harus
didengarkan. Sebaiknya, ketika berkomunikasi gunakanlah kata “kita” atau
“kami” untuk menciptakan hubungan layaknya keluarga dan berada pada pihak
atau sisi yang sama dengan lawan bicara.

9. Tersenyumlah kepada mereka 

Agar ketika komunikasi sedang berlangsung tidak terjadi ketegangan antara


kamu dengan mereka. Pada saat tersenyum, kamu sebenarnya telah
menunjukkan bahwa kamu telah siap untuk berkomunikasi dengan mereka, serta
mengganggap berkomunikasi dengan mereka adalah sebuah kebahagiaan.

10. Berikan saran yang bermanfaat

Kepada lawan bicara kamu seperti tempat yang enak untuk berkomunikasi,
makanan apa yang enak pada tempat tersebut, acara apa yang berlangsung
pada hari itu, peluang karir yang mungkin bisa mereka dapatkan, dan lain
sebagainya. Ketika kamu memberikan saran atau ide yang menarik perhatian
mereka, maka secara tidak langsung kamu telah memberikan kesan kepada
mereka bahwa kamu memiliki banyak pengetahuan. Jadi, ketika mereka
membutuhkan sesuatu, maka mereka akan menghubungi kamu.

11. Berikan mereka motivasi 

Ketika kamu sedang berkomunikasi dengan orang yang lebih muda dari kamu,
atau kehidupannya lebih sulit dari kamu karena biasanya mereka akan
menganggap kamu lebih baik dari mereka. Untuk itu, motivasi yang kamu
berikan mungkin saja akan menggugah semangat mereka agar bekerja lebih giat
dan menjalani hidup dengan lebih semangat. Yakinkan mereka bahwa mereka
pasti mampu menghadapi setiap masalah yang mereka hadapi, sehingga
mereka akan menjadikan kamu sebagai teman.

12. Percaya dirilah 

Percaya dirilah kamu ketika sedang berkomunikasi dengan orang lain dengan
cara menunjukkan suara dan bahasa tubuh yang lebih bersemangat dan lebih
berenergi positif. Tapi jangan pula kamu terlalu berlebihan sehingga peran
mereka sebagai lawan bicara menjadi tidak terlihat. Apapun yang terlalu
berlebihan, efek atau akibatnya akan kembali kepada diri kamu sendiri.

13. Panggilah mereka dengan sopan

Seperti menyebutkan nama mereka dengan baik, atau misalnya dengan


memanggil mereka dengan sebutan ” Bro “, ” Guys”, ” Boss “, ” Sobat” dan
panggilan lainnya yang membuat mereka senang dan terlihat akrab. Ketika kamu
memanggil mereka dengan baik, mereka akan menganggap bahwa kamu sudah
menjadi teman mereka. Jangan pernah memanggil lawan bicara dengan kata-
kata yang kurang sopan dan tidak enak didengar.

14. Ajak mereka menjalin hubungan yang lebih erat 

Dengan cara misalnya mengajak mereka makan atau bersama, mengajak


mereka pergi berwisata, mengajak mereka untuk mampir kerumah kamu, dan
ajakan lainnya. Meskipun mereka menolak tawaran kamu, mereka akan merasa
tersanjung dengan apa yang kamu tawarkan serta disisi lain, mereka akan
menganggap kamu memiliki keberanian menjalin persahabatan dengan baik
kepada siapa saja.

15. Jangan pernah terlambat datang

Ketika ingin melakukan komunikasi atau pembicaraan dengan mereka pada


lokasi yagn telah ditentukan. Ketika kamu datang lebih awal atau tepat waktu,
maka hal ini akan memberikan mereka kesan bahwa, ketika berkomunikasi kamu
sangat menghargai mereka dan mendengarkan mereka.

Ringkasan :

Teknik komunikasi efektif yang harus di lakukan saat komunikasi sedang berlangsung.

1. Berbicaralah dengan antusias 

2. Berikan pertanyaan yang bersifat terbuka

3. Gunakan bahasa tubuh

4. Sanung dan pujilah mereka

5. Dengarkan semua yang mereka katakana

6. Beri tatapan mata

7. Bukalah dirikamu seterbuka mungkin

8. Jangan gunakan kata aku atau saya

9. Tersenyumlah kepada mereka

10. Berikan saran yang bermanfaat

11. Berikan mereka motivasi

12. Percaya dirilah

13. Panggilah mereka dengan sopan


14. Ajak mereka menjalin hubungan yang lebih erat

15. Jangan pernah terlambat datang

Tugas Mandiri :
1. Sebutkan 15 teknik komunikasi efektif?
2. Jelaskan dari teknik berbicara dengan antusias?
3. Jelaskan dari teknik bertatap mata?

BAB V

HAMBATAN KOMUNIKASI DAN


PENERAPAN KOMUNIKASI BERDASARKAN TINGKAT USIA

1. Hambatan Komunikasi
Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi atau mengganggu
tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dapat mempersulit
dalam mengirim pesan yang jelas, mempersulit pemahaman terhadap pesan yang
dikirimkan, serta mempersulit dalam memberikan umpan balik yang sesuai.
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan
personal, hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan
lingkungan
a. Hambatan personal
Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta
komunikasi, baik komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan
personal dalam komunikasi meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias,
dan lain-lain.
b. Hambatan kultural atau budaya
Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan
latar belakang yang berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami
perbedaan dalam hal nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh
orang lain.
Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan
keyakinan. Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak
menggunakan bahasa yang sama, atau tidak memiliki tingkat kemampuan
berbahasa yang sama.
Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa
yang tidak sesuai atau ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau
“prokem” atau “alay” yang tidak dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak
berkomunikasi.
Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa
adalah situasi dimana percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun
kerangka referensi yang dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal yang
menjadi topik pembicaraan.

c. Hambatan fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi.
Hambatan fisik komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar individu,
dan radio. Hambatan fisik ini pada umumnya dapat diatasi.
Adapun hambatan fisik berupa kecacatan seperti bisu dan tuli, sehingga
mempemgaruhi penyempaian pesan atau mengurangi efektivitas komunikasi.

d. Hambatan lingkungan
Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai
peserta komunikasi. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut
mempengaruhi proses komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan oleh
komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu
latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan
ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu.

2. Penerapan Komunikasi Berdasarkan Tingkat Usia

Perkembangan komunikasi, mulai bayi, toddler dan prasekolah, usia sekolah,


remaja, dan dewasa/lansia.

a. Penerapan komunikasi pada bayi (0 – 1 tahun)


Bagaimanakah bayi berkomunikasi?
Sesaat setelah bayi dilahirkan dan ibu diizinkan menggendong si kecil
dalam dekapannya, itulah awal seorang ibu berkomunikasi dengan
bayinya. Meskipun baru dilahirkan, bayi bisa dengan cepat belajar
mengenali dunianya melalui pancaindranya.
Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu
mereka berkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginannya melalui
komunikasi nonverbal. Bayi akan tampak tenang serta merasa nyaman
dan aman jika ada kontak fisik yang dekat, terutama dengan orang yang
dikenalnya (ibu). Tangisan bayi itu adalah cara bayi memberitahukan
bahwa ada sesuatu yang tidak enak ia rasakan, misalnya lapar, popok
basah, kedinginan, lelah, dan lain-lain.
b. Penerapan komunikasi pada kelompok toddler (1—3 tahun) dan
prasekolah (3-6 tahun)
Pada kelompok usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara
verbal ataupun nonverbal. Anak sudah mampu menyatakan keinginan
dengan menggunakan kata-kata yang sudah dikuasainya. Ciri khas anak
kelompok ini adalah egosentris, yaitu mereka melihat segala sesuatu
hanya berhubungan dengan dirinya sendiri dan melihat sesuatu hanya
berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Anak tidak mampu membedakan
antara kenyataan dan fantasi sehingga tampak jika mereka bicara akan
banyak ditambahi dengan fantasi diri tentang obyek yang diceritakan.
Contoh implementasi komunikasi dalam keperawatan sebagai
berikut.
1) Memberi tahu apa yang terjadi pada diri anak.
2) Memberi kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan
yang akan digunakan.
3) Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika anak tidak menjawab,
harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana.
4) Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata, “jawab
dong”.
5) Mengalihkan aktivitas saat komunikasi, misalnya dengan memberikan
mainan saat komunikasi.
6) Menghindari konfrontasi langsung.
7) Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak.
8) Bersalaman dengan anak saat memulai interaksi karena bersalaman
dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas.
9) Mengajak anak menggambar, menulis, atau bercerita untuk menggali
perasaan dan fikiran anak.
c. Komunikasi pada usia sekolah (7—11 tahun)
Pada masa ini, anak sudah mampu untuk memahami komunikasi
penjelasan sederhana yang diberikan. Pada masa ini, anak akan banyak
mencari tahu terhadap hal-hal baru dan akan belajar menyelesaikan
masalah yang dihadapinya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
Pada masa ini, anak harus difasilitasi untuk mengekspresikan rasa takut,
rasa heran, penasaran, berani mengajukan pendapat, dan melakukan
klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas baginya. Contoh implementasi
komunikasi dalam keperawatan sebagai berikut.
1) Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan
menggunakan katakata
2) sederhana yang spesifik.
3) Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak.
4) Pada usia ini, keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural
dari objek tertentu sangat tinggi.
5) Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak
tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
d. Usia Remaja >11
Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja
(praremaja) sebenarnya lebih mudah. Pemahaman mereka sudah
memadai untuk bicara tentang masalah yang kompleks. Dalam
berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur
pembicaraan, mengatur, atau memegang kendali secara otoriter. Remaja
sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri tentang hal yang ia
bicarakan pada.
Contoh respons yang sering diungkapkan oleh orang tua kepada
anaknya yang bisa menyebabkan terputusnya komunikasi adalah
mengancam, memperingatkan; memerintah; menilai, mengkritik, tidak
setuju, menyalahkan; menasihati, menyelesaikan masalah; menghindar,
mengalihkan perhatian, menertawakan; mendesak; memberi kuliah,
mengajari; mencemooh, membuat malu; menyelidiki, mengusut; serta
memuji, menyetujui
e. Usia Dewasa/Lansia
Komunikasi pada dewasa sampai lansia adalah sulit dan perlu
pendekatan khusus. Pengetahuan yang dianggapnya benar tidak mudah
digantikan dengan pengetahuan baru. Kepada orang dewasa sampai
lansia, tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru.
1) Sikap komunikasi pada orang dewasa
Dalam berkomunikasi dengan lansia, diperlukan pengetahuan
tentang sikapsikap yang khas. Sikap-sikap psikologis spesifik pada
orang dewasa dalam komunikasi, yaitu menggunakan motivasi, tidak
perlu mengajari, gunakan perasaan dan pikiran orang dewasa/lansia,
bekerja sama untuk menyelesaikan masalah, serta memberikan
kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan pengalaman dan
memberi tanggapan sendiri terhadap pengalaman tersebut
2) Suasana komunikasi pada orang dewasa dan lansia
Seperti halnya remaja, orang dewasa dan lansia memerlukan
suasana saling menghormati, saling menghargai, saling percaya, dan
saling terbuka.
3) Teknik komunikasi pada orang dewasa dan penerapannya
Penyampaian pesan langsung tanpa perantara, saling
memengaruhi dan dipengaruhi, komunikasi secara timbal balik secara
langsung, serta dilakukan secara berkesinambungan, tidak statis, dan
selalu dinamis.

Ringkasan :
Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu mereka
berkomunikasi.
Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja (praremaja) sebenarnya
lebih mudah. Pemahaman mereka sudah memadai untuk bicara tentang masalah yang
kompleks. Dalam berkomunikasi dengan remaja

Komunikasi pada dewasa sampai lansia adalah sulit dan perlu pendekatan khusus.
Pengetahuan yang dianggapnya benar tidak mudah digantikan dengan pengetahuan
baru. Kepada orang dewasa sampai lansia, tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru.

Tugas Mandiri :

1. Jelaskan bagaimana bayi berkomunikasi ?


2. Jelaskan gejala-gejala penolakan lansia yang menyebabkan gagalnya komunikasi
dengan dewasa/lansia?
BAB VI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi setiap unsur komunikasi baik bersifat
positif maupun negatif. Faktor tersebut yaitu :
1. Kredibilitas pemberi pesan
Kredibiilitas terdapat dan berpengaruh pada sumber (komunukator) dalam
keberhasilan proses komunikasi , karena hal ini mempengaruhi tingkat
kepercayaan sasaran terhadap pesan yang disampaikan.
2. Isi Pesan
Pesan yang disampaikan hendaknya mengandung isi yang bermanfaat bagi
kebutuhan klien atau yang dapat memecahkan masalah klien.
3. Kesesuain dengan isi pesan
Pesan yang disampaikan harus berhubungan dengan kepentingan sasaran.
Karena itu dalam berkomunikasi dengan klien perawat harus memahami terlebih
dahulu permasalahan klien
4. Kejelasan pesan
Pesan yang tidak jelas akan membuat sasaran bingung sehingga tidak terjadi
perubahan perilaku dan klien tidak melakukan pesan yang diberikan oleh
perawat.
5. Kesinambungan dan Konsistensi
Agar pesan yang disampaikan bisa konsisten dan brkesinambungan, seorang
perawat perlu membuat perencanaan yang matang sebelum melakukan
intervensi atau berkomunikasi dengan klien. Disamping itu perlu adanya
pemahaman yang sama antara tenaga kesehatan yang tergabung dalam tim
agar informasi yang diberikan kepada klien sama atau konsisten agar terjadi
perubahan perilaku klien.
6. Saluran
Saluran terdapat dan berperan pada media. Media yang digunakan harus
disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan. Pemilihan media yang tepat
dapat meningkatkan pemahaman klien sehingga perubahan yang diharapkan
dapat tercapai.
7. Kapabilitas Sasaran
Kapabilitas sasaran terdapat pada komunikan dalam menyampaikan pesan,
komunikator harus memeperhitungkan kemampuan sasaran dalam menerima
pesan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial ekonomi, sosial budaya
dan sebagainya.

Ringkasan :

faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi adalah:


1. Kredibilitas pemberi pesan
2. Isi pesan
3. Kesesuaian dengan isi pesan
4. Kejelasan pesan
5. Kesinambungan dan konsistensi
6. Saluran Kapabilitas sasaran

Tugas Mandiri :

1. Jelaskan kreadibilitas pesan ?


2. Sebutkan faktor yang mempengaruhi komunikasi ?
3. Jelaskan kapabilitas saran ?
TOPIK VII

KOMUNIKASI DALAM KONTEKS SOSIAL DAN LATAR BELAKANG BUDAYA


(CULTURAL DIVERSITY) SERTA KEYAKINAN

A. Komunikasi Dalam Konteks Sosial


1. Pengertian dalam konteks sosial
Dalam kehidupannya, manusia senantiasa terlibat dalam aktivitas
komunikasi. Manusia mungkin akan mati, atau setidaknya sengsara
manakala dikucilkan sama sekali sehingga ia tidak bisa melakukan
komunikasi dengan dunia sekelilingnya. Oleh sebab itu komunikasi
merupakan tindakan manusia yang lahir dengan penuh kesadaran, bahkan
secara aktif manusia sengaja melahirkannya karena ada maksud atau tujuan
tertentu.
Memang apabila manusia dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya
seperti hewan, ia tidak akan hidup sendiri. Seekor anak ayam, walaupun
tanpa induk, mampu mencari makan sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya
pasti akan mati. Manusia tidak dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang
cukup untuk hidup sendiri.
Dapat dikatakan bahwa didalam kehidupan komunikasi adalah
persyaratan yang utama dalam kehidupan manusia. Tidak ada manusia yang
melepaskan hidupnya untuk berkomuikasi antar sesama. Dengan seperti itu,
komunikasi sosial sangat penting dalam kehidupan manusia pada umumnya
untuk membantunya berinteraksi dengan sesama, karena manusia tercipta
sebagai mahluk sosial.
Karena sifat manusia yang selalu berubah-ubah hingga kini belum dapat
diselidiki dan dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur didalam
masyarakat secara lebih mendalam dan terorganisir

2. Fungsi komunikasi social


Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bisa dipastikan
akan tersesat, karena ia tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan
sosial. Komunikasi yang memungkin individu membangun suatu kerangka
rujukan dan menggunakannya sebagai pantuan untuk menafsirkan, situasi
apapun yang ia hadapi. Komunikasi pula yang memungkinkannya
mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi
situasi-situasi problematik yang ia masuki. Tanpa melibatkan diri dalam
komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicar
sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradap, karena
cara-cara berprilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan
pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi. Implasif adalah
fungsi komunikasi sosial ini adalah fungsi komunikasi kultural. Para ilmuan
sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu mempunyai hubungan
timbal balik, seperti dua sisi dari satu mata uang. Budaya menjadi bagian dari
perilaku komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan,
memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya.
Fungsi komunikasi sosial bisa terbentuk dengan adanya pembentukan
dari dalam:pembentukan konsep diri, pernyataan eksistenssi diri dan untuk
kelangsungan hidup, memupuk hubungan & memperoleh kebahagiaan.

B. Komunikasi latar belakang budaya


1. Pengertian komunikasi budaya.
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara
orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras,
etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini.
Menurut Stewart L. Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah
komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam
arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).Kebudayaan
adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang
serta berlangsung dari generasi ke generasi. Hamid Mowlana
menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human flow across
national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi
internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan
berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan
komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-
orang yang berbeda budayanya.
Intercultural communication generally refers to face-to-face
interaction among people of diverse culture.
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa
komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem
simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka
dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya komunikasi
antarbudaya itu dilakukan:
a. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan
antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui
simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya
mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan
makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan;
b. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung dari persetujuan
antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat
untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama;
c. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun
bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita ;
d.  Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat
membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan
berbagai cara.
2. Fungsi-Fungsi Komunikasi Antarbudaya
a. Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan
melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
Pendeta Budha Jepang menyatakan identitas melalui baju yang
dikenakan
 Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa
perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan
identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan
berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku
berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial,
misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama,
maupun tingkat pendidikan seseorang.
 Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan
persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui
perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu
dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah
memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara
komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi
antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar
komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial
merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam
proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: saya
memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda
memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya
kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat
meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka.
 Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya
menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari
kebudayaan masing-masing.
 Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk
melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang
sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan
komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang
komplementer dan hubungan yang simetris.
Hubungan komplementer selalu dilakukan oleh dua pihak
mempunyai perlaku yang berbeda.
Perilaku seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku
komplementer dari yang lain. Dalam hubungan komplementer,
perbedaan di antara dua pihak dimaksimumkan. Sebaliknya
hubungan yang simetris dilakukan oleh dua orang yang saling
bercermin pada perilaku lainnya. Perilaku satu orang tercermin
pada perilaku yang lainnya.
b. Fungsi Sosial
 Pengawasan
Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek
komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan
yang berbada kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam
setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat
untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan.
Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang
menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang
terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah
konteks kebudayaan yang berbeda.
 Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi
komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda
budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara
mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui
pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling
menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga
menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula
oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.
 Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan
memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat
kepada masyarakat lain.
 Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses
komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian hula-hula
dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di
depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut
termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.

C. Komunikasi Keyakinan
1. Pengertian Komunikasi Keyakinan
Keyakinan agama dan Keyakinan Spiritual adalah bagian integral
dari keyakinan budaya seseorang dan dapat memperngaruhi keyakinan
klien mengenai penyebab penyakit, praktek penyembuhan, dan pilihan
tabib atau pemberi perawatan kesehatan.
Keyakian spiritual dan agama dapat menjadi sumber kekuatan dan
kenyamanan bagi klien.
Perawat yang memiliki keyakinan yang sama dengan kliennya
cenderung lebih mudah memahami dan mengambil tindakan untuk
menangani kliennya.
Perawat professional harus bisa memahami, mengantisipasi dan
mengambil tindakan yangtepat terhadap klien yang berbeda keyakinan
terhadap perawat tersebut. Contoh : Klien yang menolak memakan daging
dikarenakan oleh keyakinan yang dimiliki olehagamanya.Perawat harus
mengambil tindakan yang tepatbagaimana cara membujuk pasien
tersebut untuk memakan daging tersebut.Misalnya diberikan penjelasan
yang kuat mengenai alasan kenapa pasien tersebut harus makan daging.
Ringkasan :

Dalam kehidupannya, manusia senantiasa terlibat dalam aktivitas komunikasi. Manusia


mungkin akan mati, atau setidaknya sengsara manakala dikucilkan sama sekali
sehingga ia tidak bisa melakukan komunikasi dengan dunia sekelilingnya

Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang


memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau
gabungan dari semua perbedaan ini.

Keyakinan agama dan Keyakinan Spiritual adalah bagian integral dari keyakinan
budaya seseorang dan dapat memperngaruhi keyakinan klien mengenai penyebab
penyakit, praktek penyembuhan, dan pilihan tabib atau pemberi perawatan kesehatan.

Tugas Mandiri :

1. Jelaskan pengertian komunikasi sosial?


2. Sebutkan fungsi komunikasi sosial ?
3. Jelaskan pengertian Komunikasi keyakinan ?
TOPIK VIII

KOMUNIKASI DALAM KONTEKS PELAYANAN KESEHATAN KHUSUSNYA


KOMUNIKASI MULTIDISIPLIN

Multidisiplin Merupakan kombinasi dari berbagai disiplin ilmu berbagai disiplin ilmu
dalam tugas tidak harus bekerja secara terkoordinasi, dimana dalam pemecahan
masalah suatu masalah menggunakan berbagai sudut pandang yang relevan.
Penggabungan beberapa disiplin untuk untuk bersama–sama mengatasi masalah
tertentu.

Komunikasi kesehatan mengarah pada jalannya proses komunikasi dan pesan yang
menyelimuti isu kesehatan. Pengetahuan dalam bidang ini dapat dikategorikan
berdasarkan penekanannya ke dalam dua kelompok besar yaitu perspektif berdasarkan
proses dan perspektif berdasarkan pesan. Pendekatan berdasarkan proses menggali
cara-cara yang di dalamnya pemaknaan kesehatan dinyatakan, diinterpretasi dan
dipertukarkan, sebuah proses investigasi interaksi dan strukturasi simbolik yang
dikaitkan dengan kesehatan, sedangkan perspektif berbasis pesan terpusat pada
pembentukan pesan kesehatan yang efektif, juga mengenai usaha strategis untuk
menciptakan komunikasi yang efektif yang dapat mencapai tujuan para stakeholder
bidang kesehatan.

Ciri – ciri Muldisiplin :

• Setiap bagian ikut peran cukup besar,melakukan perencanaan pengelolan


bersama

• Setiap beraktivitas berdasarkan batasan ilmunya.

• Konseptual dan operasional terpisah – pisah

• Dalam pelayanan kesehatan, berbagai bidang ilmu berupaya mengintegrasikan


pelayanan untuk kepentingan pasien.namun setiap disiplin membatasi diri secara
tegas.
Contoh multidisiplin

Ahli gizi Ilmu gizi

Neurologi Ilmu Saraf

Ilmu Farmasi
Farmasi

Ringkasan :

Multidisiplin Merupakan kombinasi dari berbagai disiplin ilmu berbagai disiplin ilmu
dalam tugas tidak harus bekerja secara terkoordinasi, dimana dalam pemecahan
masalah suatu masalah menggunakan berbagai sudut pandang yang relevan.
Penggabungan beberapa disiplin untuk untuk bersama–sama mengatasi masalah
tertentu.

Ciri – ciri Muldisiplin :

• Setiap bagian ikut peran cukup besar,melakukan perencanaan pengelolan


bersama

• Setiap beraktivitas berdasarkan batasan ilmunya.

• Konseptual dan operasional terpisah – pisah

• Dalam pelayanan kesehatan, berbagai bidang ilmu berupaya mengintegrasikan


pelayanan untuk kepentingan pasien.namun setiap disiplin membatasi diri secara
tegas.

Tugas Mandiri :
1. Jelaskan pengertian multidisiplin ?
2. Jelaskan berapa ciri-ciri multidiiplin ?
3. Sebutkan apa saja ciri-ciri multidisiplin ?
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy 2008. Membangun Komunikasi Kesehatan di Indonesia. Pidato


pengukuhan jabatan guru besar dalam ilmu komunikasi pada fakultas ilmu
komunikasi Unpad Bandung.

DeVito, J.A. 1997. Komunikasi Antarmanusia, penj. Agus Maulana. Jakarta:


Professional Book.

Kozier dan Erb. 1999. Fundamental of Nursing: Concept and Practice. St. Louis: Mosby.

Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan: Aplikasi dalam Keperawatan. Yogyakarta:


Graha Ilmu.
Taylor, C; C. Lillis, dan P. LeMone. 1989. Fundamental of Nursing: The Art and Science
of Nursing Care. Philadelphia: J.B. Lippincott.

Stuard, G.W., dan M.L. Laraia. 1998. Principle and Practice of Psychiatric Nursing. St.
Louis: Mosby.

Website
http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/10/komunikasi-pada-anak.html.

Anda mungkin juga menyukai