Home Group 3
UNIVERSITAS INDONESIA
2016
Abstraks
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari pengirim melalui suatu media tertentu kepada
penerima. Proses komunikasi yang baik tercapai ketika penerima memiliki makna pesan yang sama
dengan yang dimaksud oleh pengirim. Namun komunikasi akan terhambat jika mengalami gangguan
seperti teknis, psikologis, status, kerangka berpikir dan budaya yang menyebabkan adanya perbedaan
pesan yang diterima dengan yang dikirim. Bentuk komunikasi ada yang bersifat agresif, asertif dan
submisif. Penyampaian komunikasi sangat beragam tergantung situasi dan kondisi yangdihadapi.
Umumnya komunikasi dibagi menjadi komunikasi interpersonal,kelompok, publik, dan massa. Tujuan
akhir kita adalah untuk mengetahui proses komunikasi efektif yangdiaplikasikan nantinya di dunia
kesehatan. Bagi kita sebagai seorang dokter dimasa depan, kita akan berhadapan dengan pasien-pasien
yang unik ada yang normal maupun berkebutuhan khusus. Pasien yang berkebutuhan khusus bermacam-
macam ada yang memiliki gangguan pendengaran, pasien lanjut usia atau pasien yang sedang marah.
Kemampuan kita berkomunikasi sebagai seorang dokter juga ketika menyampaikan kabar buruk bagi
keluarga pasien.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Prinsip komunikasi
2. Proses komunikasi efektif pada dunia kesehatan
3. Cara mengatisipasi suatu kejadian dalam dunia medis
4. Memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Kesehatan
5. Menambah wawasan bagi penulis maupun pembacanya
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
B. Unsur-unsur Komunikasi
C. Komponen Komunikasi
(Berlo, 1960) mengatakan bahwa terdapat setidaknya 4 komponen
pembentuk komunikasi ialah :
[S] Source, ialah sumber pengirim pesan
[M] Message, ialah pesan komunikasi yang ingin disampaikan
[C] Channel, ialah media atau saluran yang digunakan
[R] Receiver, ialah target sasaran komunikasi
D. Model Komunikasi
Model komunikasi dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan arah, di
antaranya :
1. Tahap arus komunikasi satu arah terjadi apabila penyampai pesan tidak
menerima respon dari penerima pesan. Seperti contoh saat komunikasi
publik atau pidato dan juga saat dosen menerangkan materi untuk tugas,
tapi dosen tidak memberi kesempatan mahasiswa untuk bertanya.
2. Tahap arus komunikasi dua arah
Terjadi ketikapenyampai pesan memberi informasi dan penerima
memberi respon terhadap pesan yang disampaikan. Contohnya saat
melakukan panggilan di telfon, dimana terjadi hubungan timbal balik.
3. Tahap arus komunikasi banyak arah
Ialah gabungan dari komunikasi satu arah dan dua arah yang biasa
disebut komunikasi massa karena lebih dari satu saluran yang dapat
membawa pesan,
Sementara model komunikasi berdasarkan peranannya dibedakan
menjadi 3, yaitu :
Model linier, dimana komunikasi berperan dalam menyampaikan suatu
pesan kepada orang lain
Model interaksi, dimana komunikasi dalam peranannya berlangsung
antara dua orang yang saling memberi umpan balik.
Model transaksional, dimana individu satu dengan yang lain melakukan
hubungan lebih dari sekedar interaksi yaitu melakukan proses sosial
dalam menjalani kehidupan.
E. Karakteristik Komunikasi
Adapun karakteristik komunikasi sebagai kerangka dasar terjalinnya
komunikasi, yaitu : Terjadinya proses simbolis, proses sosial, dan proses 1
arah atau 2 arah, bersifat koorientasi, purposif & persuasif, mendorong
interpretasi individu, adanya aktivitas pertukaran makna, serta terjadi dalam
konteks ruang dan waktu tertentu.
F. Konteks Komunikasi
Interpersonal, dimana komunikasi dilakukan oleh 2 atau 3 orang
dengan jarak fisik di antara mereka yang sangat dekat dengan sifat
umpan balik yang berlangsung cepat, serta memiliki tujuan atau
maksud komunikasi tidak berstruktur.
Kelompok, dimana komunikasi terjadi di antara kurang lebih sepuluh
orang.
Organisasi, dimana komunikasi berlangsung dalam organisasi baik
secara vertikal, horizontal, maupun diagonal.
Publik, dimana komunikasi dilangsungkan dengan melibatkan publik.
Contohnya ialah pada saat melakukan demonstrasi atau orasi turun ke
jalan.
Massa, ialah komunikasi manusia dengan menggunakan media sebagai
alat perantara. Seperti contohnya komunikasi pada media cetak (buku,
folder, pamflet, leaflet, dll) dan media elektronik (televisi, radio,
telepon, dll)
Interkultural, dimana komunikasi terjadi antar adat dan kebudayaan.
G. Fungsi Komunikasi
Menurut Willian I Gorden, selain memiliki karakter tentu
komunikasi juga memiliki beberapa fungsi yang di antaranya ialah :
1. Komunikasi sosial, dimana komunikasi berfungsi untuk menjalin
hubungan sosial.
2. Komunikasi ekspresif, dimana seseorang dapat mengungkapkan segala
ekspresi dan emosi nya.
3. Komunikasi ritual, dimana komunikasi terjadi tidak hanya dalam
hubungan antar sesama individu saja, tetapi juga terjadi antara manusia
dengan Tuhan nya dan dengan tradisinya.
4. Komunikasi instrumental, dimana komunikasi ini bertujuan untuk
memberikan informasi yang bersifat persuasif.
H. Faktor Komunikasi
Tidak hanya Dekker dan Sullivan, prinsip lain dari komunikasi juga
dikemukakan oleh Profesor komunikasi asal Universitas Padjajaran, Deddy
Mulyana ialah sebagai berikut:
A. Komunikasi verbal
B. Komunikasi nonverbal
1. Fase Awal (Entry Phase), yang dapat didefinisikan sebagai tahapan awal
interaksi antara orang asing. Fase awal dituntun oleh aturan dan norma
implisit dan eksplisit, seperti membalas ketika orang menyapa
2. Fase Personal (Personal Phase), atau tahap dimana partisipan mulai
berkomunikasi dengan lebih spontan dan membuka lebih banyak informasi
pribadinya. Fase personal dapat terjadi dalam perjumpaan awal, tetapi lebih
banyak terjadi setelah dilakukan beberapa interaksi.
3. Fase Akhir (Exit Phase), merujuk pada tahapan selama di mana individu
membuat keputusan mengenai apakah mereka ingin untuk melanjutkan
interaksi dengan pasangannya di masa yang akan datang. Meskipun semua
orang tidak memasuki sebuah tahapan dengan cara yang sama satau tetap
pada sebuah tahapan selama beberapa waktu, Berger dan Calabrase yakin
bahwa sebuah kerangka universal terbentuk untuk menjelaskan bagaimana
komunikasi interpersonal membentuk dan merefleksikan perkembangan
hubungan interpersonal.
D. Definisi Konseling
2. Sikap empati.
a) Dengarkan.
Biarkan pasien melepas kemarahannya. Cari fakta inti
permasalahannya, jangan lupa bahwa pada tahap ini kita
berurusan dengan perasaan dan emosi, bukan sesuatu yang
rasional. Emosi selalu menutupi maksud pasien yang
sesungguhnya.
Dengarkan dengan empati, bayangkan kita berada dalam posisi
pasien yang lelah, gelisah, sakit, khawatir akan vonis dokter, dll.
Fokus. Jauhkan semua hal yang merintangi konsentrasi kita pada
pasien (telepon, tamu lain, dll).
Ulangi setiap fakta yang dikemukakan pasien, sebagai tanda kita
benar-benar mendengarkan mereka.
d. Hambatan bahasa : hambatan ini sesuai namanya, dapat terjadi jika terdapat
perbedaan bahasa antara klien dan orang yang mengajak berbicara
(komunikator). Hambatan bahasa ini dapat berdampak pada kesalahpahaman
arti dan makna
a. Kultur dan budaya klien. Hal ini sangat penting; misalnya dengan mencari
tahu bagaimana definisi ‘hormat’ di budaya seorang klien. Misalnya, ada
yang harus dipanggil gelar tertentu baru seorang tersebut merasa nyaman
untuk berkomunikasi dengan kita
b. Apabila klien telah mendengar dan memahami apa yang kita coba
sampaikan. Hal ini menjadi pertimbangan, karena tersampaikan atau
tidaknya pesan pada geriatri/klien yang tidak ingin berkomunikasi
merupakan hal yang tidak mudah. Sehingga saat berkomunikasi, harus
dipertimbangkan betul cara komunikasi yang disukai/mudah dipahami klien
dan cara mencek apabila klien sudah memahami pesan
c) Anggap serius setiap ide atau pernyataan pasien yang menunjukkan keinginan
untuk bunuh diri, kemudian rujukklah pasien kepada professional yang sesuai
sebagai evaluasi dan penanganan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara global, definisi komunikasi ialah proses yang dilakukan antara dua orang
atau lebih dalam menyampaikan suatu pertanyaan atau membagi pesan kepada orang
lain untuk maksud dan tujuan bersama, serta dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Sehingga komunikasi kesehatan dapat dikatakan sebagai proses penyampaian pesan
kesehatan melalui media tertentu dengan tujuan mendorong perilaku manusia
tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status)
sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial.
Pada hakikatnya, komunikasi memiliki 5 unsur, yaitu komunikator, komunikan,
media, pesan, dan efek yangtentunya menjadi keutamaan dasar terjadinya komunikasi.
Model komunikasi dapat terjadi secara satu arah, dua arah, maupun banyak arah.
Sedangkan bentuk komunikasi ada 2, yaitu komunikasi antar individu (interpersonal)
dan komunikasi intrapersonal. Cara penyampaian komunikasi pun dibagi menjadi 2
jenis, yaitu verbal dan non verbal.
Selain konsep dasar komunikasi, terdapat prinsip komunikasi dan hambatan
komunikasi. Setiap waktu, hambatan komunikasi baik secara fisik, teknis, psikologis,
sosiologis, antropologis, bahasa dan persepsi perlu diperhatikan bahkan perlu
diminimalisir agar komunikasi dapat berlangsung secara optimal dan pesan yang
disampaikan oleh komunikator dapat diterima komunikan dengan baik.
Rasa positif dan percaya diri, empati, dukungan, kepercayaan, keterbukaan,
kontribusi dan asas penyamarataan juga menjadi aspek penting dalam ranah komunikasi
interpersonal, dimana hal tersebut juga berkaitan dengan proses interaksi konseling
antara klien dengan tenaga kesehatan juga bagaimana tenaga kesehatan mampu
menyampaian berita baik atau buruk kepada klien.
Tidak dapat dihindari juga, bahwa tenaga kesehatan akan banyak menemukan
pasien dengan kondisi khusus yang tentu berbeda dengan klien biasa seperti klien
pasif/depresif, klien agresif/marah, dan klien geriatrik pada lansia. Untuk itu juga perlu
adanya kemampuan komunikasi dengan harapan pasien dengan kondisi khusus tersebut
dapat memberikan respons yang baik pula kepada tenaga kesehatan yang
menanganinya.
3.2 Saran
Dalam berkomunikasi, setiap individu harus memperhatikan aspek-aspek dalam
berkomunikasi. Dengan memperhatikan aspek-aspek dalam komunikasi, maka
komunikasi tersebut dapat diterima dan berjalan dengan efektif serta tepat sasaran.
Apabila tidak memperhatikan aspek dalam komunikasi, maka akan terjadi kesalahan
komunikasi yang dapat menyebabkan memburuknya hubungan sosial antar sesama
manusia. Selain itu komunikasi tentunya tidak semudah apa yang dipikirkan,
pengetahuan berkomunikasi dan etik bagi tenaga kesehatan harus terus dikembangkan
supaya dapat menghadapi ragam pasien dalam berbagai kebutuhan medis.
Daftar Pustaka
Adler, R. B., & Rodman, G. (2006). Understanding human communication (9th ed.).
New York: Oxford University Press.
Cubin dan Dahl. (2007). Health Communication: Theory and Practice. USA : Open
University Press.
Garg, A., Buckman, R., Kason, Y., 1997. Teaching medical students how to break bad
news. Canada Medical Association Journal 1997; 156: 1159-64
Kelley, Amy S. Geritalk: Communication Skills Training for Geriatrics and Palliative
Medicine Fellows
King, H. V. n.d. Handling Violent or Aggressive Patients : A Plan for Your Hospital.
[Pdf] Available through: http:// familymedicine.ukzn.ac.za.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3288955/. Diakses tanggal 21
Februari 2016
Llyod, M. 2004.Communication Skills for Medicine. 2nd ed. New York: Churchill.
Nasir, A., Muhith, A., Sajidin, M., & Mubarak, W. I. (2009). Komunikasi dalam
keperawatan: teori dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
West, Richard and Turner, Lynn H., 2007. Introducing Communication Theory:
Analysis and Application, 3rd ed. New york: McGraw-Hill