Anda di halaman 1dari 20

BATU GINJAL

Oleh : Jujuk Anton Cahyono, S.Si., M.Sc


Definisi

 Benda padat yang


dibentuk di saluran
urin dan ditemukan di
pelvis renis, ureter
dan kandung kemih,
dapat dikeluarkan
bersama urin atau dg
cara operasi
 Terbentuk akibat
kejenuhan air seni,
gangguan keasaman
(pH) ginjal
Nama lain
 Nephrolithiasis
 Kidney stones
 Renal stones
 urinary stones
 Urolithiasis
 Ureterolithiasis
 Kidney calculi
 Renal calculi
 Ureteral calculi
 Urinary calculi
 Acute nephrolithiasis
 Urinary tract stone
disease
Penyebab

 Genetik (keturunan), riwayat sakit batu ginjal sebelumnya,


 Kurang minum
 Aktivitas yang banyak mengeluarkan keringat
 Cuaca panas yang menyebabkan volume cairan tubuh cepat
berkurang
 Jenis pekerjaan, olahraga, atau hobi yang memicu dehidrasi.
 Konsumsi obat tertentu pemicu terbentuknya batu ginjal,
misalnya: obat-obat sulfa
 Penyakit dan gangguan metabolisme tubuh, seperti:
hiperparatiroidisme, hypercalciuria (peningkatan penyerapan
kalsium di usus), penyakit rematik (asam urat atau gout
artritis), penyakit usus.
 Kelainan anatomis (bentuk) ginjal dan salurannya. Batu
kalsium, batu asam urat,
Gejala

 Bisa tanpa keluhan sama sekali


 Nyeri kolik, yang terasa di satu sisi pinggang atau perut,
dapat menjalar ke alat kelamin (buah pelir, penis, vulva),
 Nyeri ginjal (renal colic), yang terasa di pinggang
 Mual dan muntah.
 Nyeri kandung kemih (buli-buli), terasa di bawah pusat.
 Urgensi (rasa ingin kencing sehingga terasa sakit)
 Disuria (rasa nyeri saat kencing atau sulit kencing)
 Polakisuria (frekuensi kencing yang lebih sering dari
biasanya)
 Hematuria (terdapat darah / sel darah merah di urine)
 Anuria (produksi air seni < 200 cc/hari)
 Oliguria (produksi air seni < 600 cc/hari).
Pemeriksaan Penunjang

 Analisis batu
 Urin tampung 24 jam, urinalisis
 Hitung sel darah lengkap (complete blood cell
count)
 Kimia darah, meliputi: kadar elektrolit, kalsium,
fosfat, asam urat, dan kreatinin serum
 Analisis hormon paratiroid.
 Ultrasonografi, foto rontgen perut (plain film
radiography), IVP (intravenous pyelography), CT
scan, MRI (Magnetic Resonance Imaging).
Pemeriksaan Makroskopis

Yang diperhatikan :
 Jumlah batu
 Ukuran
 Warna
 Kekerasan
 Bentuk permukaan
Akan memberikan petunjuk susunan kimia batu
Pemeriksaan Makroskopis

Interpretasi warna :
Batu Pengamatan
Batu Urat Multipel, besarnya beberapa mm – ½ cm, bentuk
bundar, permukaan halus
Batu Fosfat & Ukuran besar (beberapa cm garis tengahnya), warna
Carbonat seperti kapur, bentuk nya merupakan tuangan dari
tempat pembentukannya
Batu Oxalat Agak berkilauan halus, bertonjolan kecil-kecil

Batu Cystine Kecil, multipel


Jenis Batu Ginjal
Pemeriksaan Kimia

 Batu digerus halus


 Jika ukuran besar, dibelah memakai gergaji guna
memperhatikan struktur batu
 Dilakukan pemeriksaan : Asam urat, Fosfat, oxalat, carbonat,
Cystine, Calsium, Magnesium dan Amonium
 Pemeriksaan Ca, Mg dan gugusan amonium diperlukan
ekstrak batu dalam HCl : gerusan batu + HCl 10 %, disaring.
Pemeriksaan Asam Urat

 Gerusan batu dimasukkan ke tabung kecil


 Ditetesi 1 tetes larutan Na2CO3 20 % dan 2 tetes reagen asam
urat (berisi fosfowolframat)
 Reaksi positif akan segera terbentuk warna biru tegas
Pemeriksaan Fosfat

 Gerusan batu dimasukkan ke tabung kecil


 Ditambah 4-5 tetes larutan amonium molibdat, dipanaskan di
atas nyala api
 Reaksi positif terbentuk endapan kuning

 Larutan amonium molibdat : 3,5 g amonium molibdat dalam


75 ml aquades. Ditambah 25 ml HNO3 pekat
Pemeriksaan Oxalat

 Gerusan batu dimasukkan ke tabung kecil


 Ditambah beberapa tetes HCl 10% dan sedikit bubuk MnO2.
 Reaksi positif terbentuk gas dari dasar tabung
Pemeriksaan Carbonat

 Gerusan batu dimasukkan ke tabung kecil


 Ditambah HCl 10% dengan jumlah berlebih
 Reaksi positif terbentuk gas CO2 secara menyeluruh dalam
campuran
Pemeriksaan Cystine

 Gerusan batu dimasukkan ke tabung kecil


 Ditambah 1 tetes NH4OH dan 1 tetes NaCN 5% (dibuat baru),
diamkan 5 menit
 Ditambah bbrp tetes larutan Na-nitroprussida 5% (dibuat
baru)
 Reaksi positif terbentuk warna merah
Pemeriksaan Calsium

 Filtrat dicampur dengan NaOH 20 %


 Positif bila terbentuk presipitat putih
Pemeriksaan Magnesium

 Filtrat dicampur dengan NaOH 20 % spy larutan alkali


 Ditambah reagen Mg (1 mg p-nitobenzena-azoresorcinol
dalam 100 ml larutan NaOH 1 N)
 Positif bila terjadi perubahan warna dari merah menjadi biru
Pemeriksaan Amonium

 Filtrat dicampur dengan NaOH 20 % spy larutan alkali


 Ditambah beberapa tetes reagen Nessler
 Positif bila terbentuk presipitat kuning coklat

Anda mungkin juga menyukai