Anda di halaman 1dari 29

BATU SALURAN KEMIH

(UROLITHIASIS)
DEFINISI

Batu saluran kemih ( urolithiasis) adalah


adanya batu didalam saluran kemih, mulai dari Istilah penyakit batu
bedasarkan letak batu
ginjal hingga uretra, dimana komposisi batu antara lain:
1) Nefrolithiasis
yang terbentuk dapat terdiri atas salah satu 2) Ureterolithiasis
3) Vesikolithiasis
atau campuran dari asam urat ,kalsium oksalat, 4) Uretrolithiasis
kalsium fosfat, sistin, struvit, atau xantin.
EPIDEMIOLOGI
 Penyakit ketiga terbanyak di bidang urologi. (setelah ISK dan
BPH)
 Di seluruh dunia rata-rata 1-12% penduduk.

 Di negara berkembang  >> batu buli – buli

 Di negara maju  >> batu saluran kemih bagian atas

 Laki-laki lebih sering dibandingkan wanita (3:1) dengan puncak


insidensi antara dekade keempat dan kelima
ETIOLOGI

 Gangguan aliran urin (urin stasis)

 Gangguan metabolik

 Infeksi saluran kemih

 Dehidrasi

 Idiopatik
FAKTOR RISIKO
FAKTOR INTRINSIK FAKTOR EKSTRINSIK
• Herediter • Geografi  stone Belt (sabuk batu)
• Umur  paling sering usia 30-50 tahun • Iklim dan tempratur
• Jenis kelamin  laki-laki : perempuan • Asupan air  kurangnya asupan air dan
(3:1) tingginya kadar mineral kalsium pada air
yang dikonsumsi
• Diet  banyak purin, oksalat dan kalsium
• Pekerjaan  banyak duduk / kurang
aktifitas / sedentary life
TEORI PROSES PEMBENTUKAN
BATU SALURAN KEMIH
TEORI NUKLEASI TEORI INHIBISI TEORI
YANG MATRIKS BATU
BERKURANG

Terdiri atas kristal Terbentuk atau Pada


presipitasi pembentukan
–kristal tidaknya batu di urin seringkali
Dipengaruhi oleh :
salam saluran terbentuk matriks
yang merupakan
• Suhu kemih ditentukan sekresi dari
• PH larutan oleh adanya tubulus ginjal dan
• Konsentrasi solut dalam urin berupa protein
• Laju aliran urin keseimbangan (albumin, globulin
• Korpus alienum antara zat dan mukoprotein)
pembentuk batu
Agregasi nukleasi dan inhibitor

Menempel pada epitel saluran kemih


(membentuk retensi kristal)
KLASIFIKASI BATU
KLASIFIKASI BATU
• Paling banyak dijumpai  70-80%
BATU KALSIUM • Terdiri dari  kalsium oksalat, kalsium fosfat, campuran
• Bentuk bergerigi

Faktor terjadinya batu kalsium


hiperkalsiuria Kadar kalsium urin >250-300 mg/hari Penyebab :
Adanya gangguan pada
1. Absorbsi
2. Renal
3. resorptif

hiperoksaluria Ekskresi oksalat urine > 45 gr/hari • Gangguan usus


• Konsumsi oksalat >>
hiperurikosuria Kadar asam urat dalam urine > 850 mg/24 Konsumi purin >>
jam
hipositraturia • Penyakit RTA (renal tubular asidosis)
• Pemakaian diuretik golongan thiazide jangka lama
hipomagnesuria Penyakit inflamasi usus (inflamatory bowel disease)
KLASIFIKASI BATU
BATU STRUVIT = BATU INFEKSI
Kuman golongan pemecah urea
(urea splitter) = enzim urease

Proteus Spp, Klebsiella, Serratia,


Enterobakter, Pseudomonas, dan CO(NH2)2 + H20  2NH3 + CO2
Stafilokokus

Urine menjadi basa


Garam Magnesium,amonium fosfat, karbonat  Batu triple-phospat (Ca, Mg, NH4)
• Batu magnesium amonium fosfat (MAP)
[MgNH₄PO₄.H₂O]
• karbonat apatit [Ca₁₀[PO₄]₆CO₃]
KLASIFIKASI BATU
BATU ASAM URAT
 5-10% dari seluruh batu saluran kemih

 75-80% asam urat murni, sisanya campuran kalsium oksalat

Faktor predisposisi

- Penyakit gout,

- Terapi antikanker, obat urikosurik (sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat)

- kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein


METABOLISME ASAM URAT

• Diet purin Asam inosinat hipoxantin


• Metabolisme endogen
Xantin oxidase

xantin
Xantin oxidase
Pada manusia
Ekskresikan ke dalam urin :
- Asam urat bebas  batu asam urat Asam urat
- Garam urat  + natrium  natrium urat
Urikase  tidak ada
(> larut dalam air)
pada manusia

Allantoin
(larut dalam air)
FAKTOR PENYEBAB
• Urin yang bersifat asam (pH <6)
• Volume urin sedikit (<2L/hari), dehidrasi
• Hiperurikosuria  Kadar asam urat dalam urine > 850 mg/24 jam

SIFAT BATU
• Ukuran batu  bervariasi  besar : staghorn (mengisi seluruh pelvikalises ginjal)
• Bentuk batu  Batu bulat, halus  seringkali keluar spontan

PENCEGAHAN

 minum banyak (usahakan produksi urin 1500-2000


mL/hari)

 Pemeriksaan pH urin setiap hari dengan kertas


nitrazin (alkalinisasi urin  pertahankan PH diantara
6,5-7

 Pemeriksaan kadar asam urat darah secara berkala


(bila hiperurisemia, konsumsi obat inhibitor xanthin
oksidase allupurinol
BATU JENIS LAIN

• Batu sistin  kelainan absorpsi sistin di mukosa usus

• Batu xanthin  defisiensi enzim xanthin oxidase

• Batu silikat  penggunaan antasida berlebihan atau jangka panjang


PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Urin:
 Leukosituria, hematuria, kristal pembentuk batu

 Bakteriuri (nitrit), Ph urin

 Kultur urin

Pemeriksaan Darah :
 Hemoglobin

 Leukosit

 Ureum & Kreatinin

 Asam urat
 Foto polos abdomen (BNO)  melihat batu radioopak
Jenis batu Radioopasitas
Kalsium Opak
MAP Semiopak
Urat/sistin Non-opak

BNO POLOS NORMAL NEFROLITHIASIS SINISTRA


 Pielografi intravena (IVP)  menilai anatomi dan fungsi
ginjal, deteksi batu semi opak / non opak
• Batu lucent
pada pelvis
ginjal kanan
 USG

- Bila IVP tidak memungkinkan

- Dapat melihat semua jenis batu


 CT Urografi tanpa kontras

- Standar baku untuk evaluasi batu pada ginjal dan traktus urinarius,
termasuk batu asam urat

- Sensivitas dan spesivitas terbaik


TATALAKSANA

Tujuan tatalaksana :
Terapi konservatif / ESWL(Extracorporeal
1. Mengurangi nyeri terapi ekspulsif Shockwave
medikamentosa Lithotripsy)
2. Menghilangkan batu yang sudah ada
3. Mencegah pembentukan batu
berulang
endoneurologi Pembedahan
• Ukuran batu < 5 mm  batu keluar spontan
Terapi konservatif /
terapi ekspulsif • Tujuan  mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin
medikamentosa (+ diuretikum), minum banyak

Terapi konservatif
1. Peningkatan asupan minum dan pemberian diuretik  target diuresis 2liter/hari
2. α-blocker  nifedipin, tamsulosin
3. NSAID

syarat lain untuk observasi adalah :


1. berat ringannya keluhan pasien
2. ada tidaknya infeksi dan obstruksi
3. Ada tidaknya kolik berulang atau ISK

Pemantauan berkala setiap 1-14 hari


sekali selama maksimal 6 minggu
INDIKASI PENGELUARAN BATU SALURAN KEMIH (EAU 2014)
Didasarkan pada :
• KEMUNGKINAN KECIL UNTUK BATU KELUAR SPONTAN
• ukuran,
• OBSTRUKSI SALURAN KEMIH PERSISTEN • lokasi,
• UKURAN BATU > 15 MM • ada tidaknya infeksi,
• INFEKSI • fungsi ginjal

• NYERI MENETAP ATAU BERULANG


Tujuan tatalaksana :
• DISERTAI INFEKSI
1. Mengurangi nyeri
• BATU METABOLIK YANG CEPAT TERBENTUK
2. Menghilangkan batu yang sudah ada
• ADANYA GANGGUAN FUNGSI GINJAL 3. Mencegah pembentukan batu

INDIKASI SOSIAL berulang


Menggunakan gelombang kejut yang dialirkan melalui
ESWL(Extracorporeal
air dan dipusatkan pada batu  batu diharapkan pecah
Shockwave
Lithotripsy) menjadi ukuran < 2mm  keluar bersama urin

• Diperkenalkan pertama kali oleh Caussy (1980)


• Non invasif
• Dapat menimbulkan nyeri kolik dan hematuria
• Kontraindikasi  hamil, perdarahan diastesis, ISK tidak terkontrol, obesitas berat, aneurisma arteri
sekitar batu, obstruksi anastomosis distal dari batu
endoneurologi

• Invasif minimal  memecah dan mengeluarkan batu,


melalui alat yang dimasukan langsung ke dalam saluran
kemih
• Macam tindakan:

1. Percutaneous Nephro Litholapaxy (PNL)

2. Litotripsi

3. Ureteroskopi/URS (uretero-renoskopi)

4. Ekstraksi Dormia
Percutaneous Nephro Litholapaxy (PNL)

Pengeluaran batu saluran ginjal

Litotripsi

Memecah batu buli-buli atau uretra


Ureteroskopi/URS (uretero-renoskopi)

Melihat keadaan ureter dan sistem


pelvikalises

Ekstraksi dormia

Mengeluarkan batu ureter dengan menjaring


melalui alat keranjang dormia
Pembedahan

Indikasi Pembedahan :
• Batu kaliks  adanya hidrokaliks, kasus nefrolithiasus kompleks, tidak berhasil dengan ESWL
• Batu Pelvis  Jika terjadi hidronefrosis, infeksi, atau nyeri hebat, batu staghorn
• Batu ureter  telah terjadi gangguan fungsi ginjal, nyeri hebat, terdapat impaksi ureter
• Batu buli  ukuran > 3 cm

Berupa :
- Pielolitotomi atau nefrolitotomi (mengambil batu saluran ginjal)
- Ureterolitotomi (batu ureter)
 ginjal sudah tidak berfungsi
- Vesikolitotomi (batu vesika urinaria)
 Berisi nanah (Pionefrosis)
- Nefrektomi atau pengambilan ginjal  jika :
 Korteks sudah sangat tipis
 Mengalami pengkerutan
REKOMENDASI PILIHAN METODE AKTIF
PENGELUARAN BATU URETER
(IAUI 2007 DAN EAU 2004)

LOKASI UKURAN LINI PERTAMA LINI KEDUA


Ureter < 10 MM SWL URS atau
Proksimal Uretero
(di atas litotomi
pelvic brim)
> 10 MM URS atau SWL
Ureterolitotomi
Ureter < 10 MM URS atau SWL Uretero
Distal litotomi
(di bawah
pelvic brim) > 10 MM URS Uretero
Litotomi
atau SWL
PENCEGAHAN
 Angka kekambuhan rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50%
dalam 10 tahun.
 Didasarkan pada  Analisis batu

Pencegahan umum

1. menghindari dehidrasi (produksi urin 2-3L/hari)

2. diet (rendah protein, oksalat, garam, dam purin)

3. aktivitas harian cukup

4. medikamentosa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai