Anda di halaman 1dari 71

BATU SALURAN KEMIH

STASE UROLOGI
PERIODE NOVEMBER 2022
DEFINISI

 Batu ginjal terbentuk di dalam ginjal, dan disebut


nefrolitiasis.

 Urolitiasis adalah suatu kondisi yang terjadi ketika


batu ini keluar dari pelvis ginjal dan pindah ke sistem
pengumpul urin, yang meliputi ureter, kandung kemih,
dan uretra.

Sumber :
Thakore P, Liang TH. Urolithiasis. [Updated 2022 Jun 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559101/
EPIDEMIOLOGI

Kejadian batu tergantung pada Tingkat prevalensi untuk batu


faktor geografis, iklim, etnis, saluran kemih bervariasi dari
diet, dan genetik. 1% sampai 20%.

Di negara-negara dengan
standar hidup yang tinggi Untuk beberapa daerah,
seperti Swedia, Kanada atau peningkatan lebih dari 37%
Amerika Serikat, prevalensi dari 20 tahun terakhir telah
batu ginjal sangat tinggi (> dilaporkan.
10%).

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


ETIOLOGI

Gangguan aliran urin


Gangguan metabolik Infeksi saluran kemih
(urin stasis)

Dehidrasi Idiopatik

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


FAKTOR RESIKO

• Status risiko pembentuk batu sangat menarik karena menentukan


kemungkinan kekambuhan.
• Sekitar 50% dari pembentuk batu berulang hanya memiliki satu kekambuhan
seumur hidup.
• Tingkat kekambuhan 26% dalam waktu lima tahun.
• Jenis batu dan tingkat keparahan penyakit menentukan berisiko rendah atau
tinggi terjadinya pembentukan batu.

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


FAKTOR RISIKO

FAKTOR INTRINSIK FAKTOR EKSTRINSIK

• Herediter • Geografi
• Umur  paling sering usia 30-50 tahun • Iklim dan tempratur
• Jenis kelamin  laki-laki : perempuan • Asupan air  kurangnya asupan air dan
(3:1) tingginya kadar mineral kalsium pada air
yang dikonsumsi
• Diet  banyak purin, oksalat dan kalsium
• Pekerjaan  banyak duduk / kurang
aktifitas / sedentary life

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


FAKTOR RISIKO

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


FAKTOR RISIKO

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


TEORI PEMBENTUKAN BATU

• Teori Nukleasi
• Teori Inhibitor
TEORI PROSES PEMBENTUKAN
BATU SALURAN KEMIH

TEORI NUKLEASI

Terdiri atas kristal presipitasi


–kristal
Dipengaruhi oleh :
• Suhu
• PH larutan
• Konsentrasi solut dalam urin
• Laju aliran urin
• Korpus alienum

Agregasi nukleasi

Menempel pada epitel saluran kemih Sumber :


(membentuk retensi kristal) Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi
TEORI PROSES PEMBENTUKAN
BATU SALURAN KEMIH

TEORI INHIBITOR

 Terbentuk atau tidaknya batu di salam saluran kemih ditentukan oleh adanya keseimbangan antara
zat pembentuk batu dan inhibitor.
 Inhibitor adalah zat-zat yang mampu mencegah timbulnya batu.
 Dikenal beberapa zat yang dapat menghambat terbentuknya batu yaitu :
 Ion magnesium (Mg )
 Sitrat
 Glikosaminoglikan (GAG)
 protein Tamm Horsfall (THP) atau uromukoid
 Nefrokalsin
 Osteopontin

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


TEORI PROSES PEMBENTUKAN
BATU SALURAN KEMIH

Glikosaminoglikan (GAG),
protein Tamm Horsfall (THP)
Ion magnesium (Mg ) Sitrat
atau uromukoid, nefrokalsin,
dan osteopontin
• Mg dapat menghambat • Sitrat jika berikatan dengan ion • Senyawa organik ini mampu
pembentukan batu karena jika kalsium (Ca ) membentuk bertindak sebagai inhibitor
berikatan dengan oksalat, garam kalsium sitrat  jumlah dengan cara menghambat
membentuk garam magnesium kalsium yang akan berikatan pertumbuhan kristal,
oksalat  jumlah oksalat yang dengan oksalat ataupun fosfat menghambat agregasi kristal,
akan berikatan dengan kalsium berkurang maupun menghambat retensi
(Ca ) untuk membentuk kristal.
kalsium oksalat menurun. • Defisiensi zat-zat ini
merupakan salah satu faktor
penyebab timbulnya batu
saluran kemih.

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


KOMPOSISI BATU

• Komposisi batu adalah dasar untuk keputusan diagnostik dan


manajemen lebih lanjut.
• Batu sering terbentuk dari campuran zat.
• Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur:
• Kalsium oksalat atau kalsium fosfat (70-80%)
• Asam urat (5-10%)
• Magnesium-amonium-fosfat (MAP)
• Xanthyn
• Sistin,
• Silikat
• Senyawa lainnya.

Sumber :
1. Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi
2. EAU Guidelines edisi 2022
KOMPOSISI BATU

Sumber :
EAU Guidelines edisi 2022
KOMPOSISI BATU

• Paling banyak dijumpai  70-80%


BATU KALSIUM • Terdiri dari  kalsium oksalat, kalsium fosfat, campuran
• Bentuk bergerigi
Faktor terjadinya batu kalsium
Hiperkalsiuria Kadar kalsium urin >250-300 mg/hari Penyebab :
Adanya gangguan pada
1. Absorbsi
2. Renal
3. resorptif

Hiperoksaluria Ekskresi oksalat urine > 45 gr/hari • Gangguan usus


• Konsumsi oksalat >>
Hiperurikosuria Kadar asam urat dalam urine > 850 mg/24 Konsumi purin >>
jam
Hipositraturia • Penyakit RTA (renal tubular asidosis)
• Pemakaian diuretik golongan thiazide jangka lama
Hipomagnesuria Penyakit inflamasi usus (inflamatory bowel disease)

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


KOMPOSISI BATU

BATU STRUVIT = BATU INFEKSI


Kuman golongan pemecah urea
(urea splitter) = enzim urease

Proteus Spp, Klebsiella, Serratia,


Enterobakter, Pseudomonas, dan CO(NH2)2 + H20  2NH3 + CO2
Stafilokokus

Urine menjadi basa


Garam Magnesium,amonium fosfat, karbonat  Batu triple-phospat (Ca, Mg, NH4)
• Batu magnesium amonium fosfat (MAP)
[MgNH₄PO₄.H₂O]
• karbonat apatit [Ca₁₀[PO₄]₆CO₃]
Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi
KOMPOSISI BATU

BATU ASAM URAT

Faktor predisposisi
• Penyakit gout
• Terapi antikanker
• Obat urikosurik Asam urat relatif tidak larut di
dalam urine  sehingga pada
5-10% dari seluruh batu (sulfinpirazone, thiazide, dan keadaan tertentu mudah sekali
saluran kemih salisilat) membentuk kristal asam urat, dan
• Obesitas selanjutnya membentuk batu
• Peminum alkohol asam urat.
• Diet tinggi protein

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


METABOLISME ASAM URAT

• Diet purin Asam inosinat hipoxantin


• Metabolisme endogen
Xantin oxidase

xantin
Xantin oxidase
Pada manusia
Ekskresikan ke dalam urin :
- Asam urat bebas  batu asam urat Asam urat
- Garam urat  + natrium  natrium urat
Urikase  tidak ada
(> larut dalam air)
pada manusia

Allantoin
(larut dalam air)

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


KOMPOSISI BATU

BATU JENIS LAIN

• Batu sistin  kelainan absorpsi sistin di mukosa usus


• Batu xanthin  defisiensi enzim xanthin oxidase
• Batu silikat  penggunaan antasida berlebihan atau
jangka panjang
• Batu Indinavir  Indinavir larut dalam pH urin yang
asam

Sumber :
1. Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi
2. Loens C, Amet S, Isnard-Bagnis C, Deray G, Tourret J. [Nephrotoxicity of antiretrovirals other than
tenofovir]. Nephrol Ther. 2018 Feb;14(1):55-66.
KLASIFIKASI BATU

Gambaran
Ukuran Lokasi
X-ray

Etiologi Komposisi

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


BERDASARKAN UKURAN

Berdasarkan ukuran, batu saluran kemih dikelompokan


menjadi :
• 5 mm
• 5-10 mm
• 10-20 mm
• > 20 mm

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


BERDASARKAN LOKASI

• Batu dapat diklasifikasikan menurut posisi


anatomisnya:
• Kaliks  atas, tengah, atau bawah
• Pelvis renalis
• Ureter  atas, tengah, atau distal
• Vesika urinaria

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


BERDASARKAN GAMBARAN X-RAY

Batu dapat diklasifikasikan menurut gambaran rontgen polos [radiografi ginjal-


ureter-kandung kemih (KUB)] yang bervariasi menurut komposisi mineralnya :

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


BERDASARAN ETIOLOGI

Batu dapat dikelompokkan menjadi yang disebabkan oleh: infeksi,


penyebab non-infeksi, kelainan genetik; atau efek samping obat.

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


DIAGNOSIS

Pemeriksaa
Anamnesis
n Fisik

Pemeriksaa
n Penunjang

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


ANAMNESIS

• Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada: posisi atau letak batu, besar
batu, dan penyulit yang telah terjadi.
• Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada pinggang  Nyeri
kolik ataupun bukan kolik.
• Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter
meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih  Peningkatan
peristaltik itu menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan
dari terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri.
• Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau
infeksi pada ginjal.

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


ANAMNESIS

• Hematuria sering kali dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada mukosa
saluran kemih yang disebabkan oleh batu. Kadang-kadang hematuria
didapatkan dari pemeriksaan urinalisis berupa hematuria mikroskopik.
• Keluhan Miksi :
• Gejala obstruksi : Hesitansi, Intermitensi, Terminal dribbling, Pancaran urin lemah
• Gejala Iritasi : Urgensi, Frekuensi, Nokturia, Disuria
• Inkontinensia urin
• Jika didapatkan Demam harus dicurigai suatu urosepsis dan ini merupakan
kedaruratan di bidang urologi.

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


PEMERIKSAAN FISIK

• Pemeriksaan Ginjal
• Pemeriksaan Buli-buli
• Pemeriksaan Genitalia Eksterna
• Colok dubur (Rectal toucher)

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


PEMERIKSAAN FISIK

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto Polos Pyelografi


USG
Abdomen Intravena

Ct scan non Faal


Urinalisa
kontras Ginjal

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


FOTO POLOS ABDOMEN

BNO POLOS NORMAL NEFROLITHIASIS SINISTRA


PIELOGRAFI INTRAVENA (IVP)  menilai anatomi,
fungsi dan deteksi batu semi opak / non opak
Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi
CT SCAN NON KONTRAS

• Computed tomography tanpa kontras  Gold


standart
• CT tanpa kontras dapat menentukan :
• Diameter batu
• Densitas / kepadatan batu
• Struktur bagian dalam batu
• Jarak kulit-ke-batu
• Anatomi sekitarnya
•  semuanya mempengaruhi pemilihan modalitas
pengobatan

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


TATALAKSANA

Medikamentos
Konservatif ESWL
a

Bedah
Endourologi Bedah Terbuka
Laparoscopy

Sumber : Basuki B. Purnomo, 2011, Dasar-Dasar Urologi


BATU GINJAL

Konservatif Medikamentosa Active Stone Removal


• Observasi pada batu ginjal • Pelarutan batu melalui Pertumbuhan batu
 pada kaliks,. pengobatan farmakologis Batu pada pasien berisiko
• Ada percobaan prospektif merupakan pilihan untuk tinggi untuk pembentukan
yang mendukung observasi batu asam urat saja
batu
tahunan untuk batu kalises Obstruksi yang disebabkan
inferior asimtomatik, <10
mm. oleh batu
• Dalam tinjauan sistematis Infeksi
pasien dengan batu ginjal Batu simtomatik (misalnya,
asimtomatik  tingkat nyeri atau hematuria)
pengeluaran batu spontan Batu > 15 mm
bervariasi dari 3-29%. Batu < 15 mm jika observasi
bukan pilihan
Preferensi pasien
Komorbiditas
• Situasi sosial pasien
(misalnya, profesi atau
bepergian)

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


PEMILIHAN PROSEDUR PENGANGKATAN
BATU GINJAL SECARA AKTIF

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


BATU URETER

Konservatif Medikamentosa Active Stone Removal

Diperkirakan 95% dari batu • Terapi ekspulsif medis hanya Batu dengan kemungkinan
hingga 4 mm lewat dalam boleh digunakan pada pasien kecil untuk keluar secara
waktu 40 hari. yang mendapat informasi jika spontan;
• Keluarnya batu secara pengangkatan batu aktif tidak
Nyeri persisten meskipun telah
spontan dilaporkan terjadi diindikasikan.
• Pengobatan harus dihentikan diberikan obat analgesik yang
pada : memadai;
• 49% batu ureter bagian atas jika terjadi komplikasi
(infeksi, nyeri refrakter, Obstruksi persisten;
• 58% batu ureter bagian • Insufisiensi ginjal (gagal
penurunan fungsi ginjal).
tengah ginjal, obstruksi bilateral, atau
• 68% batu ureter bagian ginjal tunggal).
distal.
• Mengingat ukuran batu
hampir 75% batu < 5 mm dan
62% batu > 5 mm keluar
secara spontan, dengan waktu
rata-rata pengeluaran batu
sekitar tujuh belas hari
(kisaran 6-29 hari).

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


MEDICAL EXPLUSIVE THERAPY
(MET)

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


PEMILIHAN PROSEDUR PENGANGKATAN
BATU URETER SECARA AKTIF

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


BATU BULI-BULI

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


BATU BULI-BULI

BOO = bladder outlet obstruction,


TUCL = trans-urethral
cystolithotripsy, PCCL =
percutaneous cystolithotripsy, SWL
= shock-wave lithotripsy.

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


PENCEGAHAN

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


PENCEGAHAN

Sumber : EAU Guidelines edisi 2022


TERIMA KASIH
JOURNAL READING
NEFROLITOTOMI PERKUTAN VERSUS
OPERASI TERBUKA UNTUK MANAJEMEN
PEMBEDAHAN PASIEN DENGAN BATU
STAGHORN: TINJAUAN SISTEMATIS DAN
META-ANALISIS

Sumber :
Chen Y, Feng J, Duan H, Yue Y, Zhang C, Deng T, Zeng G. Percutaneous nephrolithotomy versus open surgery for
surgical treatment of patients with staghorn stones: A systematic review and meta-analysis. PLoS One. 2019 Jan
31;14(1):e0206810. doi: 10.1371/journal.pone.0206810. PMID: 30703102; PMCID: PMC6354961.
PENDAHULUAN

Namun, berkat kemajuan


Operasi terbuka (OS) pernah
Batu staghorn masih perangkat endoskopi 
dianggap sebagai "standar
merupakan tantangan bagi manajemen bedah batu
emas" untuk perawatan
ahli urologi. staghorn telah mengalami
bedah batu staghorn.
revolusi.

Penelitian sebelumnya 
telah membandingkan
Pedoman American
PCNL versus OS  Semua
Oleh karena itu, untuk Urological Association
penelitian ini adalah sampel
memberikan informasi yang (AUA) untuk pengelolaan
kecil, hasilnya
komprehensif tentang batu staghorn
kontroversial dan tidak
strategi PCNL serta OS merekomendasikan
meyakinkan, tidak ada
dalam pengobatan batu nefrolitotomi perkutan
meta-analisis yang
ginjal staghorn. (PCNL) sebagai modalitas
menyelidiki kemanjuran
pilihan dan standar praktik.
dan keamanan kedua
prosedur tersebut
MATERIAL DAN METODE

Strategi
Kriteria inklusi
pencarian
dan eksklusi
literatur

Pengukuran
Pemilihan studi
hasil & Metode
& Ekstraksi
analisis
data
statistik
STRATEGI PENCARIAN LITERATUR

• Periode : Jan 2000 - Jan 2018


• Basis data : PubMed, Embase, CNKI dan Cochrane Library
• Kata kunci :
• Nefrolitotomi perkutan
• PCNL
• PCN
• Operasi terbuka (OS)
• + Batu staghorn / Batu ginjal staghorn
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

INKLUSI EKSKLUSI

• Studi melaporkan perbandingan • Publikasi berulang atau prosiding


antara PCNL dan OS pada pasien konferensi
dengan batu staghorn • Materi, editorial, atau ulasan yang
• Ukuran hasil terdiri dari setidaknya tidak dipublikasikan
dua hal berikut: komplikasi, SFR, • Penelitian yang berisi pasien dengan
waktu rawat inap, waktu operasi, infeksi saluran kemih yang serius,
kehilangan darah, dan transfusi insufisiensi ginjal, kelainan bentuk
darah. muskuloskeletal, ginjal soliter atau
kelainan bawaan.
PEMILIHAN STUDI DAN EKSTRAKSI DATA

Data kemudian diekstraksi kembali untuk meilai kualitas dan konten, hal-hal yang
dinilai meliputi:
• Penulis pertama
• Tahun publikasi
• Karakteristik pasien awal
• Masa studi
• Desain studi
• Intervensi
• Ukuran hasil
• Variasi dalam teknik PCNL
• Metode statistik
• Kesimpulan studi  Komplikasi, SFR, waktu rawat inap, waktu operasi,
kehilangan darah, dan transfusi darah.
PENILAIAN KUALITAS DAN ANALISIS
STATISTIK

Tingkat bukti (LE) dari semua


Kualitas uji coba terkontrol
studi yang disertakan dinilai Risiko Cochrane alat bias Semua meta-analisis dilakukan
non-acak (non-RCT) dinilai
dengan kriteria yang diberikan diterapkan untuk menilai dengan menggunakan software
dengan Skala Newcastle-
oleh Pusat Oxford untuk kualitas metodologis RCT. Review Manager 5.2.
Ottawa.
Kedokteran Berbasis Bukti.

Rasio odds (OR) dan perbedaan Uji chi-kuadrat dan uji I-


rata-rata tertimbang (WMD) kuadrat digunakan untuk
digunakan untuk menguji heterogenitas antar Hasil meta-analisis Z-test menentukan efek
membandingkan variabel studi  Jika heterogenitas diekspresikan dengan gabungan, dan P <0,05
dikotomis dan variabel kontinu tidak signifikan(P> 0,10, I2 menggunakan grafik atau tabel dianggap signifikan secara
 Semua hasil dilaporkan <50%), model efek tetap hutan. statistik.
dengan interval kepercayaan digunakan, jika tidak, efek acak
95% (CI). akan diadopsi.

Analisis subkelompok
Plot corong digunakan untuk Analisis sensitivitas dilakukan
dilakukan untuk
menyaring potensi bias dengan menggunakan studi
membandingkan PCNL standar
publikasi. berkualitas tinggi.
dan PCNL mini dengan OS.
DATA
HASIL

Primary Secondary
• Stone Free Rate • Lama operasi
(SFR) • Lama rawat inap
• Complication • Jumlah
Kehilangan darah
• Kebutuhan
Tranfusi
DISKUSI

Data yang dikumpulkan


menunjukkan bahwa tidak ada
PCNL memberikan tingkat PCNL memberikan waktu operasi
perbedaan yang signifikan dalam
komplikasi keseluruhan yang jauh dan rawat inap secara signifikan
SFR akhir antara PCNL dan OS,
lebih rendah dibandingkan lebih pendek dibandingkan
sementara PCNL memberikan
dengan OS. dengan OS.
SFR langsung yang jauh lebih
rendah dibandingkan dengan OS.

Dalam analisis subkelompok,


Dan PCNL memberikan
tidak ada perbedaan yang
kehilangan darah dan transfusi
signifikan untuk komplikasi
darah yang jauh lebih sedikit
keseluruhan dan waktu operasi
dibandingkan dengan OS.
antara mini-PCNL dan OS.
DISKUSI

• Kumpulan data kami juga menemukan bahwa meskipun PCNL memberikan waktu
operasi yang lebih pendek secara signifikan dibandingkan dengan OS, tidak ada
perbedaan signifikan yang ditemukan untuk waktu operasi antara mini-PCNL dan
OS dalam analisis subkelompok.
• Kerugian dari instrumen kecil adalah perlu untuk memecah batu staghorn menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil yang masuk melalui selubung yang lebih
sempit, yang akan meningkatkan waktu operasi dari mini-PCNL.
• Waktu pengoperasian yang lama menyebabkan kecenderungan komplikasi yang
lebih tinggi untuk PCNL mini dibandingkan dengan PCNL standar.
KESIMPULAN

• Tinjauan sistematis dan meta-analisis kami menunjukkan bahwa PCNL standar


tampaknya menjadi alternatif yang aman dan layak dibandingkan dengan OS atau
mini-PCNL untuk pasien dengan batu staghorn dengan banyak keuntungan, seperti
waktu rawat inap yang lebih singkat dan waktu operasi, lebih sedikit kehilangan
darah dan transfusi darah, dan tanpa meningkatkan komplikasi atau menurunkan
SFR akhir.
• Namun, kesimpulan kami harus diperlakukan dengan hati-hati dan sampel besar
lebih lanjut, studi prospektif multi-sentris dan uji coba kontrol acak harus dilakukan
untuk mengkonfirmasi temuan kami.
TERIMA KASIH
CRITICAL APPRAISAL
A. Apakah studi ini valid?
1. Apakah bahasan overview berfokus pada pertanyaan klinis? Ya
Tidak
Tidak dijelaskan
2. Apakah kriteria yang digunakan untuk menyeleksi artikel memadai? Ya
Tidak
Tidak dijelaskan
3. Apakah ada kemungkinan studi yang relevan terlewatkan? Ya
Tidak
Tidak dijelaskan
4. Apakah ada validitas dari studi yang dibahas/ditelaah? Ya
Tidak
Tidak dijelaskan
5. Apakah penilaian terhadap studi bisa diterapkan? Ya
Tidak
Tidak dijelaskan
6. Apakah terdapat persamaan hasil dari 1 studi dengan studi lainnya? Ya
Tidak
Tidak dijelaskan
B. Apakah hasil studi ini?
1. Apakah hasil secara PCNL standar tampaknya menjadi alternatif yang aman dan layak
keseluruhan dari review dibandingkan dengan OS atau mini-PCNL untuk pasien dengan batu
ini ? staghorn dengan banyak keuntungan, seperti waktu rawat inap yang lebih
singkat dan waktu operasi, lebih sedikit kehilangan darah dan transfusi
darah, dan tanpa meningkatkan komplikasi atau menurunkan SFR akhir.

2. Seberapa akurat hasil Hasil akurat dan dapat diterapkan dalam populasi karen atelah melewati uji
ini? signifikansi
C. Apakah hasil studi dapat digunakan di masyarakat
1. Apakah hasil studi bisa digunakan pada pasien? Ya
Tidak
Tidak dijelaskan
2. Apakah semua luaran klinis dipertimbangkan Ya
Tidak
Tidak dijelaskan
3. Apaka studi ini menguntungkan melebihi bahaya dan biaya? Ya
Tidak
Tidak dijelaskan
KESIMPULAN
Hasil atau rekomendasi adalah Valid (Form A) Ya/Tidak/Tidak dapat dijelaskan

Hasil bermanfaat secara klinis (form B) Ya/Tidak/Tidak dapat dijelaskan

Hasil relevan dengan praktek jaga (form C) Ya/Tidak/Tidak dapat dijelaskan

Anda mungkin juga menyukai