Anda di halaman 1dari 67

Priadi, M.

Kes
Sistem Eliminasi 2016
Mesir 1901
Batu pada mummi zaman 7000- 3000 SM
Insiden ↑
As : 5,2%
Umur : Dekade 3-5
Jender : Laki-laki
Kambuh : 50%
 Ginjal : Nefrolitiasis
 Ureter : Ureterolitiasis
 Kandung Kemih : Visikolitiasis
 Uretra : Uretrolitiasis
1. Kalsium
Oksalat
Fosfat
2. Asam urat
3. Struvit
4. Sistin
5. Lain- lain
Xantin
Indigo
1. BATU KALSIUM
 Jenis batu paling sering dijumpai; ±75 – 85%
 Batu ini > pria, dan rata-rata terjadi pada usia 30 - 55.
 Dijumpai dalam bentuk murni /dalam bentuk
campuran, misal dengan batu kalsium fosfat
 Batu kalsium : 2 tipe  monohidrat dan dihidrat.
 Batu kalsium pecah dgn mudah dgn lithotripsy (teknik
non invasive dgn gelombang kejut yang difokuskan pd
batu utk menghancurkan batu menjadi fragmen2)
 Batu monohidrat adalah salah satu diantara jenis
batu yang sukar dijadikan fragmen-fragmen.
1. BATU KALSIUM lanjut
Faktor terjadinya batu kalsium adalah:
1. Hiperkalsiuria: Kadar ca urine > 250-300 mg/24 jam, krn
peningkatan absorbsi ca pada usus (hiperkalsiuria
absorbtif), ggn reabsorbsi ca pada tubulus ginjal
(hiperkalsiuria renal) & adanya peningkatan resorpsi
tulang (hiperkalsiuria resoptif)
2. Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien > 45 gram/24 jam,
pada pasien pasca pembedahan usus & kadar konsumsi
makanan kaya oksalat seperti teh, kopi instan, soft
drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau
terutama bayam.
3. Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine > 850 mg/24 jam.
Asam urat dlm urine dpt bertindak sbg inti batu yg
mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam
urat dlm urine  konsumsi makanan kaya purin / berasal
dari metabolisme endogen.
2. Batu AS Urat
 Lebih kurang 5-10% dari seluruh batu saluran kemih
 Tidak mengandung ca dalam bentuk murni shg tak
terlihat dgn sinar X (Radiolusen) tapi bisa dilihat dgn
USG atau Intra Venous Pyelografy (IVP).
 Batu asam urat berukuran kecil, kadang dpt cukup
besar utk membentuk batu staghorn, relatif lebih
mudah keluar krn rapuh & sukar larut dlm urin yg asam.
 Batu asam urat ini terjadi terutama pada wanita.
 Separoh dari penderita batu asam urat menderita gout;
dan batu ini biasanya bersifat famili apakah dengan atau
tanpa gout.
3. Batu sturvit

 Sekitar 10-15% dari total, terdiri dari magnesium


ammonium fosfat (batu struvit) dan ca fosfat.
 Terjadi sekunder terhadap infeksi saluran kemih yang
disebabkan bakteri pemecah urea.
 Batu dapat tumbuh > besar membentuk batu
staghorn dan mengisi seluruh pelvis & kaliks ginjal
(6,46)
 Batu ini bersifat radioopak dan mempunyai densitas
yang berbeda.
 Diurin kristal batu sturvit berbentuk prisma empat
persegi panjang.
4. Batu sistin

 Lebih kurang 1-2%


 Batu ini jarang dijumpai (tidak umum), berwarana
kuning jeruk dan berkilau.
 Sedang kristal sistin diurin tampak seperti plat segi
enam, sangat sukar larut dalam air.
 Bersifat Radioopak karena mengandung sulfur.
5. Batu xantin

 Amat jarang, bersifat herediter karena defisiensi


xaintin oksidase.

 Namun bisa bersifat sekunder karena pemberian


alupurinol yang berlebihan.
ETIOLOGI
1. Infeksi
 ISK dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan
menjadi inti pembentukan batu saluran kemih . Infeksi bakteri
akan memecah ureum dan membentuk amonium yang akan
mengubah pH urine menjadi alkali.
2. Stasis dan Obstruksi urine
 Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah
pembentukan batu saluran kemih.
3. Ras
 Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih
tinggi daripada daerah lain, daerah Afrika Selatan hampir tidak
dijumpai penyakit batu saluran kemih.
4. Keturunan
 Herediter atau faktor keturunan yang juga memainkan dari
semua jenis penyakit yang menjadi alasan suatu penyakit dapat
diturunkan oleh orang tua ke anak
ETIOLOGI
5. Asupan Air minum
 Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu, sedangkan kurang minum menyebabkan
kadar semua substansi dalam urine meningkat
6. Pekerjaan
 Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan
terbentuknya batu daripada pekerja yang lebih banyak duduk.
7. Suhu
 Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat
sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum
meningkatkan insiden batu saluran kemih
8. Makanan
 Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas
batu saluran kemih berkurang. Penduduk yang vegetarian yang kurang
makan putih telur lebih sering menderita batu saluran kemih (buli-buli
dan Urethra ).
FAKTOR RISIKO

Intrinsik
o Riwayat keluarga
o Umur Ekstrinsik
o Jender o Diet (Protein
hewani)
o Intake cairan
o Obese
o Hipertensi
o Gout
o Hiperparatiroid
o Dll
Patogenesis
1. Interaksi
 Faktor Genetik
 Faktor Biologik
2. Faktor Biologik
 Supersaturasi
 Ph Urin
 Faktor Protektif
3. Supersaturasi
 Konsentrasi bahan tertentu melebihi daya larut dalam
urine
 Misal :
 As oxalat, As urat, Sistin, xantin
4. Faktor Protektif
 Sitrat
 Magnesium
 pirofosfat
 Anamnesis:
 Nyeri (kolik)
 Hematuri (mikro/makro)
 Problem/Etiologi :
 Bila sudah ada komplikasi
 Ureterolitiasis : Hidronefrosis
 Uretrolitiasis : Retensiourine
 Infeksi
 PGK
 LAB :
 Urinalisis :
 Protein uria, Hematuria, Lekosituria
 Radiologi :
 BNO /IVP, USG, CT Scan, Analisis Batu
1. Konsertatif :
 Analgetik
 Batu ≤ 5mm
 Urin yang cukup  68% keluar
 Obat-obat :
Ca Chanel Blocker
Spasmolitik
Α Bloker
2. Bedah
 ESWL (Extracorporeal Shock
Wave Lithotripsy) adalah pemecah batu
saluran kemih menggunakan gelombang
kejut.
 URS Ureterorenoscopy (alat pengambil /
pemecah batu ureter )
 Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)
 Open
 Intake cairan  out put 2-3 L/Hr
 Diet rendah protein : protein hewani
 Batu urat : rendah purin
 Batu kalsium : rendah kalsium
 Batu oksalat : rendah oksalat, coklat, kacang

Prognosis
 baik bila tidak ada komplikasi
ASKEP PASIEN
DGN
BATU GINJAL
NEFROLITHIASIS
DEFINISI
Batu ginjal ( Nefrolithiasis )
 Terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan.
 Batu itu sendiri juga sering disebut kalkuli.
 Pembentukan batu mulai dengan kristal yang
terperangkap disuatu tempat sepanjang saluran
perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan
urine.
 Kalkuli bervariasi dalam ukuran dari focus
mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam
beberapa diameter cukup besar untuk masuk
dalam pelvis ginjal
FACTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBENTUKAN BATU

pH urine,
konsentrasi zat terlarut urine,
stasis urine,
beberapa infeksi,
diet tinggi kalsium dan dimineralisasi tulang.

Kebanyakan batu mengandung kalsium,


sementara sisanya mengandung amonio
magnesium fosfat atau struvit, asam urat,
atau sistin
Komplikasi

 obstruksi ginjal, yang dapat menimbulkan


kerusakan permanent bila itu semua
belum bahkan tidak teratasi, dapat juga
terjadi pendarhan dan infeksi itu adalah
salah satu diantara komplikasi lainnya.
PENATALAKSANAAN MEDIS UMUM

 Pada kebanyakan kasus, tidak ada tindakan


yang khusus karena batu dapat melewati
semua saluran perkemihan tanpa
pertolongan medis itu apabila batunya kecil.
Manajemen Medik

 Untuk mempertahankan pH urine :


 Natrium karbonat untuk membuat urine lebih
alkalin, pada asam awal pencetus batu itu
sendiri
 Asam askorbat untuk membuat urine menjadi
lebih asam, pada alkalin awal pencetus
batunya.
 Untuk mengurangi ekskresi dari subtansi
pembentukan batu :
 Diureticuntuk menurunkan ekskresi kalsium
lebih cepat
 Allopurinol
untuk mengatasi batu asam
dengan menurunkan kadar asam urat plasma
Cara pengangkatan batu
melalui pembedahan:

Bedah
 ESWL (Extracorporeal Shock
Wave Lithotripsy) adalah pemecah batu
saluran kemih menggunakan gelombang
kejut.
 URS Ureterorenoscopy ( alat pengambil /
pemecah batu ureter )
 Percutaneous Nephrolithotomy(PCNL)
 Open
RENCANA PERAWATAN
TERINTEGRASI

 Therapi IV
 Pusatkan pada factor nyeri
 Perawatan pra operasi dan
pasca operasi
PERTIMBANGAN UNTUK PASIEN
UNTUK DIPULANG

 Perawatan lebih lanjut dan penanggulangan


perawatan dirumah oleh pribadi maupun
bantuan keluarga
 Memberikan penyuluhan pemakaian obat –
obatan yang telah di instruksikan oleh dokter
 Pembatasan aktifitas untuk sementara waktu
 Memberikan penyuluhan untuk tindakan
mencegah kekambuhan batu kembali
PENGKAJIAN DASAR PADA
PASIEN BATU GINJAL
Riwayat atau adanya factor
resiko :

 Perubahan metabolik atau diet


 Imobilitas lama
 Masukan cairan tidak adekuat
 Riwayat batu atau infeksi saluran kemih
sebelumnya
 Riwayat keluarga dengan pembentukan
batu ginjal
Pemeriksaan fisik :
1. Pola nyeri, batu yang terdapat di pelvis ginjal akan
mengakibatkan nyeri yang hebat dan juga konstan. Batu
yang terdapat di uretral mengakibatkan nyeri dengan
jenis kolik dan hilang timbul yang berkurang setelah batu
lewat dari uretra
2. Mual dan muntah karena cairan tidak bisa di alirkan
keluar dari tubuh bahkan bisa menyebabkan diare
3. Perubahan warna urine pada pola berkemih,
o urine keruh disertai bau yang menyengat bila terjadi
infeksi,
o BAK nyeri dan penurunan urine bila masukan cairan
tidak adekuat atau bila terdapat abstruksi saluran
perkemihan
o hematuria bila terdapat kerusakan jaringan ginjal.
Pemeriksaan diagnostic :

1. Urinalisa (UA) menunjukan hematuria mikroskopik atau


gros, perubahan pada pH, dan kristal kalsium, asam urat
atau sistim menunjukan batu
2. Kultur urine : bakteri infeksi
3. BUN serum dan kreatinin : meningkat kerusakan ginjal
4. Leukosit : meningkat  infeksi
5. Urine tampung 24 jam untuk klirens kreatinin menurun
apabila kerusakan ginjal telah terjadi
6. Sinar x pada ginjal, ureter, dan kandung kemih dan
pielogram intravena ( PV ) mendeteksi batu dan anomaly
yang dapat membuat pembentukan batu.
7. Sistoskopi : visualisasi langsung dari saluran perkemihan
untuk mendeteksi abnormalitas dan pada beberapa
kasus untuk bagaimana cara membuang batu
Diagnos akeperawatan utama

1. Nyeri akut berhubungan dengan factor cidera


jaringan skunder terhadap batu ginjal

( DS ): Mengatakan nyeri yang dapat disertai dengan


takikardi dan takipnea, meringis, menangis, perilaku
melindungi yang sakit, mengerutkan dahi

( DO ) : nyeriTekan, ekspresi wajah rileks, tidak ada


mengeran dan perilaku melindungi bagian yang nyeri,
N : 60 – 100 x / mnt, R ; 12 – 24 x/ mnt
ASKEP PASIEN DENGAN
UROLITHIASIS
(URINARY CALCULI)
DEFINITION

Urinary Calculi  adanya batu didalam sal. Kemih .


Lithiasis  formasi batu
- di dlm ginjal : nephrolitiasis
- pada sal kemih lain : urolithiasis

Lemone,P & Burke,K(2004)

Batu terbentuk karena konsentrasi yang tinggi zat2 seperti


calcium oxalate, calcium phosphate and asam urat didalam
darah dan Urin.

Smeltzer,SC & Bare,B(2004)


37
38
cont… pathophysiology

TIPE BATU

 Batu Calcium
75% to 80% dari batu ginjal . Batu Calcium biasanya
karena konsentrasi yang tinggi dalam darah dan urin.
 Batu Asam Urat
adanya konsentrasi yang tinggi asam urat didalam darah dan
biasanya dihubungkan dengan penyakit gout
 Batu Sturvite
dikaitkan dengan infeksi sal kemih
 Batu Cystine stones
jarang terjadi tetapi boasanya berhub dgn keturunan

Lemone,P & Burke,K(2004)


39
RISK FACTORS

1. Calcium stones :
Hypercalciuria and hypercalcemia :
hyperparathyroidm, immobility, bone disease, vit D
intoxication, multiple myeloma, renal tubular
acidosis, prolonged steroid intake.

2. Uric acid stones : Gout, tinggi intake purine, acid


urine

3. Sturvite stones : UTI, especially Proteus infections.

4. Cystine stones : genetic defect.


40 & Burke,K(2004)
Lemone,P
CLINICAL MANIFESTATIONS

KIDNEY STONES
 sering asymptomatic
 sakit pada bagian pinggang
 microscopic hematuria
 manifestations of UTI (demam, frequency, urgency, dysuria)

URETERAL STONES
 Renal colic : - nyeri pinggang akut
- sering menjalar pada area suprapubik, pangkal paha dan
external genitals
 mual, muntah, pucat, kulit lembab

BLADDER STONE
 bisa asymptomatic
 sakit area suprapubic
 gross or mocroscopic hematuria
 manifestasi ISK 41
COMPLICATIONS MANAGEMENT OF URINARY CALCULI

-OBSTRUCTIONS- - relieving acute symptom


-HYDRONEPHROSIS- - removing stone
-INFECTION- - preventing further
stone formation

42
DIAGNOSTIC TESTS

 Urinalysis
 assess for hematuria, WBCs and
crystal, pH urine.
 Urine calcium, uric asid, and oxalate.
(nursing responsibilities for
collecting at 24-hour urine specimen)
 X-Ray (Kidney Ureter Bladder/KUB)
 Ultrasonography
 CT Scan
 IVP ( Intravenous Pyelography)

43
MEDICATIONS and DIETARY

medications dietary

Kurangi makanan tinggi


Calcium Phospha Thiazid diuretics,
calcium and oxalate,
te and or oxalate Phosphates, calcium-
Tingkatkan intake vit C,
binding agents
Perbanyak minum,
Exercise (olah Raga)
Sturvite Antibotic therapy for
operasi or lithotripsy
UTI
Diet rendah purine ,
Uric acid Potassium citrate,
Tingkatkan jml minum
Allopurinol
Kurangi garam
Cystine Penicillamine,
Tingkatkan minum
Sodium bicarbonate 44

Smeltzer,SC & Bare,B(2004)


Examples of Food and Fluids
for Teaching Clients with Urolithiasis

Food high in
Calcium Kacang-kacangan, coklat, tepung, susu dan produk
susu kaleng atau ikan asap kecuali tuna

Food high in
Oxalate Asparagus, bir & coklat, kubis, kacang hijau,
Teh, tomat, dll.
Purine-rich foods
Daging, sarden, ikan ayam, kepiting ikan salmon, dll.

Acidifying foods Keju, telur, buah anggur, tomat dan biji-bijian

45
OPERASI

Tindakan operasi tergantung dari :


• lokasi batu
• luasnya obstruksi,
• fungsi ginjal,
• ada/tidak adanya ISK
• K/U pasien.

Pada umumnya batu akan di ambil apabila menyebabkan


obstruksi berat, Infeksi, nyeri yang tdk bisa berhenti
atau adanya perarahan yang serius

(Braunwald et al., 2001)


Cont…surgery

 LITHOTRIPSY = using sound or shock waves to


crush a stone.
 Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) is
a noninvasive  Technique for fragmenting kidney
stone using shock waves generated outside the
body.
 Percutaneous Ultrasonic Lithotripsy uses a
nephroscope inserted into the kidney through a
small flank incision.
 Surgical intervention (rare) to remove a calculus in
the renal pelvis or Ureter  Ureterolitotomy,
Pyelolithotomy, nephrolitotomy.
48
49
NURSING CARE OF THE CLIENT HAVING LITHOTRIPSI

PREOPERATIVE CARE
 assess knowledge and understanding of the procedure,
providing information as needed.
 follow directions from the radiologis departement,
psycian, or anestheties for withholding food and fluids and
for bowel preparation prior to surgery.

POSTOPERATIVE CARE
 in the initial period, monitor vital sign frequently.
 monitor amount, color, and clarity of urine output
 maintain placement and patency of urinary catheters
 prepare for discharge by teching care of indwelling
catheter, urine-collection device. Teach signs and
symptoms of infection.
 teach measures to reduce the risk of further 50 lithiasis
NURSING PROCESS

 ASSESSMENT

Health history :
- complaints back or abdominal pain, radiation,
- characteristic and timing, aggravating or relieving factor;
- nausea and vomiting;
- posible contributing such as dehydration;
- family history of kidney stone;
- current or previous treatment measures.

Physical examination :
- position, vital sign, skin color, temperature, moisture, turgor
- costovertebral (CVA) tenderness;
- amount, color and characteristics urine 51
Cont…nursing process

NURSING DIAGNOSES

1. Acut Pain releated to inflammation, obstruction,


and abrasion of the urinary tract.
2. Potential complication releated to obstruction
3. Deficient knowledge regarding prevention of
recurrence of renal stone.

52
Cont…nursing process

 PLANNING
1. Acut Pain releated to inflammation, obstruction, and abrasion of
the urinary tract.
Goal : relieving pain
Nursing interventions :
# assess pain using standard pain scale and its caracteristics.
# administer analgesia as ordered and monitor its effectiveness.
(intensity, type of pain, and responsiveness to analgetic)
# encourage fluid intake and ambulation in the client with renal
colic (increased fluid and ambulation increase urinary output,
facilitating movement of the calculus through the ureter and
decreasing pain)
# use nonpharmacologic measures such as positioning, moist
heat, relaxation technique, guided imagery. (adjunctive pain
relief measures can enhance the effeciveness of analgesics)
# if surgery has been performed, monitoring urinary output,
catheters, incision, and wound care. (pain may be a symptom
of proximal distention due to a blocked catheter.
53
Infection or
hematoma at the surgical site can significantly increase pain)
Cont…nursing process

2. Potential complication releated to obstruction


Goal : monitoring and managing potential complications
Nursing interventions :
# monitor amount and character of urine output. If catheterized,
measure output hourly. (the amount of urinary output helps
determine possible urinary tract obstruction and adequacy
hydration)
# document any hematuria, dysuria, frequency, urgency, and
pyuria. (hematuria is often associated with calculi and with
procedure used to remove stones)(dysuria, frequency, urgency
are symptom of UTI, often associated with urolithiasis)
# strain all urine for stone, saving any recovered stone for
laboratory analysis. (analysis of stone recovered from the
urine can direct measures to prevent further lithiasis)
# maintain patency and integrity of all catheter system.
# secure catethers well, label is indicated, and use sterile tech-
nique for all ordered irrigations or other procedure.
54
Cont…nursing process

3. Deficient knowledge regarding prevention of recurrence of renal


stone.
Goal : teaching patient self care
Nursing interventions :
# assess understanding and previous learning.
# teach about all diagnostic and treatment procedures.
# teach measures to prevent further urolithiasis
- increase fluid intake to 2500-3500 ml per day
- follow recommended dietary guidelines
- maintain actifity level to prevent urinary statis and bone
resorption.
- take medications as prescribed.
(the risk current lithiasis is approximately 50%)
# teach about the relationship between urinary calculi and
UTI.

55
Cont…nursing process

 IMPLEMENTATION
 EVALUATION
Expected patient outcome may include :
1. report relief of pain
2. experiences no complications :
- report no sign or symptom of sepsis or infection
- voids 200 – 400 ml per voiding of clear urine without
evidence bleeding.
- experiences absence of dysuria, frequency, and urgency
- maintains normal body temperature
3. state increased knowledge :
- consumes increased fluid intake (2500-3000ml/day)
- participates in appropriate activity
- consumes diet prescribed
- takes prescribed medication as directed to reduce stone
formation.
56
Asuhan
Keperawatan klien
dengan Batu buli-
buli
PENGERTIAN
Batu buli – buli atau batu kandung kemih adalah
batu yang tidak normal di dalam saluran kemih yang
mengandung komponen kristal dan matriks organik
tepatnya pada vesika urinari atau kandung kemih.
Batu kandung kemih sebagian besar mengandung
batu kalsium oksalat atau fosfat ( Prof. Dr. Arjatm T.
Ph.D. Sp. And dan dr. Hendra Utama, SPFK, 2001).

Batu buli buli terutama mengandung kalsium atau


magnesium dalam kombinasinya dengan fosfat,
oksalat, dan zat-zat lainnya. (Brunner and Suddarth,
2001).
Etiologi :
1. Faktor Endogen
Faktor genetik, familial, pada hypersistinuria,
hyperkalsiuria dan hiperoksalouria.

2. Faktor Eksogen
Faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi
dan kejenuhan mineral dalam air minum.

3. Faktor lainnya.
Infeksi, stasis dan obstruksi urine, keturunan,
air minum, pekerjaan, makanan atau penduduk
yang vegetarian lebih sering menderita batu
saluran kencing atau buli-buli
(Syaifuddin, 1996).
Manifestasi Klinik :

Batu yang terjebak di kandung kemih :


• menyebabkan iritasi infeksi traktus urinarius dan
hematuria,
• jika terjadi obstruksi pada leher kandung kemih
menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan
sepsis,
• kondisi ini lebih serius dapat mengancam
kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda
seperti mual muntah, gelisah, nyeri dan perut
kembung (Smeltzer, 2002:1461).
Manifestasi Klinik :

• Jika komplikasi hidronefrosis maka gejalanya


tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi,
dan lamanya penyumbatan.
• Jika penyumbatan timbul dengan cepat
(Hidronefrosis akut)  menyebabkan koliks ginjal
(nyeri yang luar biasa di daerah antara rusuk dan
tulang punggung) pada sisi ginjal yang terkena.
• Jika penyumbatan berkembang secara perlahan
(Hidronefrosis kronis),  tidak menimbulkan
gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang
rusuk dan tulang punggung.
Tanda hidronefrosis :

o Hematuri.
o Sering ditemukan infeksi disaluran kemih.
o Demam.
o Rasa nyeri di daerah kandung kemih dan
ginjal.
o Mual.
o Muntah.
o Nyeri abdomen.
o Disuria.
o Menggigil.
PROSEDUR DIAGNOSTIK
1. Urine
a. pH lebih dari 7,6  kuman area splitting,
organisme dapat berbentuk batu magnesium
amonium phosphat, pH yang rendah
menyebabkan pengendapan batu asam urat.
b. Sedimen : sel darah meningkat (90 %), 
penderita dengan batu, infeksi maka sel darah
putih meningkat.
c. Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya
bakteri yang berkontribusi dalam proses
pembentukan batu saluran kemih.
d. Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24
jam untuk melihat apakah terjadi
hiperekskresi.
PROSEDUR DIAGNOSTIK

2. Darah
a. Hb : anemia  gangguan fungsi ginjal kronis.
b. Lekosit terjadi karena infeksi.
c. Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.
d. Kalsium, fosfat dan asam urat.

3. Radiologis
a. Foto BNO/IVP : melihat posisi batu, besar batu,
apakah terjadi bendungan atau tidak.
b. USG (Ultra Sono Grafi)
Diagnosa keperawatan Pre Operasi

1. Nyeri akut b.d robekan batu pada vesika


urinaria

2. Perubahan eliminasi (BAK) retensio urine b. d


adanya penutupan saluran kemih oleh batu
dan adanya obstruksi mekanik, peradangan

3. Anxietas b.d koping individu yang infektif


mengenai penyakit, rencana tindakan oprs
Diagnosa keperawatan Post Operasi

1. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan


terputusnya kontinuitas jaringan, inflamasi

2. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan


dengan efek medikasi, pembedahan.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputus


jaringan, dampak dari insisi pembedahan

4. Anxietas berhubungan dengan koping individu yang


infektif mengenai penyakit
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai