Tugas Individu
Memenuhi tugas matakuliah
Keperwatan Medikal Bedah I
Disusun oleh
RIZKY NURLAILI
1401470018
APENDISITIS
A.
MASALAH KESEHATAN
Apendisitis
B.
PENGERTIAN
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (4
inci), lebar 0,3 0,7 cm yang melekat pada sekum tepat di bawah katup
ileosekal. Apendiks memiliki lumen sempit di bagian proksimak dan melebar
pada bagian distal. Apendiks adalah tonjolan kecil mirip jari dari dasar sekum
atau berbentuk kantung buntu di bawah tautan antara usus halus dan usus besar
di katup ileosekum.
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiforis, dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua
umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki
berusia antara 10-30 tahun.
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran
bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen
darurat (Sjamsuhidayat. R & Jong, Wim de. 2007).
Apendisitis adalah peradangan akibat infekksi pada usus buntu atau umbai
cacing (appendiks). Infeksi ini bia mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi
bertambah parah, usus buntu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus
yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar (sekum). Usus
buntu besarnya sekitar jari kelingking tangan.
Jadi, kesimpulan dari apendisitis adalah peradangan pada apendik vermi
formis atau peradangan infeksi pada usus buntu yang terletak di perut kuadran
C.
kanan bawah.
GEJALA DAN TANDA
Tanda dan gejala apendisitis dapat meliputi :
POHON MASALAH
Apendik belum diketahui fungsinya, merupakan bagian dari sekum.
Peradangan pada apendik dapat terjadi oleh adanya ulserasi dinding mukosa atau
obstruksi lumen (biasanya oleh fecolif/ faces yang keras). Penyumbatan
pengeluaran
secret
mucus
mengakibatkan
perlengketan,
infeksi,
dan
E.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Radiologi
- Foto polos abdomen dikerjakan apabila dari hasil pemeriksaan riwayat
-
pergeseran ke kiri.
Pemeriksaan urin
:
Untuk melihat adanya eritrosit, leukosit, dan bakteri di dalam urin.
Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan diagnosis
banding seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai
melakukan tindakan ini didapatkan peradangan pada appendik maka pada saat
itu juga dapat langsung dilakukan pengangkatan appendiks.
7. CT-Scan
Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendisitis. Selain itu juga dapat
menunjukkan komplikasi dari appendisitis seperti bila terjadi abses.
F.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis tergantung dari nyeri apendisitisnya akut atau kronis.
a. Non bedah (Non surgical)
Penatalaksanaan ini dapat berupa :
1. Batasi diet dengan makan sedikit dan sering (4 6 kali sehari)
2. Minum cairan adekuat pada saat makan untuk membantu proses pasase
makanan
3. Makan perlahan dan mengunyah sempurna untuk menambah saliva pada
makanan
4. Hindari makan bersuhu ekstrim, pedas, berlemak, alkohol, kopi, coklat,
dan jus jeruk
5. Hindari makan dan minum 3 jam sebelum istirahat untuk mencegah
masalah refluks nonturnal
6. Tinggikan kepala tidur 6 8 inci untuk mencegah refluk nonturnal
7. Turunkan berat badan bila kegemukan untuk menurunkan gradien tekanan
pada gastroesopagus
b.Pembedahan
Apendisitis perforasi
Persiapan prabedah : Pemasangan sonde lambung dan tindakan dekompresi.
Rehidrasi. Penurunan suhu tubuh. Antibiotika dengan spectrum luas, dosis
cukup, diberikan secara intravena.
Apendisitis dengan penyulit peritonitis umum
Umumnya pasien dalam kondisi buruk. Tampak septic dan dalam kondisi
hipovolemi serta hipertensi. Hipovolemi diakibatkan oleh puasa lama, muntah
dan pemusatan cairan di daerah proses radang, seperti udem organ
intraperitoneal, dinding abdomen dan pengumpulan cairan dalam rongga usus
dan rongga peritoneal.
Persiapan prabedah :
- Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi
- Pemasangan kateter untuk kontrol produksi urin
Rehidrasi
Antibiotika dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara
intravena
Obat-obat penurun panas, phenergen sebagai anti menggigil, largaktil
untuk membuka pembuluh-pembuluh darah perifer diberikan setelah
rehidrasi tercapai
Pembedahan
Pembedahan dikerjakan bila rehidrasi dan usaha penurunan suhu tubuh telah
tercapai. Suhu tidak melebihi 380, produksi urin berkisar 1-2 ml/kg/jam. Nadi
di bawah 120/menit.
Teknik Pembedahan
Insisi transversal di sebelah kanan sedikit di bawah umbilicus. Sayatan
Fowler Weiser lebih dipilih, karena cepat dapat mencapai rongga abdomen
dan bila diperlukan sayatan dapat diperlebar ke medial dengan memotong fasi
dan otot rektus.
Sebelum membuka peritoneum tepi sayatan diamankan dengan kasa.
Membuka peritoneum sedikit dahulu dan alat pengisap telah disiapkan
sedemikian rupa sehingga nanah dapat langsung terisap tanpa kontaminasi ke
tepi sayatan. Sayatan diperlebar dan pengisapan nanah diteruskan.
Apendiktomi dikerjakan seperti biasa. Pencucian rongga peritoneum mutlak
dikerjakan dengan larutan NaCl fisiologis sampai benar-benar bersih. Cairan
yang dimasukkan terlihat jernih sewaktu diisap kembali. Pengumpulan nanah
biasa ditemukan di fosa apendiks, rongga pelvis di bawah diafragma dan
diantara usus-usus. Luka sayatan dicuci dengan larutan NaCl fisiologis juga
setelah peritoneum dan lapisan fasi yang menempel peritoneum dan sebagian
otot dijahit. Penjahitan luka sayatan jangan dilakukan terlalu kuat dan rapat.
Pemasangan dren intraperitoneal masih merupakan kontroversi. Bila
pencucian rongga peritoneum benar-benar bersih dren tidak diperlukan. Lebih
baik dicuci bersih tanpa dren daripada dicuci kurang bersih dipasang dren.
(Harnawatiaj, 2008)
G.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Penyakit ini dapat dijumpai disemua usia, namun paling sering pada usia
antara 20 30 tahun. Kejadian apendisitis 1,4 kali lebih tinggi pada pria
dibandingkan wanita. Identitas klien (Nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, agama, suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan nomor
register). Catat identitas penanggung.
2. Lingkungan
Dengan adanya lingkungan yang bersih, maka daya tahan tubuh penderita
akan lebih baik daripada tinggal di lingkungan yang kotor.
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan
bawah. Timbul keluhan nyeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam
kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium. Sifat keluhan nyeri
dirasakan terus-menerus, dapat hilang atau timbul nyeri dalam waktu yang
lama. Keluhan yang menyertai biasanya klien mengeluh rasa mual,
muntah, dan panas.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat operasi sebelumnya pada kolon.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Sejak kapan keluhan dirasakan, berapa lama keluhan terjad, bagaimana
sifat dan hebatnya keluhan, dimana keluhan timbul, keadaan apa yang
memperberat dan memperingan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga ada yang mengalami jenis penyakit yang sama.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Inpeksi
Pada apendisitis akut sering ditemukan adanya abdominal swelling,
sehingga pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi abdomen.
b. Palpasi
Pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri. Dan bila
tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan bawah
bersin, batuk, atau napas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi
atau infark apendiks). Keluhan berbagai rasa nyeri/ gejala tak jelas
(berhubungan dengan lokasi apendiks, contoh : retrosekal atau sebelah
ureter).
Tanda
No
1
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri akut
berhubungan dengan
agen injuri biologi,
ditandai dengan
DS :
- Nyeri daerah pusar
Rencana Tindakan
NIC :
-Kaji TTV
-Kaji keluhan nyeri, tentukan lokasi,
jenis, dan intensitas nyeri. Ukur
dengan skala 1 10
-Jelaskan penyebab rasa sakit, cara
menjalar ke daerah
perut kanan bawah
- Tungkai kanan tidak
dapat diluruskan
DO :
mengurangi
-Beri posisi duduk untuk mengurangi
tampak rileks
mengurangi nyeri
-Anjurkan klien untuk tidur pada posisi
Resiko kekurangan
volume cairan
berhubungan dengan
mual, muntah,
anoreksia dan diare
ditandai dengan
DS :
Lemah
DO :
Penurunan turgor kulit
Suhu tubuh meningkat
Kurang pengetahuan
tentang prosedur
persiapan dan sesudah
operasi ditandai
dengan
DS :
Klien/ keluarga
bertanya tentang
prosedur persiapan dan
NOC :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam
pasien menunjukkan
cairan elektrolit dalam
keadaan seimbang.
Kriteria :
Turgor kulit baik.
Cairan yang keluar dan
masuk seimbang
NOC :
Setelah diberikan
penjelasan klien
memahami tentang
prosedur persiapan dan
sesudah operasi
Kriteria :
Klien kooperatif
dengan tindakan
persiapan operasi
NIC :
- Jelaskan prosedur persiapan operasi
1. Pemasangan infuse
2. Puasa makan & minum
sebelumnya 6 8 jam
3. Cukur daerah operasi
- Jelaskan situasi di kamar bedah
- Jelaskan aktivitas yang perlu
dilakukan setelah operasi
1. Latihan batuk efektif
2. Mobilisasi dini secara pasif dan
sesudah operasi
DO :
Klien tidak kooperatif
terhadap tindakan
persiapan operasi
4
maupun sesudah
aktif bertahap
operasi.
Klien
mendemonstrasikan
latihan yang diberikan
Kerusakan integritas
kulit berhubungan
dengan luka
pembedahan
J.
REFERENSI
Marisjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapis.
Wilkinson, Judith M. dan Nancy R. Ahern. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Jakarta : EGC.