Anda di halaman 1dari 24

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN JUS TOMAT UNTUK


MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA NY. G
DENGAN HIPERTENSI

Oleh :
WAYAN USIANA

(209012434)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
RESUME KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA PASIEN Ny. G YANG
MENGALAMI HIPERTENSI DENGAN INTERVENSI
PEMBERIAN JUS TOMAT

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. G
Umur : 70 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
No. RM :-
Tgl. MRS :-
Dx. Medis : Hipertensi

B. KEADAAN UMUM
Keadaan Umum : Baik
TTV TD : 160/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 21 x/menit
S : 36 O C
Kesadaran : Composmentis
GCS : E: 4, M: 6, V: 5
Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri pada kepala dan merasa tegang pada bagian
belakang leher

C. DATA FOKUS
1. Data subyektif pasien :
Pasien mengatakan memiliki riwayat tensi tinggi, pasien mengeluh nyeri pada
bagian kepala dan merasa tegang pada bagian belakang leher, nyeri terasa seperti
tertusuk-tusuk dan kaku, skala nyeri 5 (1-10), dan biasanya sakitnya datang tidak
menentu

2. Data objektif pasien :


Pasien tampak meringis, memegang daerah nyeri, tekanan darah 160/90 mmHg

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia) ditandai dengan
Klien mengatakan memiliki riwayat tensi tinggi, mengeluh nyeri pada kepala dan merasa
tegang pada bagian belakang leher, nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk dan kaku, skala
nyeri 5 (1-10), dan biasanya sakitnya datang kadang-kadang tidak menentu, klien tampak
meringis, memegang daerah nyeri, tekanan darah 160/90 mmHg.
E. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
1. Identifikasi lokasi, 1. Meng
agen pencedera selama 3 x kunjungan karakteristik, durasi, karak
fisiologis (iskemia) dalam 60 menit frekuensi, kualitas, intensitas memi
diharapkan tingkat nyeri nyeri meng
terapi
dapat teratasi dengan 2. Identifikasi skala nyeri 2. Menja
criteria hasil: rancan
yang
1. Keluhan nyeri sebag
menurun dengan keber
manaj
skala 0 (1-10)
2. Tidak meringis Terapeutik
3. Berikan terapi jus tomat 1 3. Toma
3. Tekanan darah
kali sehari dengan dosis 200 kandu
membaik (120/80 ml dari 150gr tomat, 50 ml berfun
mmHg) air putih meny
kolest
tekana
memi
biofla
berfun
antihi
4. Kontrol lingkungan yang
dapat memperberat rasa nyeri 4. Lingk
(mis. suhu ruangan, dapat
pencahayaan, kebisingan) stimu

Edukasi
5. Jelaskan, penyebab, periode,
dan pemicu nyeri 5. Penge
mema
Kolaborasi orient
6. Kolaborasi pemberian yang l
analgetik, jika perlu 6. Analg
memb
sehing
F. IMPLEMENTASI
Implementasi kunjungan pertama
No Tanggal/jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Nama/TTD
1 16 Februari Nyeri akut berhubungan 1. Mengidentifikasi lokasi, DS: Klien mengeluh nyeri pada Usiana
2021/15.00 wita dengan agen pencedera karakteristik, durasi, kepala dan merasa tegang
fisiologis (iskemia) frekuensi, kualitas, intensitas pada bagian belakang leher,
nyeri nyeri terasa seperti
tertusuk-tusuk dan kaku,
dan biasanya sakitnya
datang kadang-kadang
tidak menentu.
DO: Klien tampak meringis,
memegang daerah nyeri,

2. Mengidentifikasi skala nyeri DS: Klien mengatakan skala


nyeri 4 (1-10)
DO: Klien tampak meringis

3. Memberikan terapi jus tomat


DS: Klien mengatakan jus
1 kali sehari dengan dosis
tomatnya terasa segar dan
200 ml dari 150gr tomat, 50
enak
ml air putih
DO: Klien tampak kooperatif
dan meminum habis jus
tomat yang diberikan

DS: Klien mengatakan lebih


4. Mengontrol lingkungan yang nyaman karena bisa
dapat memperberat rasa beristirahat tanpa ada yang
nyeri (mis. suhu ruangan, berisik dan mengganggu
pencahayaan, kebisingan) DO: Klien tampak lebih rileks
saat setelah lingkungan
dikontrol jauh agak tidak
bising

DS: Klien mengatakan paham


5. Menjelaskan, penyebab, dan memang menderita
periode, dan pemicu nyeri tensi tinggi
DO: Klien tampak kooperatif
saat diberikan penjelasan
mengenai penyebab nyeri
yang timbul karena
hipertensi atau tekanan
darah tinggi
Implementasi kunjungan kedua
No Tanggal/jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Nama/TTD
1 17 Februari Nyeri akut berhubungan 1. Mengidentifikasi skala nyeri DS: Klien mengatakan skala Usiana
2021/15.00 wita dengan agen pencedera nyeri 2 (1-10)
fisiologis (iskemia) DO: Klien tampak lebih rileks

2. Memberikan terapi jus tomat DS: Klien mengatakan jus


1 kali sehari dengan dosis tomatnya terasa segar
200 ml dari 150gr tomat, 50 DO: Klien tampak kooperatif
ml air putih dan meminum habis jus
tomat yang diberikan

Implementasi kunjungan ketiga


No Tanggal/jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Nama/TTD
1 18 Februari Nyeri akut berhubungan 1. Mengidentifikasi skala nyeri DS: Klien mengatakan skala Usiana
2021/15.00 wita dengan agen pencedera nyeri 2 (1-10)
fisiologis (iskemia) DO: Klien tampak lebih rileks

2. Memberikan terapi jus tomat DS: Klien mengatakan jus


1 kali sehari dengan dosis tomatnya terasa segar
200 ml dari 150gr tomat, 50 DO: Klien tampak kooperatif
ml air putih dan meminum habis jus
tomat yang diberikan

G. EVALUASI

No Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi Nama/TTD


Keperawatan
1 18 Februari 2021 Nyeri akut berhubungan S: Klien mengatakan nyeri sudah berkurang, merasa Usiana
dengan agen pencedera lebih rileks dan segar, skala nyeri 2 (1-10)
fisiologis (iskemia) O: Pasien tampak lebih rileks, tidak meringis, tekanan
darah 140/70 mmHg
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi dengan memberikan health
education meminum jus tomat lebih rutin untuk
menurunkan tekanan darah
Lampiran 1

A. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
1. MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS
Termasuk yang manakah klien?
Item yang
NO Skor Nilai
dinilai
1 Makan 0 = Tidak mampu
(Feeding) 1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega,
2
dll
2 = Mandiri
2 Mandi 0 = Tergantung dengan orang lain
1
(Bathing) 1 = Mandiri
3 Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, 1
dan bercukur
4 Berpakaian 0 = Tergantung dengan orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (missal mengancing baju) 2
2 = Mandiri
5 Buang air 0= Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak
kecil terkontrol
2
(Bladder) 1 = Kadang inkotinensia (maks, 1x 24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6 Buang air 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
besar (Bowel) 1 = Kadang inkotinensia (sekali seminggu) 2
2 = Kontinensia (teratur)
7 Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain
toilet 1= Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
2
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8 Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
3
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9 Mobilitas 0 = Imobilitas (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantan satu orang 3
3= Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu
seperti tongkat)
10 Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 2
2 = Mandiri
Interpretasi hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

Kesimpulan: Klien berada pada skor 20 yaitu mandiri

B. PENGKAJIAN KOGNITIF
1. Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Protable Mental Status
Questioner (SPMSQ)

Skore No Pertanyaan Jawaban


+ -
+ 1 Tanggal berapa hari ini? Tidak tahu
+ 2 Hari apa sekarang? Selasa
+ 3 Apa nama tempat ini? Rumah saya
4 Berapa nomor telepon Tidak memiliki
Anda? telepon
Dimana alamat Anda?
(tanyakan bila tidak
memiliki telepon)
- 5 Berapa umur Anda? Sekitar 70an
- 6 Kapan Anda lahir? Tidak tahu
+ 7 Siapa Presiden Indonesia Pak jokowi
sekarang?
+ 8 Siapa Presiden sebelumnya? Pak jokowi juga
2 kali
sebelumnya baru
Pak SBY
+ 9 Siapa nama Ibu Anda? Ny. K
+ 10 Berapa 20 dikurangi 3? 20 – 3 = 17
(Begitu seterusnya sampai 17 – 3 = 14
bilangan terkecil) 14 – 3 = 11
11 – 3 = 8
8–3=5
5–3=2
Keterangan
Kesalahan 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10 : Kerusakan intelektual berat

Kesimpulan: Klien mampu menjawab 8 pertanyaan dengan tepat. Kesalahan 0-


2: Fungsi intelektual utuh

2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan mnggunakan Mini Mental
Status Exam (MMSE)
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimum pasien
Orientasi
5 5 (tahun) (musim) (tanggal) (hari) (bulan apa
sekarang?)
5 5 Dimana kita: (Negara bagian) (wilayah)
(kota) (rumah sakit) (lantai)?
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimum pasien
Registrasi
3 3 Sebutkan nama 3 objek: 1 detik untuk
mengtakan masing-masing. Beri 1 poin untuk
setiap jawaban yang benar
Perhatian dan kalkulasi
5 3 Seri 7’s 1 poin untuk setiap kebenaran.
Berhenti setelah 5 jawaban. Berganti eja
“kata” ke belakang
Mengingat
3 3 Meminta untuk mengulang ketiga objek di
atas. Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran
Bahasa
9 7 Nama pensil dan melihat (2 poin)
Mengulang hal berikut : tidak ada jika, dan
atau tetapi (1 poin)
26 Nilai total

Keterangan
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan
kognitif yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut
Kesimpulan: Klien mendapatkan nilai 26 sehingga tidak ada kerusakan
kognitif

C. PENGKAJIAN STATUS EMOSIONAL


Pertanyaan tahap 1
a. Apakah klien mengalami kesulitan tidur?
Tidak
b. Apakah klien sering merasa gelisah?
Tidak
c. Apakah klien sering murung dan menangis sendiri?
Tidak
d. Apakah klien sering was-was atau khawatir?
Tidak
Pertanyaan tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan?
Lebih dari satu kali dalam satu bulan
b. Ada atau banyak pikiran?
Tidak
c. Ada masalah atau gangguan dengan keluarga lain?
Tidak
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter?
Tidak
e. Cenderung mengurung diri?
Tidak

Kesimpulan: Masalah Emosional Negatif (-)

D. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan masih biasa bersosialisasi dengan lingkungan di sekitar

E. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Klien beragama hindu, klien sembahyang setiap sore hari. Menurut klien Kematian sudah
di atur oleh yang di atas kita hanya bisa berpasrah.
F. PENGKAJIAN DEPRESI
Menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS)
NO ITEM PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah Bapak/ Ibu sekarang ini merasa Ya
puas dengan kehidupannya?
2 Apakah Bapak/ Ibu telah meninggalkan Tidak
banyak kegiatan atau kesenangan akhir-
akhir ini?
3 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa hampa/ Tidak
kosong di dalam hidup ini?
4 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa bosan? Tidak
5 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai Ya
harapan yang baik di masa depan?
6 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai Tidak
pikiran jelek yang mengganggu terus
menerus?
7 Apakah Bapak/ Ibu memiliki semangat Ya
yang baik setiap saat?
8 Apakah Bapak/ Ibu takut bahwa sesuatu Tidak
yang buruk akan terjadi pada Anda?
9 Apakah Bapak/ Ibu merasa bahagia Ya
sebagian besar waktu?
10 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa tidak Tidak
mampu berbuat apa- apa?
11 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa resah Tidak
dan gelisah?
12 Apakah Bapak/ Ibu lebih senang tinggal Tidak
dirumah daripada keluar dan mengerjakan
sesuatu?
13 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir Tidak
tentang masa depan?
14 Apakah Bapak/ Ibu akhir – akhir ini Ya
sering pelupa? (1)
15 Apakah Bapak/ Ibu pikir bahwa hidup Ya
Bapak/ Ibu sekarang ini menyenangkan?
16 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa sedih Tidak
dan putus asa?
17 Apakah Bapak/ Ibu merasa tidak berharga Tidak
akhir-akhir ini?
18 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa Tidak
khawatir tentang masa lalu?
19 Apakah Bapak/ Ibu merasa hidup ini Ya
mengembirakan?
20 Apakah sulit bagi Bapak/ Ibu untuk Tidak
memulai kegiatan yang baru?
21 Apakah Bapak/ Ibu merasa penuh Ya
semangat?
22 Apakah Bapak/ Ibu merasa situasi Tidak
sekarang ini tidak ada harapan?
23 Apakah Bapak/ Ibu berpikir bahwa orang Tidak
lain lebih baik keadaanya daripada Bapak/
Ibu?
24 Apakah Bapak/ Ibu sering marah karena Tidak
hal- hal yang sepele?
25 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa ingin Tidak (1)
menangis?
26 Apakah Bapak/ Ibu sulit berkonsentrasi? Tidak
27 Apakah Bapak/ Ibu merasa senang waktu Ya
bangun tidur di pagi hari?
28 Apakah Bapak/ Ibu tidak suka berkumpul Tidak
di pertemuan sosial?
29 Apakah mudah bagi Bapak/ Ibu membuat Ya
suatu keputusan?
30 Apakah pikiran Bapak/ Ibu masih tetap Tidak
mudah dalam memikirkan sesuatu seperti
dulu?

Ket: Setiap jawaban yang “ SESUAI” diberi skor 1

Skor 0-10 : Menunjukkan tidak depresi

Skor 11-20 : Menunjukkan depresi ringan

Skor 21-30 : Menunjukkan depresi sedang/ berat

Kesimpulan: Klien menjawab sesuai dengan jawaban yang ada pada kuesioner
yaitu 2 jawaban nomor 14 dan 25. Skor klien 2, klien menunjukkan Skor 0-10
Menunjukkan tidak depresi
G. PENGKAJIAN RISIKO JATUH
1. Pengkajian dengan instrumen “THE TIMED UP AND GO” (TUG)
NO LANGKAH
1 Posisi pasien duduk di kursi
2 Minta pasien berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah
(3 meter), kembali ke kursi, ukur waktu dalam detik

Keterangan:
Skor:
>12 detik : risiko jatuh tinggi
≤ 12 detik : risiko jatuh rendah

Kesimpulan: Klien ≤ 12 detik : risiko jatuh rendah


H. APGAR keluarga

NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG TIDAK


(2) -KADANG PERNAH (0)
(1)
1 A: Adaptasi
Saya puas bisa kembali
pada keluarga (teman-
teman) saya untuk 2
membantu apabila saya
mengalami kesulitan
(adaptasi)
2 P: Partnership
Saya puas dengan cara
keluarga (teman-teman)
saya membicarakan 2
sesuatu dan
mengungapkan masalah
dengan saya (hubungan)
3 G: Growth 2
Saya puas bahwa
keluarga(teman-teman)
saya menerima dan
mendukung keinginan
saya untuk melakukan
aktivitas (pertumbuhan)
4 A: Afek
Saya puas dengan cara
keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan
2
afek dan berespons
terhadap emosi saya,
seperti marah, sedih atau
mencintai
5 R: Resolve
Saya puas dengan cara
teman atau keluarga saya
dan saya menyediakan 2
waktu bersama-sama
mengekspresikan afek
dan berespon
JUMLAH 10
Penilaian:
Total nilai <3 : disfungsi keluarga yang sangat tinggi
Total nilai 4-6 : disfungsi keluarga sedang
Total nilai 7-10: tidak ada disfungsi keluarga

Kesimpulan: Klien tidak ada disfungsi keluarga


Lampiran 2

Hasil Review Artikel

Peneliti Judul Sampel Metode Output


Eka Trismiyana, Pengaruh Pemberian Jus Populasi seluruh lansia Jenis penelitian kuantitatif Dari hasil penelitian
Usastiawaty Cik Tomat Terhadap Tekanan penderita hipertensi dengan rancangan quasy diketahui Rata-rata tekanan
Ayu Saadiah Darah Lansia Penderita berjumlah 143 lansia dengan eksperimen dengan darah sebelum dilakukan
Isnainy, Herizon Hipertensi Di Puskesmas sampel 30 responden pendekatan one group pre intervensi adalah 152,83
Kotabumi 2 Kecamatan dan post test design dengan standar deviasi
(2020) Teknik sampling accidental
Kotabumi Selatan 5,279), dan setelah
sampling
Kabupaten Lampung Utara dilakukan intervensi 133,00
dengan standar deviasi
5,072.
[Manuju: Malahayati Bahwa ada pengaruh jus
Nursing Journal, Volume tomat terhadap tekanan
2, Nomor 4 September darah lansia penderita
2020] Hal 791-800 hipertensi di Puskesmas
Kotabumi 2 Kecamatan
Kotabumi Selatan
Kabupaten Lampung Utara
tahun 2019 (t-test > t tabel,
19,833> 4,197 p-value =
0,000 (p-value < α = 0,05).
Kesimpulan : Ada pengaruh
jus tomat terhadap tekanan
darah lansia penderita
hipertensi
Mulyawati, Nanda Pengaruh Pemberian Jus Populasi dalam penelitian Penelitian ini termasuk Hasil penelitian
Desreza Tomat Terhadap ini adalah seluruh lansia jenis penelitian pre menunjukkan bahwa pada
Perubahan Tekanan Darah penderita hipertensi. Sampel experimental design kelompok intervensi
(2020)
Pada Lansia Penderita penelitian adalah lansia dengan pendekatan two menunjukkan tekanan darah
Hipertensi Di Wilayah penderita hipertensi yang group pretest post test sistole dengan nilai p value
Kerja Puskesmas berjumlah 34 orang yang design. = 0,000. Sedangkan pada
Jeulingke Kota Banda terbagi dalam 5 desa di tekanan darah diastole
Aceh wilayah kerja Puskesmas dengan nilai p value =
Jeulingke Kota Banda Aceh 0,000.

Jurnal Aceh Medika, Vol.4


No.2, Oktober 2020 : 191- Adapun hasil penelitian
201 pada kelompok kontrol
menunjukkan tekanan darah
sistole dengan nilai p value
= 0,235. Sedangkan pada
tekanan darah diastole
dengan diperoleh nilai p
value = 0,086.

Berdasarkan hasil penelitian


maka dapat simpulkan
bahwa pada kelompok
intervensi ada pengaruh
pemberian jus tomat
terhadap perubahan tekanan
darah systole dan diastole
pada lansia penderita
hipertensi. Kemudian pada
kelompok kontrol tidak ada
perubahan tekanan darah
systole dan diastolepada
lansia penderita hipertensi..
Nyemas Mu’min, Pengaruh Pemberian Jus Populasi dalam penelitian Penelitian ini merupakan Hasil uji Wilcoxon sebelum
Fidi Rachmadi, Tomat (Solanum ini diambil pada bulan April jenis penelitian quantitatif dan sesudah intervensi
Faisal Kholid Lycopersicum) Terhadap 2019 yang berjumlah 158 dengan desain quasi tekanan darah sistolik dan
Fahdi Perubahan Tekanan Darah orang. Sampel dalam eksperimen. Pendekatan diastolik pada kelompok
Pada Penderita Hipertensi penelitian ini ialah 38 yang dilakukan dengan intervensi di dapatkan
(2019)
Di Wilayah Kerja Upk responden, terdiri dari 19 non equivalent control masing-masing nilai p value
Puskesmas Kampung kelompok kontrol dan 19 group atau yang sering < 0,05. Hasil uji Mann
Dalam Kecamatan kelompok intervensi. disebut dengan non Whitney tekanan darah
Pontianak Timur Sampel di dapat dengan randomized control group sistolik dan diastolik
menggunakan teknik pre-test post test. sesudah intervensi pada
purposive sampling Penelitian ini dilakukan kedua kelompok didapatkan
berdasarkan kriteria inklusi selama 7 hari intervensi masing-masing nilai p <
dan eksklusi. diukur tekanan darah 0,05.
menggunakan
Kesimpulan: Ada pengaruh
spigmomanometer air
pemberian jus tomat
raksa sebelum dan setelah
(solanum lycopersicum)
melakukan intervensi
terhadap perubahan tekanan
pemberian jus tomat.
darah pada penderita
hipertensi
Pembahasan

a. Analisis masalah keperawatan dengan konsep Evidance Based Practice dan konsep kasus
terkait
Hipertensi dapat didefinsikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Sekitar 20%
populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara mereka menderita
hipertensi primer atau esensial dimana tidak dapat diidentifikasi penyebabnya sisanya
mengalami hipertensi sekunder atau dengan penyebab tertentu.
Pada tahun 2018 prevalensi hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan menjadi
sebesar 34,1%. Kalimantan Barat menempati posisi kelima sebesar 38,1%, prevalensi
hipertensi tertinggi terjadi di Kalimantan Selatan sebesar 44,1%, dan terendah terjadi di
Papua sebesar 22,2%. Hal ini terjadi karena beberapa faktor seperti merokok, kurang
konsumsi buah dan sayur, konsumsi garam berlebih, kelebihan berat badan, dan
kurangnya aktivitas fisik (Riskesdas, 2018).
Solusi penanganan hipertensi pada prinsipnya ada dua macam yaitu terapi
farmakologi dengan menggunakan obat-obatan antihipertensi dan terapi non farmakologi
yaitu dengan modifikasi pola hidup sehari-hari dan kembali ke produk alami (back to
nature). Mengacu pada konsep back to nature yaitu dengan menggunakan bahan lokal
yang banyak terdapat dimasyarakat kaya akan antioksidan seperti likopen. Salah satunya
adalah tomat (Nyemas, 2019).
b. Analisis salah satu intervensi dengan konsep Evidance Based Practice
Kandungan dalam buah tomat yang telah diketahui berperan dalam menurunkan
tekanan darah adalah likopen, bioflavonoid dan kalium. Likopen pada tomat berfungsi
sebagai antioksidan sehingga dapat melumpuhkan radikal bebas, menyeimbangkan kadar
kolesterol darah dan tekanan darah. Bioflavonoid mudah larut dalam air sehingga dapat
melancarkan keluarnya air seni sehingga dapat menjadi antihipertensi. Jumlah angiotensin
II berkurang dan menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi aldosterone untuk reabsorbsi
natrium dan air secara otomatis akan menjadi berkurang sehingga tekanan darah akan
menurun. Sedangkan, kandungan kalium bekerja dengan cara menurunkan potensial
membran pada dinding pembuluh darah sehingga terjadi relaksasi pada dinding pembuluh
darah dan akhirnya dapat menurunkan tekanan darah sehingga tomat direkomendasikan
untuk menjadi salah satu pilihan alternatif penanganan non farmakologi pada pasien yang
menderita hipertensi (Mulyati, 2020).
c. Konsep masalah keperawatan dan Intervensi yang dipilih sesuai hasil review Jurnal
Pada jurnal pertama sampel dalam penelitian menggunakan metode incidental
sampling sebanyak 30 orang. Hasil penelitian diketahui rata-rata tekanan darah sebelum
dilakukan intervensi adalah 152,83 dengan standar deviasi 5,279), dan setelah dilakukan
intervensi 133,00 dengan standar deviasi 5,072. Bahwa ada pengaruh jus tomat terhadap
tekanan darah lansia penderita hipertensi di Puskesmas Kotabumi 2 Kecamatan Kotabumi
Selatan Kabupaten Lampung Utara tahun 2019 (t-test > t tabel, 19,833> 4,197 p-value =
0,000 (p-value < α = 0,05). Kesimpulan : Ada pengaruh jus tomat terhadap tekanan darah
lansia penderita hipertensi.
Pada jurnal kedua Sampel penelitian adalah lansia penderita hipertensi yang
berjumlah 34 orang yang terbagi dalam 5 desa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
pengaruh pemberian jus tomat terhadap perubahan tekanan darah sistole dan diastole pada
lansia penderita hipertensi kelompok intervensi di wilayah kerja Puskesmas Jeulingke
dengan hasil statistik p value0,000. Adapun hasil penelitian pada kelompok kontrol
menunjukkan tekanan darah sistole dengan nilai p value = 0,235. Sedangkan pada tekanan
darah diastole dengan diperoleh nilai p value = 0,086. Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat simpulkan bahwa pada kelompok intervensi ada pengaruh pemberian jus tomat
terhadap perubahan tekanan darah systole dan diastole pada lansia penderita hipertensi.
Kemudian pada kelompok kontrol tidak ada perubahan tekanan darah systole dan
diastolepada lansia penderita hipertensi.
Pada jurnal ketiga sampel dalam penelitian ini ialah 38 responden, terdiri dari 19
kelompok kontrol dan 19 kelompok intervensi, penelitian dilakukan selama 7 hari
intervensi diukur tekanan darah menggunakan spigmomanometer air raksa sebelum dan
setelah melakukan intervensi pemberian jus tomat. Hasil uji Wilcoxon sebelum dan
sesudah intervensi tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok intervensi di
dapatkan masing-masing nilai p value < 0,05. Hasil uji Mann Whitney tekanan darah
sistolik dan diastolik sesudah intervensi pada kedua kelompok didapatkan masing-masing
nilai p < 0,05. Ada pengaruh pemberian jus tomat (solanum lycopersicum) terhadap
perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja UPK Puskesmas
Kampung Dalam Kecamatan Pontianak Timur, sehingga direkomendasikan untuk
menjadi salah satu pilihan alternatif penanganan non farmakologi pada pasien yang
menderita hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai