Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

HIL (HERNIA INGUINAL LATERAL)

Di susun oleh :

Moch Ilham Nurfalah


1490122019

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GALUH
2022-2023

1
LAPORAN PENDAHULUAN
HIL (HERNIA INGUINAL LATERAL)

A. DEFINISI

Hernia adalah protusi (penonjolan) ruas organ , isi organ ataupun jaringan

melalui bagian lemah dari dindingrongga yang bersangkutan atau lubang

abnormal.

Hernia inguinalis adalah suatu penonjolan yang terjadi pada kanalis

inguinalis akibat masuknya viscara (organ internal abdonan) abdomen melalui

kanalis inguinalis lateral

Kesimpulan dari beberapa pengertian di atas hernia inguinalis lateralis

adalah penonjolan organ infra abdomen melalui lubang anulus inguinalis

dextra, karena bagian dinding rongga abdomen sebelah kanan yang terjadi

karena didapat atau jugs congenital.

B. ETIOLOGI

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis adalah :


1. Kelemahan otot dinding abdomen.

a) Kelemahan jaringan.

b) Adanya daerah yang luas diligamen inguinal.

c) Trauma.

2. Peningkatan tekanan intra abdominal

a) Obesitas.

b) Mengangkat benda berat

c) Konstipasi, dari faktor mengejan pada saat proses buang air besar.

2
d) Kehamilan

e) Batuk kronik

f) Hipertropi prostate

3. Faktor resiko: kelainan congenital

C. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala terjadinya hernia adalah sebagai berikut.

1. Penonjolan di daerah inguinal

2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.

3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram

dan distensi abdomen.

4. Terdengar bising usus pada benjolan

5. Kembung

6. Perubahan pola eliminasi BAB

7. Gelisah

8. Dehidrasi

9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien

berdiri atau mendorong.

Pada umumnya pasien mengatakan adanya benjolan di

selangkangan/kemaluan. Benjolan tersebut bisa mengecil atau menghilang pada

waktu tidur, bila menangis, mengejan atau mengangkat benda berat atau bila

posisi pasien berdiridapat timbul kembali. Bila telah terjadi komplikasi dapat

ditemukan nyeri. Keadaan umum pasien biasanya baik. Bila benjolan tidak

3
nampak, pasien dapat disuruh mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan

berdiri. Bila ada hernia maka akan tampak benjolan. Bila memang sudah

tampak benjolan, harus diperiksa apakah benjolan tersebut dapat dimasukkan

kembali. Pasien diminta berbaring, bernafas dengan mulut untuk mengurangi

tekanan intra abdominal, lalu skrotum diangkat perlahan-lahan.

D. PATOFISIOLOGI

Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang

terletak di sebalah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis

dan keluar ke rongga perut malalui anulus  inguinalis eksternus. Kanalis

inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan,

terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut  akan

menarik peritoneum ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum

yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir,

umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut

tidak dapat melalui kanal tersubut. Namun dalam beberapa hal,seringkali

kanalis ini tidak menutup karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis

inguinalis kanan lebih sering terbuka. bila kanalis kiri terbuka maka biasanya

yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan  normal, kanalis yang terbuka ini akan

menutup pada usia 2 bulan. bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami

obliterasi) akan timbul hernia inguinalis lateral kongenital.

4
PPeningkatan intra abdomen Kelemah otot dinding abdomen

- -batuk -Trauma
- -bersin-bersin
- -mengejan -obesitas
- -mengangkat benda berat
s
Isi rongga abdomen melewati annulus
Isi rongga abdomen melewati dinding
inguinal
inguinal

Masuk kekanal inguinal


Masuk kekanal inguinal

Masuk keskrotum terjadi penonjolan keluar


Pre Operasi
kantung yang terdapat dalam perut mengalami
Lokal Genera kelemahan
l
Mual
Sal. limfe
muntrah. HERNIA INGUINALIS
terbendung
Suplai cairan Sekresi
Iskemik Jar. elektrolit (-) berkurang Pembedahan

Post Operasi
Kurang
Nekrosis.
Kekurangan informasi
Infeksi. Dehidrasi nutrisi tentang
Insisi Mual Kerusakan pembedahan
Bedah spasme otot
Abses Absrobs
Gangguan Resiko Nafsu makan
toksik ansietas
rasa nyeri infeksi menurun Terputusnya
Paralise jaringan saraf

5
Kekurangan Terputusnya jaringan saraf Ketidakseimbangan
Perubahan nutrisi kurang dari Kerusakan mobilitas fisik
kebutuhan cairan
mobilitas fisik kebutuhan tubuh
dan elektrolit Nyeri Akut

6
E. FOKUS PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan pengumpulan informasi subjektif dan objektif, dan

peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik. Informasi subjektif,

misalnya dengan wawancara pasien/ keluarga. Sedangkan informasi objektif,

misalnya dengan pengukuran tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik

(Herdman, 2015) . Data yang perlu dikaji yaitu :

1. Identitas Pasien

Yang perlu dikaji meliputi nama, no rekam medis, umur, jenis kelamin,

pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, status, tanggal masuk rumah sakit,

tanggal pengkajian.

2. Keluhan Utama

Keluhan yang sering muncul pada pasien post op hil dengan masalah

keperawatan nyeri akut adalah pasien mengeluh sakit pada area operasi

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Dahulu

Wawancara di tunjukan untuk mengetahui penyakit yang di derita

klien.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Wawancara riwayat kesehatan yang dirasakaan saat ini.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat adanya penyakit hernia dalam anggota keluarga.

7
1) Keadaan psikologis
Perilaku, Pola emosional, Konsep diri, Penampilan intelektual,
Pola pemecahan masalah, Daya ingat.
4. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan Umum.
b) Tanda-tanda vital : Tekanan Darah, Suhu, Nadi, Respirasi.
c) Sistem Pencernaan
Bentuk bibir, lesi mukosa mulut, kelengkapan gigi, muntah, kemampuan
menelan, mengunyah, bentuk peut, BU, distensi abdomen, dll.
d) Sistem Pernafasan
Kesimetrisan hidung, pernafasan cuping hidung, deformitas, bersin,
warna mukosa, perdarahan, nyeri sinus, bentuk dada, kesimetrisan, nyeri
dada, frekwensi pernafasan, jenis pernafasan, bunyi nafas, dll.
e) Sistem cardiovaskuler
Konjungtiva anemis/tidak, akral dingin/hangat, CRT, JVP, bunyi
jantung, tekanan darah, pembesaran jantung, Cyanosis, dll.
f) Sistem integumen
Warna kulit, turgor kulit, temperatur, luka/lesi, kebersihannya,
integritas, perubahan warna, keringat, eritema, kuku, rambut
(kebersihan, warna, dll.)
g) Sistem persyarafan
Tingkat kesadaran, kepala ukuran, kesimetrisan, benjolan, ketajaman
mata, pergerakan bola mata, kesimetrisan, reflek kornea, reflek pupil,
nervus 1 s.d. 12, kaku kuduk, dll.
h) Sistem endokrin
Pertumbuhan dan perkembangan fisik, proporsi dan posisi tubuh, ukuran
kepala dan ekstremitas, pembesaran kelaenjar tyroid, tremor
ekstremitas, dll.

8
i) Sistem muskuloskeletal
Rentang gerak sendi, gaya berjalan, posisi berdiri, ROM, kekuatan otot,
deformitas, kekakuan pembesaran tulang, atrofi, dll.
j) Sistem reproduksi
Laki-laki: penis skrotum, testis, dll.
Perempuan: pembengkakan benjolan, nyeri, dll.
k) Sistem perkemihan
Jumlah, warna, bau, frekwensi BAK, urgensi, dysuria, nyeri pinggang,
inkontinensia, retensi urine, dll.
5. Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium
b) Rontgen
6. Therapi

F. MASALAH YANG MUNGKIN MUNCUL


DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds : Peningkatan intra Nyeri Akut
- Mengatakan nyeri di abdomen/kelemahan otot
bagian area operasi dinding abdomen
- Melaporkan skala nyeri
- Nyeri seperti di sayat Isi rongga abdomen melewati
sayat dinding inguinal
- Nyeri bertambah saat
saat bergerak Masuk ke kanal inguinal
- Mengatakan takut untuk
bergerak Masuk ke skrotum

Do : Terjadi peninjolan
- Tampak kesakitan
- Tampa meringis Kantung yang didalam perut
- Sulit untuk bergerak mengalami kelemahan
- Tampak luka post operasi
- Skala nyeri (objektif) Hernia inguinalis

Pembedahan

9
Post Operasi

Insisi bedah

Terputusnya jaringan saraf

Nyeri Akut
Ds : Peningkatan intra Defisit Nutrisi
- Mengatakan nyeri di abdomen/kelemahan otot
bagian area operasi dinding abdomen
- Melaporkan skala nyeri
- Nyeri seperti di sayat Isi rongga abdomen melewati
sayat dinding inguinal
- Nyeri bertambah saat
saat bergerak Masuk ke kanal inguinal
- Mengatakan takut untuk
bergerak Masuk ke skrotum
- Mengatakan kurang
nafsu makan Terjadi peninjolan

Do : Kantung yang didalam perut


- Tampak kesakitan mengalami kelemahan
- Tampa meringis
- Sulit untuk bergerak Hernia inguinalis
- Tampak luka post operasi
- Skala nyeri (objektif) Pembedahan

Post Operasi

Mual

Nafsu makan menurun

Defisit nutrisi
Ds : Peningkatan intra Resiko Infeksi
- Mengatakan nyeri di abdomen/kelemahan otot
bagian area operasi dinding abdomen
- Melaporkan skala nyeri
- Nyeri seperti di sayat Isi rongga abdomen melewati
sayat dinding inguinal
- Nyeri bertambah saat
saat bergerak Masuk ke kanal inguinal
- Mengatakan takut untuk
bergerak Masuk ke skrotum

10
Do : Terjadi peninjolan
- Tampak kesakitan
- Tampa meringis Kantung yang didalam perut
- Sulit untuk bergerak mengalami kelemahan
- Tampak luka post operasi
- Skala nyeri (objektif) Hernia inguinalis

Pembedahan

Post Operasi

Insisi bedah

Resiko infeksi

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (Prosedur operasi)

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan

3. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur infasif

11
H. NURSING CARE PLAN

No MASLAH TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN TUPAN TUPEN
1 Nyeri akut Setelah Setelah dilakukan Manajemen nyeri Manajemen Nyeri
berhubungan dengan dilakukan tindakan keperawatan Tindakan Observasi
agen pencedera fisik tindakan selama …x…jam Observas 1. Mengetahui
(Prosedur operasi) keperawatan Pasien tidak mengalami i lokasi nyeri,
Ds : selama … x nyeri akut, dengan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, karakteristik
- Mengatakan nyeri durasi, frekuensi, kualitas,
… Hari, nyeri kriteria hasil: nyeri, berapa lama nyeri
di bagian area intensitas nyeri.
operasi akut teratasi  Nyeri menurun dirasakan serta kualitas
- Melaporkan skala Terapeutik
 Meringis menurun dan intensitas nyeri yang
nyeri 1. Berikan tehnik non
- Nyeri seperti di dirasakan pasien untuk
farmakologis untuk mengurangi
sayat sayat
mengetahui penanganan
- Nyeri bertambah rasa nyeri( mis, TENS,
saat saat bergerak apa yang akan diberikan.
hipnosis, akupresure, terapi
- Mengatakan takut
Terapeutik.
untuk bergerak musik, biofeedback, terapi
1. Agar pasien tidak akan
pijat, aroma terapi, tehnik
Do :
ketergantungan pada obat.
- Tampak kesakitan imajinasi terbimbing, kompres
- Tampa meringis 2. Memastikan pasien
hangat/dingin, terapi bermain)
- Sulit untuk
merasakan nyaman
bergerak 2. Kontrol lingkungan yang
- Tampak luka post sehingga nyeri yang
memperberat rasa nyeri (mis.
operasi
pasien rasakan tidak
Skala nyeri (objektif) Suhu ruangan, pencahayaan ,

14
kebisingan) semakin parah.
Edukasi
Edukasi 1. Dengan mengetahui
1. Jelaskan penyebab, periode, penyebab, periode, dan
dan pemicu nyeri pemicu nyeri maka pasien
2. Jelaskan strategi meredakan dapat mengatasi nyerinya
nyeri sendiri.
3. Ajarkan tehnik non 2. Agar pasein dapat memilih
farmakologis untuk strategi untuk meredeakan
mengurangi rasa nyeri nyeri yang ia rasakan
Kolaborasi sendiri sesuai keinginan
1. Kolaborasi pemberian dan kenyamanannya.
analgesik,jika perlu 3. Agar pasein dapat
mengetahui terapi
farmakologi (obat-obatan)
yang dapat digunakan
selain non farmakologi
jika terapi non
farmakologi tidak berhasil.
Kolaborasi
Memastikan Terapi
analgetik yang diberikan
efektif dengan melakukan
kolaborasi.

15
Observasi
Alergi obat adalah reaksi
2. Pemberian Analgetik
erlebihan sistem kekebalah
Observasi
tubuh terhadap obat-obatan
- Identifikasi riwayat alergi
tertentu.
obat
Terapeutik
Terapeutik
- Memastikan
- Diskusikan jenis analgesik
analgesik yang
yang disukai untuk mencapai
diberikan dapat
analgesik yang optimal.
mengatasi masalah/keluhan
Edukasi
yang dirasakan.
- Jelaskan efek samping obat
Edukasi
Kolaborasi
- Efek samping obat
Kolaborasi pemberian dosis dan
adalahkondisi yang
jenis analgesik, seusia indikasi
muncul diluar efek dari
pengobatn yangdiharapkan.
Kolaborasi
- Memperhatikan langkah-
langkah benar dalam
pemberian obat dan
keseuaian target.
2 Defisit nutrisi Setelah Setelah dilakukan Management Nutrisi Observasi
16
berhubungan dengan dilakukan tinfakan keperawatan
1. Dapat menghindari alergi
kurangnya asupan tindakan selama …x…jam Observasi :
makanan : yang disebabkan oleh
keperawatan defisit nutrisi teratasi, - identifikasi status nutrisi
Ds : makanan
- identifikasi alergi dan intoleransi
- Mengatakan nyeri selama … x dengan kriteria hasil: makanan 2. Meningkatkan naafsu
di bagian area … Hari  Porsi makanan - identifikasi makanan yang di
operasi makan klien
- Melaporkan skala Defisit nutrisi yang di sukai 3. Meningkatkan dan
nyeri teratasi
habiskan - monitor asupan makanan
- Nyeri seperti di mempertahankan
sayat sayat meningkat - monitor berat badan 4. Jumlah kalori dan niutrisi
- Nyeri bertambah  Verbalisasi - monitor hasil pemeriksaan
saat saat bergerak laboratorium yang di butuhkan
- Mengatakan takut keinginan Terapeutik
untuk bergerak untuk Terapeutik
- Mengatakan 1. Untuk mempertahaankan
kurang nafsu meningkatkan - fasilitasi menentukan pola makan yang benar
makan nutrisi pedoman diet (mis, piramida untuk klien
Do : meningkat makanan) 2. Memberikan makan
- Tampak kesakitan  Pengetahuan
- Tampa meringis - sajikan makanan secara tinggi serat bagi klien
- Sulit untuk tentang standar menarik dan suhu yang sesuai untuk menghidari
bergerak asupan nutrisi
- Tampak luka post - berikan suplemen makanan , konstipasi
operasi yang tepat jika perlu Kolaborasi
- Skala nyeri meningkat - Untuk meminimalisir rasaa
(objektif) Edukasi :
 Nafsu makan - nyeri yang terjadi pada saat
anjurkan posisi duduk , jika
membaik klien akan makan
mampu
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi
17
sebelum makan (pereda
nyeri, antiemetic), jika perlu

- Kolaborasi dengan ahli giji


untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
di butuhkan

3 Resiko infeksi Setelah Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi


dilakukan tindakan keperawatan Observas Observasi
berhubungan dengan
tindakan selama … x … Hari i 1. Infeksi local hanya pada
efek prosedur infasif
keperawatan Resiko infeksi teratasi 1. Monitor tanda dan gejala bagian tertentu Infeksi lokal
selama … x dengan kriteria : infeksi lokal dan sistemik yang dapat menjadi sistemik
Nyeri akut
… Hari Kebersihan badan Terapeutik bilamikro- organisme
berhubungan dengan
Resiko meningkat 1. Cuci tangan sebelum dan mencapai sistem
agen pencedera fisik
infeksi sesudah kontak dengan pasien limfatikatau vascular
(Prosedur operasi)
teratasi dan lingkungan pasien Terapeutik
Ds :
- Mengatakan nyeri 2. Pertahankan tehnik aseptik pada 1. Untuk mengantisipasi
di bagian area pasien beresiko tinggi apabila ada kuman atau
operasi
- Melaporkan skala Edukasi bakteri yang dapat
nyeri 1. Jelaskan tanda dan gejala
menyebabkan penyakit yang
- Nyeri seperti di infeksi
sayat sayat menular
- Nyeri bertambah 2. Ajarkan cara mencuci tangan
2. Agar bebas dari infeksi dan
saat saat bergerak
18
- Mengatakan takut dengan benar juga mikroorganisme
untuk bergerak
Kolaborasi
Do : Kolaborasi pemberian imunisasi ,
Edukasi
- Tampak kesakitan
jika perlu 1. Agar pasien dapat
- Tampa meringis
mengetahui secara dini
- Sulit untuk
tanda tanda terjadinya
bergerak
infeksi
- Tampak luka post
2. Agar pasien dapat
operasi
mengetahui cara mencuci
- Skala nyeri
tangan dengan 6 langkah
(objektif)
cuci tangan
Kolaborasi
Tidak tersedia

19
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, E Marylin. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. 1992
Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius. 2000
Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah I. Jakarta . EGC. 1992
Amin Huda Nurarif.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis

10

Anda mungkin juga menyukai