Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN REVIEW JURNAL

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP NYERI


LUKA EPISIOTOMI

DISUSUN OLEH :
MOCH ILHAM NURFALAH
NIM : 1490122019

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-

Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Review Jurnal yang berjudul

“LAPORAN PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM

TERHADAP NYERI LUKA EPISIOTOMI" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan

Maternitas. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang

manajemen nyeri nonfarmakologi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan CI. Ucapan terima

kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

diselesaikannya laporan review jurnal ini ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,

saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Garut, Nomvember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manuaba mengungkapkan bahwa persalinan sering kali mengakibatkan

robekan jalan lahir, baik pada primigravida maupun pada multigravida

dengan perineum yang kaku. Untuk mengendalikan robekan perineum

spontan maka dilakukan episiotomi sehingga mengurangi rasa nyeri dan

menjamin agar luka teratur. Episiotomi adalah insisi yang sengaja dibuat

untuk mempermudah kelahiran bayi dilakukan perineum antara vagina dan

anus.

Menurut WHO hampir 90% proses persalinan normal itu mengalami

robekan perineum baik dengan atau tanpa episiotomi. Pada tahun 2009 di

Asia rupture perineum juga merupakan masalah yang cukup banyak dalam

masyarakat, 50 % dari kejadian ruptur perineum di dunia terjadi di Asia.

Nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional

yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang

aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian

dimana terjadi kerusakan. (Perry & Potter, 2005).

International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah

pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan

yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi

rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.jaringan

(NANDA, 2015).
Nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang

tidak menyenangkan yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang

telah atau akan terjadi yang digambarkan dengan kata-kata kerusakan

jaringan.(Smeltzer & Bare, 2010).

B. Tujuan Review Jurnal

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari studi literatur ini adalah untuk mengetahui

pengaruh teknik relaksasi dan teknik distraksi terhadap perubahan

intensitas nyeri pada pasien post operasi

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi perubahan yang terjadi setelah dilakukan latihan

teknik relaksasi napas dalam pada nyeri episiotomi

b. Mengidentifikasi prosedur latihan teknik relaksasi dan teknik distraksi

pada pasien post partum dengan episiotomi.


BAB II
TINJAUAN JURNAL

POPULATION INTERVENTION COMPARATION OUTCOME TIME


Populasi dalam penelitian ini adalah Penelitian ini bertujuan Dari 18 orang responden Hasil penelitian ini Penelitian ini dilaksanakan di
Ibu postpartum yang berjumlah 20 untuk mengetahui sebelum dilakukan menunjukkan bahwa RS Muhammadiah Palembang
orang menjadi populasi, dan besar pengaruh teknik teknik relaksasi didapat penurunan intensitas tanggal 02 Juli 2022
sampel sebanyak 18 orang. Sampel relaksasi napas dalam 15 orang (83,3%) nyeri pada pasien Post
diambil dengan cara purposive terhadap perubahan dengan intensitas nyeri Partum dengan luka
sampling, dengan kriteria persalinan intensitas nyeri pada sedang 3 orang (16,7%) episiotomi setelah
normal dengan episiotomy, pasien post partum dengan intensitas nyer dilakukan teknik
kooperatif, bersedia menjadi dengan luka episiotomy. berat. relaksasi napas dalam
responden, tidak mengalami Sedangkan setelah sebagian besar
komplikasi lanjutan dan gangguan dilakukan relaksasi memberikan perubahan
komunikasi. napas dalam, 11 dari 18 yang baik. Hal ini
orang (61,1%) dibuktikan dari 18
mengatakan nyeri responden yang telah
sedang. 7 orang (38,9%) dilakukan teknik
lainnya mengatakan relaksasi napas dalam
nyeri ringan. pada saat di evaluasi
Berdasarkan data banyak responden yang
tersebut, dapat diartikan mengalami penurunan
bahwa ada pengaruh intensitas nyeri bahkan
yang cukup signifikan ada yang sampai level
dari terapi relaksasi nyeri ringan.
napas dalam terhadap
ibu post partum dengan
luka episiotomi.
BAB III
TINJAUAN KASUS KELOLAAN

Berdasarkan hasil aplikasi terhadap 1 orang pasien Post Operasi di ruang

Edelweis di dapat hasil bahwa, pasien mengatakan nyeri berkurang setelah

dilakukan teknik relaksasi napas dalam.

Setelah dilakukan relaksasi napas dalam pada tanggal 17 November 2022

didapatkan data sebagai berikut :

HARI TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM


SEBELUM APLIKASI SESUDAH APLIKASI
RELAKSASI NAPAS DALAM RELAKSASI NAPAS DALAM

1 Pukul 17.00 Pukul 20.00


TD : 130/90 mmHg TD : 120/80 mmHg
N : 92 x/m N : 81 x/m
RR : 22 x/m RR : 18x/ m
S : 36.3 S : 36,5
- Melaporkan adanya nyeri - Melaporkan nyeri
- Skala nyeri 5 (1-10) berkurang
- Nyeri bertambah jika - Skala nyeri 3 (1-10)
bergerak - Mampu mengenal nyeri
- Tidak mampu (waktu, jenis)
mengendalikan nyeri - Mampu mengontrol nyeri
- Berfokus terhadap nyeri - Mampu mengendalikan
- Ekspresi meringis nyeri
- Ekspresi lebih tenang

Berdasarkan observasi diatas, dapat diketahui bahwa adanya perubahan

intensitas nyeri antara sebelum dilakukannya teknik relaksasi napas dalam dan

sesudah dulakukannya teknik relaksasi napas dalam. Dimana sebelum dilakukan


relaksasi, tanda-tanda vital cenderung lebih dari normal dengan disertai pelaporan

nyeri dan ekspresi meringis. Sedangkan setelah dilakukan relaksasi, tanda vital

kembali normal dank lien melaporkan penurunan skala nyeri yang menurun.
BAB IV
HASIL APLIKASI JURNAL

A. Metode Pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kuasi

Eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian “pre test-post test

design” tanpa kelompok kontrol dimana intensitas nyeri subjek

penelitian diamati sebelum dilakukan intervensi dan diamati lagi

setelah intervensi dilakukan.

Penelitian ini dilaksanakan Rumah Sakit Muhamadiah Palembang pada

tanggal 02 Juli 2020. Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan

karakteristik tertentu yang akan diteliti (Setiadi,2007). Populasi dalam

penelitian ini adalah 20 orang ibu post partum di RS Muhamadiah

Palembang. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik

penggambilan sampel purposive sampling dengan jumlah 18 sampel.

Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah persalinan normal dengan

episiotomy, kooperatif, bersedia menjadi responden, tidak mengalami komplikasi

lanjutan dan gangguan komunikasi. .

Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu pasien yang tidak

dapat mengikuti perintah, Pasien yang menunjukkan ketidaknyamanan saat

dilakukan tindakan.

Data Primer, data primer diambil langsung dari responden dengan cara

pengunaan lembar observasi yang telah disusun yang mengacu pada kriteria

objektif.
Data Sekunder, data sekunder terdiri dari gambaran umum lokasi

penelitian dan data pasien yang telah menjalani persalinan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah, lembar

informedconsent, lembar observasi untuk mengidentifikasi data umum pasien,

skala nyeri, dan SOP teknik relaksasi napas dalam.

Teknik pengolahan data, kodding, editing tabulasi data, entri data

mengunakan analisis univariat, analisis bivariat. Data yang di peroleh dari

penelitian dianalisis dengan uji wilcoxon program komputer

SPSS. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed consent),

tanpa nama, (Anonimity), confidentiality

B. Hasil

 Teknik Relaksasi.

Hasil penelitian terhadap 18 responden sebelum dilakukan teknik

relaksasi didapatkan hasil sebagian besar responden mengalami intensitas

nyeri sedang yaitu sebanyak 15 orang (83,3%) 3 orang (16,7%) dengan

intensitas nyeri berat.

Sedangkan setelah dilakukan relaksasi napas dalam, 11 dari 18 orang

(61,1%) mengatakan nyeri sedang. 7 orang (38,9%) lainnya mengatakan

nyeri ringan..

Penelitian sebelumnya oleh Suhartini (2013) dengan judul

pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap intensitas nyeri pada

pasien post operasi fraktur di ruang irina A BLU RSUP Prof Dr. R. D
Kandou Manado didapatkan hasil diketahui dari 11 orang (55,0 %)

dengan intensitas nyeri hebat terkontrol berkurang menjadi 10 orang

dengan intensitas nyeri sedang dan 1 orang dengan intensitas tidak nyeri.

Hal yang sama juga terjadi pada 8 orang (40,0 %) dengan intensitas

nyeri sedang berkurang menjadi intensitas nyeri ringan. Intensitas nyeri

ringan 1 orang (5,0 %) berkurang menjadi tidak nyeri. Serta terdapat

pengaruh teknik relaksasi terhadap intensitas nyeri pada pasien post

operasi fraktur di ruang irina A BLU RSUP Prof Dr. R. D Kandou

Manado dengan nilai P = 0,000.

Terdapat kesamaan hasil penelitian dimana terjadi perubahan

intensitas nyeri setelah dilakukan teknik relaksasi. Kesamaan ini

dikarenakan teknik relaksasi yang dilakukan secara berulang dapat

menimbulkan rasa nyaman bagi pasien. Adanya rasa nyaman

inilah yang menyebabkan timbulnya toleransi terhadap nyeri yang

dirasakan. Menarik napas dalam dan mengisi udara dalam paru-paru

dapat merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang

disebabkan oleh insis (trauma) jaringan pada saat melakukan sayatan

episiotomy. Relaksasi otot-otot ini akan meningkatkan aliran darah ke

daerah yang mengalami trauma sehingga mempercepat penyembuhan

dan menurunkan (menghilangkan) sensasi nyeri.

Adanya perubahan intensitas nyeri sebelum dan sesudah

dilakukan teknik relaksasi diuji dengan menggunakan uji wilcoxon

pada tingkat kemaknaan 95% (α=0,05), dengan nilai P sebesar 0,001atau


dengan kata lain nilai P < 0,05. Oleh karena itu maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Jadi, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa

teknik relaksasi dapat menurunkan intensitas nyeri pasien post operasi

secara bermakna.

Penanganan nyeri secara farmakologis memiliki efek yang kurang

baik bagi tubuh, sehingga tindakan non farmakologis dianjurkan

dalam penanganan nyeri. Salah satu tindakan non farmakologis yaitu

pemberian teknik relaksasi. Menurut Smelzer & Bare (2002),

Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi terletak

pada fisiologi system syaraf otonom yang merupakan bagian dari system

syaraf perifer yang mempertahankan homeostatis lingkungan internal

individu.

Adanya perbedaan intensitas nyeri responden disebabkan oleh

karena pemberian teknik relaksasi nafas dalam itu sendiri, jika teknik

relaksasi nafas dalam dilakukan secara benar maka akan

menimbulkan penurunan nyeri yang dirasakan sangat

berkurang/optimal dan pasien sudah merasa nyaman dibanding

sebelumnya, sebaliknya jika teknik relaksasi nafas dalam dilakukan

dengan tidak benar, maka nyeri yang dirasakan sedikit berkurang namun

masih terasa nyeri dan pasien merasa tidak nyamandengan

keadaannya. Hal ini dapat mempengaruhi intensitas nyeri, karena jika

teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan secara berulang

akan dapat menimbulkan rasa nyaman yang pada akhirnya akan


meningkatkan toleransi persepsi dalam menurunkan rasa nyeri yang

dialami. Jika seseorang mampu meningkatkan toleransinya terhadap

nyeri maka seseorang akan mampu beradaptasi dengan nyeri, dan juga

akan memiliki pertahanan diri yang baik pula (Lukman 2013).


BAB V
DISKUSI

Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual. Nyeri

adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan.

Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa

pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan

menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun (Brunner

& Suddarth, 2002). Tujuan penelitian mengetahui pengaruh teknik relaksasi

napas dalam terhadap perubahan intensitas nyeri pada pasien

post partum dengan luka episiotomi. Penelitian ini dilakukan dengan metode

Kuasi Eksperimen dengan “pre test-post test design”, pemilihan sampel

menggunakan accidental sampling. Sampel 18 responden. Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kemudian diolah

menggunakan program komputer SPSS versi 20 dengan uji Wilcoxon

dengan tingkat kemaknaan α=0,05(95%).

Dari hasil penelitian di dapatkan dari 18 orang responden sebelum dilakukan

teknik relaksasi didapat 15 orang (83,3%) dengan intensitas nyeri sedang 3 orang

(16,7%) dengan intensitas nyer berat. Sedangkan setelah dilakukan relaksasi

napas dalam, 11 dari 18 orang (61,1%) mengatakan nyeri sedang. 7 orang (38,9%)

lainnya mengatakan nyeri ringan.


Hasil penelitian diketahui bahwa teknik relaksasi napas dalam terbukti efektif

dalam menurunkan intensitas nyeri pada pasien post partum di Rumah Sakit

Muhammadiah Palembang dengan nilai p=0,001< α 0,05.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada pasien Post Partum salah satu keluhan utama yang dirasakan adalah

nyeri. Salah satu tindakan non farmakologis yang dapat dilakukan oleh

perawat untuk mengurangi intensitas nyeri pasien adalah tehnik rileksasi

napas dalam

B. Saran

1. Bagi bidang akademik

Untuk bidang akademik khususnya mahasiswa keperawatan, laporan ini

hanya melakukan melakukan teknik relaksasi napas dalam mengurangi

intensitas nyeri pada pasien post operasi. Diharapkan mahasiswa dapat

mebandingkan atau mengkombinasikan teknik rileksasi napas dalam

dengan tindakan keperawatan nonfarmakologi yang lain untuk

mengurangi intensitas nyeri pasien post partum.

2. Bagi Ruangan

Untuk bidang institusi keperawatan khususnya ruang edelweis mengenai

pengunjung harus di tingkatkan lagi, supaya lingkungan pasien menjadi

lebih konsdusif.
DAFTAR PUSTAKA

Berman, Audrey et.al. Fundamentals Of Nursing, Concept, Proses And


Practice. Eight Edition. 2008. New jersey: Pearson Education Inc.

Lukman, Trullyen Vista. (2013). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
Intensitas nyeri pada pasien post operasi sectio Caesarea di RSUD.

Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Jurnal. Gorontalo: Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

Mawei, Nikita Mayumi. (2012). Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap


Perubahan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Apendektomi.
Skripsi. Manado: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sam
Ratulangi.

Nurdin, Suhartini. (2013). PengaruhTeknik Relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri


Pada Pasien Post Operasi Fraktur Di Ruang Irina A BLU RSUP Prof
Dr. R.D Kandou Manado. Jurnal. Manado: Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Sam Ratulangi.

Nurhayati, Herniyatun, & Safrudin ANS.(2011). Pengaruh Teknik


Distraksi Relaksasi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Laparatomi Di Pku Muhammadiyah. Gombong.Jurnal.
STIKES Muhammadiyah Gombong

Potter, Patricia A., & Perry, Anne Griffin.,(Ed. 4.) (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik (Vol. 2). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Riyadi, S., & Harmoko. H. (2012). Standard operating procedure


dalam praktik klinik keperawatan dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setiadi (2013). Konsep dan Praktik Penulisan riset keperawatan edisi 2.


Surabaya. Graham Ilmu. Sjamsuhidayat, R dan Jong.W.2005. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Smeltzer & Bare.(2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Snyder, dkk. (2003). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb(ed. 5.).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sucipto, Aditya Yayang. (2012). Pengaruh Relaksasi Guided Imagery


TerhadapTingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Sectio Caesarea Di
Rumah Sakit Daerah Dr. Soebandi Jember. Skripsi. Jember: Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Jember.

Sumiati, dkk. (2010). Pengaruh penggunaan tindakan teknik


relaksasi napas dalam, distraksi, gate kontrol, terhadap penurunan sensasi
nyeri ca mammae di RSUD Labuang Baji Makassar. Jurnal. Makassar:
STIKES Nani Hasanuddin Makassar.

Tamsuri, A. (2007) Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : Penerbit


Buku Kedokteran EGC

Triyana, Yani Firda.(2012). Teknik prosedural keperawatan. Jogjakarta: D-


Medika.

World Health Organization. (2005). Pedoman Perawatan Pasien (Moica


Ester, Penerjemah.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai