Di susun oleh :
Kelompok 10 B
1. Annisa
2. Fuji astuti
3. Radiah
4. Sabariah
5. Sahibunnisa
A. Pendahuluan
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun 2017 setiap
hari sekitar 810 wanita meninggal karena komplikasi dalam kehamilan dan persalinan.
Penyebab utama kematian tersebut adalah perdarahan, hipertensi, infeksi, dan
penyebab tidak langsung, terutama karena adanya hubungan antara kondisi medis yang
sudah ada sebelumnya (WHO, 2019).
Komplikasi dapat terjadi pada saat proses persalinan normal maupun persalinan
melalui pembedahan yaitu dengan tindakan Sectio Caesarea(Stoppard, 2009). Sectio
caesarea (SC) didefinisikan sebagai lahirnya janin melalui insisi di dinding abdomen
(laparatomy) dan dinding uterus (histerotomi) (Cuningham, 2012).
Data yang diperoleh WHO (2012) menyatakan bahwa negara yang mayoritas
penduduknya memiliki penghasilan tinggi maka angka kelahiran melalui SC juga
tinggi. Di negara Bangladesh angka kelahiran SC sebesar 46,5% pada penduduk yang
berpenghasilan tinggi (kaya), Barbados 31,0%, dan Belarus 25,6%.
Nyeri post operasi section caesarea juga dapat menyebabkan tidak terpenuhinya
bonding attachment (ikatan kasih sayang), terganggunya Activity Daily Living (ADL),
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tidak dapat terpenuhi secara optimal karena peningkatan
intensitas nyeri pada luka post operasi sectio caesarea apabila ibu bergerak, sehingga
respon ibu terhadap bayi kurang dan pada akhirnya ASI sebagai makanan terbaik bagi
bayi dan mempunyai manfaat bagi bayi maupun ibunya tidak dapat diberikan secara
optimal (Afifah, 2009).
Manajemen nyeri merupakan tindakan menurunkan respon nyeri yang dialami
seseorang dengan memberikan intervensi pereda nyeri. Metode non farmakologis
merupakan metode menurunkan respon nyeri tanpa menggunakan agen farmakologi
(Sulistyo dan Suharti, 2013). Salah satu manajemen pengelolaan nyeri secara non
farmakologis adalah teknik relaksasi (Maryunani, 2010).
B. Kasus
Pada tanggal 21 Desember 2022 klien dibawa ke PONEK RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas dengan keluhan keluar air – air jernih dan perut mules
mules sejak jam 16.00 wib. Sebelum dibawa ke rumah sakit klien sempat berobat di
puskesmas setempat dan klien di rujuk ke Rumah sakit karena klien memiliki tekanan
darahnya yang tinggi. Setelah sampai di IGD pasien langsung ditangani oleh bidan dan
dokter dan didapat diagnosa medis G2P0A1 Uk 37 – 38 minggu inpartu kala I fase
aktif dengan Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) , didapati TTV TD : 165/107
mmHg, N :85 x/menit, Suhu :37,2 oC, Pernafasan : 40 x/menit, DJJ: 139 x/mnt, TFU: 3
jari dibawah px (33 cm), Punggung kanan, letak kepala sudah masuk PAP, portio tebal
ᴓ 4 cm, Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium dan anamnesa lainnya didapatkan
bahwa pasien memiliki swab antigen Positif dan harus rawat inap di ruang cempaka
untuk selanjutnya mengobservasi kemajuan kehamilan dan untuk tindakan Swab PCR
dan keesokan harinya tanggal 22 Desember 2022,hasil swab PCR klien negatife dan
klien sudah diberikan tindakan Drip Oxy 5 ui dalam 500 ml RL mulai 12 tpm- 32 tpm
sampai dengan His adekuat, karena mengingat umur klien 40 tahun dan tidak terdapat
kemajuan dalam persalinan maka diputuskan oleh dokter untuk dilakukan tindakan
operasi section sesaria (SC). Klien diantar ke ruang operasi jam 12. 25 wi dan dijemput
Kembali ke ruang cempaka jam 14.00 wib.
C. Rumusan Masalah
Jurnal kedua
Judul : Penurunan skala nyeri pasien post operasi section caesarea dengan
tehnik mobilisasi dini 4 – 5 jam post operasi
E. Hasil Penelusuran
F. Diskusi
Perbandingan antara efektifitas tehnik relaksasi genggam jari (Finger hold)
terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien 6 jam post operasi section caesarea
dengan penurunan skala nyeri pasien post operasi section caesarea dengan tehnik
mobilisasi dini 4-5 jam post operasi sama – sama efektif dalam memanajemen nyeri
dengan menggunakan tehnik nonfarmakologis, tetapi dengan tehnik mobilisasi dini
dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut pasca operasi SC, mempercepat
kesembuhan, mencegah depresi, meminimalkan nyeri sehingga ibu segera bisa
merawat diri dan bayinya. Dan juga bisa menambah kualitas pelayanan Kesehatan
rumah sakit
G. Implikasi keperawatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan menganjurkan klien khususnya pada pasien
post operasi SC untuk segera mobilisasi dini 4-5 jam post operasi dengan harapan
bahwa si ibu bisa segera merawat bayi nya dan merawat diri sendiri, dapat
mengalihkan perhatian terhadap nyeri dan mencegah terjadinya komplikasi pasca
operasi. Mobilisasi yang terlambat dapat menyebabkan sel kekurangan oksigen,
menurunkan suplai darah serta dapat merangsang mediator kimia nyeri sehingga dapat
meningkatkan skala nyeri.
H. Daftar Pustaka
Santoso, A, I., Firdaus, A, D., Mumpuni, R, Y. (2022). Jurnal Ilmiah Media Husada.
11(1), halaman 97-104, Penurunan Skala Nyeri Pasien Post Operasi Sectio
Caesarea Dengan Tehnik Mobilisasi Dini.
Endah Wijayanti, Riezky Furry, Supriyadi. (2022). Efektifitas Teknik Relaksasi
Genggam Jari (Finger Hold) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien 6
Jam Post Operasi Sectio Caesaria Di RSUD Dr. kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan.