Anda di halaman 1dari 33

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER KDK II

Diajukan untuk memenuhi syarat penilaian


mata kuliah KONSEP DASAR KEPERAWATAN II yang diampu oleh Ibu
Ns. Dwi Wulandari Ningtias Purnama, M.Kep., CWCS

Disusun Oleh Kelompok 14 :

 Putri Carissa Wahid (NIM:P202201031)


 Wulan Whydia Darman (NIM:P202201030)
A1 Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2023
Kasus 1:

Tn S umur 60 tahun dibawah anaknya ke RS Sukaharjo. Sejak tanggal 15 April


2015 klien menjalani perawatan dengan diagnosa Post Operasi Hernia
Inguinalis Lateralis. Klien mengatakan nyeri di perut bagian kiri bawah, nyeri
luka post operasi, rasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan pada perut dengan
skala 5, dirasakan hilang timbul. Hasil pemeriksaan didapatkan TD 130/80
mmHg, Nadi 86x/menit, Suhu 37,7 derajad C, RR 20x/menit, klien nampak
meringis kesakitan. Klien juga mengatakan sulit menggerakkan kaki kiri
karena sakit pada luka post operasi, klien Nampak kesulitan membolak-balik
posisi, terdapat luka post operasi di perut kiri bawah, leukosit tinggi.
Berdasarkan data pengkajian tersebut, perawat menegakkan diagnosa nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi) dan
gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidak bugaran fisik, sehingga
perawat menyusun intervensi keperawatan yang berfokus pada kedua masalah
keperawatan tersebut.

ANALISA JURNAL 1 :

ANALISA JURNAL MENGGUNAKAN METODE PICO

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI


TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OP

A. Judul Penelitian
Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan
Nyeri pada Pasien Post Op
B. Peneliti
Mimi Rosiska
C. Tahun Penelitian
Tahun 2021.
D. Jurnal Penelitian
JIKDI : Jurnal Ilmu Kesehatan Dharmas Indonesia, e-ISSN 2807-8454
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Teknik
Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post OP di
Ruang Bedah RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci Tahun 2021
F. Ringkasan Jurnal
Nyeri post op dapat menimbulkan dampak seperti penyembuhan luka yang
lama, ketidakpuasan pasien, rawat inap yang lebih lama, dan meningkatnya
biaya perawatan. Tindakan keperawatan non farmakologis yang dapat
digunakan adalah teknik relaksasi genggam jari. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian teknik relaksasi genggam jari terhadap
penurunan nyeri pada pasien post op. Jenis penelitian Quasy Eksperimen
dengan rancangan One Grup Pretest and Posttest Design. Dilaksanakan di
ruang bedah RSU Mayjen H. A Thalib. pada bulan Mei 2021. Populasi pasien
post op berjumlah 13 orang. Pengambilan sampel: teknik Purposive Sampling
berjumlah 8 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi, data
diolah secara komputerisasi. Analisis univariat menggunakan distribusi
frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji independent t-tes dengan p-
value 0,011. Hasil didapatkan setengah responden 50% mengalami nyeri
ringan dan sedang sebelum dilakukan pemberin teknik relaksasi genggam jari
dan lebih dari setengah responden (63%) mengalami nyeri ringan setelah
dilakukan pemberian teknik relaksasi genggam jari.. Hasil bivariat. ada
pengaruh terhadap penurunan nyeri pada pasien post op. Didapatkan nilai p-
value 0,011. Disimpulkan ada pengaruh pemberian teknik relaksasi genggam
jari terhadap penurunan nyeri pada pasien post op. Diharapkan pihak RSU
dapat menerapkan terapi non farmakologi teknik relaksasi genggam jari ini
untuk menurunkan tingkat nyeri pada pasien post op di ruangan.
G. Analisa PICO
a. Patient/Population/Problem
Populasi pada penelitian ini adalah jumlah pasien post op di ruang bedah
RSU Mayjen H.A Thalib dari bulan Januari s.d Maret 2021 yaitu sebanyak
13 orang. Sampel diambil secara purposive sampling yaitu sebanyak 8
orang dengan memperhatikan kriteria inklusi sampel. Waktu penelitian
dilakukan pada Mei 2021. Pengolahan data dilakukan secara
komputerisasi. Analisa univariat diolah dengan distribusi frekuensi dan
analisa bivariat diolah dengan uji T test independent.
Pasien pasca operasi sering mengalami nyeri akibat diskontinuitas jaringan
atau luka operasi akibat insisi pembedahan serta akibat posisi yang
dipertahankan selama prosedur pasca operasi sendiri. Dari segi penderita,
timbulnya dan beratnya rasa nyeri pasca bedah dipengaruhi fisik, psikis
atau emosi, karakter individu dan sosial kultural maupun pengalaman
masa lalu terhadap rasa nyeri.
Salah satu tanggung jawab perawat adalah memberi kenyamanan dan rasa
aman kepada pasien, dengan cara membantu pasien dalam menemukan
cara untuk mengatasi nyeri. Ada sejumlah terapi yang dapat perawat
lakukan dalam penatalaksanaan nyeri akut post operasi diantaranya terapi
nonfarmakologis atau terapi komplementer sebagai terapi alternatif yang
potensial untuk meningkatkan manajemen nyeri post operasi. Beberapa
terapi komplementer dapat meningkatkan perlakuan medis dan
meningkatkan kenyamanan pasien (Chanif, 2012). Tindakan keperawatan
nonfarmakologis yang dapat digunakan adalah teknik relaksasi genggam
jari. Teknik relaksasi genggam jari merupakan bagian dari teknik jin syin
jyutsu. Jin syin jyutsu adalah akupresur jepang. Bentuk seni yang
menggunakan sentuhan sederhana tangan dan pernafasan untuk
menyeimbangkan energy didalam tubu. Tangan (jari dan telapak tangan)
adalah alat bantuan sederhana dan ampuh untuk menyelaraskan dan
membawa tubuh menjadi seimbang. Setiap jari tangan berhubungan
dengan sikap sehari-hari. Ibu jari berhubungan dengan perasaan khawatir,
jari telunjuk berhubungan dengan ketakutan, jari tengah berhubungan
dengan kemarahan, jari manis berhubungan dengan kesedihan, dan jari
kelingking berhubungan dengan rendah diri dan kecil hati (Hill, 2011).
b. Intervention
Responden dilakukan terapi genggam jari, Manajemen nyeri dapat
dibedakan menjadi dua cara yaitu dengan cara farmakologis dan non
farmakologis. Cara farmakologis dapat dilakukan dengan cara
memberikan analgetik. Selanjutnya non farmakalogis dapat dilakukan
dengan cara relaksasi, teknik pernapasan, perubahan posisi, massage dan
akupresure. Salah satu pengobatan non farmakalogis yang dapat dilakukan
yaitu teknik relaksasi genggam jari (Yusrizal, 2012).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berasumsi bahwa nyeri yang dialami
pasien post operasi berbeda-beda. Hal ini dibuktikan terdapat responden
yang mengalami intensitas nyeri ringan dan sedang setelah post operasi.
c. Comparation
Jenis penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian Quasy Eksperimen
dengan Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan One Grup
Pretest and Post test Design. Penelitian ini memberikan intervensi kepada
responden dan membandingkan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
pemberian teknik relaksasi genggam jari.
d. Outcome
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 8 responden setelah dilakukan
teknik relaksasi genggam jari lebih dari setengah responden 63%
mengalami nyeri ringan dan sebagian kecil responden (13%) mengalami
nyeri sedang.Hasil penelitian ini menggunakan uji statistik dengan uji t
test independent, diperoleh hasil uji t test independent untuk pretest dan
posttest didapatkan nilai p-value 0,011. Maka terdapat perbedaan yang
signifikan antara pretest dan posttest yang berarti ada pengaruh pemberian
teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunannyeri pada pasien post
op di Ruang Bedah RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci Tahun 2021.
Menurut peneliti pemberian teknik relaksasi genggam jari terhadap
penurunan nyeri pada pasien post op di Ruang Bedah RSU Mayjen H.A
Thalib Kerinci dapat memberikan hasil yang cukup baik. Hal ini
dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan pada hari kedua pasca
pembedahan yang menunjukkan penurunan nyeri yang dialami oleh
pasien/ responden setelah menggunakan teknik relaksasi genggam jari.
CRITICAL APPRAISAL
PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI
TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OP

A. Pembahasan Latar Belakang


Penelitian ini memulai pembahasan dengan memberikan latar belakang
tentang pasien post op dan dampaknya berupa nyeri pada pasien pasca
menjalani operasi. Latar belakang yang diberikan cukup kuat dan
menjelaskan dengan baik mengapa penelitian ini penting dilakukan. Latar
belakang diawali dengan menjelaskan tentang luka post operasi, nyeri
operasi disertai data pendukung dari WHO, Kemudian peneliti
menjabarkan tentang penatalaksanaan nyeri post operasi dengan metode
non farmakologi, terakhir peneliti menulis data data terkait data pasien
post op di ruang bedah di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci dan ditutup
dengan penelitian sebelumnya.
B. Metodelogi Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian Quasy Eksperimen
dengan Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan One Grup
Pretest and Post test Design. Penelitian ini memberikan intervensi kepada
responden dan membandingkan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
pemberian teknik relaksasi genggam jari. Peneliti tidak memberikan
penjelasan yang detail mengenai kriteria inklusi dan ekslusi pasien,
instrument yang digunakan, dan teknik analisis yang digunakan.
C. Pengumpulan Data
Peneliti menjelaskan cara pengumpulan data dengan menilai sebelum
dilakukan teknik relaksasi genggam jari, namun peneliti tidak menjelaskan
instrument yang di gunakan serta kriteria nyeri ringan, sedang dan berat.
D. Analisa Data
Peneliti menjelaskan bahwa Pengolahan data dilakukan secara
komputerisasi. Analisa univariat diolah dengan distribusi frekuensi dan
analisa bivariat diolah dengan uji T test independent. Namun tidak ada
penjelasan proses sebelum melakukan uji statistic seperti uji normalitas.
E. Kesimpulan
Penulis memberikan kesimpulan yang cukup kuat dengan menjelaskan
hasil penelitian yang didapat dan implikasi dari hasil tersebut. Kesimpulan
tersebut juga didukung dengan informasi yang didapat dari referensi yang
digunakan.
F. Faktor yang mempengaruhi penelitian
Penulis menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian seperti karakteristik responden yaitu usia dan jenis kelamin,
serta tingat nyeri yang dialami pasien post operasi berbeda-beda sehingga
terbukti terdapat responden yang mengalami intensitas nyeri ringan dan
sedang setelah post operasi
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh Teknik
Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op di
Ruang Bedah RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci Tahun 2021, maka dapat ditarik
kesimpulannya sebagai berikut:
1. Setengah responden mengalami nyeri ringan dan sedang sebelum diberikan
teknik relaksasi genggam jari; Lebih dari setengah responden mengalami
nyeri ringan setelah diberikan teknik relaksasi genggam jari
2. Ada Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op di Ruang Bedah RSU Mayjen H.A
Thalib Kerinci Tahun 2021, dengan p-value 0,011 (≤0,05).
Berdasarkan analisis jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa Salah satu tindakan
keperawatan nonfarmakologis yang dapat digunakan terhadap Penurunan Nyeri
Pada Pasien Post Op yaitu teknik relaksasi genggam jari. Teknik relaksasi
genggam jari merupakan bagian dari teknik jin syin jyutsu. Jin syin jyutsu adalah
akupresur jepang. Bentuk seni yang menggunakan sentuhan sederhana tangan dan
pernafasan untuk menyeimbangkan energy didalam tubu. Tangan (jari dan telapak
tangan) adalah alat bantuan sederhana dan ampuh untuk menyelaraskan dan
membawa tubuh menjadi seimbang. Setiap jari tangan berhubungan dengan sikap
sehari-hari. Ibu jari berhubungan dengan perasaan khawatir, jari telunjuk
berhubungan dengan ketakutan, jari tengah berhubungan dengan kemarahan, jari
manis berhubungan dengan kesedihan, dan jari kelingking berhubungan dengan
rendah diri dan kecil hati.
ANALISA JURNAL 2 :

ANALISA JURNAL MENGGUNAKAN METODE PICO


PEMBERIAN TERAPI MUROTAL QUR’AN TERHADAP NYERI SAAT
PERAWATAN LUKA POST OP LAPAROTOMI DI RUANG KUTILANG
RS.Dr.H.ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
A. Judul Penelitian
Pemberian Terapi Murotal Qur’an Terhadap Nyeri Saat Perawatan Luka Post
Op Laparotomi Di Ruang Kutilang Rs.Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi
Lampung
B. Peneliti
Marliyana
C. Tahun Penelitian
Tahun 2018
D. Jurnal Penelitian
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018
E. Ringkasan Jurnal
Nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang
didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Pasien yang mengalami nyeri,
perlu dilakukan tindakan untuk mengurangi nyeri salah satunya adalah terapi
murotal Qur’an. Berdasarkan data dari RS.Hi.Abdul Moeloek pada bulan
Desember 2016 sampai dengan Mei 2017 menunjukkan bahwa terdapat 250
pasien atau 24,6% yang memerlukan tindakan bedah laparotomi dari 1013
pasien yang memerlukan tindakan bedah lainnya. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi murotal Qur’an terhadap
penurunan skala nyeri saat perawatan luka di ruang kutilang RS. Dr.Hi.Abdul
Moeloek Provinsi Lampung. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
desain quasi eksperimen menggunakan rancangan one group pretest post test
design. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2017.
Subyek dalam penelitian ini adalah 30 orang pasien post laparotomi di ruang
kutilang RS Dr.Hi.Abdoel Moeloek. Uji hipotesis dengan uji paired sample t-
test. Hasil analisa univariat diperoleh bahwa sebelum pemberian tindakan
terapi murotal Qur’an rata-rata skala nyeri yaitu 9,25 dan setelah pemberian
tindakan terapi murotal Qur’an terjadi penurunan skala nyeri menjadi 0.68
Hasil analisis bivariat diketahui ada pengaruh pemberian terapi murotal
Qur’an terhadap skala nyeri pasien post op laparatomi saat dilakukan
perawatan luka di ruang kutilang RS Dr.Hi.Abdoel Moeloek tahun 2017
(pvalue= 0,000). Bagi perawat diharapkan dapat memberikan terapi Murotal
Qur’an sebagai alternatif dalam pemberian terapi non farmakologis.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi murotal
Qur’an terhadap penurunan skala nyeri saat perawatan luka di ruang kutilang
RS.
G. Analisa PICO
a. Patient/Population/Problem
Populasi dalam penelitian ini adalah subyek penelitian ini adalah seluruh
pasien post operasi laparatomi yang di rawat diruang kutilang RS
Dr.Hi.Abdoel Moeloek pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2017
dengan jumlah 30 orang, kriteria pasien tidak memiliki gangguan
pendengaran, pasien dengan kesadaran composmentis. pasien yang sedang
menjalani perawatan luka, pasien mengalami nyeri perawatan luka dengan
rentang nyeri ringan sampai sedang (4-6).
Masalah keperawatan yang terjadi pada pasien post laparotomi meliputi
pelemahan (memburuknya keadaan), keterbatasan fungsi tubuh yang cacat.
Pelemahan meliputi nyeri akut pada bagian lokasi operasi, takut dan
keterbatasan LGS (Lingkup Gerak Sendi). Keterbatasan fungsi tubuh
meliputi ketidakmampuan berdiri, berjalan, serta ambulasi dan cacat
meliputi aktivitas yang terganggu karena keterbatasan gerak akibat nyeri
dan prosedur medis. Nyeri yang hebat merupakan gejala sisa yang
diakibatkan oleh operasi pada region intraabdomen, sekitar 60% pasien
menderita nyeri yang hebat, 25% nyeri sedang dan 15% nyeri ringan.
(Nugroho,2010). Dalam periode pasca perioperatif, proses keperawatan
diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrium fisiologi pasien,
menghilangkan rasa nyeri dan pencegahan komplikasi (Purwanto,2008).
Metode penatalaksanaan nyeri mencakup pendekatan farmakologis dan
non farmakologis. Salah satu pendekatan nonfarmakologis adalah
distraksi. Distraksi mengalihkan perhatian pasien ke hal yang lain dan
dengan demikian menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan
meningkatkan toleransi terhadap (Purwanto,2008). Salah satu tekhnik
distraksi untuk pereda nyeri adalah terapi murotal Qur’an. Murrotal
Qur’an adalah terapi bacaan Al Qur’an yang merupakan terapi religi
dimana seseorang dibacakan ayat-ayat Al- Qur’an (Hadi,dkk, 2013).
b. Intervention
Responden dilakukan pemberian terapi murotal Qur’an pada pada saat
dilakukan perawatan luka pasien post op. Metode penatalaksanaan nyeri
mencakup pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Salah satu
pendekatan nonfarmakologis adalah distraksi. Distraksi mengalihkan
perhatian pasien ke hal yang lain dan dengan demikian menurunkan
kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap
(Purwanto,2008). Salah satu tekhnik distraksi untuk pereda nyeri adalah
terapi murotal Qur’an. Murrotal Qur’an adalah terapi bacaan Al Qur’an
yang merupakan terapi religi dimana seseorang dibacakan ayat-ayat Al-
Qur’an (Hadi,dkk, 2013).
c. Comparation
Rancangan penelitian ini menggunakan quasy experiment dengan desain
one group pretest post test design. Uji hipotesis dengan uji paired sample
t-test. Pada Penelitian ini memberikan intervensi kepada responden
terhadap nyeri pada saat saat dilakukan perawatan luka, sebelum dan
setelah diberikan terapi murtal Qur’an.
d. Outcome
Pada penelitian ini nyeri pasien saat dilakukan perawatan luka setelah
diberikan terapi murtal Qur’an mengalami penurunan dibandingkan
sebelum diberikan tindakan. Hal ini dapat disebabkan karena terapi
murotal Qur’an memberikan efek terhadap nyeri pada pasien yang sedang
dilakukan perawatan luka.
Penelitian diperoleh bahwa ada pengaruh pemberian terapi murotal Qur’an
terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post op laparatomi yang
sedang dilakukan perawatan luka di ruang kutilang RS.Dr.Hi.Abdul
Moeloek Provinsi Lampung tahun 2017 (p-value=0,000). Hasil penelitian
menunjukkan adanya penurunan skala nyeri pada pasien post op
laparatomi setelah 5 hari berturut –turut diberikan terapi murotal Qur’an ,
dengan nilai rata-rata 0,68 skala nyeri ringan sampai tidak nyeri. Sehingga
ada pengaruh pemberian terapi murotal Qur’an terhadap penurunan nyeri
pada saat dilakukan perawatan luka pasien post op laparatomi di ruang
kutilang RS.Dr.Hi.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2017.
CRITICAL APPRAISAL
PEMBERIAN TERAPI MUROTAL QUR’AN TERHADAP NYERI SAAT
PERAWATAN LUKA POST OP LAPAROTOMI DI RUANG KUTILANG
RS.Dr.H.ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
A. Pembahasan Latar Belakang
Penelitian ini memulai pembahasan Latar belakang yang diberikan cukup
kuat dan menjelaskan dengan baik mengapa penelitian ini penting
dilakukan peneliti memberikan gambaran tentang tindakan pembedahan,
masalah keperawatan yang terjadi pada pasien pasca bedah salah satunya
nyeri pasca beda dan penatalaksanaan nyeri pasca bedah melalui
pendekatan non farmakologi distraksi, Salah satu tekhnik distraksi untuk
pereda nyeri adalah terapi murotal Qur’an.
B. Metodelogi Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian Quasy Eksperimen
dengan Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan One Grup
Pretest and Post test Design. Peneliti tidak memberikan penjelasan yang
detail mengenai proses penatalaksaan penelitian serta berapa lama durasi
intervensi yang diberikan, instrument yang digunakan, dan teknik analisis
yang digunakan.
C. Pengumpulan Data
Peneliti telah mengelompokkan responden melalui kriteria inklusi yaitu
pasien yang sedang menjalani perawatan luka, pasien mengalami nyeri
perawatan luka dengan rentang nyeri ringan sampai sedang (4-6). Namun
peneliti tidak menjelaskan kriteria murotal Qur’an yang digunakan,
instrument apa yang digunakan, untuk pengumpulan data dan kriteria hasil
berupa hasil ukur nyeri pasien yang diperoleh setelah melakukan
intervensi.
D. Analisa Data
Peneliti menjelaskan bahwa Pengolahan data dilakukan dengan uji uji
paired sample t-test.. Namun tidak ada penjelasan proses sebelum
melakukan uji statistic seperti uji validitas terhadap murotal Qur’an atau
tidak perlu di berikan uji validitas kerena sudah baku serta uji normalitas
yang menentukan uji statistic yang akan digunakan
E. Kesimpulan
Penulis memberikan kesimpulan yang cukup kuat dengan menjelaskan
hasil penelitian yang didapat sebelum dan sesudah intervensi. Kesimpulan
tersebut juga didukung dengan informasi yang didapat dari referensi yang
digunakan.
F. Faktor yang mempengaruhi penelitian
Penulis tidak menyebutkan kemungkinan faktor yang dapat mempengaruhi
hasil penelitian. Seperti karakteristik responden, jenis pembedahan, serta
faktor dari pelaksanaan perawatan luka.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Distribusi frekuensi nyeri sebelum dilakukan terapi Murotal Qur’an pada
pasien post op laparatomi di ruang Kutilang RS.Dr.Hi.Abdul Moeloek
Provinsi Lampung dengan rata-rata nyeri 9,25 berada pada nyeri sedang
2. Distribusi frekwensi nyeri setelah diberikan tindakan terapi murotal
Qur’an di pada pasien post op laparatomi di ruang Kutilang
RS.Dr.Hi.Abdul Moeloek Provinsi Lampung memiliki rata-rata nyeri 0.68
dengan nyeri ringan.
3. Ada pengaruh pemberian tindakan terapi murotal Qur’an terhadap
penurunan instensitas nyeri di ruang Kutilang RS.Dr.Hi.Abdul Moeloek
Provinsi Lampung tahun 2017 (p value= 0,000).
Berdasarkan analisis jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi
murotal Qur’an dapat dijadikan metode penatalaksanaan nyeri pada saat
perawatan luka post op mampu menurunkan nyeri melalui pendekatan
nonfarmakologis distraksi. salah satu metode mengurangi nyeri adalah dengan
distraksi/mengalihkan perhatian pasien ke hal yang lain dan dengan demikian
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap
nyeri. Salah satu tekhnik distraksi untuk pereda nyeri adalah terapi murotal
Qur’an. Murrotal Qur’an adalah terapi bacaan Al Qur’an yang merupakan terapi
religi dimana seseorang dibacakan ayat-ayat Al- Qur’an. tujuan terapi murotal
Qur’an yaitu : menurukan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon edorfin
alami, meningkatkan perasaan rileks, mengalihkan perhatian dari rasa takut,
cemas, dan rasa sakit. Efek murotal Qur’an secara fisiologis dapat bertindak
melalui stimulasi efektor reseptor mekanisme. Murotal Qur’an Jurnal dengan
keteraturan irama, tempo lambat, lembut penuh penghayatan dan bacaan yang
benar mampu mendatangkan ketenangan, meminimalkan kecemasan, dan dapat
menimbulkan suatu respon relaksasi.
ANALISA JURNAL 3 :

ANALISA JURNAL METODE PICO

PENGARUH PEMBERIAN MOBILISASI DINI TERHADAP


PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN POST HERNIATOMI
INGUINALISLATERALIS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
AMBON

A. Judul Penelitian
Pengaruh Pemberian Mobilisasi Dini Terhadap Penyembuhan Luka Pada
Pasien Post Herniatomi Inguinalislateralis Di Rumah Sakit Bhayangkara
Ambon.
B. Peneliti
Suardi Zurimi
C. Tahun Penelitian
2019
D. Jurnal Penelitian
Global Health Science, Volume 4 Issue 4, Desember 2019, Issn 2503-5088
(P) 2622-1055 (E)
E. Ringkasan Jurnal
Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah
operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa
turun dari tempat tidur, berjalan kekamar mandi dan berjalan keluar kamar.
Dampak dari tindakan operatif ini sendiri adalah perlu adanya perawatan luka
sehingga pasien perlu melakukan tirah baring ditempat tidur yang
mengakibatkan pasien mengalami hambatan mobilisasi fisik disebabkan
karena adanya luka post operasi. Bagaimana pengaruh Mobilisasi Dini
Terhadap Penyembuhan Luka Pada Pasien Post Herniatomi Inguinalis di
Rumah Sakit Bhayangkara Ambon. Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang
berbentuk studi kasus. Penelitian dilakukan mulai tanggal 12 - 16 April 2019
di ruangan melati RSU Bhayangkara Ambon dengan subjek penelitian pasien
Tn.D dengan post herniatomi inguinalis lateralis.Hasil pengkajian didapatkan
data subjektif : pasien mengatakan kesulitan dalam beraktivitas karena nyeri
akut dan kelemahan akibat adanya luka post operasi, Data Objektif :
Terpasang kateter, adanya luka operasi pada perut pasien dengan panjang : ±
10 cm, lebar luka: 1 cm, warna luka kemerahan, kondisi jahitan: baik, luka
kering, jumlah jahitan 10, Ekstremitas bawah, kaki kanan dan kiri mengalami
pergerakan terbatas, kekuatan otot : ektrimitas kanan atas 5, kiri atas 5,
ekstrimitas kanan bawah 4 dan kiri bawah 4, Kebutuhan ADL pasien masih
dibantu oleh perawat dan keluarga. Setelah dilakukan tindakan mobilisasi
dini selama 4 hari perawatan selama proses perawatan post herniatomi ada
pengaruh terhadap penyembuhan luka post herniatomi kering dan sembuh
dan hambatan mobilisasi dini teratasi.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana pengaruh Mobilisasi
Dini Terhadap Penyembuhan Luka Pada Pasien Post Herniatomi Inguinalis
di Rumah Sakit Bhayangkara Ambon. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
yang berbentuk studi kasus
G. Analisa PICO
No Kriteria Pembenaran (critical thinking)
1 P / Patien Subjek penelitian ini adalah klien dengan Post
Population Herniatomi Inguinalis Lateralis sebanyak 1 (satu)
Problem orang yang Ruangan Mutiara Rumah Sakit
Umum Bhayangkara Ambon dengan kriteria
Subjek sebagai Pasien terdiagnosa Hernia
Inguinalis Lateralis yang telah dilakukan
pembedahan / post herniatomi.

Penulis akan membahas satu masalah


keperawatan yang menjadi fokus studi dalam
studi kasus ini yaitu hambatan mobilitas fisik
pada Tn. D dengan Post Herniatomi Inguinalis
Lateralis diruangan mutiara RSU Bhayangkara
Ambon mulai dari tahap pengkajian, penegakan
diagnosis, perencanaan,implementasi dan
evaluasi serta akan dibahas juga kesenjangan
antara kasus yang dikelola di rumah sakit dengan
konsep teori

2 I / Intervention Intervensi keperawatan yang diberikan pada


pasien Tn. D sesuai dengan NIC (Nursing
Interventions Classification) yaitu: 1) kaji
kemampuan pasien untuk ambulasi; 2) Anjurkan
pasien untuk melakukan mobilisasi dini secara
bertahap; 3) Melatih pasien dalam pemenuhan
kemampuan ADL secara mandiri sesuai
kemampuan; 4) Mendampingi dan membantu
pasien saat mobilisasi serta membantu penuhi
kebutuhan ADL pasien; 5) Memberikan alat
bantu bila pasien memerlukan; 6) Menganjurkan
pasien bagaimana merubah posisi dan
memberikan bantuan jika diperlukan; 7)
Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan
dan lihat respon pasien saat latihan. Selain
rencana intervensi yang mengacu pada NIC
(Nursing Interventions Classification) penulis
juga menerapkan standar operasional prosedur
pemberian mobilisasi dini yang difokuskan pada
pemberian mobilisasi dini secara bertahap pada
pasien Tn. D yang diawali dengan mobilisasi
ringan mulai dari menggerakan kedua kaki di atas
tempat tidur, duduk dan berstandar ditempat
tidur, duduk dan menggantungkan kedua kaki
diatas tempat tidur, berjalan dan melangkah
secara bertahap untuk melakukan mobilisasi
dengan tujuan untuk mempercepat proses
penyembuhan luka dan pemulihan

post herniatomi. Implementasi yang diberikan


pada pasien selama 4 hari.

3 C / Comparison Rancangan studi kasus ini menggunakan desain


deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan
pemberian mobilisasi dini terhadap penyembuhan
luka pada pasien post herniatomi ingunalis
lateralis melalui pendekatan secara komprehensif
dimulai dari pengkajian, diagnose keperawataan,
perencanaan, intervensi, implementasi dan
evaluasi.

4 O / Outcome Berdasarkan perkembangan kondisi pasien


selama empat hari dari tanggal 12 sampai dengan
16 April 2019 didapatkan data pasien mengatakan
pasien mengatakan sudah dapat melakukan
aktifitas

fisik secara mandiri dan dapat berjalan dengan


baik, pasien tampak rileks, kekuatan otot
ekstrimitas bawah kiri dan kanan kembali normal
( nilai = 5 ), luka post herniatomi sudah kering,
bersih dan

membaik, aktifitas fisik pasien mandiri tanpa


dibantu oleh perawat dan keluarga, pasien sudah
dapat berjalan secara mandiri.

Berdasarkan standar operasional prosedur


pemberian mobilisasi dini yang telah dilakukan,
penulis mengevaluasi sesuai dengan rencana
keperawatan untuk mengatasi masalah hambatan
mobilisasi fisik berhubungan dengan luka post
herniatomi, dapat disimpulkan bahwa masalah
hambatan mobilisasi fisik dapat teratasi sesuai
dengan kriteria hasil yang diharapkan. Pada
tanggal 16 April 2019 masalah hambatan
mobilisasi fisik pada pasien Tn.D selama 4 hari
dilakukan

mobilisasi dini sudah dapat teratasi . Hal ini dapat


dilihat dari kondisi pasien yang mengatakan
sudah dapat melakukan aktifitas fisik secara
mandiri dan dapat berjalan dengan baik.

CRITICAL APPRAISAL
PENGARUH PEMBERIAN MOBILISASI DINI TERHADAP
PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN POST HERNIATOMI
INGUINALISLATERALIS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
AMBON

A. Pembahasan Latar Belakang


Penelitian ini memulai pembahasan Latar belakang yang diberikan cukup
kuat dan menjelaskan dengan baik mengapa penelitian ini penting
dilakukan, peneliti memberikan gambaran tentang hernia, angka kejadian
hernia berdasarkan WHO, serta ungency melakukan mobilisasi dini.
B. Metodelogi Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan menggunakan studi kasus dengan
pendekatan secara komprehensif. Peneliti melakukan asuhan keperawatan
secara lengkap dari pengkajian hingga evaluasi, peneliti tidak menjelaskan
durasi dan waktu untuk melakukan mobilisasi dini. Peneliti tidak
melibatkan keluarga dalam membantu mobilisasi dini serta pemberian
penkes untuk penatalaksanaan mobilisasi lanjutan.
C. Pengumpulan Data
Peneliti telah mengelompokkan responden melalui kriteria inklusi yaitu
klien dengan Post Herniatomi Inguinalis Lateralis. Namun peneliti tidak
menjelaskan populasi dalam penelitian ini, serta responden hanya 1 orang
jadi tidak ada pembanding dalam melakukan evaluasi keperawatan.
D. Analisa Data
Peneliti menjelaskan proses asuhan keperawatan secara komprehensif,
serta melakukan intervensi sesuai standar operasional prosedur. namun
peneliti sebagian besar menjelaskan data subjektif dari pada data objektif.
Peneliti menggunakan diagnosa keperawatan nanda nic noc sedangkan
SDKI telah di terapkan saat itu.

E. Kesimpulan
Penulis memberikan kesimpulan yang berdasarkan asuhan keperawatan
dari pengkajian sampai evaluasi, peneliti menjelaskan kesimpulan yang
mudah dimengerti dan runtutan sari pengkajian hingga evaluasi saling
berikatan.
F. Faktor yang mempengaruhi penelitian
Penulis tidak menyebutkan kemungkinan faktor yang dapat mempengaruhi
hasil penelitian, peneliti juga tidak menjelaskan apakah ada faktor medis
yang mempengaruhi, kontra indikasi dari intervensi dan penanganan
terhadap kejadian kontraindikasi.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasien Tn. D dengan
Post Herniatomi Inguinalis
Lateralis di Ruangan Melati RSU Bhayangkara Ambon, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pada saat dilakukan pengkajian pada pasien Tn. D, maka didapatkan data
yaitu Tn. D mengatakan kesulitan dalam beraktivitas karena nyeri akut dan
kelemahan akibat adanya luka post operasi, kesulitan dalam beraktivitas
karena nyeri akut dan kelemahan akibat adanya luka post operasi,
terpasang kateter, adanya luka operasi pada perut pasien dengan panjang:
± 10 cm, lebar luka: 1 cm, warna luka kemerahan, kondisi jahitan: baik,
luka kering, jumlah jahitan 10, ekstremitas bawah, kaki sebelah kanan dan
kiri mengalami pergerakan terbatas karena terdapat luka post herniatomi,
inguinalis lateralis, pemeriksaan uji genometri terhadap kekuatan otot:
pemeriksaan ektrimitas kanan atas 5, kiri atas 5, ekstrimitas kanan bawah 4
dan kiri bawah 4, Kebutuhan ADL pasien masih dibantu oleh perawat dan
keluarga, Hal ini sejalan dengan pendapat dengan Mutaqin (2011)
mengatakan bahwa keluhan utama pasien dengan post herniatomi adalah
saat dikaji pasien post operasi biasanya mengeluh nyeri pada luka operasi
dan keterbatasan aktivitas
2. Didalam penelitian, penulis mendapatkan diagnosa keperawatan yang
muncul pada pasien Tn. D yaitu hambatan mobilisasi dini berhubungan
dengan luka post herniatomi dimana diagnose keperawatan yang muncul
pada pasien Tn. D dengan post Herniatomi sesuai dengan Nanda NICNOC
dalam Amin & Kusuma (2015).
3. Didalam penelitian ini, perencanaan yang dibuat penulis dengan tujuan
untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan pemberian
mobilisasi dini untuk mempercepat proses penyembuhan luka post
herniatomi. rencana intervensi yang dilakukan mengacu pada NIC
(Nursing Interventions Classification) selain itu juga penulis menerapkan
standar operasional prosedur pemberian mobilisasi dini yang difokuskan
pada pemberian mobilisasi dini secara bertahap pada pasien Tn. D selama
masa perawatan di Rumah Sakit Umum Bhayangakara Ambon.
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan pemberian mobilisasi dini pada pasien
Tn. D mengacu pada rencana yang telah disusun dan standar operasional
prosedur pemberian mobilisasi dini serta
adanya partisipasi dari keluarga pasien dalam proses pemberian mobilisasi
dini selama proses perawatan post herniatomi menunjukan ada perubahan
terhadap penyembuhan luka post herniatomi kepada pasien semakin cepat
kering dan sembuh.
5. Evaluasi yang didapatkan pada pasien Tn. D dimana standar operasional
prosedur pemberian mobilisasi dini yang telah dilakukan selama 4 hari
perawatan, penulis mengevaluasi sesuai dengan rencana keperawatan
untuk mengatasi masalah hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan
luka post herniatomi, dapat disimpulkan bahwa masalah hambatan
mobilisasi fisik pada hari keempat sudah dapat teratasi sehingga ada
pengaruh pemberian pemberian mobilisasi dini Terhadap Penyembuhan
Luka Pada Pasien Post Herniatomi Inguinalis Lateralis Di Rumah Sakit
Bhayangkara Ambon.

Berdasarkan analisis jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan


prosedur pemberian mobilisasi dini pada pasien Tn. D dengan post herniatomi
sangat membantu dan mempercepat proses penyembuhan luka, pasien pasca
operasi diharapkan dapat melakukan mobilisasi sesegera mungkin dengan
mobilisasi secara bertahap sangat berguna untuk membantu jalannya
penyembuhan pasien, bila tidak dilakukan mobilisasi hal ini akan mengakibatkan
terjadinya gangguan pergerakan sehingga aktivitas sehari hari dapat terganggu.

ANALISA JURNAL 4 :
ANALISA JURNAL METODE PICO

PENGARUH PELAKSANAAN MOBILISASI DINI TERHADAP


PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN PASCA OPERAS
A. Judul Penelitian
Pengaruh Pelaksanaan Mobilisasi Dini Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri
Pada Pasien Pasca Operasi
B. Peneliti
Dewiyanti, Suardi, Alwi, Dina Oktaviana, Riski Amalia
C. Tahun Penelitian
2021
D. Jurnal Penelitian
Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9 : 2 ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-018X
E. Ringkasan Jurnal
Mobilisasi dini mempertahan kemandirian pasien melakukan mobilisasi atau
gerakan lebih dini untuk mempertahankan fungsi fisiologis yang berpengaruh
terhadap integritas berbagai fungsi tubuh. Mobilisasi memperbaiki sirkulasi,
membuat napas dalam dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal
normal. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
eksperimental dengan pendekatan two group pre-post-test design. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan mobilisasi dini
terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien pasca operasi di BLUD RS
H.Padjonga Daeng Ngalle Kabupaten Takalar. Jumlah sampel memenuhi
kreteria inklusi selama penelitian sebanyak 32 orang. Penelitian ini
mengunakan pedekatan pre dan post-test, dengan tehnik accidental sampling.
Sampel penelitian adalah pasien pasca operasi. Penelitian ini menggunakan
lembar observasi. Hasil penelitian diolah menggunakan uji alternative yaitu
wilcoxon diperoleh nilai hitung dengan nilai p=0,000 < α 0,05. Kesimpulan
Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik ada pengaruh mobilisasi dini
terhadap penurunan skala nyeri pada pasien pasca operasi.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pelaksanaan Mobilisasi
Dini Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi.
G. Analisa PICO
No Kriteria Pembenaran (critical
thinking)
1 P / Patien Data pada penelitian ini diperoleh melalui
Population SOP mobilisasi dini yang menjadi hasil
Problem penelitian, Data hasil penelitian yang telah
diperoleh selanjutnya di tabulasi dan
analisis secara Univariat dan Bivariat,
analisis Univariat bertujuan untuk
mendeskripsikan data hasil penelitian data
analisis bivariat bertujuan untuk menguji
hipotesis penelitian dengan menggunakan
uji alternatif, dengan tehnik accidental
sampling dimana jumlah sampel dalam
penelitian ini sama dengan jumlah populasi
sebanyak 32 orang.
Mobilisasi dini adalah pergerakan yang
dilakukan sedini mungkin di tempat tidur
dengan melatih bagian-bagian tubuh untuk
melakukan peregangan atau belajar
berjalan. Mobilitas pasca bedah juga sangat
penting dilakukan, dengan mobilitas dini,
maka akan meningkatkan normalisasi
fungsi organ
Persepsi pasien masih ada yang
beranggapan tidak boleh banyak
melakukan gerakan dalam masa
penyembuhan karena keluhan nyeri
meningkat cenderung memberi pengaruh
kurang baik terhadap proses mobilisasi
dini. Faktor dari jenis kelamin juga dapat
mempengaruhi respon nyeri dan mobilisasi
dini, nampak pada pasien laki-laki lebih
dapat menahan nyeri dibandingkan pasien
perempuan, sehingga laki-laki lebih
mampu melaksanakan mobilisasi dini.
2 I / Intervention Pada penelitian ini intervensi mobilisasi
dini setelah 8 jam pasca operasi ini
menurut teori Cetrione yang mengatakan
bahwa 8 jam setelah operasi sudah bisa
dilakukan miring kanan dan miring kiri dan
menggerakkan tangan serta
mengkontraksikan otot-otot.
Sedangkan distribusi berdasarkan skala
nyeri sebelum pelaksanaan mobilisasi dini,
dari 32 responden terdapat 31 orang (97%)
yang mengalami nyeri berat dan 1 orang
(3%) yang mengalami nyeri sedang.
Sedangkan setelah dilakukan mobilisasi
dini menjelaskan bahwa dari 32 responden
terdapat 31 orang (97%) yang menurun
dari nyeri berat ke nyeri sedang dan 1
orang (3%) mengalami penurunan nyeri
dari sedang ke nyeri ringan.
3 C / Comparison Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian Quasi eksperimental dengan
pendekatan two group pre-post-test design.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada 1
Juni sampai 30 Juli 2019 di ruang
plamboyan. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua Pasien pasca operasi.
Penelitian ini menggunakan accidental
sampling Jumlah sampel 32 responden
kelompok intervensi mobilisasi dini dan
kelompok control tidak dilakukan
mobilisasi dini. Pengumpulan data
dilakukan dengan Pengukuran intensitas
nyeri pengukuran Skala Penilaian Numerik
(NRS) pre-test dan pengukuran intesitas
nyeri dengan post-test dan menggunakan
lembar observasi pelaksanaan mobilisasi
dini sesuai SOP pasca operasi.
4 O / Outcome Dalam penelitian pengaruh pelaksanaan
mobilisasi dini pada pasien pasca operasi di
BLUD RS H.Padjonga Daeng Ngalle
Kabupaten Takalar 2019. Dari 32
responden sebelum dilakukan mobilisasi
dini,semua responden mengalami
penurunan dimana rata-rata skala nyeri
sebelum mobilisasi dini adalah 7,72 (±
0,683) menurun menjadi 5,38 ( ± 0,793)
setelah dilakukan mobilisasi dini.
Sedangkan responden berdasarkan umur,
jenis kelamin dan diagnosis medis rata-rata
responden berumur 49,81 tahun, mayoritas
berjenis kelamin laki-laki (75,0%) dan
berdasarkan distribusi karakteristik
diagnosis medis penyakit terbanyak adalah
responden dengan post operasi hernia
(28,1%), kemudian post operasi Hernia
inguinalis lateral (21,9%), dan post operasi
apendisitis sebanyak (18,8%).
Hasil uji statistik menggunakan uji
wilcoxon didapatkan semua responden
mengalami penurunan skala nyeri, dengan
nilai p=0,000 < α 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa secara statistik ada
pengaruh mobilisasi dini terhadap
penurunan skala nyeri pada pasien pasca
operasi di BLUD RS H. Padjonga Dg
Ngalle Kabupaten Takalar

CRITICAL APPRAISAL

PENGARUH PELAKSANAAN MOBILISASI DINI TERHADAP


PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI

A. Pembahasan Latar Belakang


Penelitian ini memulai pembahasan Latar belakang yang diberikan cukup
kuat dan menjelaskan dengan baik alasan melakukan penelitian ini,
peneliti menjelaskan runut permasalahan yang disertai dengan data data
sehingga latar belakang ini menjadi kuat dan mudah dipahami.
B. Metodelogi Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan penelitian Quasi
eksperimental dengan pendekatan two group pre-post-test design. Peneliti
menjelaskan secara rinci tentang metode penelitian, instrument yang
digunakan, banyaknya resonden, hingga lembar observasi penelitian.
Namun peneliti tidak dijelaskan tentang hasil ukur dan uji statistik yang
digunakan serta alasan penggunaan uji tersebut.
C. Pengumpulan Data
Peneliti telah mengelompokkan responden melalui kriteria inklusi yaitu
kelompok intervensi mobilisasi dini dan kelompok control tidak dilakukan
mobilisasi dini.Namun peneliti tidak menjelaskan kriteria inklusi
kelompok kontrol.
D. Analisa Data
Peneliti menjelaskan hasil distribusi karakteristik responden dan hasil
analisis Perbedaan skala nyeri sebelum dan setelah pelaksanaan mobilisasi
dini pada pasien pasca operasi. Namun sebelumnya responden tidak
menjelaskan alasan penggunaan uji tersebut.
Data di sajikan dengan rapid an mudah dipahami dan menyertakan nilai
pengelompokan skla nyeri sebagai hasil.
E. Kesimpulan
Penulis memberikan kesimpulan yang jelas dengan penjelasan yang detail
tentang skala nyeri dan pengelompokan skala nyeri. Namun peneliti tidak
menjelaskan rencana lanjut untuk penatalaksanaan responden yang
memiliki skala nyeri sedang apakahkah intervensi dilanjutkan atau tidak.
F. Faktor yang mempengaruhi penelitian
Penulis tidak mencantumkan beberapa jenis post operasi laparatomi,
mungkin secara garis besar mobilisasi dini terhadap masing masing jenis
post operasi sama, namun perlu di kaji kemungkinan kontraindikasi yang
terjadi beserta penatalaksanaannya.

KESIMPULAN
Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata skala nyeri sebelum mobilisasi
dini adalah 7,72 (± 0,683), dari 32 responden terdapat 31 orang (97%) yang
mengalami nyeri berat dan 1 orang (3%) yang mengalami nyeri sedang. Hasil
penelitian) setelah dilakukan mobilisasi dini di peroleh rata rata skala nyeri
menurun menjadi 5,38 (± 0,793. Dan dari 32 responden terdapat 31 orang (97%)
yang menurun dari nyeri berat ke nyeri sedang dan 1 orang (3%) mengalami
penurunan nyeri dari sedang ke nyeri ringan. Hasil penelitian menjelaskan ada
pengaruh pelaksanaan mobilisasi dini terhadap penurunan tingkat nyeri pada
pasien pasca operasi di BLUD RS H. Padjonga Dg Ngalle Kabupaten Takalar.
Berdasarkan analisis jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi
dini mampu menurunkan skala nyeri dari berat menjadi sedang dan dari sedang
menjadi ringan, sehingga mobilisasi dini dapat dijadikan penatalaksanaan pada
pasien post operasihernia. Pada penelitian ini intervensi mobilisasi dini setelah 8
jam pasca operasi ini menurut teori Cetrione yang mengatakan bahwa 8 jam
setelah operasi sudah bisa dilakukan miring kanan dan miring kiri dan
menggerakkan tangan serta mengkontraksikan otot-otot.

LINK JURNAL

Jurnal 1 :

https://media.neliti.com/media/publications/423617-none-6defc5ad.pdf

Jurnal 2 :
https://ejournal.pancabhakti.ac.id/index.php/jkpbl/article/view/47

Jurnal 3 :

http://jurnal.csdforum.com/index.php/GHS/article/view/ghs4401/4401

Jurnal 4 :

https://jurnal.usk.ac.id/JIK/article/view/21564/14372

Anda mungkin juga menyukai