SURABAYA
OLEH :
NIM : 2018080038
PENDAHULUAN
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing (apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum (caecum). Infeksi ini
di Amerika Serikat setiap tahunnya (WHO 2014). Badan WHO (World Health
tahun 2014 adalah 4,8% dan 2,6% penduduk dari total populasi. Di Indonesia
yang diperoleh dari (Depkes, 2016), kasus appendisitis pada tahun 2016
sebanyak 65.755 orang dan pada tahun 2017 jumlah pasien appendisitis
sebanyak 75.601 orang. Dinkes Jawa Timur menyebutkan pada tahun 2017
jumlah kasus apendisitis di Jawa Timur sebanyak 5.980 penderita dan 177
Berdasarkan data Rekam Medik Ruang Bedah Rumah Sakit Islam Darus
Syifa’ Surabaya selama tahun 2017 jumlah pasien penderita apendisitis ada
sebanyak 96 pasien, Pada tahun 2018 terjadi peningkatan yaitu sebanyak 112
perawat ruangan di Ruang Bedah Rumah Sakit Islam Darus Syifa’ Surabaya
yang cukup hebat meskipun diberikan pereda nyeri atau analgesik, terapi yang
yang baik. Pada umumnya klien post apendektomi memiliki lama rawat inap
selama 3 hari.
selekas mungkin berjalan. Hal ini menjelaskan, bahwa pasien post operasi atau
aktivitas yang lebih berat. Namun mobilisasi yang dilakukan post operasi
berfungsi untuk melatih otot, sistem saraf, tulang, maupun sirkulasi darah
selalu dilakukan pada klien post operasi apendektomi dan biasa dilakukan
setelah 8 jam pertama post operasi apendektomi, namun mobilisasi dini untuk
menggerakkan ekstremitas dan miring kanan miring kiri, nyeri klien berada
ekstremitas dan miring kanan miring kiri, nyeri klien berada pada angka 4
adalah 5,62 (kategori nyeri sedang) dengan standar deviasi ±1,99, dalam
penelitian ini tidak ada responden yang mengalami kategori tidak nyeri post
7,75 yang termasuk kategori skala nyeri berat menjadi 5,62 yang
dilakukan antara lain dengan memberikan terapi pemijatan pada ibu yang
permukaan tubuh dengan arah sirkular secara berulang (Reeder, 2011 : 676).
dan mental. Effleurage merupakan teknik masase yang aman, mudah untuk
memiliki efek samping dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan
merupakan aplikasi dari teori Gate Control yang dapat “menutup gerbang”
untuk menghambat perjalanan rangsang nyeri pada pusat yang lebih tinggi
mengalami rata-rata nyeri kontraksi uterus dengan rentang nyeri skala 3–7 dan
mobilisasi yang paling dini dan teknik effleurage massage terhadap perubahan
tingkat nyeri klien post operasi apendektomi. Penelitian ini ditujukan untuk
dan setelah dilakukan mobilisasi dini dan teknik effleurage massage , sehingga
mobilisasi yang paling dini dan effleurage massage dan setelah melakukan
mobilisasi yang paling dini dan effleurage massage post operasi apendektomi.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah ada efectivitas
nyeri klien post operasi apendektomi di Ruang Bedah Rumah Sakit Islam
Syifa’ Surabaya .
Syifa’ Surabaya
1.4 Manfaat
dilakukan oleh klien baik mandiri atau pun dengan bantuan keluarga
massage pada klien post operasi apendektomi sebagai salah satu cara
untuk meningkatkan kesembuhan dan kesehatan klien post operasi
apendektomi.