Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang ditandai oleh

penduduknya yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat. Penduduk yang

sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh

Republik Indonesia. Supaya tercapainya tujuan Indonesia sehat 2017 tersebut

sangat diperlukan tenaga, fasilitas, dan pelayanan fasilitas yang memadai

(Kemenkes, 2017).

Rumah sakit merupakan bentuk organisasi yang mengelola jasa layanan

kesehatan secara menyeluruh yang didalamnya terdapat aktivitas yang dikerjakan

oleh profesi medis, keperawatan dan non medis, salah satu layanan yang ada di

rumah sakit adalah layanan pengobatan melalui operasi (Handayani, 2015).

Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara

invasive dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.

Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan.

Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan, dilakukan tindak perbaikan yang

diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka, tindakan operasi ini banyak

menimbulkan kecemasan kepada pasien (Syamsuhidayat, 2016).


Tindakan operasi menyebabkan nyeri dan mengakibatkan terjadinya

perubahan kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan. Pada proses

operasi digunakan anestesi agar pasien tidak nyeri pada saat dibedah. Namun

setelah operasi selesai dan pasien mulai sadar, akan merasakan nyeri di daerah

sayatan yang membuat sangat terganggu (Whalley, dkk 2014). Nyeri adalah

bentuk ketidaknyamanan baik sensori maupun emosional yang berhubungan

dengan risiko atau aktualnya kerusakan jaringan tubuh, bisa juga karena suatu

mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak dan

menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri

(Andarmoyo, 2013).Tindakan untuk mengatasi nyeri bisa dilakukan terapi

farmakologi dan non farmakologi. Terapi non farmakologi dapat dilakukan

dengan berbagai cara antara lain teknik distraksi, relaksasi, dan stimulasi kulit

(Hidayat, 2013).

Relaksasi napas dalam adalah sebuah keadaan dimana seseorang

terbebas dari tekanan dan kecemasan atau kembalinya keseimbangan

(equilibrium) setelah terjadinya gangguan.Tujuan dari teknik relaksasi napas

dalam adalah mencapai keadaan relaksasi menyeluruh, mencakup keadaan

relaksasi secara fisiologis, secara kognitif dan secara behavioral (Patasik dkk,

2013). Efek relaksasi napas dalam membuat seseorang merasa rileks dan

tenang. Seseorang menjadi rileks dan tenang saat mengambil oksigen di udara

melalui hidung, oksigen masuk kedalam tubuh sehingga aliran darah menjadi

lancar. Inilah yang menyebabkan intensitas nyeri yang dirasakan pasien post

operasi sectio caesarea berkurang setelah dilakukan teknik relaksasi napas

(Patasik dkk, 2013).


Angka tingkatan operasi besar yaitu sekitar 10% sampai 15% dari

semua proses persalinan (WHO, 2019). Berdasarkan Riskesdas tahun 2018,

presentase tindakan operasi di Indonesia masih besar yaitu 15,3% dan 5,5%

Hasil Riskesdas tahun 2018 di Indonesia menunjukkan tindakan operasi

sebanyak 9,8% dan 3,3% di Sulawesi Tenggara (Riskesdas, 2018).

Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Ardi (2010),

tentang perbedaan tingkat nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik nafas

dalam pada pasien laparatomi diruang bedah RSUD Solok. Hasil penelitian di

dapatkan bahwa dari 10 responden yang belum melaksanakan teknik relaksasi

dengan mendengarkan musik lebih dari separoh mengalami nyeri sedang

(57,8%) dan selebihnya nyeri ringan (47,3%).

Penelitian yang dilakukan Nurul (2010) tentang teknik relaksasi

mendengarkan musik pada pasien post operasi laparatomi di Rumah Sakit

Ahmad Muktar Bukit Tinggi, menunjukan bahwa terdapat penurunan

intensitas nyeri setelah mendengarkan musik.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nikita (2012),

tentang pengaruh teknik relaksasi terhadap perubahan intensitas nyeri pada

pasien post operasi apendektomi, dengan hasil yaitu ada pengaruh yang teknik

relaksasi nafas dalam terhadap pengurangan nyeri pada pasien post operasi.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

pada pasien post op di Semen Padang Hospital tahun 2020.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalahnya adalah apakah ada pengaruh manajemen nyeri (teknik nafas

dalam ) untuk mengurangi nyeri pada pasien post op di Semen Padang

Hospital tahun 2020.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh manajemen nyeri teknik nafas dalam terhadap

tingkat nyeri pada pasien post operasi di Semen Padang Hospital Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi skala nyeri pre test pada pasien post operasi

diSemen Padang Hospital tahun 2020 sebelum di ajarkan manajemen nyeri

dengan teknik nafas dalam.

b. Diketahuinya distribusi frekuensi skala nyeri post test pada pasien post

operasi diSemen Padang Hospital tahun 2020 setelah di ajarkan manajemen

nyeri dengan teknik nafas dalam.

c. Diketahuinya perbedaan skala nyeri pasien post operasi sebelum dan sesudah

di berikan manajemen nyeri dengan teknik nafas dalam diSemen Padang

Hospital tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi RS

Membantu meningkatkan mutu pelayanan khususnya pelayanan

keperawatan dengan memberi masukan tentang pentingnya intervensi dan

penjelasan tentang nyeri kepada pasien dan keluarga khusus nya pada pasien post
operasi sehinga pasien mampu menerapkan teknik non farmakologi di rumah saat

mengalami nyeri.

2. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian dapat di jadikan bahan bacaan di perpustakaan dan

masukan atau sebagai pedoman data dasar untuk menentukan kebutuhan

perawatan pasien pasca bedah mayor terutama masalah manajemen nyeri post

operasi.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan referensi penelitian yang

berkaitan dengan kebutuhan edukasi manajemen nyeri pada pasien post operasi

terutama pasien dengan bedah mayor.

E. Ruang Lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh teknik nafas

dalam terhadap tingkat nyeri pada pasien post operasi di Semen Padang Hospital

Tahun 2020, Variable dependen pada penelitian ini adalah tingkat nyeri pasien

post operasi dan variable independen adalah teknik nafas dalam.

Anda mungkin juga menyukai