PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak merupakan generasi penerus bangsa yang layak untuk
perkembangan kognisi, sosial dan perilaku emosi yang optimal agar tercapai
masa depan bangsa yang baik (Sugeng, 2019). Pada dasarnya, setiap orang tua
dari 160 anak di seluruh dunia mengidap Autism Spectrum Disorder (ASD).
Berdasarkan laporan Center for Disease Control tahun 2020, sekitar 1 dari 54
2020).
Pusat Data Statistik Sekolah Luar Biasa mencatat jumlah siswa autis di
Angka tersebut naik dibanding tahun 2018 tercatat sebanyak 133.826 siswa autis
terdapat sekitar 270,2 juta dengan perbandingan pertumbuhan anak autis sekitar
3,2 juta anak (BPS, 2020). Periode tahun 2020-2021 dilaporkan sebanyak 5.530
1
orang, Jumlah anak autis ini selalu meningkat setiap tahunnya sebesar 147,
maka dalam 10 tahun sedikitnya 529,200. Wajar jika tahun ini diperkirakan
Pusat data statistik sekolah luar biasa mencatat jumlah siswa autis di
Inonesia pada tahun 2019 sebanyak 144.102 siswa (Kemendikbud, 2020). Angka
tersebut naik dibanding tahun 2019 tercatatat sebanyak 133.826 siswa autis di
Indonesia dengan daerah tingkat pertama DKI Jakarta dan Sumatera Barat di
pemerintah menyediakan sekolah khusus luar biasa atau di sebut juga SLB,
dikota Padang sendiri terdapat sebanyak 38 SLB yang terdiri dari 1.464 siswa
yang tersebar di sekolah luar biasa (SLB), dimana jumlah laki-laki sebanyak 929
berinteraksi sosial, serta adanya ketertarikan terhadap sebuah hal dan berperilaku
berulang. Penderita autisme lebih dikenal dengan kata autis (Wang et al., 2018).
dialaminya. Menyebabkan anak tersebut hidup didalam dunia sendiri (Indiarti &
2
Rahayu, 2020).
Belmonte adanya 3 gejala inti pada anak autis yang lebih kelihatan seperti:
berinteraksi dan berkomunikasi sosial, dan fokus terlalu lama pada sebuah subjek
atau kegiatan. Usia dua-tiga tahun, pada masa balita ini anak lain biasanya mulai
belajar berbicara, berbeda dengan anak autis yang tidak menampakkan tanda-
tanda berbicara. Anak autis sering kali melakukan sesuatu secara berulang,
kesulitan dalam hal komunikasi, bahasa, perilaku, dan interaksi sosial. Dalam
mengatasi hambatan pada anak autis agar anak tersebut mendapatkan pendidikan
yang layak, sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Keluarga merupakan dua orang tua yang hidup bersama dengan ikatan
dan kedekatan emosional baik yang tidak memiliki hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi dan tidak memiliki batas keanggotaan dalam keluarga. Meskipun
dalam lingkup kecil, namun hubungan yang terbangun antar anggota keluarga
3
Peran dan fungsi keluarga dalam mendampingi anak berkebutuhan kusus
disini anak autis sangat penting, berkaitan dengan hal tersebut WHO, (2020)
merilis berbagai panduan bagi orang tua dalam mendampingi putra-putri selama
pandemi ini berlangsung yang meliputi tips pengasuhan agar lebih positif dan
mendasar, seperti pendidikan agama untuk patuh terhadap aturan, dan untuk
Peranan keluarga yang kurang baik dalam merawat anak autis akibat
keluarga merasa tidak percaya diri, merasa tidak berdaya dan kehilangan harapan
harapan yang realistik karena kehadiran anak yang tidak sesuai dengan harapan
sehingga orang tua yang memiliki penyandang autis menjadi kaget, menjadi
bingung, perasaan panik, merasa dirinya bersalah, perasaan menjadi malu dan
perasaan menjadi bingung untuk menjelaskan pada orang lain tentang kondisi
anaknya dan cara menghadapi anak pada saat anak tantrum, menjadi bingung
Dampak psikologi keluarga atau orang tua yang memiliki anak autis
4
keterbatasan dalam bersosial dan karier, adanya hubungan yang canggung dengan
orang sekitar, kendala keuangan, kesejahteraan dan emosional yang buruk, dan
stres, depresi dan kecemasan orang tua dalam mengurus anak-anak mereka yang
berbeda dengan anak normal pada umumnya. Akibatnya orang tua mengalami
Beban lain yang juga dialami orangtua adalah banyaknya energi dan
perhatian orangtua terhadap saudara anak autis, serta rendahnya kepuasan dalam
mengasuh anak autis dapat berdampak negatif, baik pada orangtua sendiri,
maupun pada anak. Dibutuhkan sebuah dukungan yang dapat membantu mereka
mempengaruhi beban keluarga dalam merawat anak autis yaitu; faktor pertama
dari tingkat keparahan anak autis, yang dimaksud dari tingkat keparahan adalah
5
perilaku yang ditunjukkan oleh anak autis. Faktor kedua adalah parenting self-
efficacy (PSE), mengatakan PSE adalah persepsi dan keyakinan orang tua apakah
perkembangan anak. Selain itu faktor yang menjadi beban keluarga dalam
pentingnya dukungan sosial dan pendidikan pada keluarga dalam merawat anak
Autis. Dengan adanya dukungan sosial yang baik dan pendidikan yang tinggi
dengan anak autis yang kurang mendapatkan dukungan sosial dari seseorang
yang berarti, seperti: teman, pasangan atau ayah dari anak, dan lingkungan
terdekat yang membuat energi positif yang ada pada ibu menjadi hilang. Ibu tidak
merasa terbantu dalam perannya sebagai seorang ibu dalam membesarkan anak
informasi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang
diberikan oleh keakraban keluarga atau didapat karena kehadiran orang yang
6
ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi
Data jumlah anak SLB di kota Padang yaitu pertama SLB YPPA kota
Padang dengan jumlah siswa 96 orang, kedua SLB 2 Padang dengan jumlah 47
orang, dan ketiga SLB Wancana Asih dengan jumlah 40 orang. Studi
YPPA kota Padang terbagi dalam dua kategori yaitu, 36 anak retardasi mental
ringan dan 60 anak lainnya dengan retardasi mental sedang, dari 38 SLB murid
yang paling banyak yaitu SLB YPPA kota Padang (SLB Kota Padang, 2022)
orang tua yang memiliki anak autisme di SLB pada keluarga yang memiliki anak
dengan autisme dan menyatakan perasaan berduka yang dirasakan oleh keluarga
7
menerima serta berbagai penyebab berduka tersebut menyebabkan berbagai
Penelitian You & McGraw, 2011 dukungan sosial dan tingkat stres
orang tua yang memiliki anak retardasi mental di dapatkan hasil Hasil penelitian
dengan tingkat stres pada orang tua dari anak dengan nilai p = 0.000< 0.005),
bahwa orang tua dari anak anak dengan autis yang menerima dukungan sosial
dengan beban keluarga yang merawat anak autis di kota padang tahun 2013
didapatkan hasil bahwa 64,3% dukungan keluarga kurang baik dalam merawat
anak autis dengan beban keluarga 70,2% dengan nilai p value= 0,002. Dapat
memiliki anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang Tahun 2022 dengan 10
orang ibu diantaranya 4 orang ibu mengatakan stress dalam merawat anak autis
karena autis harus selalu di pantau, 3 orang ibu mengatakan tidak ada dukungan
dari ayah dapat membuat beban pikiran bagi ibu. Merawat dan membesarkan
anak autis tidak bisa dilakukan oleh ibu sendiri melainkan perlu adanya dukungan
dan bantuan dari pasangan yaitu ayah. dalam melakukan perawatan anak yang
8
autis, 3 orang ibu mengatakan biaya perawatan kesehatan anak autis yang lebih
tinggi, ibu juga mengatakan bahwa mereka merasa stres yang ditandai sering
istirahat dalam menghadapi perilaku anaknya yang perlu diawasi terus dan
B. Rumusan Masalah
berhubungan dengan beban keluarga dalam merawat anak autis di Sekolah Luar
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
dalam merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
9
c. Diketahui dukungan sosial yang merawat anak autis di Sekolah Luar
merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang Tahun 2023
merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang Tahun 2023
D. 2Manfaat Penelitian
keeluarga yang merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang
tahun 2023
merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang tahun 2023
10
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pengalaman
lain yang berhungan dengan beban kelurga dalam merawat anak autis.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Autis
1. Pengertian Autis
mencakup bidang sosial dan fungsi afek, komunikasi verbal (bahasa) dan
tersebut dari taraf yang ringan sampai dengan taraf yang berat. Autis ini
gangguan autis, ada lima gejala awal yang mereka tunjukan yaitu :
a. Gangguan interaksi sosial
b. Gangguan komunikasi
peran adalah gejala umum dari autis juga kecenderungan yang kuat
terhadap rutinitas dan terprediksi, contoh mereka menyukai
nyaman.
d. Gangguan kognitif
e. Masalah sensori
kebingungan, serta rasa dan bau yang biasa saja bisa membuat anak
a. Faktor neurologi
c. Faktor teratogenik
d. Faktor medis
saraf pusat.
a. Kelompok menyendiri
mainannya
teman sendiri
a. Autisme ringan
hari.
b. Autisme sedang
selain itu autisme ini tidak menunjukan kontak mata dan tidak bisa
c. Autisme berat
keadaan yang berada diluar harapan yang menjadi stessor bagi keluarga
melalui proses tertentu akan memungkinkan keluarga itu untuk bertahan dan
beradaptasi dengan baik hingga menjadi sebuah keluarga yang relisen (Mc
Cubbin, 2001 dalam puspita, dkk, 2011) menyatakan bahwa fase adaptasi
merupakan konsep sentral dari ketahanan keluarga (family resiliency). Olson &
dinamika.
Bagi orang tua yang memiliki anak penyandang autis, banyak tantangan
yang harus dihadapi orang tua. Pertama, penolakan, baik dari diri pribadi,
terapi atau lembaga pendidikan. Belum semua kabupaten/ kota di Riau terdapat
kadang marah tak terkendali. Dia sendiri tdk mampu mengendalikan dirinya
dia punya ritual sendiri yg harus dilakukannya pada saat-saat atau kondisi
tertentu (Dewo, 2006: 63). Namun bagi orang yang beriman, apapun
keadaannya (anak autis) perlu disadari kembali bahwa anak adalah anugrah dan
amanah. Sehingga perlu untuk disyukuri dan dijaga (dengan mendidik,
autis, dimana dukungan keluarga ini dapat berasal dari dukungan pasangan
hidup (suami), dukungan kedua adalah dari anak (saudara dari anak yang
adalah dari mertua, dukungan kelima adalah dari kerabat dekat, dukungan
keenam diberikan oleh teman atau sahabat, dukungan yang terahir adalah
a. Dukungan Informasional
orang lain. Bisa juga menghabiskan waktu dengan orang lain pada
bagian dari keluarga, teman sekolah atau kerja, kegiatan agama atau
Autisme
a. Dukungan keluarga
Faktor – faktor yang mempengaruhi dukungan sosial, (Cohen & Syme, 1985
berasal dari sumber yang sama. Hal ini akan menjalankan keakraban dan
periode tertentu.
C. Kerangka Teori
Anak autis
Gambar 2.2
Kerangka Teori
A. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini dapat dilihat skema kerja penelitian pada gambar.
Dukungan keluarga
Dukungan sosial
Beban Keluarga
Pendidikan
Usia
Penghasilan
Jumlah anak
Gambar 3.1
Dari gambar di atas faktor-faktor yang berhubungan dengan beban keluarga dalam
merawat anak autis peneliti hanya melakukan penelitan faktor-faktor yang berada
pada kotak bergaris lurus sementara faktor yang dalam kotak garis putus-putus
80% faktor yang berhubungan dengan beban keluarga yaitu dukungan keluarga,
B. Hipotesis Penelitian
merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang Tahun 2023.
merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang Tahun 2023.
merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang Tahun 2023.
merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang Tahun 2023.
METODE PENELITIAN
C. Desain penelitian
beban keluarga dalam merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota
1. Populasi
seluruh anak autis yang berada di Sekolah Luar Biasa kota Padang
2. Sampel
N
n =
1+ N (d²)
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
N : Jumlah populasi
d : Tingkat kesalahan
183
n =
1+183 (0,1²)
183
n =
1 + 1,8
183
n =
2,8
n = 65,3
1. Kriteria inklusi
a. Orang tua yang merawat langsung dan tinggal dalam satu rumah
menjadi responden
2. Kriteria eksklusi
a. Orang tua yang tidak ibu kandung dari anak penyandang autis
b. Orang tua yang memiliki penyakit kroni, cacat atau yang mengalami
penyakit kejiwaan
G. Definisi Operasional
Table 3.3
Definisi Operasional
Cara Alat Skala
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Ukur Ukur Ukur
(Riasmin, M.
2012)
H. Instrumen Penelitian
Instrumen panelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variable
yang di amati. Instrumen penelitian ini terdiri dari variable independen (beban
1. Beban keluarga
Kuesioner yang digunakan adalah skala gutman. Skala ini bertujuan untuk
mengetahui beban keluarga yang memiliki autis. Kuesioner ini terdiri dari 30
pertanyaan
2. Pendidikan
Kuesioner ini di gunakan untuk melihat jenjang pendidikan seseorang sesuai
3. Dukungan sosisal
pertanyaan untuk melihat gambaran dari dukungan sosial pada keluarga yang
4. Dukungan keluarga
pertanyaan untuk melihat gambaran dari dukungan sosial pada keluarga yang
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
keluarga yang memiliki anak autis. Adapun nilai r < 0,05 maka
2. Uji Reabilitas
peneliti sebelumnya.
J. Etika penelitian
manusia sebagai objek tidak boleh bertentangan dengan etika, oleh karena
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari
kuisioner penelitian
b. Data Sekunder
data awal
penelitian
sata bersih dari kesalahn sehingga siap dianalisa. Data yang diperoleh
L. Analisa Data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan dengan komputerisasi untuk mengetahui
melihat distribusi data dengan uji chi square jika nilai p value <0,05
variable independen.