Anda di halaman 1dari 7

44 | Yulisetyaningrum, Anny R.M., Ina Zulia A. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.

1 (2018) 44-50

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMAMPUAN


SOSIALISASI ANAK AUTISME DI YAYASAN PONDOK PESANTREN ABK
AL-ACHSANIYYAH KUDUS TAHUN 2017
Yulisetyaningruma,*, Anny Rosiana M.b, Ina Zulia Alfijannahc
yulisetiyaningrum@stikesmuhkudus.ac.id

Abstrak

Latar Belakang : Peningkatan jumlah penderita gangguan autis di dunia semakin hari semakin
bertambah dan begitu juga di Indonesia. Sekarang ini di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kabupaten Kudus
tahun 2016 terdapat 88 anak penderita gangguan autis. Pada penderita autisme mengalami gangguan
perkembangan yang sangat komplek, salah satunya adalah kemampuan sosialisasi. Hal itu akan teratasi
jika mendapat dukungan sosial baik dari orang tua maupun dari lingkungan. Dengan adanya dukungan
sosial diharapkan anak autisme dapat berkembang lebih baik sesuai kemampuan yang dimilikinya.Tujuan
: Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kemampuan sosialisasi anak autis di yayasan
pondok pesantren ABK Al-Achsaniyyah Kudus tahun 2017. Metode : Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian korelasi analitik. Metode pendekatan Cross Sectional, sampel sebanyak 41 responden dari 70
anak autis di yayasan pondok pesantren ABK Al-Achsaniyyah Pedawang Kabupaten Kudus dengan
teknik stratified random sampling dengan alat ukur kuesioner. Uji hubungan penelitian menggunakan
Kendal Tau.
Hasil Penelitian : Penelitian tentang hubungan dukungan sosial dengan kemampuan sosialisasi
anak autis di yayasan pondok pesantren ABK Al-Achsaniyyah Kudus tahun 2017 menunjukkan korelasi
sangat signifikan, (p.value: 0,000; α: 0,05; r: 0,958). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan
antara dukungan sosial dengan kemampuan sosialisasi anak autis di yayasan pondok pesantren ABK Al-
Achsaniyyah Kudus tahun 2017

Kata Kunci : Dukungan Sosial, Kemampuan Sosialisasi, Autisme

Abstract
Increasing the number of people with autism disorder in the world got increasement everyday and
that also happens in Indonesia. Nowadays in Special School (SLB) Kudus in 2016 there are 88 children
with autism disorder. In people with autism have a very complex development disorder, one of them is
the ability of socialization. It will be resolved if it gets social support from both parents and from the
environment. With the social support, it is expected that the autism children can develop better based on
the ability they have. The objective of this study is to know the relationship between the social support
and the ability of socialization of the autistic children in boarding school ABK Al-Achsaniyyah Kudus in
2017. This research was the analytic correlation with Cross Sectional approach methods. The sample
was 41 respondents from 70 children with autism in boarding school ABK Al-Achsaniyyah Pedawang
Kudus with stratified random sampling technique and questioners as the instrument. This research used
Kendal Tau to test the relationship. The study about the relationship between the social support and the
ability of socialization of the autistic children in boarding school ABK Al-Achsaniyyah Kudus in 2017
showed very significant correlation, (p.value: 0,000; α: 0,05; r: 0,958). There is a significant correlation
between the social support and the ability of socialization of the autistic children in boarding school ABK
Al-Achsaniyyah Kudus in 2017

Keywords: social support, the ability of socialization, autistic


Yulisetyaningrum, Anny R.M., Ina Zulia A. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.1 (2018) 44-50 | 45
Pengembangan Pendidikan Khusus Dinas
PENDAHULUAN
Pendidikan Jawa Tengah mencatat
Istilah autis atau autisme pertama kali
penyandang autis adalah 530 anak. Dan di
diperkenalkan oleh dr. Leo Keanner, pada
Sekolah Luar Biasa yang ada di Kabupaten
tahun 1948 yang mendiagnosa dan mengobati
Kudus saat ini 88 anak, terdapat anak autis
pasien dengan sindrom autisme yang di sebut
sebanyak 88 anak yang semuanya mengalami
“ infantile auitsme “ Autisme di sebut juga
kesulitan dalam interaksi sosial (BPDIKSUS,
syndrome Keanner. “Autis berasal dari kata
2016).
yunani “autos“ yang berarti sendiri“(Fadhli,
Autisme sebagai suatu gangguan
2010).
perkembangan yang sangat kompleks yang
Menurut Ulyatin (2012), autisme adalah
secara klinis ditandai oleh adanya tiga gejala
suatu gangguan perkembangan neurobiologist
utama berupa : kurang dalam kemampuan
yang berat atau luas. Autis adalah kelainan
sosialisasi dan emosional, kurang kemampuan
syaraf yang unik, karena tidak ada tes medis
komunikasi timbal balik serta perilaku yang
yang dapat membedakan diagnosis autis.
disertai dengan gerakan berulang tanpa tujuan
Diagnosisnya hanya bisa dilakukan seorang
(stereotip), dan adanya respon yang tidak
professional yaitu dokter yang sudah terbiasa
wajar terhadap pengalaman sensorisnya.
menangani yang terjadi pada masa anak-anak.
Ketiga gejala utama ini yang membedakan
Data anak yang menderita autis di berbagai
antara anak autis dengan anak-anak yang
belahan dunia menunjukan angka yang
lainnya, sekaligus yang mengakibatkan
bervariasi, Insiden autis saat ini semakin
mereka mengalami hambatan dalam perilaku
banyak terjadi di dunia. Data yang mendukung
adaptifnya (Hasibuan & Wahyuningsih, 2012).
diantaranya adalah UNESCO (2011)
Penelitian dengan subyek yang sangat
melaporkan, tercatat 35 juta orang penyandang
terbatas yang dilakukan oleh Mandasari (2012)
autis di seluruh dunia.Ini berarti rata-rata 6
terhadap 1 subyek anak autisme yang
dari 1000 orang di dunia mengidap autis. Hasil
menunjukkan mengalami gangguan sosial
penelitian dari Pusat Pengendalian dan
berupa kesulitan berinteraksi dengan teman
Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat atau
sebaya baik menyapa maupun tatapan mata.
Center for Disease Control (CDC)
Hasil penelitian tersebut juga senada dengan
menyebutkan bahwa prevalensi autis pada
survey awal yang peneliti lakukan terhadap 5
tahun 2012 dengan jumlah rasio 1 dari 88
anak autism di Yayasan Pondok Pesantren
orang. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan
ABK Al-Achsaniyyah Kudus pada tanggal 12
yang cukup memprihatinkan dengan jumlah
November tahun 2016, di dapatkan ke 5 anak
rasio 1 dari 50 orang anak saat ini mengalami
tersebut mengalami kesulitan berbicara dengan
autis. Peningkatan jumlah anak autis terjadi
temannya, kesulitan mengekpresikan wajah
juga di Indonesia.Indonesia dengan jumlah
sedang sedih atau gembira terhadap lawan
penduduk 200 juta orang, hingga saat ini
komunikasi.
belum diketahui jumlah pasti penyandang autis
Gangguan sosialisasi yang dialami anak
namun diperkirakan jumlah anak autis dapat
autis sangat mempengaruhi perkembangan
mencapai 150.000 - 200.000 orang.
baik mental maupun fisik anak. Adanya
Perbandingan antara laki dan perempuan
berbagai gangguan komunikasi, interaksi dan
adalah 4:1, namun anak perempuan yang
perilaku tersebut, semakin mengganggu dan
terkena akan menunjukkan gejala yang lebih
semakin banyak dampak negatif yang akan
berat.dari bulan Januari sampai bulan
terjadi pada anak. Anak akan terasing dari
Desember tahun 2013, ada sekitar 15 persen
pergaulan di lingkungannya. Apabila kelainan
anak autis dari 6.600 kunjungan dengan rata-
ini berlanjut sampai dewasa, maka akan
rata usia anak lebih dari 3 tahun (Huzaemah,
menimbulkan dampak yang fatal, misalnya
2010).
tidak dapat meminta bantuan pada orang lain
Berdasarkan data yang dihimpun oleh
karena adanya keterbatasan dalam kemampuan
BPDIKSUS Jawa Tengah (2016), sekarang ini
interaksi sosial, tidak memiliki kesempatan
jumlah siswa SLB menurut ketunaan di Jawa
untuk berkarya atau mencari pekerjaan,
Tengah yang diambil dari Balai
sehingga pada akhirnya tidak akan mampu
46 | Yulisetyaningrum, Anny R.M., Ina Zulia A. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.1 (2018) 44-50
untuk memenuhi kebutuhan hidup ataupun 3) Dukungan Sosial Pengasuh
kesehatannya (Yuwono, 2011). Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial
Pengasuh di Yayasan Pondok Pesantren ABK Al-
METODE Achsaniyyah Pedawang Kudus Tahun 2017 (N=41)
Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif, desain yang digunakan korelasi
dengan pendekatan cross sectional. Populasi Dukungan Sosial Frekuensi Prosentase
penelitian ini adalah 70 anak autism dengan Pengasuh (%)
Baik 26 63,4
sampel 41 anak autism. Teknik stratified
Cukup 11 26,8
random sampling. Instrumen yang digunakan Kurang 4 9,8
adalah kuesioner. Data pada penelitian ini Total 41 100,0
dianalisis menggunakan analisa univariat dan
Sumber : Data Primer, 2017
bivariat. Analisa bivariat yang digunakan
adalah analisis Uji statistik korelasi Kendal Berdasarkan tabel 1.3 dapat disimpulkan
Tau. Distribusi frekuensi Dukungan Sosial
Pengasuh di Yayasan Pondok Pesantren ABK
Hasil
Al-Achsaniyyah Pedawang Kudus sebagian
1) Karakteristik Anak Autisme Berdasarkan besar mendapat dukungan sosial yang baik
Umur yaitu sebanyak 26 (63,4%).
Tabel 1.1 Distribusi Karakteristik Responden 4) Kemampuan Sosialisasi Anak Autisme
Berdasarkan Umur Anak Autisme di Yayasan Pondok
Pesantren Al-Achsaniyyah Pedawang Kudus tahun 2017 Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Sosialisasi
(N=41) Anak Autisme di Yayasan Pondok Pesantren ABK Al-
Achsaniyyah Pedawang Kudus Tahun 2017
Umur Frekuensi Prosentase(%)
(N=41)
5-10 5 12,2
Kemampuan Frekuensi Prosentase
11-15 23 56,1 Sosialisasi Anak (%)
16-20 13 31,7 Autisme
Total 41 100,0 Baik 27 65,9
Cukup 10 24,4
Sumber : Data Primer, 2017 Kurang 4 9,8
Berdasarkan tabel 1.1 Distribusi Total 41 100,0
Frekuensi umur responden anak autisme di Sumber : Data Primer, 2017
Yayasan Pondok Pesantren ABK Al- Berdasarkan tabel 1.4 diatas dapat
Achsaniyyah Pedawang Kudus sebagian besar disimpulkan bahwa frekuensi Kemampuan
adalah usia 11-15 tahun sebanyak 23 (56,1%). Sosialisasi Anak Autisme di Yayasan Pondok
2) Karakteristik Jenis Kelamin Responden Pesantren ABK Al-Achsaniyyah Pedawang
Anak Autisme Kudus sebagian besar memiliki kemampuan
sosialisasi yang baik yaitu sebanyak 27
Tabel 1.2 Distribusi Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Anak Autis di Yayasan (65,9%).
Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah Pedawang Kudus Tabel 1.5 Hubungan Dukungan Sosial Dengan
tahun 2017 (N=41) Kemampuan Sosialisasi Anak Autisme di Yayasan
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase Pondok Pesantren ABK Al-Achsaniyyah
(%) Pedawang Kudus Tahun 2017 (N=41)
Laki-laki 31 75,6 Kemampuan Nil P
Perempuan 10 24,4 Sosiaisasi ai Va
Frekuensi Hit lue
Total 41 100,0 ung
Sumber : Data Primer, 2017 Ba Cu Kur To
Berdasarkan tabel 1.2 di atas dapat ik kup ang tal
Duku Bai 26 0 0 26 0.95 0,0
disimpulkan bahwa distribusi frekuensi jenis
ngan k 8 00
kelamin sebagian besar adalah laki-laki Sosial Cuk 1 10 0 11
sebanyak 31 (75,6%).
Yulisetyaningrum, Anny R.M., Ina Zulia A. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.1 (2018) 44-50 | 47
up tersebut merupakan bentuk dukungan sosial
Kur 0 0 4 4 yang baik.
ang Menurut Stanley (2007) ada beberapa
Total 27 10 4 41 faktor yang mempengaruhi dukungan sosial
Sumber : Data Primer, 2017 antara lain: kebutuhan fisik, kebutuhan sosial
dan kebutuhan psikis. Dari sisi faktor-faktor
tersebut Pondok Pesantren ABK Al-
Berdasarkan tabel 1.5 dapat disimpulkan
Achsaniyyah Pedawang Kudus merupakan
mayoritas responden dukungan sosialnya baik
pondok pesantren yang memperhatikan
sekaligus kemampuan sosialnya baik yaitu 26
berbagai kebutuhan fisik, sosial dan psikis
orang (63.4%). Responden yang dukungan
pada anak dengan kebutuhan khusus. Menurut
sosialnya kurang kemampuan sosialisasinya
pengamatan peneliti kebutuhan fisik seperti
juga kurang yaitu sejumlah 4 orang (0,97%).
makan, minum, kebersihan diri, berpakaian
Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada
dan kebutuhan sosial seperti berinteraksi
hubungan yang signifikan antara dukungan
dengan teman satu pondok, pengasuh lain serta
sosial dengan kemampuan sosialisasi anak
kebutuhan psikis seperti kenyamanan di
autisme (p. value 0,000, α: 0,05). Dengan
pondok semuanya menjadi perhatian dari
interpretasi koefisien korelasi sebesar 0.958,
pengasuh dan pengelola.
maka nilai tersebut menandakan adanya
Pengasuh ada sepanjang hari untuk
hubungan yang sangat kuat antara dukungan
membantu dan mendidik anak-anak dengan
sosial dengan kemampuan sosialisasi anak
autism. Berbagai kondisi tersebut yang
autism.
menjadikan hasil dukungan sosial pada
PEMBAHASAN autisme mayoritas baik 26 (63,4%). Akan
Dukungan Sosial tetapi hasil dukungan sosial pada anak autis di
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pondok pesantren ada juga yang kurang yaitu
responden dukungan sosialnya baik sebanyak sebanyak 4 (9,8%), dikarenakan anak dari
26 responden (63.4%). Hasil penelitian keluarga yang tertutup juga jarang
tersebut sama dengan yang ditemukan oleh mengunjungi anaknya. Sehingga pengasuh
Wibawa (2014) dengan Hubungan Dukungan tidak bisa memberikan perhatian atau
Sosial Keluarga Dengan Penerimaan Diri Ibu dukungan yang lebih seperti mengajarkan
Anak Autis Di SDLB-B Dan Autis Tpa kepada anak belajar untuk menyapa
(Taman Pendidikan Dan Asuhan) Kecamatan orangtuanya, memperkenalkan nama orangtua
Patrang Kabupaten Jember dengan hasil didepan teman-temannya dipondok. Ketika
dukungan sosial yang ditemukan mayoritas anak tidak mau diganggu, menyendiri, tidak
rata-rata baik yaitu 57,9% (dari 22 responden mau makan, marah ketika disapa atau diajari
anak autism). melakukan sesuatu pengasuh tidak bisa
Menurut Sarafino (2011) bentuk dukungan membujuk dan memilih untuk membiarkan
sosial berupa tindakan memberikan terlebih dahulu sampai anak merasa tenang.
kenyamanan, merawat dan menghargai. Kemampuan Sosialisasi
Berdasarkan pendapat tersebut tindakan yang Hasil penelitian menunjukkan kemampuan
diberikan oleh pengasuh merupakan tindakan- sosialisasi anak autisme mayoritas baik
tindakan yang berkontribusi terhadap sebanyak 27 responden (65,9%). Hasil
dukungan sosial secara signifikan. penelitian tersebut didukung dari hasil
Berdasarkan pengamatan peneliti pengasuh penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih
menjadi orang yang sangat penting dalam (2015) pada penelitian Hubungan Pola Asuh
memberikan perawatan, perhatian dan Orangtua dengan Perkembangan Sosial Anak
menghargai anak dengan autism ketika anak Autisme di SLB Harmoni Surakarta bahwa
tersebut berada di pesantren. Pengasuh yang perkembangan anak autisme baik sebanyak 23
menyiapakan makanan, pakaian, menanyakan anak dari 25 anak (92%).
kondisi anak autism dan mendengarkan Anak autism merupakan
keluhan anak autism. Bentuk-bentuk tindakan anak dengan kemampuan sosial yang
bermasalah, anak tersebut perlu mendapatkan
48 | Yulisetyaningrum, Anny R.M., Ina Zulia A. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.1 (2018) 44-50
perhatian khusus untuk meningkatkan dengan lingkungan sekitar dan orang di
kemampuan. Kemampuan sosial yang perlu lingkungan (Margareta, 2013).
dipelajari anak autis pada umumnya adalah: Dukungan sosial yang baik akan mampu
berbagi (tidak hanya benda/materi, tapi juga menumbuhkan dan mengembangkan
berbagi perasaan, pikiran), kompromi, empati, kemampuan anak dalam berinteraksi dengan
menyelesaikan masalah, dan menunjukkan lingkungan dan berinteraksi dengan orang
perasaan yang sesuai dengan kondisi. Dalam sekitar.
mempelajari kemampuan sosial, model atau Teori tersebut diperkuat dengan hasil
teladan akan sangat penting bagi anak autis. pengamatan peneliti anak-anak yang mendapat
Pola pendekatan seperti terapi bermain, belajar dukungan sosial yang baik dari pengasuh
dengan kelompok, terapi sosial. Anak-anak terlihat kemampuan sosialnya baik.
dengan autism yang di tempatkan di lembaga Pengamatan ini sesuai dengan hasil uji
pendidikan khusus dan mendapatkan pelajaran crosstabs yang menemukan mayoritas anak
bersosialisasi dengan berbagai pendekatan autism dukunganya baik dan sekaligus
akan mempunyai kemampuan yang lebih baik kemampuan sosialnya baik sebanyak 26 anak
ketimbang anak tersebut berada dalam rumah (dari 41 anak). Memang tidak bisa dipastikan
tanpa adanya pembelajaran bersosialisasi. 100% bahwa anak autism dengan kemampuan
sosial yang baik karena dukungan sosial yang
Hubungan Dukungan Sosial dengan
baik karena ada faktor lain yang ikut
Kemampuan Sosialisasi Anak Autis Di
berkontribusi terhadap kemampuan sosialisasi
Yayasan Pondok Pesantren ABK Al-
seperti faktor latihan, kemampuan fisik dan
Achsaniyyah Pedawang Kudus
lamanya di Yayasan Pondok Pesantren ABK
Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara dukungan Al-Achsaniyyah Pedawang Kudus juga ikut
berkontribusi, akan tetapi menurut peneliti
sosial dengan kemampuan sosialisasi anak
faktor dukungan sosial menjadi faktor yang
autism di Yayasan Pondok Pesantren ABK Al-
Achsaniyyah Pedawang Kudus (p: 0,000, α : paling dominan dalam meningkatkan
kemampuan sosialisasi anak.
0,05). Dengan kriteria tingkat hubungan
Ada banyak faktor lain yang mempengaruhi
(koefisiensi korelasi) sebesar 0,958, maka nilai
ini menandakan hubungan yang sangat kuat kemampuan sosialisasi anak autism, menurut
Sarafino (2011) terdapat faktor intrinsik dan
(korelasi sempurna) antara hubungan
ekstrinsik yang mempengaruhi kemampuan
dukungan sosial dengan kemampuan
sosialisasi anak autis di Yayasan Pondok sosialisasi anak autism. Faktor intrinsik
meliputi ketrampilan, pengetahuan, dan nilai
Pesantren ABK Al-Achsaniyyah Pedawang
dalam individu anak autism. Pengetahuan dan
Kudus. Hasil penelitian tersebut sama dengan
hasil penelitian yang didapatkan oleh Fitri, dkk ketrampilan sebagai salah satu faktor yang
mempunyai peran terhadap kemampuan
(2016) dengan judul Pengaruh Dukungan
sosialisasi anak. pengetahuan dan ketrampilan
Sosial Keluarga Terhadap Perilaku Anak Autis
Di Kota Pekanbaru yang menemukan adanya anak autism dapat diperoleh melalui
pendidikan di rumah dan di luar rumah.
pengaruh yang signifikan dukungan sosial
Kemungkinan faktor ini tidak dominan
terhadap perilaku anak (p value 0.017 : α :
0,05). berhubungan. Pendapat peneliti ini didasarkan
pada argumentasi secara pengetahuan dan
Hubungan dukungan sosial dengan
ketrampilan anak-anak autism menurut
kemampuan sosialisasi digambarkan sebagai
sebuah interaksi belajar peran dalam konteks pengelola di Yayasan Pondok Pesantren ABK
Al-Achsaniyyah Pedawang Kudus bahwa
relasi sosial, dimana anak dapat belajar
kemampuan sosialisasi anak autism pada awal
bagaimana berperan secara sosial bagi orang
lain di luar hubungan keluarga (misal: masuk rata-rata sama. Anak-anak autism yang
masuk ke pondok rata-rata tidak mampu
membantu, kompetisi), belajar persahabatan
menyapa teman sebaya, sulit berbagi makanan
dengan proses menerima dan memberi, hal ini
memberikan pengalaman proses belajar dan lebih asyik dengan dirinya sendiri.
Meskipun dari faktor pengetahuan yang
“saling” (reciprocal). Dukungan sosial akan
didapatkan dari keluarga itu mempunyai peran
mensupport anak untuk kreatif berinteraksi
Yulisetyaningrum, Anny R.M., Ina Zulia A. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.1 (2018) 44-50 | 49
terhadap kemampuan sosialisasi akan tetapi thesis, Universitas Muria Kudus. Diakses
menurut pengasuh pondok rata-rata orangtua http://eprints.umk.ac.id/337/1/HUBUNG
membawa anaknya ke pondok karena salah AN_ANTARA_DUKUNGAN_SOSIAL_
satunya anak tersebut terlambat dalam DAN_RELIGIUSITAS_DENGAN_PEN
kemapuan sosialisasinya. ERIMAAN_ORANG_TUA_PADA_AN
Faktor lain yang mempengaruhi AK_BERKEBUTUHAN_KHUSUS.pdf
kemampuan sosialisasi anak autism adalah
Huzaemah. (2010). Kenali Autisme Sejak
faktor ektrinsik, faktor tersebut adalah nilai, Dini. Jakarta : Pustaka Populer Obor.
norma, adat-istiadat dan kebiasaan serta
dukungan sosial. Di lihat dari sistem nilai, BP-DIKSUS. (2016). Informasi tentang
norma dan adat istiadat, anak-anak autism Anak Berkebutuhan Khusus. Semarang:
sebelum masuk di pondok pesantren Balai Pengembangan Pendidikan Khusus
berdasarkan diskusi peneliti dengan pengelola Hasibuan & Wahyuningsih. (2012). Frekuensi
pondok pesantren anak-anak tersebut menurut Pemunculan Perilaku Yang Tidak
orangtua anak-anak autism selama di rumah Diinginkan Pada Anak Autis Di Sekolah,
sangat jarang terpapar dengan adat, kebiasaan FIP Unesa, Surabaya. Diakses di
dan nilai-nilai yang terdapat pada masyarakat. journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
Anak-anak tersebut juga kesulitan menerima pnj5e34d51010full.docx
nilai-nilai dari masyarakat tanpa adanya
latihan yang terus-menerus. Mandasari, Novi. (2012). Penerapan Model
Berbagai argumentasi yang peneliti Pembelajaran Exchange (RTE) untuk
sampaikan di atas dapat peneliti sampaiakn Meningkatkan Kemampuan Matematis
bahwa faktor dukungan sosial sebagai faktor Siswa SMP. (Skripsi).
yang paling kuat berhubungan dengan FPMIPA,Universitas Pendidikan
kemampuan sosialisasi anak autism Indonesia,Bandung.
dibandingkan dengan faktor lain. Yuwono. (2011) Perkembangan Komunikasi
KESIMPULAN Anak Autis, Fakultas Kedokteran
1. Mayoritas dukungan sosial anak autism di Universitas Airlangga, Surabaya
Yayasan Pondok Pesantren ABK Al Sarafino, E. P., Timothy W. Smith. (2011).
Achsaniyyah Pedawang Kudus adalah baik Health Psychology: Biopsychosocial
sebanyak 26 responden (63.4%). Interactions, 7th edition. Amerika Serikat:
2. Mayoritas kemampuan sosialisasi anak John Wiley & Sons, Inc.
autism juga baik yaitu sebanyak 27
Stanley, M. & Beare, P. G. (2007). Buku Ajar
responden (65,9%).
Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.
3. Terdapat hubungan yang sangat signifikan
antara dukungan sosial dengan Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
kemampuan sosialisasi anak autism di Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Yayasan Pondok Pesantren ABK Al Bandung : Alfabeta.
Achsaniyyah Pedawang Kudus (p value
0,000 ; α : 0,05). Dari interpretasi koefisien Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian
korelasi terdapat hubungan yang sangat Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
kuat dengan nilai hitung 0.958 Jakarta: Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA Setyaningsih, wiwik. (2015). Hubungan Pola
Fadhli, Aulia. (2010). Buku Pintar Kesehatan Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan
Anak. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Sosial Anak Autisme Di Slb Harmoni
Anggrek. Surakarta. Diakses di Jurnal Kesehatan,
Nur, Alfina Ulyatin (2012) Hubungan antara Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm
Dukungan Sosial dan Religiusitas dengan 123-129
Penerimaan Orang Tua pada Anak Fitri, (2016). Pengaruh Dukungan Sosial
berkebutuhan Khusus. Skripsi Sarjana Keluarga Terhadap Perilaku Anak Autis
50 | Yulisetyaningrum, Anny R.M., Ina Zulia A. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.1 (2018) 44-50
Di Kota Pekanbaru, jurnal ilmu Vol.12(1). 97.
lingkungan, universitas Riau, ISSN 1978- Wibawa, (2014), Hubungan Dukungan Sosial
5283. Diakses
Keluarga Dengan Penerimaan Diri Sdlb-B
http://download.portalgaruda.org/article.php? Dan Autis Tpa (Taman Pendidikan Dan
article=440344&val=2277&title=PENG Asuhan) Kecamatan Patrang Kabupaten
ARUH%20DUKUNGAN%20SOSIAL%20 Jember, skripsi, PSIK univ jember.
KELUARGA%20TERHADAP%20PERIL Diakses di
AKU%20ANAK%20AUTIS%20DI%20KO http://repository.unej.ac.id/bitstream/hand
TA%20PEKANBARU le/123456789/57316/Alvidzius%20Gusti%
20Wibawa%20%20082310101020_1.pdf?
Paramitha,R., Margaretha. (2013). Pengaruh
sequence=1
Penerimaan Diri Terhadap Penyesuaian
Diri Penderita Lupus. Jurnal Psikologi
Undip

Anda mungkin juga menyukai