ABSTRAK
Autis secara umum dipahami awam sebagai bentuk kelainan kondisi pada seseorang. Dunia medis
menyatakan bahwa autisme adalah salah satu dari beberapa kondisi gangguan tumbuh kembang.
Paradigma yang berkembang menyatakan bahwa autis tidak dapat disembuhkan, namun sekarang
penderita autis dapat disembuhkan dengan melalui terapi ABA yang benar. Pekanbaru adalah salah satu
kota yang memiliki angka penderita autis yang lumayan signifikan. Salah satu pusat terapi autis di
Pekanbaru bernama Anak Cemerlang, telah menerapkan metode Smart-ABA yang terstruktur, sistematis,
dan terukur sehingga proses terapi dapat membicarakan target kesembuhan. Penelitian ini dilakukan
menggunakan metode kualitatif interpretif dilihat melalui komunikasi terapeutik yang ditelaah
bersamaan teori interaksi simbolik dan makna terkoordinasi untuk melihat bagaimana metode dan proses
komunikasi yang diterapkan dalam Smart-ABA untuk proses kesembuhan penderita autis. Informan di
dalam penelitian ini adalah mantan penderita autis yang kini sudah dinyatakan berperilaku wajar, verbal,
dan mampu bersekolah di institusi formal.
Kata Kunci : ABA (applied behavior analysis), autis, komunikasi terapeutik, pusat terapi
ABSTRACT
Autism is generally understood by the layman as a form of disorder in a person. The medical world states
that autism is one of several developmental disorders. The growing paradigm states that autism cannot
be cured, but now people with autism can be cured through the correct ABA therapy. Pekanbaru is a city
that has a significant number of autistic sufferers. One autism therapy center in Pekanbaru, named Anak
Cemerlang, has implemented the Smart-ABA method which is structured, systematic, and measurable so
that the therapy process can discuss healing targets. This research was conducted using a qualitative
interpretive method seen through therapeutic communication which is examined together with the theory
of symbolic interaction and coordinated meaning to see how the communication methods and processes
are applied in Smart-ABA for the healing process of autistic sufferers. The informants in this study were
former autistic sufferers who had now been declared to have normal behavior, were verbal, and were able
to attend formal institutions.
Keywords: ABA (applied behavior analysis), autism, therapeutic communication, therapy center
479
480 Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 9, Nomor 4, Desember 2020, hlm. 479-492
bahwa paradigma adalah “Pola atau atau peristiwa bisa jadi memiliki makna
model tentang bagaimana sesuatu yang berbeda. Paradigma interpretif
distruktur (bagian dan hubungannya) pada akhirnya melahirkan pendekatan
atau bagaimana bagian-bagian kualitatif. Paradigma ketiga adalah
berfungsi (perilaku yang didalamnya ada paradigma kritis yang tidak hanya mau
konteks khusus atau dimensi waktu).” menjelaskan, mempertimbangkan,
Pendapat lain mengatakan merefleksikan dan menata realitas
bahwa paradigma dapat diartikan sosial tapi juga bahwa ingin
sebagai mazhab atau aliran di dalam membongkar ideologi-ideologi yang
sebuah penelitian mengenai sudah ada. Penekanan adalah pada ilmu
keseluruhan proses (Muslim, 2016:78). bukanlah didasarkan pada hukum dan
Terdapat tiga jenis paradigma di dalam prosedur baku.
penelitian komunikasi yaitu paradigma Dari ketiga paradigma yang
positivis yangn didasarkan pada hukum- diuraikan di atas, maka kajian mengenai
hukum dan prosedur-prosedur yang proses terapi penderita autis hingga
baku. Ilmu dianggap bersifat deduktif, menuju kesembuhan adalah
berjalan dari hal yang umum dan menggunakan paradigma interpretif.
bersifat abstrak menuju yang konkrit Fakta yang diyakini masyarakat pada
dan bersifat sepesifik, didasarkan pada umumnya adalah bahwa kondisi anak
hukum-hukum. Paradigma positivitis autis yang akan terus seperti demikian
pada akhirnya melahirkan pendekatan hingga kapanpun, paling tidak terapi
kuantitatif. Selanjutnya paradigma hanya untuk mempertahankan keadaan
Interpretif yang secara umum mereka saat ini. Sementara satu pusat
interpretatif merupakan sebuah sistem terapi telah mengklaim bahwa teknik
sosial yang memaknai perilaku secara yang mereka gunakan telah melalui
detail langsung mengobservasi. Fakta- penelitian panjang dan berhasil
fakta tidaklah imparsial. Paradigma ini membawa anak-anak autis kepada
menekankan pada ilmu bukan pada kesembuhan.
hukum dan prosedur baku, setiap gejala
Komunikasi Terapeutik Antara Terapis Dengan Pasien Autis Menggunakan Teknik Smart
Aba Di Pusat Terapi Anak Autis Cemerlang Pekanbaru (Savitri, Salam, Yasir) 485
Nama Usia
Rendy Adrista Farrand 23 tahun
Fridelika Kurnia Sarnie 22 tahun
Hasan Al Fariz Tanjung 22 tahun
Hilmi YZ 22 tahun
M . Iqbal Widiaputra 20 tahun
Marteen 23 tahun
Sumber : Pusat Terapi Autis Anak Cemerlang
Berdasarkan hasil wawancara dari satu tempat ke tempat lainnya.
dengan para mantan autisi, dapat Sebagaimana yang dialami oleh Rendi,
terungkap beberapa gejala awal yang penderita autis ini bersama ibunya
dirasakan oleh orang tua penderita yang sering ditolak oleh angkutan umum
rata-rata ditemukan pada saaat si anak sebagai penumpang dengan alasan akan
berusia dua tahun. Secara umum meresahkan penumpang lainnya. Rendi
mereka tidak mampu berkomunikasi yang pada saat masa terapi nya masih
secara verbal dengan baik, hanya sangat hiperaktif kerap membuat takut
mampu melontarkan beberapa kata dan resah orang-orang yang berada di
tanpa makna atau lebih tepatnya seperti sekitarnya. Kemudian Dika yang berada
menceracau. Mereka tidak memahami di sekolah formal biasa menjadi bahan
makna dari setiap kata yang diucapkan perundungan teman-temannya karena
sehingga cenderung menggunakan keterbatasan berkomunikasi dan cara
simbol-simbol yang justru kerap tidak berkomunikasi di lingkungan sekolah.
dipahami oleh lingkungannya, terutama Beberapa mantan pasien lainnya seperti
orang tua dan keluarga terdekat. Iqbal, Hilmi, dan Faris juga sempat
Penderita autis pada tahap mengalami perundungan secara verbal
sebelum dilakukan intervensi dini, dan non verbal, seperti dikatakan aneh
seringkali mendapati label gila dan dan semacamnya.
dibawa ke beberapa tempat Kasus penderita autis ini
pengobatan yang tidak dapat dibuktikan memiliki urgensi untuk segera
manfaatnya secara ilmiah. Para orang disembuhkan agar mereka mampu
tua akhirnya semacam “wisata” terapi mengenal siapa Rabb nya dan
Komunikasi Terapeutik Antara Terapis Dengan Pasien Autis Menggunakan Teknik Smart
Aba Di Pusat Terapi Anak Autis Cemerlang Pekanbaru (Savitri, Salam, Yasir) 489