DI PILANG
Jurnal Ini Ditulis Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Oleh:
3. Mega Fahlevi
FIKIH
SRAGEN
2019
1
Abstrak
2
PENDAHULUAN
sosial yang sesuai dalam masyarakat merupakan tuntutan ilmiah setiap individu,
namun ada beberapa anak yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya
keterbatan fisik, intelektual, mental dan sensorik dalam jangka lama dalam
Kali ini kita akan membahas autisme yang terjadi di masyarakat sekitar
pusat ditemukan pada sejumlah anak ketika masa kanak-kanak hingga masa
sesudahnya (Purwati 2007). Salah satu penyebab autis dapat dikarenakan adanya
kelainan pada otak anak, yang berhubungan dengan jumlah sel syaraf, baik itu
3
kongenital Rubella, Herpez simplex enchepalitis dan cytomegalovirus infection
(Kurniasih, 2002).
Anak autisme memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda satu sama
lain, sehingga hal tersebut menentukan caranya berinteraksi terhadap diri dan
sebagian fungsi otak. Gangguan prilaku ini dapat berupa kurangnya interaksi
berbagai macam reaksi orang tua yang memiliki anak penyandang autis, seperti
orang tua yang mengucilkan anak mereka atau tidak mengakui sebagai anaknya,
orang tua merasa malu dan anak autis disembunyikan dari masyarakat. Padahal
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan
Terapi yang akan dibahas adalah terapi dengan menggunakan murottal al-
Qur’an. Terapi al-Qur’an yang pernah diteliti oleh Maryani dan Hartati (2013)
tingkat prilaku anak autis yaitu pada aspek interaksi sosial, emosi dan prilaku.
4
Terapi murottal memberikan efek suara berkaitan dengan proses implus suara
laring, jantung dan diafragma. Sehingga efek suara pada anak autis dapat
mengontrol emosi dan gerakan fisik, sehingga pada anak autis efek suara dapat
B. Rumusan Masalah
Terkadang anak autism ini sangat sulit dalam berinteraksi social secara
terhadap lingkungan?
C. Tujuan penelitian
5
1. Untuk mengetahui perilaku sosialisasi pada anak autism sebelum dan
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat praktis
dalam perilaku pada anak autism, sebagai upaya agar anak dapat
2. Manfaat teoritis
6
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Kata autisme berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu
“aut” yang berarti diri sendiri dan “isme” yang berarti paham atau aliran. Secara
umum, arti autis adalah suatu keadaan yang muncul sejak dini, ditandai dengan
kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, serta kesulitan
pada seseorang yang mengidap kelainan ini adalah kesulitan membina hubungan
perasaan orang lain. Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan yang
Disorders(ADS).
pada usia dini yaitu pada usia tiga tahun, pada umumnya mempengaruhi area
perkembangan lainnya.
berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri dan menolak realitas, oleh karena itu
7
menurut Faisal Yatim (2003), penyandang akan berbuat semaunya sendiri, baik
sebagai anggota masyarakat. Autisme berlanjut sampai dewasa bila tak dilakukan
tahun.
Anak autisme biasanya akan bisa menyesuaikan diri dengan normal jika
sudah dideteksi dan diterapi sejak dini. Terkadang terapi harus dilakukan seumur
hidup, walau demikian penderita autisme yang cukup cerdas, setelah mengikuti
sekolah umum, menjadi sarjana dan dapat bekerja memenuhi standar yang
dibutuhkan, tetapi pemahaman dari rekan selama bersekolah dan rekan kerja
seseorang yang mengidap kelainan ini adalah mereka anak autisme sulit membina
merupakan bagian dari gangguan spectrum autism atau autism spectrum disorders
8
(ASD) dan juga merupakan salah satu dari lima jenis gangguan di bawah payung.
pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya
otak manusia normal lainnya dan hal ini termanifestasi pada perilaku penyandang
autism.
kelainan perkembangan saraf pada jiwa seseorang yang dialami sejak lahir atau
emosional dengan orang lain. Sehingga mengakibatkan anak autis menutupi diri
B. Ciri-ciri
yaitu penderita senang menyendiri dan bersikap dingin sejak kecil atau bayi,
‘liling’, diberi makanan dan sebagainya, serta seperti tidak menaruh perhatian
terhadap lingkungan sekitar, tidak mau atau sangat sedikit berbicara, hanya mau
mengatakan ya atau tidak, atau ucapan-ucapan lain yang tidak jelas, tidak suka
9
1. Sulit berbicara, rata-rata anak autis terlambat dalam berbicara dan notasi
menulis.
2. Suka tindakan yang berulang, anak autis menyukai hal ynag sudah pasti
5. Sangat sensitif cahaya, suara dan juga sentuhan yang berlebihan akan
membuat anak autis tidak merasa nyaman karena mereka amat sensitif
bahkan tidak ada kontak mata, sulit berempati dengan temannya, karena
anak penderita autis sangat sulit untuk memahami perasaan orang lain.
7. Tidak suka kontak fisik. Kebanyakan anak autis tidak suka disentuh atau
dipeluk, tetapi ada sebagian anak autis yang senang dan sering memeluk
10
Tak banyak yang mengetahui, bahwa anak autis memiliki kecerdasan yang
sangat luar biasa, seperti halnya tokoh-tokoh jenius yang sangat terkenal yaitu,
Yusuf Mansur, anak autis biasanya cerdas karena bisa dengan mudah
mengingat hal-hal yang pernah ia lihat. Saat orangtua atau guru anak autis
menghapalkan sesuatu, lalu anak autis ini siap untuk merekam apa yang sudah ia
dengar, ia melihat dan merekan kejadian tersebut dengan baik dalam memorinya.
Maka, saat anak autis mencoba untuk melafadzkan apa yang sudah ia dengar
dari murottal tersebut sendiri, mereka akan langsung memutar rekaman kejadian
melafadzkan apa yang sedang dihafalkan oleh oleh orangtuanya. Begitu juga
dengan rumus matematika, fisika atau tata bahasa. Banyak anak autis yang
stimulus fisik yang asli. Kecerdasan ini tidak bergantung sensasi visual.
bentuk peta, bagan, gambar, video ataupun film-film sebagai media yang
merespon dan belajar dengan suara dan makna dari bahasa yang
public. Anak autis lebih bisa berpikir dalam bentuk kata-kata daripada
pencipta iklan.
12
mengekspresikan diri melalui gerak-gerakan tubuh, memiliki
individu untuk melihat berbagai fenomena dari sudut pandang orang lain,
13
individu untuk membangun model mental mereka yang akurat, dan
Setiap anak adalah pelita dunia. Derai tawa bahagia bersama keluarga dan
kepribadiannya sebagai bagian dari masyarakat yang tidak pernah lepas dari
Dibawah bimbingan orangtua dan guru, setiap anak dapat dengan mudah
menjadi berbeda dengan apa yang dialami oleh anak-anak dalam ruang gerak
biasanya tidak perduli dengan lingkungan sekitar, dan tidak bereaksi dengan
1
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/autisme/kenapa-autisme-biasanya-cerdas/Amstrong, T.
1993. Seven kinds of smart: Menemukan dan mengingkatkan kecerdasan anda berdasarkan teori
Multiple intellegence. PT. Gramedia Pustaka Tama: Jakarta
14
normal dalam pergaulan sosialnya termasuk mengalami kesulitan perkembangan
bicara dan Bahasa. Penyebab autis memang belum diketahui pasti oleh para ahli,
namun jelas bahwa gangguan yang paling menonjol adalah pada kemampuan
sosial.
a. Tahap sensorimotor yang berlangsung mulai dari lahir hingga usia sekitar
tahun. Dalam tahap ini anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-
c. Tahap operasional konkret yang berlangsung kurang lebih dari usia 7-11
tahun dimana anak-anak dapat mulai bernalar secara logis dan melakukan
Kelemahan anak autis adalah mengenali kandungan emosi dari stimulus yang
Jika melihat sisi kepribadian anak autis yang jiwanya tidak sangat labil, bisa
dikatakan sulit memprediksi apakah setelah menginjak dewasa semua anak autis
akan berhasil atau tidak melawan gangguan ini. Pada dasarnya, autisme memang
memiliki tingkatan ringan dan berat, namun ragam gangguannya juga bermacam-
macam. Apalagi jika tarafnya adalah autis berat (misalnya kebiasaan bertepuk
tangan meski tidak dalam suasana sedih atau gembira dan sering mengamuk) akan
semakin sulit memotivasi mereka untuk melawan autisme tersebut dari dalam
Sebagian besar masyarakat sangat meragukan jika anak autis setelah dewasa
akan bisa memiliki masa depan cemerlang. Tapi nyatanya ada sebagian besar dari
berkarya seni tinggi, seperti lukisan-lukisan indah. Rata-rata anak autis memang
16
Oleh karena itu, untuk membuka kesempatan anak autis memiliki masa depan
yang lebih cerah, banyak orang tua yang kini mulai mempercayakan pendidikan
anaknya ke sekolah-sekolah khusus autis, atau terapi khusus, orang tua berharap
bahwa dengan jalan terapi tersebut diharapkan anak dapat lebih memahami bahasa
Heru (2008) dalam Siswantinah (2011) murottal adalah rekaman suara al-
Qur’an yang dilakukan oleh seorang qari’ (pembaca al-Qur’an). Lantunan al-
Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia, sedangkan suara manusia
murottal al-Qur’an adalah terapi bacaan al-Qur’an selama beberapa menit atau
Qur’an merupakan rekaman suara ayat-ayat al-Qur’an oleh qari yang memberikan
17
Mendengarkan bacaan ayat-ayat al-qur’an dengan tartil akan mendapatkan
ketenangan jiwa
gelombang otak.
terbaik adalah al-Fatihah, karena intisari dari al-Qur’an adalah surat al-Fatihah,
Ikhlas. Surat tersebut juga dapat digunakan untuk mengurangi atau menurunkan
dengan nuansa shalat dan ibadah. Uraiannya yang singkat dan jelas, serta
kualitasnya dan hurufnya yang tinggi membuat al-Ikhlas mudah dibaca dan
invervensi terapi audio dengan murottal surah al-Ikhlas dapat menurunkan tingkat
prilaku anak autis yaitu pada aspek interaksi sosial, emosi dan prilaku (Maryani
Yogyakarta, saat ini terdapat 272 anak autis dan jumlah anak autis laki-laki lebih
YOGYAKARTA.
tanpa kelompok kontrol. Penelitian dilakukan di bulan Juni 2016. Jumlah sampel
penelitian ini adalah 12 siswa yang dipilih dengan teknik total sampling
sesudah terapi murottal yaitu pre-test 9,25 dan post-test 10,00 dengan nilai p-0,69
Tidak ada pengaruh terapi murottal terhadap kemampuan anak autis di SLBN 1
Bantul.
19
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eva Dwi Maryani dan Elis
Hartati (2013) dengan judul “Intervensi Terapi Audio Dengan Murottal Surah Ar-
Gangguan prilaku yang umum dialami oleh anak autis antara lain
pengaruh terapi audio dengan murottal surah Ar-Rahman terhadap anak autis.
kriteria inklusi dan eksklusi. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur pre-test
dan post-test adalah lembar observasi prilaku anak autis. Rata-rata nilai hasil pres-
test dan post-test sebesar 5,06 dan 4,06 serta jumlah responden yang mengalami
menunjukan adanya penurunan gangguan prilaku anak autis pada aspek interaksi
sosial, prilaku motorik dan emosi setelah mendapatkan terapi audio dengan
murottal surah Ar-Rahman. Penelitian ini dapat menjadi acuan dan pertimbangan
bagi orang tua dan sekolah luar biasa untuk menerapkan terapi audio dengan
murottal surah Ar-Rahman sebagai terapi pendamping yang murah dan tidak
teman sejawat, dan member check serta uji dependability dengan melakukan
bimbingan kepada dosen pembimbing. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
yang terlibat dalam asesmen yaitu Kepala Sekolah, Psikolog, Guru pengampu
anak autis dan orangtua siswa autis. Namun pelaksanaannya lebih banyak
berikut :
wawancara, dokumentasi dan test. Belum ada instrumen khusus yang digunakan
21
oleh guru dalam asesmen anak autis. Tindak lanjut hasil asesmen, sekolah belum
pengumpulan data asesmen dan Guru tidak membuat dokumen secara tertulis
tentang hasil asesmen akademik dan rumusan profil anak autis sebagai pedoman
dapat berkomunikasi dengan orang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
anak autis. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra
eksperiment one group pre test and post test design. Cara penarikan sampel
Adapun instrument penelitian yang digunakan yaitu kuesioner dan data yang
penelitian menunjukkan bahwa p Value= 0,000 atau p< 0,005, ada pengaruh terapi
22
terjadi peningkatan kemampuan berbahasa pada anak autis setelah di berikan
terapi music diharapkan kepada orang tua yang memiliki anak autis dapat
bidang. Anak autis termasuk salah satu jenis anak berkebutuhan khusus (ABK)
Autis terdiri dari dua golongan yaitu perilaku eksesif (berlebihan) dan perilaku
yang defisit (berkurang). Jenis penelitian yang akan digunakan adalah kuantitatif
menggunakan rancangan penelitian one shot case study. Rancangan penelitian one
shot case study adalah dengan cara memberikan perlakuan /treatmen, kemudian
ini yaitu sejumlah 32 siswa. Metode penelitian ini menggunakan teknik penelitian
total sampel yaitu teknik penelitian dengan pengambilan sampel sama dengan
jumlah populasi karena jumlah populasi kurang dari 100. Penelitian dilaksanakan
di pusat pelayanan anak autis. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini
23
adalah dengan menggunakan file audio murotal dan speaker, kamera digital untuk
mengobserasi anak saat diberikan terapi murotal, dan ceklis. Penelitian dilakukan
di Pusat Pelayanan Anak Autis dengan hasil setelah diberikan terapi murotal
adalah adanya peningkatan aktivitas motorik anak autis yaitu motorik kasar dan
METODE PENELITIAN
bagi anak yang menderita autis. Penelitian ini dilakukan di Desa Pilang,
24
3.2.a. Populasi
diambil sebagai tempat penelitian, karena di Desa Pilang ini ada beberapa
3.2.b. Sampel
populasi dijadikan sampel dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah
ditetapkan. Jumlah populasi anak autis di Desa Pilang, Sragen adalah tiga
orang.
Kriteria Inklusi
c. Beragama Islam
Kriteria eksklusi
25
3.3. Pengumpulan Data
dengan lengkap, tepat, dan valid. Adapun tekhnik pengumpulan data yang
1. Observasi
Data obserasi berupa data faktual, cermat, dan terinci, mengenai lapangan
2. Wawancara
3. Dokumentasi
dalam proses penyusunan jurnal ini. Tehnik dari metode dokumentasi ini
dengan fenomena yang lain denagn tujuan untuk memperkuat status data.
26
3.4. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variable
2. Definisi Operasional
selama kurang lebih 1 jam melalui music box atau speaker 1 kali
Penelitian ini menggunakan music box atau speaker sebagai alat untuk
terpilih, dan mengamati reaksi anak autis sebelum dan setelah mendengarkan
27
murottal. (3) lembar observasi, sebagai lembar pengamatan kemampuan interaksi
dan sosialisasi anak autis, dianalisa secara naratif yang nantinya akan
ambil dari data riwayat anak, catatan perilaku anak dari orangtua.
1. Reduksi data
hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya dan membuang data yang
tidak perlu atau kurang relevan. Tujuan dari reduksi data adalah untuk
2. Penyajian data
3. Kesimpulan
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
data dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada saat pengumpulan data dan setelah
data terkumpul. Artinya, sejak awal data sudah mulai dianalisis, karena data akan
terus bertambah dan berkembang. Jadi ketika data yang belum memadai atau
29
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
2. Hasil
Deskripsi Subjek
30
Subjek penelitian ini adalah 3 orang anak dengan gangguan autis dan
tunarungu.
4) Kewarganegaraan : Indonesia
5) Agama : Islam
dilihat dari segi fisik Aulia terlahir dalam keadaan cacat. Menurut
penuturan sang kakak asal usul Aulia terlahir cacat karena dahulu di
merasa gelisah ketika tak seperti biasanya sang ibu telat datang bulan
apakah ibu meminum jamu pelancar datang bulan?” sang ibu tak
menyesali dan menyadari kenapa tak sedari dulu mendidik sang adik.
Dan akhirnya di saat usia sang adik hampir menginjak usia dewasa
barulah sang adik mengikuti rutinitas anak-anak kecil di sore hari yaitu
dugaan ibunya, Aulia tidak ingin sekolah dan sering sekali jika ia
miliki ada di sana. Aulia mampu merespon lawan bicara tetapi belum
terlihat marah jika ada yang mengejeknya dan bisa di pastikan barang
32
mengambil barang tersebut, dan meletakkan di kamarnya. Hanya
mengetahui rasa malu dan sosialisasi mulai membaik seperti tidak lagi
malu jika berhadapan dengan lawan bicara yang belum ia kenal dengan
baik.
1) Nama : Husna
4) Kewarganegaraan : Indonesia
6) Agama : Islam
Tengah
yang bagus.
4) Kewarganegaraan : Indonesia
5) Pendidikan :
6) Agama : Islam
Tengah
35
merupakan anak normal, hanya saja keterlambatannya di
seperti sang adik tapi tidak mengeluarkan suara sang ibu agak
2 tahun tadi, sang ibu tak heran, karena ada saudara yang
36
asal suara. Sang ibu tersenyum, karena ternyata Fatah masih
sang ibu. Harus sering diajak berdialog dan bertemu agar Fatah
37
perubahan. Berhubung waktu yang sempit seperti menurut
38
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
terapi murotal.
B. Saran
1. Orang tua
surat pendek) di rumah bagi anak yang berkebutuhan khusus atau anak
2. Bagi peneliti
39
40
Daftar Pustaka
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/autisme/kenapa-autisme-biasanya-
cerdas/Amstrong, T. 1993. Seven kinds of smart: Menemukan dan mengingkatkan
kecerdasan anda berdasarkan teori Multiple intellegence. PT. Gramedia Pustaka
Tama: Jakarta
41