Anda di halaman 1dari 4

Ada istilah mimpi adalah bunga tidur.

Kita tahu bunga bermacam-macam, ada yang


wangi seperti mawar, ada yang bau bangkai seperti rafflesia, ada juga yang beracun
seperti angel's trumpet. Begitupun mimpi, ada yang menyenangkan, biasa-biasa saja
langsung terlupakan, dan ada pula mimpi buruk, dengan derajat pengaruh yang
berbeda-beda bagi yang mengalaminya.

Sejak jaman dahulu mimpi memang merupakan misteri kehidupan. Mimpi yang bukan
biasa-biasa saja sering dianggap sebagai sarana mendapatkan penglihatan atau firasat
akan masa depan, memberikan petunjuk tertentu dari harapan atau doa, dan bahkan
penyampaian wahyu dari Tuhan seperti pada kisah Nabi Ibrahim AS.

Mimpi juga bisa menggambarkan keinginan yang tidak tercapai, seperti mimpi hidup ala
milyuner seperti Bill Gates, mengendarai mobil Porsche Cayenne gress (yang harganya
makin mahal gara-gara PPnBM naik), bersanding di pelaminan dengan pujaan hati (yang
jelas-jelas sudah menolak di dunia nyata), atau menang pemilu 2014 terus dilantik
menjadi anggota DPR, dll. Sah-sah saja, namanya juga obsesi yang dipendam sendiri,
tidak kesampaian di dunia nyata, bolehlah dilampiaskan dalam mimpi.

Para ilmuwan jaman modern ini juga sudah lama meneliti misteri mimpi dengan
berbagai macam metode, dari melakukan studi terhadap subyek yang bermimpi sampai
melakukan pemindaian terhadap aktivitas otak saat tubuh tertidur.

Salah satu fase penting saat tidur yang berhasil diketahui melalui pengamatan dan
penelitian adalah Rapid Eye Movement (REM), yang adalah suatu fase tidur yang
ditandai dengan gerakan kelopak mata yang cepat dan acak. REM diklasifikasikan ke
dalam dua kategoriyaitu tonik dan phasic. Hal ini diidentifikasi dan ditentukan
olehNathaniel Kleitman dan muridnya Eugene Aserinsky pada tahun
1953. Kriteria untuk fase REM meliputi gerakan cepat mata yang tertutup, muscle
tone yang rendah, dan sebuah tegangan-rendahElectroencephalography (EEG)yang
cepat. Fitur-fitur fase REM inidapat dengan mudah dilihat
dalam sebuah polysomnogram, suatu studi tentang tidur yang biasanya dilakukan untuk
pasien yang didiagnosa mengalami gangguan tidur. Selama fase REM pada tidur ini,
aktivitas neuron pada otak mirip dengan aktivitasnya sewaktu jam-jam terjaga.

Dan inilah beberapa fakta yang diperoleh dari beberapa riset-riset yang sudah dilakukan
terhadap mimpi, yang disampaikan oleh Rubin Naiman, Ph.D , seorang psikolog klinis
spesialis di bidang pengobatan integratif untuk tidur dan mimpi di Universitas Arizona,
USA, kepada Huffington Post,.
Menurut Naiman, proses tidur telah lama dianggap sebagai cara
untuk memproses, mengurutkan dan menyimpan kejadian hari bersangkutan, dan
semakin banyak penelitian yang hasilnya mendukung gagasan itu. Coba bayangkan saja
otak sebagai sistem pencernaan kedua. Pada malam hari, otak secara
metaforis menelan,mencerna dan menyaring
semua informasi harian, dan kemudian melakukan pembuangan. Apa yang diingat oleh
otak kemudian akan menjadi bagian dari siapa kita. Dan bermimpi,
adalah seperti proses pencernaan pada otak.

Beberapa fakta tentang mimpi sejauh ini adalah sebagai berikut;

1). Kita ternyata bermimpi sepanjang malam ketika tidur

Mungkin kita pernah mendengar bahwa mimpi berlangsung pada fase Rapid Eye
Movement (REM), tapi sebenarnya kita bermimpi secara konstan dengan durasi yang
berbeda-beda selama tidur. Hanya pada fase REM kita menjadi lebih peka terhadap
mimpi dan lebih mudah mengingatnya, jadi jika kita tidak mengingat mimpi, bukan
berarti mimpi tersebut tidak terjadi. Kala malam semakin larut, fase REM pun semakin
memanjang, sehingga sebagian besar mimpi yang kita ingat terjadi pada sepertiga
malam terakhir.

2). Tidak hanya manusia saja yang bermimpi

Walaupun tidak semua mimpi terjadi pada fase REM, namun mengamati fenomena REM
pada hewan adalah cara yang paling baik untuk mengetahui apakah hewan juga
mengalami mimpi, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari
Universitas California. Dan ternyata ditemukan asumsi kuat (karena hewan tak bisa
bercerita) bahwa semua hewan mamalia, reptil, dan beberapa jenis burung juga
mengalami mimpi, menurut Popular Science. Alasannya adalah semua hewan tersebut
mengalami fase REM, dan karenanya dianggap juga bermimpi. Sementara serangga dan
ikan yang tidak mempunyai fase REM, diasumsikan tidak mempunyai mimpi.

3). Mimpi akan semakin sulit diingat jika kita terbangun dalam keadaan terkejut oleh
dering alarm

Bangun terkejut karena dering alarm dapat menarik paksa kita yang sedang mengalami
mimpi dan cenderung melupakan di mana kita berada dalam mimpi sesaat sebelumnya.
Cara terbaik untuk mengingat mimpi adalah dengan bangun perlahan, lalu beberapa
menit terdiam berusaha mengusir kepeningan karena bangun tidur. Berusaha keras
mengingat mimpi yang baru dialami malah dapat membuatnya semakin kabur, jadi
pelan-pelan saja dalam berusaha mendapatkan gambaran mimpi yang baru dialami.

4). Orang-orang yang mengingat mimpinya dengan baik, memiliki aktifitas otak yang
berbeda

Sebuah penelitian yang baru-baru ini diadakan menemukan bahwa ada lebih banyak
aktifitas spontan pada bagian otak yang disebut sebagai temporo-parietal junction pada
orang yang banyak mengingat-ingat mimpinya dibandingkan dengan yang jarang
melakukannya. Dan perbedaan ini tidak hanya terjadi pada saat tidur saja, tapi juga pada
saat terjaga. Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa orang yang banyak
mengingat-ingat mimpinya lebih bereaksi terhadap suara, baik pada saat tidur maupun
terjaga.

5). Tubuh kita bereaksi sama seperti dalam mimpi ketika kita baru bangun tidur

Sering pada saat bangun kita merasakan suatu perasaan marah, sedih, atau senang
kepada seseorang (karena apa yang dilakukannya dalam mimpi), lalu menyadari bahwa
hal tersebut terasa janggal dan tak bisa dijelaskan sebabnya. Secara biologis, sebenarnya
masuk akal karena perasaan-perasaan tersebut masih terbawa saat bangun. Ternyata
pengalaman pada saat tidur tercatat pada otak dan tubuh dengan cara yang hampir
sama dengan saat sadar. Misalnya tekanan darah atau denyut jantung yang melonjak
saat mendapati mimpi buruk, sama persis seperti ketika stres mendera di dunia nyata.
Reaksi tubuh itu membantu melekatkan pengalaman-pengalaman emosional yang
didapat dari mimpi.

6). Mimpi berlangsung secara "real-time"

Meskipun mitos menyatakan bahwa mimpi terjadi dalam sepersekian detik, namun
kenyataannya mimpi bisa berlangsung selama 20, 30, bahkan 60 menit. Pada tahap awal
tidur, mimpi mungkin memiliki durasi yang tidak terlalu panjang. Namun kala malam
semakin larut, fase REM pun semakin memanjang, dan demikian juga dengan durasi
mimpi.

7). Mimpi buruk tidaklah selalu tentang perasaan ketakutan

Mimpi buruk atau menyeramkan tentu saja menakutkan, tapi perasaan


takut bukanlah satu-satunya jenis emosi yang bermain dalam mimpi buruk.
Sebuah penelitian baru-baru ini terhadap 331 orang menemukan bahwa banyak mimpi
buruk ternyata diakibatkan oleh rasa kegagalan, ketakutan, kebingungan, kesedihan,
dan rasa bersalah. Para peneliti juga menemukan bahwa pria berkecenderungan
memiliki mimpi buruk seputar kekerasan atau serangan fisik, sedangkan mimpi buruk
perempuan biasanya seputar konflik dalam hubungan.

8).Mimpi kita tidaklah aneh, sampai kita menyebutnya "aneh"

Misalkan kita bermimpin bermain kartu dengan seekor tupai raksasa, Ratu Inggris, dan
boneka Teddy Bear. Mimpi seperti ini tidaklah aneh. Mimpi tersebut mendapat predikat
aneh hanya setelah orang terbangun dan mengatakan bahwa mimpi itu aneh.
Sebenarnya tidaklah demikian, dan tidak bisa dibandingkan. Membandingkan keanehan
dalam mimpi dengan keanehan dalam dunia nyata seperti membandingkan menu
makan di dua negara dengan budaya berbeda, satu sama lain menggangapnya aneh.
Nah, jika sudah muncul ketidakanehan yang kita anggap aneh itu dalam mimpi kita,
mungkin itulah saatnya kita membuka-buka buku tentang tafsir sejuta mimpi.

9). Kita bisa mati dalam mimpi, dan akan tetap hidup kemudian di dunia nyata untuk
menceritakan kisahnya

Banyak orang mengatakan sesuai mitos yang sangat dipercaya bahwa mengalami
kematian dalam mimpi, berarti kita benar-benar mati. Nah, mitos itu tidak ada
kebenarannya sama sekali. Jadi jika ada kesempatan untuk mati dalam mimpi, lanjutkan
saja, akan menjadi suatu pengalaman yang menarik untuk diceritakan saat bangun nanti.

Mungkin fakta-fakta di atas kurang sejalan dengan pemahaman sebagian dari kita
tentang arti mimpi, terutama bagi yang menganggap mimpi lebih dari sekedar bunga
tidur saja. Tapi pengetahuan tidaklah merugikan, dan terungkapnya beberapa fakta
tentang mimpi seperti dijabarkan di atas, yang didasarkan pada penelitian ilmiah
modern, akan dapat membantu kita memahami arti mimpi kita yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai