Di sisi lain, ada pula kaum perempuan yang tidak ragu membuka peluang
kepada lelaki untuk menikmati vaginanya dengan imbalan uang. Atas dasar
alasan terjerat ekonomi, vagina menjadi komoditas bisnis. Untuk mendapatkan
nafkah dari peluang ekonomi yang tersedia, banyak perempuan menjual jasa
seksual. Hal ini kemudian melahirkan konsep pariwisata 4S : sun, sea, sand, sex
(matahari, laut, pasir dan seks).
Itulah sebabnya, para germo selalu mencari wajah baru agar pelanggan
tidak lari. Pilihan utamanya bukan wajah cantik tetapi pada vagina cantik.
Vagina yang belum banyak disentuh, tetapi sudah pandai bermain.
Dalam kaitan inilah, faktor otak sebagai titik sentral kehidupan, memainkan
peran besar dalam mengubah pola pikir kaum perempuan seputar vagina. Pola
pikir yang bertujuan mengubah itu pernah dikemukakan Syekh Nafzawi, filsuf
Muslim di abad ke 16 M.
3.Payudara padat. Paha, pinggul dan pantat berisi. Begitupula lengan dan
bahunya.
4.Vagina menonjol dan berisi. Liang vagina rapat, tidak basah dan tidak berbau.
Lembut dan hangat jika disentuh. Memancarkan aura birahi
2.Tidak mempunyai teman yang bisa dipercaya. Hanya suaminya orang yang
dipercaya.
3.Tidak meminta apapun dari orang lain, kecuali dari suaminya atau orang
tuanya.
9.Tidak akan tertawa atau gembira melihat suaminya bingung atau sedih. Tetapi
berbagi kesusahan dan menghiburnya dengan canda supaya suaminya gembira.
3.Sering menghujani suaminya dengan keluh kesah dan air mata tiada henti
6.Menerima hadiah dari orang lain, tanpa menelusuri maksud pemberian itu
13.Memakai kata-kata yang tidak pantas saat berbicara apalagi kepada suaminya
Apabila ketiga sikap tersebut dilakukan dengan sepenuh hati, maka akan
mengubah pola pikirnya. Selanjutnya, perempuan akan lebih menghargai
vaginanya dan menempatkannya pada posisi terhormat.
Sumber:
http://gus7.wordpress.com/2008/03/14/otak-dan-vagina-kombinasi-mistis-
perempuan-menggapai-sukses/