Anda di halaman 1dari 10

Sistem Visual Manusia (The Human Visual System)

Penulis: Kelompok 3

Asal Instansi:

Jurusan Psikologi Islam 2A, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung

ABSTRAK

Penglihatan adalah system yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan adanya system
visual, maka makhluk hidup dapat melihat lingkungan sekitar, mengenali setiap orang, benda, dan
sarana untuk memperoleh informasi. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah biopsikologi dan menyampaikan pembahasan secara lengkap tentang mekanisme
system visual. Penelitian menggunakan metode studi literatur (Literatur Review). System visual
manusia adalah mata. Stimulus sistem visual berupa cahaya yang akan disampaikan pada reseptor
di retina. Setelah sampai di retina cahaya akan diteruskan sampai ke otak sehingga tercipta persepsi
benda-benda yang dilihat manusia di lingkungan.
Kata Kunci: Cahaya, Fotoreseptor, Mata, Retina, System visual, Stimulus.

ABSTRACT
Vision is a very important system for human life. With the existence of a visual system, living things
can see their surroundings, recognize every person, object, and means of obtaining information. The
purpose of writing this article is to convey a complete discussion of the mechanics of the visual
system. This research uses the method of literature study (Literature Review). The Human visual
system is the eye. Stimulus of the visual system is in the form of light which will be conveyed to
receptors in the retina. After arriving at the retina, the light will be passed on to the brain so that the
perception of objects that human see in the environment is created.
Keywords: Light, Photoreceptors, Eye, Retina, Stimulus, Visual System.

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang

Sistem visual adalah bagian dari sistem saraf pusat yang letaknya ada di bagian
tubuh atas tubuh manusia yaitu kepala. Sistem visual ini memberikan organisme kemampuan
untuk mengolah atau memproses detail visual serta memungkinkan pembentukan beberapa
fungsi respon foto non-gambar. Tugas sistem visual adalah mendeteksi dan mengartikan
informasi dari cahaya tampak untuk membangun sebuah representasi dari lingkungan
sekitarnya.
Alat utama dari sistem visual ini adalah mata. Mata dapat diartikan sebagai sebuah
indra penglihatan yang merupakan perangkat atau alat biologis yang sangat kompleks. Mata
memiliki peran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Mata menerima cahaya dari
luar, lalu mengubahnya menjadi sinyal listrik yang diangkut ke otak lalu diterjemahkan
menjadi sebuah gambar.
Mata memiliki banyak organ. Ada organ dalam dan juga organ luar. Organ dalam
mata antara lain adalah kornea mata (selaput bening), iris (selaput pelangi), pupil (anak
mata), lensa mata, badan bening, retina (selaput jala), dan saraf mata. Dan organ luarnya
adalah bulu mata, kelopak mata, dan alis mata. Dalam pembahasan sistem visual ini, tidak
hanya akan membahas bagian mata dan cara kerjanya namun juga mengenai bagaimana
mata menangkan warna dan juga kerusakan yang mungking dialami dari sistem visual.
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian system visual?
2. Bagaimana bentuk stimulus dari system visual?
3. Apa saja bagian-bagian dari mata?
4. Bagaimana mekanisme system visual?
5. Bagaimana system visual menangkap warna?
6. Apa saja kerusakan yang bisa dialami system visual?

c. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian system visual.
2. Menjelaskan bentuk stimulus dari system visual.
3. Menjelaskan bagian-bagian dari mata.
4. Menjelaskan mekanisme system visual.
5. Menjelaskan bagaimana system visual dalam menangkap warna.
6. Menjelaskan kerusakan-kerusakan dalam system visual.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode studi kepustakaan atau
literatur review. Literatur review merupakan ikhtisar komprehensif tentang penelitian yang sudah
dilakukan mengenai topik yang spesifik untuk menunjukkan kepada pembaca apa yang sudah
diketahui tentang topik tersebut dan apa yang belum diketahui, untuk mencari rasional dari penelitian
yang sudah dilakukan atau untuk ide penelitian selanjutnya (Denney & Tewksbury, 2013). Studi
literatur bisa didapat dari berbagai sumber baik jurnal, buku, dokumentasi, internet dan pustaka.
Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan
data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penulisan (Zed, 2008 dalam
Nursalam, 2016). Jenis penulisan yang digunakan adalah studi literatur review yang berfokus pada
hasil penulisan yang berkaitan dengan topik atau variabel penulisan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Sistem Visual
Sistem visual adalah suatu sistem bagian dari sistem saraf pusat yang memberikan
organisme kemampuan untuk mendeteksi dan menafsirkan informasi yang diperoleh dari
cahaya tampak guna membangun sebuah representasi dari lingkungan sekitar.

2. Stimulus Visual
Menurut KBBI stimulus itu sendiri adalah perangsang organisme bagian tubuh atu
reseptor lain untuk mejadi aktif. Jadi stimulus visual adalah reseptor yang menjadi indra
penglihatan yakni mata dapat berfungsi dengan baik. Kita dapat melihat benda-benda
dengan jelas karena adanya stimulus visual. Stimulus visual masuk ke dalam mata karena
ada cahaya yang dipantulkan, yang berarti cahaya itu sendiri merupakan stimulus visual yang
membantu organ penglihatan mempersiapkan warna. Cahaya didfinisikan sebagai
gelombang energy elektromagnetik yang panjangnya antara 380-760 nanometer. panjang
gelombang tersebut penting untuk sistem visual manusia dapat merespons.
Ada dua unsur yang terdapat dalam cahaya yang menjadikannya sebagai stimulus
visual. Pertama panjang gelombang (wavelength) yang berperan penting dalam persepsi
warna dan yang kedua intensitas berperan dalam mempersiapkan gelap-terang
(bringthness). Cahaya dengan intensitas sama namun berbeda panjang gelombangnya,
akan memiliki brightness yang berbeda. Semakin besar panjang gelombang maka semakin
rendah frekuensi cahaya, maka warna merah memiliki energi lebih rendah daripada warna
ungu. Oleh sebab itulah mata kita dapat membedakan mana yang warna merah, mana yang
warna biru, mana yang warna hijau, dan sebagainya. Ada beberapa sifat cahaya yang
membuat kita dapat melihat spektrum mata yaitu:

a. Cahaya merambat lurus


Cahaya akan senantiasa merambat lurus dengan kecepatan kostan yakni
berkisar 300 juta meter/detik. Sejauh ini tidak ada satupun partikel di alam semesta
ini yang mampu merambat melebihi kecepatan cahaya.
b. Cahaya dapat dipantulkan
Terdapat dua interaksi berbeda saat cahaya dipantulkan. Pertama, ketika
cahaya dipantulkan oleh permukaan benda yang rata maka cahaya akan memantul
secara teratur. Kedua, ketika cahaya dipantulkan oleh permukaan benda yang tidak
teratur maka cahaya akan memantul secara baur.
c. Cahaya dapat dibiaskan
Ketika cahaya merambat melalui dua benda dengan kepadatan yang berbeda,
maka akan terjadi peristiwa pembiasan atau pembelokan cahaya.
d. Cahaya dapat diuraikan
Penguraian cahaya merupakan peristiwa terurainya cahaya polikromatik (putih)
menjadi monokromatik (merah-ungu).
e. Cahaya mengalami pelenturan
Pelenturan cahaya adalah pembelokan arah rambat cahaya saat melewati celah
sempit. Cahaya yang terdifraksi akan membentuk daerah gelap dan terang.

3. Anatomi Sistem Visual


a. Organ Luar:
1) Bulu mata, berfungsi menyaring cahaya yang akan diterima.
2) Alis mata, berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.
3) Kelopak mata, berfungsi untuk menutupi dan melindungi mata.
4) Kelenjar Lakrima atau kelenjar air mata, bagian yang berfungsi menghasillkan
air mata.
b. Organ Dalam:
1) Kornea mata (selaput bening), berfungsi untuk menerima cahaya dari sumber
cahaya dan meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam dan berakhir di
retina. memiliki sifat yang bening dan tidak memiliki pembuluh darah. Apabila
terjadi kerusakan menyebabkan kebutaan.
2) Iris (selaput pelangi), terletak di tengah-tengah bola mata, dibelakang kornea.
Warna iris dipengaruhi oleh jenis ras atau bangsa.
3) Pupil (anak mata), berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk.
Sifatnya jika cahaya terlalu banyak, pupil akan mengecil. Tapi apabila cahaya
terlalu sedikit, pupil akan memperbesar.
4) Lensa mata, berfungsi untuk memfokuskan dan meneruskan cahaya yang
masuk ke mata agar jatuh tepat pada retina (selaput jala). Kemampuan lensa
mata untuk mengubah kecembungannya ini disebut daya akomodasi.
5) otot-otot silaria, Mengatur lensa agar tetap ditempatnya saat ligament-ligamen
mengalami ketegangan ketika melihat dari jarak dekat.
6) Bintik buta atau blind spot adalah bagian mata yang tidak sensitif terhadap
cahaya. Jika bayangan benda jatuh tepat pada bagian ini, maka benda tidak
dapat terlihat oleh mata.
7) Retina (selaput jala), adalah bagian yang paling peka terhadap cahaya. Retina
berfungsi menangkap dan meneruskan cahaya dari lensa ke saraf mata.
8) Saraf mata, atau saraf optik ini berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya
ke
otak. Informasi-informasi yang dibawa oleh saraf nantinya akan diproses di otak.
Dengan demikian kita dapat melihat suatu benda.

4. Mekanisme Sistem Visual


a. Cahaya memasuki mata dan mencapai Retina.
Cahaya masuk ke dalam melalui pupil, besar-kecilnya ukuran pupil saat menangkap
perubahan suatu cahaya ditentukan oleh dua level yaitu:
1) Sensitivitas (kemampuan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek dalam
keadaan cahaya yang minim/remang-remang)
2) Ketajaman (kemampuan untuk melihat suatu objek secara detail. Ketika pupil
mengerut atau mengecil, maka bayangan benda yang jatuh pada retina akan
lebih tajam, namun ketika pencahayaan berkurang, maka pupil akan membuka
lebih lebar untuk membiarkan cahaya masuk lebih banyak, tetapi akan
mengurangi ketajaman dan kedalaman fokus benda tersebut.
b. Retina dan Translasi (penerjemahan) cahaya menjadi sinyal-sinyal neuron.
Retina terdiri dari 5 lapisan yang berbeda, yaitu:
1) Receptors cells: sel-sel yang dikhususkan untuk menerima sinyal-sinyal mekanik,
kimiawi atau radian (pemancar panas) yang ada di sekeliling kita
2) Horizontal cells: berguna sebagai komunikasi lateral (yang dimaksudkan komunikasi
lateral adalah komunikasi yang melewati channel-channel utama sensori input).
3) Bipolar cells: sel-sel yang berada di bagian tengah retina.
4) Amacrine cells: memiliki fungsi yang sama seperti horizontal cells.
5) Retinal Ganglion cells: lapisan neuron di dalam retina yang memiliki serabut-serabut
sarat yang bertolak pada bola mata.
System kerja struktur ini pada saat cahaya datang yakni sebagai berikut:
a) Cahaya diterima cone reseptor dan rod reseptor setelah melewati 4 lapisan
terdahulu yaitu Retinal ganglion cells, Amacrine Cells, Bipolar Cells dan
Horizontal Cells.
b) Saat reseptor telah teraktifasi, pesan neural ditranslasikan balik melewati
lapisan-lapisan retinal kepada sel-sel ganglion retinal, yang akson-aksonnya
berproyeksi di sekujur bagian dalam retina sebelum berkumpul dalam
bentuk bundel dan keluar meninggalkan bola mata.
c) Susunan terbalik ini menciptakan dua masalah visual yaitu Cahaya datang
terdistorsi oleh jaringan retinal yang harus dilaluinya sebelum mencapai
reseptor, masalah yang kedua adalah agar bundel akson-akson sel ganglion
retinal meninggalkan mata harus ada sebuah celah di lapisan reseptor, celah
itu dinamakan blind spot. Blind Spot terletak di depan sel-sel retinal ganglion.
c. Tranduksi Visual: Konversi Cahaya menjadi Sinyal-sinyal Neural.
Definisi Transduksi adalah konversi sebuah bentuk energi, kedalam bentuk lain.
Sedangkan, Transduksi visual adalah konversi cahaya menjadi sinyal-sinyal neural oleh
reseptor-reseptor visual.
Untuk proses perubahan cahaya menjadi sinyal-sinyal neural ini terjadi terutama
pada bagian reseptor rod. Jadi bisa disimpulkan disini bahwa otak manusia menerima
gambaran visual dalam warna hitam-putih yang cenderung kabur. Pigmen ini memiliki
sebuah properti yang aneh, ketika ia disinari oleh cahaya secara intensif, pigmen
tersebut akan kehilangan warnanya dan rod kehilangan kemampuannya untuk menyerap
cahaya tetapi ketika dikembalikan ke kegelapan, rod mendapatkan kembali warna merah
dan kapasitasnya untuk menyerap cahaya.
d. Mekanisme-mekanisme Korteks Penglihatan.
Korteks Penglihatan/Visual adalah bagian dari korteks serebral yang memproses
informasi visual. Korteks ini terletak pada lobus oksipital dan sebagian kecil parietal.
Korteks visual terdiri atas beberapa area dan jalur otak, yakni :
1) Korteks Visual Primer (Striata)
Disebut korteks lurik, adalah area kortikal pertama yang menerima informasi
visual dan melakukan pemrosesan pertama kali. Korteks ini menerima kebanyakan
inputnya dari nuklei penghantar visual di talamus (→ dari nuklei genikulat lateral) →
berlokasi di daerah posterior lobus oksipital, banyak di antaranya tersembunyi di
dalam fisura longitudinal.
2) Korteks Visual Ekstrastriata (Korteks Visual Asosiasi)
Merupakan area kedua di korteks visual yang mengelilingi korteks visual
primer secara teknis ada sekitar tiga puluh area, tetapi yang paling relevan adalah
kode V2 ke V8. Bagian dari informasi yang diperoleh dalam pengolahan daerah
sekunder akan dianalisis kembali. Korteks visual sekunder → daerah-daerah yang
menerima kebanyakan inputnya dari korteks visual primer → sebagian besar
berlokasi di dua daerah umum: dalam korteks prestriat dan dalam korteks
inferotemporal.
3) Korteks Visual Sekunder
Korteks visual sekunder memiliki fungsi yang berbeda-beda dengan
menangani informasi yang berbeda-beda pula. Area V2 menerima dari wilayah
informasi warna dan dari informasi antarblob mengenai orientasi dan pergerakan
spasial, area V3 berisi representasi bidang visual bawah dan memiliki selektivitas
terarah, sedangkan daerah ventral posterior memilikinya dari bidang visual atas
ditentukan dengan selektivitas berdasarkan warna dan orientasi.
V4 berpartisipasi dalam pemrosesan informasi dalam bentuk rangsangan
dan pengakuannya. Area V5 (juga disebut medial temporal area) terutama terlibat
dalam pendeteksian dan pemrosesan pergerakan rangsangan dan kedalaman,
menjadi wilayah utama yang bertanggung jawab untuk persepsi aspek-aspek ini.
Korteks asosiasi visual daerah-daerah yang menerima input dari daerah-daerah
korteks visual sekunder maupun daerah-daerah sekunder sistem sensorik lainnya →
berlokasi di beberapa bagian korteks serebral, tetapi daerah tunggal terbesar ada
dalam korteks parietal posterior.

5. Mekanisme Melihat Warna


Warna adalah persepsi visual manusia ketika mata kita menerima informasi berupa
radiasi gelombang elektromagnetik (cahaya) pada panjang gelombang di antara 400-700
nanometer yang jatuh pada spektrum tertentu. Sederhananya, kita bisa melihat warna
tertentu karena mata kita menerima informasi berupa cahaya yang dipantulkan oleh seluruh
objek di sekitar kita yang terpapar oleh cahaya. Misalnya, saat kita melihat daun berwarna
hijau itu karena cahaya matahari yang dipantulkan oleh daun tersebut jatuh pada panjang
gelombang 534–545 nm lalu masuk ke mata kita dan diterjemahkan oleh otak kita sebagai
persepsi visual warna hijau.
Di dalam retina manusia normal, terdapat sel yang membantu menginterpretasikan
rangsangan dari luar (cahaya). Sel yang pertama berbentuk batang (rod) dan sel kedua
berbentuk kerucut (cone). Terdapat tiga jenis sel berbentuk cone yang dapat membaca
rangsangan cahaya, yaitu cone merah, cone hijau dan cone biru. Sehingga mata kita lebih
mudah mendeteksi gelombang yang memiliki panjang gelombang atau frekuensi yang sesuai
dengan spektrum warna hijau, merah dan biru.
Ketika cahaya masuk dan difokuskan oleh mata, maka sel rod dan cone ini akan
bekerja untuk meneruskan rangsangan cahaya tersebut ke otak untuk selanjutnya
diterjemahkan sebagai warna. Dengan hanya bermodalkan 3 warna utama ini, dapat
menghasilkan berbagai macam persepsi warna sesuai dengan intensitasnya. Maka dari itu
dalam istilah desain visual, kita sering dengar istilah RGB atau Red-Green-Blue, yang dasar
pertimbangannya berasal dari aspek biologis mata manusia yang menerima informasi dari
perpaduan antara 3 warna utama tersebut. Namun memang terdapat beberapa orang yang
terlahir dengan sel cone yang kurang baik. Orang yang terlahir berbeda itu sering kita sebut
dengan orang yang buta warna. Pada umumnya orang yang mengalami buta warna tidak
dapat membedakan warna yang merupakan campuran di antara merah, hijau atau biru.

6. Gangguan Pada Sistem Penglihatan


a. Skotoma
Skotoma adalah jenis kerusakan yang terjadi di area korteks visual primer. Skotoma
merupakan titik buta (blind spot) yang terdapat pada bidang pandang yang menghalangi
penglihatan. Skotoma atau bintik hitam ini dapat mengenai salah satu atau kedua mata.
Bintik hitam tersebut bisa terdapat di tengah atau tepian bidang pandang. Kondisi ini bisa
bersifat sementara atau permanen.
b. Prosopagnosia
Prosopagnosia adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan atau
bahkan tidak dapat mengingat wajah, baik wajah sendiri maupun wajah orang lain. Orang
dengan kondisi ini juga mengalami kesulitan mengenali wajah di cermin dan foto. Hal ini
bisa jadi karena kelainan genetik atau masalah dengan otak yang bekerja untuk
mendeteksi dan mengingat wajah. Orang dengan kondisi ini akan sering mengalami
kesulitan mengenali dan membedakan wajah orang lain yang mereka kenal ataupun
tidak.
c. Blindsight
Blindsight (penglihatan buta) terjadi karena kerusakan pada korteks visual primer.
Seseorang yang mengalami penglihatan buta masih mampu menanggapi rangsangan
visual dalam skotoma mereka meskipun mereka tidak menyadari rangsangan ini.
d. Kerusakan pada Arus Dorsal dan Arus Ventral
Fungsi arus dorsal adalah untuk mengarahkan interaksi perilaku dengan objek yang
berbeda, sedangkan fungsi arus ventral adalah untuk memediasi persepsi sadar akan
objek yang berbeda. Kerusakan pada arus dorsal mengganggu perilaku yang dipandu
secara visual, tetapi tidak mengganggu persepsi visual yang sadar, sedangkan
kerusakan pada arus ventral mengganggu persepsi visual yang disadari, tetapi bukan
perilaku yang dipandu secara visual.
e. Buta Warna
Penyebab dari buta warna yaitu ketika sel krucut atau sel warna yang terdapat di
mata tidak dapt bekerja dengan norma, biasanya penderita buta warna ini sudah bawaan
sejak lahir, namun tidak bisa dipungkiri jika terjadi pada orang dewasa akibat pengaruh
obat-obatan tertentu atau suatu penyakit.
f. Glaucoma
Glaucoma merupakan gangguan pada saraf penglihatan yang disebabkan karena
tekanan di dalam bola mata yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem aliran
cairan mata. Penyebab lian dari glaucoma yaitu cedera akibat paparan zat kimia, infeksi,
peradangan pada mata, dan penyumbatan pada pembuluh darah.
g. Katarak
Kelainan mata yang satu ini sangat banyak dijumpai pada orang yang telah berumur
lebih dari 50 tahun, dimana bola mata tidak terlihat seperti bola mata biasa yang terlihat
warna bola mata yang berbeda-beda (hitam, biru, abu-abu, coklat, hijau) namun berbeda
dengan penyakit ini dimana warna bola mata terlihat samar-samar (lensa mata menjadi
keruh dan berawan) . awalnya katarak ini tidak mengganggu. Namun, lama kelamaan
akan sangat mengganggu apabila tidak ditangani langsung. Adanya perubahan pada
jaringan mata , semakin bertambahnya usia maka lensa mata yang terdiri dari air dan
protein ini semakin tebal dan tidak fleksibel.
Penyebab lain dari katarak yaitu penuaan, pernah mengalami trauma, infeksis saat
kehamilan, paparan toksin atau racun, dan riwayat operasi pada mata. Upaya untuk
mencegah katara bia dilakukan dengan periksa mata secara teratur, membiasakan diri
untuktidak menyetir saat malam hari, dan memperbaiki pencahayaan di rumah. Namun,
apabila bertambah parah maka operasilah jalan utamanya.

KESIMPULAN
1. Sistem visual adalah suatu sistem bagian dari sistem saraf pusat yang memberikan
organisme kemampuan untuk mendeteksi dan menafsirkan informasi yang diperoleh dari
cahaya tampak guna membangun sebuah representasi dari lingkungan sekitar.
2. Stimulus visual adalah reseptor yang menjadi indra penglihatan yakni mata dapat
berfungsi dengan baik. Kita dapat melihat benda-benda dengan jelas karena adanya
stimulus visual. Stimulus visual masuk ke dalam mata karena ada cahaya yang
dipantulkan, yang berarti cahaya itu sendiri merupakan stimulus visual yang membantu
organ penglihatan mempersiapkan warna.
3. Anatomi system visual meliputi organ luar dan organ dalam pada mata. Organ luar yang
terdiri dari bulu mata, alis mata, kelopak mata, dankelenjar lakrima. Adapun organ bagian
dalam meliputi kornea mata, iris, pupil, lensa mata,otot-otot silaria, bitnik buta, retina, dan
saraf mata.
4. Mekanisme system visual dimulai Ketika cahaya memasuki mata melalui pupil, kemudian
cahaya difokuskan oleh lensa mata sehingga bayangan benda jatuh tepat di retina.
Kemudian ujung saraf penglihatan di retina menyampaikan bayangan benda tersebut ke
otak. Otak kemudian memproses bayangan benda tersebut sehingga kita dapat melihat
benda tersebut.
5. Manusia bisa melihat warna karena adanya sel batang dan sel kerucut di dalam mata
yang bertugas menginterpretasikan rangsangan cahaya dari luar. Terdapat tiga jenis sel
berbentuk cone yang dapat membaca rangsangan cahaya, yaitu cone merah, cone hijau
dan cone biru. Sehingga mata kita lebih mudah mendeteksi gelombang yang memiliki
panjang gelombang atau frekuensi yang sesuai dengan spektrum warna hijau, merah
dan biru. Ketika cahaya masuk dan difokuskan oleh mata, maka sel rod dan cone ini
akan bekerja untuk meneruskan rangsangan cahaya tersebut ke otak untuk selanjutnya
diterjemahkan sebagai warna.
6. System visual manusia bisa saja mengalami gangguan atau kerusakan. Seperti
scotoma, prosopagnosia, blindsight, glaukoma, buta warna maupun katarak.
DAFTAR PUSTAKA

Hapsari, I. P. (2014). Psikologi Faal Tinjauan Psikolofi dan Fisiologi dalam Memahami Perilaku
Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pinel, J. P. (2015). Biopsikologi Edisi Ke tujuh. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Roosita, K., & Subandriyo, V. U. (2020). Fisiologi Manusia. Bogor: PT Penerbit IPB Press.

Sasmita, P. K. (2019). Neuroanatomi Susunan Saraf Pusat dan Saraf Kranial. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia Atma Jaya.

Syaifuddin. (2003). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Lampiran:

Nama Anggota Kelompok 3:

1. Balqis Zam-zam Rohadhatu M. (1860308223265)


2. Bella Dwi Ayu Saputri (1860308223247)
3. Desi Riska Sandra Devi (1860308223224)
4. Mohammad Zakiy Dzakwaan Hakim (1860308223255)

Anda mungkin juga menyukai