Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGLIHATAN ATAU SISTEM VISUAL


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Faal
Dosen Pengampu: Hilda Halida, M.Psi

Kelompok 7

-Fatikhatus Sholikhah (16410183)


- Ifatur Rosidah (19410042)
- Defa Bekti Sartika (19410055)
-Alifu Dzikri Rabbani (19410056)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2020
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Psikologi Faal adalah salah satu cabang ilmu dari psikologi yang mempelajari
perilaku manusia, dan memiliki kaitan dengan fisiologis manusia. Dapat diartikan bahwa
psikologi faal merupakan gabungan antara psikologi dan juga fisiologi. Ilmu ini
mempelajari tentang fungsi otak dan organ manusia dalam perilakunya untuk merespons
stimulus tertentu. Ada beberapa bahasan dalam cabang ilmu psikologi faal ini, salah satunya
adalah sistem visual.
Sistem visual adalah bagian dari sistem saraf pusat yang letaknya ada di bagian
tubuh atas tubuh manusia yaitu kepala. Sistem visual ini memberikan organisme kemampuan
untuk mengolah atau memproses detail visual serta memungkinkan pembentukan beberapa
fungsi respon foto non-gambar. Tugas sistem visual adalah mendeteksi dan mengartikan
informasi dari cahaya tampak untuk membangun sebuah representasi dari lingkungan sekitarnya.
Alat utama dari sistem visual ini adalah mata. Mata dapat diartikan sebagai sebuah indra
penglihatan yang merupakan perangkat atau alat biologis yang sangat kompleks. Mata
memiliki peran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Mata menerima cahaya dari
luar, lalu mengubahnya menjadi sinyal listrik yang diangkut ke otak lalu diterjemahkan
menjadi sebuah gambar.
Mata memiliki banyak organ. Ada organ dalam dan juga organ luar. Organ dalam
mata antara lain adalah kornea mata (selaput bening), iris (selaput pelangi), pupil (anak
mata), lensa mata, badan bening, retina (selaput jala), dan saraf mata. Dan organ luarnya adalah
bulu mata, kelopak mata, dan alis mata. Dalam pembahasan sistem visual ini, tidak hanya
akan membahas bagian mata dan cara kerjanya namun juga mengenai bagaimana mata
menangkan warna dan juga kerusakan yang mungking dialami dari sistem visual.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana stimulus sistem visual?
2. Apa saja anatomi sistem visual?
3. Bagaimana pengkodean informasi visual diretina?
4. Bagaimana analisis informasi visual: peran korteks striata?
5. Bagaimana analisi informasi visual: peran korteks asosiasi visual?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui stimulus sistem visual.
2. Untuk mengetahui anatomi sistem visual.
3. Untuk mengetahui pengkodean informasi visual diretina.
4. Untuk mengetahui analisis informasi visual: peran korteks striata.
5. Untuk mengetahui analisi informasi visual: peran korteks asosiasi visual.
BAB II
PEMBAHASAN

I. Stimulus Sistem Visual


Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia yang secara konstan
menyesuaikan pada jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang
dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera di
hantarkan pada otak. Penglihatan pada manusia melibatkan deteksi gelombang cahaya
yang sangat sempit dengan panjang gelombang sekitar 400 sampai 750 nm. Panjang
gelombang terpendek dipersepsi sebagai warna biru, dan panjang gelombang terpanjang
dipersepsi sebagai warna merah. Mata memiliki fotoreseptor yang mampu mendeteksi
cahaya, tetapi, sebelum cahaya mengenai reseptor yang bertanggung jawab untuk deteksi
ini, cahaya harus difokuskan ke retina ( ketebalan 200 μm) oleh kornea dan lensa.
Kita dapat melihat benda-benda dengan jelas karena adanya stimulus visual.
Stimulus visual masuk ke dalam mata karena ada cahaya yang dipantulkan. Cahaya
didefinisikan sebagai gelombang energy elektromagnetik yang panjangnya antara 380-
760 nanometer. panjang gelombang tersebut penting untuk sistem visual manusia dapat
merespons. Terdapat panjang gelombang yang tidak mampu dilihat oleh manusia yaitu
gelombang inframerah dan ultraviolet.
Dua unsur penting yang terdapat dalam cahaya adalah panjang gelombang dan
intensitasnya. Panjang gelombang (wavelength) berperan dalam mempersepsikan warna
(color) sedangkan intensitas berperan dalammempersepsikan gelap-terang (brightness).
Cahaya dengan intensitas sama namun berbeda panjang gelombangnya, akan memiliki
brightness yang berbeda. Semakin besar panjang gelombang maka semakin rendah
frekuensi cahaya, maka warna merah memiliki energi lebih rendah daripada warna ungu.
II. Anatomi Sistem Visual
Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari ana yang artinya
memisah-misahkan atau mengurai dan tomos yang artinya memotong-motong.
Anatomi berarti mengurai atau memotong. ilmu bentuk dan susunan tubuh dapat
diperoleh dengan cara mengurai badan melalui potongan bagian-bagian dari badan dan
hubungan alat tubuh satu dengan yang lain.
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit harus terlebih
dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat
dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh
marupakan dasar yang penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Menurut ilmu anatomi mata manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu: bagian
luar dan bagian dalam.
1. Bagian Luar

Gambar.2.1 Bagian Luar Mata

a. Bulu Mata
Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata
b. Alis Mata (Supersilium)
Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata.
c. Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang
terletak di depan bulbus okuli.
d. Kelenjar Air Mata
untuk menghasilkan air mata yang dimana digunakan untuk membasahi
mata yang berguna untuk menjaga kelembapan mata, membersihkan mata
dari debu dan membunuh bibit penyakit yang masuk ke dalam mata.
e. Kelenjar Meibom
Kelenjar ini memproduksi cairan yang kemudian bercampur dengan air
mata dan berfungsi untuk melindungi dan melembapkan mata, sehingga
bola mata tidak kering dan iritasi.
2. Bagian Dalam

Gambar.2.2 Anatomi Bagian Dalam pada Mata

a. Kornea
Kornea adalah jaringan berbentuk kubah transparan yang membentuk
bagian mata terdepan atau paling luar. Kornea berfungsi sebagai jendela dan
sebagai jalan masuk cahaya ke mata Anda. 
Berkat kornea, mata Anda dapat mengatur masuknya sinar cahaya agar
bisa melihat kata-kata dan gambar secara jelas. Kornea berfungsi memberikan
65-75 persen kekuatan fokus mata Anda.
Anda pun perlu berhati-hati untuk menjaga kesehatan kornea Anda. Di
dalam kornea terdapat banyak ujung saraf yang membuatnya sangat sensitif.
b. Bilik mata depan (anterior chamber)
Bilik mata depan adalah kantung mirip jelly yang berada di belakang
kornea, di depan lensa (lihat pada gambar indra penglihatan Anda di atas).
Kantung yang juga dikenal dengan istilah anterior chamber ini berisi
cairan aqueous humor yang membantu membawa nutrisi ke jaringan mata.
Cairan aqueous humor juga sekaligus berfungsi sebagai
penyeimbang tekanan di dalam mata. Kesehatan mata juga dipengaruhi oleh
proses produksi dan aliran cairan di bilik mata depan. Jika terdapat gangguan,
hal ini dapat menyebabkan masalah pada tekanan di dalam matanya,
contohnya seperti penyakit glaukoma.
c. Sklera
Sklera adalah bagian mata yang berbentuk selaput putih keras dengan
jaringan fibrosa yang menutupi seluruh bola mata Anda (sepanjang jalan di
sekitar), kecuali bagian kornea. Di dalamnya terdapat otot yang menempel
guna menggerakkan mata yang menempel pada sklera.
d. Iris Pupil
Iris dan pupil adalah bagian dari anatomi mata yang saling berhubungan
satu sama lain. Iris adalah membran berbentuk cincin yang mengelilingi
sebuah bulatan kecil berwarna lebih gelap di tengahnya.
Nah bulatan kecil di tengah itulah yang disebut dengan pupil. Pupil
merupakan otot pada bagian mata yang bisa tertutup dan terbuka atau
mengecil dan membesar.
Iris berfungsi mengatur sejumlah cahaya yang masuk ke mata dan
menyesuaikan dengan bukaan pupil. Ketika diterpa cahaya terang, iris akan
menutup (atau menyempit) dan membuat pupil terbuka lebih kecil untuk
membatasi jumlah cahaya yang masuk ke mata Anda.
Selain itu, irislah yang menentukan warna mata Anda. Orang dengan mata
cokelat memiliki iris yang banyak pigmennya, sementara orang dengan mata
biru atau ringan memiliki iris dengan pigmen yang sedikit.
e. Lensa
Lensa adalah bagian mata yang berupa jaringan transparan dan lentur yang
terletak tepat di belakang iris dan pupil, setelah kornea (lihat gambar indra
penglihatan Anda di atas).
Fungsi lensa adalah membantu memusatkan cahaya dan gambar pada
retina Anda. Lensa ini memberikan 25-35 persen kekuatan fokus mata Anda.
Lensa mata bertekstur lentur dan elastis. Maka bentukannya bisa berubah
jadi melengkung dan fokus pada objek di sekitar. Misalnya ketika melihat
orang yang berada di dekat Anda atau dari kejauhan. 
Seiring bertambahnya usia, salah satu bagian penting dari anatomi mata
ini bisa kehilangan elastisitasnya serta kemampuan menangkap objek secara
fokus. Hal ini biasa disebut sebagai presbiopia atau mata tua, yaitu gangguan
penglihatan yang banyak dialami orang lanjut usia.
f. Koroid dan konjungtiva (conjunctiva)
Koroid adalah bagian mata yang berbentuk membran cokelat gelap yang
terdapat banyak pembuluh darah di dalamnya. Posisinya terletak di antara
sklera dan retina.
Koroid ini berfungsi untuk memasok darah dan nutrisi ke retina dan ke
semua struktur lainnya pada bagian anatomi mata. Sedangkan konjungtiva
adalah lapisan tipis jaringan yang menutupi seluruh bagian mata Anda yang
posisinya ada di depan, kecuali untuk kornea.
g. Badan vitreous
Berbeda dengan cairan aqueous humor yang adanya di depan lensa mata,
vitreous humor terletak di belakang lensa mata. Vitreous adalah zat seperti
jelly yang mengisi bagian dalam bagian belakang mata. Seiring waktu,
vitreous menjadi lebih encer dan bisa terlepas dari bagian belakang mata.
Jika penglihatan mata Anda terlihat seperti ada awan putih yang
mengambang atau cahaya kedipan lampu, segera temui dokter mata.
Pasalnya, zat vitreous yang terpisah dapat menyebabkan lubang (suatu
kondisi yang disebut lubang makula) berkembang di retina.
h. Retina dan saraf optic
Retina adalah sebuah jaringan yang peka terhadap cahaya. Retina ini
melapisi permukaan bagian dalam mata. Sel di retina bisa mengubah cahaya
masuk menjadi impuls listrik. Impuls listrik ini dibawa oleh saraf optik (yang
menyerupai kabel televisi Anda) ke otak, yang akhirnya menafsirkannya
sebagai gambar atau objek yang mata lihat.
i. Makula
Makula adalah area sensitif kecil di tengah retina yang memberikan
penglihatan sentral. Pada makula ada fovea. Fovea terletak di pusat makula
dan fungsinya untuk memberikan penglihatan detail yang paling tajam di
mata Anda.
III. Pengkodean Informasi Visual Di Retina
Seperti yang kita lihat di bagian sebelumnya, sejumlah sel ganglion terangsang
sewaktu sinar menimpa fotoreseptor yang berkomunikasi dengan sel-sel itu. Medan
Reseptif Neuron dalam sistem visual adalah bagian medan visual yang “dilihat” satu
neuron tunggal , dengan kata lain, tempat dimana stimulus visual harus terletak agar
menghasilkan respons pada neuron itu. Letak medan reseptif neuron tertentu bergantung
kepada letak fotoreseptor-fotoreseptor yang menyediakan informasi visual baginya. Bila
sebuah neuron menerima informasi dari fotoreseptor-fotoreseptor yang terletak di fovea,
medan reseptifnya akan berada di titik fiktasi- titik ke mana mata mengarah. Bila neuron
menerima informasi dari fotoreseptor yang terletak di tepian retina, medan resetifnya
akan terletak di satu sisi saja.
Pada tepi retina, banyak reseptor individual bergabung di satu sel ganglion
tunggal, membawa informasi dari area yang relative luas ke retina- dan karenanya area
medan visual yang relative luas. Akan tetapi, fovea mengandung sel ganglion dan sel
kerucut dalam jumlah yang kira-kira sama. Hubungan reseptor dengan akson ini
menjelaskan fakta bahwa penglihatan fovea (tengah) kita sangat tajam, tetapi penglihatan
tepi kita kalah jauh dalam hal ketajaman
Dalam otak terdapat banyak jalur yang membawa informasi visual. Jalur visual
paling besar adalah retina genicudate striatepathway yang mengonduksi sinyal-sinyal dari
masing-masing retina dari primary visual cortex atau striate cortex.
A. MELIHAT WARNA
Terdapat dua teori untuk proses melihat warna, yaitu teori pemrosesan komponen
dan teori pemrosesan oponen.
1. Teori Komponen
Teori komponen memiliki kata lain yaitu teori trikomatik yang merupakan
teori penglihatan warna oleh Thomas Young di tahun 1802 lalu
disempurnakan oleh Hermans Von Hemholtz pada tahun 1852. Menurut teori
ini, terdapat tiga macam reseptor kerucut (cones) warna, yaitu hijau, merah,
dan biru (biasa juga disebut RGB) yang memiliki sensitivitas berbeda. Ketiga
reseptor ini berperan dalam mengkodekan dan menerjemahkan warna dengan
sebuah stimulus tertentu. Setiap warna yang terlihat oleh mata adalah hasil
kombinasi dari ketiga warna dasar ini dengan perbandingan berbeda.
Menurut teori ini, ada sebuah kondisi dimana seseorang tidak bisa melihat
atau membedakan warna, secara total atau sebagian, dan kondisi ini disebut
dengan buta warna.
a. Akromatisme atau Akromatopsia Ini adalah kebutaan warna total dimana
individu yang menderitanya melihat semua warna sebagai tingkatan warna
abu-abu.
b. Diakromatisme 12 Hal ini adalah kebutaan tidak sempurna yang
menyangkut ketidakmampuan individu untuk membedakan warna merah dan
hijau. Ada 3 tipe dari diakromatisme, yaitu:
- Deatrinophia, kehilangan kerucut hijau sehingga tidak bisa melihat warna
hijau
- Protanophia, kehilangan kerucut merah sehingga tidak bisa melihat warna
merah
- Tritanophia, ditandai oleh ketidakberesan dalam warna biru dan kuning
karena conus biru atau kuning tidak peka terhadap suatu daerah spektrum
visual.
2. Teori Oponen
Teori oponen ini dikemukakan oleh Ewald Hering pada tahun 1878. Ia
mengatakan bahwa ada dua golongan sel yang berbeda untuk melihat warna.
Yaitu, sistem visual untuk mengkodekan warna dan golongan sel lainnya
untuk mengkode brightness.
Dua teori ini, Komponen dan Oponen, awalnya diperdebatkan oleh para
peneliti. Tetapi akhirnya peneliti menemukan bukti bahwa memang ada dua
mekanisme proses pengkodean warna yang terjadi secara bersama dalam
sistem visual manusia.
Menurut Hering, buta warna sebagian dikarenakan individu tidak
mempunyai substansi warna merah-hijau, sedangkan buta warna kuning-hitam
jarang terjadi. Selain itu, individu penderita buta warna total juga jarang, dan
buta warna total dikarenakan individu tidak mempunyai substansi fotochemis
sama sekali. Ada berbagai macam tes untuk mengetahui apakah seseorang
mengalami buta warna atau tidak, antara lain adalah:
a. Tes Holmgren
Tes ini digunakan untuk menyelidiki kemampuan seseorang untuk
membedakan warna. Tes ini dilakukan dengan cara, pemeriksa akan
menunjukkan beberapa utas benang wol dengan berbagai macam warna. Lalu,
individu yang diperiksa diminta untuk mencari gulungan benang dengan
warna yang sama.
b. Tes Isihara (Jepang) dan Tes Stilling (Jerman) 13 Tes dengan cara ini
adalah yang paling umun dilakukan. Individu yang diperiksa akan diminta
untuk menyebutkan angka, gambar atau huruf yang terbuat dari titik-titik yang
terdiri dari beberapa macam warna. Angka, gambar, dan huruf tersebut juga
dikelilingi oleh titik-titik warna pula.

IV. Analisis Informasi Visual: Peran Korteks Striata


Korteks striata terdiri atas enam lapisan dan beberapa sub
lapisan. Informasi visual diterima dari lapisan magnoselular,
parvoselular, dan koniselular dinukeus genetikulata lateral dorsal.
Sistem magnoselular secara filogenetis lebih tua, buta warna, dan
peka terhadap pergerakan, kedalaman, dan perbedaan kecil dalam hal
kecerahan. Sistem parvoselular dan konioselular lebih muda usianya.
Sistem parvoselular dan konioselular lebih muda usianya. Sistem
parvoselular menerima informasi dari sel-sel kerucut merah dan hijau
dan mampu membedakan detail-detail yang lebih halus. Sistem
konioselular menyediakan informasi tambahan mengenai warna, yang
diterima dari sel sel kerucut biru. Korteks striata terorganisasi menjadi
modul-modul, yang masing-masing mengelilingi sepasang bercak CO,
yang ditampakan dengan pewarnaan untuk oksidase sitokrom, sejenis
enzim yang ditemukan di mitokondria.
Penelitian perintis oleh David Hubel dan Torston Wiesel
menemukan bahwa neuron-neuron di korteks visual tidak semata
merespons bintik-bintik sinar. Dimana dengan kata lain, sirkuit neuron
di dalam korteks visual menggabungkan informasi dari beberapa
sumber, yang sedemikian rupa sehingga mendeteksi ciri-ciri yang lebih
bessar daripada medan reseptif satu sel ganglion tunggal atau satu sel
tunggal di LGN. Sejumlah neuron peka—orientasi memiliki medan
reseptif yang terorganisasi secara berlawanan , yang biasa disebut
oleh Hubel dan Wiesel sebagai sel-sel sederhana (simple cells).
V. Analisi Informasi Visual: Peran Korteks Asosiasi Visual
Masing-masing dari ribuan modul di korteks striata hanya melihat apa yang
terjadi di bagian kecil medan visual itu. Agar dapat memersepsikan objek dan
pemandangan visual secara utuh, informasi dari modul-modul individual ini harus
digabungkan. Penggabungan itu terjadi di korteks asosiasi visual.
Korteks asosiasi merupakan daerah yang menerima input dari daerah korteks
visual sekunder maupun daerah-daerah sekunder sistem sensorik lainnya. Berlokasi di
bagian korteks serebral, akan tetapi daerah terbesar ada di korteks parietal posterior.
Daerah-daerah yang menerima input dari daerah-daerah korteks visual sekunder maupun
daerah-daerah sekunder system sensorik lainnya. Berlokasi di beberapa bagian korteks
serebral, tetapi daerah tunggal terbesar ada dalam korteks parietal posterior.
Aliran utama informasi visual dalam korteks adalah korteks visual primer,
kebanyakan informasi masuk ke dalam korteks visual primer melalui nuklei genikulat
lateral lalu informasi diterima, digabungkan, dan diseregresikan ke dalam banyak jalur
yang berproyeksi secara terpisah ke daerah-daerah fungsional korteks visual sekunder
lalu ke daerah-daerah korteks asosiasi. Semakin tinggi tingkat hierarki visual, maka
neuron- 14 neuronnya memiliki medan reseptif yang lebih besar dan stimuli yang
direspon oleh neuronneuron itu lebih spesifik dan lebih kompleks.
Adapun terdapat dua arus utama yang mengonduksikan informasi dari korteks
visual primer melalui berbagai daerah terspesialisasi di korteks sekunder dan korteks
asosiasi, yaitu:
1) Arus Dorsal Mengalir dari korteks visual primer ke korteks prestriat dorsal lalu
ke korteks parietal posterior. Kebanyakan neuron korteks visual dalam arus dorsal
merespons paling kuat ke stimuli spasial.
2) Arus Ventral Mengalir dari korteks visual primer ke korteks presteriat ventral
lalu ke korteks inferotemporal. Kebanyakan neuron dalam arus ventral merespons
karakteristik objek. Bahkan ada klaster-klaster neuron yang masing-masing merespons
secara khusus ke golongan objek-objek tertentu seperti wajah, tubuh, dan lainnya
Ungerleider dan Mishkin menyatakan teori “Di Mana” vs “Apa”, dimana arus dorsal
terlibat dalam persepsi “di mana” dan arus ventral terlibat dalam persepsi “apa”. Berbeda
dengan Goodale dan Milner yang menyatakan teori “Kontrol Perilaku” vs “Persepsi yang
Disadari”.
Untuk mengidentifikasi berbagai daerah korteks visual pada manusia digunakan
alat seperti PET, fMRI dan evoked potentials. Dengan mengidentifikasi daerah-daerah
aktivasi yang terkait dengan berbagai properti visual, para peneliti sejauh ini telah
memetakan sekitar selusin daerah fungsional yang berbeda pada korteks visual manusia.
BAB III
Kesimpulan

Untuk melihat, system penglihatan kita membutuhkan cahaya, mata, dan otak. Proses
penglihatan dimulai dari cahaya yang mengenai benda lalu masuk ke mata lalu diterima oleh
retina. Sensor-sensor yang terdapat di retina mengirimkan sinyal dari gambar benda ke otak
melalui sel saraf penglihatan. System visual tidak menghantarkan gambar-gambar visual dengan
lengkap ke korteks. Ia membawa informasi-informasi penting saja seperti lokasi, gerakan,
kontras brightness dan kontras warna.
Perekaman aktivtas listrik neuron-neuron tungga di retina mengidentifikasi bahwa setiap
se ganglion menerima informasi dari fotoreseptor di fovea dan dari banyak fotoreseptor di bgian
tepi. Pengihatan warna terjadi sebagai akibat dari informasi yang disediakan oleh tiga jenis sel
kerucut, masing masing peka terhadap sinar berpanjang gelombang tertentu : panjang, sedang,
atau pendek. Ciri-ciri penyerapan sel kerucut ditentukan oleh opsin tertentu yang terkandung
fotopigmennya. Sel kerucut merah pada penderita protanopia terisi opsin sel kerucut hijau,
sementara sel kerucut hijau pada psnderita deuteranopia terisi opsin sel kerucut merah. Retina
penderita tritanopia tidak memiliki sel kerucut biru. Upaya terapi gen berhasil mengubah
penglihatan dikromatik pada monyet bajing jantan menjadi penglihatan trikromatik.
Sedangkan mata juga memiliki analisis infornasi visual, yakni peran korteks striata
terdiri atas enam lapisan dan beberapa sub lapisan. Lapisan ini mengandung
nukleus badan sel dan pohon dendrit yang tampak sebagai pita terang atau
gelap pada irisan jaringan yang telah diwarnai dengan pewarna badan sel.
Selain itu, Informasi visual diterima dari lapisan magnoselular, parvoselular,
dan koniselular dinukeus genetikulata lateral dorsal. Sistem magnoselular
secara filogenetis lebih tua, buta warna, dan peka terhadap pergerakan,
kedalaman, dan perbedaan kecil dalam hal kecerahan. Dimana sistem
parvoselular dan konioselular lebih muda usianya
Adapun selain memiliki korteks striata mata juga memiliki korteks asosiasi visual.Dalam
koerteks visual setidaknya terdapat dua lusin subwilayah berbeda yang tersusun dan meneruskan
hasil analisis ke wilayah-wilayah lain dalam hieraki tersebut. Akan tetapi, sejumlah informasi
dari korteks asosiasi dikirim balik ke korteks striata. Dalam korteks asosiasi visual terdapat dua
arus utama yang mengonduksikan informasi dari korteks visual primer melalui berbagai daerah
terspesialisasi di korteks sekunder dan korteks asosiasi, yaitu arus dorsal dan arus ventral

DAFTAR PUSTAKA

Pinel, John P.J. 2015. BIOPSIKOLOGI Edisi Ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Hapsari, I.I., Puspitawati, I., & Suryaratri, R.D. (2014) Psikologi Faal Tinjauan Psikologi dan
Fisiologi dalam Memahami Perilaku Manusia. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Kalat, J. W. 2014. Biopsikologi: Biological Psychology Edisi 9. Jakarta : Salemba Humanika.

Carlson, Neil R. 2013. Fisiologi Perilaku Edisi Kesebelas Jilid 1.Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai