Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fatikhatus Sholikhah

NIM : 16410183
Review Psikologi Faal (B)

KOMUNIKASI MANUSIA

1. Proses Menghasilkan Ucapan dan Pemahamannya: Mekanisme Otak

Pemahaman dapat didefinisikan dalam dua sudut pandang: dalam arti sempit dan

dalam arti luas. Dalam arti sempit pemahaman berarti proses mental untuk menangkap

bunyi-bunyi yang diujarkan seorang penutur untuk membangun sebuah interpretasi

mengenai apa yang dia anggap dimaksudkan oleh si penutur. Sedangkan dalam arti luas,

hasil interpretasi tersebut digunakan untuk melakukan tindakan-tindakan yang relevan.

Produksi sering diidentikan dengan berbicara, meskipun produksi juga mencakup

menulis. Dalam berbicara, juga menulis seorang penutur melakukan dua jenis kegiatan,

yaitu merencanakan dan melaksanakan yang meliputi tatar wacana, tatar kalimat, tatar

konstituen, program artikulasi dan artikulasi.

Terdapat 2 hal proses terjadinya bicara, yaitu proses sensoris dan motoris. Aspek

sensoris meliputi pendengaran, penglihatan, dan rasa raba berfungsi untuk memahami apa

yang didengar, dilihat dan dirasa. Aspek motorik yaitu mengatur laring, alat-alat untuk

artikulasi, tindakan artikulasi dan laring yang bertanggung jawab untuk pengeluaran

suara.

Di dalam otak terdapat 3 pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat

bersifat reseptif yang mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat

lainnya bersifat ekspresif yang mengurus pelaksanaan bahsa lisan dan tulisan. Ketiganya

berada di hemisfer dominan dari otak atau sistem susunan saraf pusat.
Kedua pusat bahasa reseptif tersebut adalah area 41 dan 42 disebut area wernick,

merupakan pusat persepsi auditoro-leksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian

segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area 39 broadman adalah

pusat persepsi visuo-leksik yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu

yang bersangkutan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahsa

ekspresif. Ketiga pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.

Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan masuk melalui

lubang telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membrane timpani. Dari sini

rangsangan diteruskan oleh ketiga tulang kecil dalam telinga tengah ke telinga bagian

dalam. Di telinga bagian dalam terdapat reseptor sensoris untuk pendengaran yang

disebut Coclea. Saat gelombang suara mencapai coclea maka impuls ini diteruskan oleh

saraf VII ke area pendengaran primer di otak diteruskan ke area wernick. Kemudian

jawaban diformulasikan dan disalurkan dalam bentuk artikulasi, diteruskan ke area

motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara. Selanjutnya proses bicara dihasilkan

oleh getaran vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara dari paru-paru,

sedangkan bunyi dibentuk oleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langit-langit). Jadi

untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ

pendengaran sangat penting.

2. Gangguan Membaca dan Menulis

Penyakit itu namanya Disleksia (Dislexia), biasanya menyerang anak anak,

gangguan membaca & menulis akibat kelainan pada otak. Gangguan ini bukan bentuk

dari ketidakmampuan fisik, seperti karena ada masalah dengan penglihatan, tetapi

mengarah pada bagaimana otak mengolah & memproses informasi yang sedang dibaca. 
Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk

beberapa waktu.

Ciri- cirinya:

1. Lamban bicara jika dibandingkan kebanyakan anak seusianya dan tidak dapat

mengucapkan kata- kata secara benar.

2. Lambat mengenal alfabet, angka, hari, minggu, bulan, warna, bentuk dan

informasi mendasar lainnya. Serta sulit dalam mengurutkan huruf- huruf dalam kata.

3. Sulit menyuarakan fonem (satuan bunyi) dan memadukannya menjadi sebuah

kata.

4. Sulit mengeja secara benar. Bahkan mungkin anak akan mengeja satu kata dengan

bermacam ucapan.

5. Sulit mengeja kata atau suku kata dengan benar. Anak bingung menghadapi huruf

yang mempunyai kemiripan bentuk seperti B- D, U – M – N.

6. Sembaca satu kata dengan benar d satu halama, tetapi di halaman lainnya salah.

7. Kesulitan dalam memahami apa yang dibaca.

8. Keseringan terbalik dalam menuliskan dan mengucapkan kata. Misalnya kata

gajah diucapkan menjadi “gagah”,  “pelajaran” dibaca “perjalanan”.

9. Rancu dengan kata- kata yang singkat, misalnya ke, dari , dan , jadi.

10.Bingung menentukan tangan mana yang dipakai untuk menulis.

11.Lupa mencantumkan huruf besar, serta lupa meletakkan tanda- tanda baca

lainnya, seperti titik atau koma.

12.Menulis huruf dan angka dengan hasil yang kurang baik/ tulisan jelek sekali.
Penyebab:

1. Genetik/ keturunan. Disleksia centerung terdapat pada keluarga yang mempunya

anggota kidal. Namun, orang tua yang disleksia tidak secara otomatis menurunkan

gangguan ini pada anak- anaknya., atau anak kidal pasti disleksia.

2. Memiliki masalah dengan sejak usia dini. JIka kesulitan tidak terdeteksi sejak

dini, maka otak yang sedang berkembang akan sulit menghubungkan bunyi atau

suara yang didengarkan dengan huruf atau kata yang dilihatnya.

3. Faktor kombinasi, merupakan kombinasi dari dua hal diatas. Faktor kombinasi ini

menyebabkan anak yang diseleksia menjadi kian serius atau parah, sehingga perlu

penanganan menyeluruh dan kontinyu.

Anda mungkin juga menyukai