Anda di halaman 1dari 14

7 Tahapan Terapi Stroke Akut Salah satu komponen

krusial dalam penanggulangan stroke adalah upaya


terapi stroke fase akut. Paradigma lama memandang
terapi stroke akut dengan cara pandang ?wait and
see?, sehingga penderita yang mengalami serangan
stroke dibawa ke rumah sakit hanya jika gejala stroke
memberat.

Salah satu komponen krusial dalam penanggulangan


stroke adalah upaya terapi stroke fase akut.
Paradigma lama memandang terapi stroke akut dengan cara pandang ?wait and see?,
sehingga penderita yang mengalami serangan stroke dibawa ke rumah sakit hanya jika
gejala stroke memberat.

Stroke merupakan penyakit saraf yang paling sering mengakibatkan cacat dan kematian.
Di samping menduduki peringkat utama di antara segolongan penyakit saraf yang
mengakibatkan kematian, stroke juga merupakan salah satu dari tiga penyebab utama
kematian pada umumnya.
Sampai saat ini, penderita stroke adalah penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada
hampir semua pusat pelayanan rawat inap penderita saraf. Selain menimbulkan beban
ekonomi bagi penderita dan keluargannya, stroke juga menjadi beban bagi pemerintah
dan perusahan asuransi kesehatan. Selain itu, kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke
juga dapat mengakibatkan hilangnya penghasilan penderita.
Dari berbagai fakta tersebut menunjukkan bahwa sampai saat ini, stroke masih
merupakan masalah utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Untuk
mengatasi masalah krusial ini, diperlukan strategi penanggulangan stroke yang mencakup
aspek preventif, terapi rahabilitasi, dan promotif.
Menurut dr Saiful Islam SpS dari RSUD dr Soetomo Surabaya, dari berbagai studi klinik
telah disimpulkan bahwa serangan stroke merupakan keadaan darurat yang harus segera
ditangani, sebagaimana penanganan trauma berat atau infark miokard akut. Dengan
demikian,?time is brain? merupakan cara pandang yang lebih tepat dalam terapi stroke
fase akut.
Bukan hanya itu, terapi trombolitik pada penderita stroke iskemik akut, misalnya hanya
dilakukan selang waktu tiga jam sejak terjadimnya serangan stroke. Padahal, keberhasilan
terapi stroke akut sangat ditentukan oleh beberapa tahap dan merupakan mata rantai yang
saling berkait (?stroke chain survival and recovery?).
Ada tujuh tahapan terapi stroke akut, tahapan tersebut meliputi: pengenalan gejala dan
tanda-tanda stroke oleh penderita, keluarga atau orang di sekitar penderita, sistem
komunikasi yang baik antara masyarakat dan rumah sakit dan fasilitas pengiriman
penderita ke rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa pelayanan
ambulans darurat merupakan komponen paling signifikan yang berhubungan dengan
kecepatan penderita stroke tiba di rumah sakit.
Yang tidak kalah pentingnya adalah bagian triage dari instalasi rawat darurat, yang harus
segera melakukan evaluasi penderita, termasuk pemeriksaan CT-scan kepala, penentuan
diagnosis dan rencana penanganan, dan pengobatan umum termasuk tindakan bedah bila
diperlukan.
Ditambahkan Saiful Islam, sebenarnya masih ada satu mata rantai yang juga amat
berpengaruh terhadap keberhasilan terapi stroke akut, yaitu perlengkapan atau sarana
perawatan akut dan rehabulitasi dini. Dari penelitian yang dilakukan mobilisasi atau
latihan dini merupakan faktor terpenting yang berkaitan dengan keberhasilan terapi.

Model perawatan
Selama ini model perawatan terhadap penderita stroke disamakan dengan perawatan
terhadap pasien dengan penyakit lain, akibatnya lama perawatan di rumah sakit menjadi
lebih panjang. Selain itu penanganan juga menjadi kurang sempurna.
Saat ini telah dilakukan berbagai uji coba model perawatan khusus bagi penderita stroke.
Antara lain, unit perawatan intensif penderita stroke akut, unit rehabilitasi stroke, serta
unit perawatan stroke akut dan rehabilitasi dini.
Dalam penerapan model perawatan khusus bagi penderita stroke, unit ini dikendalikan
oleh tim multidispliner yang melibatkan berbagai bidang keahlian, mulai dari dokter
spesialis saraf, paramedik, ahli gizi, terapist, pekerja sosial dan bidang-bidang lain yang
terkait dengan unit rehabilitasi medik. RIS

Terapi Air Hangat Sembuhkan Stroke


Sabtu, 22 Maret 2008 - 17:24 wib

TEXT SIZE :
Foto: Corbis

AIR hangat adalah satu media terapi yang bisa menyembuhkan penyakit stroke. Efek hidrostatik,
hidrodinamik dan hangatnya membuat tubuh bisa bergerak lancar, memperlancar
peredaran darah dan memberikan ketenangan. Itulah hidropterapi. Bagaimanakah
proses terapi ini?

Menurut dr Peni Kusumastuti SpRM, spesialis rehabilitasi medik dari Klinik Dharma
Daya Lestari Jakarta, menyembuhkan stroke memang tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Butuh kesadaran dan kedisiplinan. Salah satu terapi yang dapat
memulihkan otot dan sendi yang kaku adalah hidroterapi.

Hidroterapi, kata dr Peni merrupakan salah satu bentuk terapi latihan dengan
menggunakan modalitas air hangat. Terapi yang ditawarkan adalah therapeutical pool
(terapi latihan di kolam).

Air, lanjutnya, adalah media terapi yang tepat untuk pemulihan cedera. Pengaruh gaya
apung air membuat beban terhadap sendi tubuh seorang pasien berkurang.

"Air yang digunakan memiliki suhu 31 derajat celsius. Kisaran suhu ini cukup aman dan
memberikan efek relaksasi bagi pasien, melancarkan sirkulasi darah, menurunkan rasa
nyeri dan meningkatkan kemampuan alat gerak," katanya.

Dasar utama penggunaan air hangat untuk pengobatan adalah efek hidrostatik dan
hidrodinamik. Secara ilmiah, jelas dr Peni, air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi
tubuh. Pertama, berdampak pada pembuluhdarah. Hangatnya air membuat sirkulasi
darah menjadi lancar. Kedua, faktor pembebanan di dalam air akan menguatkan otot-
otot dan ligament yang mempengaruhi sendi-sendi tubuh. Tak heran, pasien dengan
menggunakan encok dan rematik sangat baik bila diterapi dengan air hangat.

Ketiga latihan di dalam air berdampak positif terhadap otot jantung dan paru-paru.
Latihan di dalam air membuat sirkulasi pernapasan menjadi lebih baik.

"Efek hidrostatik dan hidrodinamik pada terapi ini juga membantu menopang berat
badan saat latihan jalan," ujar Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
Indonesia (PERDOSRI)ini.

Selain hal-hal positif di atas, air bersuhu 31 derajat Celsius mempengaruhi oksigenisasi
jaringan sehingga dapat mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri,
menenangkan jiwa dan merilekskan tubuh.

"terapi air hangat banyak memiliki keunggulan, yakni menurunkan rasa nyeri,
memperbaiki bentuk tubuh dan meningkatkan kemampuan alat gerak," pungkasnya.
(Genie/Genie/tty)
Stroke: Terapi Mal Piek Mulyadi
Terapi sendiri stroke mempercepat pemulihan diri. Piek Mulyadi membuktikan, tekad,
analisa diri mampu membuat dirinya bangkit.

Jika anda melihat seseorang dengan kursi roda atau jalan tertatih-tatih menyeret kakinya
di pusat pembelanjaan. Mungkin itu, salah seorang pengikut terapi ala Piek Mulyadi.
Lelaki kelahiran Surabaya 77 tahun yang lalu, berhasil pulih dari penyakit stroke. Salah
satu caranya, mendatangi mal. “Ini untuk menumbuhkan kepercayaan diri,”ujarnya.
Stroke penyakit syaraf yang menduduki peringkat utama penyebab kematian itu
menyerang mantan Direktur Jenderal Pembangunan Daerah, Departemen Dalam Negeri.
Saat itu Piek, 1996 berencana menuju ke tempat kerja, merasakan awaknya tak enak,
mampir dulu ke dokter keluarga. Dokter menyarankan agar tak perlu melanjutkan ke
kantor dan istirahat saja di rumah. Karena darahnya sedang tinggi.
Namun, karena merasa banyak janji dan sejumlah tugas yang sudah menunggu, Piek tak
peduli saran itu. Apalagi dia yakin, tak mungkin terserang penyakit bloedrek itu. “Wong,
saya ini, pendonor darah yang tetap bertahan ke PMI, kok,”katanya. Tetapi tekanan
darahnya menunjukkan angka 200. Saat Piek ke Palang Merah Indonesia, lembaga itu
juga menolak menerima donor dengan lasan tekanan darah tinggi itu.
Karena kesibukannya, bekas Wakil Gubernur Jakarta itu lupa dengan darah tingginya.
Beberapa hari, sesudah ketidaknyamanan tubuhnya, Piek bermain dengan cucu-cucunya
ke pusat perbelanjaan yang dibangunnya, Mal Ciputra dan Hotel. Naik turun tangga, lari-
lari kecil membuat emosinya meluap gembira.
Esoknya saat masih di tempat tidur, rupanya, sang cucu belum puas main-main dengan
eyangnya. Namun, ternyata Piek tak bisa bergerak, mau memeluk cucu malah terjatuh.
Langsung dibawa ke rumah sakit. Dokter dan suster yang menangani tak segera bergerak,
hanya bilang harus istirahat, kecapekan saja. Tak puas dengan informasi dari pelayanan
medis itu, Insinyur lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), terus mencari tahu
kepastian penyakitnya itu.
Seorang teman yang punya pengaruh di rumah sakit itu, meminta Piek benar-benar
dilayani sepenuh hati. Akhirnya ditentukan, harus discan. Ternyata di rumah sakit
tersebut tak ada fasilitas MRI--alat scan--. Piek dirujuk ke Rumah Sakit Pertamina,
Jakarta Selatan. Dua hari di rumah sakit itu belum juga ditangani. “Itu yang bikin saya
sesalkan,”katanya.
Menurutnya, ada golden periode, yang hilang, yaitu masa emas untuk segera mengambil
tindakan saat stroke menyerang, agar tak mengalami kelumpuhan atau yang lebih parah,
sampai pada kematian. Beruntung, walaupun, sudah kehilangan waktu yang berharga itu,
Piek bisa berangsur-angsur pulih. Setelah scan, dan diketahui penyakitnya adalah stroke
menyerang otaknya, Piek mengalami lumpuh dikembalikan dan dirawat di Rumah Sakit
Pondok Indah.
Dalam masa perawatan dokter, selain obat-obatan, perawat rumah sakit tersebut, juga
memberikan terapi, antara lain, menunjuk-nunjukkan jari dan meminta Piek
menghitungnya. Sebagai pasien yang berpendidikan, dia ingin tahu tujuan terapi itu.
Menurut suster perawat, stroke menyebabkan kelumpuhan dan juga mempunyai efek
lupa. Nah, terapi itu salah satu untuk menangani lupa.
Setelah mengetahui tujuannya, Piek, memberi tahu pada suster, justru saat dirawat karena
serangan stroke, dia tidak mengalami kelupaan. Bahkan, ingatannya semakin kuat. Piek
membuktikan, bahwa ingatannya justru muncul saat ia mengalami kecelakaan di Jerman.
Selama ini, sebelum terserang stroke ia tak tahu penyebab ia masuk rumah sakit dan
sempat mengalami koma selama lima jam. Dokter di rumah sakit Jerman, hanya
mengatakan, mengalami kecelakaan lalu lintas.
Namun, saat terserang stroke, muncullah kejadian awal penyebab koma selama lima jam
itu. Inilah ingatannya; saat keluar dari hotel menyeberang jalan, dari jauh tampak sebuah
mobil ngebut. “Saya lari dan melompat jatuh kepala membentur trotoar, jadi jidat saya
banyak pasir. Karena itulah, saya yakin, bahwa kesadaran dan ingatan saya masih
baik,”ujarnya.
Sebulan setelah dirawat di rumah sakit, Piek diminta pulang ke rumah. Namun, penyusun
masterplan DKI Jakarta 1965-1985 ini belum mau pulang. Piek menolak karena merasa
belum bisa merawat diri sendiri. Dia minta memperpanjang masa tinggal selama satu
minggu, untuk merawat bisa merawat diri sendiri di rumah. Ia terus menjalani fisioterapi.
“Saya tak mau kehilangan satu haripun jadwal terapi di rumah sakit,”katanya.
Saat masa perpanjangan waktu itulah, Piek menemukan cara mengatasi agar bisa pulih.
“Saya melihat seorang pasien yang serupa dengan saya, lagi latihan jalan dipapah oleh
suster, lalu mau jatuh. Namun secara reflek pasien itu mencoba mencari pegangan.
Memang pasien itu tampak seolah-olah lemah, padahasil ternyata ada power,”ujarnya.
Sesudah melihat kejadian itu, setelah pulang, di rumah, Piek mencoba yang disebutnya
“keseimbangan sirkus”. Yaitu, cara seperti sebuah pertunjukkan sirkus, yang
mempertontonkan orang berjalan di atas tali dalam ketinggian tertentu. “Dari tempat tidur
saya memanggil anak saya, untuk menjagai saya, belajar jalan,”katanya.
Piek mengambil, walker, alat belajar jalan seperti tongkat. Dengan dorongan tenaga
sedikit-sedikit dan tekad yang kuat, Piek dapat berjalan sejauh setengah meter. “Saya
berhenti saat sudah menggeh-menggeh,”ujarnya. Sejak saat itu Piek menggunakan
berbagai macam cara agar bisa jalan, mulai dari pakai dingklik, jalan-jalan di atas pasir di
pantai Ancol, sampai jalan ala pramuka, baris berbaris.
Setelah semua cara dilakukan, Piek memikirkan cara untuk mengembalikan kepercayaan
diri. “”Saya minta diantar jalan-jalan ke mal Pondok Indah,”katanya. Semua anggota
keluarga, heran, tak mau belanja aau urusan lain, tapi minta jalan-jalan ke pusat
perbelanjaan. Piek meyakinkan keluarganya, bahwa ini salah satu terapi untuk
menumbuhkan kepercayaan diri. Karena orang stroke, apalagi orang yang pada waktu
sehat sangat aktif cenderung malu pada masyarakat sekitarnya, karena sakit dan
emngalami kelumpuhan. “Saya mau tahu diri saya di mata masyarakat. Bagaimana orang
memandang di kursi roda. Ternyata tak ada orang mempersoalkan, tak ada orang
ribut,”ujarnya.
Dari terapi mal itulah, Piek dapat mengambil pelajaran bahwa seorang yang terkena
stroke, lingkungan sosialnya juga musti dijaga. Jangan sampai orang tersebut terpisahkan
diri dari kehidupan sehari-hari. “Misalnya, kalau orang biasa main basket, usahakan main
basket walaupun pake kursi roda,”katanya.
Selain mengobati dirinya sendiri, Piek juga mengajak dan memberi motivasi pasien yang
lain. “Ada yang berhasil, bagi yang punya tekad tak pantang menyerah, tapi juga ada
yang gagal, karena egonya,”ujarnya. Piek juga membentuk klub stroke—kumpulan
penyandang penyakit akibat serangan urat syaraf. “Klub itu untuk mengembalikan hasrat
hidup, mengurangi rasa minder dan mencegah stress timbul karena sebab
tersebut,”katanya.
Klub Stroke Karmel, Jakarta Barat misalnya punya jadwal tiap Hari Rabu. Mulai dari
senam pagi bersama, sampai karaoke. "Sebetulnya perkumpulan ini merupakan
perpanjangan dari program latihan dasar rehabilitasi untuk penderita stroke. Tujuannya,
agar pasien stroke tak hanya duduk diam merenungkan nasib. Mereka harus aktif,
menghilangkan kesedihan, depresi, dan kembali bermasyarakat,”kata Pimpinan Sentra
Stroke dan Revitalisasi Karmel, Dokter spesialis syaraf Hermawan Suryadi.
Soal klub stroke diakui oleh dokter ahli syaraf dari Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran Bandung, Nurdjaman, membantu penderita stroke memulihkan diri. “Dengan
klub itu sesama penderita bisa share, berbagi pengalaman mengatasi penyakit yang
menyerang itu,”katanya.
Namun, sebagai dokter, Nurdjaman, tetap berpendapat memberikan obat-obatan untuk
mengatasi sumber utama penyumbatan jalan darah penyebab stroke itu. “Kematian
terbanyak pada penderita stroke adalah pasien yang mengalami penyumbatan otak
(infark). Penderita yang mengalami penyumbatan darah ke otak mencapai 70 persen,
karena itu diperlukan obat-obatan untuk mengurangi penyumbatan tersebut,”katanya.
Selain itu, menurut Nurdjaman, diperlukan pola hidup sehat. “Jangan merokok, minum
kopi, alkohol, olahraga secara teratur dan jangan mudah stress,”katanya. Piek juga
menyarankan agar pasien stroke mempercayakan diri pada dokter yang menanganinya.
“Setelah percaya pada Tuhan, kita juga harus percaya kepada dokter yang menangani
kita. Serta jangan malas untuk terus-menerus fisioterapi,”ujarnya.

Pusat Informasi Obat Universitas Gadjah Mada

 Welcome to PIOGAMA

 Buletin 2007
o Agustus 2007 – Hepatitis
o April 2007 – Stroke
o Desember 2007 – Imunostimulan, dll.
o Februari 2007 – Kontrasepsi
o Januari 2007 – Epilepsi
o Juli 2007 – Maag
o Juni 2007 – Migrain
o Maret 2007 – Penyakit Saat Banjir
o Mei 2007 – Asam Urat
o November 2007 – Kosmetik
o Oktober 2007 – Kencing Batu
o September 2007 – Keracunan
 Buletin 2008
o Agustus 2008 – Asma
o April 2008 – Ibu & Kehamilan
o Desember 2008 – Organ Vital
o Februari 2008 – Campur-campur
o Januari 2008 – Diare
o Juli 2008 – Tifus
o Juni 2008 – Bau Badan
o Maret 2008 – Chikungunya
o Mei 2008 – Kesehatan Mata
o November 2008 – Obesitas
o Oktober 2008 – Kolesterol
o September 2008 – Kesehatan si Kecil
 Buletin 2009
o Februari 2009 – Darah
o Januari 2009 – TBC
o Juli 2009
o Juni 2009
 Kategori Buletin
o Anda Perlu Tahu
o Farmasis Menjawab
o Info Utama
o Intermezzo
o Pernik Obat
o Swamedikasi
 Uncategorized

Aspirin Untuk Terapi Stroke


Pemilihan obat untuk penderita stroke harus disesuaikan dengan penyebab stroke.
Penyebab stroke secara umum ada dua, yaitu karena sumbatan (oklusif / iskemik) dan
perdarahan (hemoragik). Salah satu penyebab terjadinya stroke iskemik adalah hambatan
aliran darah ke otak karena adanya peningkatan kadar platelet/gumpalan darah. Oleh
karena itu, salah satu strategi terapi stroke adalah pemberian antiplatelet yang bekerja
dengan menghilangkan sumbatan aliran darah karena penggumpalan darah yang
berlebihan
Aspirin atau asam asetil salisilat selain berfungsi sebagai analgetik (penghilang rasa
nyeri), juga digunakan sebagai antiplatelet untuk terapi stroke. Aspirin bekerja dengan
menghambat pembentukan tromboksan. Tromboksan merupakan senyawa yang berperan
dalam pembekuan darah. Dengan dihambatnya tromboksan, maka terjadi hambatan
pembekuan darah. Hambatan dalam proses pembekuan darah diharapkan dapat
melancarkan aliran darah menuju otak yang tersumbat. Untuk terapi stroke, aspirin
diberikan dalam dosis rendah. Hal ini dikarenakan pada pemberian dosis tinggi, aspirin
berisiko menyebabkan terjadinya perdarahan yang tentunya akan memperparah kondisi
pasien.

Perlu diperhatikan bahwa aspirin merupakan obat yang bekerja dengan menghambat
kerja enzim siklooksigenase secara tidak selektif, sehingga selain menghambat
pembekuan darah, aspirin juga menghambat kerja prostaglandin sebagai salah satu faktor
pelindung dinding saluran cerna. Oleh karenanya, aspirin harus diminum sesudah makan
agar tidak mengiritasi lambung dan dihindari penggunaannya pada pasien dengan tukak
lambung berat.

Aspirin sebaiknya tidak digunakan untuk pasien dengan penyakit asma karena aspirin
mempunyai efek samping bronkospasme (penyempitan pada saluran pernafasan) yang
dapat memperparah asma yang diderita pasien. Jadi, pasien asma yang mengalami stroke
dapat menggunakan antiplatelet lain, misalnya klopidogrel, dipiridamol, tiklopidin, atau
silostazol dengan tetap memperhatikan peringatan, kontraindikasi dan efek samping dari
masing-masing obat.

Perlu diingat, bahwa penggunaan aspirin sebagai terapi stroke bertujuan untuk mencegah
terjadinya kekambuhan stroke akibat sumbatan aliran darah, karena itu harus diminum
secara teratur walaupun pasien sudah dinyatakan sembuh dari stroke. Kepatuhan
penggunaan obat pada penderita stroke sangat penting untuk mencegahnya terjadinya
serangan stroke berulang. (Nunung).

Bikin Web
bikin web bisa… bikin tulisan juga ok!

Archive for the ‘alat terapi stroke’ tag

Kiat Mengatasi Stroke Yang Sudah Menahun

Mengatasi stroke yang sudah menahun itu lebih membutuhkan waktu yang lama
dibanding dengan stroke ringan atau baru terjadi. Sebab untuk mengembalikan atau
merecoverynya perlu kesabaran baik dari pasien sendiri mapun dari si penterapi.

Untuk Terapi Stroke /pasca stroke banyak aspek yang harus dicermati dan diobservasi.
Karena menyangkut aspek psikologi dan fisik.

Aspek psikologi /mental yang umumnya dirasakan oleh penderita stroke adalah: rasa
frustasi, tidak semangat hidup, sensitif, merasa tidak berguna, dan masih banyak aspek
psikologi yang perlu digali.

Aspek fisik adalah kondisi fisik yang terkena pasca stroke, seperti tubuh mati sebelah,
tangan atau kaki yang tidak bisa digerakan, motorik tubuh yang tidak sempurna, dan
masih banyak gejala fisik lainnya.

Bagaimana cara melakukan Terapi Strokenya:


Disarankan lebih ***tamakan emotional background dulu yang diterapi, sebab aspek
emosional bisa jadi penyebab utama, atau triger terjadinya stroke dan penyebab sulitnya
recovery paska stroke.

Kalimat setupnya emotional background:


Ya Allah walaupun saya merasa…………, yang mungkin menjadi penyebab saya terkena
stroke saya pasrah dan ikhlas penyembuhannya kepada Mu
Kalimat setupnya phisical background:
Ya Allah walaupun badan saya bagian…………, tidak bisa digerakan akibat stroke yang
saya derita, saya pasrah dan ikhlas penyembuhannya kepada Mu.

Pengalaman saya menangani stroke berat itu membutuhkan waktu yang lama bisa
bulanan dan berpuluh-puluh putaran, sebab membutuhkan waktu yang lama melakukan
recovery emosi dan terutama fisik.

Namun hasil tapping jika dilakukan teratur ternyata bisa lebih cepat jika dibandingkan
dengan terapi pasca stroke yang konvensional. Tetapi sekali lagi tergantung dari
keikhlasan dan kepasrahan dari si pasien dan si tapper sendiri.
eftindonesia.com

Written by bikin cepat

February 24th, 2010 at 10:48 am

Posted in Info Terbaru

Tagged with alat terapi stroke, cara terapi stroke, pengobatan terapi, terapi pasca stroke,
terapi penyakit stroke, terapi stroke, terapi stroke ringan

Vote us here at SEO Contest Stop Dreaming Start Action

Terapi Stroke Melalui Musik


Alunan musik dapat mempercepat pemulihan penderita stroke, demikian hasil riset
yang dilakukan tim peneliti dari Finlandia seperti dilansir kantor berita Reuters,
Rabu.

Penderita stroke yang rajin mendengarkan musik setiap hari, menurut hasil riset itu,
ternyata mengalami peningkatan pada ingatan verbalnya dan memiliki mood yang
lebih baik ketimbang penderita yang tidak menikmati musik atau Terapi Stroke
melalui musik ini.

Musik memang telah lama digunakan sebagai salah satu terapi kesehatan, namun
penelitian yang dimuat dalam jurnal Brain itu adalah riset pertama yang
membuktikan efeknya pada manusia.

“Temuan ini adalah bukti pertama bahwa mendengarkan musik pada tahap awal
pasca stroke dapat meningkatkan pemulihan daya kognitif dan mencegah munculnya
perasaan negatif,” kata tim peneliti.

Stroke, yang muncul saat aliran darah ke otak tersumbat, dapat membuat jaringan
otak tak berfungsi. Penyakit ini adalah salah satu penyebab utama kematian dan
kelumpuhan permanen di dunia.
Riset tersebut melibatkan 60 orang sukarelawan yang baru saja mengalami stroke
pada pembuluh darah tengah (middle celebral artery) di belahan kanan dan kiri otak.
Stroke semacam ini dapat mempengaruhi kendali motorik, kemampuan bicara dan
sejumlah fungsi kognitif lainnya.

Para sukarelawan itu kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok
diminta mendengarkan musik favorit atau buku audio (audiobook) mereka setiap
hari, sementara kelompok yang lain tidak mendengarkan musik apapun.

Tiga bulan pasca serangan stroke, kelompok pendengar musik dan buku audio
menunjukkan peningkatan pada ingatan verbal mereka, masing-masing 60 persen
dan 18 persen lebih baik ketimbang kelompok lainnya.

Kemampuan dalam memfokuskan perhatian juga meningkat 17 persen pada mereka


yang mendengarkan musik, ungkap Teppo Sarkamo, ahli psikologi pada Unit Riset
Otak Kognitif Universitas Helsinki yang mengepalai riset tersebut.

Musik ditengarai dapat mengaktifkan mekanisme pada otak yang memperbaiki dan
memperbarui jaringan syaraf pasca serangan stroke, kata Sarkamo.

Menurut dia, riset-riset Terapi Stroke lain diperlukan untuk lebih memahami apa
yang sebenarnya terjadi pada otak. Namun temuan ini, tambahnya, telah
memperlihatkan bahwa musik dapat digunakan sebagai salah satu terapi tambahan
yang murah dan mudah bagi penderita stroke.

“Riset ini dapat dianggap sebagai studi pendahuluan dan menjadi awal yang
menjanjikan,” kata Sarkamo. (*)

antara.co.id

Written by bikin cepat

February 11th, 2010 at 11:14 am

Posted in Info Terbaru

Tagged with alat terapi stroke, cara terapi stroke, terapi musik, terapi pasca stroke, terapi
penyakit stroke, terapi stroke, terapi stroke ringan

Vote us here at SEO Contest Stop Dreaming Start Action

Tips Menghindari Stroke Muda

1. Periksa tekanan darah secara rutin. Riset menunjukan bahwa rajin mengontrol tekanan
darah dapat mengurangi 40% risiko stroke.
2. Singkirkan tembakau. Hasil studi memperlihatkan bahwa menjauhi tembakau mengurangi
risiko stroke sampai 33%.
3. Periksa leher. Mintalah pada dokter untuk mendengarkan bunyi mendesing di leher. Ini
penting jika anda mengalami aterosklerosis atau pengerasan dan penebalan pembuluh darah
yang menyebabkan tersebumbatnya aliran darah.
4. Olahraga. Riset menunjukan bahwa mereka yang mulai latihan olahraga pada usia antara 25-
40 tahun, risiko terserang penyakit stroke berkurang 57%. Dedangkan yang mulai latihan
olahraga pada usia 40-55 tahun, kesempatanya hanya 37% lebih baik untuk terhindar dari
stroke.
5. Konsumsi sayur dan buah. Asal hijau atau orange, santap saja! Terlalu dini menyebut
betakaroten dapat mencegah stroke. Tapi mengkonsumsi sayur-sayuran berwarna hijau dan
buah-buahan setiap hari sangat baik
6. Konsumsi potasium. Riset menagaskan bahwa mengkonsumsi makanan kaya potasium
sehari-hari dapat mengurangi risiko terserang stroke sebesar 40%. Kentang adalah sumber
potasium yang baik, selain alpukat, kedela,pisang,salmon dan tomat.
7. Kurangi lemak. Apa yang baik bagi jantung anda, baik pula bagi otak anda. Menjaga kadar
kolesterol berarti menghambat aterosklerosis dan penyakit stroke. Makanlah lemak tidak lebih
dari 25% kebutuhan kalori.
8. Jauhi alkohol. Memang ada penelitian yang menyebutkan bahwa dalam jumlah tertentu,
alkohol bisa mencegah stroke dan serangan jantung. Tapi akan lebih baik kalau anda tidak
menguk alkohol karena tidak pernah jelas ukuran minumnya.

Http://tipsanda.com

Written by bikin murah

November 19th, 2009 at 2:58 pm

Posted in Info Terbaru

Tagged with alat terapi stroke, cara terapi stroke, pengobatan terapi, terapi pasca stroke,
terapi penyakit stroke, terapi stroke, terapi stroke ringan

Vote us here at SEO Contest Stop Dreaming Start Action

Manfaat Aspirin Untuk Terapi Stroke

Pemilihan obat untuk penderita stroke harus disesuaikan dengan penyebab


stroke. Penyebab stroke secara umum ada dua, yaitu karena sumbatan (oklusif /
iskemik) dan perdarahan (hemoragik). Salah satu penyebab terjadinya stroke
iskemik adalah hambatan aliran darah ke otak karena adanya peningkatan kadar
platelet/gumpalan darah. Oleh karena itu, salah satu strategi terapi stroke
adalah pemberian antiplatelet yang bekerja dengan menghilangkan sumbatan
aliran darah karena penggumpalan darah yang berlebihan

Aspirin atau asam asetil salisilat selain berfungsi sebagai analgetik (penghilang
rasa nyeri), juga digunakan sebagai antiplatelet untuk terapi stroke. Aspirin
bekerja dengan menghambat pembentukan tromboksan. Tromboksan
merupakan senyawa yang berperan dalam pembekuan darah. Dengan
dihambatnya tromboksan, maka terjadi hambatan pembekuan darah. Hambatan
dalam proses pembekuan darah diharapkan dapat melancarkan aliran darah
menuju otak yang tersumbat. Untuk terapi penyakit stroke, aspirin diberikan
dalam dosis rendah. Hal ini dikarenakan pada pemberian dosis tinggi, aspirin
berisiko menyebabkan terjadinya perdarahan yang tentunya akan memperparah
kondisi pasien.

Perlu diperhatikan bahwa aspirin merupakan obat yang bekerja dengan


menghambat kerja enzim siklooksigenase secara tidak selektif, sehingga selain
menghambat pembekuan darah, aspirin juga menghambat kerja prostaglandin
sebagai salah satu faktor pelindung dinding saluran cerna. Oleh karenanya,
aspirin harus diminum sesudah makan agar tidak mengiritasi lambung dan
dihindari penggunaannya pada pasien dengan tukak lambung berat.

Aspirin sebaiknya tidak digunakan untuk pasien dengan penyakit asma karena
aspirin mempunyai efek samping bronkospasme (penyempitan pada saluran
pernafasan) yang dapat memperparah asma yang diderita pasien. Jadi, pasien
asma yang mengalami stroke dapat menggunakan antiplatelet lain, misalnya
klopidogrel, dipiridamol, tiklopidin, atau silostazol dengan tetap
memperhatikan peringatan, kontraindikasi dan efek samping dari masing-
masing obat.

Perlu diingat, bahwa penggunaan aspirin sebagai terapi penyakit stroke


bertujuan untuk mencegah terjadinya kekambuhan stroke akibat sumbatan
aliran darah, karena itu harus diminum secara teratur walaupun pasien sudah
dinyatakan sembuh dari stroke. Kepatuhan penggunaan obat pada penderita
stroke sangat penting untuk mencegahnya terjadinya serangan stroke berulang.

http://piogama.ugm.ac.id

Written by bikin baru

November 19th, 2009 at 2:23 pm

Posted in Info Terbaru

Tagged with alat terapi stroke, aspirin synthesis, dose aspirin, effect aspirin, penyakit
stroke, terapi pasca stroke, terapi penderita stroke, terapi penyakit stroke, terapi stroke,
terapi stroke ringan

Vote us here at SEO Contest Stop Dreaming Start Action

Terapi Sel Punca Bantu Atasi Stroke dan Kebutaan


Dua uji klinik sel punca secara terpisah akan dilakukan di Inggris untuk terapi bagi
penderita stroke dan kebutaan. Sel punca atau Terapi Stroke itu diambil dari janin
manusia yang gagal lahir atau digugurkan dan akan diinjeksikan ke otak pasien.
Uji coba yang akan dilakukan di Glasgow Juni nanti itu masih menunggu persetujuan
komite etik. Namun, hal ini menuai kontroversi dan digambarkan kelompok
penentang aborsi sebagai ”proposal yang sakit”.

Secara terpisah, uji coba selama dua tahun yang melibatkan 20 pasien dengan
kebutaan pada kornea akan dimulai bulan ini di Princess Alexandra Eye Pavilion di
Edinburgh dan the Gartnavel General Hospital di Glasgow. Bila sukses, terapi dengan
sel punca dari donor dewasa yang meninggal ini bisa membantu jutaan penderita
kebutaan di dunia, sekitar 80 persen dari mereka berusia lanjut. Riset ini relatif tidak
kontroversial daripada terapi sel punca dari embrio manusia.

Dalam terapi itu, sel punca dewasa diambil lalu dicangkokkan ke kornea. ”Saat ini
tiap bulan saya menemukan dua atau tiga kasus baru gangguan kornea,” kata Prof
Bal Dhillon yang memimpin uji coba itu kepada kantor berita AFP, di London, Inggris.

Sel punca untuk terapi stroke diharapkan meregenerasi wilayah otak yang rusak
karena stroke, meningkatkan kemampuan gerak serta mental pasien. Uji coba terapi
stroke yang dimulai pertengahan tahun ini akan melibatkan empat kelompok yang
masing-masing terdiri atas tiga pasien selama dua tahun untuk menguji keamanan
dan manfaatnya.

Namun, pemakaian janin yang digugurkan untuk menciptakan sel punca ini
ditentang banyak pihak. Menurut juru bicara Perhimpunan Antiaborsi, terapi sel
punca dengan embrio manusia adalah kanibalisme anak yang gagal lahir karena
aborsi. Dengan cara apa pun, hal terapi stroke itu tidak etis karena membunuh
manusia untuk membantu yang lain.

Menanggapi hal itu, Dr John Sinden dari Divisi Iptek Reneuron, perusahaan yang
mengembangkan sel-sel, menyatakan, pihaknya hanya mengambil satu donasi
jaringan untuk membuat produk itu. ”Kami punya teknologi yang bisa
memperbanyak produksi sel individual jadi berbagai sel untuk terapi dengan jaringan
janin,” ujarnya.

Dalam studi itu, kelompok terapi stroke pertama akan menerima dosis rendah dari
dua juta sel punca janin. Dosis ini bertahap ditingkatkan. Kelompok terapi stroke
terakhir akan menerima 20 juta sel punca yang dianggap cukup untuk meregenerasi
daerah otak yang rusak.

Keith Muir, konsultan yang memimpin uji coba terapi stroke itu di Southern General
Hospital di Glasgow, menyatakan, terapi ini bisa membentuk sel saraf baru untuk
regenerasi sel-sel dan memulihkan fungsi saraf pasien.

Selama ini terapi stroke berfungsi memulihkan daerah otak yang rusak tetapi tidak
meregenerasi sel-selnya. ”Fisioterapi bisa mereorganisasi fungsi otak, tetapi tak bisa
membuat sel-sel baru,” ujarnya.

Anda mungkin juga menyukai