Anda di halaman 1dari 36

Oleh :

dr. Muhammad Syaukani


 Sel : satuan dasar hidup terkecil
 Jaringan : Kumpulan sel-sel yang bekerjasama melaksanakan
satu atau lebih fugsi khusus.
 Organ : Kumpulan jaringan yang menjadi satu untuk
melaksanakan beberapa fungsi
 Tiap sel memiliki fungsi yang khas, ex : sel darah merah (25
triliun) dan sel lain sejumlah 50 triliun.
 Struktur sel : nukleus (inti sel) dan sitoplasma (selubung inti)
 Nukleus dipisahkan dengan sitoplasma oleh membran nuklear,
dan sitoplasma dipisahkan dari cairan sekelilingnya oleh
membran sel.
 Tiap sel mempunyai kemampuan untuk berkembang biak.
 Sel terbentuk oleh protoplasma, yang terdiri dari : air,
elektrolit, protein, lipid, dan karbohidrat.
Air
• Konsentrasi : 70-85%

• Cairan akan menyebabkan terjadinya difusi sehingga terjadi


pengangkutan dari 1 sel ke sel lain.
Elektrolit
• Kalium, Mg, Fosfat, sulfat, bikarbonat, natrium, klorida, dan
kalsium.
• Elektrolit pada membran sel menyebabkan terjadinya
penjalaran impuls elektrokimia di saraf dan otot, elektrolit di
dalam sel berguna untuk metabolisme sel.
Protein
• 10-20% masa sel
Lipid
• Lipid terpenting : fosfolipid dan kolesterol (2% masa
sel). Bahan utama membran sel dan nuklear, serta
membran yang membatasi organel intrasitoplasmik.
Karbohidrat
• Berfungsi untuk nutrisi sel, disimpan dalam bentuk
glikogen.
Struktur fisik sel
o Sebuah sel mengandung organel-organel.

o Organel sel : membran sel, membran nuklear,


Retikulum endoplasmik, mitokondria, lisosom,
apparatus golgi, sentriole dan silia.
Membran sel
 Semua organel dibatasi oleh membran.

 Tersusun atas fosfolipid (25%), protein (55%),


kolesterol (13%), lipid lain (4%), KH (3%).
 Lipid berfungsi sebagai barrier yang dapat
menghalangi pergerakan bebas air dan bahan-bahan
yang terlarut dari satu sel ke bagian lain.
 Protein : memudahkan masuknya bahan-bahan
spesifik ke luar atau ke dalam sel.
 Struktur membran : lapisan ganda lipid (lipid bilayer)
yang sebagian bersifat hidrofilik dan hidrofobik di
bagian lain.
Sitoplasma dan organelnya
 Terdiri atas ektoplasma (di bawah membran sel) dan
endoplasma (antara ektoplasma dan membran nuklear)
Retikulum endoplasmik
 Jaringan berbentuk tabung dan flat di dalam sitoplasma.

 Bahan-bahan yang di bentuk di berbagai bagian sel akan


masuk kedalam RE utuk kemudian disalurkan ke bagian
lain.
Ribosom
 Partikel kecil yang melekat pada RE, disebut RE granular.

 Jika tidak dilekati : RE agranular.

 Terdiri atas asam ribonukleat yang berfungsi untuk sintesis


protein dalam sel.
 RE agranular : sintesis lipid dan reaksi enzimatik lain
Appratus Golgi
 Tersusun atas 4 atau lebih lapisan tipis, yang terletak
dekat inti. Bekerjasama dengan RE dalam fungsinya.
Dari RE akan masuk ke dalam AG dan di bentuk
lisosom, vesikel sekretoris atau komponen lain.
Lisosom
 Sistem pencernaan intraseluler, membuang struktur
asing atau yang telah rusak.
 Diselimuti membran khusus untuk mencegah lisosom
enzim hidrolitik bekerja pada organel lain dalam sel.
Peroksisom
 Sifat fisik mirip lisosom, tapi dibentuk oleh REA dan
mengandung enzim oksidase untuk menggabungkan
oksigen denga hidrogen membentuk H2O2.
Vesikel sekretoris
 Mensekresi bahan-bahan khusus dr RE dan AG, dan
disimpan dalam vesikel sekretoris.
Mitokondria
 Pembangkit tenaga listrik. Dikonsentrasikan ke dalam
sel yang sangat berperan dalam penyediaan energi.
Mitokondria mengandung as. Deoksiribonukleat yang
mampu untuk memerbanyak dirinya sendiri tanpa
bantuan organel lain.
Nukleus
 Pusat pengatur dalam sel. Mengandung gen
(as.deoksiribonukleat) yang dapat menentukan sifat-
sifat enzim yang digunakan dalam sitoplasma.
Membran nuklear
 Selubung inti, melanjutkan diri dengan RE.

Nukleolus
 Banyak sel mengandung anak inti sel. Tidak memiliki
membran. Banyak mengandung as.ribonukleat dan
protein seperti RE. Jika sedang mensintesis protein
ukurannya akan membesar
Reproduksi sel
 Amitosis : sel memperbanyak diri secara
langsung dengan cara membelah diri, dari satu
menjadi dua.
 Mitosis : memperbanyak diri secara tidak
langsung melalui tahapan :
Profasemetafaseanafasetelofase
 Meiosis : pembentukan sel kelamin : jantan dan
betina
Fisiologi Cairan Tubuh
Tubuh terdiri dari 56% cairan (40 liter), pada bayi 75%
Pembagian Cairan tubuh
1. Cairan intra sel : Ion kalium >>, Mg, PO4 (2/3 ci)
2. Cairan ekstrasel : Ion Na >>, Cl, bikarbonat (1/3 ci)
Volume ci. Intrasel :25 L, vol. eritrosit 2 L
Volume ci. Ekstrasel : 15 L, vol. plasma 3 L
Cairan intrasel : di dalam 75 triliun sel-sel tubuh
Cairan ekstrasel : ci. interstisial, plasma, ci. serebrispinal,
ci. intra okuler, gastrointestin, dalam ruang potensial
Homeostasis :
Suatu usaha untuk selalu menjaga keseimbangan atau
tetapnya keadaan lingkungan dalam
Pengangkutan Cairan ekstrasel :
 Ikut aliran darah ke seluruh tubuh

 Pergerakan cairan antara darah kapiler dan sel-sel


(difusi)
Sistem kapiler :
Jantung arteri organ arteriol metarteriol
(arteriol terminalis) kapiler
venula
Asupan air harian : 2/3 dari air murni dan 1/3 dari
makanan
Air yang hilang : 1400 cc lewat urin, 100 cc dalam
keringat, 100 cc dalam feses, 700 cc lewat evaporasi
(300-400 cc lewat kulit) total 2300 cc
Cuaca panas kehilangan air lewat keringat 1,5-2
L/jam
Cuaca dingin kehilangan air >> lewat urin dan
saluran nafas
Volume darah
Terdiri dari cairan ekstra sel dan intra sel
Volume 5000 cc; 3000 cc dalam plasma dan 2000 cc
dalam sel darah merah
Pada orang kurus : vol darah 79cc/kg±10%
Pada orang gemuk : vol darah lebih sedikit
Volume darah laki-laki > volume darah wanita
Semakin besar jaringan lemak, semakin kecil volume
darah per kgBB
Hematokrit (Ht) : persentasi sel-sel darah merah
Keseimbangan Osmotik
Osmosis : perpindahan cairan dari konsentrasi rendah
ke konsentrasi tinggi
Unsur-unsur dalam cairan
Ekstrasel : plasma dan cairan interstisial
(natrium,klorida,bikarbonat >>; kalium,Mg,Ca
fosfat,sulfat, asam organik <<,protein dan non
elektrolit dalam plasma 90% dan dalam cairan
interstisial 60%.
Intrasel :natrium, klorida <<;kalium, fosfat>>,Mg dan
sulfat>,protein dan nonelektrolit (97%)
Pertukaran cairan melalui osmosis
 Kecepatan osmosis : kecepatan difusi cairan dari konsentrasi
rendah ke konsentrasi tinggi.
 Tekanan osmotik : tekanan untuk melawan proses osmosis
molekul air ke luar
 Keseimbangan osmotik : jika proses osmosis berhenti yang
ditanda dengan tercapainya keseimbangan konsentrasi antara
cairan ekstra sel dan intrasel
Pengaruh Tekanan Osmotik
Dipengarui oleh protein plasma (albumin, globulin dan
fibrinogen
Dipengaruhi oleh banyaknya jumlah molekul protein
Berfungsi untuk mempertahankan volume darah dan cairan
interstisial normal
Cairan bergerak dari rung interstisial ke dalam darah
Pertukaran Cairan melalui difusi
Difusi : Perpindahan cairan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah
Tekanan hidrostatik : tekanan untuk menggerakan cairan keluar
ke ruang interstisial
Celah interseluler : celah tipis diantara sel-sel endothelial yang
berdekatan,6-7 nm,permeabel

 Difusi bahan larut dalam lemak : melewati sel-sel membran


kapiler
 Difusi molekul air : melewati membran kapiler dan celah inter
seluler
 Difusi bahan larut dalam air : berdifusi antara plasma dan cairan
interstisial melalui pori-pori kapiler.
Albumin tidak dapat berdifusi ke dalam membran kapiler
Permeabilitas kapiler berbeda-beda pada tiap jaringan
Pengaruh Tekanan Hidrostatik
Mengalir melalui tekanan yang tinggi ke tekanan yang
rendah
Cairan bergerak dari kapiler ke ruang interstisial
Dipengaruhi oleh air dan bahan-bahan yang terlarut
Tenaga untuk menggerakan cairan :
1. Tekanan kapiler : menggerakkan cairan keluar

2. Tekanan cairan instisial : menggerakkan cairan ke


dalam
3. Tekanan onkotik plasma : osmosis cairan ke dalam

4. Tekanan onkotik cairan interstisial : osmosis cairan


ke luar
Keseimbangan osmotik antara cairan ekstrasel dan
intrasel
Jika sel berada dalam lingkungan yang osmolalitasnya
rendah di banding intra sel maka akan terjadi osmosis air ke
dalam sel
Jika sel menjadi cukup encer sebanding dengan lingkungan,
proses osmosis akan berhenti.
Isotonik : jika cairan tidak menyebabkan sel-sel di dalamnya
berubah
Hipotonik : jika cairan menyebabkan pembengkakan sel di
dalamnya
Hipertonik : jika cairan menyebabkan penciutan sel
Pengaruh pemberian air ke dalam cairan ektrasel
Jika air di tambahkan ke dalam cairan ekstraselular, air akan
mengencerkan cairan ekstrasel dan akan terjadi osmosis ke
dalam sel
Dehidrasi : keluarnya cairan intrasel ke dalam caian ektrasel
akibat hilangnya cairan ektrasel.

Pengaruh pemberian larutan garam


Osmolalitas caira ekstrasel tidak berubah, hanya volume
cairan ekstrasel yang bertambah

Pengaruh pemberian larutan glukosa


Osmolalitas awal adalah sama namun setelah penyerapan
yang tersisa adalah cairan hipotonis
EDEMA
 Edema : timbunan abnormal sejumlah cairan didalam ruang
jaringan interstisial (diantara sel) atau rongga tubuh
 Edema terjadi :
1. Lokal (setempat), misal pada obstruksi pembuluh vena
2. General (menyeluruh), misal pada Gagal jantung kongestif,
Sirosis hepatis Sindroma nefrotik (edema anasarka)
EDEMA PADA RONGGA
TUBUH
1. Hidrothorax : timbunan cairan di rongga thorax
2. Hidroperikardium : timbunan cairan di
perikardium
3. Hidroperitoneum ( Asites) : timbunan cairan di
rongga perut
4. Hidrokel : timbunan cairan di tunika vaginaslis
testis
JENIS CAIRAN EDEMA
 1. TRANSUDAT :
- disebabkan oleh proses non inflamasi
- kadar protein dan koloid rendah
- berat jenis < 1,012
 2. EKSUDAT :

- disebabkan oleh proses inflamasi


- kadar protein tinggi
- berat jenis > 1,012
PATOGENESA EDEMA
 Edema terjadi ok meningkatnya tenaga yang
meimndahkan cairan dari intravascular ke
interstitial. Pertukaran cairan normal (Starling)
diatur oleh tekanan hidrostatik & tekanan
osmotik didalam & diluar vascular
PATOGENESA EDEMA
 Tekanan hidrostatik & osmotik yg ditimbulkan
oleh cairan interstitial relatif kecil & tetap (tidak
menunjukkan perbedaan antara arteriol & ujung
venula) --- tidak berperan penting pada
pengaturan volume cairan ekstrasel
 Sebaliknya, tekanan hidrostatik intravascular &
tekanan osmotik koloid plasma merupakan
faktor utama pada patogenesis edema
 Gambar : Pembentukan & penyaluran cairan
interstitial dalam keadaan normal
PATOGENESA EDEMA
 Edema akan terjadi apabila :
1. Tekanan hidrostatik intravaskular meningkat
2. Tekanan osmotik koloid plasma menurun
3. Gangguan aliran limfe
4. Retensi garam & cairan
PATOGENESA EDEMA
 1. Tekanan hidrostatik intravaskular meningkat
 A. Edema lokal : terjadi ok kegagalan aliran
vena, sering pada ekstremitas bawah, akibat
trombosis obstruktif
 B. Edema general : pada peningkatan
menyeluruh tekanan vena, terjadi apabila timbul
gagal jantung kongestif yang mempengaruhi
fungsi ventrikel kanan
PATOGENESA EDEMA
2. Tekanan osmotik koloid plasma menurun:
 Keadaan ini diakibatkan oleh :
A. Kehilangan albumin yang berlebihan (penyakir ginjal :
Sindroma nefrotik)
B. Pengurangan sintesa albumin serum (Sirosis hepatis,
Kwashiorkor)
 Akibat kedua faktor tersebut terjadi perpindahan cairan dari
intravaskular ke bagian interstitial
EDEMA PARU

Anda mungkin juga menyukai