1. BAB I. PENDAHULUAN
RUMAH
7. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
Unit Stroke adalah fasilitas rumah sakit terorganisir yang seluruhnya (atau
hampir seluruhnya) dikhususkan untuk merawat pasien stroke. Unit ini dikelola oleh
Unit Stroke (dengan bukti level 1; 2) adalah: ini adalah unit yang dapat diidentifikasi
bidang stroke dan rehabilitasi. Ini dikelola oleh tim multidisiplin yang bertemu
setidaknya seminggu sekali. Tim ini terdiri dari dokter, perawat, asisten perawat,
fisioterapis, terapis kerja, pekerja sosial dan terapis bicara dan memiliki akses ke ahli
gizi dan psikolog, lebih disukai dengan profil neuropsikologis (Langhorne P).
Stroke dikaitkan dengan penurunan probabilitas kematian atau cacat pada akhir
masa tindak lanjut (rasio ODDS 0,81, 95% CI 0,72-0,91; p = 0,0001). Potensi
ketidaksadaran. Tidak ada elemen spesifik dari pengaturan, organisasi, atau proses
2
Untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas perawatan stroke yang
Stroke (ESO), komite yang menentukan persyaratan dan kriteria untuk sertifikasi
sebagai Pejabat Unit Stroke dan Pusat Stroke berdasarkan bukti ilmiah dari acak
terkontrol uji coba, pedoman praktik klinis, dan konsensus ahli. Fitur penting dari
perawatan stroke modern termasuk keberadaan bangsal Unit Stroke khusus, tim
organisasi ruang gawat darurat, kepatuhan terhadap diagnostik dan jendela waktu
terapeutik, diagnosa menelan dini dan terapi, terapi trombolitik intravena, periode
arterial, mobilisasi dan rehabilitasi dini, pemulangan yang didukung dan perawatan
dasar setelah perawatan faktor risiko dan pencegahan pasca stroke. Komite
berbasis bukti, konsensus ahli juga termasuk di mana bukti tidak tersedia.
Rekomendasi dari gugus tugas ESO ini harus merangsang rumah sakit di Eropa
kunjungan di tempat .
terorganisir. Unit Stroke, yang merupakan bagian penting dari rantai pemulihan dan
3
membentuk tulang punggung pra-rumah sakit, di rumah sakit, dan perawatan pasca
rumah sakit yaitu, dari rumah ke rumah. Ada bukti meyakinkan dari sejumlah besar
uji coba terkontrol secara acak bahwa hasil dari stroke dan Transient Ischemic
Attack (TIA) pasien dikelola dalam Unit Stroke khusus, lebih baik daripada pasien
yang dikelola di bangsal medis atau neurologis umum. Model Unit Stroke yang diuj
coba terkontrol secara acak membentuk ukuran dasar kunci kualitas layanan stroke.
Infrastruktur yang lebih bagus juga telah dikembangkan untuk diagnosa dan
hiper akut (onset < 6 jam) bisanya dengan terapi ( rt-PA ) akut, rehabilitasi, dan
prevensi sekunder.
oleh tim multidisiplin. Kelengkapan Unit Stroke sebagai high care adalah adanya
peralatan monitoring jantung, tekanan darah, oksigen dalam darah, dan tempat tidur
empat posisi.
Kekuatan utama perawatan stroke di Unit Stroke ini adalah observasi status
neurologik dan keadaan umum secara ketat. Komponen utama perawatan di Unit
ketergantungan. Dari penilaian yang sangat ketat ini, fluktuasi kestabilan fungsi
kardiopulmo vaskular ini dapat dimonitor terus sehingga dapat diketahui kapan saja
terapi yang tepat, manipulasi apa saja yang boleh dan tindakan lainnya sesuai
4
Keuntungan perawatan di Unit Stroke adalah perawatan yang lebih efektif.
Dari 23 penelitian dari 8 negara, didapatkan bukti bahwa perawatan dengan sistim
sepulang dari perawatan di rumah sakit, yaitu 18% di Unit Stroke dan 20% di
bangsal.
Pasien independen sebesar 41% di Unit Stroke dan 38% di bangsal (Al
Rasyid 2007).
masyarakat dan pemerintah Indonesia. Angka kejadian stroke cukup tinggi dan
merata baik di kota besar maupun kota kecil. Riset Kesehatan Dasar Kemenkes RI
mendapatkan angka prevalensi stroke 8,3 per 1000 penduduk di tahun 2007 dan
meningkat menjadi 12,1 per 1000 penduduk di tahun 2013. Survei harian Kompas
dari data 41.590 kematian selama kurun waktu Januari - Desember 2014,
Stroke adalah kumpulan gejala berupa muka mencong, lengan dan tungkai
sebelah menjadi lemah, bicara pelo/sulit yang terjadi secara tiba-tiba akibat dari
otak. Bila terkena stroke dengan gejala awal seperti diatas, maka waktu kurang dari
4,5 jam merupakan “golden period” terapi stroke akibat penyumbatan pembuluh
5
Meskipun kejadian stroke ini tiba tiba seperti suatu “serangan”, akan tetapi
adanya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak ini sebenarnya akibat
dari “faktor risiko” yang telah lama diderita oleh seseorang calon penderita
stroke. Faktor risiko yang dimaksud ini, berupa penyakit penyakit seperti tekanan
darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan, sakit jantung dan asam urat
tinggi. Kondisi ini diperburuk dengan kebiasaan merokok, minum alkohol, kurang
olah raga, kurang istirahat/stres. Melihat faktor risiko stroke, maka untuk
mencegah jangan sampai terkena stroke adalah memperbaiki gaya hidup. Gaya
hidup ini meliputi: pola makan, aktivitas keseharian berupa olah raga, waktu
Menurut survei harian Kompas yang terbit pada hari Selasa, 19 Mei 2015,
sebesar 4,8%, konsumsi garam berlebih (lebih dari 2000 mg/hari) sebesar
18,3%, konsumsi lemak berlebih (lebih dari 67 gram/hari) sebesar 26,5%. Pola
makan dengan tinggi gula, garam ataupun lemak, banyak didapatkan pada
makanan sehari hari. Contoh makanan dengan tinggi gula (manis) seperti kue
garam tinggi seperti ikan asin, telur asin dan makanan yang mengandung lemak
asam urat tinggi antara lain, isi dalam binatang berkaki empat seperti usus, hati,
limpa, dsb. Akibat pola makan buruk ini, maka angka kejadian diabetes / penyakit
gula, penyakit darah tinggi, kolesterol tinggi, asam urat tinggi dan kegemukan
akan meningkat. Selain pola makan yang kurang baik, gaya hidup buruk lainnya
seperti merokok, minum alkohol, konsumsi narkoba, kurang olah raga, kerja
6
berlebihan yang menimbulkan stres dan kurang istirahat juga merupakan faktor
risiko stroke.
yang berolah raga rutin. Survei harian Kompas, mendapatkan angka 33,6%
berolah raga tapi tidak rutin dan 18,6% berolah raga satu kali per minggu.
Perokok meningkat pada laki laki dari 53,4% di tahun 1995 menjadi 66% di tahun
2013 dan untuk wanita dari 1,7% di tahun 1995 menjadi 2,3% di tahun 2013
(Surtidewi 2019).
7
BAB II
Menurut Langhome & Dennis (1993), definisi Unit Stroke ada 3 macam :
a. Definisi pertama, Unit Stroke adalah tim yang terdiri atas dokter-dokter
b. Definisi kedua, Unit Stroke adalah ruangan khusus di rumah sakit yang
c. Definisi ketiga, Unit Stroke adalah tempat khusus di rumah sakit yang sudah
2. BATASAN OPERASIONAL
merawat pasien stroke dalam kondisi akut, stroke berulang, dan pasien stroke
yang terdiri dari Dokter Ahli Penyakit Saraf sebagai Ketua Tim, Dokter Ahli
8
yang terkait, misalnya ; Jantung, Paru, Penyakit Dalam, Gizi, Ahli Rehabilitasi
Medis, dan perawat yang telah terlatih khusus merawat penderita stroke akut .
3. LANDASAN HUKUM
f. Protap pelayanan keperawatan RSU dr. Soedono Madiun tahun 2007 sesuai
4. STANDAR FASILITAS
9
rupa sehingga sesuai peruntukannya untuk merawat pasien stroke dalam
kondisi akut. Kemudian pindah lagi ke ex lahan Ruang Melati Non Infeksius
2. Fasilitas
High Care Unit yang merupakan bagian dari Instalasi Rawat Darurat Terpadu.
mengacu pelayanan High Care Unit (HCU) yang berkualitas di Rumah Sakit .
b. Kebutuhan Ruangan
1) Area pasien
tidur.
10
Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi klinis dengan
dan personil.
Ruang yang cukup untuk staf dan dapat menjaga kontak visual
dengan viewer.
administrasi.
ruangan.
11
Ruang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine,
Ruang staff
bertugas.
3) Peralatan :
2 Defibrilator 1
nafas)
brankar)
12
9 Alat hisap lendir 1 unit /1 tempat
tidur
terdiri dari
untuk keluarga pasien. Disediakan tempat yang nyaman, cukup luas dan
mebel.
c) Kamar Ganti
d) Nurse Station
rekam medis pasien. Selain itu juga berfungsi untuk mendata pasien,
13
berkaitan dengan administrasi. Juga difungsikan untuk memotivasi
e) Kamar Mandi
Kamar mandi di Unit Stroke terbagi menjadi dua. Satu kamar mandi
f) Spoel hoek
g) Gudang
Ruangan untuk penyimpanan kursi roda, tiang infus, dan alat rumah
tangga cadangan.
BAB III
1. PENATALAKSANAAN
14
Unit Stroke RSUD dr Soedono Madiun memberikan pelayanan kepada pasien
stroke dalam kondisi akut, stroke berulang, dan pasien stroke lama yang
yang disebabkan bertambahnya usia harapan hidup, perlu dibuat rancangan tata
laksana pelayanan stroke yang lebih terpadu, agar angka kematian stroke dapat
dikurangi.
Oleh karena jendela terapi dalam pengobatan stroke terutama stroke akut
sangat pendek maka evaluasi dan diagnosis klinik harus dilakukan dengan
cepat, sistematik, dan cermat. Evaluasi gejala dan tanda klinik stroke akut
meliputi :
a. Anamnesis
serangan, gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, rasa berputar,
faktor resiko.
b. Pemeriksaan fisik
15
Pemeriksaan neurologik terutama pemeriksaan saraf kranialis,
rangsang selaput otak, sistem motorik, sikap, refleks, sensorik, dan fungsi
kognitif.
d. Studi diagnostik
tes fungsi ginjal, EKG, darah lengkap, tes fungsi hati, dan foto rontgen
thorax .
suplemen oksigen.
3. Pengendalian TIK
16
a) Tinggikan posisi kepala 15-30°.
d) Hindari hipertermi.
a. Cairan
hipovolemia
urine ditambah 500ml untuk kehilangan cairan yang tidak tampak dan
gas darah.
b. Nutrisi
17
1) Nutrisi enteral paling lambat harus sudah diberikan dalam 48 jam.
kasur antidekubitus.
a. Pasien Poliklinik
Pasien berasal dari poliklinik yang telah diperiksa ulang dan telah
Pasien dari ruang lain dengan indikasi masuk ruang Unit Stroke dan
18
Pasien datang sendiri atau pasien rujukan dari rumah sakit lain masuk
Stroke.
- Haemodinamik stabil
19
Mulai
Dokter Jaga
Stroke Fase
Akut ?
Perawat Unit
Dr. Jaga
Stroke
Penegakan
Diagnostik Kirim ke ruangan
(CT Scan)
AK Pelayanan
Selesai
Radiologi
Dr. Jaga/Perawat
Lapor DPJP
A/2
20
A/1
DPJP
Tentukan rencana
pengobatan
perawat
Lakukan perawatan
psien harian dan sesuai
rencana dokter
DPJP
Visite Harian
Tidak Tidak
Stabil?
Ya
Meninggal
Dirujuk
Sembuh Pindah / Belum
pulang?
Perawat Perawat
Selesai
BAB IV
21
1. Tata laksana ruangan
meliputi :
2) Kerjasama yang erat antara tim dokter untuk melakukan evaluasi dan
perawatan.
1) Desain:
d) Pencahayaan cukup.
e) Lantai bersih.
22
f) Memiliki sumber energi listrik cadangan.
2) Peralatan
a) Bedside monitor
b) Defibrilator
tube)
e) Oxymetri
2004).
edukasi.
berulang.
riset stroke.
23
4. Tata laksana pasien
Prosedur pasien yang masuk ke Unit Stroke baik dari UGD, rawat jalan,
1) Pasien yang masuk ruang Unit Stroke adalah pasien stroke fase akut
kurang dari 7 hari atau pasien stroke lama yang mengalami penurunan
kesadaran.
2) Pasien masuk Unit Stroke diantar oleh petugas IRD, IRJA atau Ruang
rawat inap lain dan diikuti oleh keluarga pasien sampai di depan pintu
orang keluarga.
lembar observasi.
intensive (RSSM/FRRS/RM/067).
9) Mencatat biodata, nomor register, dll pada buku pasien masuk dan
keluar.
24
Semua pasien penderita stroke derajat sedang sampai berat harus
hari.
5. Indikator Mutu
25
c. Kepatuhan penggunaan APD 100%
100%
1. General Consent
26
Pelaksanaan General Consent untuk pernyataan rawat inap dilalkukan di
tentang ketentuan di Unit Stroke. Bila ternyata pasien dan keluarga belum
banar mengerti. Pasien pindahan dari ruang lain pernyataan rawat inap
Selain pernyataan rawat inap petugas juga memotivasi tentang tindakan yang
akan dilakukan serta resiko yang bisa terjadi sekaligus meminta persetujuan
dari pasien atau keluarga, seperti pasang NGT, Kateter urine atau tindakan
2. Informasi Tarif
informasi yang benar tentang biaya yang mungkin akan dikeluarkan selama
3. Timbang terima
27
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
petugas Unit Stroke dengan petugas yang mengantar pasien dengan tehnik :
oksigen).
d. Terapi dari dokter ketika pasien masuk atau dari ruangan sebelumnya.
antar shift di Unit Stroke ketika operan, secara lisan dan tertulis dalam status
b. Kondisi terakhir pasien terkait keadaan umum, Keluhan saat ini, Status
pengobatan/ keperawatan.
telah dilaksanakan.
28
e. Evaluasi meliputi respon pasien, tindakan medis maupun tindakan
BAB V
29
1. Persiapan sebelum pasien pulang ke rumah
Setelah kondisi pasien stabil dan fase akut terlampaui, pasien masuk ke fase
bahkan sepanjang sisa hidup pasien. Keluarga sangat berperan dalam fase
penanganan pasien.
dan anggota tim stroke yang lain, dengan melibatkan pasien stroke dan keluarga jika
Materi pendidikan kesehatan mencakup hal berikut: tenaga care giver yang
merawat dirumah khususnya pada tiga bulan pertama pasca stroke, persiapan
kamar tidur, tempat tidur, meja di samping tempat tidur, kursi dan kursi roda, kamar
mandi, pakaian pasien, serta alat kesehatan dan alat non medis sesuai kebutuhan
pasien.
30
dirinya, antara lain dengan ikut kegiatan di klub stroke yang diselenggarakan oleh
sensibilitas atau pasien mengalami rasa kebas atau baal, gangguan keseimbangan
31
A. Tips untuk latihan kebugaran jasmani
telepon.
4. Letakkan pesawat telepon agak jauh dan berjalanlah ke arah telepon untuk
meraihnya.
6. Lebih baik jalan kaki ke toko dekat rumah dari pada bermobil
7. Latihan olah raga secara teratur paling sedikit tiga kali seminggu
Konsul ke dokter sebelum melakukan olah raga untuk pertama kali. Kenakan
baju yang menyerap keringat dan sepatu yang nyaman. Frekuensi latihan sebaiknya
3 sampai 5 kali seminggu dan lama latihan minimal 20 menit atau sampai
berkeringat setiap kali latihan. Latihan olah raga sebaiknya terencana dengan baik,
bila memungkinkan ukur tekanan darah sebelum latihan dan ukur kadar gula darah
bagi pasien yang menderita Diabetes Mellitus atau kencing manis. Lakukan
pemanasan sebelum memulai latihan dan segera berhenti bila terasa sesak nafas
atau rasa tidak enak di dada. Lakukan jenis olah raga yang anda senangi dan
hindari yang bersifat kompetisi. Bagi pasien dalam kondisi sehat sebaiknya
melakukan olah raga dengan perut kosong atau minimal 2 jam sesudah makan.
32
Makan menu seimbang sesuai kalori yang dibutuhkan
2. Perbanyak makan sayur dan buah yang mengandung tinggi serat untuk
4. Ikuti cara makan sehat sebagai berikut, gunakan piring kecil dan makan
sesuai kebutuhan, makan secara perlahan, dan makan camilan sehat seperti
buah.
33
E. Tips diet konsumsi rendah garam
2. Gunakan sarana umum dan ruang tunggu khusus bagi bukan perokok.
4. Bila mulut terasa asam, minumlah air putih atau sikat gigi.
34
BAB VI
PEMBAHASAN
1. JENIS KELAMIN
35
Pasien yang dirawat di Unit Stroke RSUD dr Soedono mulai Januari 2017 sampai
36
N JENIS KELAMIN
LAKI -
O
BULAN WANITA
LAKI
1 JANUARI 23 19
2 FEBRUARI 13 19
3 MARET 24 19
4 APRIL 18 20
5 MEI 28 18
6 JUNI 24 23
7 JULI 31 16
8 AGUSTUS 35 26
9 SEPTEMBER 39 33
10 OKTOBER 26 28
11 NOPEMBER 28 17
12 DESEMBER 27 21
316 259
Pasien yang dirawat di Unit Stroke terbanyak adalah laki–laki dibanding perempuan,
37
2, AGAMA
Pada saat perawatan di Unit Stroke kami melakukan anamnesis tentang agama dan
keyakinan, karena selama perawatan akan disiapkan tim kerohanian yang akan
AGAMA
N
BULAN
O ISL KRIST KATO HIN BUD KONGH KEPERCA
JANUAR
1 41 1 0 0 0 0 0
I
FEBRUA
2 32 0 0 0 0 0 0
RI
3 MARET 42 1 0 0 0 0 0
4 APRIL 37 1 0 0 0 0 0
5 MEI 42 4 0 0 0 0 0
6 JUNI 43 3 1 0 0 0 0
7 JULI 46 0 0 0 1 0 0
AGUSTU
8 58 0 2 0 1 0 0
S
SEPTEM
9 69 2 1 0 0 0 0
BER
1 OKTOBE
50 3 1 0 0 0 0
0 R
1 NOPEM
44 1 0 0 0 0 0
1 BER
1 DESEMB 46 0 2 0 0 0 0
38
2 ER
550 16 7 0 2 0 0
3.SUKU BANGSA
Suku bangsa ditanyakan agar dapat diketahui bahasa dan kebiasaan serta
kepercayaan pasien, agar tidak ada hambatan dalam perawatan, dan menghormati
SUKU BANGSA
N
BULAN
O LAINNYA
JAWA THIONGHOA MADURA
(SEBUTKAN)
1 JANUARI 42 0 0 0
2 FEBRUARI 32 0 0 0
3 MARET 43 0 0 0
4 APRIL 37 1 0 0
5 MEI 45 1 0 0
6 JUNI 45 2 0 0
7 JULI 47 0 0 0
8 AGUSTUS 60 1 0 0
9 SEPTEMBER 72 0 0 0
10 OKTOBER 53 1 0 0
11 NOPEMBER 45 0 0 0
12 DESEMBER 48 0 0 0
569 6 0 0
39
4. ASAL PASIEN
Pasien yang dirawat di Unit Stroke berasal dari seluruh karisidenan Madiun
40
ASAL DAERAH
KOTA KAB
MAGETAN NGAWI PONOROGO PACITAN LAINNYA
MADIUN MADIUN
JANUARI 8 15 11 5 0 0 3
FEBRUARI 9 14 7 2 0 0 0
MARET 5 14 21 3 0 0 0
APRIL 8 15 9 5 1 0 0
MEI 11 20 10 3 1 0 1
JUNI 12 18 11 5 1 0 0
JULI 3 18 16 6 1 0 3
AGUSTUS 9 21 23 6 0 0 2
SEPTEMBER 12 28 27 2 2 0 1
OKTOBER 9 23 13 4 4 0 1
NOPEMBER 4 18 20 2 0 0 1
DESEMBER 11 12 18 6 0 0 1
5.CARA DATANG
41
Pasien yang datang ke Unit Stroke 65% datang sendiri, hal ini dikarenakan stroke
adalah suatu keadaan gawat darurat yang terjadi tiba-tiba, karena kesadaran pasien
CARA DATANG
RUJUKAN
N
BULAN
SENDIRI
O
RS PKM DOKTER LAINNYA
1 JANUARI 12 2 0 1 27
2 FEBRUARI 5 2 0 2 23
3 MARET 14 2 0 0 27
4 APRIL 6 2 1 2 27
5 MEI 7 4 0 0 35
6 JUNI 11 3 0 0 33
7 JULI 18 1 1 0 27
8 AGUSTUS 21 4 3 1 32
9 SEPTEMBER 12 9 2 0 49
10 OKTOBER 13 2 2 0 37
11 NOPEMBER 4 9 0 3 29
12 DESEMBER 11 3 4 2 28
134 43 13 11 374
42
Hampir 35% datang dengan rujukan dari RS lain, Puskesmas, dan dokter swasta,
dikarenakan RS dr Soedono adalah pusat rujukan di Jawa Timur sebelah barat. Dan
belum banyak RS di sekitar Madiun yang memiliki perawatan khusus Unit Stroke
Pasien yang dirawat di Unit Stroke 97% dikirim dari Instalasi Gawat Darurat. Hal ini
pasien datang langsung ke UGD. Sebanyak 1,7% berasal dari Poliklinik Saraf,
apabila pasien datang berobat ke poliklinik saraf dalam keadaan akut maka pasien
akan dilakukan perawatan di Unit Stroke. Pasien yang gawat di ruangan dan
43
N CARA MASUK
BULAN PINDAHAN
O
RUANG IRD IRJA
LAIN
1 JANUARI 0 42 0
2 FEBRUARI 0 31 1
3 MARET 0 43 0
4 APRIL 0 37 1
5 MEI 0 45 1
6 JUNI 1 46 0
7 JULI 2 45 0
AGUST
8 0 61 0
US
SEPTE
9 3 68 1
MBER
OKTOB
10 0 54 0
ER
NOPEM
11 2 42 1
BER
DESEM
12 2 46 0
BER
10 560 5 575
44
7..DIAGNOSIS
DIAGNOSA
LAINNY
INFARK BLEEDING
A
N ICH,
H
1 JANUARI 21 0 5 13 1 0 2
2 FEBRUARI 22 0 4 2 1 0 3
3 MARET 20 0 7 11 1 1 3
4 APRIL 23 2 7 5 0 0 1
5 MEI 37 1 2 5 0 0 1
6 JUNI 27 4 7 8 1 0 0
7 JULI 20 3 9 12 0 1 2
8 AGUSTUS 44 0 8 9 0 0 0
SEPTEMB
9 36 6 13 7 2 4 4
ER
10 OKTOBER 24 4 15 9 1 1 0
NOPEMBE
11 32 0 3 8 1 0 1
R
DESEMBE
12 30 4 7 3 0 4 0
R
336 24 87 92 8 11 17
575
45
Pasien yang dirawat di Unit Stroke RSUD dr Soedono 62,6% adalah stroke infark.
Sebanyak 58,4% dengan stroke infark trombotik dan 4,2% stroke perdarahan. Hal ini
sesuai dengan epidemologi di dunia, bahwa yang terbanyak adalah pasien dengan
46
8. CARA KELUAR
CARA KELUAR
PINDA
MENINGGAL
PINDAH
H KE MENINGG
N
SEMBU RS/ MENINGG
BULAN RUAN AL <48
APS
O
H DIRUJU AL > 48
G LAIN JAM
K < 24 > 24
JAM
YA
JAM JAM
1 JANUARI 27 1 1 0 5 2 6
2 FEBRUARI 20 4 1 0 4 0 3
3 MARET 23 3 2 0 7 1 7
4 APRIL 26 3 0 0 3 3 3
5 MEI 29 3 2 0 3 3 6
6 JUNI 30 3 1 0 7 3 3
7 JULI 30 0 1 0 7 2 7
8 AGUSTUS 48 1 0 0 4 1 7
SEPTEMBE
9 50 0 0 0 12 2 8
R
10 OKTOBER 36 0 0 0 7 3 8
NOPEMBE
11 37 1 0 0 3 1 3
R
DESEMBE
12 41 0 1 0 1 1 4
R
397 19 9 0 63 22 65
575
47
48
9.KEMATIAN
MENINGGAL
N
BULAN <48 JAM
O > 48
< 24 > 24
JAM
JAM JAM
1 JANUARI 5 2 6
2 FEBRUARI 4 0 3
3 MARET 7 1 7
4 APRIL 3 3 3
5 MEI 3 3 6
6 JUNI 7 3 3
7 JULI 7 2 7
8 AGUSTUS 4 1 7
SEPTEMBE
9 12 2 8
R
10 OKTOBER 7 3 8
11 NOPEMBER 3 1 3
12 DESEMBER 1 1 4
63 22 65
49
Pasien yang dirawat di Unit Stroke selama bulan Januari 2017 sampai Desember
2017 didapatkan kasus kematian sebanyak 134 orang dengan 51 orang menderita
meninggal berusia diatas umur 50 tahun sejumlah 87% dan 13% berusia kurang dari
50 tahun.
Sebanyak 45% pasien yang meninggal berasal dari rujukan Puskemas dan
rumah sakit di karisidenan Madiun, sebanyak 55% datang langsung ke IRD Rumah
Sakit dr Soedono Madiun. Hampir 96% pasien datang dengan kesadaran menurun,
sebanyak 66% dengan Glasgow Coma Scale kurang dari 7, hal ini sangat
mempengaruhi prognosis.
emboli, yaitu pembuluh darah yang tersumbat adalah pembuluh darah yang besar,
sehingga akan terjadi kerusakan otak yang sangat luas. Untuk stroke trombotik juga
terjadi kerusakan yang cukup luas. Pasien kadang datang dengan penyulit,
50
Dari 83 pasien yang menderita perdarahan, perdarahan intra serebral
20cc adalah 40%, meskipun perdarahan kecil, namun apabila letaknya di batang
otak dan serebelum, sangatlah berbahaya. Sebanyak 60% dengan perdarahan yang
cukup luas.
kerusakan otak yang cukup luas pada penderita dengan stroke emboli, dan karena
karena komplikasi dari stroke dan penyakit penyerta. Penyakit penyerta adalah
Sebanyak 52% meninggal dalam waktu kurang dari 48 jam dan 48%
1. UMUR
Dari pasien meninggal 134 orang, 17 orang berusia kurang dari 50 tahun dan
117 orang berumur lebih dari 50 tahun, hal ini menunjukkan bahwa umur
Dari pasien yang meninggal 134 orang, 60 orang berasal dari rujukan rumah
empat puluh lima persen pasien datang dengan keadaan kesadaran menurun
51
berasal dari rujukan Rumah sakit dan Puskesmas di sekitar Madiun. Rujukan
Karena otak mempunyai sifat tidak bisa regenerasi dan tidak mempunyai
diperlukan .
45 pasien datang dengan GCS lebih dari tujuh, sedangkan 89 pasien datang
dengan GCS kurang dari tujuh. Nilai GCS saat datang sangat berpengaruh
terhadap prognosis.
52
5. DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
CVA+ ICH
CVA Infark ICH SAH/IVH/ICH
Penyulit Brainstem
4 3 2 4
4 2
5 1 9 4 1
3 5 3
5 7 4
5 7 2 1
5 3 6 1
6 2 5 3
8 11 3 1
6 3 6 3 3
51 12 60 22 11
dengan emboli dan 31 orang dengan CVA infark trombotik, dan disertai
sepsis.
Pasien dengan CVA infark emboli, akan terjadi penyumbatan pada pembuluh
darah besar, sehingga terjadi kerusakan yang cukup luas pada otak
53
yang sangat sulit diatasi dan bisa menyebabkan kematian. Perdarahan
Tingkat kesadaran
Besarnya perdarahan
Letak perdarahan
Usia pasien
Penyakit penyerta
BAB VII
KESIMPULAN
usaha untuk mengurangi angka kematian akibat stroke maka pasien dirawat
angka kematian stroke, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan, yaitu :
54
1. PROMOSI KESEHATAN
Karena sifat otak yang mempunyai berat 20% dari berat badan dan
pencegahan yang baik agar tidak terserang stroke. Langkah yang bisa
diambil :
penganggulangannya
simposium
55
- Mengikuti pelatihan kegawatdaruratan oleh sejawat Dokter Spesialis
Anastesi
Spesialis Jantung
- Mengharapkan semua pasien stroke akut dan sub akut dirawat pada
- Perlu penambahan ruang untuk fase post akut pasien stroke kelas III
DAFTAR PUSTAKA
Adams HP, Et al. 2003. Guidelines for the early management of patients with
56
Neurology. New York City.-Hill Book.
Aliah A, Kuswara F.F, Limoa RA, Wuysang. 2003. Gangguan Peredaran Darah
Yogyakarta.
Journal Of Medicine.
Philadelphia.
Jakarta.
57
2012/20.00 WIB.
Gonzalez RG, Hirsch JA, Koroshetz WJ, Schaefer MH. 2006. Acute Ischemic
Harsono. 2004. Buku Ajar Neurologi Klinis, Edisi 1. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Labovitz DL, Sacco Rl. 2001. Intracerebral Hemorragic : Curr Opin Neurol.
58
NANDA. 2008. Nursing Diagnosis ; Prinsip and Clasification. Philadelphia.
Company. Philadelphia.
Pahria, dkk. 2003. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem
Scott, Jeffrey, M.C. 2012. Master Plan Kedaruratan Medik. Binarupa Aksara.
Tangerang.
Vol. 5. Canada.
59
Smeltzer., Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth Vol 2.
of Cincinnati.
60