Proposal Pengembangan
Latar Belakang
Pelayanan Bedah Saraf di RSUD Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan dan
perbaikan di segala bidang. Hal ini tentunya tidak hanya berkat kerja keras KSM Bedah
Saraf semata, melainkan kerja sama dari berbagai pihak terkait dan dukungan dari direksi
RSUD Kabupaten Tangerang. RSUD Kabupaten Tangerang yang dikenal sebagai pusat
rujukan, memperoleh tantangan untuk semakin hari meningkatkan kualitas pelayanannya
baik dari Sumber Daya Manusia maupun infrastruktur terkait.
JUMLAH TOTAL OPERASI TIAP BULAN SELAMA OKTOBER 2015 HINGGA JUNI 2016. T AMPAK DISINI BAHWA JUMLAH
OPERASI MENGALAMI PENINGKATAN SECARA SIGNIFIKAN SEJAK BULAN APRIL HINGGA J UNI 2016.
Bertolak dari kenyataan tersebut, maka KSM Bedah Saraf tidak berdiam diri dan
mengikuti secara pasif perkembangan dan tuntutan yang ada. KSM Bedah Saraf dengan ini
berinisiatif untuk berperan serta secara aktif, mengembangkan pelayanan Bedah Saraf
yang tadinya sifatnya secara umum, superficial, menjadi subspesialistik mengikuti dinamika
yang disebutkan tadi. KSM Bedah Saraf menyadari, bahwa bukan hanya peningkatan
jumlah kunjungan rawat jalan dan jumlah operasi saja yang memang dapat digunakan
sebagai tolok ukur pelayanan yang diberikan, melainkan kualitas dari setiap pelayanan
yang diberikan dan kepuasan dari masyarakat yang mempercayakan dirinya untuk berobat
di RSUD Kabupaten Tangerang.
Divisi Skullbase
Skullbase merupakan Divisi Bedah Saraf yang banyak berkecimpung pada lesi-lesi di dasar
tengkorak. Dasar tengkorak memang menjadi perhatian khusus dalam disiplin ilmu Bedah
Saraf karena secara tehnik sulit dijangkau dan terdiri dari struktur-struktur neurovaskular
yang penting dan mudah mengalami cedera iatrogenic selama prosedur operasi.
Memang dalam arti luas, Divisi Skullbase meliputi seluruh kelainan atau patologi
yang lokasinya di dasar tengkorak, baik itu lesi neoplasma, vaskular, maupun infeksi atau
pediatrik. Secara khusus dalam konteks pengembangan KSM Bedah Saraf RSUD
Kabupaten Tangerang, Divisi Skullbase hendak dikembangkan dan diutamakan untuk
kasus-kasus neuroonkologi.
Salah satu pelengkap yang krusial dalam Neuroendoskopi ini adalah Neuronavigasi.
Selama ini prosedur neuroendoskopi yang dilakukan masih berlandaskan orientasi dan
pengetahuan neuroanatomi ahli bedah dan pengalaman. Dengan tersedianya
Neuronavigasi, prosedur neuroendoskopi akan semakin aman dilakukan dan memenuhi
standar operasi yang berlaku di dunia internasional.
Divisi Vaskular
Divisi Bedah Saraf Vaskular merupakan salah satu bentuk pengembangan KSM Bedah
Saraf untuk memberikan pelayanan diagnostik maupun terapeutik kepada penderita-
penderita yang memiliki kelainan vaskular seperti Stroke Hemoragik dan Stroke Iskemik,
Malformasi Arteri-Vena (AVM), Aneurisma, Moyamoya, Malformasi Kavernosa, Fistula
Karotis-Kavernosus (CCF) dan Fistula Arteri-Vena (AVF).
Sebagai contoh konkret adalah kasus stroke iskemik yang sejak dahulu hingga saat
ini masih berpedoman pada pencegahan stroke berulang tanpa disertai adanya investigasi
underlying pathogenesis terjadinya stroke iskemik tersebut, seperti plak arterosklerosis
pada bifurkasio pembuluh darah karotis yang dapat dinilai melalui Carotid Doppler ataupun
Digital Substracted Angiography (DSA) yang seharusnya memerlukan tindakan Carotid
Endarterectomy.
Disamping kasus stroke iskemik, selama ini kasus stroke hemoragik di RSUD
Kabupaten Tangerang mayoritas menggunakan tehnik craniotomy clot removal dengan
tehnik microneurosurgery dan Endoscopic clot removal yang hasilnya sangat memuaskan
dan mempersingkat lama rawatan bedah saraf dibandingkan dengan tehnik craniotomy
konvensional. Beberapa tehnik minimally invasive pada kasus perdarahan intraventrikular
akan dimulai di masa yang akan datang dengan tehnik endoskopi dan administrasi rTPA
intraventrikular.
Ada sebagian kasus stroke hemoragik yang terjadi post partum atau lokasi yang
tidak lazim ditemukan pada penderita hypertensive stroke, yang memerlukan angiografi
diagnostik lanjutan untuk menilai apakah ada patologi vaskular seperti AVM yang jelas akan
mengubah penatalaksanaan selanjutnya pada pasien ini. Sebagian lagi perdarahan yang
terjadi pada subarachnoid space yang merupakan highly suspicious ruptur aneurisma
serebral yang memerlukan tindakan definitive seperti prosedur clipping atau coiling yang
belum pernah dilakukan di RSUD Kabupaten Tangerang. Dengan demikian, mayoritas
penderita perdarahan subaraknoid hanya dapat dilakukan pemasangan External Ventricular
Drain ataupun diversi CSF lainnya seperti VP-Shunt, dengan outcome yang sangat
memprihatinkan (mortalitas yang sangat tinggi).
Salah satu bentuk pengembangan dalam bidang vaskuler bedah saraf adalah tehnik
penyambungan pembuluh darah (anastomosis) pada beberapa kasus seperti stroke
iskemik, aneurisma yang kompleks, Moyamoya dan tumor skullbase yang melibatkan
encasement dari pembuluh darah besar seperti arteri karotis interna. Tehnik
penyambungan pembuluh darah ini tidak memerlukan instrumentasi yang kompleks dan
dapat dilakukan di RSUD Kabupaten Tangerang.
Cath lab yang telah dimiliki oleh RSUD Kabupaten Tangerang dapat digunakan
untuk diagnostik dan prosedur endovascular pada kasus-kasus vaskular seperti coiling
aneurisma, embolisasi feeder AVM atau Tumor Otak, Stenting, dan bahkan mechanical
thrombectomy pada kasus stroke iskemik.
Berlandaskan dari pemikiran diatas, maka KSM Bedah saraf mengajukan kepada
pihak direksi RSUD Kabupaten Tangerang beserta seluruh stakeholder terkait, untuk
bersama-sama membangun pelayanan vaskular di RS ini agar RSUD Kabupaten
Tangerang dapat menjadi centre of excellent, dengan mengembangkan fasilitas cath lab
yang telah dimiliki dan menjadi pilihan bagi masyarakat untuk mencari pengobatan dan
pelayanan kesehatan.