Anda di halaman 1dari 69

RS KHUSUS MATA MEDAN BARU

JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN


TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

PEDOMAN
PELAYANAN KAMAR BEDAH

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA MEDAN


BARU
2018

1
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.Upaya
kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitative) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Kemajuan Ilmu Bedah yang sangat pesat merupakan suatu tantangan bagi rumah sakit
di Binjai dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik internal maupun eksternal.
Makin tingginya tingkat kesadaran masyarakat mengenai kesehatan semakin kritis dalam
memilih rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk dirinya.
Instalasi Kamar Bedah merupakan salah satu unit pelayanan yang ada di Rumah Sakit
Khusus Mata Medan Baru, yang memberikan pelayanan tindakan pembedahan baik terencana
maupun darurat.Layanan spesialisasi yang ada di kamar bedah Rumah Sakit Khusus Mata
Medan Baru meliputi :Bedah Mata, Kebidanan & Kandungan, Bedah umum.
Selain pengetahuan dan teknik bedah yang harus dimiliki oleh pemberi layanan, faktor
lain yang tidak kalah pentingnya adalah sikap peduli terhadap pelanggan dalam memberikan
pelayanan.
Adapun pengertiannya adalah :
1. Seluruh pelayanan terhadap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan di kamar
bedah Rumah Sakit Khusus Mata Medan Baru.
2. Mutu pelayanan Kamar Operasi adalah pelayanan pembedahan yang menunjuk pada
tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan kepuasan pasien, serta
penyelenggaraanya sesuai dengan prosedur tetap kamar bedah Rumah Sakit Khusus Mata
Medan Baru.
3. Pengendalian mutu adalah suatu mekanisme kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap
pelayanan yang diberikan, secara terencana dan sistematis, sehingga dapat diidentifikasi
peluang untuk peningkatan mutu pelayanan pembedahan yang berkesinambungan.
4. Evaluasi adalah proses penilaian kinerja pelayanan pembedahan di kamar bedah Rumah
Sakit UmumBangkatan Binjai.yang meliputi penilaian terhadap sumber daya manusia
(SDM).

2
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan umum :
Untuk meningkatkan pelayanan pembedahan terhadap penanganan pasien, meningkatkan
kepuasan pasien, meningkatkan kepuasan tim bedah.
2. Tujuan khusus :
a. Untuk memenuhi standar kemanan bagi pasien dan petugas.
b. Untuk mempermudah atau petunjuk bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan pembedahan.
c. Meningkatkan keamanan tindakan bedah dengan menciptakan standardisasi prosedur
yang aman
d. Mengurangi tingkat mortalitas, morbiditas, dan disabilitas / kecacatan akibat komplikasi
prosedur bedah
e. Memudahkan untuk mengingat terutama pada hal-hal kecil dalam memberkan pelayanan
yang gampang terabaikan pada keadaan pasien yang kompleks

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Kamar Bedah Rumah Sakit Khusus Mata Medan Baru. Melayani pembedahan 8 jam,
kasus elektif dan cito dengan pembagian kamar bedah senin s/d sabtu Jam 07.30 s/d
14.30
2. Kamar Bedah Rumah Sakit Khusus Mata Medan Baru mampu melayani semua tindakan
atau jenis pembedahan dari semua disiplin ilmu.
a. Mata
b. Kebidanan dan Kandungan
c. Bedah Umum
3. Pembagian kamar bedah berdasarkan fungsinya :
- OK 1 : Bedah Umum
- OK 2 : Mata dan Obgyn
4. Pelayanan penjadwalan operasi elektif
5. Pelayanan penjadwalan operasi emergensi
6. Kamar Bedah Rumah Sakit Khusus Mata Medan Baru mampu melayani tindakan darurat,
seperti : Urgensi (cyto) dan Life Saving
7. Kamar Bedah Rumah Sakit Khusus Mata Medan Baru dapat melayani pasien dengan
kasus One Day Care (ODC)

3
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pelayanan jenis tindakan operasi berdasarkan spesialisasi.
Pelayanan pembedahan yang dilakukan oleh dokter bedah spesialis.
2. Pelayanan penjadwalan operasi elektif
Suatu pelayanan penerimaan penjadwalan operasi yang terencana, dimana perawat/bidan
unit terkait (Rawat Inap, Rawat Jalan, Kamar Bersalin dan IGD) mendaftarkan ke bagian
kamar operasi, minimal 1 hari sebelum operasi via telpon, pendaftaran operasi elektif
akan ditutup pukul 14.30 WIB setiap harinya.
3. Pelayanan penjadwalan operasi emergency
Suatu pelayanan penerimaan penjadwalan operasi emergency yang memerlukan tindakan
pelayanan segera / darurat karena dapat mengancam kesalamatan pasien maupun dapat
menyebabkan kecacatan pasien, dengan ketentuan waktu dari penjadwalan yang diterima
dari perawat / bidan unit terkait (Rawat Inap, Rawat Jalan, Kamar Bersalin dan IGD)
dalam 30 menit.
4. Pelayanan Cito
Suatu pelayanan tindakan operasi yang dilaksanakan di kamar bedah di luar jam kerja /
jam dinas untuk hari biasa / kerja dapat dilakukan kapan saja dimulai dari pukul 07.30
WIB s.d 14.30 WIB, dapat dilayani 2 kamar operasi dengan jenis operasi sedang.
5. Pelayanan ODC
Suatu pelayanan penerimaan penjadwalan operasi yang terencana yang tidak memerlukan
perawatan inap dari perawat / bidan unit terkait (poli bedah umum dan poli mata,) ke
kamar bedah.
6. Pelayanan perioperatif
Pelayanan kamar operasi mulai dari persiapan pasien sebelum operasi, selama operasi
dan sesudah operasi.
Pelayan perioperatif meliputi :
a. Pelayanan Pre Operatif
Cek ulang persiapan administrasi yang meliputi :
1) Surat ijin operasi
2) Hasil Pemeriksaan penunjang ( laboratorium, Imaging )
3) Hasil pemeriksaan ahli anestesi ( visite pra bedah )
4) Hasil konsultasi ahli lain
5) Identitas pasien ( nama lengkap, tanggal lahir, alamat pasien )
6) Lokasi operasi
7) Prosedur yang akan dilakukan
8) Persiapan puasa pasien, cukur, dan pelepasan aksesoris
9) Kelengkapan obat-obatan dan alkes

4
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

10) Persediaan darah bila diperlukan

b. Pelayanan Intra Operasi


Yang meliputi proses
1) Sign In
a) Komunikasi secara verbal dengan pasien mengenai ( identitas, nama operasi,
lokasi operasi, nama operator dan Informed Consent )
b) Penandaan lokasi operasi
c) Pemasangan puls opksimetri
d) Riwayat alergi, asma dan penyakit lain
e) Apakah memiliki resiko jalan nafas
f) Risiko kehilangan darah
g) Rencana pemasangan implant
2) Time Out
a) Kelengakapan Tim operasi
b) Cek ulang ketepatan pasien : tanggal operasi, nama dan tanggal lahir, prosedur
tindakan, posisi pasien, lokasi, dan informed consent.
c) Mengantisipasi peristiwa kritis
Dokter bedah :
- Apakah tindakan yang dilakukan berisiko tinggi atau ada hal yang khusus
- Berapa lama tindakan ini akan dikerjakan
- Apakah sudah diantisipasi perdarahan
Dokter Anestesi :
- Apakah ada Perhatian / kekhawatiran untuk pasien ini
- Pasien ASA berapa
- Apakah ada peralatan yang perlu disediakan seperti darah
Perawat :
- Apakah sudah mengecek sterilisasi alat (melalui indikator sterilisasi)
- Apakah ada kesiapan / kondisi perlatan yang harus diperhatikan
d) Kebutuhan pemberian antibiotic selama operasi
e) Kebutuhan imaging yang diperlukan.
3) Sign Out
a) Prosedur pembedahan telah dicatat
b) Instrumen, kassa dan jarum lengkap
c) Pemberian label pada specimen bedah
d) Pemulihan kesadaran dan Perawatan pasien telah diatasi
e) Apakah throat pack sudah diatasi

5
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

c. Pasca Operatif
Suatu pelayanan yang diberikan pada pasien di ruang pulih setelah tindakan
pembedahan, yang meliputi :
1) Observasi keadaan umum pasien oleh perawat ruang pulih berupa Tekanan darah
maximal 5 menit, Nyeri, Suhu, Respirasi, Nadi dan SpO2 secara terus menerus.
2) Lakukan pelaporan dan serah terima pasien kepada perawat ruang pemulihan
(RR) dengan menggunakan lembar serah terima pasien pasca bedah ke ruang
pemulihan (RR) dan daftar tilik penghitungan instrument dan Alkes sesuai SPO
Penghitungan Instrumen dan Alkes.
3) Serahkan jaringan atau spesiment yang ada dan beritahukan di PA atau tidak oleh
perawat bedah serta RM pasien yang meliputi, Daftar Tilik Penghitungan,
Laporan Perawat, Daftar Tilik Keselamatan Perioperatif, Lembar catatan anestesi
dan pemantauan Ruang Pulih, Lembar laporan pemakaian obat dan alat kesehatan
yang dipakai.
4) Lakukan pengecekan gelang identitas pasien,kelengkapan formulir, dan
pengecekan lembar daftar tilik keselamatan perioperatif sesudah pembedahan
(Sign Out) oleh perawat ruang pemulihan.
5) Perawat kamar bedah yang melaporkan dan perawat ruang pulih yang menerima
serah terima pasien melakukan tanda tangan pada kolom yang tersedia.
6) Lakukan pendokumentasian pada lembar pesanan pasien sesudah operasi,lembar
pemantauan ruang pulih dan asuhan keperawatan sesuai apa yang dilakukan oleh
perawat ruang pulih serta hasil monitoring tekanan darah, nadi, suhu, SpO2, nyeri
setiap 15 menit sekali.
7) Perawat ruang pulih melaporkan hasil observasi mulai dari 15 menit pertama dan
sterusnya kepada dokter anestesi untuk perawatan selanjutnya apakah pasien
boleh pindah keruangan / ICU / keruangan kelas
8) Lakukan penilaian kelayakan oleh dokter anestesi untuk perawatan pasien
selanjutnya dengan kriteria Aldrette Score.

E. LANDASAN HUKUM
Mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Standar
Pelayanan Kamar Bedah kerja yaitu :
1. Undang – undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
2. Undang – undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang – undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

6
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

5. Surat Keputusan No.1400/A00000/2014-S0 tanggal 12 Oktober 2017 tentang pedoman


pengadaan barang/jasa PT. Tembakau Deli Medica

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. JENIS KETENAGAAN

1. Tim bedah :

a. Dokter Bedah (ahli bedah)

b. Asisten ahli bedah/perawat asisten

c. Perawat instrumentator (scrub nurse)

d. Perawat sirkuler (circulating nurse)

e. Dokter Anestesi (ahli anestesi)

f. Perawat Anestesi

2. Staf kamar bedah

a. Kepala Unit kamar bedah

b. Perawat Kepala Unit kamar bedah

c. Penyedia / Penanggung Jawab Shift

d. Perawat pelaksana

e. Tenaga penunjang :Administrasi, Logistik, Pekarya dan Sanitasi

7
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

B. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


1. Kepala Unit Kamar Bedah
a. Pendidikan minmal S1 kedokteran / spesialis / subspesialis bedah / anestesi
b. Pengalaman minimal 2 tahun di bidang yang sama
c. Mempunyai sertifikat STR, SIP Depkes, ACLSdan ATLS, PPGD
d. Pengetahuan kerja : memahami perencanaan jumlah, jenis dan mutu tenaga kerja,
perencanaan jumlah dan jenis peralatan dan kegiatan
e. Ketrampilan kerja : perencanaan dan pelaksanaan bagian bedah.
f. Kemampuan: merencanakan, melaksanakan, mengontrol dan mengkoordinasi bagian
kamar bedah
g. Minat : kemampuan dalam proses pembedahan sampai pasca pembedahan
h. Kondisi kerja: sikap mental agar bisa menyesuaikan diri dalam melaksanakan tugas-
tugas yang mengandung resiko yang berhadapan dengan situasi luar biasa, darurat,
kritis, bahaya atau kecepatan tinggi, procedural
i. Kondisi fisik : sehat jasmani dan rohani, terutama yang terkait dengan moral
2. Dokter Spesialis Bedah
a. Pendidikan minimal S1 kedokteran spesialis / subspesialis bedah
b. Pengalaman minimal 1 tahun dibidang yang sama
c. Mempunyai STR, SIP , penugasan depkes
d. Pengetahuan kerja : bertanggungjawab melakukan pembedahan sesuai keahlian,
pengelolaan pasien, pemantauan pembedahan hingga bangsal, pemberian keterangan
tentang bedah
e. Minat kerja : kemampuan pembedahan sampai pasca pembedahan
f. Kondisi kerja: sikap mental agar bisa menyesuaikan diri dalam melaksanakan tugas-
tugas yang mengandung resiko yang berhadapan dengan situasi luar biasa, darurat,
kritis, bahaya atau kecepatan tinggi, dan procedural
g. Kondisi fisik : sehat jasmani dan rohani, memiliki moral yang baik
3. Dokter Spesialis Anestesi
a. Pendidikan minimal S1 kedokteran / spesialis anestesi
b. Pengalaman minimal 1 tahun dibidang yang sama
c. Mempunyai STR, SIP , penugasan depkes
d. Pengetahuan kerja: bertanggung jawab melakukan pembiusan suatu pembedahan /
diagnostic, memahami prosedur pembiusan pra, intra, pasca bedah
e. Minat kerja : kemampuan melakukan pembiusan pra-pasca bedah
f. Kondisi kerja : sikap mental agar bisa menyesuaikan diri dalam melaksanakan tugas-
tugas yang mengandung resiko yang berhadapan dengan situasi luar biasa, darurat,
kritis, bahaya atau kecepatan tinggi, dan procedural

8
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

g. Kondisi fisik : sehat jasmani dan rohani, memiliki moral yang baik
4. Koordinator Keperawatan Kamar Bedah :
a. Pendidikan minimal S1 keperawatan
b. Pengalaman minimal 5 tahun dibidang pelayanan keperawatan kamar bedah
c. Memiliki STR, SIK
d. Memiliki sertifikat Pelatihan Bedah Dasar Kamar bedah
e. Memiliki sertifikat Manajemen Kamar Bedah
f. Memiliki sertifikat Manajemen Keperawatan
g. Pengetahuan kerja : bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan bedah,
h. Ketrampilan : pelaksanaan kerja praktis dan tambahan-tambahan pengetahuan dapat
diperoleh melalui pelatihan / pertemuan ilmiah
i. Minat kerja : menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan ketelitian, serta
pekerjaan yang bersifat rutin, konkrit dan teratur / tidak terduga
j. Kondisi kerja : menyesuaikan diri dalam melaksanakan tugas-tugas yang
mengandung resiko yang berhadapan dengan situasi darurat, kritis, bahaya atau
kecepatan tinggi.
k. Kondisi fisik : sehat jasmani dan rohani, memiliki moral yang baik.
5. Perawat Bagian Kamar Bedah
a. Pendidikan minimal D3 keperawatan
b. Pengalaman minimal 1 tahun dibidang yang sama
c. Memiliki STR, SIK
d. Memiliki sertifikat Pelatihan Bedah Dasar Kamar bedah
e. Bertanggung jawab melaksanakan keperawatan kamar bedah, persiapan fasilitas dan
lingkungan kamar, mengkaji kebutuhan pasien, melakukan tindakan darurat (panas
tinggi, kolaps, pendarahan, keracunan, henti nafas dan jantung), menyusun laporan,
bertanggung jawab, jujur, teliti, komunikatif
6. Perawat Asisten Operator Bagian Kamar Bedah
a. Pendidikan minimal D3 keperawatan
b. Pengalaman minimal 3 tahun dibidang yang sama
c. Memiliki STR, SIK
d. Memiliki sertifikat Pelatihan Bedah Dasar Kamar bedah
e. Bertanggung jawab dalam kelancaran dokter pra-pasca operasi, menyusun laporan,
bertanggung jawab, jujur, teliti, komunikatif
7. Perawat Instrumen Bagian Kamar Bedah
a. Pendidikan minimal D3 keperawatan
b. Pengalaman min. 2 tahun dibidang yang sama
c. Memiliki STR, SIK

9
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

d. Memiliki sertifikat Pelatihan Bedah Dasar Kamar bedah


e. Bertanggung jawab dalam kelancaran dokter pra-pasca operasi, menyusun laporan,
bertanggung jawab, jujur, teliti, komunikatif
8. Perawat Sirkulasi
a. Pendidikan minimal D3 keperawatan
b. Pengalaman minimal 2 tahun dibidang yang sama
c. Memiliki STR, SIK
d. Bertanggung jawab atas kelancaran pembedahan dan menjadi penyambung tim
operasi dengan daerah luar operasi, persiapan instrument operasi-pasca operasi,
bertanggung jawab, jujur, teliti, komunikatif
9. Perawat Ruang Pulih
a. Pendidikan minimal D3 keperawatan
b. Pengalaman minimal 2 tahun dibidang yang sama
c. Memiliki STR, SIK
d. Bertanggung jawab atas kelancaran pembedahan dan menjadi penyambung tim
operasi dengan daerah luar operasi, persiapan instrument operasi-pasca operasi,
bertanggung jawab, jujur, teliti, komunikatif.

C. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Ketenagaan staf kamar bedah dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kebutuhan yang
ada dalam kamar bedah, pembagiannya adalah sebagai berikut :
1. Kepala Kamar Bedah : 1 orang
2. Wakil Kepala Kamar Bedah : 1 orang
3. Anggota Kamar Bedah : 4 orang

D. PENGATURAN JAGA

Pengaturan jadwal dinas di bagi dalam tiga shif pagi, sore dan malam sedangkan team
harian senin – sabtu

Pembagiannya adalah sebagai berikut :

1. Dinas Harian Pagidari pukul 07.30 – 14.30 WIB


a. Kepala Kamar Bedah : 1 orang
b. Wakil Kepala Kamar Bedah : 1 orang
c. Anggota Kamar Bedah : 4 orang

2. Jaga cito /standby


Dinas jaga cito/standby terbagi menjadi 2 yaitu hari biasa dan hari libur :

10
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

a. Hari biasa / diluar jam dinas (senin – sabtu) yaitu dari pukul 15.30 –07.30 WIB
Terdiri dari 4 orang yang diambil dari perawat dinas harian yang paginya terlebih
dahulu dinas pagi (07.30 – 15.30 WIB)

b. Hari Libur (Minggu)


Yaitu dari pukul 07.30 – 07.30 WIB, terdiri dari 4 orang yang diambil dari perawat
dinas harian

E. POLA DAN STANDAR PERHITUNGAN KETENAGAAN

1. POLA KETENAGAAN
Jumlah dan susunan tenaga di kamar bedah terdiri dari :
a. Ka. Instalasi Kamar Bedah : 1 orang
b. Pws. Utama Kamar Bedah : 1 orang
c. Tenaga perawat dinas harian : 16 orang
d. 3.,21yhmyy1mh 1qnas

Jumlah : 30 orang
Sistem dinas di kamar bedah terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Dinas Harian
Bekerja pada hari Senin sampai dengan sabtu.
Waktu kerja mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan 16.00 WIB
b. Dinas Shift
Terbagi menjadi 4 regu, dengan tiga hari kerja dan satu hari libur
Waktu kerja sebagai berikut :
Dinas Pagi : Pukul 07.30 s/d 14.30 WIB
Dinas Sore : Pukul 14.30 s/d 20.30 WIB
Dinas Malam : Pukul 20.30 s/d 07.30 WIB
2. STANDAR PERHITUNGAN
Berdasarkan perhitungan beban kerja pada bulan Januari 2012.
a. Waktu kerja untuk operasi elektif adalah Senin s/d sabtu pukul 07.30 s/d 16.00 WIB
b. Jumlah Kamar Operasi ( OK ) elektif sebanyak 2 kamar operasi yang terdiri dari :
Utilisasi OK 1 : 82.1 %
Utilisasi OK 2 : 73.9 %

Jumlah : 156%

11
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

Rata-rata utilisasi beban kerja dari masing-masing kamar operasi adalah :


156
= 78 %
2
c. Kebutuhan tenaga perawat dalam satu tim operasi adalah 3 orang
d. Kebutuhan tenaga perawat bedah untuk operasi elektif adalah :
76 %
X ( 3 x 6 ) = 17.1 (  17 orang )
80 %
e. Kebutuhan tenaga perawat bedah untuk operasi cito ( tenaga shift sebanyak 3 orang /
regu)
3 orang X 4 regu = 12 orang
f. Jumlah perawat bedah yang dibutuhkan adalah 17 orang + 12 orang = 29 orang
g. Jumlah tenaga perawat bedah cadangan adalah 10 % X 29 = 2,9 ( 3 orang )
h. Jadi jumlah kebutuhan tenaga perawat kamar bedah adalah :
Ka. Pelayanan Kamar Bedah = 1 orang
Perawat Kamar Bedah (Dinas Harian) = 17 orang
Perawat Kamar Bedah (Dinas Shift) = 12 orang
Selain dari ke 6 (enam) kamar operasi yang dihitung utilisasinya ada 1 (satu) kamar
operasi yang tidak dihitung utilisasinya, dikarenakan kamar operasi tersebut adalah
kamar operasi khusus yaitu :
1) OK ESWL dibutuhkan tenaga perawat bedah = 1 orang
Jadi dengan menggunakan rumus standar perhitungan menurut utilisasi beban kerja,
maka jumlah kebutuhan tenaga perawat kamar bedah yaitu untuk Dinas Harian sebanyak
18 orang, perawat kamar bedah untuk Dinas Shift sebanyak 12 orang, dan Kepala
Pelayanan Kamar Bedah sebanyak 1 orang. Sehingga jumlah total kebutuhan tenaga
perawat kamar bedah adalah 31 orang

3. ANALISA
Dengan menggunakan dasar standar perhitungan ketenagaan diatas yaitu dengan metode
utilisasi beban kerja di kamar bedah maka kebutuhan tenaga perawat kamar bedah secara
keseluruhan adalah :
Ka. Pelayanan Kamar Bedah = 1 orang
Perawat Kamar Bedah Dinas Harian (untuk operasi elektif) = 18 orang
Perawat Kamar Bedah Dinas Shift (untuk operasi Cito) = 12 orang

12
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

Maka kebutuhan tenaga perawat bedah menurut standar perhitungan kebutuhan tenaga
berdasarkan utilisasi adalah sebanyak 31 orang. Sedangkan tenaga perawat kamar bedah
saat ini berjumlah 31 orang, sehingga tenaga perawat kamar bedah sudah sesuai dengan
standar perhitungan ketenagaan di Kamar bedah.

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

13
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

Gambar 2.1. Denah Ruang Bedah RSU Bangkatan Binjai

A. STANDAR RUANGAN
Ruangan yang ada di dalam kamar bedah sentral Rumah Sakit Khusus Mata Medan
Baruterdiri dari beberapa ruang yang mengacu pada buku “Pedoman Teknis Kamar Operasi”
KEMENKES tahun 2012.

14
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

1. Kamar Bedah
Kamar Bedah adalah Salah satu ruang atau unit dalam suatu rumah sakit yang khusus
untuk melakukan tindakan pembedahan baik segera (emergency) maupun yang terencana
(elective).Oleh karena itu maka kamar bedah harus dirancang khusus untuk keperluan
tersebut, antar lain letaknya, bentuknya dan luasnya sesuai dengan kebutuhan masing-
masing rumah sakit, disamping itu perlu dipikirkan kenyamanan kerja bagi para petugas
atau orang yang bekerja didalamnya.
Kamar Bedah Rumah Sakit Khusus Mata Medan Barusebagai salah satu bagian dari
pelayanan fasilitas yang mendukung pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan dan
pelayanan penunjang medik.
menyediakan fasilitas:
a. Kamar Bedah mudah dicapai baik untuk pasien bedah yang terprogram maupun untuk
pasien darurat
b. Di daerah perbatasan Semi Restricted dengan Unrestricted ada pengaturan pemakaian
baju / gaun khusus di area Semi Restricted.
c. Pasien diterima di ruang bedah (ruang serah terima) ditempat perbatasan Semi
Restricted dengan Unrestricted sebagai ruang pra operasi.
d. Diruang ini kereta dorong (brandkard) mudah bergerak.
e. Lalu lintas dikamar bedah teratur dan dicegah terjadinya persimpangan.
f. Kamar operasi tenang dan dilengkapi fasilitas untuk induksi anestesi.
g. Kamar operasi berdekatan dengan kamar pra operasi.
h. Kamar Bedah dilengkapi dengan ruang :
1) Ruang Pulih ( Recovery Room )
2) Ruang ganti pakaian yang terpisah untuk pria dan wanita
3) Ruang istirahat untuk staf yang dilengkapi dengan :
a) WC / Toilet
b) Makan / Minum
c) Tempat duduk.
4) Ruang Penyimpanan :
a) Alat steril dan non steril.
b) Obat / termasuk bahan narkotika
c) Linnen
5) Ruang pengumpulan / pembuangan alat dan linnen bekas operasi.
6) Ruang pembuangan kotoran ( spoel hok )

2. Kamar Operasi

15
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

Kamar Operasi atau kamar bedah adalah ruangan khusus di rumah sakit yang diperlukan
untuk melakukan tindakan pembedahan baik elektif atau cito yang membutuhkan
keadaan suci hama atau steril.
Maksud dari pembagian daerah pada kamar bedah seperti dibawah ini adalah untuk
meminimalisasi kemungkinan kontaminasi udara luar dengan kamar bedah yang steril
dengan kata lain, memperkecil kemungkinan kontaminasi luka operasi dari kuman yang
terbawa oleh udara luar.
Pembagian area kamar bedah

Zona 1, Tingkat Resiko Rendah (Normal)

Zona ini terdiri dari area resepsionis (ruang administrasi dan pendaftaran), ruang tunggu
keluarga pasien, janitor dan ruang utilitas kotor.

Zona 2, Tingkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter)

Zona ini terdiri dari ruang istirahat dokter dan perawat, ruang plester, pantri petugas.
Ruang Tunggu Pasien (;holding)/ ruang transfer dan ruang loker (ruang ganti pakaian
dokter dan perawat) merupakan area transisi antara zona 1 dengan zone 2.

Zona 3, Tingkat Resiko Tinggi (Semi Steril dengan Medium Filter)

Zona ini meliputi kompleks ruang operasi, yang terdiri dari ruang persiapan
(preparation), peralatan/instrument steril, ruang induksi, area scrub up, ruang pemulihan
(recovery), ruang resusitasi neonates, ruang linen, ruang pelaporan bedah, ruang
penyimpanan perlengkapan bedah, ruang penyimpanan peralatan anastesi, implant
orthopedi dan emergensi serta koridor-koridor di dalam kompleks ruang operasi.

Zona 4, Tingkat Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan Pre Filter, Medium Filter, Hepa
Filter)
Zona ini adalah ruang operasi, dengan tekanan udara positif. Merupakan area dengan
kebersihan ruangan kelas 10.000 (ISO 7 – ISO 14644-1 cleanroom standards, Tahun

16
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

1999)

Area Nuklei Steril

Area ini terletak dibawah area aliran udara kebawah (;laminair air flow) dimana bedah
dilakukan. Merupakan area dengan kebersihan ruangan kelas 1.000 sampai dengan
10.000

a. Persyaratan Kamar Operasi Kamar operasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan
sebagai berikut :
1) Bentuk
Kamar bedah sudut-sudutnya tidak boleh tajam.
Lantai, dinding dan langit-langitnya harus melengkung.
Lapisan dari dinding dan langit-langit harus dari bahan yang keras, tidak berpori, tahan
terhadap api, kedap air, tidak midah kotor, tidak mempunyai sambungan, berwarna
terang, tidak memantulkan cahaya dan mudah dibersihkan serta tidak menampung debu.
Dinding kamar bedah terbaik terdiri dari bahan porselin atau vynil setinggi langit-langit
atau dicat dengan cat tembok yang mengandung wether shield.
Idealnya lantai kamar bedah harus dari bahan yang kuat, tidak mudah menghantarkan
listrik, kedap air mudah dibersihkan dan juga berwarna terang.
2) Ukuran
Ukuran kamar bedah bermacam-macam tergantung dari besar dan kecilnya rumah sakit.
Tetapi dianjurkan minimal 29,1 – 37,16 m² (5,6 m X 5,6 m) maksimal 56 – 60 m² (7,2 m
X 7,8 m). Besar kecilnya kamar bedah tergantung dari kegunaannya.Bila dipakai untuk
bedah jantung ukurannya harus yang lebih besar dari kamar bedah lainnya karena pada
pembedahan tersebut memakai peralatan yang besar dan banyak.
Tinggi langit-langit (plafon) dari kamar bedah dianjurkan 3,5 m, minimal 2,5 m dan
maksimal 3,65 m. ini terutama berhubungan dengan penempatan peralatan anestesi,
lampu operasi dan kemudahan untuk pembersihan.
3) Pintu
Pintu masuk dan keluar pasien harus berbeda, Pintu masuk dan keluar petugas
tersendiri.Setiap pintu kamar bedah harus ada kaca tembus pandang sehingga orang dari
luar dapat melihat keadaan di dalam kamar bedah tanpa harus masuk.
Pintu kamar bedah dianjurkan tipe sliding door.Ini maksudnya menghindari terdorongnya
udara dari luar kamar bedah kedalam kamar bedah pada saat membuka dan menutup
pintu bila tipe pintunya tipe swiging door.Tetapi bila tidak memungkinkan maka pintu
tersebut harus dilengkapi dengan alat penutup otomatis.Bila dilengkapi dengan alat ini
maka pintu kamar bedah selalu dalam keadaan tertutup, kemudian bila pintu menutup
tidak menimbulkan suara keras yang dapat mengganggu operator yang sedang bekerja.
Lebar pintu maksimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
4) Sistem Ventilasi

17
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

Kamar bedah system ventilasinya sebaiknya memakai system pengatur suhu sentral (AC
central) dan dapat diatur dengan alat control yang memakai filter.
Disini udara oleh suatu alat dipompakan masuk melalui filter kemudian udara dalam
kamar bedah diisap keluar. Alat ini dinamakan Ultraclean Laminary Airflow.
Sistem ini menjamin udara luar yang masuk bebas dari mikroorganisma kemudian tidak
terjadi penimbunan gas-gas buang anestesi di dalam kamar bedah.Didaerah tropis suhu
udara antara 19 – 22 C, sedangkan didaerah dingin antara 20 – 24 C. Kelembaban
Udara nya 55 % (50 – 60 %).
5) Sistem Penerangan
a) Lampu penerangan
Untuk penerangan didalam kamar bedah memakai lampu pijar putih dan mudah
dibersihkan.
b) Lampu operasi
Lampu operasi biasanya lampu khusus yang merupakan satu system yang terdiri dari
beberapa lampu.
Lampu operasi mempunyai kekhususan dalam hal :
Arah dan fokusnya dapat diatur, tidak menimbulkan panas, cahayanya terang dan
tidak menyilaukan.
Pencahayaan antara 300 -500 lux, pada meja operasi 10.000 – 20.000 lux.
6) Sistem Gas Medis
Pemasangan gas medis sebaiknya secara sentral memakai system pipa, jadi tidak ada
tabung gas medis berada didalam kamar bedah.Diusahakan agar system perpipaan
tersebut melalui bawah lantai atau diatas langit-langit.Ini tujuannya untuk mencegah
bahaya penimbunan gas yang berlebihan di dalam kamar bedah bila terjadi kebocoran
dari tabung gas tersebut.
Pipa gas medis dipasang didinding atau langit-langit kemudian dapat disambung dengan
pipa yang ditarik sesuai dengan keprluan. Pipa gas tersebut harus dibedakan dengan
warna yang lain disertai petunjuk untuk membedakan gas nitrogen oksida dan oksigen,
7) Sitem Listrik
Didalam kamar bedah sebaiknya tersedia 2 macam voltase, yaitu 110 dam 120 volt
karena sering alat-alat dikamar bedah mempunyai voltase yang berbeda.Tombol tempat
penyambungan aliran listrik (stop kontak) harus aman dari kemungkinan tersentuh oleh
petugas. Semua tombol listrik dipasang pada ketinggian minimal 1,40 m dari lantai. Bila
dalam kamar bedah mempunyai beberapa tombol tempat penyambungan aliran listrik
maka sebaiknya masing-masing tombol berbeda sirkuitnya. Ini untuk mencegah bila
pembedahan dalam saat kritis kemudian terjadi gangguan listrik maka sambungan listrik
dapat dipindahkan ketombol yang lain.
8) Sistem Komunikasi
Sistem komunikasidikamr bedah sangat vital. Ini terutama bila pada saatnya emergency
dimana komunikasi dapat dilakukan antar kamar bedah atau antara ruangan lain didalam

18
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

ruangan bedah. Selain itu komunikasi harus ada dengan laboratorium baik laboratorium
patologi klinik maupun patologi anatomi.
9) Peralatan
Semua peralatan peralatan yang berada didalam kamar bedah harus mobile yaitu
mempunyai roda.Ini mudahkan mobilitas alat-alat tersebut didalam kamar
bedah.Kemudian alat-alat tersebut terbuat dari stainless steel sehingga mudah
dibersihkan.
Standar peralatan yang harus ada didalam kamar bedah :
a. Meja operasi
b. Pesawat anestesi
c. Lampu operasi yang tergantung tetap diatas meja operasi
d. Monitor EKG
e. Alat diatermi
f. Suction pump (alat pengisap lender dan darah)
g. Standar infuse
h. Baskom atau container tempat instrument kotor dan standarnya
i. Tempat alat tenun kotor beroda
j. Tempat kain kasa kotor beroda
k. Piala ginjal
l. Meja tulis
m. 2 (dua) buah kursi bundar beroda
n. Alat komunikasi intercom
o. Jam dinding
p. Lampu penerangan ruangan
10) Air Bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
a) Tidak berwama, berbau dan berasa.
b) Tidak mengandung kuman pathogen
c) Tidak mengandung zat kimia
d) Tidak mengandung zat beracun
11) Penentuan Jumlah Kamar Operasi Setiap rumah sakit merancang kamar operasi
disesuaikan dengan bentuk dan lahan yang tersedia, sehingga dikatakan bahwa
rancang bangun kamar operasi setiap rumah sakit berbeda, tergantung dari besar
atau tipe rumah sakit tersebut. Makin besar rumah sakit tentu membutuhkan
jumlah dan luas kamar bedah yang lebih besar. Jumlah kamar operasi tergantung
dari berbagai hal yaitu :
a) Jumlah dan lama waktu operasi yang dilakukan.
b) Jumlah dokter bedah dan macam spesialisasi serta subspesialisasi bersama
fasilitas penunjang.
c) Pertimbangan antara operasi berencana dan operasi segera.

19
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

d) Jumlah kebutuhan waktu pemakaian kamar operasi baik jam per hari maupun
perminggu.
e) Sistem dan prosedur yang ditetapkan untuk arus pasien, petugas dan
penyediaan peralatan.

3. Yang Termasuk Kamar Operasi


a. Ruang Bedah
Ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan pembedahan. Ruangan bedah
yang ada dibedakan menjadi 2 jenis kategori pembedahan yaitu :
1) Ruang bedah operasi bersih
a) OK I
b) OK II
2) Ruang bedah operasi kotor
a) OK I
Dalam pelaksanaannya ruangan bedah ini digunakan untuk Pelayanan operasi
yang sifatnya elektif dan cito / emergensi
b. Ruang untuk cuci tangan ( scrub)
Ruang untuk cuci tangan digunakan bagi dokter ahli bedah, assisten dan semua
petugas yang akan mengikuti kegiatan pembedahan di dalam ruangan bedah.
Beberapa persyaratan dari Scrub up yaitu :
1) Terdapat kran sensortangan untuk maksimal2 orang
2) Debit air cukup (dingin dan panas)
3) Dilengkapi dengan ultra violet (UV) water sterilizer.
4) Terdapat tempat cairan desinfektan dengan cara sensor tangan dan di injak.
Untuk mengalirkan air yang telah melewati UV Water Sterilizer dapat digunakan
kran sentuh dengan menggunakan sensor tangan
Apabila kamar bedah berada pada lantai atas dan tekanan air kurang kuat harus
dilengkapi dengan pompa air sehingga tekanan cukup.
c. RuangPersiapan
Ruangan yang digunakan untuk persiapan anestesi / pembiusan. Kegiatan yang
dilakukan di ruang ini adalah sebagai berikut :
1) Mengukur tekanan darah penderita.
2) Pemasangan IV line
3) Memberikan kesempatan kepada penderita untuk beristirahat / menenangkan diri.
4) Memberikan penjelasan kepada penderita mengenai tindakan yang akan
dilaksankan.

20
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

Pada beberapa rumah sakit, fungsi ruang ini digabung dengan ruang induksi, dan
inilah yang diberlakukan di Kamar Bedah Rumah Sakit Umum dr. GL Tobing.
d. Ruang Pemulihan (Recovery Room / RR)
Ruang yang digunakan untuk pemulihan pasien post operasi setelah menjalani
operasi sampai sadar dari pengaruh pembiusan dan sesuai dengan criteria penilaian
anestesi pasien boleh kembali ke ruangan, unit khusus ataupun pulang ke rumah jika
pasien itu rawat jalan atau One Day Care (ODC).
Jumlah tempat tidur yang tersedia di ruangan ini harus sama dengan jumlah ruang
bedah.
Pada ruang pemulihan ini dilengkapi dengan beberapa alat yang diperlukan untuk
melakukan perawatan / tindakan terhadap pasien post operasi.
e. RuangPenerimaan Pasien (ruang serah terima)
Ruangan yang digunakan untuk menerima pasien dari ruang keperawatan / ruang
serah terima pasien.
Di dalam ruang penerimaan pasien ini dilakukan beberapa kegiatan yaitu :
1) Menerima serah terima pasien dari perawat ruangan
2) Melepas semua perhiasan maupun protease dan diserahkan kepada keluarga
penderita.
3) Mencukur bagian tubuh yang perlu dicukur.
4) Mengganti pakain khusus pasien ruang bedah.
f. Ruang Penyimpanan Instrument
Ruangan ini merupakan tempat penyimpanan yang telah disterilkan. Instrumen
berada dalam paket-paket sesuai dengan jenisnya dan disimpan di dalam lemari.
Bahan-bahan lain seperti linen, kasa steril dan kapas yang telah disterilkan juga dapat
disimpan diruangan ini.
g. Ruang Dekontaminasi
Ruang yang digunakan untuk dekontaminasi instrumen, dan semua alat yang telah
digunakan untuk pembedahan.
h. Ruang untuk ganti pakaian
Kamar untuk ganti pakaian, sebelum petugas masuk ke lingkungan kamar bedah.
Pada kamar ganti disediakan lemari pakaian / locker dengan kunci di gantung setelah
terpakai digantungkan kembali di lockernya, kamar ganti dipisah antara Pria dan
Wanita.
i. Ruang istirahat(makan minum) dokter, perawat, dan penunjang
Ruang yang digunakan untuk para petugas beristirahat setelah melakukan kegiatan
pembedahan.
j. Ruang Pertemuan

21
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

Ruang yang diperlukan untuk rapat koordinasi antar bagian setiap minggunya
yang berhubungan dengan kegiatan pembedahan.
k. Ruang Administrasi
Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan adminstrasi khususnya pelayanan bedah.
Ruang ini berada pada bagian depan instalasi kamar bedah dengan dilengkapi loket,
meja kerja, lemari berkas / arsip dan telepon
Kegiatan administrasi meliputi :
1) Pendataan pasien
2) Penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien jika diperlukan.
3) Pengentrian biaya pasien yang menjalani operasi
l. Gudang
Tempat menyimpan barang-barang keperluan instalasi kamar bedah yang masih
berfungsi akan tetapi sedang tidak diperlukan.
Di dalam gudang harus ada buku / catatan inventarisasi barang / peralatan yang
dikelola oleh instalasi kamar bedah.
m. Ruang tunggu
Tempat keluarga atau pengantar pasien menunggu.Tempat ini perlu disediakan
tempat duduk dengan jumlah sesuai dengan aktivitas pelayanan bedah yang
dilaksanakan di rumah sakit.
n. Spoelhok /slopsink
Fasilitas untuk membuang kotoran bekas operasi khususnya yang berupa
cairan.Spoelhok dalam bentuk bak atau kloset tanpa leher angsa (water seal).
Pada ruang spoelhok juga harus disediakan kran air bersih untuk mencuci tempat
cairan atau cici tangan.Ruang tempat spoelhok ini harus menghadap keluar / kearah
koridor kotor.
o. Kamar mandi / WC / Toilet
Fasilitas diatur sesuai denag kebutuhan, dan harus dijaga kebersihannya karena
dengan kamar mandi / WC / Toilet yang bersih maka citra rumah sakit khususnya
instalasi kamar bedah akan baik.

p. Selasar bersih
Selasar untuk lalu lintas petugas, penderita dan barang-barang yang telah steril.
q. Selasar kotor
Selasar untuk lalu lintas barang kotor Yang dimaksud degan barang kotor adalah:
1) Pakaian kotor untuk dibawa ke laundry dengan linen trolly.
2) Sampah / limbah padat dari kamar bedah untuk dibawa ke Incinerator.
3) Instrumen kotor dalam tromol untuk dibawa ke ruang dekontaminasi

22
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

B. Set Standar Pembedahan


1. Peralatan di kamar bedah:
a) Peralatan Medis Umum
1) Operating table : 2 buah
2) Operating lamp :12 buah (Type terlampir)
3) Electro Surgery Unit : 6 buah
4) Suction unit :6 buah
5) Mayo instrument table : 6 buah
6) Table instrument 2 stainles : 12 buah
7) Table kaca untuk linen : 6 buah
8) Trolley linen steril : 2 buah
9) Trolley kotor (Instrumen dan linen) : 2 buah
10) Meja desinfektan : 6 buah
11) Lemari persedian alkes : 6 buah
12) Tempat Cuci tangan bedah : 4 buah
b) Peralatan medis khusus
1) Operating Microscope : 2 buah
2) X-Ray C Arm/X-Ray mobile : 2 buah
3) Laparascopy set : 2 set
4) Urologi set : 1 set
5) Opthalmic Cryo surgery : 1 set
6) ESWL : 1 set
c) Peralatan Non Medis
1) Thermometer suhu dan kelembaban ruangan : 7 buah
2) Alat tenun paket operasi sedang (Jas operasi (6 buah dan 3 buah), spliet duk1
buah, penutup operasi sedang 4 dan kecil 4 buah, handuk 6 buah, waslap 1 buah),
set THT, set Mata dan set ESWL : 100 set
3) Masker disposible
4) Schort bedah /apron disposible
5) Penutup kepala pasien topi disposible
6) Baju pasien Dewasa
7) Baju pasien anak
8) Sandal
9) Sepatu Booth
2. Alat rumah tangga
Yang termasuk alat rumah tangga adalah :

23
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

a) Alat kebersihan : sapu, sikat lantai, lap kerja, mesin penghisap debu (vacuum
cleaner), alat penyemprot (fogger), alat penyikat lantai dan ember
b) Alat makan dan minum
c) Meubel
3. Alat ukur
Untuk dapat memonitor kondisi pada kamar bedah diperlukan beberapa alat ukur, yaitu :
a. Thermometer suhu ruangan
b. Hygrometer pengukur kelembaban udara.
c. Alat ukur tekanan udara

C. Daftar Inventaris / Peralatan Kamar Bedah


1.Meja Operasi

NAMA
NO MERK TYPE NO SERI JUMLAH KONDISI
ALAT

1 MejaOperasi CHOONGWAE CHS 790 3050 1 Baik


2 Meja Operasi CHOONGWAE CHS 790 3050 1 Baik

2.Lampu Operasi

NAMA NO
NO MERK TYPE JUMLAH KONDISI
ALAT SERI

1 Lampu SMIC 12 Reflectors 1 Baik


Operasi operating lamp -
300Watt
2 Lampu Hanaulux Operation 1 Baik

24
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

Operasi illuminating lamps -

3.Bipolar Coagulator Unit

NO NAMA ALAT MERK TYPE NO SERI JUMLAH KONDISI


1 Bipolar Coagulator ALSATOM SU 4201-03/03 1 Baik
140/DMPC

4.Suction

NO NAMA ALAT MERK TYPE NO SERI JUMLAH KONDISI


1 Suction Pump TRADE 305 - 1 Baik
MARK
2 Suction Pump Mnic-S MMC- 0803141U 1 Baik
1500SDX

5.Alat-alat lain

NO NAMA ALAT MERK TYPE NO SERI JUMLAH KONDISI


1 Torniquiet Anetic Aid AET01.01 290 1 Baik
2 Monitor Bpztron BT-1800 - 1 Baik

6.Micropscope

NO NAMA ALAT MERK TYPE NO SERI JUMLAH KONDISI


1 Microscope Mata Inamic L-0940 K 00002 1 Baik

D. Daftar Instrumen Kamar Bedah Di CSSD

NO NAMA ALAT/INSTRUMEN JUMLAH


2 Appendic Anak 1 set
3 Appendic Dewasa 1 set
13 Basic Sectio 2 set
14 Basic Sedang 2 set
16 Bengkok 2 buah
17 Bold Cutter 1 set
31 Chateter Set 4 set

25
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

35 Desinfectan set 20 set


38 Duk Mata 2 set
47 Hak Abdomen 2 set
57 Instrumen Dasar 10 set
63 Instrumen Pasang CVP 2 set
71 Kom Kecil 6 buah
73 Komset 2 set
74 Laparatomy Bedah Umum 2 set
76 Lumbal Fungsi 2 set
83 Mandrin Chateter 4 set
92 Mini set 1 set
98 Pace Maker 1 set
115 Slang Vakum 1 buah
116 Spinal NS 1 set
118 Stepler Gaster 1 set
121 Struma 1 set

1. Basik Appendik Dewasa

KODE
NO NAMA SET / NAMA INSTRUMENT JUMLAH
INSTRUMENT
1 Scalpel / handle no.3 1 AP D II 1
2 Scalpel / handle no.4 1 AP D II 2
3 Towel clamp / duk klem 5 AP D II 3
4 Anatomisch pincet 2 AP D II 4
5 Chirurgisch pincet 2 AP D II 5
6 Anatomisch pincet long 2 AP D II 6
7 Klem 90 4 AP D II 7
8 Gerald pincet / diatermi 2 AP D II 8
9 Needle holder 2 AP D II 9
10 Poole / suction 1 AP D II 10
11 Keely arteri klem (S) 10 AP D II 11
12 Keely arteri klem (M) 3 AP D II 12
13 Pean / lurus 2 AP D II 13
14 Mayo/gunting jaringan 1 AP D II 14
15 Gunting benang bengkok 1 AP D II 15

26
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

16 Gunting benang lurus 1 AP D II 16


17 Kocher 4 AP D II 17
18 Allis 2 AP D II 18
19 Babkock 2 AP D II 19
20 Foster klem 1 AP D II 20
21 Volkman / Hak tajam 2 AP D II 21
22 Middledorpf / O hak 2 AP D II 22
23 Richardson / Sitompul 4 AP D II 23
24 Langen back 2 AP D II 24
25 Pin for instrumen / peniti 1 AP D II 25

2. Basik Sectio Caecar

KODE
NO NAMA SET / NAMA INSTRUMENT JUMLAH
INSTRUMENT
1 Scalpel handle no.3 1 BSC II 1
2 Scalpel handle no.4 1 BSC II 2
3 Anatomisch pincet 2 BSC II 3
4 Chirurgisch pincet 2 BSC II 4
5 Anatomisch pincet long 1 BSC II 5
6 Chirurgisch pincet long 1 BSC II 6
7 Gerald pincet / diatermi 1 BSC II 7
8 Needle holder 2 BSC II 8
9 Keely arteri klem (S) 10 BSC II 9
10 Keely arteri klem (M) 5 BSC II 10
11 Pean / lurus long 2 BSC II 11
12 Mayo / Gunting jaringan 1 BSC II 12
13 Gunting benang bengkok 1 BSC II 13
14 Gunting benang lurus 1 BSC II 14
15 Kocher (M) 5 BSC II 15
16 Mikulicz 5 BSC II 16
17 Praparier / klem 90 tumpul 2 BSC II 17
18 Foster klem 6 BSC II 18
19 Volkman / Hak tajam 2 BSC II 19
20 Middeldorf / O hak 2 BSC II 20

27
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

21 Ricardson / sitompul 2 BSC II 21


22 Doyenretractor 1 BSC II 22
23 Poole / Suction 1 BSC II 23
24 Towel clamp / Duk klem 5 BSC II 24
25 Abdominal spatula 1 BSC II 25

3. Basik Laparatomi Kebidanan

KODE
NO NAMA SET / NAMA INSTRUMENT JUMLAH
INSTRUMENT
1 Scalpel handle no.3 1 LK I 1
2 Scalpel handle no.4 1 LK I 2
3 Anatomisch pincet no.3 L 1 LK I 3
4 Anatomisch pincet 3 LK I 4
5 Chirurgisch pincet 3 LK I 5
6 Anatomisch pincet long 2 LK I 6
7 Chirurgisch pincet long 1 LK I 7
8 Gerald pincet / diatermi 1 LK I 8
9 Needle holder 2 LK I 9
10 Needle holder long 1 LK I 10
11 Keely arteri klem (S) 10 LK I 11
12 Keely arteri klem (M) 5 LK I 12
13 Keely arteri klem (L) 5 LK I 13
14 Klem kuat 2 LK I 14
15 Darm klem bengkok 2 LK I 15
16 Darm klem lurus 2 LK I 16
17 Praparier / klem 90 tumpul 2 LK I 17
18 Klem lurus long 2 LK I 18
19 Mayo/gunting jaringan 1 LK I 19
20 Gunting jaringan panjang 1 LK I 20
21 Gunting benang bengkok 1 LK I 21
22 Gunting benang lurus 1 LK I 22
23 Gunting benang panjang 1 LK I 23
24 Kocher 4 LK I 24
25 Allis 2 LK I 25
26 Mikulicz 5 LK I 26

28
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

27 Foster klem 2 LK I 27
28 Volkman / Hak tajam 2 LK I 28
29 Middledorpf / O hak 2 LK I 29
30 Richardson / Sitompul 2 LK I 30
31 Doyen retractor / sgitiga 1 LK I 31
32 Abdominal retractor 1 LK I 32
33 Deaver kecil 2 LK I 33
34 Deaver besar 2 LK I 34
35 Abdominal spatula 1 LK I 35
36 Kogel tang 1 LK I 36
37 Miom bor 1 LK I 37
38 Yankeur / suction abd 1 LK I 38
39 Poole/suction 1 LK I 39
40 Towel clamp / duk klem 6 LK I 40
41 Instrumen holder 1 LK I 41
42 Pin for instrument / peniti 2 LK I 42
4. Basik Laparatomi Bedah Umum
KODE
NO NAMA SET / NAMA INSTRUMENT JUMLAH
INSTRUMENT
1 Scalpel Handle no 3 1 LBU II 1
2 Scalpel Handle no 4 1 LBU II 2
3 Scalpel Handle no 3 L 1 LBU II 3
4 Anatomis pincet 3 LBU II 4
5 Chirurgis pincet 3 LBU II 5
6 Anatomis pincet Long 2 LBU II 6
7 Anatomis pincet long Hls 1 LBU II 7
8 Gerald Pincet / Diathermi 1 LBU II 8
9 Nedle Holder 2 LBU II 9
10 Nedle Holder long 1 LBU II 10
11 Kelly Arteri Klem (S) 15 LBU II 11
12 Kelly Arteri Klem (M) 5 LBU II 12
13 Kelly Arteri Klem Besar 10 LBU II 13
14 Pean Lurus (S) 5 LBU II 14
15 Pean Lurus (L) 1 LBU II 15
16 Mikulicz 5 LBU II 16
17 Kocher Besar 5 LBU II 17

29
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

18 Preparier Panjang 2 LBU II 18


19 Preparier / Klem 90 sedang 2 LBU II 19
20 Preparier / Klem 90 tumpul 2 LBU II 20
21 Darm Klem Bengkok 2 LBU II 21
22 Darm Klem lurus 2 LBU II 22
23 Darm Klem Lurus Kasar 2 LBU II 23
24 Mayo/Gunting Jaringan 1 LBU II 24
25 Gunting Jaringan Panjang 1 LBU II 25
26 Gunting Benang Lurus 1 LBU II 26
27 Gunting Benang Bengkok 1 LBU II 27
28 Gunting Benang Panjang 1 LBU II 28
29 Allis Klem 3 LBU II 29
30 Allis Klem Panjang 2 LBU II 30
31 Baabcock 2 LBU II 31
32 Foster Klem 2 LBU II 32
33 Volk man / Hak tajam 2 LBU II 33
34 Midle Dorpf / O Hak 2 LBU II 34
35 Richardson? Sitompul 2 LBU II 35
36 Langen Beck 2 LBU II 36
37 Abdominal Retractor 1 LBU II 37
38 Abdominal Spatula 1 LBU II 38
39 Deaver Kecil 2 LBU II 39
40 Deaver Besar 2 LBU II 40
41 Poole / Suction 1 LBU II 41
42 Yankauer / Suction Abdomen 1 LBU II 42
43 Towel Klem / Duk Klem 12 LBU II 43
44 Instrumen Holder 1 LBU II 44
45 Pin For Instrumen / peniti 2 LBU II 45

BAB IV
KEBIJAKAN PELAYANAN KAMAR BEDAH

A. KEBIJAKAN UMUM :

30
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

1. Kamar bedah merupakan unit pelayanan medis yang memberikan pelayanan


pembedahan
a. Kamar bedah Rumah Sakit Khusus Mata Medan Barumelayani jenis tindakan
bedah invasif berdasakan spesialisasinya yaitu :
1) Bedah Umum
2) Bedah Obstetri dan Ginecologi
3) Bedah Mata
b. Pelayanan kamar bedah melayani pasien langsung atau pasien yang tidak harus
menjalani perawatan dengan menginap di rumah sakit untuk mendapatkan
pelayanan pembedahan yang di sebut dengan One Day Care (ODC).
c. Kamar bedah dalam penjadwalan operasi memperhatikan :
1) Operasi emergency harus mendapatkan prioritas dan dilayani < 30 menit
(setelah semua persiapan seperti: administrasi, informed consent, konsul-
konsul dan pemeriksaan Laboratorium selesai)
2) Operasi elektif sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
a) Pendaftaran Operasi Elektif Regular (Pasien yang mempunyai waktu
banyak untuk persiapan operasi), akan di tutup pkl. 14.30 WIB, jika
mendaftarkannya lebih dari pkl. 14.30 WIB maka dijadwalkan untuk hari
berikutnya.
3) Perubahan penjadwalan baik penundaan atau pun penambahan jadwal operasi
dilakukan atas indikasi kebutuhan dan kondisi pasien harus ada persetujuan
antara dokter bedah dan perawat kamar bedah.
4) Pembatalan jadwal operasi harus dijelaskan oleh dokter bedah kepada
pasien/keluarga.
5) Jadwal operasi yang terdaftar formulir penjadwalan kamar bedah yang sudah
diedarkan ke ruang rawat inap,poliklinik dan lain-lain, kalau terjadi perubahan
(perubahan jam, pembatalan, penolakan dan lain-lain, maka yang
mengingatkan/menghubungi dokter merupakan tanggung jawab ruangan
bersangkutan menghubunginya.
6) Perubahan jadwal operasi yang terjadi di kamar bedah maka yang
menghubungi dokter adalah petugas kamar bedah.
d. Kamar bedah dalam memberikan pelayanan pembedahan berkoordinasi dengan
seluruh unit terkait yang ada di rumah sakit (staf penunjang lainnya).
e. Kamar bedah memberikan pelayanan selama 24 jam dengan pengaturan jaga
Dinas Harian Senin s.d sabtu (07.30 WIB – 14.30 WIB)

2. Menyediaan sumber daya manusia melalui upaya :

31
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

a. Setiap pembedahan dilakukan oleh tim yang terdiri dari (dokter yang melakukan
pembedahan, dokter anestesi, perawat bedah dan perawat anestesi).
b. Setiap individu yang bertugas di kamar bedah wajib mempunyai memiliki
keterampilan teknis (kompetensi klinis) dan non teknis.
c. Rumah Sakit Khusus Mata Medan Baru memberikan kesempatan bagi setiap
personil yang bertugas di kamar bedah untuk memiliki keterampilan klinis dan
non teknis dengan mengikuti kegiatan pelatihan baik fomal maupun non formal.

3. Menyediakan lingkungan sarana dan prasarana yang memenuhi syarat melalui


upaya :
a. Melakukan identifikasi faktor risiko yang dapat membahayakan pasien dan
petugas kamar operasi serta meminimalisasi dampak kejadian tidak diharapkan
yang terjadi.
b. Kamar bedah dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan dengan
memperhatikan aspek :
1) Ketersediaan peralatan dan instrument bedah
2) Sterilitas ruang dengan pembagian sesuai dengan denah kamar bedah sebagai
berikut :
a) Zona 1, Tingkat Resiko Rendah (Normal)

Zona ini terdiri dari area resepsionis (ruang administrasi dan pendaftaran),
ruang tunggu keluarga pasien, janitor dan ruang utilitas kotor.

b) Zona 2, Tingkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter)

Zona ini terdiri dari ruang istirahat dokter dan perawat, ruang plester,
pantri petugas. Ruang Tunggu Pasien (;holding)/ ruang transfer dan ruang
loker (ruang ganti pakaian dokter dan perawat) merupakan area transisi
antara zona 1 dengan zone 2.

c) Zona 3, Tingkat Resiko Tinggi (Semi Steril dengan Medium Filter)

Zona ini meliputi kompleks ruang operasi, yang terdiri dari ruang
persiapan (preparation), peralatan/instrument steril, ruang induksi, area
scrub up, ruang pemulihan (recovery), ruang resusitasi neonates, ruang
linen, ruang pelaporan bedah, ruang penyimpanan perlengkapan bedah,
ruang penyimpanan peralatan anastesi, implant orthopedi dan emergensi
serta koridor-koridor di dalam kompleks ruang operasi.

d) Zona 4, Tingkat Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan Pre Filter, Medium

32
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

Filter, Hepa Filter)

Zona ini adalah ruang operasi, dengan tekanan udara positif. Merupakan
area dengan kebersihan ruangan kelas 10.000 (ISO 7 – ISO 14644-1
cleanroom standards, Tahun 1999)

e) Area Nuklei Steril

Area ini terletak dibawah area aliran udara kebawah (;laminair air flow)
dimana bedah dilakukan. Merupakan area dengan kebersihan ruangan
kelas 1.000 sampai dengan 10.000

3) Operasi yang steril ( clean surgery), dilakukan melalui upaya :


a) Prosedur cuci tangan baik bedah mapun non bedah.
b) Pembersihan kulit tempat yang akan dilakukan insisi bedah.
c) Menggunakan alat pelindung diri (penutup kepala, sarung tangan,
pelindung wajah / masker, skort (apron) / gaun pelindung, sepatu khusus
kamar bedah).
d) Perawatan luka dan dekontaminasi instrumen.
e) Pembersihan ruangan rutin, berkala dan sewaktu.
f) Pemerikasaan kultur berkala untuk ruangan bedah, AC, meja operasi, meja
instrumen setiap 3 bulan sekali bekerjasama dengan komite PPIRS.

4. Monitoring dan jaminan kualitas ( quality assurance and monitoring).


Dalam rangka menjamin mutu dan keselamatan pasien, Rumah Sakit Umum dr. GL
Tobingmenerapkan strategi :
a. Memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien yang dioperasi
b. Menerapkan Surgical Safety Checklist ( Sign in, Time outdan Sign out )
c. Keharusan penghitungan kasa dan instrument bedah :
1) Sebelum operasi dimulai
2) Saat operasi berlangsung
3) Sebelum luka operasi ditutup
d. Pemantauan mutu melalui penerapan indikator bedah
5. Bila terjadi bencana/hospital disaster plan, kamar bedah siap untuk berperan di dalam
penaggulangannya dengan memberikan pelayanan dan memprioritaskan kasus
bencana yang terjadi yang membutuhkan pelayanan.

A. KEBIJAKAN KHUSUS :

33
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

1. Pasien yang akan dilakukan pembedahan harus dilakukan pengkajian pra bedah dan
dilakukan catatan pra bedah serta dilakukan site marking yang dituangkan dalam
dokumentasi formulir pra visit bedah
2. Pada waktu serah terima pasien harus dilakukan pengecekan identitas yang cermat
serta tehnik dan lokasi operasi.
3. Pasien sebelum dilakukan pembedahan dan pembiusan / induksi harus dilakukan
surgical safatey ceklist.
4. Petugas yang bekerja dikamar bedah harus bekerja sesuai dengan Misi dan Tujuan
Kamar Bedah.
5. Dalam melakukan tindakan di kamar bedah mengacu pada standar baku yang dipakai
di Kamar Bedah.
6. Pasien yang akan dilakukan pembedahan maupun pembiusan harus sudah mendapat
penjelasan tentang Informed Consent serta menyetujuinya.
7. Dalam melakukan tindakan di kamar bedah harus mengacu kepada buku Pedoman
Pengendalian Infeksi Nosokomial Rumah Sakit Khusus Mata Medan Baru agar tidak
terjadi infeksi nosokomial.
8. Tindakan dan layanan yang dilakukan di Kamar Bedah senantiasa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan.
9. Semua pasien harus diupayakan agar tidak cemas dengan cara :
a. Sudah melalui informed consent yang lengkap, termasuk penyuluhan dan
tindakan yang akan dilakukan.
b. Suasana di kamar operasi diupayakan agar nyaman dan kondusif.
c. Sikap petugas harus menunjukan empati.
10. Harus selalu dilakukan pertemuan berkala dengan unit lain untuk membahas masalah-
masalah yang timbul di kamar bedah.
11. Apabila terjadi kecelakaan atau kegagalan pada operasi harus dilaporkan kepada Tim
Patient Safety dan bila terjadi kecelakaan pada pekerja segera dilaporkan hal tersebut
kepada K3RS.
12. Pasien yang dilakukan tindakan pembedahan di kamar bedah meliputi sebagai
berikut:
a. Operasi Life Saving
b. Operasi Cito lainnya
c. Operasi Elektif
d. Operasi ODC
e. Sesuai dengan daftar urut pendaftaran dan selanjutnya diatur atau disusun oleh
petugas kamar bedah.

34
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

13. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi diberikan informasi / penyuluhan
mengenai prosedur yang akan dijalani khususnya prosedur pre medikal/pre anestesi.
14. Pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi selalu dijalankan.
15. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan sewaktu dikamar operasi
dilakukan identifikasi meliputi :
a. Tepat lokasi
b. Tepat prosedur
c. Tepat pasien yang akan dioperasi.
d. Apabila operator memerlukan tindakan yang melibatkan pihak lain maka dokter
wajib mengisi formulir lembar konsul.
16. Bila terjadi kecelakaan / kegagalan dari tindak operasi yang dimaksud, hal tersebut
dilaporkan kepada Ka. Subdiv. Pelayanan Medis
17. Tim bedah yang terlibat wajib mendokumentasikan atau melaporkan kegiatan selama
tindakan pembedahan yang telah dilakukan dan masuk dalam catatan rekam medis
pasien meliputi :
a. Dokter operator :
1) Mencatat prosedur pembedahan
2) Temuan selama pembedahan
3) Sistem drainase
4) Cara pembalutan
5) Instruksi pasca bedah
b. Dokter anestesi :
1) Aessement pre anestesi
2) Monitoring selama pre anestesi, intra dan pasca bedah
c. Perawat yang terlibat :
1) Melakukan pengisian daftar tilik keselamatan perioperatif.
2) Mengisi daftar tilik serah terima perawat ke ruang pemulihan dan daftar tilik
penghitungan intra operatif.
3) Mengisi lembar pemantauan pasca anestesi.
4) Pendokumentasian asuahan keperawatan.

35
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. JENIS PELAYANAN

Jenis pelayanan yang ada berdasarkan jenis tindakan pembedahan menurut spesialisasinya yaitu :

1. Bedah Mata

a. Insisi Hordeolum/Kalazion
b. Pterigium
c. Iridectomi
d. Catarak dan Ekstraksi Lensa

2. OBSTETRI & GINEKOLOGI

a. Bedah Caesar Serviks


b. Hystrektomi Total Abdominal
c. Hystrektomi Radikal
d. Hystrektomi Radikal Vagina (Prolap Uteri)
e. Hystrektomi Supravagina
f. Myomektoni
g. Kystektomi
h. KET
i. Curet
j. Colvorafi

3. BEDAH UMUM

a. Hernia Inguinalis

36
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

b. Hernia Scrotalis
c. Hernia Pasang Mesh Unilateral
d. Hernia Femoralis
e. Hernia Umbilikus
f. Hernia Insisial, Ventralis, Gastroscisis
g. App
h. Laparatomi
i. Struma
j. Lipoma, Kyste Dermoid, Haemangioma, Atroma
k. FAM & Ginecomast
l. Haemorhoid
m. Hydrocele
n. Abses Perianal , Perianal Fistel
o. Luka Tusuk, Luka Tembak
p. Aff Heacthing
q. WSD

B. PENJADWALAN OPERASI

Seluruh pasien elektif atau cyto yang akan dilakukan tindakan pembedahan, terlebih dahulu
mendaftarkan status kondisi pasien ke bagian rekam medik. Kepala kamar bedah
memberitahukan kepada seluruh petugas kamar bedah dan ruangan dimana pasien tersebut
dirawat. Jika diluar jam kerja kepala shift yang bertanggung jawab atas tambahan dan perubahan
untuk semua kondisi pasien dan dimasukan kedaftar operasi (papan tulis) yang ada dikamar
bedah dan dinformasikan ke dokter bedahnya serta ruangan dimana pasien tersebut dirawat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun penjadwalan operasi adalah sebagai
berikut:

1. Pengaturan ruang atau kamar operasidibuat merata untuk setiap kamar operasi.
2. Peraturan mengenai pembatalan sebelum waktu operasi yang sudah dijadwalkan.
3. Penundaan serta penambahan operasi sewaktu-waktu (hal ini dapat berbeda disesuaikan
dengan jenis operasi)
4. Pengaturan penjadwalan operasi dibuat dalam bentuk penyusunan jadwal setiapharinya
yaitu bahwa :
a. Penjadwalan Elektif

37
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

Adalah merupakan penjadwalan operasi yang direncanakan, sehingga jadwal sedapat


mungkin diatur agar tidak terjadi tumpang tindih, diatur secara merata untuk setiap
kamar operasinya.

b. Penjadwalan emergensi

Adalah prosedur yang mengancam nyawa atau dapat mengakibatkan kecacatan jika
tidak segera dilakukan tindakan.
Untuk penjadwalan emergensi akan mendapatkan prioritas, jika kamar operasi cito
penuh / sedang terpakai, maka memungkinkan akan memundurkan jadwal operasi
elektif sebelumnya dengan berkolaborasi dengan dokter bedah yang bersangkutan.

c. Penjadwalan ODC

Suatu pelayanan penerimaan penjadwalan operasi yang terencana yang tidak


memerlukan perwatan inap dari perawat / bidan unit terkait ( Poly bedah umum, dan
poly mata ) ke kamar bedah via telpon .

C. PENATALAKSANAAN PEMBEDAHAN
Pre Operasi

Team Bedah (dokter bedah, perawat bedah) melakukan pemeriksaan pra bedah ke ruangan
dimana pasien tersebut dirawat pada malam hari atau sebelum pasien diantar ke kamar bedah,
untuk dijelaskan semua yang berkaitan dengan tindakan pembedahan di dalam catatan
perkembangan pasien.
Dokter operator menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan dan meminta surat
persetujuan tindakan kepada pasien dan keluarga. Setelah disetujui dilakukan pemeriksaan
tambahan meliputi : Konsultasi pra bedah, pemeriksaan penunjang pra bedah meliputi
pemeriksaan laboratorium dan radiologi serta pemeriksaan tambahan yang diperlukan sesuai
dengan standing order yang telah ditetapkan :

1. STANDING ORDER CITO


A. STANDING ORDER OPERASI CITO/EMERGENCY PADA DEWASA
UMUR 17 – 45
TAHUN
1) Operasi dapat dilakukan tanpa puasa sebelumnya dengan resiko yang lebih tinggi
(muntah, regurgitasi dan aspirasi)
2) Anti Emetik (anti muntah) dapat diberikan 30 menit – 1 jam sebelum tindakan
3) Laboratorium

38
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

a. Darah Lengkap
b. Waktu pembekuan dan perdarahan
4) Untuk kasus operasi besar / khusus (Pasien dengan adanya kelainan-kelainan
bawaan)
a. Laboratorium Darah Lengkap (DL)
b. Waktu pembekuan dan perdarahan (PT dan APTT)
c. Ureum creatinim
d. Natrium,Kalium dan Klorida (elektrolit lain bila dibutuhkan)
e. Gula darah sewaktu
f. Albumin
g. AGD (Analisa Gas Darah) sesuai indikasi (sesak, gangguan elektrolit dan
riwayat penyakit jantung / paru)
5) HBsAg (Universal Precaution di Kamar Bedah)
6) Rogent Thorak dengan indikasi(umur, riwayat penyakit paru, sesak)
7) EKG sesuai indikasi (riwayat penyakit jantung sebelumnya, dicurugai menderita
penyakit jantung, gangguan elektrolit)
8) Konsultasi : anestesi, penyakit disiplin ilmu lain sesuai indikasi : (pulmunologi,
cardiologi dan rehabilitasi). Konsultasi dapat ditunda bila kondisi sangat
mengancam jiwa.
9) Berikan Lampiran penjelasan Informed Consent kepada pasien atau keluarga
pasien yang ditunjuk oleh pasien( Anestesi dan Bedah )

B. STANDING ORDER OPERASI CITO/EMERGENCY PADA USIA DIATAS


45 TAHUN
1) Operasi dapat dilakukan tanpa puasa sebelumnya dengan resiko yang lebih tinggi
(muntah, regurgitasi dan aspirasi)
2) Anti Emetik (anti muntah) dapat diberikan 30 menit – 1 jam sebelum tindakan
3) Laboratorium
a. Darah Lengkap
b. Waktu pembekuan dan perdarahan
4) Untuk kasus operasi besar / khusus (Pasien dengan adanya kelainan-kelainan
bawaan)
a. Laboratorium Darah Lengkap (DL)
b. Waktu pembekuan dan perdarahan (PT dan APTT)
c. Ureum creatinim
d. Natrium,Kalium dan Klorida (elektrolit lain bila dibutuhkan)
e. Gula darah sewaktu

39
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

f. Albumin
g. AGD (Analisa Gas Darah) sesuai indikasi (sesak, gangguan elektrolit dan
riwayat penyakit jantung / paru)
5) Rogent Thorak dengan indikasi(riwayat penyakit paru, sesak)
6) EKG
7) Konsultasi wajib : Kardiologi, penyakit dalam, anestesiologi
8) Konsultasi tambahan : penyakit disiplin ilmu lain sesuai indikasi / bila
dibutuhkan
9) Berikan Lampiran penjelasan Informed Consent kepada pasien atau keluarga
pasien yang ditunjuk oleh pasien( Anestesi dan Bedah )

2. STANDING ORDER ELEKTIF


A. STANDING ORDER OPERASI ELEKTIF PADA DEWASA UMUR 17 – 45
TAHUN
1) Puasa minimal 6 – 8 jam untuk makanan padat 4 jam untuk susu dan untuk air
bening (air putih / teh) 3 jam sebelum operasi
2) Anti Emetik (anti muntah) dapat diberikan 30 menit – 1 jam sebelum tindakan
3) Laboratorium
a. Darah Lengkap
b. Waktu pembekuan dan perdarahan
4) Untuk kasus operasi besar / khusus (Pasien dengan adanya kelainan-kelainan
bawaan)
a. Laboratorium Darah Lengkap (DL)
b. Waktu pembekuan dan perdarahan (PT dan APTT)
c. Ureum creatinim
d. Natrium,Kalium dan Klorida (elektrolit lain bila dibutuhkan)
e. Gula darah sewaktu
f. Albumin
g. AGD (Analisa Gas Darah) sesuai indikasi (sesak, gangguan elektrolit dan
riwayat penyakit jantung / paru)
5) Rogent Thorak dengan indikasi(umur, riwayat penyakit paru, sesak)
6) EKG sesuai indikasi (riwayat penyakit jantung sebelumnya, dicurugai menderita
penyakit jantung, gangguan elektrolit)
7) Konsultasi : anestesi, penyakit disiplin ilmu lain sesuai indikasi : (pulmunologi,
cardiologi dan rehabilitasi). Konsultasi dapat ditunda bila kondisi sangat
mengancam jiwa.

40
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

8) Berikan Lampiran penjelasan Informed Consent kepada pasien atau keluarga


pasien yang ditunjuk oleh pasien( Anestesi dan Bedah )

B. STANDING ORDER OPERASI ELEKTIF PADA USIA DIATAS 45 TAHUN


1) Puasa minimal 6 – 8 jam untuk makanan padat 4 jam untuk susu dan untuk air
bening (air putih / teh) 3 jam sebelum operasi.
2) Anti Emetik (anti muntah) dapat diberikan 30 menit – 1 jam sebelum tindakan
3) Laboratorium
a. Darah Lengkap
b. Waktu pembekuan dan perdarahan
4) Untuk kasus operasi besar / khusus (Pasien dengan adanya kelainan-kelainan
bawaan)
a. Laboratorium Darah Lengkap (DL)
b. Waktu pembekuan dan perdarahan (PT dan APTT)
c. Ureum creatinim
d. Natrium,Kalium dan Klorida (elektrolit lain bila dibutuhkan)
e. Gula darah sewaktu
f. Albumin
g. AGD (Analisa Gas Darah) sesuai indikasi (sesak, gangguan elektrolit dan
riwayat penyakit jantung / paru)
5) Rogent Thorak dengan indikasi(umur, riwayat penyakit paru, sesak)
6) EKG
7) Konsultasi wajib : Penyakit dalam, Anestesi
8) Konsultasi tambahan : penyakit disiplin ilmu lain sesuai indikasi / bila dibutuhkan
9) Berikan Lampiran penjelasan Informed Consent kepada pasien atau keluarga
pasien yang ditunjuk oleh pasien( Anestesi dan Bedah )

3. STANDING ORDER SECTIO CAESARIA (SC)


1) Puasa 8 jam
2) Laboratorium
a. Darah Lengkap (DL)
b. Waktu pembekuan dan perdarahan (PT dan APTT)
c. SGOT, SGPT, HIV, Hepatitis (HBSAg, HAV, HCV)
3) Rogent Thorak sesuai indikasi (sesak, riwayat penyakit paru, jantung bawaan)
4) Konsultasi: anestesi, disiplin ilmu lain sesuai indikasi : (pulmunologi, cardiologi
dan rehabilitasi).
5) Periksa Denyut Jantung Janin (DJJ)

41
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

6) Berikan Lampiran penjelasan Informed Consent kepada pasien atau keluarga


pasien yang ditunjuk oleh pasien( Anestesi dan Bedah )

4. Site Marking
Site marking dilakukan untuk pemberian tanda pada lokasi operasi dengan
menggunakan spidol khusus marking warna hitam oleh Dokter Bedah dan di dampingi
Perawat Bedah, Perawat ruang rawat inap atau rawat jalan dan Perawat gawat darurat,
terhadap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan yang tepat dan akurat.
Pasien akan diantar oleh perawat ruangan ke kamar bedah dan diserah terimakan kepada
perawat kamar operasi (perawat Anestesi & perawat bedah) dengan bertujuan :
a. Dapat diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas ruangan
dan kamar operasi agar pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan baik dan
mengutamakan keselamatan pasien.
b. Dapat Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang
dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan operasi tersebut.
Ada beberapa hal dalam penerimaan pasien yang harus dilakukan :
a. Identitas pasien
b. Kelengkapan status atau rekam medis (RM)
c. Surat persetujuan tindakan operasi, dari pasien atau keluarga
d. Memeriksa lokasi operasi (site marker), gigi palsu, lensa kontak, perhiasan, cat kuku,
peniti, jepit rambut, lipstick dan asesoris lainnya.
e. Menilai keadaan umum pasien dan keadaan puasa
f. Mengganti baju pasien dan memberi ekstra selimut

5. Persiapan Mental
a. Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi serta resiko yang harus dihadapi
dalam menjalani operasi ini. Lakukan Informed Consent sesuai prosedur.
b. Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar menghadapi tindakan
operasi yang akna dijalaninya. Pasien diminta untuk berdoa menurut keyakinannya
masing-masing.
c. Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung secara moril.

6. Persiapan Area Operasi


Persiapan area operasi adalah Tata cara mempersiapkan area pada tubuh pasien yang
akan dilakukan tindakan pembedahan, dengan tujuan menyiapkan area operasi untuk
menghindari dari infeksi nosokomial. Bilamana pada daerah sekitar insisi ditumbuhi bulu

42
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

atau rambut maka lakukan pembersihan dan pencukuran, dan disesuaikan dengan jenis
tindakan pembedahan.

Perawatan Selama Pembedahan (Durante Bedah)


1. Melaksanakan orientasi
Komunikasi kepada pasien untuk memberikan penjelasan mengenai tenaga, situasi dan
peralatan yang ada dikamar operasi yaitu :
a. Memberi dukungan mental
b. Melakukan Surgical Safety Checklist
c. Jelaskan kembali tentang fasilitas yang ada disekitar meja operasi.
d. Mengenalkan pasien kepada dokter bedah, asisten (dokter / perawat bedah), perawat
scrube nurse dan dokter anestesi
e. Memberikan penjelasan tentang tahap-tahap pembiusan secara singkat dengan bahasa
yang mudah dimengerti.
2. Melakukan fiksasi
Memasang sabuk pengaman agar pasien tidak jatuh dari meja operasi dan tidak
mengganggu jalannya operasi.
3. Memasang alat-alat pemantau hemodinamik antara lain : infuse dan bed site monitor dan
thermometer.
4. Membantu pelaksanaan pembiusan
a. Anestesi local
b. Anestesi regional (lumbal / spinal)
c. Anestesi umum
5. Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis tindakan pembedahan
6. Menyiapkan bahan atau alat untuk desinfeksi daerah pembedahan.
Desinfeksi lapangan operasi dapat dilakukan oleh dokter bedah atau asistennya (dokter /
perawat) dengan menggunakn porsef steril / sponge holding forsep.Daerah tempat
sayatan operasi dan sekitarnnya harus dibersihkan dengan memakai antiseptic, sebelum
ditutup dengan alat tenun steril.
7. Memasang duk steril (drapping)
Memasang duk duk steril merupakan suatu prosedur menutup pasien diatas meja operasi
dengan menggunakan alat tenun yang steril, bertujuan member batas tegas daerah steril
atau daerah pembedahan, setelah permukaan kulit dilakukan desinfeksi.
8. Membantu pelaksanaan tindakan setelah mendapatkan persetujuan dari dokter anestesi.
Semua anggota team bekerjasama sesuai dengan peran dan fungsinya.
9. Memeriksa kelengkapan instrument dan alat lain agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien
sebelum luka operasi tertutup dengan cara :

43
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

a. Hitung kain kasa yang belum dipakai


b. Hitung jumlah kain kasa yang dipakai
c. Jika terdapat selisih antara jumlah kain kasa yang disediakan dengan jumlah dari sisa
kain kasa dan yang terpakai harus segera lapor kepada dokter bedah atau scrub nurse
(perawat instrumen)
d. Sirkulating nurse bersama scrub nurse, mengulangi menghitung jumlah kain kasa
e. Jika jumlah perthitungan kain kasa sudah selesai luka dapat ditutup.
10. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan
a. Persiapan
1) Menyiapkan label atau etiket yang berisi nama pasien, No. RM, jenis pemeriksaan
serta tanggal
2) Menyiapkan tempat untuk setiap jenis bahan pemeriksaan
3) Menyiapkan formulir pemerioksaan yang harus diisi oleh dokter bedah
b. Prosedur pengumpulan bahan pemeriksaan
Bahan pemeriksaan diterima oleh scrub nurse kemudian diserahkan kepada
sirculating nurse
c. Sirculating nurse memeriksa ulang bahan pemeriksaan dan etiket yang menempel dan
kemudian mencatat dibuku pemeriksaan dan lembar catatan perawat. Dokter bedah
mengisi formulir dengan lengkap, sirculating nurse menyerahkan bahan pemeriksaan
dan formulir pemeriksaan yang telah diisi lengkap kepada petugas atau keluarga
pasien. Penyerahan atau pengiriman bahan pemeriksaan dan formulir tersebut harus
dicatat dalam buku ekspedisi.
d. Semua bahan pemeriksaan dipindahkan dari kamar operasi
11. Menutup luka
Setelah selesai pembedahan, luka ditutup dengan kasa steril. Sekitar luka dibersihkan dari
bekas-bekas bekuan darah dengan NaCL 0,9% kemudian diplester atau fiksasi.
12. Menyambung pipa drain
Pada jenis pembedahan tertentu, ahli bedah akan memasang drain. Drain ini akan
disambungkan dengan konektor ke pipa drain yang telah dilengkapi dengan penampung
steril / urine bag.
13. Pengawasan pasien durante operasi (airway, breating dan circulation) serta
haemodinamik

PASCA OPERASI
1. Pengelolaan Pasien
a. Perawatan luka operasi

44
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

1) Segera setelah selesai tindakan operasi, area operasi dicuci bersih dengan NaCL
0,9% steril. Pembersihan dilakukan mulai dari luka sayatan meluas kesekitarnya.
2) Luka operasi ditutup dengan kasa kompres povidone iodine, lalu kasa sterilpolos.
Fixasi kasa dengan Hypafix atau plester
3) Setelah masuk rawat inap perawatan luka sebagaimana standar asuhan
keperawatan
b. Membersihkan Pasien dan memberikan pakaian
1) Setelah area operasi dan sekitarnya dibersihkan pasien dipindahkan kebrankar
dengan hati-hati.
2) Bersihkan bagian tubuh pasien yang menempel pada bed operasi dengan air
bersih dan washlap. Miring-mairingkan pasien untuk mencapai bagian itu.
3) Sambil dibersihkan, pakaian pasien diiapkan. Kenakan pakaian pada pasien, beri
sarung atau kain bersih, serta selimuti ia.
4) Pasien pindah ke bed pasien dalam keadaan sadar / tidak, pakaian dan tempat
tidur rapi.
c. Recovery Room (RR) dan Pengawasan di ruang rawat inap
1) Tempatkan pasien dalam RR sampai pasien sadar betul.
2) Petugas OK melaksanakan tugas pasca operasi sambil mengawasi pasien. Setelah
selesai atau setelah pasien stabil dan sadar betul ,pasien ditranfer ke rawat inap.
3) Kemungkinan lain adalah setelah selesai operasi pasien langsung ditransfer ke
rawat inap dan ditempatkan di ICU untuk beberapa jam sampai pasien sadar betul
dan diawasi petugas rawat inap. Bila sudah sadar betul / stabil, dapat dipindahkan
ke ruangan inapnya.
2. Pengelolaan Linen
a. Segera dekatkan tempat sampah medis (kuning), Mintalah operator melepaskan
handschoen ketempat sampah tersebut.
b. Segera buka jas operasi operator. Letakkan didalam ember besar linen kotor
berpenutup.
c. Semua duk dimasukkan ke ember linen kotor. Jangan biasakan menjatuhkan duk di
lantai.
d. Jika ada kain alas kaki dilantai juga dimasukkan ke dalam ember tsb.
e. Apron (APD) terbuat dari plastik dan dipakai untuk sekali pakai (satu pasien satu
apron plastik).
f. Pakaian OK setelah berganti pakaian diletakkan didalam ember tertutup, jangan
dibiasakan berserakan dilantai
g. Penutup kepala dan masker dibuang kedalam tempat sampah infeksius. Selanjutnya
transport linen kotor dalam ember tertutup menggunakan trolley khusus dengan jalur

45
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

yang sudah ditentukan, langsung ke ruang laundry. Jangan berhenti atau mampir ke
mana-mana.
h. Linen diolah di ruang laundry sesuai prosedur.

3. Pengelolaan Instrumen
a. Segera rendam instrumen kedalam container yang berisi larutan Alkazym.
b. Sebaiknya instrumen direndam sekaligus, jangan sedikit-sedikit.
c. Rendam maksimal 15 menit. Bila instrumen direndam sedikit-sedikit, maka hitungan
15 menit sejak instrumen terakhir dimasukkan.
d. Rendam sampai seluruh instrumen terendam seluruhnya, jangan lupa membuka
pengunci instrumen
e. Untuk selang dan atau kanul, maka sebelum direndam dilakukan spooling dulu dalam
air mengalir kemudian direndam selama 15 menit.
f. Setelah 15 menit lakukan pencucian dengan detergent dan pembilasan dengan air
bersih mengalir dan penyikatan jika diperlukan. Untuk kanul dispooling dengan air
detergent dan dispooling dengan air bersih dan dibilas.
g. Keringkan dengan menggunakan handuk bersih atau dianginkan menggunakan
compresair tekanan tinggi.
h. Bila instrumen termasuk dalam packing, maka setelah kering dilakukan packing
kembali dan dilakukan sterilisasi segera. Bila instrumen tidak termasuk yang di
packing maka instrumen disimpan dalam lemari kaca yang dilengkapi dengan
pemantauan suhu dan kelembaban.
4. Pengelolaan Peralatan dan Fasilitas
a. Bed Operasi
1) Seluruh permukaan bed operasi dibersihkan dengan Presept dengan perbandingan
0,5 mg presept dilarutkan kedalam 5 liter air.
2) Buka kunci roda, dan pindahkan bed agar lantai dibawah bed bisa dibersihkan.
Gulirkan roda diatas genangan larutan prisept bolak balik, keringkan lantai,
kemudian kembalikan bed ketempat semula dan di kunci roda

b. Trolley
1) Perlakuan sama dengan bed operasi.
2) Trolley diletakkan di ruang peralatan
c. Brankar dan standar
1) Perlakuan sama dengan bed operasi.
2) Standar diletakkan di ruang peralatan, brankar di koridor transport / RR
d. Lampu Operasi

46
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

1) Seluruh permukaan lampu operasi dibersihkan dengan presept 0,5 mg dalam 5


liter air.
2) Periksa adakah bola lampu yang rusak. Segera laporkan kepada bagian
pemeliharaan untuk segera diganti.
e. Alat anestesi
1) Permukaan trolley di bersihkan dengan presept 0,5 mg dalam 5 liter air.
2) Vaporizer ditutup, O2 dan N2O ditutup.
3) Facemask di bersihkan dengan presept 0,5 mg dalam 5 liter air.
4) Selang, canule, ETT, mayo diperlakukan sebagaimana instrumen.
f. Monitor EKG
1) Matikan monitor ECG, cabut kabel dari stekker
2) Gulung dengan bai semua kabel dan letakkan pada gantungannya.
g. AC
1) Matikan AC

5. Pengelolaan Ruangan
a. Lantai dibersihkan dengan presept 0,5 mg dalam 2,5 liter air.
b. Dinding dibersihkan dengan presept 0,5 mg dalam 2,5 liter air.
c. Tempat cuci tangan diperiksa kebersihannya
d. Spoolhoek diperiksa kebersihannya
e. Ruang ganti pakaian dan Ruang dokter diperiksa kebersihannya
f. Kamar mandi diperiksa
g. Ruang instrumen diperiksa
h. Ruang RR diperiksa
i. Ruang sterilisasi diperiksa.

6. Pengelolaan specimen
Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan specimen adalah label yang benar,
pengawetan (preserverasi) dengan formalin 10 % dan pengiriman yang benar dengan
toples yang rapat sehingga untuk mencegah penguapan dan pemberian label yang salah
atau specimen tertukar dapat beresiko menentukan diagnosa.
Hilangnya specimen dapat berarti tidak dapat menentukan diagnose atau harus dilakukan
pengambilan specimen baru dengan kemungkinan tidak mendapatkan specimen yang
sama jenisnya dengan yang hilang. Oleh karena itu semua specimen harus diamankan
kecuali dokter memintanya untuk membuang.
Catatan :

47
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

a. Semua specimen harus dikirimkan dengan formulir yang tepat dansudah


ditandatangani.
b. Specimen pada bagian yang menular misalnya : Hepatitis B harus ditangani lebih
hati-hati.
c. Simpan specimen ini pada toples yang berlabel khusus, sehingga orang-orang yang
menanganinya akan lebih hati-hati.

D. Posisi Pembedahan
a. Posisi supine operasi bedah abdomen umum, operasi tangan dan kaki.
b. Posisi Trendelenburg Operasi uterus atau ovary, operasi rectum.
c. Posisi Trendelenburg memberikan anestesi kepada pasien yang full stomach (perut
penuh).
d. Posisi Lithotomy Operasi kebidanan, hemorhoid.
e. Posisi Jeck-knife Operasi rectum, anus.

E. DEKONTAMINASI, DESINFEKSI, STERILISASI


Pada dasarnya, ada banyak usaha kita untuk meminimalisir potensi infeksi di Bangkatan
Binjai dalam rangka pengendalian infeksi nosokomial. Dari sekian banyak usaha tersebut
tidak ada satupun yang bisa secara mandiri dipergunakan tanpa dibantu usaha lain, tidak ada
satu pun cara yang bisa digunakan untuk semua komponen benda hidup dan benda mati.
Semua merupakan suatu kesatuan usaha yang bertujuan satu :Menghilangkan sebanyak
mungkin mikroorganisme dalam proses interaksi pasien RS dalam proses pelayanan medis di
RS.
Secara umum usaha-usaha tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Dekontaminasi
Adalah suatu proses yang dapat memindahkan atau menhancurkan mikroorganisme atau
substansi lain yang berbahaya sehingga obyek aman untuk pemakaian selanjutnya

2. Desinfeksi
Adalah suatu tindakan untuk membebaskan / menghancurkan / membunuh
mikroorganisme baik patogen maupun apatogen tetapi tetapi tidak beserta sporanya

3. Sterilisasi
Adalah proses penghancuran semua mikro organism termasuk spora melalui cara fisika
atau kimia
BAB VI

48
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

LOGISTIK

A. Definisi
Suatu system terpadu yang meliputi pengadaan, pengawasan dan pelaporan obat dan alat
kesehatan untuk kelancaran operasional kamar bedah.

B. Tujuan
1. Menyediakan obat dan alat kesehatan untuk kelancaran operasional kamar bedah sesuai
kebutuhan
2. Melakukan penyimpanan obat dan alat kesehatan dengan baik dan benar
3. Mencegah terjadinya kehilangan obat dan alat kesehatan di kamar bedah (dapat diketahui
kurang dari 48 jam)
4. Memenuhi peralatan di Kamar Bedah yang memadai untuk mendukung peningkatan
mutu pelayanan pembedahan secara efektif dan efisien.
5. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam menyusun perencanaan alat.

C. Pengadaan Obat Dan Alat Kesehatan Di Kamar Bedah


Obat dan alat kesehatan yang diperlukan di kamar bedah berasal dari farmasi.
Adapun pengadaannya dilakukan dengan cara :
1. Mengajukan permintaan melalui pembuatan formulir Rencana Kebutuhan Material ke
bagian Logistik. Formulir ini di buat untuk alat khusus yang hanya diadakan apabila
diperlukan / diminta oleh kamar bedah.
a. Diminta oleh Instalasi Kamar Bedah
b. Diajukan ke Wadir Medis untuk diketahui
c. Dilanjutkan ke Direktur untuk disetujui
d. Kemudian dikirim kebagian logistic untuk di proses pengadaannya
e. Pengambilannya dengan pembuatan Bon Pengeluaran Material
2. Mengajukan permintaan melalui Bon Pengeluaran Material. Dibuat untuk obat dan alat
kesehatan yang disediakan di farmasi maupun alkes khusus diminta melalui pembuatan
Rencana Kebutuhan Material.
a. Obat dan alat kesehatan yang diminta oleh Ka. Perawatan Kamar Bedah dibuat dalam
formulir Bon Pengeluaran Material
b. Disahkan oleh Wa.Ka. Instalasi Kamar Bedah
c. Diajukan ke farmasi
d. Petugas kamar bedah akan mengambil obat dan atau alat kesehatan yang diminta.

49
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

D. Pendistribusian obat dan alat kesehatan di Kamar Bedah


1. Dalam Jam Kerja
a. Bagian depo farmasi kamar bedah menyiapkan obat dan alat kesehatan dalam bentuk
paket
b. Tim operasi meminta obat dan alat kesehatan dari bagian depo farmasi kamar bedah
sesuai dengan jenis operasi
c. Selesai operasi tim operasi mengembalikan catatan dari isi paket beserta sisa obat dan
alat kesehatan yang tidak terpakai.
d. Apabila dari paket ada kekurangan obat dan atau alat kesehatan bisa minta ke bagian
depo farmasi melalui telepon 14 atau menggunakan persediaan yang ada di ruangan
e. Bila menggunakan persediaan yang ada di ruangan maka selesai operasi penanggung
jawab ruangan / tim operasi harus meminta kembali ke bagian depo farmasi lagi.
2. Luar Jam Kerja
a. Kepada shift diberi kewenangan untuk membuka ruangan depo farmasi.
b. Mengambil paket obat dan alat kesehatan yang sudah disediakan sesuai jenis operasi.
c. Apabila keperluan diluar paket yang tersedia, kepala shift diberi wewenang untuk
menyiapkan sesuai keperluan.
d. Mencatat pengeluaran obat dan alat kesehatan yang dipergunakan dalam buku.

E. Penyimpanan
1. Obat dan alat kesehatan yang baru datang dari gudang farmasi akan disimpan dan dicatat
sebagi barang masuk.
2. Obat dan alat kesehatan yang tersedia disimpan dalam gudang farmasi kamar bedah

F. Pencatatan dan Pelaporan


Penanggung jawab perlengkapan akan mencatat setiap obat dan alat kesehatan yang datang
maupun yang keluar.
1. Barang Masuk.
Setiap obat dan alat kesehatan yang diminta / datang dari farmasi akan ditulis kedalam
kartu gudang
2. Barang Keluar
Penanggung jawab perlengkapan kamar bedah akan mencatat ke dalam kartu setiap obat
dan alat kesehatan yang keluar berdasarkan catatan dalam paket operasi.
3. Setiap bulan dibuat laporan bulanan tentang pendistribusian obat dan alat kesehatan yang
ada di kamr bedah yang berisi tentang :
a. Sisa obat dan alat kesehatan bulan lalu

50
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

b. Penerimaan obat dan alat kesehatan bulan ini


c. Pengeluaran obat dan alat kesehatan bulan ini
d. Sisa obat dan alat kesehatan bulan ini
4. Laporan tersebut diperiksa dan ditandatangani oleh Ka unit Kamar Bedah, selanjutnya
dikirim ke farmasi.
Pelayanan logistik di dalam kamar bedah dalam pelaksanaan kegiatan untuk pengadaan
sarana dan prasarana baik obat, alat kesehatan, alat medis ataupun alat non medis bekerja
sama dengan logistik sentral rumah sakit dan juga bagian gudang farmasi.Sistemnya atau
prosedurnya di atur dalam SPO.

51
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

BAB VII
KESELAMATAN PASIEN

A. Definisi
Suatu system yang mendorong rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih
aman.Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnnya diambil.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Khusus Mata Medan Baru
2. Terwujudnya sistem keselamatan pasien yang kokoh
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit

C. TATA LAKSANA
Dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, maka Rumah Sakit Khusus
Mata Medan Barumenyusun kegiatan melalui Enam langkah Menuju Keselamatan Pasien
Rumah Sakit Mengacu Pada International Patient Safety Goals (IPSG) yaitu :
1. Melakukan Identifikasi Pasien Secara tepat
Kesalahan karena keliru pasien terjadi di hampir semua aspek / tahapandiagnosis dan
pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada:
a. Pasien yang dalam keadaan terbius / tersedasi
b. Mengalami disorientasi
c. Tidak sadar
d. Bertukar tempat tidur / kamar / lokasi di rumah sakit
e. Adanya kelainan sensori
f. Akibat situasi lain.
Maksud sasaranini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan :
a. Identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan
b. Kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut Setiap petugas
kamar bedah wajib memverifikasi mengenai identitas pasien yang akan dilakukan
tindakan melalui upaya :

52
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

c. Menanyakan secara langsung kepada pasien / keluarga pasien mengenai nama dan
tanggal lahirnya.
d. Mencocokan gelang identitas pasien dengan jawaban verbal pasien / keluarga
mengenai nama dan tangaal lahir.
e. Mencocokan gelang identitas pasien dengan rekam medis pasien.
f. Verifikasi perioperatif dengan pelaksanaan daftar tilik keselamatan perioperatif (Sign
In, Time Out, dan Sign Out).

2. Meningkatkan Komunikasi Efektif


Komunikasi efektif adalah:
a. Tepat waktu
b. Akurat
c. Jelas
d. Mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan
(kesalahpahaman).
Prosesnya adalah:
a. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan secara lengkap
isi pesan tersebut oleh si penerima pesan.
b. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
c. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan.
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
antar para pemberi layanan pada saat melakukan hand over / serah terima pasien, yang
meliputi :
a. Serah terima pasien sebelum operasi di ruang persiapan
1) Observasi keadaan umum pasien.
2) Melakukan identifikasi pasien sesuai dengan SPO Identifikasi Pasien
3) Melakukan cek ulang RM pasien dan hasil pemeriksaan penunjang.
4) Melakukan anamnese kepada pasien mengenai riwayat alergi, penyakit penyerta
dan penggunaan protese pada pasien.
b. Serah terima pasien pasca operasi diruang pulih
1) Observasi keadaan umum pasien
2) Melakukan pengukuran monitor pasien (Tekanan darah, Nadi, Respirasi, Suhu
dan SpO2).
3) Melakukan identifikasi pasien sesuai dengan SPO Identifikasi Pasien
4) Perawat kamar bedah melaporkan kepada perawat RR mengenai
a) prosedur pembedahan yang telah dilakukan

53
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

b) hasil specimen bedah di PA atau tidak


c) Alkes yang terpasang (jika pasien dilakukan pemasangan alkes)
d) kelengakapan format paska bedah (Catatan anestesi, format pemakaian alkes,
daftar tilik keselamatan perioperatif dan format cek list penghitungan)
c. Serah terima pasien pasca diruang penjemputan antara perawat ruang pulih dengan
perawat ruangan.
1) Observasi keadaan umum pasien.
2) Melakukan identifikasi pasien sesuai dengan SPO Identifikasi Pasien
3) Perawat RR melaporkan kepada perawat ruangan secara SBAR mengenai :
a) prosedur pembedahan yang telah dilakukan
b) hasil specimen bedah di PA atau tidak
c) Alkes yang terpasang (jika pasien dilakukan pemasangan alkes)
d) melaporkan instruksi dokter pasca bedah dan paska anestesi serta melakukan
cek ulang RM pasien dan hasil pemeriksaan penunjang
4) Perawat RR dan perawat ruangan melakukan ceklist serah terima pasien.

3. Meningkatkan Keamanan Penggunaan Obat Yang Perlu Kewaspadaan Tinggi


Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat
yang perlu diwaspadai (high-alert)
a. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah
b. obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan / kesalahan serius (sentinel event),
obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat
Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM, atau Look Alike Sound Alike / LASA).
c. Obat-obatan yang sering disebutkan dalam issue keselamatan pasien adalah
pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium klorida 2
meq/ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0.9%,
dan magnesium sulfat = 50% atau lebih pekat).

Pelaksanaanya di kamar bedah dengan mengupayakan :


a. Doble cek setiap obat-obatan yang akan diberikan kepada pasien
b. Meletakan obat yang bersifat LASA berjauhan
c. Pemberian label pada obat-obat yang perlu di waspadai.
d. Penyediaan dan penyimpanan obat-obat anestesi baik yang intravena dan inhalasi
ditempatkan diruang tersendiri dan dikelola oleh depo farmasi yang ada dikamar
bedah sentrala gar tidak terjadi kesalahan dalam proses pengambilan.

54
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

e. Proses pengambilan obat anestesi intravena dan inhalasi melalui depo farmasi kamar
bedah sentral dan dilakukan independent doble cek oleh petugas depo farmasi dan
dokter anestesi / perawat anestesi yang mengambil.

4. Memastikan Benar Pasien, Benar Prosedur, Benar Sisi atau Lokasi Pada Prosedur
Pembedahan.
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada operasi, adalah sesuatu yang
mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit.
Kesalahan ini adalah akibat dari
a. komunikasi yang tidak efektif / tidak adekuat antara anggota tim bedah
b. kurang / tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking)
c. tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi
d. asesmen pasien yang tidak adekuat
e. penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat
f. budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah
g. Resep yang tidak terbaca (illegible handwriting)
h. pemakaian singkatan
Dalam mengupayakan hal tersebut kamar bedah sentral secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi
masalah yang mengkhawatirkan ini melalui :
a. Pemberian tanda atau marking untuk pasien yang akan menjalani pembedahan yang
bertujuan untuk : memastikan tepat lokasi operasi, memastikan tepat prosedur,
operasi, memastikan tepat pasien operasi.
b. Pelaksanaan prosedur verifikasi operasidengan menggunakan daftar tiklik
keselamatan perioperatif meliputi :
1) Sebelum pasien di lakukan anestesi (Sign In)
2) Sebelum pasien di insisi (Time Out)
3) Sebelum luka operasi ditutup (Sign Out)

5. Mengurangi Resiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan


Tujuan dari sasaran ini adalah :
a. Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan
pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien
maupun para profesional pelayanan kesehatan.

55
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

b. Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi
saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood stream infections) dan pneumonia
(sering kali dihubungkan dengan ventilator)
c. Pokok eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand
hygiene) yang tepat sesuai dengan pedoman hand hygiene dari WHO.
d. Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan dan /
atau prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene yang
sudah diterima secara umum untuk implementasi petunjuk itu di rumah sakit.
Pelaksanaan yang dilakukan di kamar bedah adalah :
a. Surgical hand hygiene yang digunakan adalah Chloorhexydine 4% dengan cara 6
langkah hand hygiene sebelum melakukan tindakan anestesi regional.
b. Hand hygiene dengan menggunakan alkohol based handrub dengan cara 7 langkah
dapat digunakan untuk tindakan invasif / anestesi umum / sedasi. Hand hygiene
dilakukan dengan cara 6 langkah dan sesuai 5 moment.
c. Melakukan prinsip-prinsip steril sebelum, selama dan sesudah melakukan tindakan
pembedahan
d. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan benar
e. Penanganan limbah sesuai dengan SPO
6. Mengurangi Resiko Pasien Cidera Karena Jatuh.
a. Rumah sakit menetapkan tim pencegahan pasien jatuh
b. Tim bertanggungjawab untuk mengembangkan sistem asesmen dan melakukan
investigasi terhadap pasien yang jatuh
c. Tim pencegahan pasien jatuh perlu berkoordinasi dengan tim tim lain di lingkungan
Rumah Sakit Umum dr. GL Tobing dalam rangka menjamin terselenggaranya
pencegahan pasien jatuh
d. Tim bertanggungjawab menyusun pedoman pencegahan pasien jatuh.

Pelaksanaan yang di lakukan di kamar bedah adalah :


a. Melengkapi dan memberikan pengaman semua brankar yang digunakan pasien.
b. Memberikan edukasi kepada pasien mengenai resiko jatuh saat serah terima pasien
c. Saat operasi berlangsung di meja operasi perlengkapan self bed yakinkan sudah
terpasang dengan benar.
d. Sebelum pasien dipindahkan kemeja operasi pastikan bed pasien / meja operasi
terkunci dan posisikan bed pasien / meja operasi dalam keadaan horizontal.
e. Untuk pasien yang tidak bisa mobilisasi proses pemindahan dibantu dengan
mengunakan transfer bed dan pastikan bed pasien serta meja opasi dalam keadaan
terkunci.

56
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

C. Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KARS – DepKes)


1. Hak Pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi dan
meningkatkan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
8. Mencapai Keselamatan Pasien

BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
Keselamatan Kerja adalah : Sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian akibat kerja baik yang mengakibatkan kerugian secara langsung maupun tidak
langsung.
Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan
masyarakat dalam suatu masyarakat pekerja dan lingkungannya, yang tujuannya untuk
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental dan sosial bagi
masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan sekitarnya, melalui usaha preventif, promotif,
terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja, maksud penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja adalah
memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian pekerjaan dan karakteristik fisik,
melindungi tenaga kerja dari setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan dan
lingkungan kerja, meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga

57
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

kerja. Disamping itu perlu diberikan pula pengobatan dan perawatan bagi tenaga kerja yang
menderita sakit, disertai rehabilitasinya. Dengan tujuan mendapatkan pegawai yang sehat dan
produktif
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan kerja adalah dengan melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala. Dalam pelaksaannya pemeriksaan kesehatan dibagi menjadi :
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Adalah pemeriksaan kesehatna yang dilakukan oleh dokter sebelum tenaga kerja
diterima untuk melakukan pekerjaan.
Meliputi : pemeriksaan fisik lengkap, rontgen paru – paru (bila mana mungkin) dan
laboratorium rutin serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu – waktu tertentu terhadap tenaga kerja
yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
Meliputi : pemeriksaan fisik lengkap, rontgen paru – paru (bila mana mungkin) dan
laboratorium rutin serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
3. Pemeriksaan kesehatan khusus
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap
tenaga kerja tertentu.
Meliputi pemriksaan yang dianggap perlu.

B. Latar Belakang
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan karyawan memiliki landasan hukum yang mengatur,
yaitu :
1. UU No. 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja.
2. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
3. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Kerja.
4. Keputusan Presiden RI nomor 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per
01/Men/1976 Tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per
02/Men/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per
01/Men/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.

58
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per


03/Men/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Per 715/Men/2003 Tentang Pemeriksaan
Kesehatan Untuk Penjamah Makanan.
10. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEPTS. 333/MEN/1989 Tentang Diagnosis
dan Pelaporan Penyakit Akibat KErja.
11. Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE.07/BW/1997 Tentang Pengujian Hepatitis B

C. Frekuensi Pemeriksaan Kesehatan


Ada beberapa acuan yang menjelaskan tentang frekuensi pemeriksaan kesehatan bagi
karyawan, khususnya adalah pemriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan berkala
khusus.
Beberapa acuan yang berlaku tersebut adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 02/Men/1980 Pasal
menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang –
kurangnya 1 tahun sekali.
2. Departemen RI menentukan bahwa setiap penjamah makanan wajib dilakkukan
pemeriksaan kesehatan khusus setiap 6 bulan.

D. Tujuan
Tujuan Umum
1. Deteksi dini terhadap penyakit akibat kerja
2. Menerapkan kecapakan kerja
3. Mematuhi peraturan perundangan
4. Data dasar pembanding di masa yang akan datang
Tujuan khusus
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
a. Mengetahui riwayat kesehatan calon karyawan tersebut sehingga yang memiliki
penyakit menular dapat diobati terlebih dahulu sebelum bekerja agar tidak
menularkan pada karyawan yang lain.

59
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

b. Karyawan yang diterima cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga
keselamatan dan kesehatan karyawan yang bersangkutan dan karyawan lainnya
juga dapat dijamin.
c. Menghindari tuntutan karyawan di kemudian hari mengenai penyakit yang
didapatkan setelah tidak bekerja lagi di perusahaan tersebut.
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
a. Mengetahui record kesehatan para karyawan per tahun.
b. Mempertahankan derajat kesehatan karyawan sesudah berada dalam
pekerjaannya.
c. Meningkatkan kualitas kerja karyawan sehingga didapatkan kinerja yang lebih
maksimal.
d. Menemukan penyakit – penyakit akibat kerja agar seawal mungkin dapat
direncanakan usaha – usaha pencegahan dan penngendalian penyakit akibat kerja
dalam rangka melindungi karyawan terhadap setiap gangguan kesehatan yang
timbul ndari pekerjaan tertentu.
e. Mendeteksi adanya penyakit akibat kerja.
f. Sebagai salah satu usaha untuk menekan anggaran biaya pengobatan karyawan
dengan ditemukannya penyakit lebih dini.
g. Adapun pelaksanaannya :
1) Pekerja yang bersangkutan langsung mendatangi MCU dengan membawa
surat pengantar istirahat tahunan dan pemeriksaan kesehatan yang dibagikan
setiap due date pekerja tiba.
2) Kepada pekerja yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan diwajibkan
puasa terlebih dahulu guna mendapatkan hasil yang akurat saat pengambilan
sample darah.
3) Untuk menghindari terjadinya penumpukan orang yang akan MCU pada hari
yang sama, dianjurkan untuk mendaftar 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan.
4) Medical Check Up dilaksanakan selambat-lambatnya 30 hari kalender sejak
due date pekerja.
5) Pekerja yang tidak melakukan MCU dapat dikenakan sanksi.
3. Pemeriksaan kesehatan khusus
a. Mendeteksi adanya penyakit akibat kerja.
b. Melindungi karyawan terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan tertentu.
c. Menilai adanya pengaruh – pengaruh dari pekrejaan tertentu terhadap karyawan
atau golongan – golongan karyawan tertentu.
d. Menindaklanjuti keluhan – keluhan kesehatan diantara karyawan.

60
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

E. Tujuan Pelaksanaan K3 di Kamar Operasi


1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dan kesehatan kerjanya dalam
melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas kamar operasi Rumah Sakit
2. Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja setiap orang lain yang berada di tempat
kerja (kamar operasi)
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman. (Permenaker
05/MEN/1996 tentang SMK3)

F. Bahaya Yang Mungkin Timbul Di Kamar Operasi


1. Bahaya Terpapar / infeksi
2. Bahaya tertusuk / terpotong
3. Bahaya terjatuh
4. Bahaya radiasi
5. Bahaya terbakar
6. Bahaya ledakan

G. Target K3 Di Kamar Operasi


1. Pasien
2. Tenaga Medis ( Perawat Kamar Bedah, Ahli Bedah dan Tim Anestesi )
3. Tenaga Non Medis ( Cleaning Service dan TU / Administrasi)

H. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Di Kamar Operasi


1. Kondisi Tidak Aman ( Unsafe Condition )
Berkaitan dengan factor internal kamar bedah, seperti :
a. Mesin yang tidak ergonomis (kalibrasi tidak rutin). Contoh : Elektro Cauter, C-
Arm dan Laser.
b. Instrumen yang komplek (penanganan tidak aman)
c. Sistem Ventilasi Kamar Operasi (tidak baik)
d. Bahan dan limbah yang berbahaya B3 (Penanganan tidak aman)
2. Perilaku Tidak Aman ( Unsafe Action )
Faktor manusia sendiri, disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :
a. Pengetahuan dan keterampilan tidak sesuai dengan pekerjaannya
b. Keadaan fisik dan mental yang belum siap, untuk tugas – tugasnya.
c. Tingkah laku dan kebiasaan yang ceroboh, sembrono, terlalu berani tanpa
memperdulikan petunjuk dan instruksi

61
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

d. Kurang perhatian dan pengawasan dari atasannya.


I. Sasaran
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Setiap orang yang hendak diterima sebagai karyawan baru
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
Semua karayawan Rumah Sakit Khusus Mata Medan Baru
3. Pemeriksaan kesehatan khusus
a. Karyawan yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yangmemerlukan
perawatan yang lebih dari 2 (dua) minggu
b. Karyawan yang berusia didatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja cacat,
serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu.
c. Karyawan yang terdapat dugaan – dugaan tertentu mengenai gangguan –
gangguan kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan
kebutuhan.

J. Tata Laksana Keselamatan Kerja Di Kamar Bedah


Melakukan evaluasi dan monitoring dalam upaya penilaian tingkat keberhasilan
penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit melalui :
1. Melakukan identifikasi faktor bahaya atau gangguan risiko yang merupakan
penyebab kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
2. Melakukan pengamatan atau observasi dan upaya pengendalian yang telah dilakukan.
3. Memberikan usulan atau rekomendasi pengendalian dalam meningkatkan
keberhasilan.
4. Pengelolaan limbah rumah sakit.
5. Pencegahan penanggulangan kebakaran melalui upaya :
a. Pemeliharaan banguan dan peralatan yang teratur
b. Penyiapan dan penyediaan jalur dan lokasi evakuasi
c. Penyediaan alat pemadam kebakaran ringan / APAR (posisi yang mudah dilihat,
tanda pemasangan, cara penggunaan, catatan waktu kadaluarsa APAR)
6. Pengelolaan dan pemeliharaan peralatan dan penunjang perawatan
a. Pemeliharaan brankar dan kursi roda pasien.
b. Pemeliharan troley dan penyangga tabunga oksigen dan gas lainya.
c. Pemeliharaan jaringan distribusi air bersih.
d. Pemeliharaan peralatan listrik, alat ukur, instrument.
e. Kegiatan kalibrasi.
7. Penggunaan APD di kamar bedah
a. Masuk kamar bedah harus memakai baju khusus, topi, masker dan alas kaki

62
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

b. Tim operasi wajib menggunakan jas khusus operasi, topi, goggle (kaca mata),
masker, apron plastic, sarung tangan steril, sepatu bod / sepatu khusus antistatic.
c. Saat pelaksanaan tindakan dengan menggunakan X.Ray ditambah dengan
menggunakan apron dari timbal (anti radiasi).

BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

63
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan.
Indikator adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi. Indikator
merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan. Indikator yang baik
adalah yang sensitif tapi juga spesifik.
Untuk menunjang seluruh kegiatan dalam usaha meningkatan mutu tersebut kamar bedah
memiliki program sistem monitoring pelaksanaan pengendalian mutu dengan berdasarkan
indikator yang ditetapkan Rumah Sakit Khusus Mata Medan Baruyang memuat tiga (3) faktor
yaitu faktor klinis, faktor manajemen dan faktor patient safety.
Untuk faktor manejemen pasient safety sudah masuk di dalam indikator standar pelayanan
minimal rumah sakit seperti yang tersebut di atas.

1. Faktor Klinis
Menurunkan angka batal operasi di kamar bedah dari jadwal elektif
Target adalah < 6 %.

2. Faktor Manejemen
a. Penandaan daerah operasi oleh dokter bedah.
Adalah angka kejadian di mana pasien operasi yang harus mendapatkan penandaan pada
daerah operasi oleh dokter bedah tetapi tidak di lakukan.
Target adalah 80 %

b. Pelaksanaan sign in, time out dan sign out.


Adalah angka kejadian di mana tim bedah tidak melakukan verifikasi daftar tilik
keselamatan pasien sesuai dengan fase nya (sign in, time out, dan sign out).
Target adalah 80%

3. Faktor patien safety


a. Salah sisi operasi
Adalah kejadian di mana pasien dioperasi pada sisi yang salah.
Target adalah 0

b. Salah prosedur
Adalah kejadian pasien mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai dengan rencana
yang direncanakan.
Target adalah 100%

c. Salah pasien
Adalah kejadian di mana pasien dioperasi pada orang yang salah.
Target adalah 100%

64
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

d. Tidak ada kejadian kematian di meja operasi


Adalah kematian yang terjadi di atas meja operasi pada saat operasi berlangsung yang
diakibatkan oleh tindakan anestesi maupun pembedahan.
Target adalah 0

e. Tidak Terjadi Infeksi Luka Operasi


Tidak terjadi infeksi luka operasi pada pasien operasi bersih yang timbul dalam waktu 30
hari pasca operasi.
Target adalah 0

f. Instrumen Tidak Steril


Instrumen tidak steril yang telah melalui sterilisasi di kamar bedah dan CSSD
Target adalah 0

65
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

SASARAN MUTU

UNIT KERJA : Instalasi Kamar Bedah

TARGET
DEPT/ BAG SASARAN MUTU
PENCAPAIAN ACTION PLAN

Kamar Bedah 1. Tidak terjadi infeksi 1. Melakukan proses


luka operasi pada pembedahan sesuai
< 0,6 %
pasien operasi bersih persyaratan SPO No. 1
yang timbul dalam 30 hal 11, 12, 13 dan SPO
hari pasca operasi. no. 31 tahun 2004
2. Mempertahankan
kebersihan dan sterilitas
kamar bedah sesuai
SPO no. 8 tahun 2004
3. Memastikan instrumen
yang akan dipakai
dalam keadaan steril
<6% 1. Memastikan persiapan
2. Menurunkan angka
operasi telah dilakukan
batal operasi di kamar
sesuai persyaratan yang
bedah < 6 % setiap
dibutuhkan
bulannya
2. Pasien yang
dijadwalkan operasi
telah mendapat
persetujuan dari
penjamin
3. Kerjasama antar
disiplin yang terkait
dengan kamar bedah
0 1. Melakukan test
3. Instrumen tidak steril
Bowidick mesin setiap
yang telah melalui
sebelum operasional
sterilisasi di kamar
mesin
bedah = 0

66
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

2. Menyusun instrumen
sesuai prosedur
3. Koordinasi dengan
bagian tehnik untuk
kelayakan mesin

67
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

BAB X
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Kamar Bedah Rumah Sakit Khusus Mata Medan Baruini di
harapkan dapatmembantu dalam memberikan pelayanan di kamar bedah sesuai denganstandar
yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan yang ada.

Dengan ditetapkannya Pedoman Pelayanan Kamar Operasi di Rumah Sakit Khusus Mata
Medan Baru, tidaklah berarti semua permasalahan tentang pelayanan pembedahan menjadi
mudah dan selesai. Dalam pelaksanaannya di lapangan, Pedoman Pelayanan Kamar Operasi ini
sudah barang tentu akan menghadapi berbagai kendala, antara lain sumber daya manusia /
tenaga, kebijakan manajemn serta pihak-pihak terkait yang umumnya masih dengan paradigma
lama yang melihat pelayanan pembedahan di rumah sakit hanya mengurusi masalah persiapan
pasien dan peralatan saja

Untuk keberhasilan pelaksanaan Pedoman Pelayanan Pembedahan ini, perlu komitmen


dan kerjasama yang lebih baik antara pihak terkait, sehingga pelayanan rumah sakit pada
umumnya akan semakin optimal, dan khususnya pelayanan pembedahan dapat dirasakan oleh
dokter, perawat, pasien / masyarakat.

Pedoman ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu pedoman pelayanan kamar
bedah ini akandievaluasikembali setiap 2 sampai 3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan
danstrandarakreditasi baik Akreditasi Nasional maupun standar Internasional.

68
RS KHUSUS MATA MEDAN BARU
JLN. ABDULLAH LUBIS NO.67 MEDAN
TELP. (061) 4530989 FAX. (061) 4532924, MEDAN-20154-INDONESIA
Email: mbmc.mata@yahoo.com

69

Anda mungkin juga menyukai