b. Komplikasi Kronis
• Komplikasi makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yangumum berkembang pada penderita
DM adalah trombosit otak (pembekuan darah pada sebagian otak), mengalami penyakit
jantung koroner (PJK), gagal jantung kongetif, dan stroke.
• Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler terutama terjadi pada penderita DM tipe
1 seperti nefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, dan amputasi
• penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongetif, dan stroke.
• - Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler terutama terjadi
pada penderita DM tipe 1 seperti nefropati, diabetik retinopati
(kebutaan), neuropati, dan amputasi
• Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan prevalensi DM
di Indonesia membesar sampai 57%.
• Tingginya prevalensi Diabetes Melitus tipe 2disebabkan oleh :
1. faktor risiko yang tidak dapat berubah :
jenis kelamin (Wanita lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik wanita
memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar )
faktor genetik (keluarga) dengan DM (first degree relative),
umur ≥45 tahun,
riwayatmelahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat
pernah menderita DM gestasional dan riwayat lahir dengan berat badan rendah (<2,5
kg).
2. faktor risiko yang dapat diubah :
kebiasaan merokok tingkat , komsumsi alkohol
Diit tidak sehat
kurangnya aktivitas fisik
Obesitas (kegemukan)ditandai Indeks Masa Tubuh (IMT
≥25kg/m2 atau lingkar perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm
pada laki-laki)
Hipertensi
Dislipidimia
.
• Obesitas (kegemukan) :Terdapat korelasi bermakna antara obesitas
dengan kadar glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT >
23 dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi
200mg%.
• Hipertensi : Peningkatan tekanan darah pada hipertensi
berhubungan erat dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air,
atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi
pembuluh darah perifer
• Dislipidimia :Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar
lemak darah (Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara
kenaikan plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering
didapat pada pasien Diabetes.
• DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental
Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi
familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan
meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara
kandung mengalami penyakit ini.
• Diabetes Mellitus disebut dengan the silent killer karena penyakit ini
dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai
macam keluhan.
• Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain :
gangguan penglihatan mata,
katarak,
penyakit jantung,
sakit ginjal,
impotensi seksual,
luka sulit sembuh dan membusuk/gangren,
infeksi paru-paru,
gangguan pembuluh darah,
stroke dan sebagainya.
• Di Indonesia, angka kejadian DM mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Diperkirakan pada tahun 2030 angka kejadian DM dapat
mencapai 21,3 juta jiwa (Depkes, 2009)
• kepedulian masyarakat akan penyakit DM dimulai dari :
pencegahan,
pengenalan ciri,
pemahaman faktor risiko,
hingga penanganan lebih lanjut.
Dengan pemahaman upaya promotif hingga kuratif tersebut,
diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan
kematian yang disebabkan DM.
• Upaya preventif :
gaya hidup,
pola makan,
kebiasaan berolahraga sehingga seluruh fungsi tubuh dapat
berjalan optimal
pantau juga gula darah secara rutin untuk deteksi awal dan upaya
kuratif dini.
• Berikut tips mencegah sejak dini mudah dan efektif:
1. Mengetahui penyebab diabetes
2. Kurangi makan berlemak
3. Kurangi makanan/minuman manis
4. Kurangi porsi makanan
5. Rajin berolahraga
6. Utamakan konsumsi sayur
7. Jauhi stress berlebih
8. Istirahat cukup dan teratur
9. Turunkan berat badan
10. Biasakan sarapan setiap pagi hari
Data terakhir thn 2013 terdapat 382 juta
penderita DM .Thn 2035 diperkiraan akan
meningkat 592 jt org. Diperkirakan dari 382 juta
orang tsb 175 jt diantaranya belum terdiagnosis,
sehingga terancam berkembang progessif menjadi
komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan.
POLA HIDUP SEHAT UNTUK DIABETES
1. Makan sehat
• Didiagnosis diabetes bukan berarti tidak bisa makan enak. Anda
tetap bisa makan enak asalkan yang sehat dan seimbang.
• Diabetes harus memilih jenis makanan sehat yang tepat.
• Hindari makanan yang mengandung gula atau jenis karbohidrat
sederhana, seperti makanan manis, madu, susu kental manis.
Namun, bukan berarti Anda harus menghindari karbohidrat dan
gula sama sekali.
• Tubuh Anda tetap membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi
utama. Pilihlah jenis karbohidrat kompleks dan mengandung banyak
serat, seperti nasi merah atau roti yang terbuat dari gandum utuh.
• Anda juga masih boleh makan makanan manis, tapi bukan berarti
Anda boleh makan cake setiap hari. Batasi konsumsi makanan tinggi
gula hanya di momen khusus saja, dan cukup seporsi kecil saja.
• Selain itu, Anda juga masih membutuhkan lemak, namun hindari
makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans, seperti
gorengan dan fast food. Jangan lupa untuk perbanyak serat dan
kurangi konsumsi natrium yang ada di dalam garam serta makanan
kemasan.
2. Makan dengan porsi seimbang
• Setiap orang sebenarnya harus mengonsumsi makanan dengan
jumlah yang sesuai kebutuhannya. Kebutuhan kalori setiap orang
akan berbeda, tergantung jenis kelamin, kondisi kesehatan, berat
badan, dan tinggi badan.
• Berikut adalah rata-rata kebutuhan yang diperlukan para pasien
diabetes:
• Karbohidrat: 50-60 persen dari kebutuhan kalori
• Protein: 10-15 persen dari kebutuhan kalori
• Lemak: 20-25 persen dari kebutuhan kalori
• Serat: 25 gram/hari
3.Pilih camilan enak dengan indeks glikemik rendah
• tetap boleh ngemil, dengan diabetes bukan berarti Anda harus menghentikan untuk
makan makanan ringan.
• Pasien diabetes sering merasa kesulitan untuk menemukan makanan yang aman
untuk dikonsumsi. Terlebih lagi saat lidah mereka mungkin rindu rasa makanan
manis, yang biasanya mereka santap.
• Anda bisa memilih camilan yang tepat untuk diabetes,
• seperti buah-buahan yang tinggi serat,kacang kedelai yang mudah Anda temukan di
mana-mana juga bisa jadi solusi camilan untuk diabetes, lho!
• Kacang kedelai memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga aman untuk para
diabetes. Lonjakan gula darah para diabetes akan lebih terkontrol
ketika snacking dengan kacang kedelai. Bahkan, penelitian dalam Nutritional Journal
menyatakan bahwa kacang kedelai dianggap sebagai bahan makanan yang tepat bagi
diet yang bertujuan untuk meningkatkan kontrol kadar gula darah dan kontrol insulin
dalam tubuh. Nah, efek ini yang sangat diperlukan oleh para diabetesi, bukan