Anda di halaman 1dari 27

DIABETES MELLITUS TIPE 2

OLEH : Dr.Rini Sri Amini.M.Kes


• Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan
terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara
absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin.
• Diabetes Mellitus (DM) penyakit tidak menular yang disebabkan
oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin
atau karena penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin
• Dilihat dari penyebabnya, DM terbagi menjadi
dua tipe yakni, tipe 1 yang disebabkan keturunan
dan tipe 2 yang disebabkan gaya hidup.
• Secara umum, dari semua penderita diabetes di
dunia sekitar 80% menderita diabetes tipe 2.
• Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes
Melitus yaitu : Akut
polidipsia,
poliuria,
polifagia,
penurunan berat badan,
kesemutan
Gejala kronik diabetes melitus yaitu :
• Kesemutan,
• kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum,
• rasa kebas di kulit, kram,
• kelelahan,
• mudah mengantuk,
• pandangan mulai kabur,
• gigi mudah goyah dan mudah lepas,
• kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi,
• ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau
dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg.
• Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat
insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit
menurun atau berada dalam rentang normal.
• Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka
diabetes mellitus tipe 2 dianggap sebagai non insulin dependent
diabetes mellitus.
• Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di
tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin)
• Alkohol dan Rokok
Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan peningkatan
frekuensi DM tipe 2. Walaupun kebanyakan peningkatan ini dihubungkan
dengan peningkatan obesitas dan pengurangan ketidak aktifan fisik, faktor-
faktor lain yang berhubungan dengan perubahan dari lingkungan tradisional
kelingkungan kebarat- baratan yang meliputi perubahan-perubahan dalam
konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan dalam peningkatan DM tipe 2.
Alkohol akan menganggu metabolisme gula darah terutama pada penderita
DM, sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan
tekanan darah. Seseorang akan meningkat tekanan darah apabila
mengkonsumsi etil alkohol lebih dari 60ml/hari yang setara dengan 100 ml
proof wiski, 240 ml wine atau 720 ml
• Diagnosis
Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah
sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa >126 mg/dl sudah cukup untuk
menegakkan diagnosis DM.
Untuk diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa
darah 2 jam setelah beban glukosa. Sekurang-
kurangnya diperlukan kadar glukosa darah 2 kali abnormal untuk konfirmasi
diagnosis DM pada hari yang lain atau Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang
abnormal.
• Penatalaksanaan diabetes melitus
1. Diit
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%, lemak 20-25%
danprotein 10-15%.
2. Exercise (latihan fisik/olahraga)
3. Pendidikan Kesehatan
4. Obat : oral hipoglikemik, insulin
Komplikasi diabetes melitus
• Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi akut dan kronis.
Menurut PERKENI komplikasi DM dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
a. Komplikasi akut
 Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawahnilai normal (< 50 mg/dl).
Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali per
minggu, Kadar gula darah yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat
pasokan energi sehingga tidak berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.
 Hiperglikemia, hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah meningkat secara tiba-tiba,
dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis
diabetik, Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis.

b. Komplikasi Kronis
• Komplikasi makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yangumum berkembang pada penderita
DM adalah trombosit otak (pembekuan darah pada sebagian otak), mengalami penyakit
jantung koroner (PJK), gagal jantung kongetif, dan stroke.
• Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler terutama terjadi pada penderita DM tipe
1 seperti nefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, dan amputasi
• penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongetif, dan stroke.
• - Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler terutama terjadi
pada penderita DM tipe 1 seperti nefropati, diabetik retinopati
(kebutaan), neuropati, dan amputasi
• Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan prevalensi DM
di Indonesia membesar sampai 57%.
• Tingginya prevalensi Diabetes Melitus tipe 2disebabkan oleh :
1. faktor risiko yang tidak dapat berubah :
jenis kelamin (Wanita lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik wanita
memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar )
faktor genetik (keluarga) dengan DM (first degree relative),
umur ≥45 tahun,
riwayatmelahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat
pernah menderita DM gestasional dan riwayat lahir dengan berat badan rendah (<2,5
kg).
2. faktor risiko yang dapat diubah :
kebiasaan merokok tingkat , komsumsi alkohol
Diit tidak sehat
kurangnya aktivitas fisik
 Obesitas (kegemukan)ditandai Indeks Masa Tubuh (IMT
≥25kg/m2 atau lingkar perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm
pada laki-laki)
Hipertensi
Dislipidimia
.
• Obesitas (kegemukan) :Terdapat korelasi bermakna antara obesitas
dengan kadar glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT >
23 dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi
200mg%.
• Hipertensi : Peningkatan tekanan darah pada hipertensi
berhubungan erat dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air,
atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi
pembuluh darah perifer
• Dislipidimia :Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar
lemak darah (Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara
kenaikan plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering
didapat pada pasien Diabetes.
• DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental
Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi
familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan
meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara
kandung mengalami penyakit ini.
• Diabetes Mellitus disebut dengan the silent killer karena penyakit ini
dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai
macam keluhan.
• Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain :
gangguan penglihatan mata,
katarak,
penyakit jantung,
sakit ginjal,
impotensi seksual,
luka sulit sembuh dan membusuk/gangren,
infeksi paru-paru,
gangguan pembuluh darah,
stroke dan sebagainya.
• Di Indonesia, angka kejadian DM mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Diperkirakan pada tahun 2030 angka kejadian DM dapat
mencapai 21,3 juta jiwa (Depkes, 2009)
• kepedulian masyarakat akan penyakit DM dimulai dari :
 pencegahan,
 pengenalan ciri,
 pemahaman faktor risiko,
 hingga penanganan lebih lanjut.
Dengan pemahaman upaya promotif hingga kuratif tersebut,
diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan
kematian yang disebabkan DM.
• Upaya preventif :
gaya hidup,
 pola makan,
 kebiasaan berolahraga sehingga seluruh fungsi tubuh dapat
berjalan optimal
 pantau juga gula darah secara rutin untuk deteksi awal dan upaya
kuratif dini.
• Berikut tips mencegah sejak dini mudah dan efektif:
1. Mengetahui penyebab diabetes
2. Kurangi makan berlemak
3. Kurangi makanan/minuman manis
4. Kurangi porsi makanan
5. Rajin berolahraga
6. Utamakan konsumsi sayur
7. Jauhi stress berlebih
8. Istirahat cukup dan teratur
9. Turunkan berat badan
10. Biasakan sarapan setiap pagi hari
Data terakhir thn 2013 terdapat 382 juta
penderita DM .Thn 2035 diperkiraan akan
meningkat 592 jt org. Diperkirakan dari 382 juta
orang tsb 175 jt diantaranya belum terdiagnosis,
sehingga terancam berkembang progessif menjadi
komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan.
POLA HIDUP SEHAT UNTUK DIABETES
1. Makan sehat
• Didiagnosis diabetes bukan berarti tidak bisa makan enak. Anda
tetap bisa makan enak asalkan yang sehat dan seimbang.
• Diabetes harus memilih jenis makanan sehat yang tepat.
• Hindari makanan yang mengandung gula atau jenis karbohidrat
sederhana, seperti makanan manis, madu, susu kental manis.
Namun, bukan berarti Anda harus menghindari karbohidrat dan
gula sama sekali.
• Tubuh Anda tetap membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi
utama. Pilihlah jenis karbohidrat kompleks dan mengandung banyak
serat, seperti nasi merah atau roti yang terbuat dari gandum utuh.
• Anda juga masih boleh makan makanan manis, tapi bukan berarti
Anda boleh makan cake setiap hari. Batasi konsumsi makanan tinggi
gula hanya di momen khusus saja, dan cukup seporsi kecil saja.
• Selain itu, Anda juga masih membutuhkan lemak, namun hindari
makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans, seperti
gorengan dan fast food. Jangan lupa untuk perbanyak serat dan
kurangi konsumsi natrium yang ada di dalam garam serta makanan
kemasan.
2. Makan dengan porsi seimbang
• Setiap orang sebenarnya harus mengonsumsi makanan dengan
jumlah yang sesuai kebutuhannya. Kebutuhan kalori setiap orang
akan berbeda, tergantung jenis kelamin, kondisi kesehatan, berat
badan, dan tinggi badan.
• Berikut adalah rata-rata kebutuhan yang diperlukan para pasien
diabetes:
• Karbohidrat: 50-60 persen dari kebutuhan kalori
• Protein: 10-15 persen dari kebutuhan kalori
• Lemak: 20-25 persen dari kebutuhan kalori
• Serat: 25 gram/hari
3.Pilih camilan enak dengan indeks glikemik rendah
• tetap boleh ngemil, dengan diabetes bukan berarti Anda harus menghentikan untuk
makan makanan ringan.
• Pasien diabetes sering merasa kesulitan untuk menemukan makanan yang aman
untuk dikonsumsi. Terlebih lagi saat lidah mereka mungkin rindu rasa makanan
manis, yang biasanya mereka santap.
• Anda bisa memilih camilan yang tepat untuk diabetes,
• seperti buah-buahan yang tinggi serat,kacang kedelai yang mudah Anda temukan di
mana-mana juga bisa jadi solusi camilan untuk diabetes, lho!
• Kacang kedelai memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga aman untuk para
diabetes. Lonjakan gula darah para diabetes akan lebih terkontrol
ketika snacking dengan kacang kedelai. Bahkan, penelitian dalam Nutritional Journal
menyatakan bahwa kacang kedelai dianggap sebagai bahan makanan yang tepat bagi
diet yang bertujuan untuk meningkatkan kontrol kadar gula darah dan kontrol insulin
dalam tubuh. Nah, efek ini yang sangat diperlukan oleh para diabetesi, bukan

Anda mungkin juga menyukai