PENDAHULUAN
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan materi teori dasar keperawatan
2. Mendeskripsikan profil, pelayanan unggulan, indikator mutu,
metode penugasan dan struktur organisasi ruangan yang
dikunjungi
C. Manfaat Penulisan
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pegawai baru mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
area praktik asuhan keperawatan di RSUD Dr. Moewardi ini
sehingga mempermudah proses adaptasi atau segera dapat
menyesuaikan dengan standar kerja yang ada.
3
BAB II
KONSEP DAN HASIL PEMBEKALAN PEGAWAI BARU
g) Purna waktu
f. Fundamental critical care support
1) Airway management
2) Cardiopulmonary /cerebral resuscitation
3) Mechanical ventilation
4) Basic hemodynamic monitoring
5) Managemennt of syok
6) Neurologic support
7) Basic trauma and burn management
8) Miocardial ischemia and infarction
9) Management sepsis
10)Management electrolyte dan metabolic
11)Critical care in pregnancy
g. Indikasi masuk ICU
1) Ancaman / kegagalan sistem pernafasan.
2) Ancaman / kegagalan sistem Hemodinamik
3) Ancaman / kegagalan sistem syaraf pusat
4) Overdosis obat, reaksi obat dan intoksikasi.
5) Gangguan sistem koagulasi darah.
6) Infeksi berat.
h. Yang tidak memerlukan perawatan ICU
1) MBO, kecuali donor organ.
2) Koma dengan keadaan vegetatif permanen (cardio, ginjal,
paru baik).
3) END stage dari suatu penyakit.
4) Menolak terapi bantuan hidup.
i. Indikasi keluar ICU
1) Tidak perlu terapi intensif, terapi intensif gagal.
2) Tidak perlu terapi intensif dan monitoring khusus dan
terdapat prioritas 1 memerlukan
3) Tidak perlu terapi intensif dan prognose jelek, keuntungan
terapi kecil (geriatri, MBO, stadium lanjut).
10
2) Dengan alat:
a) Pipa orofaringeal (Guedel, Mayo)
Menjaga agar lidah tidak menyumbat oropharing. Bisa
juga sebagai fasilitas penghisapan lendir didaerah
pharing. Juga berfungsi untuk mencegah tergigitnya
pipa ET. Dipasang pada pasien yang tidak sadar
dengan atau tanpa nafas spontan namun tidak ada
reflek muntah. Komplikasi: obstruksi jalan nafas
bagian atas, spasme laring, muntah (terangsang),
letak tidak tepat.
b) Pipa nasofaringeal (NPT)
Seperti pipa oroparing, berfungsi agar lidah tidak
menyumbat pharing. Digunakan pada pasien yang
tidak sadar dengan nafas spontan namun masih ada
reflek muntah. Lebih enak dibanding dengan pipa
oropharing. Komplikasi: perlukaan pada mukosa
hidung dan spasme laring.
c) Pipa endotrakheal (ETT)
Obstruksi jalan nafas bagian atas, resusitasi pada
henti nafas (apneu) / henti jantung (cardiac arrest),
penjagaan jalan nafas (GCS < 7), hipoksemia
refrakter, menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
d) Laryngo Mask Airway (LMA)
Sebagai alternatif sungkup (masker) pada keadaan
darurat. Digunakan pada keadaan dimana terjadi
kesulitan penguasaan jalan nafas dengan
menggunakan pipa ET.
3) Operatif:
a) Krikotirotomi
b) Trakheostomi
Perlu jalan nafas buatan > 2 minggu. Reflek laring
(batuk) tidak ada. Bronkhial toilet (sputum retention).
12
PK V PM V PP V PR V
PK IV PM IV PP IV PR IV
PK II PM II PP II PR II
PK I PM I PP I PR I
Perawat Perawat Perawat Perawat
Klinik Manajer Pendidik Penelit
f. Kredensial keperawatan
Kredensial adalah proses verifikasi kompetensi seorang
perawat yang selanjutnya ditetapkan kewenangan klinis
(clinical privilege) untuk melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan lingkup praktiknya. Target kredensial: setiap
Perawat memiliki surat “Clinical Appointment” dari Direktur
RS sesuai dengan “Clinical Privilege” berdasarkan
mekanisme “Credentialing”
Tujuan kredensial:
1) Memberikan kejelasan kewenangan klinis bagi setiap
tenaga keperawatan
2) Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa
tenaga keperawatan yang memeberikan asuhan
keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan
kewenangan klinis yang jelas
3) Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga
keperawatan yang berada di semua level pelayanan
19
Tahapan kredensial:
1) Pengajuan surat permohonan kredensial
2) Proses kredensial: pengisian format kewenangan klinis
oleh mitra bestari yang ditunjuk
3) Proses assesment kompetensi (disepakati), review dan
verifikasi oleh mitra bestari
4) Mengambil keputusan tentang kewenangan klinis
5) Proses rekomendasi
6) Penerbitan penugasan klinik oleh direktur/ pimpinan RS
Aspek yang dikredensial:
1) Kompetensi akademis: psikomotor, kognitif
2) Kesehatan: kompetensi fisik, kesehatan mental/ perilaku
Instrumen kredensial di rumah sakit berupa rincian
kewenangan klinik, log book dan training record.
3) Do No further ham.
4) Mengidentifikasi kondisi pasien yang melebihi
kemampuan RS setempat
5) Lakukan hanya prosedur yang perlu.
6) Lakukan komunikasi dengan RS yang di tuju.
7) Transportasi ke RS terdekat, fasilitas yang tepat.
8) Gunakan mode transportasi yang paling tepat
2) Terukur
3) Akuntabel
4) Partisipatif
5) Transparan
d. Tata cara penyusunan SKP
1) Setiap pegawai wajib menyusun SKP. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menyusun SKP: jelas, dapat
diukur, relevan, dapat dicapai, memiliki target waktu.
2) SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang
harus dicapai.
3) SKP yang telah disusun harus disetujui dan ditetapkan
oleh Pejabat Penilai sebagai kontrak kerja
4) Dalam hal SKP yang disusun oleh pegawai tidak
disetujui oleh Pejabat Penilai maka keputusannya
diserahkan kepada Atasan Pejabat Penilai dan bersifat
final.
e. Unsur-unsur SKP
1) Kegiatan Tugas Jabatan
Mengacu pada Penetapan Kinerja/RKT.
2) Angka kredit
3) Target
Meliputi aspek kuantitas, kualitas (Target Kualitas),
waktu (Target Waktu), biaya (Target Biaya).
2) AV Node
Terletak di atas sinus koronarius pada dinding posterior
atrium kanan. Sel pada nodal inai mampu
mengeluarkan impuls sekitar 40 – 60 X/menit.
3) Berkas HIS (HIS Bundle)
a) Right bundle branch (RBB)
b) Left bundle branch (LBB)
4) Serabut purkinje
Mengeluarkan impuls yang paling sedikit dari sistem
konduksi yaitu sekitar 20 – 40 x/menit.
b. Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang merupakan garis
horizontal dan vertikal dengan jarak 1mm (kotak kecil).
Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap 5mm disebut
(kotak besar). Garis horizontal menunjukan waktu, dimana
1mm = 0,04 dtk, sedangkan 5mm = 0,20 dtk. Garis
vertical menggambarkan voltage, dimana 1mm = 0,1 mv,
sedangkan setiap 5 mm =0,5 mv.
c. Cara membaca EKG
1) Tentukan irama jantung
2) Tentukan frekuensi HR
3) Tentukan axis
4) Tentukan adakah tanda iskemik/ infark
5) Tentukan adakah tanda hipertrofi
6) Tetukan adakah gangguan elektrolit
c. Sikap komunikasi
1) Berhadapan
2) Kontak mata
3) Membungkuk ke arah klien
4) Mempertahankan sikap terbuka
5) Tetap relax
d. Langkah-langkah komunikasi
1) Salam
2) Ajak bicara
3) Jelaskan
4) Ingatkan
6) Menghargai privasi.
7) Perawatan paliatif.
d. Peran perawat maternitas
1) Pemberi asuhan (praktisi): menerapkan proses
keperawatan
2) Contoh peran (role model): klien, anggota profesi lain,
perawat sendiri
3) Pendidik / konselor
4) Advokat: Penghubung klien-sistem yankes
5) Manajer
6) Advanced Role
c. Intervensi
Intervensi adalah merencanakan asuhan berdasarkan
diagnosa dan masalah yang ditegakkan.
d. Implementasi
Implementasi adalah melaksanakan rencana asuhan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan
evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
e. Evaluasi
Melakukan evaluasi secara sistimatis dan
berkesinambungan untuk melihat efektifitas dari asuhan
yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien.
b. Indikasi
1) Diagnostik
2) Kuratif
3) Reparatif
4) Rekonstruksi / kosmetik
5) Paliatif
c. Klasifikasi pembedahan berdasarkan urgensi
1) Kedaruratan/ emergency
2) Urgen
3) Diperlukan
4) Elektif
5) Pilihan
d. Faktor risiko terhadap pembedahan
1) Usia
2) Nutrisi
3) Penyakit Kronis
4) Ketidaksempurnaan respon neuroendokrin
5) Merokok
6) Alkohol & obat2an
e. Keperawatan perioperatif
1) Pre operatif
a) Persiapan fisik
b) Persiapan penunjang
c) Persiapan mental/psikis
2) Intra operatif
Prinsip-prinsip umum:
a) Prinsip asepsis ruangan
b) Prinsip asepsis personil (Scrubbing, gowning,
gloving)
c) Prinsip asepsis pasien
d) Prinsip asepsis instrumen
Anggota tim operasi:
a) Anggota tim steril: ahli bedah, asisten bedah,
50
e. Struktur Organisasi
Kepala Instalasi
Eni Widaryanti, S.Kep. Ns Sekretaris
Dwi Purwani, S.Kep
Kepala Ruang
Mulyo Budiyono, S.Kep. Ns PJ Sarana Prasarana
Sunari, S.Kep. Ns
Prita I, S.Kep. Ns
PJ Inventaris Obat
Atik Dwi M, S.Kep.
PUK
Hendra, AMK
Adven, AMK
55
3. Poli Bedah
a. Profil
Poli bedah terdiri dari 10 ruang tindakan, antara lain:
1) Ruang 2: ruang anak dan bedah plastik
2) Ruang 3: bedah vaskuler dan bedah saraf
3) Ruang 4: ruang tindakan
4) Ruang 5: bedah digestif
5) Ruang 6: bedah urologi
6) Ruang 7 – 8: bedah onkologi
7) Ruang 9: klinik anesthesi
8) Ruang 10: bedah minor
9) Ruang 11: bedah orthopedi
b. Visi dan misi
Visi dan misi poli bedah sama dengan visi dan misi dari
RSUD Dr. Moewardi yaitu: “Rumah Sakit Terkemuka
Berkelas Dunia” yang artinya RS yang berstandar
Internasional dengan peningkatan mutu, pasien Savety dan
meminimalkan resiko. Sedangkan misinya ada 2
diantaranya: yang pertama menyelenggarakan pelayanan
kesehatan berbasis pada keunggulan sumber daya manusia.
Kecanggihan dan kecukupan alat serta profesionalisme
management pelayanan dan yang kedua menyelenggarakan
pendidikan dan penelitian kesehatan yang unggul berbasis
pada perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kesehatan yang bersinergi dengan mutu layanan.
c. Pelayanan Unggulan
Poli bedah mempunyai ruang yang digunakan untuk operasi
minor dengan anesthesi lokal. Sehingga pasien yang masuk
ke poli bedah yang perlu dilakukan tindakan operasi dengan
anesthesi lokal bisa dikerjakan di ruangan tersebut.
d. Metode Penugasan
Metode penugasan yang digunakan di poli bedah yaitu
metode fungsional.
e. Struktur Organisasi
f.KA BAGIAN/BIDANG KEPALA KA SMF
INSTALASI RAWAT JALAN
g. STRUKTURAL KA INSTALASI LAIN
SRIYATUN, S.Kep, Ns
NIP. 196320819880220001
KEPALA RUANG
KLINIK BEDAH
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
SUTARNO, S.Kep
DJOKO WIDODO, AMK WINARNI, S.Kep MOH. HASANUDIN
NUR SRI WIDAYATMI. S.Kep
A. Kesimpulan
RSUD DR. Moewardi merupakan Rumah Sakit Tipe A
Pendidikan. Visi dari RSUD Dr. Moewardi yaitu adalah : “Rumah
Sakit Terkemuka Berkelas Dunia”. Sedangkan misinya ada 2
diantaranya : yang pertama menyelenggarakan pelayanan
kesehatan berbasis pada keunggulan sumber daya manusia.
Kecanggihan dan kecukupan alat serta profesionalisme
management pelayanan dan yang kedua menyelenggarakan
pendidikan dan penelitian kesehatan yang unggul berbasis pada
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan yang
bersinergi dengan mutu layanan. Selain visi dan misi RSUD Dr
Moewardi memiliki Motto/Jargon yaitu : Kami senang melayani
anda dengan cepat, tepat, nyaman dan mudah. Tujuan umum
pelayanan keperawatan Di RSUD Dr. Moewardi adalah
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Sedangkan tujuan khususnya ada 5 yaitu : yang pertama
tercapainya zero komplain terhadap asuhan keperawatan, kedua
meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan, ketiga
menurunkan terjadinya nosokomial, keempat memperpendek hari
rawat dan yang terakhir adalah terselenggaranya penelitian
keperawatan yang unggul.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Dengan penugasan Penulisan Laporan orientasi Pegawai ini
diharapkan Rumah Sakit dapat meningkatkan kualitas dalam
penerimaan para pegawai baru di tahun-tahun berikutnya.
2. Bagi pegawai Baru (Perawat)
Dengan mengikuti Orientasi Pegawai Baru ini diharapkan para
pegawai baru khususnya perawat mampu memahami profil
59
59