Nama :
NIP/NIK :
Gol/Pangkat : IIc/ Pengatur
Jabatan : Bidan Terampil
Unit Kerja : Ruang MNE ( Maternal Neonatal Emergency ) Ibu
Judul Kegiatan : Laporan Hasil Kegiatan Magang di Ruang MNE Ibu
RSUD SIDOARJO
A. DASAR PELAKSANAAN:
1. ............ 🡪 diisi surat undangan dari pihak penyelenggara kegiatan (nomor, tanggal,
dan isi surat)
2. Surat Perintah Tugas RSUD SIDOARJO BARAT Nomor 090/324/438.5.2.1.2/2022
B. TUJUAN :
Tujuan Umum:
Setelah melakukan kegiatan magang diharapkan bidan dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan dan kompetensi bidan di ruang MNE Ibu yang nantinya akan disesuaikan
dengan kebutuhan di RSUD Sidoarjo Barat.
Tujuan Khusus:
Setelah melakukan kegiatan magang di Ruang MNE Ibu RSUD Sidoarjo diharapkan
bidan dapat:
1. Mengidentifikasi SPO dan Pedoman Kegiatan di Ruang MNE Ibu
2. Membuat resume kegiatan di Ruang MNE Ibu
3. Melaksanakan rencana sosialisasi hasil kegiatan (waktu, hari/tanggal, dan melampirkan
powerpoint materi sosialisasi)
4. Membuat inovasi untuk RSUD Sidoarjo Barat
5. Mengidentifikasi kekurangan dalam SPO, Pedoman, Alur dan lain-lain sesuai dengan
hasil kegiatan
6. Memberikan usulan pelatihan selanjutnya yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
di Ruang MNE Ibu
7. Rencana Kaizen (perbaikan menuju kearah yang lebih baik) dimasing-masing unit kerja
8. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
C. MATERI KEGIATAN:
Hasil kegiatan magang bidan RSUD Sidoarjo Barat di Ruang MNE Ibu RSUD
Sidoarjo adalah sebagai berikut :
1. Memberikan asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin, dan nifas fisiologis
2. Memberikan asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin, dan nifas patologis
3. Melakukan pencatatan tentang alur pelayanan, SPO, Pedoman, dan lain – lain di Ruang
MNE Ibu.
E. HASIL PELAKSANAAN:
1. Alur Pelayanan di Ruang MNE Ibu
Alur Pelayanan Ruang MNE Ibu adalah alur suatu pelayanan kedaruratan kasus
maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24 jam melalui jejaring
rujukan dalam suatu wilayah/ daerah.
Pasien di MNE akan dilakukan pengkajian komprehensif, dimulai dari anamnesa
dan dilakukan pemeriksaan. Kemudian dikonsulkan kepada dokter obgyn untuk diberikan
advis lanjutan. Pasien dilakukan tindakan awal seperti pemasangan infus, observasi
kondisi ibu dan bayi, serta penegakan diagnosa dilakukan di Ruang MNE Ibu. Selama
diruang MNE Ibu, pasien akan diobservasi selama 4 jam dan selanjutnya akan diambil
keputusan apakah pasien dipindahkan ke Ruang VK atau bisa untuk rencana KRS (Rawat
jalan).
Alur Pelayanan Ruang Peristi Ibu
· Kepala Ruangan
Ruang peristi ibu RSUD Sidoarjo dipimpin oleh seorang Kepala Ruangan yang
bertanggung jawab dan berwewenang mengelola kegiatan pelayanan kebidanan di
Ruang Peristi ibu.
· Ketua Tim
Ruang Peristi Ibu RSUD Sidoarjo dibagi menjadi 3 ruang yaitu MNE, VK Bersalin
dan ruang nifas yang masing-masing unit ruangan dipimpin oleh seorang ketua tim
(katim).
3. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam,
2014). Proses ini dari penerimaan obat, pemberian obat, penyimpanan hingga
pengelolaan obat khusus (obat yang diberikan dengan pengawasan ketat).
4. Discharge Planning
Discharge planning adalah suatu proses yang sistematis dalam pelayanan kesehatan
untuk membantu pasien dan keluarga untuk menetapkan kebutuhan, mengembangkan dan
mengimplementasikan serta mengkoordinasikan rencana perawatan yang mungkin
dilakukan setelah pasien pulang dari rumah sakit dalam upaya meningkatkan atau
mempertahankan derajatkesehatannya. Discharge planning berisi tentang konseling yang
diberikan, diet nutrisi, obat-obatan yang perlu dilanjutkan, faskes untuk kontrol dan
tanggal kontrol ulang.
5. Timbang Terima
Timbang terima atau handover adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien (Nursalam, 2016). Timbang terima
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum
dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Penerapan penerimaan pasien baru di Ruang MNE Ibu RSUD Sidoarjo antara lain:
1. Anamnesa dengan menanyakan identitas, keluhan, riwayat obstetrik dan ginekologi,
serta riwayat sosial pasien
2. Memeriksa TTV, TFU, DJJ, his, danVT
3. Pengambilan sampel darah, urine, dan swab
4. Pemasangan infuse jika diperlukan
7. Supervisi Keperawatan
Supervisi keperawatan merupakan kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah keperawatan,
masalah ketenagaan, dan perawatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap
saat.
14. Mengidentifikasi kekurangan dalam SPO, Pedoman, Alur dan lain-lain sesuai
dengan hasil kegiatan
1. Metode penulisan dengan SOAPI terlalu panjang
2. Terlalu banyak lembar informed consent sehingga tidak efektif waktu
3. Lembar infromed consent persetujuan anastesi sebaiknya dijelaskan oleh pihak ruang
OK agar keluarga pasien lebih memahami kegunaan dari sedasi.
16. Rencana Kaizen (perbaikan menuju kearah yang lebih baik) dimasing-masing unit
kerja
1. Penyediaan Helper untuk memudahkan transfer pasien ke ruangan rawat inap
sehingga petugas jaga dapat melakukan tugas pelayanan sesuai secara optimal.
2. Penyediaan papan nama ditempat tidur pasien untuk memudahkan identifikasi pasien.
Nama :
NIP/NIK :
Gol/Pangkat : II/c (Pengatur)
Jabatan : Bidan Terampil
Unit Kerja : Ruang VK Bersalin
Judul Kegiatan : Laporan Hasil Kegiatan Magang di Ruang VK Bersalin
RSUD Sidoarjo
A. DASAR PELAKSANAAN:
1. ............ 🡪 diisi surat undangan dari pihak penyelenggara kegiatan (nomor, tanggal, dan
isi surat)
2. Surat Perintah Tugas RSUD SIDOARJO BARAT Nomor 090/324/438.5.2.1.2/2022
B. TUJUAN
Tujuan Umum:
Setelah melakukan kegiatan magang diharapkan bidan dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan dan kompetensi bidan di Ruang VK Bersalin yang nantinya akan
disesuaikan dengan kebutuhan di RSUD Sidoarjo Barat.
Tujuan Khusus:
Setelah melakukan kegiatan magang di Ruang VK Bersalin RSUD Sidoarjo
diharapkan bidan dapat:
1. Mengidentifikasi SPO dan Pedoman Kegiatan di Ruang VK Bersalin
2. Membuat resume kegiatan di Ruang VK Bersalin
3. Melaksanakan rencana sosialisasi hasil kegiatan (waktu, hari/tanggal, dan
melampirkan powerpoint materi sosialisasi)
Membuat inovasi untuk RSUD Sidoarjo Barat
Mengidentifikasi kekurangan dalam SPO, Pedoman, Alur dan lain-lain sesuai dengan
hasil kegiatan
Memberikan usulan pelatihan selanjutnya yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
di Ruang VK Bersalin
Rencana Kaizen (perbaikan menuju kearah yang lebih baik) dimasing-masing unit
kerja
Rencana Tindak Lanjut (RTL)
C. MATERI KEGIATAN:
Hasil kegiatan magang bidan RSUD Sidoarjo Barat di Ruang VK Bersalin RSUD
Sidoarjo adalah sebagai berikut :
1. Memberikan asuhan ibu hamil patologi (abortus, blighted ovum)
2. Memberikan asuhan ibu bersalin fisiologis (Tanpa disertai Komplikasi/ indikasi)
3. Memberikan asuhan ibu bersalin dengan komplikasi (anemia, grande multipara,
hipotiroid, pre eklamsia, diabetes melitus, CPD)
4. Memberikan asuhan kala I persalinan fisiologis
5. Memberikan asuhan kala II persalinan fisiologis
6. Memberikan asuhan kala III persalinan fisiologis
7. Melakukan penjahitan ruptur jalan lahir
8. Melakukan asuhan pada bayi baru lahir
9. Memberikan asuhan kala IV persalinan fisiologis
10. Memberikan asuhan kala I persalinan patologis (KPP, inersia uteri)
11. Memberikan asuhan kala II persalinan patologis
12. Memberikan asuhan kala IV persalinan patologis (atonia uteri, sisa plasenta)
13. Melakukan pendokumentasian tentang alur pelayanan, SPO, pedoman dan lain-lain
di Ruang VK Bersalin
Saat pasien datang (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir)
kemudian masuk dalam 3 TRIASE yaitu masuk dari Poli (rawat jalan), dari IGD, dan dari
MNE (Maternal Neonatal Emergency)/ PONEK.
Pasien yang masuk dari Poli merupakan pasien yang melakukan rawat jalan
sebelumnya dengan kondisi pasien tidak emergency, salah satunya ibu hamil dari poli
hamil.
Pasien yang masuk dari IGD (instalasi gawat darurat) merupakan pasien ibu hamil,
bersalin (inpartu), dan nifas baik fisiologis maupun patologis baik yang datang sendiri atau
pasien rujukan, dimana akan dibedakan kembali yaitu pasien yang tidak memerlukan
tindakan gawat darurat akan langsung diarahkan ke MNE untuk dilakukan identifikasi dan
observasi selama 4 jam, sedangkan pasien yang membutuhkan tindakan gawat darurat
(ABC)/ segera, akan langsung diarahkan ke IGD (redzone) terlebih dahulu dengan bantuan
salah satu bidan diminta ke IGD untuk ikut mengobservasi dan mengidentifikasi kondisi
pasien sebelumnya, kemudian melakukan konsul kepada dokter obgyn untuk perintah/
advis yang harus diberikan. Setelah ABC teratasi pasien akan dibawa ke MNE, terkecuali
apabila kondisi pasien membutuhkan tindakan segera/ cito, akan segera dilakukan
tindakan di IGD (Redzone) Ruang OK yang berada di Lantai 1.
Pasien yang masuk ke Ruang VK adalah pasien ibu hamil, bersalin (inpartu), dan
nifas yang berada di MNE yang telah dilakukan penegakan diagnosa, obeservasi, dan
memerlukan tindakan lanjutan.Pasien yang telah berada di Ruang VK dapat dilakukan
tindakan sesuai dengan advis lanjutan dari dokter obgyn. Apabila tindakan dilakukan di
VK, maka pasien selanjutnya akan dipindah ke ruang nifas bila tindakan telah selesai dan
memerlukan obervasi serta terapi dalam 1 sampai dengan beberapa hari ke depan, bila
pasien memerlukan tindakan operatif maka akan dipindah ke ruang operasi (OK), dimana
setelah dari ruang operasi juga akan dipindah ke ruang nifas bila tindakan telah selesai
untuk mendapatkan observasi dan terapi pasca tindakan.
· Kepala Ruangan
Ruang peristi ibu RSUD Sidoarjo dipimpin oleh seorang Kepala Ruangan yang
bertanggung jawab dan berwewenang mengelola kegiatan pelayanan kebidanan di
Ruang Peristi ibu.
· Ketua Tim
Ruang Peristi Ibu RSUD Sidoarjo dibagi menjadi 3 ruang yaitu MNE, VK Bersalin
dan ruang nifas yang masing-masing unit ruangan dipimpin oleh seorang ketua tim
(katim).
· Bidan Pelaksana
Masing-masing ketua tim membawahi beberapa Bidan Pelaksana yang tugas
pokoknya melaksanakan asuhan kebidanan di Kamar Bersalin. Sedangkan uraian tugas
Bidan Pelaksana antara lain:
a. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun
tertulis, pada saat pergantian dinas.
b. Menyiapakan fasilitas dan lingkungan untuk kelancaran pelayanan dan
memudahkanpasien dalam menerima pelayanan.
c. Menerima pasien yang akan bersalin atau tindakan yang tekait dengan kebidanan
dan kandungan, sesuai prosedur dan kebijakan yang berlaku di RS.
d. Mengkaji kebutuhan pasien dan masalah kesehatan, sesuai batas kemampuannya
e. Melakukan tindakan kedaruratan sebelum dokter datang sesuai keadaan dan
kebetuhan pasien. Kemudian segera melaporkan tindakan yang telah di lakukan
kepada dokter penanggung jawab pasien tersebut.
f. Membantu merujuk pasien ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap
g. Memberi bimbingan persalinan sesuai kondisi dan kebutuhan pasien.
h. Memberi pertolongan persalinan normal
i. Melaksanakan tindakan kebidanan sesuai dengan batas kemampuan
j. Melaksanakan asuhan pada bayi baru lahir
Di dalam satu tim di Ruang VK Bersalin RSUD Sidoarjo terdiri dari 1 orang dari
tim merah (katim), 1 orang dari tim kuning (pelaksana), dan 1 orang dari tim hijau
(pelaksana). Kualifikasi tim didasarkan pada pengalaman, pelatihan dan kredensial.
3. Sentralisasi obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat / bidan. Tujuan
sentralisasi obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan.
Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat
didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
Alur sentralisasi obat di ruang VK Bersalin yaitu dimulai dari dokter memberikan
advis selanjutnya bidan menuliskan resep sesuai dengan advis dokter. Resep kemudian
diberikan kepada pihak keluarga untuk dibawa ke unit farmasi RS. Setelah itu obat
diserahkan oleh pihak keluarga kepada bidan, kemudian bidan memverifikasi ulang
kesediaan obat.Selanjutnya bidan memberikan obat kepada pasien sesuai advis dokter dan
jadwal pemberian obat.
Dalam pemberian obat bidan harus selalu menggunakan prinsip 7
benar yaitu benar pasien, benarobat, benar dosis, benar waktu, benar carapemberian, benar
dokumentasi dan benar informasi.
4. Discharge planning
Tidak ada
5. Penerimaan Pasien Baru
Pasien yang dipindahkan ke Ruang VK Bersalin salah satunya berasal dari Ruang
MNE yang telah dilakukan observasi selama 4 jam dan memenuhi kriteria. Sebelum
pasien dipindahkan petugas MNE menghubungi petugas VK Bersalin terlebih dahulu
untuk menyatakan hak kelas pasien, apabila ruangan tersedia dan sudah siap pasien boleh
dipindahkan didampingi petugas. Petugas transfer wajib menyertakan form transfer antar
unit serta kelengkapan form di ruang sebelumnya dan menyampaikan kondisi pasien serta
terapi apa saja yang telah diberikan. Setelah pasien dilakuka timbang terima selanjutnya
bidan mengisi dan melengkapi form transfer pasien, assesmen awal kebidanan, CPPT, dan
lembar implementasi keperawatan untuk pendokumentasian asuhan kebidanan.
6. Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (fungsi manajemen
yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah diprogram dapat
dilaksanakan dengan baik dan lancar). Supervisi secara langsung memungkinkan manajer
keperawatan menemukan berbagai hambatan/permasalahan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor
yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan
pemecahannya.
Supervisi keperawatan di ruang VK Bersalin RSUD Sidoarjo dilakukan setiap satu
bulan sekali. Supervisi ini dilakukan oleh tim manajemen dan komite keperawatan RSUD
Sidoarjo untuk menilai kebersihan lingkungan, kelengkapan dokumen, SAK, dan indikator
mutu. Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanan tugas sesuai dengan pola
2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana
3. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis
4. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis
5. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang
6. Pembagian tugas, wewenang dan pertimbangan objek/rasional
7. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan
7. Standar Prosedur Operasional (SPO)
Berikut daftar SPO di Ruang VK RSUD Sidoarjo, antara lain :
N NAMA SPO
O
1 Penerimaan pasien Hamil, Bersalin, Nifas
2 Penerimaan pasien dengan Antepartum Bleeding
3 Penerimaan pasien dengan HPP
4 Penerimaan pasien dengan asma dalam kehamilan
5 Penanganan plasenta previa
6 Penerimaan pasien dengan tali pusat menumbung
7 Penanganan eklamsia
8 Penerimaan pasien dengan fetal distres
9 Penerimaan abortus
10 Penanganan perdarahan post partum
11 Penanganan ketuban pecah prematur
12 Penanganan kehamilan lewat waktu
13 Penanganan partus prematurus imminens
14 Penerimaan pasien dengan eklampsia
15 Penanganan preeklamsia dengan pemberatan (PEB)
16 Penerimaan pasien hamil dengan penyakit jantung
17 Pelaksanaan MAK III
18 Penanganan perdarahan post partum
19 Penanganan abortus
20 Penanganan KET
21 Universal Precaution
22 Operasi Emergency
23 AMP
24 Cara pemakaian APD
25 Penjahitan robekan perineum
26 Penanganan Manual plasenta
27 Protap kehamilan ganda
28 Penanganan HPP
29 Penanganan PEB
30 Asuhan Persalinan Normal
31 Pemeriksaan NST
32 Protap Persiapan alat partus
33 Protap persiapan alat hecting
34 Pelayanan penunjang lab
35 Konseling pre dan pasca testing HIV Pada Inu hamil
36 Penanganan instrumen sterilisasi alat
37 Cara pengambilan spesimen darah
38 Pemeriksaan dalam pada ibu hamil dengan HIV
39 Alur PMTCT
40 Manajemen komplain
41 IMD
42 Penanganan BBL
43 Perawatan dini BBL dengan persalinan pervaginam dengan ibu B20
44 Pelaksanaan rujukan ke RS lain
9. Resume Kegiatan
Ruang Peristi Ibu di RSUD Sidoarjo dibagi menjadi 3 yaitu: Ruang MNE, Ruang
VK Bersalin dan Ruang Nifas. Ruang VK Bersalin RSUD Sidoarjo merupakan ruangan
untuk perawatan ibu bersalin setelah dilakukan observasi selama 4 jam di Ruang MNE Ibu
dan memenuhi kriteria atau dipulangkan (sesuai hasil pemeriksaan pasien).
11. Rencana Sosialisasi Hasil Kegiatan (waktu, hari/tanggal, dan melampirkan ppt
materi sosialisasi)
Hari/Tanggal : Rabu, 18 Mei 2022
Waktu : 09.00 - 10.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat Lantai 2 RSUD Sidoarjo Barat
Tujuan SiMaNEis :
Mencegah terjadinya Multiple Referal / rujukan yang berpindah-pindah.
Membangun komunikasi dan transfer ilmu tindakan pra rujukan kepada bidan, klinik
swasta, Puskesmas dan Rumah Sakit untuk mengurangi faktor keterlambatan
tindakan.
Dinas Kesehatan ikut memantau respon terhadap rujukan yang masuk, karena ada
akses kepada Si MaNEiS.
Mempercepat pengambilan keputusan dalam memberikan informasi yang realtime
terkait informasi rujukan seperti response time, jenis dan penyebab komplikasi dan
data kondisi pasien lainnya.
Desain teknologi dan mekanisme komunikasi sederhana sehingga mudah digunakan
oleh tenaga kesehatan.
Kondisi pra rujuk sampai rujukan balik tersimpan dalam sistem dan diinformasikan
kepada pihak perujuk
13. Mengidentifikasi Kekurangan dalam SPO, Pedoman, Alur dan lain-lain sesuai
dengan Hasil Kegiatan
1. Lembar informed consent persetujuan anastesi sebaiknya dijelaskan oleh pihak ruang
OK agar keluarga pasien lebih memahami kegunaan dari sedasi.
2. Persiapan persalinan kebutuhan ibu dan bayi disiapkan sejak awal
3. Sebaiknya keluarga pasien bisa ikut mendampingi selama proses persalinan dimulai
kala 1 fase aktif, agar pasien bisa lebih nyaman berdasarkan asuhan sayang ibu .
Materi
· Nifas (Puerperium)
· Penanganan Kegawatdaruratan Obstetrik Perdarahan Pascasalin
· Pelayanan Obstetri di Masa Pandemi COVID-19
· Kala I Persalinan
· Kala II Persalinan
· Kala III Persalinan
· Kala IV (Ruptur Perinei)
· Pencegahan Infeksi
· Partograf Indonesia
· Ceklis 60 Langkah APN
· Asuhan Pada Bayi Segera Setelah Lahir
Tujuan khusus :
Secara khusus pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan atau meningkatkan
kompetensi dokter, bidan dan perawat dalam pelayanan emergensi maternal neonatal.
Materi
· Surveilens Kematian Ibu
· Distosia Bahu
· Kegawatdaruratan Medik
· Preeklamsia dan Hipertensi Dalam Kehamilan
· Perdarahan Pasca Salin
· Persalinan Bokong
· Strategi Pendekatan Risiko dan Sistem Rujukan
· Manajemen Ponek
· Kebijakan Program Kesehatan dan Sistim Rujukan Pada Ibu dan Bayi Baru Lahir
· Pencegahan Infeksi pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir
· Tata Laksana Kegawatdaruratan pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas
· Kegawatan Bayi Baru Lahir/ Neonatus di Beberapa Tingkat Pelayanan Neonatus
· Neonatal Resuscitation
· Nutrisi Parental pada Neonatus
Tujuan Khusus:
· Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
melalui pencegahan dan pengendalian infeksi
· Melindungi sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat dari penyakit infeksi
berbahaya
· Menurunkan angka kejadian infeksi nosocomial
Materi:
· Pengendalian infeksi sebagai upaya menjaga mutu RS
· Faktor yang mempengaruhi infeksi RS
· Epidemiologi penyakit infeksi
· Informasi surveilen dan KLB
· Sistem pengorganisasian pengendalian infeksi RS
· Standart precaution
· Pengendalian infeksi di kamar operasi
· Peran dokter, perawat, dan laboran dalam pengendalian infeksi RS
· Kerjasama tim
· Pemrosesan alkes dan linen
· Peran unit CSSD dalam pengendalian infeksi di RS
· Pengelolaan obat, antiseptic, bahan dekontaminasi dan desinfektan di RS
· Diskusi batasan infeksi nosocomial
· Pengendalian antibiotic di RS
Pelatihan tambahan untuk menunjang inovasi PONEK RSUD Sidoarjo Barat dalam
memberikan Service Excellence” dalam memberikan pelayanan:
5) Pelatihan Service Excellence Rumah Sakit
Tujuan:
· Memahami konsep Service Excellenceuntuk meningkatkan animo masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit
· Mampu melihat servis dari sudut pandang customer (pasien) dan memahami “9
servise bites” yaitu: Acces, Responsiveness, Competency, Courtesy, Reliability ,
Speed, Security, Tangible, Professional.
· Memahami komunikasi yang efektif sehingga mampu menciptakan image yang
baik dari rumah sakit dimata customer
· Melatih peserta untuk membedakan tipe pasien dan secara terampil menghadapi
keluhan pasien. Peserta mampu mendeliver service kepada pasien dengan tujuan
memberikan pengalaman yang luar biasa yang akan berbuah pada loyalitas.
15. Rencana Kaizen (Perbaikan Menuju Kearah yang Lebih Baik) Dimasing-Masing
Unit Kerja
a. Sebaiknya ruangan isolasi terpisah dengan pasien HbsAg, B20, maupun HIV untuk
mengurangi infeksi nosokomial.
b. Ketersediaan BHP Cadangan untuk kebutuhan yang tidak terduga
c. Penunggu pasien max 1 untuk asuhan sayang ibu.
d. Mempersiapkan kebutuhan ibu dan bayi sejak awal.
Bed HCU
Bed Tindakan
Ruang Isolasi
Lemari Alat
Lemari Obat
Lemari Form
Kegiatan melakukan
pertolongan persalinan kala II
Kegiatan melakukan
pertolongan persalinan kala III
Nama :
NIP/NIK :
Gol/Pangkat : II C/ Pengatur
Jabatan : Bidan Terampil
Unit Kerja : Ruang Nifas
Judul Kegiatan : Kegiatan Magang di Ruang Nifas RSUD Sidoarjo
A. DASAR PELAKSANAAN :
1. ............ 🡪 diisi surat undangan dari pihak penyelenggara kegiatan (nomor, tanggal, dan
isi surat)
2. Surat Perintah Tugas RSUD SIDOARJO BARAT Nomor 090/324/438.5.2.1.2/2022
B. TUJUAN :
Tujuan Umum:
Setelah melakukan kegiatan magang diharapkan bidan dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan dan kompetensi bidan di Ruang Nifas yang nantinya akan disesuaikan
dengan kebutuhan di RSUD Sidoarjo Barat.
Tujuan Khusus:
Setelah melakukan kegiatan magang di Ruang Nifas RSUD Sidoarjo diharapkan
bidan dapat:
1. Mengidentifikasi SPO dan Pedoman Kegiatan di Ruang Nifas
2. Membuat resume kegiatan di Ruang Nifas
3. Melaksanakan rencana sosialisasi hasil kegiatan (waktu, hari/tanggal, dan
melampirkan powerpoint materi sosialisasi)
4. Membuat inovasi untuk RSUD Sidoarjo Barat
5. Mengidentifikasi kekurangan dalam SPO, Pedoman, Alur dan lain-lain sesuai dengan
hasil kegiatan
6. Memberikan usulan pelatihan selanjutnya yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
di Ruang Nifas
7. Rencana Kaizen (perbaikan menuju kearah yang lebih baik) dimasing-masing unit
kerja
8. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
C. MATERI KEGIATAN :
Hasil kegiatan magang bidan RSUD Sidoarjo Barat di Ruang Nifas RSUD Sidoarjo
adalah sebagai berikut :
1. Memberikan asuhan kebidanan masa nifas fisiologis
2. Memberikan asuhan kebidanan masa nifas patologis
3. Memberikan asuhan ibu hamil patologis
4. Melakukan pencatatan tentang alur pelayanan, SPO, Pedoman, dan lain – lain di Ruang
Nifas.
E. HASIL PELAKSANAAN :
1. Alur Pelayanan di Ruang Nifas
Pasien yang berada di Ruang Nifas adalah pasien yang berasal dari poli rawat jalan,
VK, dan OK. Untuk pasien dari poli rawat jalan dilakukan rawat inap jika akan dilakukan
tindakan elektif H-1 yang membutuhkan observasi pratindakan sebelum dilakukan transfer
antar ruangan yaitu menuju ruang operasi. Untuk pasien dari VK adalah ibu postpartum
fisiologis maupun patologis, ibu dengan kehamilan patologis, dan pasien dengan keluhan
kandungan yang telah dilakukan tindakan di ruang VK dan membutuhkan perawatan lebih
lanjut. Untuk pasien dari OK adalah pasien yang telah dilakukan operasi SC atau operasi
kandungan dan dibutuhkan perawatan lebih lanjut.
· Kepala Ruangan
Ruang peristi ibu RSUD Sidoarjo dipimpin oleh seorang Kepala Ruangan yang
bertanggung jawab dan berwewenang mengelola kegiatan pelayanan kebidanan di
Ruang Peristi ibu.
· Ketua Tim
Ruang Peristi Ibu RSUD Sidoarjo dibagi menjadi 3 ruang yaitu MNE, VK Bersalin
dan ruang nifas yang masing-masing unit ruangan dipimpin oleh seorang ketua tim
(katim).
· Bidan Pelaksana
Masing-masing ketua tim membawahi beberapa Bidan Pelaksana yang tugas
pokoknya melaksanakan asuhan kebidanan di Kamar Bersalin. Sedangkan uraian tugas
Bidan Pelaksana antara lain:
a. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun
tertulis, pada saat pergantian dinas.
b. Menyiapakan fasilitas dan lingkungan untuk kelancaran pelayanan dan
memudahkanpasien dalam menerima pelayanan.
c. Menerima pasien yang akan bersalin atau tindakan yang tekait dengan kebidanan
dan kandungan, sesuai prosedur dan kebijakan yang berlaku di RS.
d. Mengkaji kebutuhan pasien dan masalah kesehatan, sesuai batas kemampuannya
e. Melakukan tindakan kedaruratan sebelum dokter datang sesuai keadaan dan
kebetuhan pasien. Kemudian segera melaporkan tindakan yang telah di lakukan
kepada dokter penanggung jawab pasien tersebut.
f. Membantu merujuk pasien ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap
g. Memberi bimbingan persalinan sesuai kondisi dan kebutuhan pasien.
h. Memberi pertolongan persalinan normal
i. Melaksanakan tindakan kebidanan sesuai dengan batas kemampuan
j. Melaksanakan asuhan pada bayi baru lahir
3. Sentralisasi Obat
Alur sentralisasi obat di Ruang Nifas ada 2 macam, yaitu :
a. Alur Shift Pagi
Dokter menuliskan resep kemudian resep diambil oleh Apoteker. Jika obat oral
disiapkan secara ODD (One Daily Dose) yaitu pendistribusian perbekalan farmasi
dimana pasien mendapat obat yang sudah dipisah - pisah untuk pemakaian sekali pakai,
tetapi obat diserahkan untuk sehari pakai pada pasien, Apoteker memberikan langsung
obat kepada pasien.
Jika obat injeksi atau cairan disiapkan secara ODDD (One Day Dose Dispensing)
yaitu resep diserahkan ke farmasi, apoteker atau tenaga teknik kefarmasian menyiapkan
obat, lalu obat diserahkan kepada petugas di ruangan, selanjutnya dilakukan
pengecekan, apabila sudah sesuai apoteker meletakkan obat/cairan di kotak injeksi
sesuai nama pasien dan nomor rekam medis.
b. Alur Shift Siang dan Malam
Bidan secara delegasi menuliskan resep lalu resep dibawa ke Farmasi, lalu bidan
memberikan obat oral/ injeksi/cairan kepada pasien sesuai jadwal pemberian obat.
Obat Rekonsiliasi
Jika sebelum masuk rawat inap pasien membawa obat terapi sebelumnya atau dari
instalasi lainnya, maka obat akan disimpan dulu oleh Apoteker dengan mengisi lembar
rekonsiliasi obat dan akan dikembalikan saat pasien keluar rumah sakit, kecuali jika dokter
menyarankan untuk melanjutkan terapi obat sebelumnya.
4. Discharge Planning
Discharge planning diisi pertama kali saat pasien dipindahkan ke ruangan dengan
mengisi perkiraan lama perawatan. Selanjutnya akan dilengkapi saat pasien direncanakan
keluar rumah sakit. Dischare planning berisi tentang konseling yang diberikan, diet nutrisi,
obat-obatan yang perlu dilanjutkan, faskes untuk kontrol dan tanggal kontrol ulang.
Pasien yang berada di ruang nifas yang telah dilakukan tindakan, diobservasi, dan
telah mendapat terapi lanjutan dari dokter obgyn dan bidan dalam 1 – 3 hari akan
dipulangkan sesuai dengan SPO pemulangan pasien. Untuk pemulangan ibu postpartum
fisiologis bisa dilakukan 1x24 jam setelah perawatan sedangkan untuk pemulangan ibu
postpartum dengan tindakan SC dilakukan setelah 2x24 jam setelah perawatan, apabila
kondisi pasien masih membutuhkan tindakan lanjutan, jumlah kepulangan / KRS bisa
ditunda sampai dengan kondisi pasien/ ibu benar-benar baik.
Untuk pasien yang akan keluar rumah sakit maka sebelum pulang diberikan
konseling tentang jadwal kontrol ke poli rawat jalan. Untuk pasien BPJS/ JKMM ada 2
kategori jadwal kontrol, yaitu :
1. Pasien tanpa komorbid/ komplikasi disarankan kembali kontrol ke Faskes Tingkat 1/
Faskes terdekat;
2. Pasien dengan komorbid/ komplikasi dijadwalkan kembali kontrol sesuai dengan hari
praktek Dokter DPJP dan jika ada 2 atau lebih poli rawat jalan yang berbeda maka
akan dijadwalkan kontrol di tanggal yang sama terutama untuk pasien dengan BPJS/
JKMM.
6. Supervisi Keperawatan
Supervisi keperawatan di Instalasi Peristi Ibu dilakukan oleh manajemen
keperawatan dan kebidanan setiap 1 bulan dan 3 bulan sekali yaitu di bulan Januri, April,
Juli, dan Oktober 2022.
Bayi dan ibu yang dirawat gabung harus memenuhi syarat/kriteria sebagai
berikut:
1) Lahir spontan : presentasi kepala maupun bokong
2) Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup
sehat, reflek menghisap baik dan tidak ada tanda infeksi
3) Bayi yang lahir dengan SC dengan anestesi umum, rawat gabung dilakukan
segera setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk), misalnya 4–6 jam
setelah operasi selesai. Bayi tetap disusukan meskipun mungkin ibu masih
mendapat infus.
4) Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai apgar minimal)
5) Umur kehamilan 37 minggu atau lebih
6) Berat lahir 2000-2500 gr atau lebih
7) Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum
8) Bayi dan ibu sehat
11. Rencana Sosialisasi Hasil Kegiatan (waktu, hari/tanggal, dan melampirkan ppt
materi sosialisasi)
Hari/Tanggal : Rabu, 18 Mei 2022
Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat Lantai 2 RSUD Sidoarjo Barat
Tujuan SiMaNEis :
Mencegah terjadinya Multiple Referal / rujukan yang berpindah-pindah.
Membangun komunikasi dan transfer ilmu tindakan pra rujukan kepada bidan, klinik
swasta, Puskesmas dan Rumah Sakit untuk mengurangi faktor keterlambatan
tindakan.
Dinas Kesehatan ikut memantau respon terhadap rujukan yang masuk, karena ada
akses kepada Si MaNEiS.
Mempercepat pengambilan keputusan dalam memberikan informasi yang realtime
terkait informasi rujukan seperti response time, jenis dan penyebab komplikasi dan
data kondisi pasien lainnya.
Desain teknologi dan mekanisme komunikasi sederhana sehingga mudah digunakan
oleh tenaga kesehatan.
Kondisi pra rujuk sampai rujukan balik tersimpan dalam sistem dan diinformasikan
kepada pihak perujuk
15. Rencana Kaizen (Perbaikan Menuju Kearah yang Lebih Baik) dimasing-masing
Unit Kerja
o Untuk Ruang Nifas di RSUD Sidoarjo Barat sebaiknya ruang perawatan kelas I, II,
dan III dijadikan satu lantai untuk memudahkan petugas dalam perawatan ibu dan
bayi (rawat gabung).
o Disediakan ruang memandikan bayi dengan sumber air panas dari water heater untuk
efisiensi waktu dan keamanan.
o Penyediaan papan nama ditempat tidur pasien untuk memudahkan identifikasi pasien
o Pengisian discharge planning dilakukan saat shift malam sehingga dapat
mempercepat proses pemulangan pasien
o Untuk lembar grafik TTV sebaiknya digantungkan di tempat tidur pasien untuk
mempermudah kerja perawat dan dilepas saat pasien pulang lalu dimasukkan di map
rekam medis pasien.
16. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
o Sarana dan Prasarana mohon dilengkapi sesuai standart dan kebutuhan Rumah Sakit
o Kelengkapan form rekam medis dan form tambahan rekam medis disesuaikan
kebutuhan masing masing unit.
F. FOTO KEGIATAN :
Ruang Nifas
Ruang Konseling
Lemari Alat
Sentralisasi Obat
Pneumatic Tube
Demikian laporan yang kami buat dalam mengikuti kegiatan magang di Instalasi Peristi
Ibu RSUD Sidoarjo.