DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
A. Latar Belakang
Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu perawat
melakukan inovasi dan berubah. Perawat harus mempunyai keterampilan dalam proses
perubahan. Proses keperawatan merupakan pendekatan dalam menyelesaikan masalah
yang sistematisdan konsisten dengan perencanaan perubahan. Keterampilan kedua
adalah ilmu teoritis dan pengalaman praktik. Perawat harus diajarkan ilmu teoritis di kelas
dan mempunyai pengalaman praktik untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
Perubahan pelayanan keperawatan merupakan kesatuan dalam perkembangan dan
perubahan keperawatan di Indonesia. Bahkan, menjadi hal yang aneh atau tidak
semestinya terjadi, apabila masyarakat umum dan lingkungannyaterus berubah,
sedangkan keperawatan yang merupakan bagian masyarakat tersebut tidak berubah
dalam menata kehidupan profesi keperawatan (Nursalam,2014).
Tuntutan kebutuhanmasyarakat akan pelayanan kesehatan pada Milenium III,
termasuk asuhan keperawatan akan terus berubah karena masalahkesehatan yang
dihadapi masyarakat terus-menerus mengalami perubahan. Masalah keperawatan
sebagai bagian masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat juga terus-menerus
berubah karena berbagai faktor yang mendasarinya juga terus mengalami perubahan
(Nursalam,2016).
Pada dasarnya mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan
kesehatan menjadisalah satu penentu institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat.
Karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling
depan danterdekat dengan penderitaan, kesakitan, sertakesengsaraan yang dialami
pasien dankeluarganya. Indikator dari mutu pelayanan keperawatan adalah tergantung
pada kualitas pelayanan medis danpelayanankeperawatan yang diberikan memuaskan
pasien atau tidak. Karena kepuasan merupakan perbandingan antara kualitas jasa
pelayananyang didapat dengan keinginan, kebutuhan danharapan.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 07 juni 2022 di Ruang Pajajaran
Rumah Sakit Umum Daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto terdapat data
perawat berjumlah 20 dan 1 kepala ruangan dengan jumlah tempat tidur sebanyak 35 buah
untuk Ruang Pajajaran. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang
dilaksanakan adalah MAKP Modifikasi tim primer dengan kepala ruangan adalah seorang
S1 Keperawatan Ners, dengan 2 orang katim S1 Keperawatan Ners yang beranggotakan
beberapa perawat pelaksana dengan 7 orang berpendidikan S1 Keperawatan Ners dan
10 orang D3 Keperawatan.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan melibatkan anggota
keperawatan dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan profesional. Model
asuhan keperawatan profesional saat ini yang sedang menjadi trend dengan metode
Primary Nursing. Metode Primary Nursing merupakan suatu metode yang memberikan
tugas kepada satu orang perawat untuk bertanggung jawab penuh sampai keluar rumah
sakit. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat danterus-menerus
antara pasien dan perawat yang ditugaskanuntuk merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat (Nursalam, 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan
dapat menerapkan manajemen keperawatan dan model pemberian asuhan
keperawatan yang sesuai dengan teori manajemen keperawatan yang telah
diajarkan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan di Ruang Pajajaran
Rumah Sakit Umum Daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto, mahasiswa
mampu :
a. Menganalisa kebutuhan tenaga keperawatan (SDM) di Ruang Pajajaran RSUD
Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
b. Menganalisa kecukupan sarana dan prasarana diRuang Pajajaran RSUD Prof. dr.
Soekandar Kabupaten Mojokerto
c. Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP Moduler yang telah ditentukan:
1) Melakukan penerimaan pasien baru
2) Melakukan penerapan sentralisasi obat
3) Melakukan timbang terima keperawatan
4) Melakukan supervisi keperawatan
5) Melakukan ronde keperawatan
6) Melakukan Discharge Planning
7) Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan salah satu model
penugasan asuhan keperawatan.
8) Menganalisa tingkat mutu di Ruang Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah
Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto.
C. Manfaat
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa mampu menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya masing-
masing dalam penerapan MAKP Moduler.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP Moduler di Ruang
Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mojokerto.
c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP Moduler di Ruang
Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mojokerto.
d. Mahasiswa dapat menganalisa masalah dengan metode SWOT dan menyusun
rencana strategi (renstra).
e. Mahasiswadapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan Moduler di Ruang Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Mojokerto.
2. Perawat
a. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat mengetahui masalah–masalah
yang ada di Rumah Sakit Umum daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP Moduler.
b. Melalui praktik manajemen keperawatan perawat ruangan dapat mempelajari
penerapan model keperawatan Moduler.
c. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
d. Terbinanya hubungan yang kondusif antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
e. Meningkatnya kinerja perawat di Ruang Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah
Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto.
3. Pasien
Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal sehingga memperoleh
kepuasan selama mendapat perawatan di Ruang Pajajaran Rumah Sakit Umum
Daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten Soekandar.
4. Institusi
a. Mampu menerapkan ilmu manajemen keperawatan khususnya terkait penerapan
model keperawatan Moduler.
b. Mampu menjalin kerjasama yang lebih baik antara institusi pendidikan dengan
institusi pelayanan di Ruang Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Prof. dr.
Soekandar Kabupaten Mojokerto.
BAB II
TINJAUAN LAHAN
B. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 07-11 Juni 2022, meliputi 5M (Man,
Material, Metode, Money, Mutu) data yang diperoleh berdasarkan wawancara, observasi,
kuesioner dan dokumen rumah sakit dianalisis dengan menggunakan metode SWOT
sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah dan prioritas masalah sebagai berikut:
1. Ketenagaan (M1-Man)
Instalasi Rawat Inap pajajaran RSUD Prof. Dr. Soekandar mojokerto terdiri
dari kelas 2 dan kelas 3. Adapun kelas 3 terdiri dari 25 tempat tidur untuk interna
non tropik, sedangkan untuk kelas 2 terdiri dari 2 tempat tidur tropik dan 8 tempat
tidur non tropik. Instalasi Rawat Inap pajajaran ini dipimpin oleh seorang kepala
ruangan, dengan jumlah perawat sebanyak 20 orang (S1 Keperawatan Ners
sebanyak 10 orang, D3 Keperawatan sebanyak 10 orang).
Pembagian wilayah penugasan Mahasiswa Program Pendidikan Ners
STIKES Widyagama Husada Malang mendapat wilayah penugasan di Ruang
Pajajaran. MAKP yang diterapkan di Ruang pajajaran ini adalah MAKP Tim
modifikasi. MAKP Tim ini digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. MAKP ini
terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat di ruangan dibagi menjadi 3 sift yang terdiri dari
KaRu/Ka Tim/PJ sift dan perawat pelaksana. Berdasarkan data yang diperoleh saat ini
Ruang pajajaran memilki 1 Kepala Ruangan, 2 Ka Tim dan 17 perawat pelaksana.
Dengan pembagian shif pagi terdiri dari KaRu, 2 KaTim dan perawat pelaksana
sebanyak 7 orang, sift sore terdiri dari perawat pelaksana 4 orang, dan sift malam
terdiri dari perawat pelaksana 4 orang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian Keperawatan RSUD Prof. dr.
Soekandar Kabupaten Mojokerto pada tanggal 7 Juni 2022. Pemilihan Kepala
Ruangan ditentukan oleh Direktur dengan alur pencalonan menggunakan prestasi
dan dipromosikan, selanjutnya dilakukan tes tulis dan tes wawancara, kemudian untuk
3 orang terpilih akan dilakukan tes wawancara oleh Direktur untuk memilih 1 orang
terbaik. Sedangkan untuk penanggung jawab/ketua tim dilakukan oleh kepala ruangan
yang ditentukan secara tetap dan tidak berubah–ubah. Penempatan anggota tim di
setiap ruangan ditentukanoleh kepala ruangan. Ketua tim ditentukan dengan
kualifikasi lama bekerja selama 5 tahun dengan gelar minimal S1 Ners. Adapun
struktur organisasi adalah sebagai berikut :
Kepala Ruangan
No Nama Pelatihan
1. Nining Rohmanah BLS/ CE/ MB
2. Rika Setyowati BLS/ CE
3. Wiwik Pujiastutik BLS/CE
4. Suyitno BLS
5. Syah Laili Hidayajib BLS
6. Avrina Dyah Pratiwi BLS
7. Tinuk Winantiasih BLS
8. Devi Intan Purnamasari BLS
9. Udin Suprayitno BLS
10. Rohmatul Fitriyah BTCLS
11. Siti Nur Fitriyah BLS/ BTCLS
12. Siti Masita BLS
Keterangan :
BLS : Basic Life Support
BTCLS : Basic Trauma Cardiac Life Support
CE : Clinical Educator
MB : Manajemen Bangsal
Menurut standar Joint Comission International (JCI) 2011 pelatihan minimal
yang dimiliki perawat ruangan adalah Basic Life Support (BLS) dan semua perawat
di Ruangan Pajajaran sudah mengikuti pelatihan tersebut.
1. Sarana Dan Prasarana (M2-Material)
Manajemen keperawatan dan kegiatan pembelajaran pada mahasiswa
Praktek Manajemen Keperawatan Program Profesi Ners Stikes Widyagama
Husada Malang mengambil tempat di Rawat Inap pajajaran RSUD Prof. Dr.
Soekandar mojokerto, dengan alamat Jl. Hayam wuruk No.25, Kec. Mojosari,
Kabupaten mojokerto, Jawa Timur 61382. Pengkajian data awal dilakukan pada
tanggal 06 Juni 2022. Data-data yang diperoleh antara lain :
a. Penataan gedung / Lokasi dan denah ruangan
1) Lokasi Ruang Pajajaran
Barat : Ruang Rawat Inap Kelas 3 E1-E6
Timur : Ruang Perawat, Ruang Obat, Ruang Linen, dan
Ruang Brand card
Utara : Ruang Rawat Inap Kelas 2 A-J
Selatan : Ruang Rawat Inap Kelas 3 A-D
1 Kelas 2 tropik 2
TOTAL 35
Ruang Pajajaran terdiri dari : ruang rawat inap kelas 2 dan kelas 3, kelas 2
tropik dan non tropik, kelas 3 semua non tropik, ruang ganti, nurse station, kamar
mandi, ruang dokter, ruang brand card, ruang obat dan linen. Dan total kapasitas
ruang rawat inap yang ada di ruang pajajaran terdapat 35 tempat tidur.
Berdasarkan data di atas peralatan medis di Ruang pajajaran RSUD Prof. Dr.
Soekandar mojokerto sudah cukup baik sesuai dengan standar Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 340/MENKES/III/2010,
namun masih ada beberapa alat yang tidak tersedia di ruang Pajajaran RSUD
Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto.
1) Consumable (obat dan bahan habis pakai)
Pemenuhan stok obat dan Consumable di Ruang pajajaran dilakukan
oleh pihak farmasi. dimana stok obat setiap harinya diantar ke ruangan
pajajaran oleh pihak farmasi RS.
2) Administrasi penunjang
a. Buku laporan harian/timbang terima (ERM)
b. Buku observasi ttv (ERM)
c. Buku laborat (nilai kritis)
d. Buku harian morningreport (setelah adanya pandemi maka diberhentikan
sementara)
e. Buku perlengkapan KRS (surat istirahat dan dirawat)
f. Buku PKRS
g. Buku bon tabung laborat
h. Buku catatan evaluasi sterilisasi dan CSSD
i. Buku KTD
j. Buku cuti
k. Buku kematian
l. Buku perbaikan IPS
m. Buku serah terima KRS