DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Shintya Oftaviana 181014201651
Yulia Candra Ismawati 181014201659
Dessy Talutu 170914201551
Melinda Dwi Lestari 170914201575
Ryana Duta Lopes 181014201602
Litigia Mendonca Beredorego 181014201604
Zidah Qurrota’aini 181014201606
Alosius Dappa 181014201608
Aurelia Ningsih Lero 181014201614
Basila Fasak 181014201616
Dominggas Bete 181014201620
Dwi Rezkiana Sari 181014201622
Hellen Yuliana Latuperisa 181014201626
Indriyawati 181014201628
DI RUANG PAJAJARAN
NIP. 090819782002122006
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan diseminasi awal praktik klinik manajemen
keperawatan di Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar Mojosari telah
selesai. Laporan ini dibuat untuk melaporkan penerapan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) pada departemen keperawatan manajemen.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna di dunia ini, begitu pula laporan diseminasi awal yang telah kami buat
ini, baik dalam segi isi maupun penulisannya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan introspeksi kami selanjutnya.
Kami juga berterima kasih kepada pembimbing instansi Program Studi
Pendidikan Ners STIKES Widyagama Husada Malang, pembimbing klinik di
RSUD Prof. dr. Soekandar Mojosari, pasien dan keluarga serta teman-teman
kelompok yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan. Tim
penyusun berharap agar laporan ini dapat memberikan pengetahuan dan
bermanfaat bagi semua calon perawat dan masyarakat pada umumnya.
A. Latar Belakang
Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu
perawat melakukan inovasi dan berubah. Perawat harus mempunyai
keterampilan dalam proses perubahan. Proses keperawatan merupakan
pendekatan dalam menyelesaikan masalah yang sistematis dan konsisten
dengan perencanaan perubahan. Keterampilan kedua adalah ilmu teoritis dan
pengalaman praktik. Perawat harus diajarkan ilmu teoritis di kelas dan
mempunyai pengalaman praktik untuk bekerja secara efektif dengan orang
lain. Perubahan pelayanan keperawatan merupakan kesatuan dalam
perkembangan dan perubahan keperawatan di Indonesia. Bahkan, menjadi
hal yang aneh atau tidak semestinya terjadi, apabila masyarakat umum dan
lingkungannya terus berubah, sedangkan keperawatan yang merupakan
bagian masyarakat tersebut tidak berubah dalam menata kehidupan profesi
keperawatan (Nursalam,2015).
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada
Milenium III, termasuk asuhan keperawatan akan terus berubah karena
masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat terus-menerus mengalami
perubahan. Masalah keperawatan sebagai bagian masalah kesehatan yang
dihadapi masyarakat juga terus-menerus berubah karena berbagai faktor
yang mendasarinya juga terus mengalami perubahan (Nursalam,2016).
Pada dasarnya mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas
pelayanan kesehatan menjadi salah satu penentu institusi pelayanan
kesehatan di mata masyarakat. Karena keperawatan merupakan kelompok
profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan danterdekat dengan
penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan yang dialami pasien dan
keluarganya. Indikator dari mutu pelayanan keperawatan adalah tergantung
pada kualitas pelayanan medis dan pelayanan keperawatan yang diberikan
memuaskan pasien atau tidak. Karena kepuasan merupakan perbandingan
antara kualitas jasa pelayanan yang didapat dengan keinginan, kebutuhan
danharapan.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 07 juni 2022 di Ruang
Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
terdapat data perawat berjumlah 20 dan 1 kepala ruangan dengan jumlah
tempat tidur sebanyak 35 buah untuk Ruang Pajajaran. Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) yang dilaksanakan adalah MAKP Modifikasi
tim primer dengan kepala ruangan adalah seorang S1 Keperawatan Ners,
dengan 2 orang katim S1 Keperawatan Ners yang beranggotakan beberapa
perawat pelaksana dengan 7orang berpendidikan S1 Keperawatan Ners dan
10orang D3 Keperawatan.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayananasuhan
keperawatan profesional. Model asuhan keperawatan profesional saat ini yang
sedang menjadi trend dengan metode Primary Nursing. Metode Primary
Nursing merupakan suatu metode yang memberikan tugas kepada satu orang
perawat untuk bertanggung jawab penuh sampai keluar rumah sakit. Metode
primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat danterus-menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskanuntuk merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat (Nursalam, 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat menerapkan manajemen keperawatan dan
model pemberian asuhan keperawatan yang sesuai dengan teori
manajemen keperawatan yang telah diajarkan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan di Ruang
Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten
Mojokerto, mahasiswa mampu :
a. Menganalisa kebutuhan tenaga keperawatan (SDM) di Ruang
Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
b. Menganalisa kecukupan sarana dan prasarana diRuang Pajajaran
RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
c. Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP Tim Modifikasi
yang telah ditentukan:
1) Melakukan penerimaan pasienbaru
2) Melakukan penerapan sentralisasi obat
3) Melakukan timbang terima keperawatan
4) Melakukan supervisi keperawatan
5) Melakukan ronde keperawatan
6) Melakukan Discharge Planning
7) Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan salah satu model
penugasan asuhan keperawatan.
8) Menganalisa tingkat mutu di Ruang Pajajaran Rumah Sakit Umum
Daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto.
C. Manfaat
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa mampu menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya
masing-masing dalam penerapan MAKP Tim Modifikasi.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP Tim
Modifikasi di Ruang Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Mojokerto.
c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP Tim
Modifikasi di Ruang Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Mojokerto.
d. Mahasiswa dapat menganalisa masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi (renstra).
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
asuhan keperawatan Tim Modifikasi di Ruang Pajajaran Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Mojokerto.
2. Perawat
a. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat mengetahui masalah–
masalah yang ada di Rumah Sakit Umum daerah Prof. dr. Soekandar
Kabupaten Mojokerto yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP Tim
Modifikasi.
b. Melalui praktik manajemen keperawatan perawat ruangan dapat
mempelajari penerapan model keperawatan Tim Modifikasi.
c. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
d. Terbinanya hubungan yang kondusif antara perawat dengan perawat,
perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
e. Meningkatnya kinerja perawat di Ruang Pajajaran Rumah Sakit Umum
Daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto.
3. Pasien
Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal
sehingga memperoleh kepuasan selama mendapat perawatan di Ruang
Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten
Soekandar.
4. Institusi
a. Mampu menerapkan ilmu manajemen keperawatan khususnya terkait
penerapan model keperawatan Modifikasi Tim.
b. Mampu menjalin kerjasama yang lebih baik antara institusi pendidikan
dengan institusi pelayananajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Prof.
dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto.
BAB II
TINJAUAN LAHAN
Kepala Ruangan
a. Tenaga Keperawatan
No Nama Pendidikan Status Jabatan
Kepegawaian
1. Nining Rohmanah S1 Kep, Ns PNS Kepala Ruangan
2. Rika Setyowati S1 Kep, Ns PNS Ketua Tim
3. Wiwik Pujiastutik S1 Kep, Ns PNS Ketua Tim
4. Sumita Indayah D3 Keperawatan PNS PerawatPelaksana
5. Suyitno S1 Kep, Ns PNS Perawat Pelaksana
6. Syah Laili D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
Hidayajib
7. Avrina Dyah D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
Pratiwi
8. Tinuk Winantiasih S1 Kep, Ns BLUD Perawat Pelaksana
9. Udin Suprayitno D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
10. Rohmatul Fitriyah D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
11. Siti Nur Fitriyah D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
12. Siti Masita S1 Kep, Ns BLUD Perawat Pelaksana
13. Laili Rohmawati S1 Kep, Ns BLUD Perawat Pelaksana
14. Nura Wardani S1 Kep, Ns BLUD Perawat Pelaksana
15. Farid F. S1 Kep, Ns BLUD Perawat Pelaksana
16. Mita Puji R. D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
17. Yahya Iman D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
18. Arfianita Regiana D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
19. Diah Putri D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
20. Indira Y. S1 Kep, Ns BLUD Perawat Pelaksana
No Kualifikasi Jumlah Status Laki-laki Perem
puan
1 S1 Keperawatan Ners 10 4 PNS 2 8
6 BLUD
2 D3 Keperawatan 10 1 PNS 2 8
9 BLUD
Total 20 5 PNS 4 16
15 BLUD
No Nama Pelatihan
1. Nining Rohmanah BLS/ CE/ MB
2. Rika Setyowati BLS/ CE
3. Wiwik Pujiastutik BLS/CE
4. Suyitno BLS
5. Syah Laili Hidayajib BLS
6. Avrina Dyah Pratiwi BLS
7. Tinuk Winantiasih BLS
8. Devi Intan Purnamasari BLS
9. Udin Suprayitno BLS
10. Rohmatul Fitriyah BTCLS
11. Siti Nur Fitriyah BLS/ BTCLS
12. Siti Masita BTCLS
13. Laili Rohmawati BTCLS
14. Nura Wardani BTCLS
15. Farid F. BTCLS
16. Mita Puji R. BTCLS
17. Yahya Iman BTCLS
18. Arfianita Regiana BTCLS
19. Diah Putri BTCLS
20. Indira Y. BTCLS
Keterangan :
BLS : Basic Life Support
BTCLS : Basic Trauma Cardiac Life Support
CE : Clinical Educator
MB : Manajemen Bangsal
Menurut standar Joint Comission International (JCI) 2011 pelatihan
minimal yang dimiliki perawat ruangan adalah Basic Life Support (BLS)
dan semua perawat di Ruangan Pajajaran sudah mengikuti pelatihan
tersebut.
b. BOR (Bed Occupational Rate)
BOR Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
tanggal 7Juni 2022.
Bed = 53,3%
3 Malam Ada pasien 9 9/15×100%
Bed = 60%
Sumber : Data Primer (2021)
Ket :
BOR (Bed Occupancy Ratio): Angka penggunaan tempat tidur.
Nilai ideal menurut Depkes RI, 2005 adalah 60-85%
ALOS (Averange Lenght Of Stay): Rata-rata lamanya pasien
dirawat. Nilai ideal menurut Depkes RI, 2005 adalah 6-9 jam/hari
TOI ( Turn Over Turn Over Interval) : Interval) : Tenggang
Perputaran tempat Tidur. Nilai ideal menurut Depkes RI, 2005
adalah 1-3 hari
BTO (B ed Turn ed Turn Over): Frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode. Nilai ideal menurut Depkes RI, 2005 adalah
40-50 kali.
c. Jumlah Diagnosa Penyakit di Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr.
Soekandar
N ICD DIAGNOSA JmlPer JmlLa Jumlah
O X empua ki-laki Total
n
1. D64 Other Anaemias 22 17 39
2. E87. Hypokalaemia 20 16 36
6
3. R11 Nausea And Vomiting 15 14 29
4. R77. Abnormality of Albumin 15 13 28
0
5. 164 Stroke, not Specified As 19 9 28
Haemorrhage Or Infarction
6. N18. End-Stage Renal Disease 15 13 28
0
7. 113 Hypertensive Heart And Chronic 19 9 28
Kidney Disease
2. Metode Gillies
A×B×C F
Rumus : = =H
(C−D)× E G
Keterangan :
A : Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B : Rata-rata jumlah pasien/hari
C : Jumlah hari/tahun
D : Jumlah hari libur masing-masing perawat
E : Jumlah hari kerja masing-masing perawat
F : Jumlah jam perawatan yang diberikan
perawat/tahun
G : Jumlah jam perawatan yang
Diberikan perawat/bulan
H : Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit
tersebut
Tingkat ketergantunganklien dan kebutuhan tenaga
keperawatan dengan metode Gillies di Ruang Pajajaran RSUD Prof.
dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto 07 Juni 2022 adalah sebagai
berikut:
a. Tingkat ketergantungan klien dankebutuhan tenaga keperawatan
dengan metode Gillies di Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr.
Soekandar Kabupaten Mojokerto.
1. Keperawatan Langsung:
Keperawatan minimal : 2 orang, memerlukan waktu 1-2
jam sehari :
2 x 2 jam = 4 jam
Keperawatan parsial : 5 orang, memerlukan waktu 3-4
jam sehari :
5 x 3 jam = 15 jam
Keperawatan total : 2 orang, memerlukan waktu 5-6 jam
sehari :
2 x 5 jam = 10 jam
Jumlah jam 4 + 15 + 10 = 29 jam
2. Keperawatan Tidak Langsung : 9pasien x 1jam = 9jam
3. Penyuluhan Kesehatan : 9pasien x 0,25 jam = 2jam
4. Sehingga jumlah total jam keperawatan/klien/hari
29 jam+9 jam+ 2 jam jam
= 4,4 /hari
9 orang Klien
Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
4,4 x 9 x 365 14,454
= = 6.952 =7 orang
( 365−68 ) x 7 2.079
5. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan
per hari yaitu
9 orang x 4,4
=5,6= 6 orang
7 jam
6. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan
per sift.
1. Proporsi dinas pagi : 6x47% = 3 orang
2. Proporsi dinas siang : 6x36% = 2 orang
3. Proporsi dinas malam : 6x17% = 1 orang
7. Kombinasi menurut Abdillah dan Levine adalah
1. 55%x7=4 orang
2. 45%x7=3 orang
f. Perhitungan Beban Kerja Perawat
Penghitungan beban kerja perawat (Time and Motion Study).
Pengukuran beban kerja objektif dilakukan untuk mengetahui
dalam melaksanakan aktifitas baik untuk tugas pokok, tugas
penunjang, penunjang, kepentingan pribadi dan lain-lain.
Pembagian jam kerja secara normatif pada setiap sift pada ruang
Pajajaran sebagai berikut.
a) Sift pagi dimulai pukul 07.00 – 14.00 (7 jam)
b) Sift siang di mulai pukul 14.00-21.00 (7 jam)
c) Sift malam di mulai pukul 21.00-07.00 (10 jam)
Pembagian jam shift disesuaikan dengan peraturan jadwal
dinas diruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten
Mojokerto.
3. Sarana Dan Prasarana (M2-Material)
Manajemen keperawatan dan kegiatan pembelajaran pada
mahasiswa Praktek Manajemen Keperawatan Program Profesi Ners
Stikes Widyagama Husada Malang mengambil tempat di Rawat Inap
pajajaran RSUD Prof. Dr. Soekandar mojokerto, dengan alamat Jl.
Hayam wuruk No.25, Kec. Mojosari, Kabupaten mojokerto, Jawa Timur
61382. Pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 06 Juni 2022.
Data-data yang diperoleh antara lain :
a. Penataan gedung / Lokasi dan denah ruangan
1) Lokasi Ruang Pajajaran
Barat : Ruang Rawat Inap Kelas 3 E1-E6
Timur : Ruang Perawat, Ruang Obat, Ruang Linen, dan Ruang
Brand card
Utara : Ruang Rawat Inap Kelas 2 A-J
Selatan : Ruang Rawat Inap Kelas 3 A-D
Ruang Pajajaran terdiri dari : ruang rawat inap kelas 2 dan kelas
3, kelas 2 tropik dan non tropik, kelas 3 semua non tropik, ruang
ganti, nurse station, kamar mandi, ruang dokter, ruang brand card,
ruang obat dan linen. Dan total kapasitas ruang rawat inap yang ada
di ruang pajajaran terdapat 35 tempat tidur.
3) Denah Ruang Pajajaran
KELAS KELAS LIFT R.Visite Tangga KELAS 3 KELAS 2
2 2
Dokter E1-E6 I-J
C1-C5 B1-B5
KELAS KELAS R.Linen R.Oba Nurse R.Pera R.Dokt KELAS KELA KELA KELA
2 2 t Statio wat er 2 A-B S 2C- S 2 E- S2
n Tempat muda D F G-H
D1-D5 A1-A5
Brand
Card
b. Fasilitas dan Sarana Prasarana
1) Fasilitas untuk pasien
Pada tanggal 06 Juni 2022 dilakukan observasi, dan di
dapatkan hasil di ruang pajajaran sudah memiliki fasilitas, baik
untuk pasien dan tenaga kesehatan. Sumber listrik yang
digunakan adalah dari PLN. Sumber air menggunakan air PDAM.
Standar fasilitas dimasing-masing ruang untuk pasien adalah
sebagai berikut :
Tabel Fasilitas di Ruang Pajajaran
NO RUANGAN FASILITAS JUMLAH
1. Ruang Tempat tidur pasien 35
pajajaran Bedside cabinet 35
Standar infus 35
Overbed table 35
35
Kursi plastik
13
AC masing – masing ruang
11
Kamar mandi/Wc
13
Wastafel
35
Oksigen central
3
Tempat sampah medis dan
non medis
2
Tempat sampah linen
Jam dinding 7
Pispot -
Urinal -
1. AC 13 V
2. Bedside monitor 3 v V
3. Brandkar 2 V v
4. Closet duduk 11 v
5. Computer 4 v
6. Jam dinding 10 V
7. Lemari kaca Linen 1 v
8. Lemari Kaca AKHP 1 V
9. Lemari Es 3 v
10. Kursi roda 4 V
11. Kursi plastik 48 v
12. Lemari ALKES 1 v
13. Lemari obat 2 v
14. Lemari APD 1 v
15. Lemari B3 1 v
16. Lemari Status Pasien 1 v
17. Lemari Dokumen Form 2 & 2 v
PJRN
18. Loker perawat 2 V
19. Manometer manual 3 V
20. Meja kerja dan Nurse 4 v
Station
21. Sofa 1 V
22. 02 transport 3 V
23. Printer 1 V
24. Standar infus 35 V
25. Tempat sampah medis 2 V
26. Tempat sampah non medis 1 V
27. Tempat tidur pasien 35 V
28. Troly Injeksi 4 v
29. EKG 2 V
30. Nakas Pasien 35 V
31. Oxigen Concenterator 1 V
32. Thermogun 2 v
34. Pulse Oxymetri 3 V
35. BVM 2 v
36. X-ray viewr 1 V
37. Infus Pump 1 v
38. Syringe pump 9 v
39. Suction low vaccum 4 V
40. Suction 1 v
41. Tensimeter Digital 3 V
42. Tensimeter Mobile 4 v
43. Tensimeter Jarum 3 v
44. Stetoskop 7 v
45. TV 1 v
46. Gayung 13 v
NO.ANTRIAN
PENDAFTARAN
PEMERIKSAAN MEDIS
PASIEN LAMA PASIEN BARU PASIEN LAMA PASIEN BARU
LOKET 4 LOKET 1
LOKET 3 LOKET 2
RADIOLOGI
PERLU YA PERLU
LABORATORIUM CT
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
SCAN INDOSCOPI
PENUNJANG PENUNJANG
DLL
Tidak
TPPRI (TEMPAT
PENDAFTARAN
PASIEN RAWAT YA PERLU DIRAWAT
KASIR TIDAK PERLU DIRAWAT YA
INAP)
tidak
PEMULASARAN JENAZAH
SOP PENERIMAAN PASIEN BARU
PENERIMAAN PASIEN BARU DI RAWAT INAP
RSUD Pof. dr.
Soekandar No Dokumen
No Revisi No halaman
28/SPO/KEP/PRO
00 1-2
DITETAPKAN
STANDAR DIREKTUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
15 Januari 2016
OPERASIONAL Dr. Sujatmiko, MM,M.M.R
(SOP) NIP. 19630908 199603 1 002
PENGERTIAN Penerimaan pasien baru oleh perawat ruangan dari UGD
atau Instalasi Rawat Jalan.
TUJUAN Sebagai acuan bagi petugas dalam pengelolaan
pasien baru diruang rawat inap
KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Prof. dr. Soekandar
Kabupaten Mojokerto Nomor 445/008/416-
211/2016 tentang kebijakan pelayanan
keperawatan di RSUD Prof. dr. Soekandar
Kabupaten Mojokerto
PROSEDUR 1. Petugas IGD atau IRJA menghubungi ruangan
untuk menanyakan tempat
2. Perawat ruangan mempersiapkan tempat dan
kelengkap
3. Pasien dari IGD atau IRJA dikirim oleh perawat
4. Perawat memindahkan pasien dari branchart atau
kursi roda ketempat tidur ruangan dan diterima
oleh perawat jaga ruangan
5. Apabila kapasitas kamar penuh dan dinyatakan
penuh oleh dokter jaga maka pasien dan
keluarga naik atau turun kelas sesuai dengan
kapasitas yang ada
6. Apabla sudah tidak ada kapasitas kamar tidur
yang kosong boleh alih rawat ke RS lain sesuai
dengan keinginan pasien
7. Perawat ruangan mengecek dokumen medik
pasien dari IGD atau IRJA. Obat-obatan yang
telah dibeli serta persyaratan-persyaratan
administrasi lainnya kalau pasien
jamkesmas/askes/BPJS.
8. Kepala ruangan atau PJ Shift melalukan orientasi
dan memberikan informasi kepada pasien dan
keluarga tentang:
9. Peraturan rumah sakit mengenai hak pasien dan
keluarganya
10. Nama-nama petugas yang merawat (dokter,
perwat, bidan)
11. Tata tertib ruangan
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darirat
Instalasi Rawat Jalan
Instaasi Rawat Inap
Intensive Care Unit
Intensive Cardiologi Care Unit
c. Timbang Terima
Berdasarkan wawancara kepada beberapa perawat pada tanggal
06 Juni 2022, Timbang terima dilakukan tiga shift dalam sehari atau
pergantian sift, dimana pergantian shift malam ke pagi dilakukan
pada jam 07.00 WIB, Shift pagi ke shift sore dilakukan pada jam
14.00 dan shift sore ke sift malam dilakukan pada jam 20.00 WIB.
Setiap timbang terima dihadiri oleh perawat yang bertugas serta
didampingi katim. Timbang terima dilakukan setiap pergantian
shift di ruang Nurse Station, timbang terima tidak dilakukan perawat
yang bertugas secara berkeliling ke kamar pasien untuk melihat
kondisi pasien secara langsung dikarenakan pandemi sehingga
perawat meminimalisir kontak dengan pasien. Anamnesa dilakukan
pada saat perawat melakukan injeksi. Timbang terima yang isinya
informasi tentang identitas pasien, nomor bed pasien, diagnosa
medis, keadaan umum atau keluhan utama, data objektif, data
subjektif, masalah keperawatan, intervensi baik mandiri maupun
kolaborasi dan catatan serta terapi dan intervensi yang belum dan
sudah dilakukan. Pelaksanaan timbang terima ini dilakukan oleh
seluruh perawat kepada perawat yang bertugas berikutnya.
Pelaksanaan timbang terima terdokumentasikan di buku timbang
terima yang sudah disediakan oleh ruangan.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 07-08 Juni 2022
timbang terima di lakukan di nurse station oleh kepala ruangan, katim
dan perawat pelaksana. Timbang terima diruangan Pajajaran masih
terfokus pada tindakan yang direncanakan dan yang sudah dilakukan
serta masalah medis tidak terfokus pada masalah keperawatan yang
ada, perawat melakukan observasi apabila hanya ingin memberikan
sebuah tindakan. Lembar dokumentasi timbang terima menggunakan
E-RM namun tidak semua dan masih dilakukan pencatatan secara
manual.
Timbang terima dilakukan di ruang perawat Pajajaran RSUD Prof.
dr.Soekandar Kabupaten Mojokerto yang dihadiri oleh seluruh
perawat yang dinas setelah shift, dan perawat yang akan dinas shift
selanjutnya. Hasil tersebut sejalan dengan hasil wawancara perawat
bahwa timbang terima tidak selalu dipimpin oleh kepala ruangan.
d. Discharge Planning
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat Discharge
planning di Ruang Pajajaran sudah dilakukan baik saat pasien
datang, saat dirawat, saat akan pulang dengan lisan maupun tulisan
oleh perawat. Untuk discharge planing sebelum terbukti dengan
format Assesment pengkajian awal keperawatan, saat akan pulang
terbukti dengan format rawat inap di rumah.
Proses pelaksanaan Discharge planning dilakukan di Nurse
Station Station dengan cara memanggil keluarga dan pasien.
Kartu Discharge planning sudah ada dengan isi sesuai dengan
standart yang telah ditetapkan Rumah Sakit, meliputi: Identitas
pasien, tanggal masuk, diagnosa masuk, ruang rawat, tanggal keluar,
Diagnosa akhir, kriteria pasien membutuhkan perencanaan pulang
kritis, perawatan dan aktifitas di rumah, aturan diet, obat-obatan yang
diminum (dosis, warna dan efek samping), rencana hari perawatan,
edukasi kesehatan, rincian pemulangan pemulangan (hasil yang
dibawa pulang, jadwal kontrol klinik). Discharge planning dilakukan
oleh Perawat Pelaksana tepat saat pasien dinyatakan boleh pulang
oleh Dokter. Berdasarkan hasil wawancara dalam discharge
planning di ruang Pajajaran dilakukan langsung kepada keluarga
pasien, dan tidak ada pemberian leafleat atau brosure yang berisi
penjelasan terkait penyakit yang diderita pasien dan cara mengatasi
penyakitnya jika kambuh dan tidak ada pendokumentasian tentang
HE yang dilakukan.
Perawat mengatakan ya bahwa discharge planning telah dilakukan
sesuai dengan SOP yang ada mulai pasien masuk hingga keluar
Rumah Sakit.Berdasarkan hasil wawancara discharge planning
dilakukan oleh perawat yang bertugas pada shift tersebut. Kartu kontrol
untuk pasien menggunakan resume medis, yang akan dibawa ketika
pasien kontrol ke Rumah Sakit. Ringkasan pasien pulang (warna
kuning) dan discharge planning (warna kuning) berisi tindak lanjut
perawatan di rumah, meliputi: jenis aktifitas yang boleh dilakukan,
edukasi mengenai pengertian dan pemahaman efek samping obat,
anjuran pola makan, dan anjuran untuk segera mencari pelayanan
kesehatan ketika timbul tanda dan gejala penyakit. Selain itu
ringkasan pasien pulang juga berisi mengenai daftar nama obat yang
dibawa pulang, dan jadwal kontrol.
Ditetapkan
Direktur
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR 15 Januari 2016
Dr. Sujatmiko, MM,M.M.R
OPERASIONAL
NIP. 19630908 199603 1 002
PENGERTIAN Penderita di ijinkan pulang adalah penderita yang
sudah dinyatakan sembuh atau keadaan membaik,
dan perawatan bisa dilanjutkan rawat jalan
TUJUAN Umum: sebagai acuan pelaksanaan penderita
pulang
Khusus:
Aturan pasien boleh pulang
Mencegah infeksi silang
Pasien pulang
KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Prof. dr. Soekndar
Kabupaten Mojokerto Nomor 445/008/416-211/2016
tentang kebijakan pelayanan keperawatan di RSUD
Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
PROSEDUR 1. Dokter memberikn penjelasan pada keluarga
tentang kondisi pasien saat ini
2. Dokter menandatangani persetujuan pulang pada
lembar pulang rekam medik
3. Dokter membuat surat kontrol resume penyakit
4. Dokter memberikan HE, kapan kontrol gizi, obat
yang harus diberikan, tentang penyakit dan
pencegahannya
5. Keluarga segera menyelesaikan administrasi dn
biaya perawatan
6. Penderita diijinkan meninggalkan ruangan
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
Kasir
e. Ronde Keperawatan
Dari hasil wawancara pada tanggal 07-08 Juni 2022 di ruang
Pajajaran, diketahui bahwa ronde keperawatan masih belum
dilakukan. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan
dalam pelaksanaan ronde keperawatan di ruang pajajaran, perawat
juga akan melakukan diskusi dengan profesi lain seperti dokter dan
ahli gizi tanpa melibatkan keluarga. Diskusi ini sejenis ronde
keperawatan, dengan membahas usaha kolaborasi antara perawat
dengan profesi lain untuk menangani kasus tersebut. Namun
ronde keperawatan ini tidak pernah dilakukan di ruang Pajajaran
karena jarangnya melibatkan beberapa profesi lain, adapun profesi
yang terlibat hanya dokter, perawat dan ahli gizi.
f. Sentralisasi Obat
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pada tanggal 07-
08 Juni 2022 di ruang Pajajaran sudah dilakukan sentralisasi obat
dengan cara dokter memberikan resep rawat inap, kemudian petugas
farmasi meneima resep dan dilakukan telaah administratif resep,
selanjutnya resep diinput dalam sim farmasi, petugas farmasi
menyiapkan dan mengemas obat, kemudian obat yang diterima
pasien dicatat di catatan pemberian obat, selanjutnya tenaga teknis
kefarmasian mengantarkan obat ke ruangan.
Tarif Perawatan
No Uraian Tarif
1. Ruang Rawat Inap Kelas (III) 120.000
2. Ruang Rawat Inap Kelas (II) 130.000
3. Ruang Rawat Inap Kelas (I) 160.000
4. Ruang Rawat Inap VIP 510.000
5. Rawat bersama perdokter spesialis 75.000
6. Konsultasi antar dokter spesialis 75.000
7. Konsultasi dokter spesialis per telpon/dokter (per hari) 50.000
8. Farmasi klinis (per kali) 10.000
9. Asuhan Gizi (per kali) 5.000
Hasil Kuesioner Kepuasan Pasien di Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar
Kabupaten Mojokerto
NO Keterangan Sangat tidak Tidak Puas Sangat
puas puas puas
masalah perawatan
dengan tepat dan
professional
informasi tentang
tenaga yang merawat,
sarana prasarana RS,
peraturan RS dan
mengeni penyakit yang
diderita
pelayanan yang
berkualitas
4 Perawat dapat 77,8% 22,2%
dipercaya dalam
memberikan pelayanan
pangkat/status tapi
berdasarkan kondisi
anda
C. ANALISA MASALAH
Table Analisa SWOT di Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar
No. Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1. (MAN) Sumber Daya
Manusia
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Adanya system
pengembangan staf 0,4 3 1,2
berupa pelatihan dan
semua perawat telah
mengikuti pelatihan
(BLS, BTCLS, CE,
MB)
2. Jenis ketenagaan
S1 Keperawatan : 10 0,4 3 1,2
D3 Keperawatan : 10
S-W = 3-
3. Adanya tugas, peran 3,5 = 0,5
dan wewenang yang 0,2 3 0,6
jelas.
Total 1 3
WEAKNESS
1. Jumlah tenaga 0,4 2 0,8
sarjana masih
kurang untuk dapat
menerapkan MAKP
primer
2. Beban kerja perawat 0,3 3 0,9
cukup tinggi
3. BOR kurang dari
75% 0,3 3 0,9
4. Hampir seluruhnya
perawat mengikuti 0,3 3 0,9
pelatihan BLS
Total
1 3,5
b. eksternal factor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan
untuk melanjutkan 0,3 3 0,9
pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi
2. Adanya kebijakan
pemerintah tentang 0,3 3 0,9
profesionalisasi
perawat.
3. Adanya kerja sama
yang baik antar 0,4 3 1,2
mahasiswa fakultas
keperawatan dengan
perawat klinik.
Total 1 3 O-T = 3-
3,2 = -0,2
THREATENED
1. Makin tinggi 0,2 2 0,4
kesadaran
masyarakat akan
pentingnya kesehatan
2. Makin tingginya 0,2 2 0,4
kesadaran masyrakat
akan hukum
pelayanan kesehatan
3. Ada tuntutan tinggi 0,2 2 0,4
dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
professional
4. Persaingan antar RS 0,4 4 2,0
yang semakin kuat
TOTAL 1 3,2
2. M2 (Sarana dan
Prasarana)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya gedung
dan peralatan medis 0,4 3 1.2
yang sudah cukup
sesuai standart
2. Fasilitas ruang 0,1 3 0,6
perawat dalam
kondisi baik
3. Semua perawat di
ruangan mampu 0,2 3 0,6
menggunakan sarana
dan prasarana yang
ada di rumah sakit
4. Lantai ruangan serta
kamar mandi 0,2 3 0,3
dibersihkan oleh
cleaning service
setiapwaktu oleh
petugasnya sesuai
jam kerja yang
berlaku
5. Tersedianya bak
sampah medis dan 0,2 2 0,4
non medis
6. Tersedianya AC di
setiap ruangan dan
whastafel yang bisa 0,1 2 0,2
digunakan
Total S–W=
1 2.3 2,3-2=
WEAKNESS 0,3
1. Adanya ruangan
yang tidak 0,5 3 1,5
terpakaiAC central
belum optimal
2. Ada beberapa kamar
mandi yang masih 0,5 1 0,5
belum cukup baik
dan kebersihan
ruangan pasien
belum terjaga
Total
1 2
B. Ekternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan
untuk penggantian 0,5 4 2
alat-alat yang tidak
layak pakai
2. Kebijakan pemerintah
untuk menambah 0,5 3 1,5
sarana dan prasarana O–T=
di rumah sakit. 3,5 –
Total 2,5= 1
1 3,5
THREATENED
1. Adanya
perkembangan
teknologi dalam 0,5 3 1,5
bidang kesehatan
yang semakin pesat
2. Adanya peningkatan
harga-harga alat 0,5 2 1.0
medis
Total 1 2,5
1. METHODE (M3)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. RS memiliki visi, misi
dan nilai yang 0,2 3 0,6
menekankan pada
pelayanan yang
professional
2. Model asuhan
keperawatan yang 0,1 3 0,3
digunakan yaitu
Modifikasi Tim
3. Mempunyai Standart 0,2 3 0,6
Asuhan Keperawatan
(SAK)
4. Timbang terima 0,1 3 0,3
dilaksankan
menggunakan SOP
5. Tersedianya sarana 0,1 3 0,3
dan prasarana
Discharge Planning
6. Penerimaan pasien
baru sudah dilakukan 0,1 2 0,2
sesuai alur
7. Dokumentasi dilakukan 0,1 3 0,3
dengan menggunakan
SOAP
8. Sentralisasi obat di 0,1 4 0,4
laksanakan
Total 1 3 S–W=
3-3 = 0
WEAKNESS
1. MAKP yang 1,0 3 3
digunakan
menjadikan beban
kerja perawat
1 3
Total
b.Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kebijakan
pemerintah tentang
profesionalisme 0,5 3 1,5
perawat
2. Adanya kebijakan
tentang 0,5 3 1,5
pelaksanaanMAKP
Total 1 3
THREATENED O–
1. Adanya tuntutan T= 3 –
masyarakat yang 0,4 3 1,2 1,7= 1,3
semakin tinggi
terhadap peningkatan
pelayanan
keperawatan yang
lebih profesional.
2. Makin tingginya
kesadaran masyarakat 0,3 3 0,9
tentang kesehatan.
3. Adanya kemudahan
dalam mendapatkan 0,3 2 0,6
informasi melalui
media massa
Total 1 1,7
4. M4 (MONEY)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Pembiayaan pasien
sebagian besar dari
BPJS, dan biaya 0,5 3 1,5
sendiri. Biaya
Perawatan yang
berlaku saat ini sesuai
kelas perawatan di
ruang pajajaran
2. Tidak ada perbedaan
kualitas layanan yang
diberikan dari pihak
RSUD Prof. dr. 0,5 3 1,5
Soekandar baik
tenaga medis maupun
non medis juga akan
sama
Total 1 3
S– W
WEAKNESS 3–2
1. Adanya perbedaan =1
biaya di HCU dan 1,0 2 2
rawat inap luar
Total 1 2
b. Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Sebagian besar
pembiayaan ruangan
berasal dari rumah 0,5 3 1,5
sakit yang diperoleh
dari APBD Kabupaten
Mojokerto.
2. Adanya kesempatan
untuk menggunakan
konsumsi medis
sehingga menghemat 0,5 2 1,0
pengeluaran
Total
1 2,5 O-T =
TREATHENED 2,5-3 =
1. Adanya tuntutan yang 0,5
lebih tinggi dari pasien
dan keluarga untuk 1,0 3 3
mendapatkan
pelayanan yang lebih
baik dengan biaya
yang dikeluarkan
Total
1 3
5. Marketing (M5)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Mutu pelayanan
sudah terlaksana 0,4 3 1,2
dengan baik dan
efektif sesuai dengan
visi dan misi yang
ditetapkan oleh
RSUD Prof. dr.
Soekandar
2. Rata-rata Bor cukup 0,3 3 0,9
baik
3. Kepuasaan pasien
terhadap pelayanan 0,3 4 1,2
kesehatan di rumah
sakit
Total 1 3,3
WEAKNESS S-W
1. Adanya 11,1% pasien 3,3 – 2 =
mengatakan tidak puas 1,0 2 2 1,3
dalam hal menu
makanan RS
total 1 2
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Terjalinnya kerjasama
yang baik antara
RSUD Prof. dr. 0,4 3 1,2
Soekandar dengan
RS disekitarnya.
2. Merupakan salah
satu ruangan yang
menangani berbagai 0,3 3 0,9
penyakit mulai dari
ruang perawatan
penyakit dalam
dewasa
3. Akreditasi RS yang
tinggi 0,3 3 0,9
Total
1 3 O – T =
THREATENED 3 – 2,5 =
1. Adanya tuntutan 0,5
masyarakat terhadap
peningkatan mutu 0,5 3 1,5
pelayanan ruangan.
2. Persaingan antar
beberapa RS dalam
pemberian mutu 0,5 2 1,0
pelayanan kesehatan
terhadap konsumen.
Total
1 2,5
D. IDENTIFIKASI MASALAH
4 M4 (MONEY) - Indriyawati
(Tidak ada masalah) - - Basila fasak
Skor Prioritas
Masalah C A R L
Nilai
M1- Man.
1. Jumlah tenaga sarjana masih kurang 5 5 5 6 5556 1
untuk dapat menerapkan MAKP
primer
2. Beban kerja perawat cukup tinggi
3. BOR kurang dari 75%
M2 – Material
1. AC central belum optimal 3 4 4 3 3443 3
2. Ada beberapa kamar mandi yang
masih belum cukup baik
3. Kebersihan ruangan pasien belum
terjaga
M3 - Metode
MAKP yang digunakan menjadikan beban 4 5 4 6 4546 2
kerja perawat
M4 - Money. 0 0 0 0 0 5
Tidak ada masalah
M5 - Mutu.
Telah didapatkan dari 100% terdapat 5 2 2 5 5225 4
11,1% pasien mengatakan tidak puas
dalam hal menu makanan RS
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/tanggal : Jumat, 10 Juni 2022
Pukul : 10.00 - Selesai
Pelaksana : Mahasiswa
Topik : Timbang Terima
Tempat : Ruang Pajajaran RSUD Prof. Soekandar Mojosari
B. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Sintya Oftaviana
Kepala TIM : Dominggas Bete, Dwi Rezkiana
Perawat : Basila F, , Hellen Yuliana L
PP pagi : Zidah Qurrota’Aini, Litigia M, Dessy T, Aurelia N,
PP siang : Melinda Dwi Lestari, Basila Fasak, Hellen Yuliana L.
Pasien 1 : Ryana Duta Lopes
Pasien 2 : Allosious Dapa
PJ : Yulia Chandra Ismawati
Narator : Indriyawati
C. Metode dan Media
1. Metode
a. Kepala Ruangan memimpin proses Timbang
b. Melakukan Terima Melakukan timbang terima antara Perawat
Assosiate Pagi dengan Perawat Siang
c. Melaporkan status keadaan klien dari PA.
d. Diskusi, tanya jawab dan validasi data kembali.
2. Media
a. Materi disampaikan secara lisan.
b. Dokumentasi klien (status).
c. Buku Timbang Terima
3. Instrumen
a. Status klien
b. Nursing kit
c. Catatan timbang terima
d. Sarana dan Prasarana Keperawatan
D. Mekanisme Kegiatan Timbang Terima