Anda di halaman 1dari 76

PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN MANAJEMEN DI RUANG

PAJAJARAN RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KABUPATEN MOJOKERTO


PERIODE 06 – 11 JUNI 2022

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Shintya Oftaviana 181014201651
Yulia Candra Ismawati 181014201659
Dessy Talutu 170914201551
Melinda Dwi Lestari 170914201575
Ryana Duta Lopes 181014201602
Litigia Mendonca Beredorego 181014201604
Zidah Qurrota’aini 181014201606
Alosius Dappa 181014201608
Aurelia Ningsih Lero 181014201614
Basila Fasak 181014201616
Dominggas Bete 181014201620
Dwi Rezkiana Sari 181014201622
Hellen Yuliana Latuperisa 181014201626
Indriyawati 181014201628

PROGAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

DI RUANG PAJAJARAN

RSUD PROF. DR. SOEKANDAR MOJOSARI

PERIODE 07-11JUNI 2022

Mojokerto, 11 Juni 2022

Pembimbing Instansi Pembimbing Lahan

Frengky Apryanto, S.Kep., Ners., M.Kep Rika Setyowati, S.Kep., Ners

NDP. 2011.29 NIP.

Kepala Ruang Pajajaran

Nining Rohmanah, S.Kep., Ners

NIP. 090819782002122006
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan diseminasi awal praktik klinik manajemen
keperawatan di Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar Mojosari telah
selesai. Laporan ini dibuat untuk melaporkan penerapan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) pada departemen keperawatan manajemen.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna di dunia ini, begitu pula laporan diseminasi awal yang telah kami buat
ini, baik dalam segi isi maupun penulisannya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan introspeksi kami selanjutnya.
Kami juga berterima kasih kepada pembimbing instansi Program Studi
Pendidikan Ners STIKES Widyagama Husada Malang, pembimbing klinik di
RSUD Prof. dr. Soekandar Mojosari, pasien dan keluarga serta teman-teman
kelompok yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan. Tim
penyusun berharap agar laporan ini dapat memberikan pengetahuan dan
bermanfaat bagi semua calon perawat dan masyarakat pada umumnya.

Mojokerto, 11Juni 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu
perawat melakukan inovasi dan berubah. Perawat harus mempunyai
keterampilan dalam proses perubahan. Proses keperawatan merupakan
pendekatan dalam menyelesaikan masalah yang sistematis dan konsisten
dengan perencanaan perubahan. Keterampilan kedua adalah ilmu teoritis dan
pengalaman praktik. Perawat harus diajarkan ilmu teoritis di kelas dan
mempunyai pengalaman praktik untuk bekerja secara efektif dengan orang
lain. Perubahan pelayanan keperawatan merupakan kesatuan dalam
perkembangan dan perubahan keperawatan di Indonesia. Bahkan, menjadi
hal yang aneh atau tidak semestinya terjadi, apabila masyarakat umum dan
lingkungannya terus berubah, sedangkan keperawatan yang merupakan
bagian masyarakat tersebut tidak berubah dalam menata kehidupan profesi
keperawatan (Nursalam,2015).
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada
Milenium III, termasuk asuhan keperawatan akan terus berubah karena
masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat terus-menerus mengalami
perubahan. Masalah keperawatan sebagai bagian masalah kesehatan yang
dihadapi masyarakat juga terus-menerus berubah karena berbagai faktor
yang mendasarinya juga terus mengalami perubahan (Nursalam,2016).
Pada dasarnya mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas
pelayanan kesehatan menjadi salah satu penentu institusi pelayanan
kesehatan di mata masyarakat. Karena keperawatan merupakan kelompok
profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan danterdekat dengan
penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan yang dialami pasien dan
keluarganya. Indikator dari mutu pelayanan keperawatan adalah tergantung
pada kualitas pelayanan medis dan pelayanan keperawatan yang diberikan
memuaskan pasien atau tidak. Karena kepuasan merupakan perbandingan
antara kualitas jasa pelayanan yang didapat dengan keinginan, kebutuhan
danharapan.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 07 juni 2022 di Ruang
Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
terdapat data perawat berjumlah 20 dan 1 kepala ruangan dengan jumlah
tempat tidur sebanyak 35 buah untuk Ruang Pajajaran. Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) yang dilaksanakan adalah MAKP Modifikasi
tim primer dengan kepala ruangan adalah seorang S1 Keperawatan Ners,
dengan 2 orang katim S1 Keperawatan Ners yang beranggotakan beberapa
perawat pelaksana dengan 7orang berpendidikan S1 Keperawatan Ners dan
10orang D3 Keperawatan.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayananasuhan
keperawatan profesional. Model asuhan keperawatan profesional saat ini yang
sedang menjadi trend dengan metode Primary Nursing. Metode Primary
Nursing merupakan suatu metode yang memberikan tugas kepada satu orang
perawat untuk bertanggung jawab penuh sampai keluar rumah sakit. Metode
primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat danterus-menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskanuntuk merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat (Nursalam, 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat menerapkan manajemen keperawatan dan
model pemberian asuhan keperawatan yang sesuai dengan teori
manajemen keperawatan yang telah diajarkan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan di Ruang
Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten
Mojokerto, mahasiswa mampu :
a. Menganalisa kebutuhan tenaga keperawatan (SDM) di Ruang
Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
b. Menganalisa kecukupan sarana dan prasarana diRuang Pajajaran
RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
c. Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP Tim Modifikasi
yang telah ditentukan:
1) Melakukan penerimaan pasienbaru
2) Melakukan penerapan sentralisasi obat
3) Melakukan timbang terima keperawatan
4) Melakukan supervisi keperawatan
5) Melakukan ronde keperawatan
6) Melakukan Discharge Planning
7) Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan salah satu model
penugasan asuhan keperawatan.
8) Menganalisa tingkat mutu di Ruang Pajajaran Rumah Sakit Umum
Daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto.
C. Manfaat
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa mampu menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya
masing-masing dalam penerapan MAKP Tim Modifikasi.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP Tim
Modifikasi di Ruang Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Mojokerto.
c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP Tim
Modifikasi di Ruang Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Mojokerto.
d. Mahasiswa dapat menganalisa masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi (renstra).
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
asuhan keperawatan Tim Modifikasi di Ruang Pajajaran Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Mojokerto.
2. Perawat
a. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat mengetahui masalah–
masalah yang ada di Rumah Sakit Umum daerah Prof. dr. Soekandar
Kabupaten Mojokerto yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP Tim
Modifikasi.
b. Melalui praktik manajemen keperawatan perawat ruangan dapat
mempelajari penerapan model keperawatan Tim Modifikasi.
c. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
d. Terbinanya hubungan yang kondusif antara perawat dengan perawat,
perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
e. Meningkatnya kinerja perawat di Ruang Pajajaran Rumah Sakit Umum
Daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto.
3. Pasien
Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal
sehingga memperoleh kepuasan selama mendapat perawatan di Ruang
Pajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Prof. dr. Soekandar Kabupaten
Soekandar.
4. Institusi
a. Mampu menerapkan ilmu manajemen keperawatan khususnya terkait
penerapan model keperawatan Modifikasi Tim.
b. Mampu menjalin kerjasama yang lebih baik antara institusi pendidikan
dengan institusi pelayananajajaran Rumah Sakit Umum Daerah Prof.
dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto.
BAB II
TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit dan Ruang Praktek


1. Sejarah Singkat
a. Tahun 2000
1) SK BUPATI Nomor : 188.45/130/HK/406-014/2000 tentang
PENDIRIAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUTEN
MOJOKERTO.
2) PERDA KABUTEN MOJOKERTO nomor 24 tahun 2000 tentang
SUSUNAN ORGANISASI DAN DATA KERJA RUMAH SAKIR
UMUM DAERAH
b. Tahun 2001
1) Perubahan dari PUSKESMAS PERAWATAN (Puskesmas
Mojosari) menjadi Rumah Sakit dengan tipe C
2) Kapasitas awal terjumlah 60 tempat tidur.
3) Total pegawai 46 orang, terdiri dari 4 dokter spesialis dasar, 4
dokter umum, 1 dokter gigi
c. Tahun 2002
1) Pengesahan Rumah Sakit menjadi BADAN RUMAH SAKIT
DAERAH Prof. dr. SOEKANDAR
d. Tahun 2008
1) Peningkatan kelas RSUD Prof. dr. Soekandar dari kelas C
menjadi kelas B
2) SK Menteri Kesehatan RI nomor : 1223/MENKES/SK/XI/2007
e. Tahun 2011
1) RSUD Prof. dr. Soekandar lulus Akreditasi 12 pelayanan
2) RSUD Prof. dr. Soekandar ditetapkan sebagai rumah sakit PPK
BLUD
f. Tahun 2016
1) RSUD Prof. dr. Soekandar lulus Akreditasi KARS TINGKAT
PARIPURNA
2. Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan
a. Motto
Kami bangga melayani anda
b. Visi
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang terorientasi pada mutu dan
biaya yang terjangkau.
c. Misi
1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada semua lapisan
masyarakat
2) Mendayagunakan sumber daya Rumah Sakit sebagai upaya
pelayanan yang optimal.
3) Memperluas jangkauan Rumah Sakit dengan prinsip sosio
ekonomi secara efektif dan efisien.
3. Jenis – Jenis Pelayanan Kesehatan
a. Instalasi Rawat Jalan.
b. Instalasi Rawat Inap.
c. Instalasi Rekam Medis.
d. Instalasi Bedah Sentral.
e. Instalasi Perawatan Intensif.
f. Instalasi Gawat Darurat.
g. Instalasi Pemeliharaan Sarana
h. Instalasi Hemodilisis
i. Instalasi Radiologi
j. Instalasi Pengulasaran Jenazah
k. Instalasi RR
l. Instalasi Penyehatan Lingkungan
m. Instalasi Farmasi
n. Instalasi Laboratorium
o. Instalasi Gizi
B. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 07-11 Juni 2022, meliputi 5M
(Man, Material, Metode, Money, Mutu) data yang diperoleh berdasarkan
wawancara, observasi, kuesioner dan dokumen rumah sakit dianalisis dengan
menggunakan metode SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah
dan prioritas masalah sebagai berikut:
1. Ketenagaan (M1-Man)
Instalasi Rawat Inap pajajaran RSUD Prof. Dr. Soekandar
mojokerto terdiri dari kelas 2 dan kelas 3. Adapun kelas 3 terdiri dari 25
tempat tidur untuk interna non tropik, sedangkan untuk kelas 2 terdiri
dari 2 tempat tidur tropik dan 8 tempat tidur non tropik. Instalasi Rawat
Inap pajajaran ini dipimpin oleh seorang kepala ruangan, dengan jumlah
perawat sebanyak 20 orang (S1 Keperawatan Ners sebanyak 10 orang,
D3 Keperawatan sebanyak 10 orang).
Pembagian wilayah penugasan Mahasiswa Program Pendidikan
Ners STIKES Widyagama Husada Malang mendapat wilayah
penugasan di Ruang Pajajaran. MAKP yang diterapkan di Ruang
pajajaran ini adalah MAKP Tim modifikasi. MAKP Tim ini digunakan
secara kombinasi dari kedua sistem. MAKP ini terdiri atas anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat di ruangan dibagi menjadi 3 sift yang terdiri
dari KaRu/Ka Tim/PJ sift dan perawat pelaksana. Berdasarkan data yang
diperoleh saat ini Ruang pajajaranmemilki 1Kepala Ruangan, 2 Ka Tim
dan 17 perawat pelaksana. Dengan pembagian shif pagi terdiri dari
KaRu, 2 KaTim dan perawat pelaksana sebanyak 7 orang, sift sore
terdiri dari perawat pelaksana 4 orang, dan sift malam terdiri dari
perawat pelaksana 4 orang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian Keperawatan RSUD
Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto pada tanggal 7Juni 2022.
Pemilihan Kepala Ruangan ditentukan oleh Direktur dengan alur
pencalonan menggunakan prestasi dan dipromosikan, selanjutnya
dilakukan tes tulis dan tes wawancara, kemudian untuk 3 orang terpilih
akan dilakukan tes wawancara oleh Direktur untuk memilih 1 orang
terbaik. Sedangkan untuk penanggung jawab/ketua tim dilakukan oleh
kepala ruangan yang ditentukan secara tetap dan tidak berubah–
ubah.Penempatan anggota tim di setiap ruangan ditentukanoleh kepala
ruangan. Ketua tim ditentukan dengan kualifikasi lama bekerja selama 5
tahun dengan gelar minimal S1 Ners. Adapun struktur organisasi adalah
sebagai berikut :

Kepala Ruangan

Ketua Tim I Ketua Tim II

Penanggungjawab Penanggungjawab Penanggungjawab


Shift Shift Shift

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

a. Tenaga Keperawatan
No Nama Pendidikan Status Jabatan
Kepegawaian
1. Nining Rohmanah S1 Kep, Ns PNS Kepala Ruangan
2. Rika Setyowati S1 Kep, Ns PNS Ketua Tim
3. Wiwik Pujiastutik S1 Kep, Ns PNS Ketua Tim
4. Sumita Indayah D3 Keperawatan PNS PerawatPelaksana
5. Suyitno S1 Kep, Ns PNS Perawat Pelaksana
6. Syah Laili D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
Hidayajib
7. Avrina Dyah D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
Pratiwi
8. Tinuk Winantiasih S1 Kep, Ns BLUD Perawat Pelaksana
9. Udin Suprayitno D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
10. Rohmatul Fitriyah D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
11. Siti Nur Fitriyah D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
12. Siti Masita S1 Kep, Ns BLUD Perawat Pelaksana
13. Laili Rohmawati S1 Kep, Ns BLUD Perawat Pelaksana
14. Nura Wardani S1 Kep, Ns BLUD Perawat Pelaksana
15. Farid F. S1 Kep, Ns BLUD Perawat Pelaksana
16. Mita Puji R. D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
17. Yahya Iman D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
18. Arfianita Regiana D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
19. Diah Putri D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
20. Indira Y. S1 Kep, Ns BLUD Perawat Pelaksana
No Kualifikasi Jumlah Status Laki-laki Perem
puan
1 S1 Keperawatan Ners 10 4 PNS 2 8
6 BLUD
2 D3 Keperawatan 10 1 PNS 2 8
9 BLUD
Total 20 5 PNS 4 16
15 BLUD
No Nama Pelatihan
1. Nining Rohmanah BLS/ CE/ MB
2. Rika Setyowati BLS/ CE
3. Wiwik Pujiastutik BLS/CE
4. Suyitno BLS
5. Syah Laili Hidayajib BLS
6. Avrina Dyah Pratiwi BLS
7. Tinuk Winantiasih BLS
8. Devi Intan Purnamasari BLS
9. Udin Suprayitno BLS
10. Rohmatul Fitriyah BTCLS
11. Siti Nur Fitriyah BLS/ BTCLS
12. Siti Masita BTCLS
13. Laili Rohmawati BTCLS
14. Nura Wardani BTCLS
15. Farid F. BTCLS
16. Mita Puji R. BTCLS
17. Yahya Iman BTCLS
18. Arfianita Regiana BTCLS
19. Diah Putri BTCLS
20. Indira Y. BTCLS

Keterangan :
 BLS : Basic Life Support
 BTCLS : Basic Trauma Cardiac Life Support
 CE : Clinical Educator
 MB : Manajemen Bangsal
Menurut standar Joint Comission International (JCI) 2011 pelatihan
minimal yang dimiliki perawat ruangan adalah Basic Life Support (BLS)
dan semua perawat di Ruangan Pajajaran sudah mengikuti pelatihan
tersebut.
b. BOR (Bed Occupational Rate)
BOR Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
tanggal 7Juni 2022.

No Shift Kelas III BOR ∑BOR Per Hari

1 Pagi Ada pasien 9 9/15×100% 60 %+53,3 % +60 %


Bed = 60% 3
2 Sore Ada pasien8 8/15×100 % = 57,7%

Bed = 53,3%
3 Malam Ada pasien 9 9/15×100%
Bed = 60%
Sumber : Data Primer (2021)
Ket :
 BOR (Bed Occupancy Ratio): Angka penggunaan tempat tidur.
Nilai ideal menurut Depkes RI, 2005 adalah 60-85%
 ALOS (Averange Lenght Of Stay): Rata-rata lamanya pasien
dirawat.  Nilai ideal menurut Depkes RI, 2005 adalah 6-9 jam/hari
 TOI ( Turn Over Turn Over Interval) : Interval) : Tenggang
Perputaran tempat Tidur. Nilai ideal menurut Depkes RI, 2005
adalah 1-3 hari
 BTO (B ed Turn ed Turn Over): Frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu  periode. Nilai ideal menurut Depkes RI, 2005 adalah
40-50 kali.
c. Jumlah Diagnosa Penyakit di Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr.
Soekandar
N ICD DIAGNOSA JmlPer JmlLa Jumlah
O X empua ki-laki Total
n
1. D64 Other Anaemias 22 17 39
2. E87. Hypokalaemia 20 16 36
6
3. R11 Nausea And Vomiting 15 14 29
4. R77. Abnormality of Albumin 15 13 28
0
5. 164 Stroke, not Specified As 19 9 28
Haemorrhage Or Infarction
6. N18. End-Stage Renal Disease 15 13 28
0
7. 113 Hypertensive Heart And Chronic 19 9 28
Kidney Disease

8. 110 Essential (Primary) Hypertension 21 3 24

9. N18 Chronic Kidney Disease (CKD) 14 8 22

10 D63. Anaemia in Other Chronic 15 4 19


. 8 Diseases Classified Elsewhere

d. Tingkat Ketergantungan Klien dan Kebutuhan Tenaga Perawat


1. Metode Douglas
Bagi klien rawat inap, standar waktu pelayanan klien antara lain:
a. Perawatan minimal memerlukan 1 s/d 2 jam/ 24jam
b. Perawatan intermediet memerlukan 3 s/d 4 jam/ 24jam
c. Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5 s/d 6 jam/ 24jam
Menurut Douglas (1984) dalam Nursalam (2014) menerapkan
sistem klasifikasi klien dengan 3 kategori tersebut adalah
sebagaiberikut :
a. Kategori I : PerawatanMandiri
Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien masih dapat
melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, ganti pakaian, makan,
minum, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional.
Klien perlu diawasi ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Klien
perlu dilakukan observasisetiap shift, perawatan minimal dan
persiapan prosedur memerlukan pengobatan.
b. Kategori II :PerawatanIntermediet
Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah memerlukan bantuan
untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan, mengatur
posisi makan, memberikan dorongan makan, bantuan dalam
eliminasi dan kebersihan diri, tindakan keperawatan untuk
memonitor tanda-tanda vital, fungsi fisiologis, status emosional,
kelancaran drainage, bantuan dalampendidikan kesehatanserta
kesiapan pengobatan memerlukan prosedur.
c. Kategori III : PerawatanTotal
Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah tidak dapat melakukan
sendiri kebutuhan sehari-harinya, semua kebutuhan dibantu oleh
perawat, penampilan klien sakit berat, klien memerlukan observasi
tanda-tanda vital setiap 2 jam, menggunakan selang NGT/
nasogastric, menggunakan terapi intravena, pemakaian alat
penghisap (suction) dan kadang klien dalam kondisi
gelisah/disoriented.
Menurut Douglas (1984) dalam Nursalam (2014) menetapkan
jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing-masing kategori
mempunyai nilai standar pershift.
JumlahKl KlasifikasiKlien
ien Minimal Parsial Total
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60

e. Perhitungan Tingkat Ketergantungan Klien dan Kebutuhan


tenaga keperawatan
Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan
dengan Metode duglasdi ruang Pajajaran RSUD Prof. dr.
Soekandar Kabupaten Mojokerto tanggal Selasa, 07 Juni 2022.
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantung Pasien
an
Total care 2 2x0,36 = 0,72 2x0,30 = 0,6 2x0,20 = 0,4
Parsial care 5 5x0,27 = 1,35 5x0,15 = 0,75 5x0,10= 0,5
Minimal care 2 2x0,17 = 0,34 2x0,14 = 0,28 2x0,07 = 0,14
Jumlah 9 0,72+1,35+0, 0,6+0,75+0,2 0,4+0,5+0,14
34 =2,41 8 = 1,63 = 1,04
9 2 2 1

Total tenaga perawat


Pagi : 4orang
Sore : 3 orang
Malam : 4 orang
Total : 11orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari :
86 ×11 946
= =3.4 (3 orang)
279 279

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di


ruangPajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto adalah 11orang +
1 Kepala ruangan + 2 Katim + 3lepas dinas = 17orang. Berdasarkan perhitungan
Douglas didapatkan bahwa kebutuhan perawat di Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr.
Soekandar Kabupaten Mojokerto sebanyak 17orang perhari.
Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan
Metode Douglas di Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten
Mojokerto tanggal Rabu, 08 Juni 2022
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Total care 2 2x0,36 = 0,72 2x0,30 = 0,6 2x0,20 = 0,4
Parsial care 5 5x0,27 = 1,35 5x0,15 = 0,75 5x0,10= 0,5
Minimal care 2 2x0,17 = 0,34 2x0,14 = 0,28 2x0,07 = 0,14
Jumlah 9 0,72+1,35+0,34 0,6+0,75+0,28 0,4+0,5+0,14
=2,41 = 1,63 = 1,04
9 2 2 1

Total tenaga perawat


Pagi : 4 orang
Sore : 4 orang
Malam : 3 orang
Total : 11 orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari :
86 ×11 946
= =3,4 (3 orang)
279 279
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di
ruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto adalah
11 orang + 1 Kepala ruangan + 2 Katim + 3 lepas dinas = 17 orang.
Berdasarkan perhitungan Douglas didapatkan bahwa kebutuhan
perawat di Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten
Mojokerto sebanyak 17 orang perhari.

2. Metode Gillies

A×B×C F
Rumus : = =H
(C−D)× E G

Keterangan :
A : Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B : Rata-rata jumlah pasien/hari
C : Jumlah hari/tahun
D : Jumlah hari libur masing-masing perawat
E : Jumlah hari kerja masing-masing perawat
F : Jumlah jam perawatan yang diberikan
perawat/tahun
G : Jumlah jam perawatan yang
Diberikan perawat/bulan
H : Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit
tersebut
Tingkat ketergantunganklien dan kebutuhan tenaga
keperawatan dengan metode Gillies di Ruang Pajajaran RSUD Prof.
dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto 07 Juni 2022 adalah sebagai
berikut:
a. Tingkat ketergantungan klien dankebutuhan tenaga keperawatan
dengan metode Gillies di Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr.
Soekandar Kabupaten Mojokerto.
1. Keperawatan Langsung:
 Keperawatan minimal : 2 orang, memerlukan waktu 1-2
jam sehari :
2 x 2 jam = 4 jam
 Keperawatan parsial : 5 orang, memerlukan waktu 3-4
jam sehari :
5 x 3 jam = 15 jam
 Keperawatan total : 2 orang, memerlukan waktu 5-6 jam
sehari :
2 x 5 jam = 10 jam
 Jumlah jam 4 + 15 + 10 = 29 jam
2. Keperawatan Tidak Langsung : 9pasien x 1jam = 9jam
3. Penyuluhan Kesehatan : 9pasien x 0,25 jam = 2jam
4. Sehingga jumlah total jam keperawatan/klien/hari
29 jam+9 jam+ 2 jam jam
= 4,4 /hari
9 orang Klien
Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
4,4 x 9 x 365 14,454
= = 6.952 =7 orang
( 365−68 ) x 7 2.079
5. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan
per hari yaitu
9 orang x 4,4
=5,6= 6 orang
7 jam
6. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan
per sift.
1. Proporsi dinas pagi : 6x47% = 3 orang
2. Proporsi dinas siang : 6x36% = 2 orang
3. Proporsi dinas malam : 6x17% = 1 orang
7. Kombinasi menurut Abdillah dan Levine adalah
1. 55%x7=4 orang
2. 45%x7=3 orang
f. Perhitungan Beban Kerja Perawat
Penghitungan beban kerja perawat (Time and Motion Study).
Pengukuran  beban kerja objektif dilakukan untuk mengetahui
dalam melaksanakan aktifitas baik untuk tugas pokok, tugas
penunjang, penunjang, kepentingan pribadi dan lain-lain.
Pembagian jam kerja secara normatif pada setiap sift pada ruang
Pajajaran sebagai berikut.
a) Sift pagi dimulai pukul 07.00 –  14.00 (7 jam)
b) Sift siang di mulai pukul 14.00-21.00 (7 jam)
c) Sift malam di mulai pukul 21.00-07.00 (10 jam)
Pembagian jam shift disesuaikan dengan peraturan jadwal
dinas diruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten
Mojokerto.
3. Sarana Dan Prasarana (M2-Material)
Manajemen keperawatan dan kegiatan pembelajaran pada
mahasiswa Praktek Manajemen Keperawatan Program Profesi  Ners
Stikes Widyagama Husada Malang mengambil tempat di Rawat Inap
pajajaran RSUD Prof. Dr. Soekandar mojokerto, dengan alamat Jl.
Hayam wuruk No.25, Kec. Mojosari, Kabupaten mojokerto, Jawa Timur
61382. Pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 06 Juni 2022.
Data-data yang diperoleh antara lain :
a. Penataan gedung / Lokasi dan denah ruangan
1) Lokasi Ruang Pajajaran
Barat : Ruang Rawat Inap Kelas 3 E1-E6
Timur : Ruang Perawat, Ruang Obat, Ruang Linen, dan Ruang
Brand card
Utara : Ruang Rawat Inap Kelas 2 A-J
Selatan : Ruang Rawat Inap Kelas 3 A-D

2) Pembagian Ruang Pajajaran


NO RUANG JUMLAH BED
1 Kelas 2 tropik 2
2 Kelas 3 non tropik 25
3 Kelas 2 non tropik 8
TOTAL 35

Ruang Pajajaran terdiri dari : ruang rawat inap kelas 2 dan kelas
3, kelas 2 tropik dan non tropik, kelas 3 semua non tropik, ruang
ganti, nurse station, kamar mandi, ruang dokter, ruang brand card,
ruang obat dan linen. Dan total kapasitas ruang rawat inap yang ada
di ruang pajajaran terdapat 35 tempat tidur.
3) Denah Ruang Pajajaran
KELAS KELAS LIFT R.Visite Tangga KELAS 3 KELAS 2
2 2
Dokter E1-E6 I-J
C1-C5 B1-B5

KELAS KELAS R.Linen R.Oba Nurse R.Pera R.Dokt KELAS KELA KELA KELA
2 2 t Statio wat er 2 A-B S 2C- S 2 E- S2
n Tempat muda D F G-H
D1-D5 A1-A5
Brand
Card
b. Fasilitas dan Sarana Prasarana
1) Fasilitas untuk pasien
Pada tanggal 06 Juni 2022 dilakukan observasi, dan di
dapatkan hasil di ruang pajajaran sudah memiliki fasilitas, baik
untuk pasien dan tenaga kesehatan. Sumber listrik yang
digunakan adalah dari PLN. Sumber air menggunakan air PDAM.
Standar fasilitas dimasing-masing ruang untuk pasien adalah
sebagai berikut :
Tabel Fasilitas di Ruang Pajajaran
NO RUANGAN FASILITAS JUMLAH
1. Ruang  Tempat tidur pasien 35
pajajaran  Bedside cabinet 35

 Standar infus 35

 Overbed table 35
35
 Kursi plastik
13
 AC masing – masing ruang
11
 Kamar mandi/Wc
13
 Wastafel
35
 Oksigen central
3
 Tempat sampah medis dan
non medis
2
 Tempat sampah linen
 Jam dinding 7
 Pispot -
 Urinal -

Fasilitas diruang pasien kelas III non tropik, terdiri dari :


 25 Tempat tidur pasien
 25 Bedside cabinet/nakas
 25 Standar infus
 25 Kursi plastik
 6 AC
 6 Kamar mandi/Wc
 25 Oksigen central
 0 Tempat sampah medis dan non medis
 2 Jam dinding
Fasilitas diruang pasien kelas II non tropik, terdiri dari :
 8 Tempat tidur pasien
 8 Bedside cabinet
 8 Standar infus
 8 Kursi plastik
 4 AC
 4 Kamar mandi/Wc
 8 Oksigen central
 0 Tempat sampah non medis
 4 Jam dinding
Fasilitas diruang pasien kelas II tropik, terdiri dari :
 2 Tempat tidur pasien
 2 Bedside cabinet
 2 Standar infus
 2 Kursi plastik
 1 AC
 1 Kamar mandi/Wc
 2 Oksigen central
 0 Tempat sampah non medis
 1 Jam dinding
4. Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Pajajaran

NO Nama barang Jumlah B C R

1. AC 13 V
2. Bedside monitor 3 v V
3. Brandkar 2 V v
4. Closet duduk 11 v
5. Computer 4 v
6. Jam dinding 10 V
7. Lemari kaca Linen 1 v
8. Lemari Kaca AKHP 1 V
9. Lemari Es 3 v
10. Kursi roda 4 V
11. Kursi plastik 48 v
12. Lemari ALKES 1 v
13. Lemari obat 2 v
14. Lemari APD 1 v
15. Lemari B3 1 v
16. Lemari Status Pasien 1 v
17. Lemari Dokumen Form 2 & 2 v
PJRN
18. Loker perawat 2 V
19. Manometer manual 3 V
20. Meja kerja dan Nurse 4 v
Station
21. Sofa 1 V
22. 02 transport 3 V
23. Printer 1 V
24. Standar infus 35 V
25. Tempat sampah medis 2 V
26. Tempat sampah non medis 1 V
27. Tempat tidur pasien 35 V
28. Troly Injeksi 4 v
29. EKG 2 V
30. Nakas Pasien 35 V
31. Oxigen Concenterator 1 V
32. Thermogun 2 v
34. Pulse Oxymetri 3 V
35. BVM 2 v
36. X-ray viewr 1 V
37. Infus Pump 1 v
38. Syringe pump 9 v
39. Suction low vaccum 4 V
40. Suction 1 v
41. Tensimeter Digital 3 V
42. Tensimeter Mobile 4 v
43. Tensimeter Jarum 3 v
44. Stetoskop 7 v
45. TV 1 v
46. Gayung 13 v

Berdasarkan data di atas peralatan medis di Ruang


pajajaranRSUD Prof. Dr. Soekandar Mojokerto sudah cukup baik
sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia (Permenkes RI) Nomor 340/MENKES/III/2010, namun
masih ada beberapa alat yang tidak berfungsi dengan baik di
ruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten
Mojokerto.
c. Consumable (obat dan bahanhabis pakai)
Pemenuhan stok obat dan Consumable di Ruang pajajaran
dilakukan oleh pihak farmasi. dimana stok obat setiap harinya
diantar ke ruangan pajajaran oleh pihak farmasi RS.
d. Administrasi penunjang
a. Buku laporan harian/timbangterima (ERM)
b. Buku observasittv (ERM)
c. Bukulaborat (nilai kritis)
d. Buku harian morningreport (setelah adanya pandemi maka
diberhentikan sementara)
e. Buku perlengkapan KRS (surat istirahat dandirawat)
f. Buku PKRS
g. Buku bon tabunglaborat
h. Buku catatan evaluasi sterilisasi dan CSSD
i. Buku KTD
j. Buku cuti
k. Buku kematian
l. Buku perbaikan IPS
m. Buku serah terima KRS
3. METODE PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN (M3-METHOD)
a. Penerapan MAKP
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah
suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut (Nursalam, 2015). Unsur dasar
dalam menetukan pemilihan MAKP dapat didasarkan
pertimbangan yang sesuai dengan misi dan visi institusi, dapat
diterapkan proses asuhan keperawatan dan asuhan
keperawatan, efesien dan efektif penggunaan biaya,
terpenuhinya kepuasan klien keluarga dan masyarakat,
kepuasan kinerja kerja dan MAKPnya. Menurut Grant &
Massey (1997) ada 4 model MAKP yang sudah ada dan terus
dikembangkan dalam menghadapi tren pelayanan keperwatan
yaitu MAKP fungsional, MAKP kasus, MAKP primer, MAKP tim
dan MAKP Modifikasi tim primer.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua TIM pada tanggal 07-
08 Juni 2022, model Asuhan Keperawatan Profesional di ruang
Pajajaran saat ini menggunakan metode Tim modifikasi.

Hasil Kuesioner Penerapan MAKP Modifikasi Tim di Ruang Pajajaran RSUD


Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto.
No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah model asuhan keperawatan yang 100% 0%


digunakan ? Modifikasi Tim

2 Apakah anda mengerti / memahami dengan model 100% 0%


asuhan keperawatan yang digunakan saat ini ?

3 Menurut anda, apakah model tersebu cocok 42,9% 57,1%


digunakan saat ini

4 Apakah model yang digunakan sesuai dengan misi 85,7% 14,3%


ruangan ?

5 Apakah dengan menggunakan model saat ini 42,9% 57,1%


menjadikan semakin pendek lama rawat inap bagi
pasien ?

6 Apakah terjadi peningkatan kepercayaan pasien 100% 0%


terhadap ruangan ?

7 Apakah model yang digunakan saat ini tidak 57,1% 42,9%

menyulitkan dan memberikan beban berat kerja


bagi anda?

8 Apakah model saat ini tidak memberatkan dalam 57,1% 42,9%


pembiayaan?

9 Apakah model yang digunakan mendapat banyak 0% 100%


kritikan dari pasien pada ruangan?

10 Apakah telah terlaksana komunikasi yang 100% 0%


adekuat antara perawat dan tim kesehatan lain?

11 Apakah kontinuitas rencana keperawatan 100% 0%


terlaksana?

12 Apakah anda sering mendapat teguran dari Ketua 14,3% 85,7%


Tim?

13 Apakah anda menjalankan kegiatan sesuai 85,7% 14,3%


tupoksi?

14 Apakah Job Description untuk anda selama ini 85,7% 14,3%


sudah jelas?

15 Apakah tugas anda sesuai dengan model asuhan 71,4% 28,6%


keperawatan yang saat ini digunakan ruangan?

16 Apakah anda mengenal atau mengetahui kondisi 100% 0

pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan?


b. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima
kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan
pasien baru disampaikan beberapa hal mengenaiorientasi ruangan,
perawatan,medis, dan tata tertib ruangan (Nursalam,2015).
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pada tanggal 07-
08Juni 2022 Penerimaan pasien baru di ruang Pajajaran RSUD Prof.
dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto dimulai pasien yang akan masuk
rumah sakit, dari IGD menghubungi terlebih dahulu Ruang Pajajaran
dan dari poli ataupun ruangan lain. Ruang Pajajaran akan
menyiapkan kamar, setelah kamar pasien sudah siap, kemudian
pasien datang dilakukan identifikasi pasien dan dicocokkan dengan
berkas  berkas RM, pasien ditidurkan ditidurkan sesuai dengan ruang
kebutuhan kebutuhan pasien, pasien, operan status present dengan
petugas yang mengantar dengan menggunakan transfer dan harus
ditanda tangani oleh pengantar dan penerima pasien, kemudian
perawat melakukan pengkajian keperawatan meliputi:
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 07 Juni 2022 kepada
perawat, Penerimaan Pasien Baru sudah dilakukan oleh perawat /
kepala tim yang menerima pasien baru, serta sudah dijelaskan pada
pasien tentang fasilitas dan tata tertib yang ada di ruangan.
PASIEN DATANG

IGD EMERGENCY/TIDAK RAWAT JALAN

NO.ANTRIAN
PENDAFTARAN

BPJS/PENJAMIN LAIN UMUM

PEMERIKSAAN MEDIS
PASIEN LAMA PASIEN BARU PASIEN LAMA PASIEN BARU

LOKET 4 LOKET 1

LOKET 3 LOKET 2

POLI RAWAT JALAN/PEMERIKSAAN

RADIOLOGI
PERLU YA PERLU
LABORATORIUM CT
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
SCAN INDOSCOPI
PENUNJANG PENUNJANG
DLL
Tidak

TPPRI (TEMPAT
PENDAFTARAN
PASIEN RAWAT YA PERLU DIRAWAT
KASIR TIDAK PERLU DIRAWAT YA
INAP)

tidak

RAWAT INAP PASIEN PULANG

PASIEN PASIEN PULANG


PASIEN PULANG
PULANG MENINGGAL
SEHAT

PEMULASARAN JENAZAH
SOP PENERIMAAN PASIEN BARU
PENERIMAAN PASIEN BARU DI RAWAT INAP
RSUD Pof. dr.
Soekandar No Dokumen
No Revisi No halaman
28/SPO/KEP/PRO
00 1-2

DITETAPKAN
STANDAR DIREKTUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
15 Januari 2016
OPERASIONAL Dr. Sujatmiko, MM,M.M.R
(SOP) NIP. 19630908 199603 1 002
PENGERTIAN Penerimaan pasien baru oleh perawat ruangan dari UGD
atau Instalasi Rawat Jalan.
TUJUAN Sebagai acuan bagi petugas dalam pengelolaan
pasien baru diruang rawat inap
KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Prof. dr. Soekandar
Kabupaten Mojokerto Nomor 445/008/416-
211/2016 tentang kebijakan pelayanan
keperawatan di RSUD Prof. dr. Soekandar
Kabupaten Mojokerto
PROSEDUR 1. Petugas IGD atau IRJA menghubungi ruangan
untuk menanyakan tempat
2. Perawat ruangan mempersiapkan tempat dan
kelengkap
3. Pasien dari IGD atau IRJA dikirim oleh perawat
4. Perawat memindahkan pasien dari branchart atau
kursi roda ketempat tidur ruangan dan diterima
oleh perawat jaga ruangan
5. Apabila kapasitas kamar penuh dan dinyatakan
penuh oleh dokter jaga maka pasien dan
keluarga naik atau turun kelas sesuai dengan
kapasitas yang ada
6. Apabla sudah tidak ada kapasitas kamar tidur
yang kosong boleh alih rawat ke RS lain sesuai
dengan keinginan pasien
7. Perawat ruangan mengecek dokumen medik
pasien dari IGD atau IRJA. Obat-obatan yang
telah dibeli serta persyaratan-persyaratan
administrasi lainnya kalau pasien
jamkesmas/askes/BPJS.
8. Kepala ruangan atau PJ Shift melalukan orientasi
dan memberikan informasi kepada pasien dan
keluarga tentang:
9. Peraturan rumah sakit mengenai hak pasien dan
keluarganya
10. Nama-nama petugas yang merawat (dokter,
perwat, bidan)
11. Tata tertib ruangan
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darirat
Instalasi Rawat Jalan
Instaasi Rawat Inap
Intensive Care Unit
Intensive Cardiologi Care Unit

c. Timbang Terima
Berdasarkan wawancara kepada beberapa perawat pada tanggal
06 Juni 2022, Timbang terima dilakukan tiga shift dalam sehari atau
pergantian sift, dimana pergantian shift malam ke pagi dilakukan
pada jam 07.00 WIB, Shift pagi ke shift sore dilakukan pada jam
14.00 dan shift sore ke sift malam dilakukan pada jam 20.00 WIB.
Setiap timbang terima dihadiri oleh perawat yang bertugas serta
didampingi katim. Timbang terima dilakukan setiap pergantian
shift di ruang Nurse Station, timbang terima tidak dilakukan perawat
yang bertugas secara berkeliling ke kamar pasien untuk melihat
kondisi pasien secara langsung dikarenakan pandemi sehingga
perawat meminimalisir kontak dengan pasien. Anamnesa dilakukan
pada saat perawat melakukan injeksi. Timbang terima yang isinya
informasi tentang identitas pasien, nomor bed pasien, diagnosa
medis, keadaan umum atau keluhan utama, data objektif, data
subjektif, masalah keperawatan, intervensi baik mandiri maupun
kolaborasi dan catatan serta terapi dan intervensi yang belum dan
sudah dilakukan. Pelaksanaan timbang terima ini dilakukan oleh
seluruh perawat kepada perawat yang bertugas berikutnya.
Pelaksanaan timbang terima terdokumentasikan di buku timbang
terima yang sudah disediakan oleh ruangan.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 07-08 Juni 2022
timbang terima di lakukan di nurse station oleh kepala ruangan, katim
dan perawat pelaksana. Timbang terima diruangan Pajajaran masih
terfokus pada tindakan yang direncanakan dan yang sudah dilakukan
serta masalah medis tidak terfokus pada masalah keperawatan yang
ada, perawat melakukan observasi apabila hanya ingin memberikan
sebuah tindakan. Lembar dokumentasi timbang terima menggunakan
E-RM namun tidak semua dan masih dilakukan pencatatan secara
manual.
Timbang terima dilakukan di ruang perawat Pajajaran RSUD Prof.
dr.Soekandar Kabupaten Mojokerto yang dihadiri oleh seluruh
perawat yang dinas setelah shift, dan perawat yang akan dinas shift
selanjutnya. Hasil tersebut sejalan dengan hasil wawancara perawat
bahwa timbang terima tidak selalu dipimpin oleh kepala ruangan.

SOP Timbang Terima


PENERIMAAN PASIEN BARU DI RAWAT INAP
RSUD Pof. dr.
Soekandar
No Dokumen No Revisi No halaman
01 1-2
DITETAPKAN
STANDAR DIREKTUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
5 Januari 2017
OPERASIONAL Dr. Sujatmiko, MM,M.M.R
(SOP) NIP. 19630908 199603 1 002
PENGERTIAN Suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien yang
dilakukan oleh perawat/bidan pada saat pergantian sift
yang dilakukan 10 menit sebelum jam kerja dimulai.
TUJUAN 1. Menyampaikan kondisi atau keadaan umum
2. Menyampaikan hal – hal penting yang perlu
ditindaklanjuti oleh sift selanjutnya.
3. Tersusunnya rencana kerja untuk sift selanjutnya
KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Prof. dr. Soekandar
Kabupaten Mojokerto nomor 445/008/416-211/2016
tentang kebijakan pelayanan keperawatan di RSUD
Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto.
PROSEDUR 1. Perawat/bidan yang akan menerima timbang
terima datang maksimal 10 menit sebelum
timbang terima dimulai
2. Perawat/bidan yang akan melakukan timbang
terima sudah menyelesaikan rutinitasnya di
ruangan 10 menit sebelum timbang terima
dimulai
3. KaRu / Ka Tim / PJ Sift memimpin doa sebelum
timbang terima dimulai
4. Perawat/bidan menyampaikan isi laporan timbang
terima (di nurse station), antara lain :
a. Jumlah pasien
b. Keadaan pasien yang meliputi :
1) Identitas (nama, tanggal lahir, jenis
kelamin)
2) Diagnosa medis
3) Datang sendiri/rujukan (pasien baru)
4) Peserta asuransi/umum (pasien baru)
5) Kondisi saat pasien datang (pasien baru)
6) Dirawat oleh dokter umum/spesialis
7) Hari perawatan
8) Kondisi saat ini
9) Masalah keperawatan yang muncul
10) Tindakan keperawatan yang sudah dan
yang belum dilakukan.
11) Pemeriksaan penunjang yang belum dan
yang sudah dilakukan
5. Perawat/bidan mengunjungi ke masing – masing
ruangan pasien (round pasien), yang meliputi :
a. Menyampaikan salam
b. Memperkenalkan perawat pengganti (yang
merawat saat ini)
c. Menanyakan keluhan pasien pada saat ini
d. Melukakan timbang terima perlatan
6. Perawat/bidan kembali ke ruang perawat (nurse
station) untuk memberikan stempel timbang
terima dan paraf dilembar tindakan keperawatan
7. Perawat/bidan melakukan cuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. Semua ruangan rawat inap
2. Semua ruangan rawat jalan
3. IGD
4. ICU
5. IBS

d. Discharge Planning
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat  Discharge
planning di Ruang Pajajaran sudah dilakukan baik saat pasien
datang, saat dirawat, saat akan pulang dengan lisan maupun tulisan
oleh perawat. Untuk discharge planing sebelum terbukti dengan
format Assesment pengkajian awal keperawatan, saat akan pulang
terbukti dengan format rawat inap di rumah.
Proses pelaksanaan Discharge planning   dilakukan di Nurse
Station Station dengan cara memanggil keluarga dan pasien.
Kartu Discharge planning  sudah ada dengan isi sesuai dengan
standart yang telah ditetapkan Rumah Sakit, meliputi: Identitas
pasien, tanggal masuk, diagnosa masuk, ruang rawat, tanggal keluar,
Diagnosa akhir, kriteria pasien membutuhkan perencanaan pulang
kritis, perawatan dan aktifitas di rumah, aturan diet, obat-obatan yang
diminum (dosis, warna dan efek samping), rencana hari  perawatan,
edukasi kesehatan, rincian pemulangan pemulangan (hasil yang
dibawa pulang, jadwal kontrol klinik). Discharge planning  dilakukan
oleh Perawat Pelaksana tepat saat pasien dinyatakan boleh pulang
oleh Dokter. Berdasarkan hasil wawancara dalam discharge
planning  di ruang Pajajaran dilakukan langsung kepada keluarga
pasien, dan tidak ada pemberian leafleat atau brosure yang berisi
penjelasan terkait penyakit yang diderita pasien dan cara mengatasi
penyakitnya jika kambuh dan tidak ada pendokumentasian tentang
HE yang dilakukan.
Perawat mengatakan ya bahwa discharge planning telah dilakukan
sesuai dengan SOP yang ada mulai pasien masuk hingga keluar
Rumah Sakit.Berdasarkan hasil wawancara discharge planning
dilakukan oleh perawat yang bertugas pada shift tersebut. Kartu kontrol
untuk pasien menggunakan resume medis, yang akan dibawa ketika
pasien kontrol ke Rumah Sakit. Ringkasan pasien pulang (warna
kuning) dan discharge planning (warna kuning) berisi tindak lanjut
perawatan di rumah, meliputi: jenis aktifitas yang boleh dilakukan,
edukasi mengenai pengertian dan pemahaman efek samping obat,
anjuran pola makan, dan anjuran untuk segera mencari pelayanan
kesehatan ketika timbul tanda dan gejala penyakit. Selain itu
ringkasan pasien pulang juga berisi mengenai daftar nama obat yang
dibawa pulang, dan jadwal kontrol.

SOP DISCHARGE PLANNING


DISCHARGE PLANNING
RSUD Pof. dr.
Soekandar
No Dokumen
No Revisi No halaman
57/SPO/KEP/PRO
00 1 dari 1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR 15 Januari 2016
Dr. Sujatmiko, MM,M.M.R
OPERASIONAL
NIP. 19630908 199603 1 002
PENGERTIAN Penderita di ijinkan pulang adalah penderita yang
sudah dinyatakan sembuh atau keadaan membaik,
dan perawatan bisa dilanjutkan rawat jalan
TUJUAN Umum: sebagai acuan pelaksanaan penderita
pulang
Khusus:
Aturan pasien boleh pulang
Mencegah infeksi silang
Pasien pulang
KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Prof. dr. Soekndar
Kabupaten Mojokerto Nomor 445/008/416-211/2016
tentang kebijakan pelayanan keperawatan di RSUD
Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
PROSEDUR 1. Dokter memberikn penjelasan pada keluarga
tentang kondisi pasien saat ini
2. Dokter menandatangani persetujuan pulang pada
lembar pulang rekam medik
3. Dokter membuat surat kontrol resume penyakit
4. Dokter memberikan HE, kapan kontrol gizi, obat
yang harus diberikan, tentang penyakit dan
pencegahannya
5. Keluarga segera menyelesaikan administrasi dn
biaya perawatan
6. Penderita diijinkan meninggalkan ruangan
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
Kasir
e. Ronde Keperawatan
Dari hasil wawancara pada tanggal 07-08 Juni 2022 di ruang
Pajajaran, diketahui bahwa ronde keperawatan masih belum
dilakukan. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan
dalam pelaksanaan ronde keperawatan di ruang pajajaran, perawat
juga akan melakukan diskusi dengan profesi lain seperti dokter dan
ahli gizi tanpa melibatkan keluarga. Diskusi ini sejenis ronde
keperawatan, dengan membahas usaha kolaborasi antara perawat
dengan profesi lain untuk menangani kasus tersebut. Namun
ronde keperawatan ini tidak pernah dilakukan di ruang Pajajaran
karena jarangnya melibatkan beberapa profesi lain, adapun profesi
yang terlibat hanya dokter, perawat dan ahli gizi.
f. Sentralisasi Obat
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pada tanggal 07-
08 Juni 2022 di ruang Pajajaran sudah dilakukan sentralisasi obat
dengan cara dokter memberikan resep rawat inap, kemudian petugas
farmasi meneima resep dan dilakukan telaah administratif resep,
selanjutnya resep diinput dalam sim farmasi, petugas farmasi
menyiapkan dan mengemas obat, kemudian obat yang diterima
pasien dicatat di catatan pemberian obat, selanjutnya tenaga teknis
kefarmasian mengantarkan obat ke ruangan.

SOP Pencatatan Pemberian Obat


PENERIMAAN PASIEN BARU DI RAWAT INAP
RSUD Pof. dr.
Soekandar
No Dokumen No Revisi No halaman
06/SBO/IFRS/PRO 00 1-2
DITETAPKAN
STANDAR DIREKTUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
15 Januari 2016
OPERASIONAL Dr. Sujatmiko, MM,M.M.R
(SOP) NIP. 19630908 199603 1 002
PENGERTIAN Pencatatan pemberian obat adalah pendokumentasian
pemberian obat kepada pasien sesuai nama obat
dilengkapi dengan bentuk sediaan dan aturan pakai
(frekuensi, dosis, rute pemberian, waktu pemberian)
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
pendokumentasian dan konfirmasi kepada dokter penulis
resep atau perawatan ruang rawat inap untuk
menghindari kesalahan dalam penyiapan dan pemberian
obat kepada pasien.
KEBIJAKAN Keputusan direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Prof. dr. Soekandar Kabuten Mojokerto nomor
445/022/416-211/2016 tentang kebijakan pelayanan
Farmasi di RSUD Prof. dr. Soekandar Kabuten
Mojokerto
PROSEDUR 1. Petugas Farmasi menerima resep rawat inap,
selanjutnya dilakukan telaah administratif resep
antara lain :
a. Tanggal resep
b. Paraf Dokter
c. Identitas pasien
d. Berat badan (Pediatri)
Syarat Farmasetik :
a. Benar obat
b. Benar indikasi
c. Benar dosis/aturan minum
d. Benar waktu pemberian
e. Benar rute pemberian
2. Selanjutnya resep di input dalam shift sim farmasi
3. Petugas farmasi menyiapkan dan mengemas obat
4. Obat yang diterima pasien dicatat di catatan
pemberian obat (CPO) antara lain : tanggal resep,
nama obat, jumlah, dosis obat, rute pemberian,
nama dokter, petugas yang memberikan obat,
waktu pemberian
5. Petugas farmasi menyerahkan obat kepada
keluarga pasien atau tenaga teknis kefarmasian
mengantarkan obat keruangan (untuk ruangan
yang sudah farmasi klinis)
UNIT TERKAIT 1. Instalasi farmasi
2. Instalasi rawat inap
3. Instalasirawat jalan
4. Instalasi gawat darurat
5. Instalasi perawatan intensif
6. Instalasi hemodialisa
7. Instalasi bedah sentral
g. Supervisi keperawatan
Supervisi keperawatan adalah aktivitas menentukan kondisi atau
syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan
asuhan keperawatan, kegiatan supervisi semacam ini adalah
merupakan dorongan dan bimbingan kesempatan bagi
perkembangan keahlian dan kecakapan para perawat, jadi dalam
kegiatan supervise seluruh staf keperawatan bukan sebagai
pelaksana pasif melainkan diperlukan sebgai partner kerja yang
memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu di dengar,
dihargai dan diikut sertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses
keperawatan.
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 07-08 Juni 2022 di ruang
Pajajaran supervisi tidak dilakukan selama pandemi, supervisi yang
dilakukan meliputi supervisi timbang terima, supervisi tindakan,
supervisi kelengkapan status. Supervisi dilakukan oleh karu kekatim
dan perawat pelaksana. Dari pelaksanaan supervisi ini perawat
diharapkan dapat meningkat kinerja dalam melakukan asuhan
keperawatan.
h. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah suatu tindakan yang
memuat seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan
diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan,
melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang
disusun secara sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Jadi, dapat disimpulkan pendokumentasian adalah informasi
mencakup aspek biologis,  psikologis, social  psikologis, social dan
spiritual yang terjadi pada setiap tahap proses keperawatan yang
dicatat secara menyeluruh serta informasi yang disusun secara
sistematis kedalam suatu format yang telah disetujui dan dapat
dipertanggung jawabkan secara moral maupun hukum.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 07-08 Juni 2022
semua tenaga kesehatan yang melakukan implementasi ke pasien
dicatat dalam satu lembar terintegrasi dan berkelanjutan.
Pendokumentasian dimasukkan pada ERM satu kali pada setiap shift
dan pada kondisi pasien tertentu contohnya pada pasien
kejang, pendokumentasian mencakup asuhan keperawatan mulai
dari keluhan utama, data objektif, data subjektif dan tindakan
keperawatan. Selama ini pendokumentasian asuhan keperawatan
sudah dilaksanakan pada lembar rekam medis dan format asuhan
keperawatan. Catatan tindakan keperawatan pada rekam medis
terkait advice  dari dokter, sedangkan pada format status pasien
meliputi anamnesa, diagnosa, pengkajian, rencana perawatan,
intruksi dokter, laporan perawat dan intervensi serta evaluasi
keperawatan. Lembar observasi pasien tidak ditempel pada bed
pasien masing-masing ruangan tapi terdapat pada lembar observasi
di Nurse Station, jenis penyampaian informasi menggunakan teknik
SBAR serta didokumentasikan menggunakan SOAP.
i. Komunikasi via telepon dengan SBAR
S: Situasion (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
1) Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk dan hari
perawatan serta dokter yang merawat
2) sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang
belum atau sudah teratasi/kebutuhan utama
B: Background (info penting yang berhubungan dengan kondisi
pasien terkini)
1) Jelaskan intervensi yang telah dilakuakan dilakuakan dan
respons respons pasien dari setiap diagnose keperawatan
2) Sebutkan riwayat alergi, riwayat pemedahan penanganan alat
infasif dan obat-obatan termasuk cairan infuse infasif dan
obat-obatan termasuk cairan infuse yang digunakan
digunakan
3) Jelaskan  jelaskan pengetahuan pengetahuan pasien dan
keluarga keluarga terhadap terhadap penanganan
penanganan medis
A: Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
1) Jelaskan  jelaskan secara lengkap lengkap hasil pengkajian
pengkajian pasien terkini terkini seperti seperti TTV, Skor
nyeri tingkat kesadaran, status restrain, resiko jatuh, status
nutrisi kemampuan elimasi dan lain – lain.
2) Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung
R: Recommendation
1) Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan
perlu dilakukan termasuk discharge planning dan edukasi
pasien dan keluarga.
2) Hasil advis dokter
4. PEMBIAYAAN (M4-MONEY)
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan 08 Juni 2022
tentang sistem keuangan di Ruang Pajajaran didapatkan data sebagai
berikut :
a. Sumber Dana
Sumber dana perawatan pasien di ruang Pajajaran berasal dari
umum atau biaya sendiri dan BPJS. BPJS dibagi menjadi dua, yaitu
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan yang dimana akan
dipakai sewaktu kecelakaan kerja. JKM (surat dari dinas sosial yang
khusus untuk warga Mojokerto). Jasa Raharja (kecelakaan) dan
Biaskes Maskin yaitu untuk pasien tanpa keluarga.
b. Jenis Pembiayaan Pasien
1) Umum
2) BPJS Kesehatan
3) Jampersal
4) Biaskes Maskin
5) BPJS Ketenagakerjaan
Jenis pembiayan diruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar
Kabupaten Mojokerto dari tahun 2019-2022.

Tarif Perawatan
No Uraian Tarif
1. Ruang Rawat Inap Kelas (III) 120.000
2. Ruang Rawat Inap Kelas (II) 130.000
3. Ruang Rawat Inap Kelas (I) 160.000
4. Ruang Rawat Inap VIP 510.000
5. Rawat bersama perdokter spesialis 75.000
6. Konsultasi antar dokter spesialis 75.000
7. Konsultasi dokter spesialis per telpon/dokter (per hari) 50.000
8. Farmasi klinis (per kali) 10.000
9. Asuhan Gizi (per kali) 5.000

Tarif Makan Minum Pasien


No Uraian Tarif
1. Ruang Rawat Inap Kelas (III) 30.000
2. Ruang Rawat Inap Kelas (II) 35.000
3. Ruang Rawat Inap Kelas (I) 45.000
4. Ruang Rawat Inap VIP 90.000
5. High Care Unit/HCU/Maternal 50.000
6. Intensive Care Unit/ICU 90.000
7. Intensive Cardiac Care Unit/ICCU 50.000
8. Neonatal Intensive Care Unit/NICU 90.000
9. Pediatric Intensive Care Unit/PICU 90.000

5. PEMASARAN (M5 - MUTU)


Peningkatan mutu pelayanan adalah derajat memberikan
pelayanan secara efisien dan efektif sesuai dengan standart profesi,
standart pelayanan yang di laksanakan secara menyeluruh sesuai
dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi tepat guna dan
hasil penelitian dalam pengembangan pelayanan kesehatan atau
keperawatan sehingga mencapai derajat kesehatan yang optimal
(Nursalam, 2015).
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan
kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan dimata masyarakat. Hal ini terjadi karena
keperawatanmerupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak,
paling depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan,
kesengsaraan yang di alami pasien dan keluarganya. Salah satu
indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu adalah apakah pelayanan
keperawatan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak.
Kepuasan merupakan perbandingan antara kualitas jasa pelayanan
yang di dapat dengan keinginan, kebutuhan, dan harapan (Tjiptono,
2004).
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait
dengan struktur, proses, dan outcome system pelayanan rumah sakit.
Secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi, dokumentasi,
instrument, dan audit (EDIA) (Nursalam, 2015). Menurut Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit (2018) dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan pasien dan menjamin keselamatan pasien maka rumah
sakit perlu mempunyai program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien (PMKP) yang menjangkau ke seluruh unit kerja di rumah sakit

Hasil Kuesioner Kepuasan Pasien di Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar
Kabupaten Mojokerto
NO Keterangan Sangat tidak Tidak Puas Sangat
puas puas puas

1 Perawat mampu 66,7% 33,3%


menangani

masalah perawatan
dengan tepat dan
professional

2 Perawat mampu 66,7% 33,3%


memberikan

informasi tentang
tenaga yang merawat,
sarana prasarana RS,

peraturan RS dan
mengeni penyakit yang
diderita

3 Perawat mampu 66,7% 33,3%


memberikan

pelayanan yang
berkualitas
4 Perawat dapat 77,8% 22,2%
dipercaya dalam
memberikan pelayanan

5 Perawat selalu menjaga 66,7% 33,3%


kerapian dan
penampilannya

6 Perawat perhatian 66,7% 33,3%


terhadap keluhan yang
anda rasakan

7 Perawat mudah 66,7% 33,3%


dtemui dan dihubungi
bila anda
membutuhkan

8 Pelayanan yang 55,6% 44,4%


diberikanPerawat
tidak memandang

pangkat/status tapi
berdasarkan kondisi
anda

9 Perawat perhatian dan 55,6% 44,4%


memberi dukungan
terhadap kebutuhan
pelayanan anda

10 Perawat ramah dan 55,6% 44,4%


sopan dalam pelayanan

11 Perawat bersedia 66,7% 33,3%


menawarkan bantuan
kepada anda ketika
mengalami kesulitan
12 Perawat Memberi 66,7% 33,3%
pelayanan tepat waktu

13 Perawat segera 66,7% 33,3%


menangani anda ketika
sampai di rumah sakit

14 Kenyamanan dan 66,7% 33,3%


keamanan fasilitas
gedung RS

15 Ketersediaan sarana 66,7% 33,3%


dan prasarana yang
diperlukan dalam
pelayanan

16 Kebersihan dan 66,7% 33,3%


kesiapan alat- alat
kesehatan yang
digunakan

17 Ketersediaan petunjuk 66,7% 33,3%


informasi ruangan dan
lokasi

18 Kebersihan fasilitas 55,6% 44,4%


umum: toilet, tempat
ibadah dan tunggu ruang

19 Menu makanan RS : 11,1% 44,4% 44,4%


rasa,penyajian,ketepatan

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah di lakukan pada tanggal


7 Juni 2022 di RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto di ruang
Pajajaran telah menerapkan upaya penjaminan mutu perawatan pasien,
dimana terdapat beberapa aspek penilaian penting, diantaranya sebagai
berikut:
a. Keselamatan pasien (Patient Safety)
1) Sasaran I
a) Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran ini memiliki dua maksud dan tujuan yakni
untuk memastikan ketepatan pasien yang akan menerima
layanan atau tindakan dan untuk menyelaraskan layanan
atau tindakan yang di butuhkan oleh pasien. Identifikasi
pasien di lakukan untuk menghindari kesalahan pasien
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan gelang untuk
identitas pasien di pasang saat pasien dilakukan penilaian
risiko mulai dari IGD atau di ruang perawatan.Gelang
terdiri dari 4 warna yang memiliki definisi tersendiri pada
masing-masing warna yaitu :
a) Gelang pink digunakan untuk pasien perempuan.
b) Gelang biru digunakan untuk pasien laki-laki.
c) Gelang kuning digunakan untuk pasien risiko jatuh.
d) Gelang merah digunakan untuk pasien alergi.
e) Gelang ungu digunakan untuk pasien tidak
dilakukan resusitasi.
Menurut Kemenkes (2011) standar gelang identitas
berwarna pink atau biru berisi identitas pasien meliputi
nama lengkap pasien, nomor rekam medik, jenis kelamin
pasien, dan tanggal lahir. Identifikasi pasien dilakukan
dengan mencocokan gelang identitas yang dipakai pasien.
Proses identifikasi yang digunakan di rumah sakit
mengharuskan terdapat paling sedikit 2 (dua) dari 3 (tiga)
bentuk identifikasi, yaitu nama pasien, tanggal lahir, nomor
rekam medik, atau bentuk lainnya (misalnya, nomor induk
kependudukan atau barcode). Nomor kamar pasien tidak
dapat digunakan untuk identifikasi pasien. Identifikasi
pasien dilakukan ketika penerimaan pasien baru,
pemberian obat, pemberian terapi sebelum melakukan
prosedur/tindakan dan discharge planning.
b) Ketepatan identifikasi pasien meliputi standart
- Pasien di identifikasi menggunakan 2 identitas pasien,
tidak boleh menggunakan nomor, kamar, atau lokasi
pasien
- Pasien di identifikasi sebelum pemberian obat, darah,
atau produk darah
- Pasien di identifikasi sebelum pengambilan darah dan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
- Pasien di identifikasi sebelum pemberian pengobatan
dan tindakan atau prosedur
Kebijakan dan prosedur mendukung praktik
identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan
lokasi (Nursalam, 2015). Berdasarkan hasil pengkajian
tanggal 07 Juni 2022 , penerapan gelang identitas di
Ruang Pajajaran sudah sesuai dengan kriteria
Kemenkes yakni berwarna pink atau biru berisi identitas
pasien meliputi nama lengkap pasien, nomor rekam
medik, tanggal lahir, NIK pada pasien, untuk pasien
allergy di berikan label berwarna merah, label warna
kuning untuk pasien beresiko jatuh, pada pengkajian
semua pasien telah diberikan gelang identitas oleh
perawat.
2. Sasaran II Peningkatan komunikasi yang efektif (SBAR)
Menurut Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1
(2018) komunikasi dianggap efektif bila tepat waktu, akurat,
lengkap, tidak mendua (ambiguous), dan diterima oleh penerima
informasi yang bertujuan mengurangi kesalahan-kesalahan dan
meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi efektif yang
digunakan yaitu menggunakan metode SBAR (Situation,
Background, Assesment, Recommendation).
SBAR digunakan pada saat berkomunikasi dengan tim
kesehatan yang lain, timbang terima, berkomunikasi dengan
teman sejawat, konsultasi pasien, dan melaksanakan informed
consent. SBAR juga digunakan pada saat komunikasi atau
perintah secara verbal ataupun telepon, staf yang menerima
pesan harus menuliskan dan membacakan kembali kepada
pemberi pesan dan dalam pemberi pesan harus menandatangani
dalam waktu 1x 24 jam. Kolom comunicator yang ditandatangani
oleh perawat yang menerima dan kolom advisor yang
ditandatangani oleh dokter yang memberikan advice. Sasaran II
Peningkatan komunikasi yang efektif meliputi standart yaitu :
a) Perintah lisan dan yang melalui telfon ataupun hasil
pemeriksaan yang di tuliskan secara lengap oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
b) Perintah lisan dan melalui telfon atau hasil pemeriksaan
secara lengkap di bacakan kembali oleh penerima perintah
atau hasil pemeriksaan tersebut
c) Perintah atau hasil pemeriksaan di konfirmasi oleh individu
yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
d) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten
dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dan komunikasi
lisan melalui telfon
Berdasarkan hasil pengkajian 07 Juni 2022 di Ruang
Pajajaran penerapan komunikasi efektif yang sudah diterapkan
yaitu menggunakan metode SBAR.
3. Sasaran III
a. Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai
(High Allert Medication)
Obat high alert adalah obat yang memerlukan
kewaspadaan tinggi dan dapat menyebabkan cedera
serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam
penggunaannya. Obat yang perlu diwaspadai terdiri atas
obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan
(error) dapat menimbulkan kematian atau kecacatan
seperti, insulin, heparin, atau kemoterapeutik ; obat yang
nama, kemasan, label, penggunaan klinik tampak atau
kelihatan sama (look alike), bunyi ucapan sama (sound
alike), seperti Xanax dan Zantac atau hydralazine dan
hydroxyzine atau disebut juga nama obat rupa ucapan
mirip (NORUM) ; dan elektrolit konsentrat seperti potasium
klorida dengan konsentrasi sama atau lebih dari 2 mEq/ml,
potasium fosfat dengan konsentrasi sama atau lebih besar
dari 3 mmol/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih
dari 0,9% dan magnesium sulfat dengan konsentrasi 20%,
40%, atau lebih (SNARS, 2018). Untuk meningkatkan
keamanan obat yang perlu diwaspadai, rumah sakit perlu
menetapkan risiko spesifik dari setiap obat dengan tetap
memperhatikan aspek peresepan, menyimpan,
menyiapkan, mencatat, menggunakan, serta
monitoringnya. Obat high alert harus disimpan di instalasi
farmasi/unit/depo. Bila rumah sakit ingin menyimpan di luar
lokasi tersebut, disarankan disimpan di depo farmasi yang
berada di bawah tanggung jawab apoteker. Selain itu,
sebagai perawat salah satu cara untuk mewaspadai
pemberian obat, yaitu menggunakan double crosscheck
mulai dari proses persiapan sampai pemberian ke pasien.
b. Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai
(High Allert Medication) meliputi standart yaitu :
a) Kebijakan dan atau prosedur di kembangkan untuk
mengatur identifikasi, lokasi, pemberian label, dan
penyimpanan obat yang perlu di waspadai
b) Kebijakan dan prosedur di implementasikan
c) Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan
pasien kecuali jika di butuhkan secara klinis dan
tindakan di ambil untuk mencegah pemberian yang
tidak sengaja di area tersebut, bila di perkenankan
kebijakan
d) Elektrolit konsentrat yang di simpan di unit pelayanan
pasien di beri label yang jelas dan di simpan dengan
cara yang membatasi akses (restrict acces)
Berdasarkan hasil pengkajian 07 Juni 2022 di Ruang
Pajajaran didapatkan kewaspadaan tentang obat yang
perlu diwaspadai sudah dilakukan menggunakan double
cross check dan dengan memisahkan obat-obatan high
alert pada tempat yang telah disediakan, untuk obat yang
akan diinjeksikan penamaan sudah dilakukan dengan
labeling (etiket).
4. Sasaran IV. Kepastian tepat- lokasi, tepat prosedur, tepat –
pasien operasi
Ketepatan sebelum melakukan tindakan terdiri dari tiga hal
yaitu tepat lokasi, tepat pasien, dan tepat prosedur. Proses
untuk memastikan tepat lokasi yaitu menggunakan SPO
pemberian marker atau penanda lokasi operasi yang diberikan
oleh dokter operator menggunakan spidol permanen. Proses
untuk memastikan tepat pasien yang dilakukan di ruangan yaitu
menggunakan crosscheck pada gelang identifikasi sedangkan
tepat prosedur dilakukan di ruang operasi menggunakan
beberapa check list untuk mencegah kesalahan prosedur.
Prosedur pembedahan dilakukan melalui tiga tahap yaitu :
a) Sign in, dilakukan sebelum pasien di anestesi konfirmasi ke
pasien, keluarga dan tim anestesi.
b) Time out, dilakukan sebelum melakukan insisi,
dikonfirmasikan kepada tim bedah.
c) Sign out, dilakukan sebelum ruang operasi. Kepastian tepat-
lokasi, tepat prosedur,tepat –pasien operasi meliputi standart
yaitu :
1) Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera
dikenali untuk identifikasi operasi dan melibatkan pasien
dalam penandaan atau pemberian tanda.
2) Rumah sakit menggunakan suatu cheklist atau proses
lain untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat
lokasi,tepat prosedur,dan tepat pasien dan semua
dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,tepat
atau benar, dan fungsional.
3) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat
atau mendokumentasikan prosedur sign in (sebelum
induksi)., “sebelum inisisi atau time out”.
4) Tepat sebelum dimulainya suatu prosedur atau tindakan
pembedahan dan sign out (sebelum meninggalkan
kamar operasi)
5) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk
mendukung keseragaman proses guna memastikan
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk
prosedur medis dan tindakan atau dental yang
dilaksanakan diruang operasi.
Berdasarkan hasil pengkajian 07 Juni 2022 di Ruang
Pajajaranuntuk memastikan tepat pasiendilakukan menggunakan
crosscheck pada gelang identifikasi, tepat prosedur dilakukan
dengan cara ruangan sudah menyediakan form checklist pre
operasi sedangkan tepat lokasi di ruangan ini sudah menandai
lokasi operasi yang akan di lakukan pembedahan oleh dokter.
5. Sasaran ke V Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan sebuah
tantangan di lingkungan fasilitas kesehatan. Kenaikan angka
infeksi terkait pelayanan kesehatan menjadi keprihatinan bagi
pasien dan petugas kesehatan. Secara umum, infeksi terkait
pelayanan kesehatan terjadi di semua unit layanan kesehatan,
termasuk infeksi saluran kencing disebabkan oleh kateter, infeksi
pembuluh/aliran darah terkait pemasangan infus baik perifer
maupun sentral, dan infeksi paru-paru terkait penggunaan
ventilator. Upaya terpenting menghilangkan masalah infeksi ini
dan infeksi lainnya adalah dengan menjaga kebersihan tangan
melalui cuci tangan. Pedoman kebersihan tangan (hand hygiene)
tersedia dari World Health Organization (WHO).
Rumah sakit mengadopsi pedoman kebersihan tangan
(hand hygiene) dari WHO ini untuk dipublikasikan di seluruh
rumah sakit. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan meliputi standart yaitu :
a) Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman
hand higiene terbaru yang baru-baru ini diterbitkan dan
sudah diterima secara umum (antara lain dari WHO patient
safety).
b) Rumah sakit menerapkan program hand higiene yang
efektif.
c) Kebijakan dan atau prosedur dikembangakan untuk
mendukung pengurangan secara berkelanjutan resiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan. Sebagai upaya
pencegahan infeksi, di Ruang mawar kunin bawaht telah
terbentuk tim Pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI),
akan tetapi tim PPI tidak setiap hari melakukan pendataan
infeksi di setiap ruang.
Berdasarkan hasil pengkajian kepada pasien dankeluarga
pada tanggal 07 Juni 2022 didapatkan bahwa perawat sudah
menerapkan enam momen mencuci tangan yang ditetapkan
oleh WHO. Dalam pemberian health education mengenai cara
cuci tangan yang benar sudah dilakukan melalui media berupa
poster yang di tempel di dinding.

C. ANALISA MASALAH
Table Analisa SWOT di Ruang Pajajaran RSUD Prof. dr. Soekandar
No. Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1. (MAN) Sumber Daya
Manusia
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Adanya system
pengembangan staf 0,4 3 1,2
berupa pelatihan dan
semua perawat telah
mengikuti pelatihan
(BLS, BTCLS, CE,
MB)
2. Jenis ketenagaan
S1 Keperawatan : 10 0,4 3 1,2
D3 Keperawatan : 10
S-W = 3-
3. Adanya tugas, peran 3,5 = 0,5
dan wewenang yang 0,2 3 0,6
jelas.
Total 1 3

WEAKNESS
1. Jumlah tenaga 0,4 2 0,8
sarjana masih
kurang untuk dapat
menerapkan MAKP
primer
2. Beban kerja perawat 0,3 3 0,9
cukup tinggi
3. BOR kurang dari
75% 0,3 3 0,9
4. Hampir seluruhnya
perawat mengikuti 0,3 3 0,9
pelatihan BLS

Total
1 3,5

b. eksternal factor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan
untuk melanjutkan 0,3 3 0,9
pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi
2. Adanya kebijakan
pemerintah tentang 0,3 3 0,9
profesionalisasi
perawat.
3. Adanya kerja sama
yang baik antar 0,4 3 1,2
mahasiswa fakultas
keperawatan dengan
perawat klinik.
Total 1 3 O-T = 3-
3,2 = -0,2
THREATENED
1. Makin tinggi 0,2 2 0,4
kesadaran
masyarakat akan
pentingnya kesehatan
2. Makin tingginya 0,2 2 0,4
kesadaran masyrakat
akan hukum
pelayanan kesehatan
3. Ada tuntutan tinggi 0,2 2 0,4
dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
professional
4. Persaingan antar RS 0,4 4 2,0
yang semakin kuat
TOTAL 1 3,2
2. M2 (Sarana dan
Prasarana)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya gedung
dan peralatan medis 0,4 3 1.2
yang sudah cukup
sesuai standart
2. Fasilitas ruang 0,1 3 0,6
perawat dalam
kondisi baik
3. Semua perawat di
ruangan mampu 0,2 3 0,6

menggunakan sarana
dan prasarana yang
ada di rumah sakit
4. Lantai ruangan serta
kamar mandi 0,2 3 0,3
dibersihkan oleh
cleaning service
setiapwaktu oleh
petugasnya sesuai
jam kerja yang
berlaku
5. Tersedianya bak
sampah medis dan 0,2 2 0,4
non medis
6. Tersedianya AC di
setiap ruangan dan
whastafel yang bisa 0,1 2 0,2
digunakan
Total S–W=
1 2.3 2,3-2=
WEAKNESS 0,3
1. Adanya ruangan
yang tidak 0,5 3 1,5
terpakaiAC central
belum optimal
2. Ada beberapa kamar
mandi yang masih 0,5 1 0,5
belum cukup baik
dan kebersihan
ruangan pasien
belum terjaga

Total

1 2
B. Ekternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan
untuk penggantian 0,5 4 2
alat-alat yang tidak
layak pakai
2. Kebijakan pemerintah
untuk menambah 0,5 3 1,5
sarana dan prasarana O–T=
di rumah sakit. 3,5 –
Total 2,5= 1
1 3,5
THREATENED
1. Adanya
perkembangan
teknologi dalam 0,5 3 1,5
bidang kesehatan
yang semakin pesat
2. Adanya peningkatan
harga-harga alat 0,5 2 1.0
medis
Total 1 2,5

1. METHODE (M3)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. RS memiliki visi, misi
dan nilai yang 0,2 3 0,6
menekankan pada
pelayanan yang
professional
2. Model asuhan
keperawatan yang 0,1 3 0,3
digunakan yaitu
Modifikasi Tim
3. Mempunyai Standart 0,2 3 0,6
Asuhan Keperawatan
(SAK)
4. Timbang terima 0,1 3 0,3
dilaksankan
menggunakan SOP
5. Tersedianya sarana 0,1 3 0,3
dan prasarana
Discharge Planning
6. Penerimaan pasien
baru sudah dilakukan 0,1 2 0,2
sesuai alur
7. Dokumentasi dilakukan 0,1 3 0,3
dengan menggunakan
SOAP
8. Sentralisasi obat di 0,1 4 0,4
laksanakan

Total 1 3 S–W=
3-3 = 0
WEAKNESS
1. MAKP yang 1,0 3 3
digunakan
menjadikan beban
kerja perawat
1 3
Total
b.Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kebijakan
pemerintah tentang
profesionalisme 0,5 3 1,5
perawat
2. Adanya kebijakan
tentang 0,5 3 1,5
pelaksanaanMAKP
Total 1 3
THREATENED O–
1. Adanya tuntutan T= 3 –
masyarakat yang 0,4 3 1,2 1,7= 1,3
semakin tinggi
terhadap peningkatan
pelayanan
keperawatan yang
lebih profesional.
2. Makin tingginya
kesadaran masyarakat 0,3 3 0,9
tentang kesehatan.
3. Adanya kemudahan
dalam mendapatkan 0,3 2 0,6
informasi melalui
media massa
Total 1 1,7

4. M4 (MONEY)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Pembiayaan pasien
sebagian besar dari
BPJS, dan biaya 0,5 3 1,5
sendiri. Biaya
Perawatan yang
berlaku saat ini sesuai
kelas perawatan di
ruang pajajaran
2. Tidak ada perbedaan
kualitas layanan yang
diberikan dari pihak
RSUD Prof. dr. 0,5 3 1,5
Soekandar baik
tenaga medis maupun
non medis juga akan
sama
Total 1 3
S– W
WEAKNESS 3–2
1. Adanya perbedaan =1
biaya di HCU dan 1,0 2 2
rawat inap luar
Total 1 2
b. Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Sebagian besar
pembiayaan ruangan
berasal dari rumah 0,5 3 1,5
sakit yang diperoleh
dari APBD Kabupaten
Mojokerto.
2. Adanya kesempatan
untuk menggunakan
konsumsi medis
sehingga menghemat 0,5 2 1,0
pengeluaran
Total
1 2,5 O-T =
TREATHENED 2,5-3 =
1. Adanya tuntutan yang 0,5
lebih tinggi dari pasien
dan keluarga untuk 1,0 3 3
mendapatkan
pelayanan yang lebih
baik dengan biaya
yang dikeluarkan
Total
1 3

5. Marketing (M5)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Mutu pelayanan
sudah terlaksana 0,4 3 1,2
dengan baik dan
efektif sesuai dengan
visi dan misi yang
ditetapkan oleh
RSUD Prof. dr.
Soekandar
2. Rata-rata Bor cukup 0,3 3 0,9
baik
3. Kepuasaan pasien
terhadap pelayanan 0,3 4 1,2
kesehatan di rumah
sakit
Total 1 3,3

WEAKNESS S-W
1. Adanya 11,1% pasien 3,3 – 2 =
mengatakan tidak puas 1,0 2 2 1,3
dalam hal menu
makanan RS
total 1 2

b. Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Terjalinnya kerjasama
yang baik antara
RSUD Prof. dr. 0,4 3 1,2
Soekandar dengan
RS disekitarnya.
2. Merupakan salah
satu ruangan yang
menangani berbagai 0,3 3 0,9
penyakit mulai dari
ruang perawatan
penyakit dalam
dewasa
3. Akreditasi RS yang
tinggi 0,3 3 0,9
Total
1 3 O – T =
THREATENED 3 – 2,5 =
1. Adanya tuntutan 0,5
masyarakat terhadap
peningkatan mutu 0,5 3 1,5
pelayanan ruangan.
2. Persaingan antar
beberapa RS dalam
pemberian mutu 0,5 2 1,0
pelayanan kesehatan
terhadap konsumen.
Total
1 2,5

D. IDENTIFIKASI MASALAH

NO MASALAH PENYEBAB PENANGGUNG


JAWAB

1 M1 (MAN) Penyebab : - Melinda Dwi


1. Jumlah tenaga 1. Jumlah Lestari
sarjana masih perawat - Yulia chandra I.
kurang untuk dapat kurang - Litigia Mendonca
menerapkan 2. Kepala B.
MAKP primer ruangan
2. Beban kerja merangkap
perawat cukup tugas untuk
tinggi memberikan
3. BOR kurang dari asuhan
75% keperawatan

2 M2 (MATERIAL) Penyebab - Zidah Qurrota’aini


3. AC central belum 1. Masih banyak - Ryana duta L.
optimal AC yang rusak - Alosius dappa
4. Ada beberapa dan butuh
kamar mandi yang perbaikan
masih belum namun belum
cukup baik ada dana
5. Kebersihan yang cukup
ruangan pasien untuk
belum terjaga perbaikan
2. Dikarenakan
tingkat
kebersihan
kamar mandi
tersebut masih
kurang
3. Karena tempat
sampah yang
ada didalam
ruangan rawat
inap pasien
masih kurang
untuk pasien

3 M3 (METHOD) Penyebab : - Dominggas bete


2. MAKP yang 1. Perawat - Sintya oftaviana
digunakan menjawab - Dessy talutu
menjadikan beban MAKP yang
kerja perawat digunakan
menjadikan
semakin
panjang lama
rawat inap
bagi pasien,
tetapi bagi
pasien mereka
sangat puas
terhadap
modul Askep
yang
dgunakan saat
ini

4 M4 (MONEY) - Indriyawati
(Tidak ada masalah) - - Basila fasak

5 M5 (MUTU) Penyebab : - Aurelia ningsih L.


Adanya - Dwi rezkiana S.
Telah didapatkan dari
kekurangan - Hellen yuliana L.
100% terdapat 11,1%
komunikasi
pasien mengatakan
antara keluarga
tidak puas dalam hal
pasien dengan
menu makanan RS
tenaga
kesehatan,
pasien
mengatakan
bahwa pasien
mengeluh sakit
lambung akan
tetapi diberikan
sayur dan
lauknya terasa
pedas dan nasi
tim terlalu asin
E. PRIORITAS MASALAH
Prioritas masalah ditentukan dengan salah satu metode CARL.
Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk
menentukan prioritas suatu masalah apabila masalah yang tersedia
adalah data kuantitatif. Metode CARL didasarkan pada serangkaian
kriteria yang diberi skor. Kriteria dalam metode CARL tersebut meliputi:
C : Capabiliti yaitu ketersediaan sumber daya.
A : Accessibility yaitu kemudahan suatu masalah untuk diatasi atau tidak.
R : Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran.
L : Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
kriteria yang lain.
Rentang pemberian nilai dengan metode CARL adalah 1-10
Tabel Prioritas Masalah

Skor Prioritas
Masalah C A R L
Nilai

M1- Man.
1. Jumlah tenaga sarjana masih kurang 5 5 5 6 5556 1
untuk dapat menerapkan MAKP
primer
2. Beban kerja perawat cukup tinggi
3. BOR kurang dari 75%

M2 – Material
1. AC central belum optimal 3 4 4 3 3443 3
2. Ada beberapa kamar mandi yang
masih belum cukup baik
3. Kebersihan ruangan pasien belum
terjaga

M3 - Metode
MAKP yang digunakan menjadikan beban 4 5 4 6 4546 2
kerja perawat
M4 - Money. 0 0 0 0 0 5
Tidak ada masalah

M5 - Mutu.
Telah didapatkan dari 100% terdapat 5 2 2 5 5225 4
11,1% pasien mengatakan tidak puas
dalam hal menu makanan RS
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/tanggal : Jumat, 10 Juni 2022
Pukul : 10.00 - Selesai
Pelaksana : Mahasiswa
Topik : Timbang Terima
Tempat : Ruang Pajajaran RSUD Prof. Soekandar Mojosari
B. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Sintya Oftaviana
Kepala TIM : Dominggas Bete, Dwi Rezkiana
Perawat : Basila F, , Hellen Yuliana L
PP pagi : Zidah Qurrota’Aini, Litigia M, Dessy T, Aurelia N,
PP siang : Melinda Dwi Lestari, Basila Fasak, Hellen Yuliana L.
Pasien 1 : Ryana Duta Lopes
Pasien 2 : Allosious Dapa
PJ : Yulia Chandra Ismawati
Narator : Indriyawati
C. Metode dan Media
1. Metode
a. Kepala Ruangan memimpin proses Timbang
b. Melakukan Terima Melakukan timbang terima antara Perawat
Assosiate Pagi dengan Perawat Siang
c. Melaporkan status keadaan klien dari PA.
d. Diskusi, tanya jawab dan validasi data kembali.
2. Media
a. Materi disampaikan secara lisan.
b. Dokumentasi klien (status).
c. Buku Timbang Terima
3. Instrumen
a. Status klien
b. Nursing kit
c. Catatan timbang terima
d. Sarana dan Prasarana Keperawatan
D. Mekanisme Kegiatan Timbang Terima

TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA

Pra Timbang 1. Kedua kelompok Nurse 10 menit Karu


Terima dinas sudah siap Station PP
dan berkumpul di Karu PP
PA
Nurse Station
2. Karu mengecek
kesiapan timbang
terima tiap PA
3. Kelompok yang
akan bertugas
menyiapkan
catatan (Work
Sheet), PP yang
akan
mengoperkan,
menyiapkan buku
timbang terima &
nursing kit
4. Kepala ruangan
membuka acara
timbang terima
dilanjutkan
dengan doa
Pelaksanaan Pelaksanaan : Nurse 20 menit Karu
Timbang 1. Hand over station PP
Terima dilaksanakan dan
PA
setiap pergantian Tempat
shift tidur
2. Kedua kelompok pasien
dinas sudah siap
3. Perawat yang
melakukan
timbang terima
mengkaji secara
penuh terhadap
masalah,
kebutuhan Nurse
Station Karu PP
PA dan segenap
tindakan yang
telah di
laksanakan serta
halhal yang
penting lainnya
selama masa
perawatan
4. Hal-hal yang
sifatnya khusus
dan memerlukan
perincian yang
lengkap
sebaiknya di catat
secara khusus
untuk kemudian di
serah terimakan
kepada perawat
jaga berikutnya
5. Hal-hal yang perlu
di sampaikan 20
menit Nurse
station dan
Tempat tidur
pasien Karu PP
PA dalam hand
over :
a. Identitas
pasien dan
diagnosa
medis
b. Masalah
keperawatan
yang masih
muncul
c. Tindakan
keperawatan
yang sudah
dan belum
dilaksanakan
d. Intervensi
kolaboratif
yang telah
dilaksanakan
Disamping
tempat tidur
klien
e. Rencana
umum dan
persiapan yang
perlu dilakukan
dalam kegiatan
selanjutnya,
misalnya
operasi,
pemeriksaan
laboratorium /
pemeriksaan
penunjang
lainnya,
persiapan
untuk
konsultasi atau
prosedur
lainnya yang
tidak di
laksanakan
secara rutin
6. Perawat yang
melakukan
timbang terima
dapat melakukan
klarifikasi, tanya
jawab dan
melakukan
validasi terhadap
halhal yang di
timbang trimakan
dan berhak
menanyakan hal-
hal yang kurang
jelas
7. Penyampaian
pada saat
timbang terima
secara singkat
dan jelas
8. Lama timbang
terima untuk
setiap pasien
tidak lebih dari 5
menit kecuali
pada kondisi
khusus dan
memerlukan
penjelasan
lengkap dan rinci
Post Klarifikasi hasil validasi Nurse 5 menit Karu
timbang
terima data oleh PP pagi. station PP
1. Penyampaian PA
alat- alat
kesehatan
2. Laporan timbang
terima
ditandatangani
oleh PP & PA
malam dan
mengetahui Karu
(kalau pagi saja).
3. Reward Karu
terhadap perawat
yang akan dan
selesai bertugas.
4. Penutup oleh karu
ROLE PLAY TIMBANG TERIMA
Pre Hand Over (Setting di nurse station) Kepala ruangan membuka timbang
terima di nurse station dan sekaligus mendata perawat yang dinas pagi dan
dinas siang.
Karu : Assalamualaikum Wr.Wb
Perawat : Waalaikum salam wr.wb
Karu : Pertama-tama marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah
SWT karena atas berkat rahmat serta karunianya kita dapat
berkumpul di ruang Pajajaran ini, tepatnya pada hari jum’at, 10
juni 2022 dalam keadaan sehat walafiat guna untuk melakukan
timbang terima. Pada hari ini akan dilakukan kegiatan timbang
terima yang rutin kita lakukan pada setiap pergantian shift,
namun sebelumnya, marilah kita bersama-sama berdoa agar sift
hari ini dapat berjalan dengan lancar.Berdoa dimulai.Baik
sebelumya, saya akan mendata kehadiran perawat terlebih
dahulu. Untuk yang dinas pagi, apakah sudah hadir semua ?
Katim 1 : Sudah semua ..
Karu : Baiklah selanjutnya untuk yang akan dinas siang, apakah sudah
hadir semua?
Katim 2 : Hadir ..
Karu : Baik sekarang kita akan melakukan timbang terima, untuk
selanjutnya kepada Perawat Pelaksana yang dinas pagi
dipersilahkan untuk menyampaikan dan menjelaskan kondisi
masing-masing pasien saat ini kepada Perawat Pelaksana yang
dinas siang. Perawat yang berdinas pagi menyampaikan data-
data pasien sesuai dengan keadaan yang ada dan sesuai
dengan data yang dicatat, dan perawat yang berdinas siang
mencatat apa yang disampaikan terkait data pasien.
PP Pagi : Assalamualaikum wr.wb. terimakasih untuk kesempatan yang
diberikan kepada kami untuk menjelaskan kondisi pasien saat ini.
Jumlah pasien saat ini adalah pasien dengan tingkat
ketergantungan : minimal care 1 orang, partial care 3 orang dan
total care 2 orang. Identitas untuk pasien dengan tingkat
ketergantungan minimal care, Nama Ny.I dengan diagnose
medis DHF. Pasien masih mengeluh lemas, panas, mual dan
muntah.TD : 100/80mmHg, S : 32 C, RR : 28x/m. Implementasi
yang sudah di lakukan adalah pemberian obat dengan cara
injeksi. Intervensi yang belum di lakukan adalah melakukan
tindakan relaksasi dengan distraksi. Untuk pasien kedua yaitu
Tn. A dengan diagnosa CKD dengan keluhan sesah nafas dan
mual. TD : 170/100mmHg, RR: 26x/m. Edema kedua kaki, kadar
hemoglobin 7,3 g/dl, MCV dan MCHC normal, kratinin 32 mg/dl.
Sudah diberikan terapi cairan dan oksigen 4 lpm serta injeksi
intravena.
Karu :Terimakasih untuk perawat pelaksana pagi yang telah
menyampaikan kondisi dari semua pasien saat ini, mungkin ada
yang perlu ditambahkan. Jika tidak ada, selanjutnya, untuk
perawat pelaksana yang dinas siang disiapkan apa yang perlu
dicatat mengenai kondisi pasien saat nanti kita akan melakukan
validasi terhadap pasien
Validasi Ke Ruangan Pasien (Pelaksanaan Selanjutnya KATIM dan Perawat
Pelaksana menuju ke ruang pasien. Saat berada di ruangan pasien, KATIM
menyiapkan pasien dan bersama dengan Perawat Pelaksana siang untuk
melakukan validasi)
Katim 1 : Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat siang Ny. I, seperti biasa
Ibu, kita disini akan melakukan operan jaga yang rutin di lakukan
setiap pergantian shift yang tujuannya untuk mengkomunikasikan
keadaan pasien sekarang dan menyampaikan informasi penting
antar shift jaga. Perkenalkan perawat pelaksana yang akan
bertugas dinas siang. Ada Ners Kiki, Ners Melinda, dan Ners
Silvi, serta Ners Hellen sebagai perawat jaga pada siang hari ini.
Mereka yang akan bertugas menggantikan Perawat Pelaksana
shift pagi.
KATIM mempersilahkan PP yang bertugas untuk melakukan validasi
langsung kepada pasien.
PP Siang 1&2 : Baik bu, akan segera kami lakukan validasi (perawat menuju
ruang pasien masing-masing)
PP Siang 1 : Assalamu’alaikum ibuk, selamat siang, perkenalkan nama saya
adalah Melinda, saya adalah perawat yang dinas siang pada hari
ini, benar ini dengan Ny. I?
Pasien 1 : Iya benar sus
PP Siang 1 : Baik ibu, apakah ibu masih merasa lemas dan demam ?
Pasien 1 : Masih sus
PP Siang 1 : Apa dari perawat dinas pagi sudah melakukan suntikan
terhadap ibu?
Pasien 1 : Iya sudah sus, tapi saya masih merasa lemas dan mual.
PP Siang 1 : Iya ibu yang di rasakan sekarang merupakan efek dari obat-
obatan yang diberikan sebagai proses penyembuhan. Namun ibu
jangan kawatir karena sudah ada terapi obat yang diberikan
dokter. Baik ibu, tidak perlu sungkan bila butuh bantuan kami
akan selalu siap memberi pelayanan yang terbaik dan apabila
ibu membutuhkan sesuatu ibu bisa menghubungi saya di ruang
keperawatan atau dengan memencet tombol di sebelah tempat
tidur ibu. Terima kasih. Assalamu’alaikum wr wb.
Setelah itu, Seluruh perawat melanjutkan kunjungan ke pasien selanjutnya
yaitu Tn. A.
PP Siang 2 : Siang Tn. A bagaiamana kabarnya?
Pasien 2 : Masih sesak sus dan mual, tolong dikasih obat untuk
mualnya.
PP Siang 2 : Tadi sudah diberikan obat untuk mualnya pak, saya tidak bisa
memberikan dosis lebih, karena akan membahayakan bapak
sendiri. Saat bapak merasa mual silahkan tarik nafas dan
memberikan aroma terapi yang menyegarkan agar mual bapak
bisa berkurang.
Pasien 2 : Baik sus. Terimakasih..
PP Siang : Baik terimakasih pak, semoga lekas sembuh..
Demikian KATIM dan Perawat Pelaksana (siang) melakukan validasinya
kepada seluruh pasien yang menjalani perawatan di ruangan pajajaran
atas. Selanjutnya mereka masuk ke nurse station lagi untuk merencanakan
kegiatan selanjutnya.
Katim : Mohon maaf bu validasi sudah selesai dilakukan pada seluruh
pasien
Karu : Seluruh pasien sudah kita kunjungi, untuk kegiatan selanjutnya
adalah pengecekan tanda-tanda vital, saya serahkan ke perawat
jaga siang.
PP Siang : Baik, untuk intervensi selanjutnya kami akan melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital ke semua pasien. Dan untuk Ny. I
akan diberikan posisi senyaman mungkin dan bila perlu
konsulkan lagi ke dokter. Begitu pula dengan Tn. A.
Karu : Baik terima kasih ners Melinda. sebelum saya akhiri mungkin
ada tambahan yang perlu didiskusikan? Kalau tidak ada kita
akhiri kegiatan Timbang Terima pada siang hari ini. terimakasih
atas kerjasamanya kita tadi sudah melakukan kegiatan Timbang
Terima saya harap dengan adanya kegiatan ini proses
pendelegasian tugas bisa jelas dan terstruktur. Demikian
Timbang Terima ini, semoga apa yang telah kita lakukan ini
memberi banyak keuntungan bagi kita semua dan kita diberikan
kelancaran dalam melaksanakan tugas masing-masing.
Demikian saya akhiri pertemuan kita siang ini. Assalamualaikum
wr.wb.
Perawat : Wassalamualaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai