Anda di halaman 1dari 97

LAPORAN DESIMINASI AKHIR AWAL

PRAKTEK PROFESI NERS DEPARTEMEN MANAJEMEN


KEPERAWATAN
DI RUANG AIRLANGGA RSUD KANJURUHAN MALANG
Tanggal 18 – 20 Juni 2018

Oleh:

1. Anggara Diant Putra NIM (1730008)

2. Devan Fernanda NIM (1730016)

3. Novita Devy R NIM (1730043)

4. Rendi Rivaldi NIM (1730046)

5. Silvi Zahrotul Laily NIM (1730051)

6. Siska Aniscara NIM (1730053)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik. Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang
rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk
masyarakat, yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan
kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, dan
pelayanan keperawatan (Wandy, 2007). Tuntutan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan pada era global akan terus berubah karena masalah
kesehatan yang dihadapi masyarakat juga terus mengalami perubahan.
Masalah keperawatan sebagai bagian masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat terus menerus karena berbagai faktor yang mendasarinya juga
terus mengalami perubahan. Dengan berkembangnya masyarakat dan
berbagai bentuk pelayanan profesional serta kemungkinan adanya perubahan
kebijakan dalam bidang kesehatan, mungkin saja akan terjadi pergeseran
peran keperawatan dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada
masyarakat (Nursalam, 2014).
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
profesional. Pemberian pelayanan keperawatan secara profesional diharapkan
mampu menyelesaikan tugas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien menuju ke arah kesehatan yang
optimal (Nursalam 2014). Manajemen keperawatan di Indonesia perlu
mendapatkan perhatian lebih dalam pengembangan keperawatan pada masa
mendatang. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global
bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
professional, dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di
Indonesia. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses
keperawatan sebagai satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara
profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang (Gillies
1986, dalam Nursalam 2014).
Tingginya tuntutan masyarakat dan keluarga pasien terhadap kualitas
pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh
perawat dan tenaga medis lainnya terutama perawat. Respons yang ada harus
bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah
konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di
masa depan perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pengembangan. Hal
ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Ruang Airlangga Dalam merupakan salah satu Instalasi Rawat Inap
(IRNA) di RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen dengan unggulan kasus penyakit
dalam yang menyediakan ruang perawatan kelas III dengan jumlah tempat
tidur 12 TT dalam sebuah bangsal dengan jumlah perawat 12 orang. Ruang
Airlangga terletak di sebelah selatan tepatnya di gedung baru paru lantai 3
RSUD Kanjuruhan Kepanjen dan sebelah utara berbatasan dengan Kantor
Bupati kemudian sebelah selatan berbatasan dengan SD Negri 01 sebelah
barat berbatasan dengan Kodim 0818 dan sebelah timur berbatasan dengan
Sawah.
Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang
dilaksanakan Instalasi Rawat Inap Airlangga Rumah Sakit “RSUD
Kanjuruhan Kepanjen” adalah model asuhan keperawatan profesional dengan
metode tim. Kelebihan dari metode ini adalah memungkinkan pelayanan
keperawatan menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, serta
memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim (Nursalam, 2015). Namun dari
metode ini belum optimal dilaksanakan diruang Airlangga dikarenakan
kurangnya tenaga perawat sehingga karu dan katim merangkap menjadi
perawat pelaksana.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan metode asuhan keperawatan
professional model tim di Ruang Airlangga perlu dilakukan evaluasi bagi
ruangan untuk kesinambungan pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan
Profesional secara keseluruhan serta kami juga mencoba menerapkan
pemberian asuhan keperawatan profesional di Ruang Airlangga RSUD
Kanjuruhan Kepanjen.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip
manajemen keperawatan dan mampu mengelola pelayanan profesional
tingkat dasar secara bertanggung jawab dan menunjukkan sikap
kepemimpinan yang profesional dan melakukan model asuhan
keperawatan profesional sesuai dengan prinsip MAKP yang dijalankan
pada Ruang Airlangga RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran klinik manajemen
dan kepemimpinan keperawatan, peserta didik mampu :
1. Mengetahui profil rumah sakit RSUD Kanjuruhan Kepanjen
Kabupaten Malang
2. Menganalisa situasi di IRNA Airlangga sebagai dasar untuk
menyusun rencana strategis dan rencana operasional.
3. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah menejemen
keperwatan bersama pihak Rumah Sakit RSUD kanjuruhan
Kepanjen dan khususnya IRNA Airlangga.
4. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan masalah di
IRNA Airlangga.
5. Mengusulkan alternatif pemenuhan masalah yang bersifat tekhnik
operasional bagi Rumah Sakit dan IRNA Airlangga.
6. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan
proses pada menejemen keperawatan di IRNA Airlangga.
7. Menyusun rencana tindak lanjut dari hasil yang di capai berupa
upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama
dengan unit di Rumah Sakit Kanjuruhan dan IRNA Airlangga.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit
1. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan
di ruang Airlangga
2. Tercapainya tingkat kepuasan kinerja yang optimal.
3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan
perawat, perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat
dengan pasien serta keluarga.
4. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri
perawat.
5. Pencapaian pelayanan kesehatan yang optimal kepada
pasien.
1.3.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi institusi pendidikan dalam pelaksanaan
managemen asuhan keperawatan secara profesional.
1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan penerapan model MAKP di Ruang Inap ruang
Airlangga RSUD Kanjuruhan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan model MAKP yang
diaplikasikan di Ruang Inap ruang Airlangga RSUD
Kanjuruhan.
3. Memberikan kesempatan untuk berpikir kritis dalam
menganalisis pelaksanaan MAKP di Ruang Inap ruang
Airlangga RSUD Kanjuruhan.
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode
SWOT dan menyusun rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat mempelajari penerapan model asuhan
keperawatan professional di Ruang Inap ruang Airlangga
RSUD Kanjuruhan.
6. Tercapainya pengalaman dan kesempatan dalam
pengelolaan suatu ruang rawat inap.

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Kajian Situasi Rumah Sakit RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang


2.1.1 Sejarah Singkat Rumag Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen
Kabupaten Malang yang disingkat RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen
Kabupaten Malang adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perorang secara
paripurna dengan mengutamakan pengobatan dan pemulihan tanpa
mengabaikan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang
dilaksanakan melalui penyediaan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
gawat darurat (emergency) dan tindakan medic
1. Berdiri 1952-1958 dengan nama Rumah Sakit pertolongan atau
BKIA yang dipimpin oleh dr. Artodibyo.
2. Tahun 1967-1971 menjadi puskesmas dengan pimpinan dr.Hartono
Wijaya.
3. Tahun 1984-1986 menjadi Rumah Sakit tipe D (instruksi Gubernur
Jatim no. 26 tahun 1983) dipimpin oleh dr. Tuti Harianto MARS
4. Tahun 1987 -1996 menjadi Rumah Sakit tipe C (SK Menkes RI
no.303/SKIV/1987) dipimpin oleh dr. Ibnu Fajar
5. Tahun 1997 -2000 menjadi Rumah Sakit umum unit swadana (SK
Bupati tahun 1997) dipimpin oleh dr. Ibnu Fajar.
6. Tahun 2001-2003 menjadi badan Rumah Sakit daerah dipimpin
oleh dr. Setyo Darmono
7. Tahun 2004 menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Malang dipimpin dr April Mustiko R,SpA
8. Tahun 2005-2008 Rumah Sakit Umun Daerah Kabupaten Malang
dipimpin oleh dr Agus Wahyu Arifin, MM.
9. Tahun 2008-2010 terjadi perubahan nama menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang
dipimpin oleh dr. Lina Julianty, S.pM
10. Tahun 2011 – sekarang Rsud “Kanjuruhan” Kepanjen dipimpin
oleh dr. Harry Hartanto, MM diikuti dengan perubahan karyawan
menjadi 640 orang dan jumlah tempat tidur 270 (http://rsud-
kanjuruhan.malangkab.go.id/).

Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen terletak diatas tanah seluas
32.140 m² dengan bangunan yang didirikan dan digunakan untuk operasional
pelayanan sampai saat ini mencapai 11.550 m², berada di daerah malang selatan dan
mempunyai 270 tempat tidur dengan tingkat hunian rata – rata mencapai 79,31 % per
tahun. Wilayah dispensi atau jangkauan pelayanan rumah sakit meliputi Malang
selatan hingga perbatasan Kabupaten Blitar dan Lumajang.
Pada tahun 2015 Rumah Sakit ini telah Bersertifikat Akreditasi Rumah Sakit
dengan Lulusan Tingkat Paripurna oleh Oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah
Sakit), dengan masa berlaku 25 November 20015 s/d 24 November 2018.
2.2 Visi dan Misi
 VISI
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang MADEP MANTEB
MANETEP
 MISI
1) Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Rujukan Secara Konprehensif
dan Pelayanan Unggulan Yang Inovatif
2) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Rumah Sakit yang Mendukung
Mutu Pendidikan dengan melaksanakan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
 MOTTO, NILAI DAN ICON
1) Motto
Kepuasan Anda Adalah Tujuan Utama Layanan Kami
2) Nilai
Cinta Kasih, Tulus Ikhlas, Kejujuran, Professional dan Kebersamaan
3) Icon
“HOSPITAL WITHOUT WALL
2.3 Jenis-Jenis Pelayanan Di Rumah Sakit
1. Fasilitas Pelayanan :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan / Poliklinik terdiri dari:
a) Klinik Anak
b) Klinik Tumbuh kembang
c) Klinik Penyakit Dalam
d) Klinik Kebidanan dan Kandungan
e) Klinik Bedah
f) Klinik Orthopedi
g) Klinik Saraf
h) Klinik Bedah Saraf
i) Klinik THT
j) Klinik Mata
k) Klinik Kulit dan Kelamin
l) Klinik Gigi dan Mulut
m) Klinik Paru
n) Klinik Jantung
o) Klinik Jiwa
p) Klinik Psikologi
q) Klinik VCT
r) Klinik Rehab MediS
c. Ruang Rawat Inap
1. Ruang Rawat Inap VIP
a) Ruang Hasanudin
2. Ruang kelas 1
a) Ruang Gajahmada
b) Ruang Empu Tantular (khusus anak)

3. Ruang kelas 2
a) Ruang Cut Nya’ Dien
b) Ruang Fatahilah
c) Ruang Empu Tantular (khusus anak)
4. Ruang kelas 3
a) Ruang Airlangga
b) Ruang Brawijaya
c) Ruang Emputantular (Khusus Anak)
d) Ruang Imam Bonjol
e) Ruang Diponegoro
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Pelayanan Intensif
7. Instalasi Hemodialisa
8. Instalasi Pusat Pelayanan Terpadu
9. Instalasi Pelayanan Khusus
10. Instalasi Rehabilitasi Medik
11. Instalasi Kamar Bersalin
12. Instalasi Gizi
13. Instalasi Patologi Klinik
14. Instalasi Radiologi
15. Instalasi Farmasi
16. Instalasi Sterilisasi Sentral
17. Instalasi Kedokteran Kehakiman
18. Instalasi Pemeliharaan dan Sanitasi Lingkungan

2.4 Fungsi Manajemen


2.4.1 Planning/ Perencanaan
1. 1. Visi dan misi organisasi
a) Visi
Terciptanya pelayanan kesehatan secara paripurna
dengan SDM yang berkualitas untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan dan proses bimbingan terhadap mahasiswa praktek.
b) Misi
1) Meningkatkan kualitas SDM guna mendukumng upaya
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan paripurna kepada
masyarakat.
2) Mewujudkan pelayanan keperawatan secara profesioal
sesuai dengan standart asuhan keperawatan.
3) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada semua
lapisan masyarrakat secara cepat, tepat dan nyaman sesuai
denga prioritas kasus dilandasi dengan etika profesi.
2. Peraturan
Tata tertib dan peraturan yang ada di rumah sakit sudah dijelaskan
di depan atau di tempat pendaftaran, jadi untuk orientasi pasien baru
perlu diadakan revisi dimana di runagan sudah tidak ada lagi
orientasi ruangan baru tapi penjelasan tentang patient safety dan
pengendalian infeksi untuk pasien dan keluarga serta perlu dijelaskan
untuk tentang jalur evakuasi apabila ada bencana karena untuk jalur
evakuasi belum dijelaskan dan pasien belum tahu bagaimana apabila
terjadi bencana yang tidak diinginkan itu terjadi, dan perlu diperjelas
juga untuk jalus evakuasi di setiap kamar-kamar untuk kejalasan
pasien dan keluarga tentang arah jalan keluar apabila terjadi bencana.
Diruangan sendiri peraturan untuk jam kunjuangan sudah
tercantum di pintu masuk ruangan, namun peraturan ini tidak
berjalan dengan baik dikarenakan fasilitas satu pintu yang dimiliki
oleh ruang Airlangga hasil wawancara Kepala Ruang Airlangga.
Untuk peraturan lain seperti kalung penunggu hanya 7 dari 12
penunggu pasien yang memakai kalung penunggu pasien dirunagan
hasil observasi tanggal 18 Juni 18.
3. Perencanaan strategis
Strategi pencapaian tujuan dan sasaran adalah merupakan strategi
organisasi yang berisi rencana menyeluruh dan terpadu mengenai
upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara operasional dengan
memperhatikan ketersediaan sumber daya organisasi. Sebagai satu
cara untuk mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi.
4. Kebijakan dan prosedur rumah sakit/ unit keperawatan
Mengoptimalkan semua sumber daya (tenaga, sarana, prasarana,
peralatan dan peratura-peraturan yang mendukung untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
2.4.2 Organizing/ Pengorganisasian
1. Stuktur organisasi rumah sakit
2. Struktur organisasi ruangan
Ruang rawat inap Airlangga dipimpin oleh kepala ruang, dibantu oleh 2
ketua tim dan 21 perawat pelaksana, 2 administrator, dan 5 cleaning service.
Adapun struktur organisasinya
KEPALA RUANG
Winardi Santoso,
Amk

Wakil Kepala Ruang 1 : Wakil Kepala Ruang 2 :


Yuni Astutuik, Amd. Kep
PERAWAT Yusmanto, Amd. Kep PERAWAT
PERAWAT PERAWAT
PELAKSANA PELAKSANA
PELAKSANA PELAKSANA
Eko Arjasanto,
PERAWAT Yudha Dwi P, Amd.
Supaat, Amd.
PERAWAT Kep Eko Juli, Amd. Kep
PERAWAT PERAWAT
S.Kep.,Ns
PELAKSANA Kep
PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA
Yudha Dwi P, Amd.
PERAWAT Benny C, Amd. Kep
PERAWAT FaridPERAWAT
M, Amd. Kep Rendy P, Amd. Kep
PERAWAT
Kep
PELAKSANA
PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA
Etik Apriana,
PERAWATAmd. PERAWAT
RikaPERAWAT
K, S.Kep.,Ns Fenty Y, Amd. Kep
PERAWAT Dwi Anita, Amd. Kep
Kep
PELAKSANA PELAKSANA
PELAKSANA PELAKSANA
Pristiwanto W, Amd. PERAWAT Ifauziah Alif, Amd.
Administrasi Enny B, Amd. Kep Ana S, Amd. Kep
Administrasi AirlanggaKep
Kep PELAKSANA
Airlangga IPD Syaraf
Nindy Septya M,
Sri Hartatik Mutilah, SE
Amd. Kep
= Tempat dilakukannya pratek pengelolaan
manajemen
Gambar 3 : Struktur organisasi IRNA Airlangga IPD & Syaraf

3. Uraian tugas
Dengan uraian tugas keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Kepala Ruang Irna Perawatan Airlangga
1) Pengertian
Adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung
jawab dan wewenang dalam mengatur dan mengendalikan
kegiatan pelayanan keperawatan di ruang Rawat Inap Kelas III
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Instalasi Rawat Inap
2) Tugas Pokok
Mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan
pelayana keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya
3) Fungsi
a) Bertanggung jawab kepada Ka.Irna atas semua kegiatan di
ruang perawatan.
b) Pengkoordinasian kegiatan pelayanan perawatan di ruang
perawatan.
c) Perencanaan pelaksanaan progam pengendalian dan penilaian
seluruh kegiatan pelayanan
d) Pemberian dorongan, bantuan serta bimbingan pada
pelaksanaan perawatan dan tenaga lainnya.
4) Uraian Tugas
a) Melaksanakan fungsi perencanaan (PI) meliputi :
1) Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan diruang perawatan yang bersangkutan
3) Bersama Ka Instalasi menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk
perawatan, koordinasi dengan Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan (Kabidyanper)
b) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)
meliputi :
1) Mengatur dan koordnasi seluru kegiatan pelayanan di
ruang perawatan, melalui kerja sama dengan petugas lain
yang bertugas di ruang perawatan
2) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan
tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan
yang berlaku di rawat sakit
3) Melaksanakan orientasi kepada mahasiswa keperawatan
baru/tenaga lan yang akan kerja di ruang perawatan
4) Memberikan orentasi kepada mahasiswa keperawatan dan
menggunakan ruang perawatan sebagai lahan praktek
5) Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi:
penjelasan tentang perturan rumah sakit, tata tertib ruang
rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya sert
kegiatan rutin sehari-hari
6) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan sesuai standar
7) Mengadakan pertemuan berkala/ sewaaktu-waktudengan
staf keperawatan dan petugas lain
8) Memberikan kesepatan/ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikut kegiatan ilmiah/pelatihan dengan koordinasi
kepala instalasi/Kepala Bidang Keperawatan
9) Mengatur dan mengkoordinasikan pemilaharaan alat agar
selalu dalam Keadaan siap pakai
10) Bertanggung jawab teradap pelaksannan visite dokter dan
progam pengobatan pasien
11) Mengemlompokkan pasien dan mengatur penempatan di
ruang perawatan menuru tingkat kegawatan, infeksi/non
infeksi, untuk pelayanan memberikan asuhan keperawatan
12) Mengendalikan kualtas pencataan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar
13) Memberi motivas kepada petugas dalam memelihara
keberihan lingkungan ruang perwatan
14) Meneliti pengisian formulir sensus harian di ruang
perawatan
15) Menyimpan berkas catatan medis pasien dalam masa
keperawatan di ruang perawatnya dan selanjutnya
mengembalikan berkas tersebut kebagian medikal record
bila pasien keluar/pulang
16) Bertanggung jawab terhadap laporan harian mengenai
pelaksanaan asuhan keperawatan serta kegiatan lainnya
dan di sampaikan kepada atasannya
17) Bertanggung jawab terhadap pelaksaan serah terima pasien
dan lain-lain pada saat pergantian dinas
c) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendilan dan penilain
(P3) meliputi:
1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah di tentukan
2) Melakukan penilaian kinerja keperawtan yang berada di
bawah tanggung jawabnya
3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai penyagunaan
tenaga keperawatan, peralatan dan obat-obatan
4) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai
standar yang berlaku secara mendiri atau koordinasi
dengan tim pengendalian asuhan keperawatan
5) Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Ruangan mempunyai
wewenang sebagai berikut :
a) Meminta informasi dan pengarahat kepada atasan
b) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas
keperawatan
c) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan dan mutu asuhan
keperawatan di ruang perawatan
d) Mendatangani surat dan dokumen yang di tetapkan menjadi
wewenang Kepala Ruang
e) Menghadiri rapat berkala dengan kepala
instalasi/kasih/kapala rumah sakit untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
b.Wakil Kepala Ruang
1) Pengertian
Adalah seorang perawat yang mendampingi kepela ruangan
dalam pelaksanaan pelayanan di Instalasi Rawat Inap.
2) Tugas Pokok
Bersama-sama Kepala Ruang mengawas dan mengendalikan
kegitan pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawabnya
3) Fungsi
a) Bertanggung jawab kepada Ka Ruang
b) Pelaksanaan tugas Ka Ruang bila Ka Ruang berhalangan
hadir
4) Uraian Tugas
a) Melaksanakan fungsi perencanaan (PI) meliputi :
1) Bersama kepala ruang menyusun rencana kerja Kepala
Ruangan
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan diruang perawatan yang bersangkutan
b) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)
meliputi :
1) Menggantikan tugas kepala ruang bila berhalangan hadir
2) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan
tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit
3) Malaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan
baru/tenaga lain yang akan kerja di ruang perawatan
4) Memberikan orientasi kepada mahasiswa keperawatan dan
menggunakan ruang perawatan sebagai lahan praktek
5) Memberi orientasi kapada pasien/keluarganya meliputi
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruangan rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya
serta kegiatan sehari-hari
6) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan sesuai standar
7) Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan
staf keperawatan dan petugas lain
8) Memberikan kesempatan/ijin kepada staf keperawatan
untuk mengikuti kegiatan ilmiah/pelatihan dengan
koordinasi Kepala Instalasi/Kepala Bidang Perawatan
9) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan
sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan/kebijakan rumah
sakit
10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar
selalu dalam keadaan siap pakai
11) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan visite dokterdan
progam pengobatan pasien
12) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di
ruang perawatan menurut tingkat kegawatan, infeksi/non
infeksi, untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan
13) Mengendalikan kualitas pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar
14) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara
kebersihan lingkungan ruang perawatan
15) Meneliti pengisian formulir sensus harian di ruang
perawatan
16) Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan makan
pasien berdasarkan macam dan jenis makanan pasien
17) Meneliti/memeriksa ulang pada saat pengkajian makan
pasien sesuai dengan progam dietnya
18) Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa
perawatan di ruang rawatnya
19) Bertanggung jawab terhadap laporan harian mengenai
pelaksaan asuhan keparawatan serta kegiiatan lainnya dan
disampaikan kepada atasannya
20) Bertanggung jawab terhadap terhadap pelaksaan
bimbingan mahasiswa keperawatan yang menggunakan
ruang perawatan sebagai lahan praktek
21) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyuluhan
kesehatan kepada pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar
dalam batas wewenangnya
22) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan serah tarima
pasen dan lain-lain pada saat pergantian dinas
c) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalan dan penilaian
(P3) meliputi:
1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan
2) Mengawasi dan menilai mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan progam
bimbingan yang telah ditentukan
3) Melakukan penilaian kerja tenaga keperawatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya
4) Mengawasi, mengendalikan, dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan dan obat-obatan
5) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai
standar yang berlaku secara mandiri atau koordinasi
dengan tim pengendalian mutu asuhan keperawan.
5) Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya, Wakil Kepala Ruangan
mempunyai wewenang sebagai berikut :
a) Memintai informasi dan pengarahan kepada atasan
b) Memberikan petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf
keperawatan
c) Mengaewasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan d
ruang perawatan
d) Mendatangi surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang Kepala Ruang
e) Manghadiri rapat berkala dengan Kepala Instalasi/Kasi/Kepala
rumah sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayan
keperawatan.

4. Pengorganisasian perawatan klien (Metode TIM)


Sistem pengorganisasian perawatan pada klien di Ruang
Airlangga menggunakan metode TIM, yaitu Tim 1 berada di
Airlangga Syaraf dan Tim 2 berada pada Airlangga IPD.
5. Pengaturan jadwal sift dinas
Berdasarkan hasil wawancara pengaturan jadwal sift dinas di
ruang Airlangga diatur oleh Kepala Ruang. Dan pembagian jadwal
dinas menggunakan metode TIM.
2.4.3 Staffing/ Ketenagaan
2.1 Rencana kebutuhan tenaga
Perencanaan Tenaga atau staffing merupakan satu fungsi utama
seorang pemimpin organisasi, termasuk organisasi keperawatan
(Gillies, 2010). Keberhasilan suatu organisasi salah satunya
ditentukan oleh kualitas SDM nya. Hal ini berhubungan erat dengan
bagaimana seorang pemimpin merencanakan ketenagaan di unit
kerjanya. Di RSUD Kanjuruhan kebutuhan tenaga kerja disesuaikan
dan diatur dari usulan ruangan kemudian ka. instalasi lalu
manajemen wadir pelayanan dan Koordinasi kabit Keperawatan
tentang ketenagaan lalu Direktur sebagai aska sesuai dengan
kebutuhan masing-masing ruangan. Seperti di Ruang Airlangga
“IPD” jumlah tenaga kerja sebanyak 11 pegawai.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan
kategori yang akan di butuhkan untuk askep klien di setiap unit.
Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah
staf yang dibutuhkan berdasarkan kategori klien yang di rawat, rasio
perawat, dan klien untuk memenuhi standar praktik keperawatan.
2.2 Sistem penerimaan pegawai baru (recruitment)
Recruitmen adalah upaya pencarian sejumlah calon karyawan
yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka
perusahaan dapat menyeleksi orang – orang yang paling tepat untuk
mengisi lowongan pekerjaan yang ada (Nanang, 2008).Di RSUD
kanjuruhan sumber perekrutan di dapat dari tes tulis, wawancara dan
praktek.
Mencari tenaga kerja yang profesional dan berkualitas tidaklah
gampang.Merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah organisasi dan
perusahaan-perusahan harus melakukan penyaringan untuk anggota
atau para pekerja yang baru.Untuk itulah rekrutmen tenaga kerja
dibutuhkan untuk menyaring para pelamar yang ingin melamar.
Dalam organisasi, rekrutmen ini menjadi salah satu proses yang
penting dalam menentukan baik tidaknya pelamar yang akan
melamar pada organisasi tersebut.
2.3 Penempatan
Setelah proses seleksi maka proses penempatan dilakukan.
Penempatan adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi
pekerjaan yang tepat, seberapa baik seorang karyawan cocok dengan
pekerjaannya akan mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan
(Mathis & Jackson, 2006). Penempatan pegawai adalah untuk
menempatkan pegawai sebagai unsur pelaksana pekerjaan pada
posisi yang sesuai dengan kemampuan, kecakapan dan keahliannya
(Suwatno, 2003).Di RSUD Kanjuruhan penempatan dilakukan oleh
Direktur RSUD Kanjuruhan sesuai dengan kemampuan dan keahlian
yang dimiliki oleh pegawai tersebut.
2.4 Pengembangan staf : pendidikan dan pelatihan
Setiap perusahaan dituntut untuk siap dan peka dalam
menghadapi perubahan lingkungan organisasi perusahaan yang
semakin cepat dan kompleks.pengembangan adalah usaha-usaha
untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam lingkungan
pekerjaan untuk menghadapi berbagai penugasan. Pengembangan
karyawan adalah usaha – usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan
(Malayu, 2005).Di RSUD Kanjuruhan pengembangan staf dilakukan
oleh ruangan dan rumah sakit untuk peningkatan mutu dan pelayanan
rumahsakit.
2.5 Jenjang karir
Pengembangan karir adalah suatu kondisi yang menunjukkan
adanya peningkatan status seseorang dalam suatu orgnisasi pada
jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan.
Di RSUD Kanjuruhan, pegawai baru akan di tempatkan di masing-
masing ruangan sesuai keahliannya dan jenjang karir pekerjaannya
akan dimulai dari awal dan akan mengalami kenaikan jabatan secara
bertahap.

2.6 Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien
dan efektif (Sudjana D, 2004).Supervisi keperawatan adalah kegiatan
pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara
berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah keperawatan, masalah ketenagaan dan
peralatan, agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat
(Depkes, 2000).
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan
secara langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup
untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang
baik.Menurut WHO (1999), tujuan pengawasan adalah:
1) Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan dalam tempo yang diberikan dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia.
2) Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan para
petugas kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan dan
pemahaman serta mengatur pelatihan yang sesuai.
3) Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi penghargaan
atas pekerjaan yang baik dan mengenali staf yang layak diberikan
kenaikan jabatan dan pelatihan lebih lanjut.
4) Memungkinakan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi
petugas telah cukup dan dipergunakan dengan baik.
5) Memungkinkan manajemen menentukan penyebab kekurangan pada
kinerja tersebut.
6) Supervisi dilakukan oleh supervisor yang bertujuan untuk memantau
setiap ruangan.
2.7 Pendelegasian
Pendelegasian diartikan sebagai pengalihan sebagian wewenang
formal manajer kepada bawahannya. Delegasi biasanya dibagi dalam
beberapa aspek, yaitu: pengalokasian tugas, pelimpahan wewenang
dan pemberian tanggung jawab kepada bawahan dan menerima
pertanggungjawaban.
Dalam pendelegasian, pemimpin memercayakan tugas,
wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan
pertanggungjawaban yang sekaligus "menuntut" adanya hasil kerja
yang pasti dari bawahan.Dalam pendelegasian, pemimpin
memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan
pertanggungjawaban yang sepadan bagi pelaksanaan kerja sehingga
bawahan dengan sendirinya dituntut untuk bertanggung jawab penuh
dalam pelaksanaan kerja.
2.8 Mekanisme penyelesaian masalah
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara
pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik
termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang
mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari
pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi
kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang
berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah
informasi yang akurat tentang situasi konflik.Hal ini karena
komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada
kepercayaan terhadap pihak ketiga.
2.4.4 Directing/ Pengarahan
1. Komunikasi
a) Arah komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara jenis komunikasi terakait
instruksi dilakukan dari atasan ke bawahan, yaitu dari kepala
ruang kepada ketua tim satu di IPD dan ketua Tim dua berada di
syaraf setelah itu dari ketua tim satu dan ketua tim dua,
menyampaikan ke perawat pelaksana di masing-masing tim.
b) Jadwal pertemuan/ rapat.
Berdasarkan wawancara, kegiatan pertemuan/ rapat bisa
dijadwalkan sewaktu-waktu.
c) Faktor penghambat komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara tidak didapatkan hambatan
dalam komunikasi karena sudah banyak media komunikasi yang
digunakan.

2. Motivasi
a) Cara memotivasi individu atau kolompok
Seperti yang telah dikemukakan, motivasi seorang
individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang
bersifat internal maupun eksternal.Dalam suatu organisasi
formal, motivasi merupakan tugas seorang pimpinan untuk
membuat karyawan melakukan apa yang harus dilakukan.
Pimpinan dapat memotivasi karyawan dengan berbagai cara,
diantaranya:
(1) Menginspirasi, yaitu dengan memasukkan semangat ke
dalam diri orang agar bersedia melakukan sesuatu dengan
efektif.
(2) Mendorong, yaitu dengan merangsang orang untuk
melakukan apa saja yang harus dilakukan melalui pujian,
persetujuan dan bantuan.
b) Sistem reward dan punishment
1) Definisi reward (Penghargaan)
Penghargaan adalah jumlah pembayaran yang
diterima dan tingkat kesesuaian antara pembayaran tersebut
dengan pekerjaan yang dilakukan.(Prof. Dr. FX. Suwarto,
M.S, 2011) Penghargaan (reward) adalah sebuah bentuk
apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan, baik
oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga yang
biasanya diberikan dalam bentuk material atau
ucapan.Dalam organisasi ada istilah insentif, yang
merupakan suatu penghargaan dalam bentuk material atau
non material yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi
perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan
menjadikan modal motivasi yang tinggi dan berprestasi
dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi.
Penghargaan ekstrinsik adalah imbalan yang berasal
dari pekerjaan. Imbalan tersebut mencakup: uang, status,
promosi dan rasa hormat.
 Penghargaan uang (Financial reward: Fringe Benefits)
adalah imbalan ekstrinsik yang utama, dan secara
umum diakui bahwa uang adalah pendorong utama,
namun jika karyawan tidak melihat adanya hubungan
antara prestasi dengan kenaikan yang pantas, uang tidak
akan menjadi motivator yang kuat sehingga perlu
diciptakan system penilaian prestasi yang jelas.
 Tunjangan utama dari kebanyakan organisasi adalah
program pensiun, biaya opname, dan sebagainya.
 Status adalah penghargaan antar pribadi (Interpersonal
reward) yaitu dengan menugaskan individu pada
pekerjaan yang berwibawa.
 Rasa hormat/pengakuan adalah penggunaan manajerial
atas pengakuan atau penghargaan melibatkan
pengetahuan manajer tentang pelaksanaan pekerjaan
yang baik
 Promosi adalah perpindahan seorang karyawan dari
satu tempat/ jabatan ke tempat/jabatan lain yang lebih
tinggi.
2) Definisi Hukuman (Punishment)
Hukuman (punishment) adalah sebuah cara untuk
mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan
tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini,
hukuman diberikan ketika sebuah tingkah laku yang tidak
diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau
orang yang bersangkutan tidak memberikan respon atau
tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan.
Dalam menjalankan organisasi diperlukan sebuah
aturan dan hukum yang berfungsi sebagai alat pengendali
agar kinerja pada organisasi tersebut dapat berjalan dengan
baik. Jika aturan dan hukum dalam suatu organisasi tidak
berjalan baik maka akan terjadi konflik kepentingan baik
antar individu maupun antar organisasi.
Pada beberapa kondisi tertentu, penggunaan
hukuman dapat lebih efektif untuk merubah perilaku
pegawai, yaitu dengan mempertimbangkan: Waktu,
Intensitas, Jadwal, Klarifikasi, dan Impersonalitas (tidak
bersifat pribadi).

3) Penghargaan (Reward) dan Hukuman (Punishment)


dalam Organisasi
Dalam berorganisai misalnya, pemberlakuan metode
Reward And Punishment merupakan hal yang penting untuk
membentuk pribadi dari warga organisasi tersebut. Jika
Punishment menghasilkan efek jera, maka Reward akan
menghasilkan efek sebaliknya yaitu ketauladanan, untuk
membuat Reward dan Punishment dapat berjalan denga baik
diperlukan nya konsistensi yang dapat menjamin bahwa
reward yang diberikan haruslah bersifat konkrit
(bermanfaat), dan Punishment yang diberikan bersifat keras
dan tidak pandang bulu. Secara teori, penerapan reward dan
punishment secara konsekuen dapat membawa pengaruh
positif, antara lain:
 Mekanisme dan sistem kerja di Suatu Organisai
menjadi lebih baik, karena adanya tolak ukur kinerja
yang jelas.
 Kinerja individu dalam suatu Organisasi semakin
meningkat, karena adanya sistem pengawasan yang
obyektif dan tepat sasaran.
 Adaya kepastian indikator kinerja yang menjadi
ukuran kuantitatif maupun kualitatif tingkat
pencapaian kinerja para individu Organisasi.
Pada dasarnya keduanya sama-sama dibutuhkan dalam
memotivasi seseorang, termasuk dalam memotivasi para
pegawai dalam meningkatkan kinerjanya.Keduanya
merupakan reaksi dari seorang pimpinan terhadap kinerja
dan produktivitas yang telah ditunjukkan oleh bawahannya;
hukuman untuk perbuatan jahat dan ganjaran untuk
perbuatan baik.Melihat dari fungsinya itu, seolah keduanya
berlawanan, tetapi pada hakekatnya sama-sama bertujuan
agar seseorang menjadi lebih baik, termasuk dalam
memotivasi para pegawai dalam bekerja.
4) Tujuan Penghargaan (Reward) dan Hukuman
(Punishment)
Ada tiga fungsi atau tujuan penting dari penghargaan
yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang
diharapkan:
 Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai
prestasi
 Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki
kemampuan lebih
 Bersifat Universal
Ada tiga fungsi atau tujuan penting dari hukuman
yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang
diharapkan:
1. Membatasi perilaku. Hukuman menghalangi terjadinya
pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan.
2. Bersifat mendidik.
Memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari
tingkah laku yang tidak diharapkan
Analisa :
Apabila reward dan punishment diterapkan di ruang
Airlangga akan lebih meningkatkan kinerja dan memecu
tenaga medis yang berada di ruangan untuk lebih maju
lagi. Dangan menggunakan keputusan bersama dan
disetujui oleh masing-masing pegawai yang ada akan
meningkatkan tanggung jawab lebih di masing masing
pegawai.
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 Hasil Pengkajian 5 M ( Man, Material, Method, Money, Mutu)

3.1.1 Man

a. Kuantitas Sumber Daya Manusia

Jumlah perawat diruang Airlangga di bagian IPD sebagai berikut:


Tabel 1 jumlah tenaga Keperawatan Berdasarkan Jenis Kelamin

N Jenis Kelamin Jumlah


o
1 Laki-laki 5
2 Perempuan 5
Total 10

b. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Berikut ini adalah beberapa data tentang sumber daya manusia yang ada
diruang Airlangga berdasarkan wawancara, observasi, dan data di ruangan
sebagai berikut:

1) Tenaga Keperawatan

Tabel 2 Kualifikasi tenaga keperawatan ruang Airlangga Rumah


Sakit Kanjuruhan Kepanjen data diambil pada tangga 18-20 Juni
2018

N
Kualifikasi Jenis Jumlah Total Prosentase
o
PNS 2
1 S1 Keperawatan 3 20%
HHL 1
2 D3 Keperawatan PNS 2 6 75%
HHL 4
3 AKPER HHL 1 1 5%
TOTAL 10 100%

Berdasrkan table diatas dapat di interprestasikan bahwa terdapat 10


orang perawat di ruang Airlangga, 6 orang pendidikan D3 Keperawatan 2
diantaranya sebagai pegawai negeri sipil atau (PNS) dan 4 masih honorer,
dan 3 orang perawat pendidikan S1 Keperawatan, 2 orang sebagai
pegawai negeri sipil (PNS) dan 1 orang pegawai honorer, serta 1 orang
dengan pendidikan AKPER.

2) Non Keperawatan

Tabel 3 Tenaga Non Keperawatan Ruang Airlangga Rumah Sakit


Kanjuruhan Kepanjen Data di Ambil Pada Tanggal 18-20 Juni 2018

N Kualifikasi Jumlah Porsentase


o
1 Administrasi 1 100%
Total 1

Berdasarkan table di atas dapat di interprestasikan bahwa tenaga non


keperawatan yaitu administrasi 1 orang .

Kualitas Tenaga Keperawatan

Berdasarkan hasil rekapitulasi yang di dapatkan kualifikasi tenaga


keperawat diruang Airlangga IPD RSUD Kanjuruhan sebagai berikut:

Tabel 4 Kualitas Tenaga Keperawtan Ruang Airlangga IPD Rumah Sakit


Kanjuruhan Kepanjen data di ambil pada tanggal 18-20 Juni 2018.

No Nama Pendi Masa Kerja Jenis Pelatihan Yang Pernah di


dikan Ikuti
1 Winardi S1 27 thn PNS 1 MPKP
Santoso kep. 2 BCLS PITC
3 ECG
4 PKRS
5 Lokakarya
Manajemen
6 Pelatihan komunikasi
efektif dan edukasi
kolaborasi,
7 Penatalaksanaan nyeri,
8 Peningkatan mutu
keselamatan pasien
9 Petugas oprasional
jama’ah haji,
10 Pelayanan prima
11 Penyegaran pasien
sefetey
12 Basic mentality
13 Training
kompetensi TIM
kesehatan haji
14 Pengendalian HIV/
AIDS
15 Pencegahan infeksi
terkini di badan RS
16 Manajemen perawatan
CVA dan
penatalaksanaan pasca
bedah trepanasi
Pelatihan
kepemimpinan

2 Yuni Astutik, DIII 27 thn PNS 1 MPKP


Amd. Kep 2 BCLS
3 Eko Arjasanto Ners 11 thn PNS 1 BLS/ BCLS
S.Kep. Ns. 2 Pelayanan prima
3 PPGD
4 PEKERTI
5 Pelatihan Pemb.
Klinik
6 MPKP
7 PPI
8 EKG
9 Komp. Tim haji
Indonesia
10 Kpm. Efektif
11 Pelatihan NNN
4 Pristiwanto AKPE 12 thn PNS 1 Pengendalian HIV
R 2 Rawat Luka
3 BCLS
5 Benny DIII 4 thn HHL 1 BCLS
Chandra Amd. 2 Terapi Cairan
Kep 3 Menejemen rawat luka
4 Pelayanan Prima
6 Yudha D.P DIII 3 thn HHL 1 BCLS
Amd. Kep 2 MPKP
3 PPGD
7 Enny B. Amd. DIII 7 thn PNS 1 MPKP
Kep 2 ACLS
3 ECG
4 Workshop Endoscopy
8 Etik Apriana DIII 8 thn HHL 1 MPKP
Amd. Kep 2 BCLS
3 Victory English
Course
4 Pengendalian HIV
5 Pelayanan Prima
6 Healt hoe the blood
get around the body.
9 Rika Kusuma Ners 2 thn HHL 1 BCLS
S.Kep. Ns
10 Nindy Septya DIII 2 thn HHL 1 BCLS
Amd. Kep.
11 Supaat DIII 27 thn PNS 1 MPKP
2 BCLS PITC
3 ECG
4 PKRS
5 Lokakarya
6 Manajemen
7 Pelatihan komunikasi
8 efektif dan edukasi
9 kolaborasi,
10 Penatalaksanaan nyeri,
11 Peningkatan mutu
12 keselamatan pasien
13 Petugas oprasional
14 jama’ah haji,
15 Pelayanan prima
16 Penyegaran pasien
17 sefetey
Basic mentality
Training
kompetensi TIM
kesehatan haji
Pengendalian HIV/
AIDS
Pencegahan infeksi
terkini di badan RS
Manajemen perawatan
CVA dan
penatalaksanaan pasca
bedah trepanasi
Pelatihan
kepemimpinan

Analisa:

Berdasarkan table diatas, dapat disimpulkan bahwa di ruangan


Airlangga IPD memiliki 10 tenaga keperawatan dan 1 orang tenaga
administrasi dimana diantaranya tenaga berpendidikan S 1 Keperawatan
berjumlah 3 orang, D III sebanyak 6 orang dan 1 orang berpendidikan
AKPER.

Asnalisa data perhitungan jumlah perawat menurut Douglas

Pelayanan serta tingkat ketergantungan pasien di ruang rawat inap


Airlangga IPD RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada tanggal 18-20 Juni
2018. Berdasarkan hasil pendataan di dapatkan data sebagai berikut
tanggal 18-20 juni 2018 terdapat pasien dengan tingkat ketergantunggan
total 1 pasien, parsial 3 pasien, dan minimal 8 pasien sehingga dapat
dianalisa sebagai berikut.
Tabel 6 Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan Metode Douglas
tanggal 19 Juni 2018.

PAGI SIANG MALAM


MINIMAL CARE 8 X 0.17 = 1.36 8 X 0.14 = 1.12 8 X 0.10 = 0.8
PARSIAL CARE 3 X 0.27 = 0.81 3 X 0.15 = 0.45 3 X 0.07 =
0.21
TOTAL CARE 1 X 0.36 = 0.36 1 X 0.30 = 0.30 1 X 0.20 =
0.20
JUMLAH 2.53 (3) 1.87 (2) 1.21 (1)
Jumlah tenaga perawat persift menurut douglas
Pagi : 3 Perawat
Siang : 2 Perawat
Malam : 1 Perawat
Jumlah tenaga perawat menurut douglas ialah 6 perawat
Jumlah tenaga lepas dinas perhari :
Jumlah lepas dinas dlm 1th X Jumlh Perawat /Jmlh 86 X 6 / 279 = 516 /
279 = 1.84 (2)
Jadi jumlah perawat yang di perlukan sehari kerja yaitu:
6 orang + 2 structural (kepala ruang dan wakil kepala ruang) + 2 orang
lepas dinas sehinga dalam satu hari ada 10 orang

Keterangan: Angka 86 ialah jumlah hari libur / lepas dinas dalan 1 tahun,
sedangkan 279 adalah hari efektif dalam 1 tahun

2. Analisa (Kebutuhan tenaga)

Tanggal 18-20 juni 2018 di ruang Airlangga dalam tenaga keperawatan pada.
sift pagi 1 kepala ruang 1 kepala tim dan 2 orang perawat pada sift pagi, 2 orang
perawat pada sift sore, 2 orang perawat di sift malam dan 2 orang perawat libur,
sehingga jumlah total keseluruhan ada 10 orang. Jadi dapat di simpulkan untuk
bertugas diruang Airlangga IPD RSUD Kanjuruhan Kepanjen tenaga keperawatan
untuk dinas pagi kurang 1 orang.

3.1.2 Material

1) Penataan gedung / lokasi dan denah ruangan

Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan di


ruang Airlangga Dalam RSUD “KANJURUHAN” dengan uraian
denah sebagai berikut

1
Penataan gedung / lokasi dan denah ruangan

3
2
4
5
6
8
7
Keterangan

1. Laboratorium
2. Lahan terbuka Hijau
3. Ruang Empu Tantular (Anak)
4. Poliklinik
5. Instalasi Gizi
6. Ruang Airlangga Dalam Lantai 3
7. Masjid
8. Ruang Hemodialisa (HD)

Lokasi penerapan proses manajemen keperawatan ini dilakukan di ruang


Airlangga Dalam RSUD “KANJURUHAN” dengan uraian denah sebagai
berikut:

KM pasien
lemari
KM perawat/
spool hock

KM pasien KM pasien KM pasien


Bed 1 Bed 2 Bed 3 Bed 4 Bed 5

Nurse
station Bed 6 Bed 8
Bed 10

Lift masuk
Bed 12
Bed 7 Bed 9 Bed 11

Tangga
masuk
1) Fasilitas sarana dan prasarana
Lokasi penerapan praktek manajemen keperawatan dilakukan di Ruang
Airlangga kanjuruhan RSUD “Kanjuruhan”. Ruang Airlangga dibagi
menjadi dua yaitu Airlangga saraf dan Airlangga dalam dengan penjelasan
sebagai berikut : Ruang Airlangga Dalam berbentuk kamar dengan nurse
station terletak di tenggah dekat tangga masuk. Ruang Karu berada di ruang
Airlangga saraf. Ruang Alkes tidak ada tetapi ada lemari alkes di ruang
perawat (Nurse Station), ada kamar perawat untuk istirahat beserta loker.
Fasilitas Untuk Pasien
Kapasitas ruang Airlangga dalam di RSUD “Kanjuruhan” kepanjen
adalah 12 tempat tidur, ruang airlangga merupakan ruangan kelas 3. Setiap
pasien mendapatkan fasilitas meja pasien dan kursi penunggu pasien. Di
depan bed ruang Airlangga terdapat handscrub yang dikhususkan untuk
pasien dan pengunjung pasien.

(1) Daftar Peralatan Kesehatan di Pelayanan Penyakit Dalam


(Rawat Inap)
Tabel 2.1 Standarisasi Peralatan Kesehatan di Pelayanan
Penyakit Dalam (Rawat Inap) Rumah Sakit Tipe B

Ruang
N Standa Jumla
Nama Peralatan Airlangg
o r h
a Dalam
Bed set monitor/bed-patient 2
1 Ada Ada
monitor/pasien monitor
2 Defiblirator Ada Tidak -
ECG/EKG/Electrocardiogra -
3 Ada Tidak
ph 12 channels
ECG/EKG/Electrocardiogra 1
4 ph Tidak Ada
6 channels
Emergency 1
5 Trolley/Resucitation Crash Ada Ada
Cart
6 ENT Examination set Ada Tidak -
7 Film viewer Ada Tidak -
8 Infusion pump Ada Ada 2
Lampu periksa/examination -
9 Ada Tidak
lamp/hanging lamp
10 Matras decubitus Ada Tidak -
11 Minor surgery set Ada Ada 1
12 Nebulizer Ada Ada 1
13 Pen light/medical flash light Ada Ada 1
Pulse oxymeter/oksigen 1
14 Ada Ada
saturasi
15 Stetoskop Ada Ada 1
Suction pump 1
16 Ada Ada
portable/aspirator/vacuum
17 Syringe pump Ada Ada 4
18 Tempat tidur pasien electric Ada Tidak -
19 Tempat tidur pasien manual Ada Ada 12
20 Tensimeter manual Ada Ada 2
21 Tensimeter digital Ada Tidak -
22 Thermometer digital Ada Ada 2
23 Timbangan pasien Ada Ada 1
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 56
tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah sakit. dan buku
inventaris ruang Airlangga bulan januari – juni 2018

24 Brankar Ada 1
25 Standar infuse Ada 12
26 Almari linen Ada 1
27 Meja pasien per bed Ada 12
28 Kursi roda Ada 3
29 Alat GDS Ada 1
30 Ambu Bag Ada 2
31 Trolley tindakan Ada 1
32 Manometer O2 Ada 7
Sumber : Peralatan kesehatan tambahan yang ada di ruang
airlangga dalam. dan data inventaris ruang Airlangga Dalam bulan
Januari – Juni 2018

Analisa :
Peralatan kesehatan di ruang airlangga dalam dan standar yang
diterapkan oleh menteri kesehatan tentang klasifikasi dan perizinan
rumah sakit tipe B (pelayanan penyakit dalam rawat inap). Hasil
observasi yang dilakukan bahwa peralatan kesehatan ruang airlangga
dalam sudah mencukupi dan sebagian besar sedah sesuai standart dan
hanya beberapa alat yang tidak ada dalam standar yang ditentukan.
Tetapi ada beberapa alat yang kurang baik.
1. Troli tindakan yang tidak digunakan dengan baik, tidak digunakan
untuk pemberian obat dan tindakan.
2. Manometer O2 kurang 1 dari 8, ruang airlangga dalam
menggunakan oksigen sentral.

a) Fasilitas Untuk Petugas Kesehatan (Perawat)

(1) Sarana dan Prasarana Ruangan

Tabel 2.2 Sarana dan Prasarana Ruangan Rumah Sakit Tipe


B

Ruang Airlangga
No Nama Peralatan Standar
Dalam
1 Ruang tindakan Ada -
2 Ruang Isolasi Ada -
3 Ruang rawat Ada +
4 Kamar mandi Ada +
5 Gudang alat Ada -
6 Nurse Station Ada +
7 Kamar cuci alat Ada +
Ruang petugas Ada -
8
kebersihan
9 Ruang istirahat Ada +
10 Ruang tunggu Ada -
11 Dapur Ada -
12 Ruang simpan troli Ada -
13 Ruang Simpan Obat Ada -
14 Ruang Administrasi Ada
Sumber :Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 56
tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah sakit. dan buku
inventaris ruang Airlangga bulan januari – juni 2018

Analisis :
Fasilitas untuk petugas kesehatan:
Airlangga Dalam
a. Nurse station di dalam ruang airlangga sudah bagus ada ruangan khusus
untuk istirahat perawat
b. Administrasi berada di dalam ruang airlangga hanya dibatasi meja dan
lemari, karena tidak ada ruangan tersendiri
c. Ruang obat tidak ada tapi langsung di lemari obat di dalam ruangan
perawatan. Untuk persiapan alat tindakan ke pasien juga bergabung
menjadi satu
d. Wastafel terdiri dari 1 buah di masing-masing kamar perawatan dengan
keadaan baik di ruang airlangga,
e. Ruang khusus dokter di ruang airlangga bergabung dengan ruang perawat

f. Ruangan untuk sholat berada di dalam ruang perawat.


g. Kamar mandi/WC khusus perawat berada didekat ruang cuci alat
3.1.3 Method

a. Penerapan Model MAKP

1. Struktur MAKP Ruangan


Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan
keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok
tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok
klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Metode ini menggunakan
tim yang terdiri dari anggota yang berbeda – beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga profesional,
tehnikal dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling
membantu. Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya.
Kelebihannya memungkinkan pelayanan keperawatan yang yang
menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan,
memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan pada anggota tim. Untuk kelemahannya berupa
komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk
melaksanakan pada waktu – waktu sibuk (Nursalam, 2014).

Gambar Metode Tim


Kepala Ruangan

Ketua TIM 1 Ketua TIM 2

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Klien Klien

Menurut hasil wawancara kepada Bapak Winardi Santoso sebagai


selaku kepala ruang. Pada ruangan Airlangga menjalankan asuhan
keperawatan menggunakan metode tim. Model yang diterapkan adalah
metode tim terdiri atas anggota yang berbeda – beda dalam asuhan
keperawatan terhadap sekelompok pasien. Pada Perawat ruang airlangga
dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim 1 Rawat Inap Airlanga Saraf dan tim 2
Rawat Inap Airlangga Dalam. Pada ruang Airlangga dalam metode yang
digunakan yaitu metode fungsional dikarenakan kurangnya tenaga
perawat. Ruang airlangga terdiri dari 1 kepala ruang,1 ketua tim, 9
perawat primer dan 1 administrasi.
2. Uraian Tugas dan Pelaksanaan
A. Uraian Tugas Kepala Ruang
Tugas kepala ruangan pada umumnya memberikan kebijakkan
kepada perawat untuk medapatkan tugas dan pengalaman secara adil,
membagi dan memberikan bimbingan sesuai dengan tingkat pengalaman.
Memberikan kebijakan kepada perawat untuk kesempatan kuliyah lagi,
mengikuti seminar dan pelatihan untuk meningkatkan profesionalisme
perawat (Nursalam, 2013).

Tabel Tentang Uraian Tugas Kepala Ruang

No Langkah – Langkah
D T
Melaksanakan fungsi Perencanaan P1
Meliputi :
1 Menyusun rencana kerja harian, mingguan, bulanan dan D
tahunan
2 Menunjuk perawat primer dan tugas masing-masing D
3 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien dibantu D
perawat primer
4 Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan D
berdasarkan aktifitas dan tingkat ketergantungan pasien
dibantu perawat primer
5 Melaksanakan strategi pelaksanaan keperawatan D
6 Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologis dan tindakan medis yang dilakukan
program pengobatan, dan mediskusikan dengan dokter T
tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
7 Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
a. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan D
b. Membimbing penerapan proses keperawatan
c. Menilai asuhan keperawatan
d. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
e. Memberikan informasi kepada pasien atau
keluarga yang baru masuk
8 Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan D
diri
9 Membantu membimbing terhadap peserta didik D
keperawatan
10 Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan D
rumah sakit

Melaksanakan fungsi Pengorganisasian dan pelaksanaan P2


Meliputi:
1 Merumuskan metode penugasan/MAKP yang digunakan D

2 Merumuskan tujuan metode penugasan D


3 Membuat rincian tugas perawat dengan jelas T
4 Membuat rencana kendali T

5 Mengatur dan memgendalikan tenaga keperawatan ,


membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap D
hari dan lain-lain
6 Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan D
7 Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik D
8 Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada D
ditempat
9 Mengetahui kondisi pasien, menilai tingkat kebutuhan T
pasien
10 Mengembangkan kemampuan anggota D
11 Penyelenggarakan konferensi T
12 Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan D
diruang rawat, meliputi kerjasama dengan petugas lain
yang bertugas diruang rawatnya
13 Melakukan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/ D
tenaga lain yang akan kerja diruang rawat
14 Memberikan orientasi kepada siswa/mahasiswa D
keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktik
15 Memberi orientasi kepada pasien / keluarga, meliputi : T
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang
rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta
kegiatan rutin sehari-hari
Melaksanakan fungsi Pengarahan pelaksanaan

1 Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat D

2 Memberikan reinforcement kepada perawat yang T


mengerjakan dengan baik
3 Memberi peningkatan dalam meningkatkan pengetahuan, D
ketrampilan dan sikap
4 Menginformasikan hal-hal yang penting dan berhubungan
dengan sikap pasien D
5 Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melakukan tugasnya D
6 Meningkatkan kolaborasi D
Melaksanakan fungsi Pengawasan
1 Melalui komunikasi (lisan dan dokumentasi)
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada D
pasien.
2 Melalui supervise atau observasi
a. Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati
sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan D
memperbaiki/mengawasi kelemahan – kelemahan
yang ada saat ini
b. Pengawasan tidak langsumg yaitu mengecek daftar
D
hadir, membaca dan memeriksa rencana keperawatan
serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laporan dari perawat
3 Evaluasi
a. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan D
membandingkan dengan rencana keperawatan yang
telah disusun bersama
b. Audit keperawatan
Prosentase 79,4 20.6
% %

Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 2 Juli 2018


Keterangan :
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Berdasarkan tabel tentang uraian tugas kepala ruang dapat di
interpretasikan kepala ruang dalam menjalankan fungsi manajemen
keperawatan dilakukan 79,4% sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut
dijalankan dengan baik. Sehingga peran fungsi perlu ditingkatkan lagi
sesuai dengan uraian tugasnya.

B. Tugas Ketua TIM


Tugas Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan yang penting dalam
komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim serta peran
kepala ruang penting dalam model tim untuk mencapai keberhasilan bila
didukung oleh kepala ruang. Selain itu memberikan asuhan keperawatan
pada pasien di bawah tanggung jawabnya dengan kerja sama anggota tim
untuk memberikan laporan kepaa kepala ruang (Nursalam, 2013).
Tabel Tentang Uraian Tugas Ketua tim
Uraian tugas D T
1. Mengatur, mengkoordinasikan, mengawasi seluruh
kegiatan pelayanan diruangan yang menjadi D
tanggung jawabnya
2. Melaksanakan protap-protap yang berlaku di unit
D
keperawatan
3. Melaksanakan kerjasama yang baik dengan perawat
D
pelaksana guna kelancaran tugas
4. Mendampingi Visite dokter dan mencatat instruksi
dokter, khususnya bila ada perubahan program D
pengobatan pasien
5. Memberikan asuhan keperawatan dengan
pendekatan proses keperawatan sesuai kebutuhan D
pasien
6. Memberikan bimbingan kepada teman sekerja
T
untuk memberikan asuhan keperawatan.
7. Memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan
D
pasien dan keluarganya
8. Membuat laporan harian ruangan tentang
pelaksanan Askep, perkembangan pasien, masalah D
ketenagaan dan sarana
9. Menge-alusi askep yang telah dilaksanakan D
10. Melaksanakan serah terima tugas kepada
penanggung jawab shift selanjutnya secara lisan T
maupun tulisan dengan benar
11. Mewakili kepala ruangan apabila berhalangan hadir
D
atau tidak masuk kerja
Jumlah D: 9 T: 2
Prosentase D: 81,8% T: 18,2%

Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 2 Juli 2018


Keterangan :
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dari tanggal 2 Juli 2018
kegiatan tugas ketua tim di ruangan Air langga dilakukan sebanyak
81,8%. sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan baik
C. Tugas perawat pelaksana
Tugas perawat pelaksana dalam pelayanan keperawatan berupa
meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien, meningkatkan
kepuasan kerja, meningkatkan kepercayaan diri konsumen, menjalankan
tindakan sesuai dengan prosedur dan mempertahankan eksistensi
instituisi (pendapatan) (Nursalam, 2013).
Tabel 3.17 : Tentang Uraian Tugas Perawat Pelaksana
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
Dilakukan
1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan
D
lingkungannya.
2. Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur
D
dan ketentuan yang berlaku.
3. Memelihara peralatan keperawatan dan medis
D
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
4. Melaksanakan program orientasi kepada pasien
tentang ruangan dan lingkungan, peraturan, tata
tertib yang berlaku, fasilitas yang ada, cara D
penggunaannya, serta kegiatan rutin sehari-hari
di ruangan.
5. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik
D
dengan pasien dan keluarga.
6. Melakukan pengkajian keperawatan sesuai
D
dengan kemampuan.
7. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan D
kemampuannya.
8. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada
pasien sesuai dengan kebutuhan dan batas D
kemampuannya, antara lain:
a. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai
D
dengan program pengobatan.
b. Memberi penyuluhan kesehatan pada pasien
D
dan keluarganya mengenai penyakit.
9. Melatih atau membantu pasien untuk
D
melakukan latihan gerak.
10. Mendampingi visite dokter dan mencatatat
instruksi dokter, khususnya bila ada perubahan D
pada program pengobatan pasien.
11. Melakukan pertolongan pertama pada pasien
dalam keadaan darurat secara tetap dan benar
sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya segera D
melaporkan tindakan yang telah dilakukan
kepada dokter yang bertanggung jawab.
12. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan
D
sesuai dengan batas kemampuannya.
13. Membantu merujuk pasien pada petugas
D
kesehatan atau institusi lain.
14. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya
melakukan tindakan yang tepat berdasarkan
D
hasil observasi tersebut, sesuai dengan batas
kemampuannya.
15. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan
dalam membahas kasus dan upaya D
meningkatkan mutu keperawatan.
16. Melaksanankan tugas pagi, sore, malam, dan
hari libur secara bergiliran sesuai dengan jadwal D
dinas.
17. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan
D
oleh kepala ruang rawat.
18. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di
D
bidang keperawatan.
19. Melaksanakan sistem pelaporan dan pencatatan
asuhan keperawatan yang tepat dan benar sesuai D
dengan standar asuhan keperawatan.
20. Melaksanakan serah terima tugas kepada D
petugas pengganti secara lisan maupun tertulis
pada saat pergantian dinas.
21. Melaksanakan perawatan pasien dalam keadaan
sakaratul maut dan merawat jenazah sesuai D
dengan prosedur yang berlaku.
22. Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi:
a. Menyediakan formulir untuk penyelesaian
administrasi, seperti:
- Resep obat untuk dirumah, jika
diperlukan.
D
- Kelengkapan pengisian status pasien.
- Surat rujukan atau pemeriksaan ulang.
- Surat keterangan istirahat sakit, jika
diperlukan.
b. Memberi penyuluhan kesehatan kepada
pasien dan keluarganya sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan pasien, mengenai:
- Diit.
- Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan
cara penggunaannya. D
- Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah
sakit atau institusi pelayanan kesehatan
lain.
- Cara hidup sehat, seperti cara pengaturan
makan dan istirahat.
c. Melatih pasien dalam menggunakan alat
D
bantu yang dibutuhkan.
d. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan
keperawatan yang pernah dilakukan di rumah D
sakit.
e. Mengantar pasien yang akan pulang sampai
D
pintu keluar ruang rawat.
23. Membuat resume saat pasien keluar rumah sakit
(pulang, pindah rumah sakit lain, rujuk, dan D
meninggal).
Prosentase D: 100% T: 0%
Jumlah D : 23 T:0
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 2 Juli 2018
Keterangan :
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Tugas perawat pelaksana sesuai tabel tentang uraian tugas
perawat pelaksana dapat dikatakan berjalan dengan baik. Hal tersebut
dibuktikan oleh 100% tugas perawat pelaksana telah dilakukan.
Pelaksanaan metode primer dapat dikatakan berjalan dengan baik.
Tindakan keperawatan seperti pengkajian awal atau assasment
pada pasien baru dilakukan oleh perawat pelaksana. Dan untuk pengisian
kelengkapan data pada rekam medis pasien dilakukan oleh perawat
pelaksana.
D. Timbang Terima / Operan
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan laporan
yang berkaitan dengan keadaan klien pengisian kelengkapan data pada
rekam medis pasien dilakukan oleh perawat pelaksana atau biasa disebut
dengan perpindahan pasien dari perawat satu ke perawat lainya (Robiah,
2017)
Tabel Hasil Observasi Proses Timbang Terima
Evaluasi
No Langkah-Langkah
2/7/2018 3/7/2018 4/7/2018

1 Kedua kelompok dinas sudah D D D


siap.
2 Shift yang mau menyerahkan D D D
atau mengoperkan
mempersiapkan hal-hal yang
akan disampaikan.
3 Katim atau kepala jaga yang D D D
mau menyerahkan dan
mengoperkan dapat
menyampaikan:
a. Identifikasi klien (nama,
umur, dan no register).
b. Diagnosa medis.
c. Kondisi umum klien.
d. Diagnosa keperawatan dan
data fokus yang
menunjang sistem.
e. Tindakan keperawatan
yang sudah di lakukan dan
hasilnya.
f. Rencana tindak lanjut
untuk yang menerima
operan.
4 Penyampaian nomor 3 D D D
dilakukan dengan jelas,
singkat, akurat, dan tidak
terburu-buru.
5 Ketua tim dan semua anggota T T T
tim bersama-sama langsung
melihat keadaan klien.
6 Tim yang mengoperkan tugas D D D
memberikan kesempatan
kepada tim yang akan
menjalankan tugas untuk
bertanya.
7 Tim yang mengoperkan tugas D D D
menyerahkan semua berkas
catatan perawatan kepada tim
yang akan menjalankan tugas
untuk menerima operan alat.
8 Karu mempersilahkan T T T
perawat yang dinas malam
untuk meninggalkan ruangan.
9 Dilanjutkan ke pre- D D D
conference.
Prosentase T:77,8% T:77,8 % T:77,8 %
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 2 Juli 2018

Keterangan :
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa di ruang Airlangga
77,8% timbang terima dilakukan

a. Post Conference dan Pre Conference

Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik


dan kegiatan konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik
sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Post conference
adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien (Nursalam, 2006).

Tabel pre Conference

Tanggal
No Aspek yang Dinilai 2-7-18 3-7-18 4-7-18
D T D T D T
Semua anggota tim hadir dalam diskusi D D D
1
awal (konferensi awal)
Memberi pengarahan kepada anggota tim D D D
tentang rencana asuhan pasien pada hari
tersebut berdasarkan hasil evaluasi kemarin
dan kondisi klien yang dilaporkan oleh
dinas malam. Hal – hal yang disampaikan
oleh Perawat meliputi
2  Keadaan umum klien
 Keluhan klien
 Tanda – tanda vital dan kesadaran
 Hasil pemeriksaan laboratorium/
diagnostic terbaru
 Masalah keperawatan
 Rencana keperawatan hari ini
 Perubahan terapi medis
 Rencana medis
3 Memberi penugasan kepada anggota tim D D D
bila ada pasien baru
4 Memberi kesempatan kepada anggota tim D D D
untuk bertanya
5 Memberi penekanan pada hal – hal yang D D D
perlu diperhatikan
6 Memberi kesempatan pada pendidikan D D D
pasien
7 Membahas pasien – pasien yang menjadi D D D
prioritas pada shift tersebut
8 Menanyakan kesiapan fisik, mental anggota T T T
dalam melakukan asuhan
9 Semua anggota tim menyepakati pertemuan D D D
diskusi akhir
10 Mengucapkan selamat bekerja kepada T T T
anggota tim
Total & Prosentase 8 2 8 2 8 2
80 2 80 2 8 20
% 0 % 0 0 %
% % %
D : 80% T: 20%
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 2 Juli 2018
Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dari tanggal 2 Juli kegiatan pre
conference di ruangan Air langga dilakukan sebanyak 80%.

Tabel post conference


Tanggal
No Aspek yang Dinilai 2-7-18 3-7-18 4-7-18
D T D D T D
1 Semua anggota tim hadir dalam konferensi D D D
akhir
2 Menanyakan hasil dan kegiatan yang D D D
sudah dilaksanakan anggota tim terkait
dengan asuhan keperawatan
3 Mengevaluasi tentang kelengkapan D D D
dokumentasi ASKEP, pelaksanaan
program dan administrasi pasien
4 Memberikan pujian akan apa yang telah D D D
dilaksanakan dengan baik
5 Mengevaluasi hambatan yang dialami D D D
setiap anggota tim
6 Memberi umpan balik kepada anggota D D D
tentang pelaksanaan yang telah dilakukan
7 Mengucap terimakasih atas kerjasama T T T
anggota tim
8 Semua anggota tim menyepakati D D D
pertemuan konferensi selanjutnya
07 01 07 01 07 01
87, 12 87 12, 87, 12,
TOTAL NILAI & PROSENTASE 5% ,5 ,5 5% 5 5
% % % %
D :87,5 % T : 12,5%
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 2 Juli 2018
Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dari tanggal 2 Juli 2018 kegiatan
post conference di ruangan Airlangga dilakukan sebanyak 87,5%.
Dari hasil didapatkan bahwa middle conference dilaksanakan
menyesuaikan waktu karena kesibukan perawat dan terbatasnya waktu
sehingga mepet untuk dilakukan middle conference.
E. Ronde Keperawatan
Dalam kegiatan ronde keperawatan TIM yang dibentuk dalam
pelaksanakan ronde keperawatan cukup mampu melakukan tugasnya. Tim
yang dibentuk sekitar 3 – 4 orang atau perawat yang dipimpin oleh kepala
ruang. Topik dan kasus yang dibahas dalam ronde keperawatan sesuai dengan
masalah yang ada didalam ruangan dan yang lebih memerlukan perhatian
khusus serta didiskusikan terkait masalah tersebut (Nursalam, 2013). .
Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 2 Juli 2018. Pada
ruang Instalasi Rawat Inap Airlangga ronde keperawatan tidak dilaksanakan
oleh anggota yang menyeluruh. Diskusi kondisi klien hanya dilakukan antar
perawat – dokter pada saat setelah dokter visite.
Tabel observasi Supervisi
No Langkah – Langkah Tanggal
2-7-18 3-7-18 4-7-18
D T D T D T
Pra Supervisi
1 Supervisor menetapkan kegiatan D D D
yang akan disupervisi

2 Supervisor menetapkan tujuan dan D D D


kompetensi yang akan dinilai
Pelaksanaan Supervisi
1 Supervisor menilai kinerja perawat D D D
berdasarkan SOP

2 Supervisor mendapat beberapa D D D


mendapat beberapa hal yang
memerlukan pembinaan dan
klsifikasi permasalahan.

3 Supervisor memanggil petugas D D D


perawat untuk mengadakan
pembinaan dan klasifikasi
permasalahan.

4 Pelaksanaan supervisi dengan


inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekunder.

a. Supervisor mengklarifikasikan
D D D
permasalahan yang ada.
b. Supervisor melakukan tanya
jawab dengan perawat

Pasca Supervisi – 3F
1 Supervisor memberikan penilaian D D D
supervise
2 Supervisor memberikan feedback dan D D D
klarifikasi (sesuai hasil laporan
supervise)
3 Supervisor memberikan D D D
reinforcement dan follow up
perbaikan
9 9 9
100 0% 100 0% 100 0%
TOTAL & PROSENTASE % % %
D : 100% T : 0%
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 2 Juli 2018
Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Berdasarkan observasi dari tanggal 2 Juli 2018 di Ruang Airlanga
pernah melakukan Supervisi sebanyak 77,8%. Supervise dilakukan oleh
kepala ruang tanpa sepengetahuan perawat dan pegawai.

F. Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru merupakan suatu cara dalam menerima
kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Pada saat penerimaan pasien
baru disampaikan hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata
tertib ruangan. Prosedur penerimaan pasien adalah pelayanan pertama yang
diberikan oleh rumah sakit dan merupakan pengalaman yang selalu diingat
oleh pasien (past experience) yang akan menjadi salah satu penentu persepsi
pasien terhadap pelayanan di rumah sakit tersebut. Oleh karena itu, kontak
pertama antara perawat dan pasien menjadi catatan yang sangat penting bagi
pasien dalam memberikan penilaian kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan. Orientasi pasien baru merupakan kontrak antara perawat dan
pasien/keluarga dimana terdapat kesepakatan antara perawat dengan
pasien/keluarganya dalam memberikan Asuhan keperawatan. Kontrak ini
diperlukan agar hubungan saling percaya antara perawat dan pasien/ keluarga
dapat terbina.
Table penerimaan pasien baru
No Langkah – Langkah Tanggal
2-7-18 3-7-18 2-7-18
D T D T D T
Persiapan
1 Petugas menyiapkan hal-hal yang
diperlukan dalam penerimaan D D D
pasien baru diantaranya lembar
pasien masuk RS, lembar
pengkajian, lembar informes
consent, status pasien, lembar tata
tertib pasien, dan lembar kepuasan
pasien, dan mempersiapkan tempat
tidur pasien baru
2 Pasien diterima oleh petugas D D D
ruangan
3 Melaksanakan serah terima
Petugas mendatangi pasien dan D D D
keluarga dengan memberi salam
serta memperkenalkan diri pada
pasien dan keluarga
4 Mengorientasi penerimaan pasien D D D
baru seperti, menjelaskan fasilitas
yang bisa digunakan serta yang
tidak bisa digunakan dan aturan –
aturan yang ada dirumah sakit.
5 menanyakan kembali pada pasien T T T
dan keluarga mengenai hal-hal yang
belum dimengerti
6 Petugas kembali ke nurse station D D D
7 petugas memeriksa kembali D D D
kelengkapan pengisian dokumen
penerimaan pasien baru
8 Petugas merencanakan intervensi D D D
keperawatan
07 01 07 01 07 01
87, 12, 87, 12,5 87,5 12,5
TOTAL & PROSENTASE
5% 5% 5% % % %
D : 87,5% T : 12,5%
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 2 Juli 2018
Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Pada hasil observasi mulai tanggal 2 Juli 2018 dalam setiap penerimaan
pasien baru di Instalasi Rawat Inap Airlangga Dalam. Pasien dan keluarga
diorientasikan mengenai fasilitas yang dapat digunakan di ruangan (Orientasi
ruangan), pengelolaan sampah di ruangan dan tata tertib paien dan pengunjung.
Selama observasi sejak tanggal 2 Juli 2018, dari poin – poin di sudah
dilakukan oleh perawat ruangan, sehingga pasien maupun keluarga pasien
seharusnya sudah mengerti dan memahami tentang orientasi ruangan,
pemilahan sampah dan hak kewajiban pasien dan pengunjung.
Pada hasil wawancara pada tanggal 2 Juni 2018 terhadap keluarga
pasien sebanyak 12 keluarga pasien 10 keluarga mengetahui tata tertib pada
ruangan Ailangga tetapi, sebagaian besar belum mematuhi tata tertib yang ada
seperti mengelar tikar, menjenguk bukan pada jam kunjung dan menjenguk
dengan membawa anak (umur < 12 tahun). Dengan alasan karena penjenguk
(tentangga dan keluarga yang jauh) tidak tahu tentang jam kunjung, terlanjur
datang dan tidak tega meninggalkan anaknya di rumah sendiri.
G. Discharge Planning

Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien


mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan
derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke
lingkungannya (Nursalam, 2013).

Tabel Discharge Planning

Tanggal
No Indikator 03/07/18 04/07/2018
02/07/18

1 Mengkaji nama pasien. D D D


Mendokumentasikan tanggal D D D
2
masuk.
Mendokumentasikan tanggal D D D
3
keluar.
Mendokumentasikan nomor D D D
4
rekam medis.
Mendokumentasikan ruang D D D
5
dan kelas klien.
Mendokumentasikan dokter D D D
6
yang merawat.
Mendokumentasikan diagnosa D D D
7
medis.
Mendokumentasikan diagnosa D D D
8
keperawatan potensial.
Mendokumentasikan jenis D D D
9
tindakan yang diberikan.
Mengkaji riwayat penyakit D D D
10
klien.
Melakukan pemeriksaan fisik D D D
11
dan mendokumentasikan.
Mendokumentasikan hasil D D D
12
laboratorium.
Mendokumentasikan terapi D D D
13
yang telah diterima.
Mendokumentasikan D D D
14
penyebab kematian bila perlu.
Mendokumentasikan keadaan D D D
15
waktu pulang atau keluar.
Mendokumentasikan tanggal D D D
16
kontrol ulang.
Mengisi nama dan tanda D D D
17
tangan perawat.
TOTAL 17 17 17
Prosentase (%) 100% 100% 100%
Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dari tanggal 2 Juli 2018 kegiatan
Discharge Planning di ruangan Airlangga dilakukan sebanyak 100% dengan
kategori baik
H. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan suatu cara penunjang program-
program kesehatan yang dapat menghasilkan perubahan dan peningkatan
pengetahuan dalam waktu yang pendek. Konsep pendidikan kesehatan
merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak
tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi
masalah kesehatan menjadi mampu (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007), pemberian penyuluhan kesehatan
dalam upaya meningkatkan pengetahuan dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu promosi kesehatan berupa alat bantu lihat (visual
aids), alat bantu dengar (audio aids) dan alat bantu lihat dengar (Audio Visual
Aids).
Menurut hasil wawancara pada Bapak Winardi Santoso selaku
kepala ruang Airlangga Pendidikan kesehatan atau penyuluhan dilakukan
oleh mahasiswa praktek.

I. Dokumentasi
Model dokumentasi keperawatan yang digunakan di ruang interna
adalah model dokumentasi POR (Problem Oriented Record). Dari hasil
observasi okumentasi keperawatan yang dilakukan melipti pengkajian
yang menggunakan sistem head to toe atau ROS (Review Of System), serta
diagnosis keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP
(Nursalam, 2013).
Menurut hasil observasi pada dokumentasi di Ruang Instalasi Rawat
Inap Airlangga keperawatan sudah mencakup pengkajian, diagnosa
keperawatan sampai evaluasi yang mencakup SOAP. Catatan
perkembangan pasien dibuat setiap hari secara berkesinambungan sesuai
dengan kondisi pasien.

J. Team Code Red


Tim code red adalah tim tanggap bencana kebakaran yang dilakukan oleh
sekelompok orang untuk memberikan bantuan untuk memadamkan api. Pada
ruang Airlangga pembagian jadwal tim code red sesuai dengan jadwal dinas
perawat.
Tabel Pendokumentasian Proses Keperawatan
Tanggal 2 Juli 2018
Aspek Yang Kode Berkas
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 %
Dinilai
A Pengkajian
1 Mencatat data D D D D D D D D D D D D 100%
yang dikaji
sesuai dengan
pedoman
pengkajian.
2 Data D D D D D D D D D D D D 100%
dikelompokkan
(bio, psiko,
sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji sejak D D D D D D D D D D D D 100%
pasien masuk
sampai pulang.
4 Masalah D D D D D D D D D D D D 100%
dirumuskan
berdasarkan
kesenjangan
antara status
kesehatan
dengan pola
fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%

Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa
D D D D D D D D D D D D 100%
keperawatan
berdasarkan
masalah yang
telah
dirumuskan.
2 Diagnosa
D D D D D D D D D D D D 100%
keperawatan
mencerminkan
PE/PES.
3 Merumuskan
D D D D D D D D D D D D 100%
diagnosa
keperawatan
actual atau
potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan D D D D D D D D D D D D 100%
diagnosa
keperawatan.
2 Disusun D D D D D D D D D D D D 100%
menurut urutan
prioritas.
3 Rumusan tujuan D D D D D D D D D D D D 100%
mengandung
komponen
pasien atau
subjek
perubahan,
perilaku, kondisi
pasien, dan
kriteria.
4 Rencana D D D D D D D D D D D D 100%
tindakan
mengacu pada
tujuan dengan
kalimat perintah,
terinci, dan jelas
yang melibatkan
pasien dan
keluarga.
5 Rencana D D D D D D D D D D D D 100%
tindakan
menggambarkan
keterlibatan
pasien atau
keluarga.
6 Rencana D D D D D D D D D D D D 100%
tindakan
menggambarkan
kerjasama
dengan tim
kesehatan lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan D D D D D D D D D D D 100%
dilaksanakan
mengacu pada
rencana
perawatan.
2 Perawat D D D D D D D D D D D D 100%
mengobservasi
respon pasien
terhadap
tindakan
keperawatan.
3 Revisi tindakan D D D D D D D D D D D D 100%
berdasarkan
hasil evaluasi.
4 Semua tindakan D D D D D D D D D D D D 100%
yang telah
dilaksanakan
dicatat ringkas
dan jelas.

E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi D D D D D D D D D D D D 100%
mengacu pada
tujuan.
2 Hasil evaluasi D D D D D D D D D D D D 100%
dicatat.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
F Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada D D D D D D D D D D D D 100%
format yang
baku.
2 Pencatatan D D D D D D D D D D D D 100%
dilakukan sesuai
dengan tindakan
yang
dilaksanakan.
3 Pencatatan D D D D D D D D D D D 100%
ditulis dengan
jelas, ringkas,
istilah baku, dan
benar.
4 Setiap D D D D D D D D D D D D 100%
melakukan
tindakan atau
kegiatan perawat
mencantumkan
paraf, nama
jelas, tanggal,
dan jam
dilakukan
tindakan.
5 Berkas catatan D D D D D D D D D D D D 100%
keperawatan
disimpan sesuai
dengan
ketentuan yang
berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Tanggal 3 Juli 2018


Kode Berkas
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 %
A Pengkajian
1 Mencatat data yang D D D D D D D D D D D D 100%
dikaji sesuai dengan
pedoman
pengkajian.
2 Data D D D D D D D D D D D D 100%
dikelompokkan (bio,
psiko, sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji sejak D D D D D D D D D D D D 100%
pasien masuk
sampai pulang.
4 Masalah D D D D D D D D D D D D 100%
dirumuskan
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan pola fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%

Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa
D D D D D D D D D D D D 100%
keperawatan
berdasarkan
masalah yang telah
dirumuskan.
2 Diagnosa
D D D D D D D D D D D D 100%
keperawatan
mencerminkan
PE/PES.
3 Merumuskan
D D D D D D D D D D D D 100%
diagnosa
keperawatan actual
atau potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan D D D D D D D D D D D D 100%
diagnosa
keperawatan.
2 Disusun menurut D D D D D D D D D D D D 100%
urutan prioritas.
3 Rumusan tujuan D D D D D D D D D D D D 100%
mengandung
komponen pasien
atau subjek
perubahan, perilaku,
kondisi pasien, dan
kriteria.
4 Rencana tindakan D D D D D D D D D D D D 100%
mengacu pada
tujuan dengan
kalimat perintah,
terinci, dan jelas
yang melibatkan
pasien dan keluarga.
5 Rencana tindakan D D D D D D D D D D D D 100%
menggambarkan
keterlibatan pasien
atau keluarga.
6 Rencana tindakan D D D D D D D D D D D D 100%
menggambarkan
kerjasama dengan
tim kesehatan lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan D D D D D D D D D D D 100%
dilaksanakan
mengacu pada
rencana perawatan.
2 Perawat D D D D D D D D D D D D 100%
mengobservasi
respon pasien
terhadap tindakan
keperawatan.
3 Revisi tindakan D D D D D D D D D D D D 100%
berdasarkan hasil
evaluasi.
4 Semua tindakan D D D D D D D D D D D D 100%
yang telah
dilaksanakan dicatat
ringkas dan jelas.
E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi mengacu D D D D D D D D D D D D 100%
pada tujuan.
2 Hasil evaluasi D D D D D D D D D D D D 100%
dicatat.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
F Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada format D D D D D D D D D D D D 100%
yang baku.
2 Pencatatan D D D D D D D D D D D D 100%
dilakukan sesuai
dengan tindakan
yang dilaksanakan.
3 Pencatatan ditulis D D D D D D D D D D D 100%
dengan jelas,
ringkas, istilah baku,
dan benar.
4 Setiap melakukan D D D D D D D D D D D D 100%
tindakan atau
kegiatan perawat
mencantumkan
paraf, nama jelas,
tanggal, dan jam
dilakukan tindakan.
5 Berkas catatan D D D D D D D D D D D D 100%
keperawatan
disimpan sesuai
dengan ketentuan
yang berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Tanggal 4 Juli 2018


Kode Berkas
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 %
A Pengkajian
1 Mencatat data yang D D D D D D D D D D D D 100%
dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian.
2 Data dikelompokkan D D D D D D D D D D D D 100%
(bio, psiko, sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji sejak D D D D D D D D D D D D 100%
pasien masuk sampai
pulang.
4 Masalah dirumuskan D D D D D D D D D D D D 100%
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan pola fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%

Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa keperawatan
D D D D D D D D D D D D 100%
berdasarkan masalah
yang telah
dirumuskan.
2 Diagnosa keperawatan
D D D D D D D D D D D D 100%
mencerminkan
PE/PES.
3 Merumuskan diagnosa
D D D D D D D D D D D D 100%
keperawatan actual
atau potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan diagnosa D D D D D D D D D D D D 100%
keperawatan.
2 Disusun menurut D D D D D D D D D D D D 100%
urutan prioritas.
3 Rumusan tujuan D D D D D D D D D D D D 100%
mengandung
komponen pasien atau
subjek perubahan,
perilaku, kondisi
pasien, dan kriteria.
4 Rencana tindakan D D D D D D D D D D D D 100%
mengacu pada tujuan
dengan kalimat
perintah, terinci, dan
jelas yang melibatkan
pasien dan keluarga.
5 Rencana tindakan D D D D D D D D D D D D 100%
menggambarkan
keterlibatan pasien
atau keluarga.
6 Rencana tindakan D D D D D D D D D D D D 100%
menggambarkan
kerjasama dengan tim
kesehatan lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan D D D D D D D D D D D 100%
dilaksanakan mengacu
pada rencana
perawatan.
2 Perawat D D D D D D D D D D D D 100%
mengobservasi respon
pasien terhadap
tindakan keperawatan.
3 Revisi tindakan D D D D D D D D D D D D 100%
berdasarkan hasil
evaluasi.
4 Semua tindakan yang D D D D D D D D D D D D 100%
telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan
jelas.
E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi mengacu D D D D D D D D D D D D 100%
pada tujuan.
2 Hasil evaluasi dicatat. D D D D D D D D D D D D 100%

Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%


Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
F Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada format D D D D D D D D D D D D 100%
yang baku.
2 Pencatatan dilakukan D D D D D D D D D D D D 100%
sesuai dengan
tindakan yang
dilaksanakan.
3 Pencatatan ditulis D D D D D D D D D D D 100%
dengan jelas, ringkas,
istilah baku, dan
benar.
4 Setiap melakukan D D D D D D D D D D D D 100%
tindakan atau kegiatan
perawat
mencantumkan paraf,
nama jelas, tanggal,
dan jam dilakukan
tindakan.
5 Berkas catatan D D D D D D D D D D D D 100%
keperawatan disimpan
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
3.1.4 Money

1. Sistem penggajian dan remunerasi SDM

Sumber dana gaji pegawai golongan PNS di ruang airlangga RSUD Kanjuruhan
berasal dari pemerintah, dan sumber dana gaji pegawai Non- PNS ( honorer) berasal
dari rumah sakit itu sendiri beserta insentif per bulan berasal dari instalasi rawat inap
masing – masing. Dari jasa pelayanan akan dbagikan ke ruangan sebagian
dikembalikan lagu ke RS,

2. Sumber pendapatan ruangan

Sumber pendapatan Ruang Airlangga RSUD Kanjuruhan berasal dari


pemerintahyang diatur oleh rumah sakitnuntuk dibagikan ke setiap ruangan di rumah
sakit sesuai kebutuhanya yang tersentralisasi dari instalasi rawat inap

3. Sistem pembayaran bagi pasien

Sistem pembayaran bagi pasien semuanya diurus oleh bagian administrasi RSUD
Kanjuruhan. Ruangan mengetahui bagaimana proses uang masuk atau keluar yang
berasal dari pasien melalui admin di ruang Airlangga. Untuk pasien BPJS maupun
pasien asuransi lainya apabila diharuskan menjalani terapi lain yang alat atau bahan
tidak disediakan oleh ruangan (misal : transfusi darah) pembiayaanya akan diurus
oleh bagian asuransi

a. Daftar Tarif Rawat Inap

No Uraian Jumlah Harga Total


1 Kelas III / Hari 1 55.000 55.000
2 Administrasi IRNA 1 20.000 20.000
(Sumber data : Perda nomer 10 tahun 2010)

b. Daftar Tarif Pelayanan Penyakit Dalam Di Ruang Airlangga Ruang Rawat


Inap

No Uraian Jumlah Tarif


1 Visite dokter spesialis 1 45.000
2 Konsultasi dokter spesialis 1 55.000
3 Jasa konsultasi on call 1 30.000
4 Rawat Intensif harian
5 a. Visite dokter spesialis 1 125.000
6 b. Kosul dokter spesialis 1 125.000
7 c. Konsul on call 1 30.000
8 Administrasi rawat inao sekali 20.000
selama dirawat
9 Visite dokter umum kelas III 1 34.000
10 Konsul Obat 1 10.000
11 Konsul Gizi 1 10.000

c. Tarif pemeriksaan penunjang medic

No Uraian Jumlah Tarif


1 Phlebotomi 1 6.000
2 Darah lengkap 1 50.000
3 Albumin darah 1 20.000
4 Eletrolit 1 115.000
5 Masa perdaraghan 1 11.000
6 Retikilosis manual 1 11.000
7 Bencejones protein urine 1 15.000
8 Reduksi 1 12.500
9 Gula darah 1 17.500
10 Sgot 1 22.500
11 Sgpt 1 22.500
12 Tinja lengkap (FL) 1 17.500
13 Pengecatan gram 1 25.000
14 Sedimen urin 1 15.000

d. Tarif tindakan non operatif

No Tindakan Tarif
1 Syringe pump dewasa / hari 91.700
2 Injeksi ( IV, IM, SC, IC ) 22.950
3 Asuhan keperawatan 22.950
4 Memandikan pasien total care 22.950
5 Oral hygine total care 22.950
6 Pemeriksaan darah stik 22.950
7 Monitoring SaO2 ( Oxymetri ) 91.700
8 Cardiac monitor 137.500
9 Pemasangan infus 6.000
10 Pemasangan cateter 45.850
11 Pemasangan NGT 45.850

3.1.5 Mutu

a. BOR
Persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit. Standar Nasional untuk Mutu
Pelayanan Rumah Sakit di Indonesia adalah 75-85%

Jumlah pasien x 100%


Jumlah tempat tidur

Jumlah TT di Ruang Airlangga Dalam = 12 TT

Berdasarkan pengkajian pada tanggal 18 – 20 Juni 2018,


penggunaan tempat tidur di Ruang Airlangga Dalam adalah sebagai
berikut :
Tanggal 18 Juni 2018
No Shift Bed BOR
1 Pagi 12 12/12 x 100 = 100%
(kosong 0)
2 Siang 10 10/12 x 100 =83%
(kosong 2)
3 Malam 10 10/12 x 100 =83%
(kosong 2)

Tanggal 19 Juni 2018


No Shift Bed BOR
1 Pagi 12 12/12 x 100 = 100%
(kosong 0)
2 Siang 12 12/12 x 100 = 100%
(kosong 0)
3 Malam 12 12/12 x 100 = 100%
(kosong 0)

Tanggal 20 Juni 2018


No Shift Bed BOR
1 Pagi 12 12/12 x 100 = 100%
(kosong 0)
2 Siang 12 12/12 x 100 = 100%
(kosong 0)
3 Malam 12 12/12 x 100 = 100%
(kosong 0)

Berdasarkan hasil perhitungan BOR pada tanggal 18 – 20 Juni


2018 menunjukan bahwa nilai BOR ruang Airlangga Dalam adalah
sebagai berikut terendah adalah 86 % tertinggi 100% dikatakan baik.
Dengan presentase sebagai berikut :
BOR
120

100

80

60

40

20

0
18 Juni 2018 19 Juni 2018 20 Juni 2018
Pagi Si ang Ma l am

b. ALOS
Rata-rata lamanya perawatan seorang pasien. Indikator ini
disamping merupakan gambaran tingkat efisiensi manajemen sebuah
Rumah Sakit, indikator ini juga dapat dipakai untuk mengukur mutu
pelayanan apabila diagnosis penyakit tertentu dapat dijadikan
tracernya (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Standar Nasional
untuk Mutu Pelayanan Rumah Sakit di Indonesia adalah 7-10 hari
Rumus Menghitung ALOS :

Jumlah hari perawatan pasien keluar RS


Jumlah pasien keluar RS (hidup dan mati)

Berdasarkan pengkajian pada tanggal 18 – 20 Juni 2018, didapatkan


data sebagai berikut :
1 Ny R lama dirawat 6 hari
2 Ny W lama dirawat 8 hari
3 Tn A lama dirawat 2 hari
4 Tn M lama dirawat 7 hari
5 Ny N lama dirawat 2 hari
6 Tn E lama dirawat 5 hari
7 Ny K lama dirawat 5 hari
8 Ny T lama dirawat 4 hari
9 Tn S lama dirawat 6 hari
10 Tn S lama dirawat 5 hari
11 Tn A lama dirawat 5 hari
12 Tn S lama dirawat 4 hari
Jumlah pasien keluar (hidup + mati) = 2
Jumlah hari perawatan pasien keluar RS
Jumlah pasien keluar RS (hidup dan mati)

= 11/ 2
= 5.5hari = 6 hari
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 18 – 20 Juni 2018
didapatkan data rata rata lama hari rawat seorang pasien adalah 6
hari.

c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)


Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat ke saat
sampai terisi berikutnya. Indikator ini juga menberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Standar Nasional untuk
Mutu Pelayanan Rumah Sakit di Indonesia adalah 1-3 hari

Rumus Menghitung TOI:

(jumlah TT x hari) – hari perawatan RS


Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Jumlah Pasien Keluar (Hidup+ Mati) : 2+0+0= 2 Pasien dengan


jumlah hari perawatan 6 hari

TOI = ((12x3) – 6)
2
= 30/2= 15hari
Dalam pengamatan selama 3 hari didapatkan TOI diruang
Airlangga Dalam sejumlah 15 hari yang idealnya 1-3 hari berarti
kurang ideal.

d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)


Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam satu satuan waktu
(biasanya pertahun) tempat tidur Rumah Sakit. Indikator ini akan
memberikan gambaran tingkat pemakaian tempat tidur Rumah Sakit.
Standar Nasional untuk Mutu Pelayanan Rumah Sakit di Indonesia
adalah 5-45 hari
Rumus Menghitung BTO :
Jumlah pasien keluar RS (hidup + mati)
Jumlah TT

Jumlah Pasien Dirawat (hidup+mati) selama 3 hari


Tanggal 18 Juni 2018 : 0 pasien baru
Tanggal 19 Juni 2018 : 2 pasien Baru
Tanggal 20 Juni 2018 : 0 pasien baru

= 2 = 0,16 kali putaran (selama 3 hari)


12
BTO selama 3 hari penggunaan bed di Ruang Airlangga
yaitu 0.16 kali putaran (selama 3 hari)
e. Pasien Ditinjau Dari Sistem Pembiayaan
Metode pembayaran yang dapat digunakan di Rumah Sakit Umum
Daerah Kepanjen antara lain;
Tanggal 18 Juni 2018
Jenis jaminan 18 Juni 2018 Prosentase
kesehatan
Umum 2 20 %
BPJS 8 80 %
Total 100%

Tanggal 19 Juni 2018


Jenis jaminan 19 Juni 2018 Prosentase
kesehatan
Umum 2 16.7 %
BPJS 10 83.3 %
Total 100 %

Tanggal 20 Juni 2018


Jenis jaminan 20 Juni 2018 Prosentase
kesehatan
Umum 2 16.7 %
BPJS 10 83.3 %
Total 100

Berdasarkan hasil perhitungan dari sistem pembiayaan pada


tanggal 18 – 20 Juni 2018 menunjukan bahwa di ruang Airlangga
Dalam banyak yang menggunakan BPJS dengan presentase sebagai
berikut :

PEMBIAYAAN
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
18 Juni 2018 19 Juni 2018 20 Juni 2018
Umum Col umn1
f. Asal Daerah Pasien
Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di
RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen sebagian besar berasal dari Jawa
Timur. Usia pelanggan bervariasi, kisaran usia antara 0-80 tahun.
RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen merupakan Rumah Sakit Tipe B
dengan sarana dan prasarana yang menunjang. Dilain pihak, perawat
tidak memiliki tugas khusus sebagai tim marketing secara langsung
untuk mencari pelanggan dalam mencari pelayanan jasa kesehatan.
Perawat memberikan pelayanan seoptimal mungkin dengan
memeberikan perawatan secara paripurna, sehingga pelayanan di
ruangan layak untuk dipromosikan sebagai bahan pemasaran untuk
mencari pelanggan.

Data pengunjung RSUD Kanjuruhan Kepanjen Per tanggal 18 –


20 Juni 2018 Di Ruang Airlangga IPD
N ASAL DAERAH JUMLAH PASIEN
O
1 Donomulyo, Malang 1
2 Kedung kandang, Malang 1
3 Sumawe, Malang 1
4 Turen, Malang 2
5 Bantur, Malang 1
6 Kepanjen, Malang 3
7 Ampelgading, Malang 2
8 Gedangan, Malang 1
9 Ngajum, Malang 2
Jumlah 14

Dapat disimpulkan bahwa sebagian pasien berasal dari wilayah


Kabupaten Malang.
Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan

1. Kepuasan pasien
Terdapat lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh
pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa layanan antara lain:
a. Keandalan
b. Jaminan
c. Kenytaan
d. Empati
e. Tangung Jawab (Nursalam, 2015)

Prosentase Kepuasan Pasien pada Tanggal 18 – 20 Juni 2018


Sangat Tidak Sangat
Variabel Puas
Puas Puas Tidak Puas
Kepuasan
5 6 1 0
Pasien
Keterangan:
Dalam penelitian tingkat kepuasan didapatkan hasil bahwa
pasien merasa sangat puas dengan jasa layanan yang diberikan oleh
perawat di Ruang Airlangga RSUD Kanjuruhan Kepanjen sebanyak 5
orang, yang merasa puas sebanyak 6 orang, dan yang merasa tidak
puas sebanyak 1 orang, sedangkan yang merasa sangat tidak puas
dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat tidak ada.

2) Keselamatan pasien
RSUD Kanjuruhan Ruang Airlangga (IPD) telah menerapkan
upaya penjaminan mutu perawatan pasien, dimana terdapat
beberapa aspek penilaian penting yang tterdapat didalamnya
membahas peningkatan mutu pelayanan. Indikator peningkatan
mutu pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain:
● Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Berdasarkan Sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan
oleh Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (Kemenkes, 2011)
dan JCI Acredition, maka sasaran tersebut meliputi 6 elemen
berikut.
• Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien.
• Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif.
• Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medications).
•Sasaran IV :Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat
pasien operasi.
• Sasaran V :Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan.
• Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh.

a) Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien, meliputi


standar berikut.
● Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien,
tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
● Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau
produk darah.
● Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis (lihat juga).
● Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur.
● Kebijakan dan prosedur mendukung praktik identifikasi
yang konsisten pada semua situasi dan lokasi.
Keterangan :
1) Berdasarkan hasil pengkajian selama tanggal 18 – 20 Juni
2018 diruang Airlangga (IPD), perawat hanya
mengidentifikasi identitas pasien dari status pasien
sebelum dilakukan tindakan, setelah itu tidak ada validasi
kembali setelah sampai di bed pasien seperti menanyakan
nama, usia, no reg sambil melihat gelang pasien. Belum
lengkapnya kelengkapan identitas pasien pada spuit obat
injeksi, hanya tercantum nomor bed pasien saja.

b) Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif


(SBAR)
● Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
● Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan
secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah
atau hasil pemeriksaan tersebut.
● Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu
yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
● Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten
dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari
komunikasi lisan melalui telepon.
Keterangan :
Kepatuhan dalam mendokumentasikan segala hal yang
berhubungan dengan komunikasi sudah dilakukan oleh seluruh
perawat.

c) Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu


diwaspadai (high-alert medications)
● Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengatur
identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-
obat yang perlu diwaspadai.
● Kebijakan dan prosedur diimplementasikan.
● Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien
kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil
untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area
tersebut, bila diperkenankan kebijakan.
● Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien
diberi label yang jelas dan disimpan dengan cara yang
membatasi akses (restrict access).
Keterangan :
Keamanan obat yang perlu diwaspadai high-alert
medications di ruang Airlangga sudah diaplikasikan dengan
baik, dengan pemberian label.

d) Sasaran lV: Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,


tepat-pasien operasi
● Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera dikenali
untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien
dalam proses penandaan/pemberian tanda.
● Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain
untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-
prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar, dan
fungsional.
● Tim operasi yang lengkap menerapkan dan
mencatat/mendokumentasikan prosedur sign in (sebelum
induksi);“sebelum insisi/time-out” tepat sebelum
dimulainya suatu prosedur/tindakan pembedahan dan sign
out (sebelum meninggalkan kamar operasi).
● Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung
keseragaman proses guna memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan
tindakan pengobatan gigi/dental yang dilaksanakan di luar
kamar operasi.

Keterangan :
Selama pengkajian tanggal 18 – 20 Juni 2018 tidak ada pasien
yang dilakukan operasi

e) Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait


pelayanan kesehatan
● Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand
hygiene terbaru yang baru-baru ini diterbitkan dan sudah
diterima secara umum (antara lain dari WHO Patient
Safety).
● Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang
efektif.
● Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk
mendukung pengurangan secara berkelanjutan risiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan.
Keterangan :
Kepatuhan cuci tangan sudah diterapkan dengan baik oleh
perawat ruang Airlangga (IPD), tetapi 2 moment cuci tangan
sering terlewatkan oleh perawat yaitu sebelum kontak dengan
pasien dan sebelum tindakan aseptik.

f) Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh


● Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko
pasien jatuh dan melakukan pengkajian ulang terhadap
pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan.
● Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh
bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko.
● Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang
keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh maupun
dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
● Kebijakan dan/atau prosedur mendukung pengurangan
berkelanjutan dari risiko cedera pasien akibat jatuh di
rumah sakit.
Keterangan :
Pengkajian resiko jatuh sudah dilakukan, tetapi tidak ada pada
pasien yang beresiko tinggi.

Berikut ini beberapa parameter pengukuran keselamatan pasien yang


bisa digunakan di rumah sakit. Parameter tersebut meliputi :
a. Tingkat Resiko Jatuh
Berdasarkan hasil pengkajian tentang tingkat kejadian klien jatuh
selama 3 hari (tanggal 18 – 20 Juni 2018) didapatkan hasil sebagai
berikut:

Angka Resiko Jatuh = Jumlah kejadian jatuh x 100%


Jumlah Klien yang Beresiko Jatuh
= 0 x 100%
2
= 100 %
Dari kuesioner Morse Fall Scale diperoleh nilai tertinggi
adalah 65, dan nilai terendah adalah 0, dengan pengelompokan
sebagai berikut: skor >45 :resiko tinggi, skor 25-44 mengalami resiko
jatuh sedang, skor 0-24 mengalami resiko jatuh rendah. Sehingga
dapat disimpukan bahwa rata-rata klien di ruang Airlangga mengalami
resiko jatuh rendah yaitu sebanyak 2 orang. Tidak ada klien dengan
resiko tinggi jatuh.

b. Angka Kejadian Dekubitus


Pendokumentasiaan angka kejadian dekubitus telah dilakukan
dengan baik. Pada bulan Juni mulai tanggal 18 – 20 Juni 2018 di ruang
Airlangga, angka kejadian dekubitus terdapat 0 kejadian dekubitus.
Angka Kejadian Dekubitus
N
Tanggal Kejadian Dekubitus
o
1 18 Juni 2018 0
2 19 Juni 2018 0
3 20 Juni 2018 0

Dari data yang didapatkan selama 3 hari (18 - 20 Juni 2018) di


ruang Airlangga terdapat 0 pasien yang mengalami luka dekubitus di
bagian sacrum. Sementara pasien yang beresiko mengalami luka
dekubitus terdapat 1 klien dengan bedrest.

c. Angka Kejadian Plebitis


Pendokumentasian angka kejadian plebitis telah dilakukan
dengan baik. Pada tanggal 18 - 20 Juni 2018di ruang Airlangga
terdapat angka kejadian plebitis sebanyak 1 kejadian.
Angka Kejadian Plebitis

N Kejadian Jumlah pasein yang Presentase


Tanggal
o Plebitis terpasang IV canule
1 18 Juni 2018 0 12 100%
2 19 Juni 2018 0 12 100%
3 20 Juni 2018 1 12 8.3%

Dari data yang didapatkan selama 3 hari (18 - 20 Juni 2018) di ruang
Airlangga terdapat 1 pasien yang mengalami plebitis.

d. Standar Keselamatan Klien


● Ketepatan Identifikasi Klien
Identifikasi klien di ruang Airlangga dilakukan saat awal
pengkajian dan saat akan memberikan tindakan keperawatan. Dari hasil
pengkajian selama 3 hari (18 - 20 Juni 2018) didapatkan hasil bahwa
perawat sudah melakukan identifikasi klien berdasarkan nama klien
secara verbal, namun tidak selalu diklarifikasi ulang dengan melihat
gelang klien.
● Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai
1) Penyimpanan Obat
● Poster tentang 6 benar pemberian obat diruangan belum
tersedia.
● Penyimpanan obat sesuai dengan nomor bed klien dalam kotak
● Lemari es untuk penyimpanan obat klien tidak digunakan
untuk penyimpanan makanan
● Obat-obatan klien yang tersimpan di lemari es diberi label
nama klien
● Obat-obatan klien yang disimpan di lemari es ditaruh ditepak
khusus untuk mengurangi kesalahan dalam pemberian obat dan
diberi label nama klien
● Obat oral yang harus diminum klien diberikan dengan
memakai wadah plastik.
2) Pemberian Obat
a. Angka Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dalam pemberian
Obat
Formula = Jumlah Pasien yg terkena KTD dalam pemberian
Obat x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
= 0/0 x 100%
=0%
b. Angka Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dalam pemberian Obat
Formula = Jumlah Pasien yg terkena KNC dalam pemberian
obat x 100%
Jumlah Pasien pada hari tersebut
= 0/0 x 100%

= 0%

ANALISA SWOT

Inter Kekuatan (Strenghts) Kelemahan (Weakneses)


nal 1. Seluruh perawat 1. Jumlah tenaga
di ruang perawat diruangan
Airlangga Ipd kurang berimbang
telah mengikuti dengan tingkat
MAN pelatihan ketergantungn
2. Tingkat
pasien
pendidikan tenga 2. Metode dan beban
keperawatan kerja perawat yang
Eksternal
pada ruang tinggi
Airlangga IPD
minimal D3
3. Adanya perawat
yang telah
mengikuti
pelatihan MPKP
4. Tenaga
kesehatan di
ruang Airlangga
IPD meliputi
dokter spesialis,
perawat
Peluang (Opportunity) Strategi S – O Strategi W – O
1. Setiap perawat 1. Dengan 1. Dengan
mempunyai diadakannya dan keterbatasan
kesempatan memiliki tenaga jumlah tenaga
mengikuti perawat NERS perawat di
pelatihan yang serta pelatihan ruangan Airlangga
dilaksanakan kepada perawat IPD maka perawat
sesuai dengan di ruangan maka bisa berkolaborasi
ruangan atau akan dengan mahasiswa
penyakit yang meningkatkan praktikan untuk
banyak di derita mutu pelayanan pemenuhan
2. Terdapat
yang lebih pelayanan asuhan
mahasiswa
profesional. keperawatan
praktikan di 2. Pemberian dan
ruang yang arahan untuk
dapat belajar mahasiswa
dan membantu praktikan yang
dan pemberian terdapat di
asuhan ruangan dapat
keperawatan meningkatkan
keefektifan
dalam pemberian
asuhan
keperawatan
Ancaman (Threat) Strategi S – T Strategi W – T
1. Setiap tahun 1. Dengan 1. Mengurangi
masyarakat diadakannya kelemahan dengan
mmpunyai pelatihan kepada berkolaborasi
tuntutan untuk perawat di dengan mahasiswa
mendapatkan ruangan akan praktikan
pelayanan meningkatkan keperawtan yang
kesehatan yang kinerja dan telah diarahkan
lebih pelayanan yang untuk mematuhi
profesional lebih profesional SOP yang ada di
2. Peningkatan 2. Penggunaan 5 s
ruangan.
mutu persaingan dalam pelayanan
pelayanan asuhan
asuhan keperawatan di
keperawatan ruangan maka
rumah sakit akan
yang setiap meningkatkan
tahunnya mutu dan citra
semakin kuat ruangan serta
citra rumah sakit
Internal Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Kurang memadai
1. Memiliki nurse
untuk rak
station.
MATERIAL penyimpanan botol
2. Tersedianya almari
infus dan dokumen,
kotak obat pasien.
3. Tersedianya troli campur menjadi satu.
2. Kurangnya papan
emergency.
Eksternal
4. Mempunyai informasi pada
oksigen sentral pengunjung pasien
yang memudahkan tentang larangan anak
perawat ruangan <12 tahun dilarang
5. Terdapat lemari
masuk ruangan
khusus alat tenun. 3. Troli tindakan yang
tidak digunakan
dengan baik, tidak
digunakan untuk
pemberian obat dan
tindakan.

Peluang Strategi S-O Strategi W-O


1. Kelengkapan 1. Mengajukan
(Opportunity).
perlengkapan di pengadaan fasilitas
1. Ruang Airlangga
ruangan menjadi yang masih kurang di
dalam berada di
penunjang ruangan.
lantai 3 gedung
2. Mengajukan
keperawatan dapat
baru diatas poli
penambahan sarana
meningkatkan
paru, dan
dan prasarana ruangan
pelayanan
peralatan sudah
.atau menata ulang
keperawatan dalam
cukup memadai
sarana prasarana yang
berbagai hal.
sudah ada dengan
lebih efektif.
Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T
1. Adanya 1. Mengajukan 1. Mengajukan
pembaruan pembaruan dan penambahan sarana
perlalatan dan penambahan dan prasarana yang
tempat sesuai SOP sarana dan sesuai dengan
untuk prasarana se standarnya, agar bisa
perlengkapan efektif mungkin tercapainya akreditasi
ruangan dengan rumah sakit yang
menggunkannya lebih baik.
2. Mengajukan
sesuai SOP.
penambahan
manometer oksigen
yang kurang
Kekuatan Kelemahan
(Strength) (Weaknes)
1. Rumah sakit 1. Sudah dilakukan
Internal
dan ruangan penerimaan pasien
METHOD memiliki visi baru tetapi pasien
misi sebagai tetap melanggar tata
acuan dalam tertib yang dilakukan
melaksanakan (jam kunjung)
Eksternal
kegiatan
pelayanan.
2. Ruangan
Airlangga
menggunakan
metode MPKP
Tim
3. Terdapat format
pengkajian
hingga evaluasi,
sehingga
mempermudah
dokumentasi
keperawatan
Peluang Strategi S-O Strategi W-O
1. Model asuhan 1. Dengan adanya
(Oportunity)
1. Adanya keperawatan yang mahasiswa praktek
perawat yang digunakan dan telah dapat berkolaborasi
sudah sesuai dalam melakukan
2. Pemberian
mengikuti orientasi pada pasien
bimbingan dan
pelatihan baru dan menegur
arahan kepada
MPKP pasien yang
2. Adanya mahasiswa
melanggar tata tertib
mahasiswa membuat dapat
praktek meningkatkan
manajemen sistem manajemen
keperawatan di semakin efektif, dan
ruangan mempermudah
Airlangga proses keperawatan
dapat belajar pasien
dan membantu
dalam
pemberian
asuhan
keperawatan
Ancaman Strategi S-T Strategi W-T
1. Mengoptimalkan
(Threats)
dalam orientasi 1. Memberikanpaga
1. Tata tertib dalam penerimaan r (portabel) agar
ruangan yang mengoptimalkan
pasien baru dan
tidak dipatuhi
menegur jika ada jam kunjung di
terutama untuk
keluarga pasien ruangan
jam kunjung
akan menganggu berkunjung tidak
istirahat pasien sesuai dengan jam
2. Anak – anak usia
kunjung yang
kurang dari 12
tahun rentan ditentukan
2. Memberi pagar
terhadap
penyakit jika (portable) pada
berkunjung pintu masuk dan
kerumah sakit. menutup jika
belum waktu jam
kunjung
internal Kekuatan (Strength) Kekurangan (Weaknes)
1. Seluruh keuangan 1. Kebutuhan yang
MONEY
diatur oleh rumah dibutuhkan dalam
Eksternal sakit ruangan dipenuhi
2. Pendapatan berasal
dalam waktu yang
dari pembiayaan
lama
UMUM dan BPJS
3. Adanya insentif
dari RS untuk
perawatan sebagai
reward dari
pekerjaan yang
telah dilakukan

Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O


Pendanaan RS berasal 1. Penggunaan dan 1. Mengajukan
dari Pemerintah pendanaan kebutuhan dengan
Kabupaten dan pasien keuangan yang lebih terperinci dan
BPJS diatur pemerintah yang lebih prioritas
kabupaten sesuai dengan
memberikan kebutuhan ruangan
kemudahan dalam yang mendesak.
proses
manajemennya.
2. Kewajiban semua
penduduk indonesia
yang harus
memakai BPJS
memberikan
tambahan pada
rumah sakit
sekaligus juga
pasien umum.
3. RS memberikan
reward sesuai
tindakan yang telah
dilakukan oleh
perawat
Ancaman (Treath) Strategi S – T Strategi W – T
Semakin banyak 1. Melakukan tindakan Menggunakan seefektif
Pasien yang asuhan keperawatan mungkin alkes yang ada
menggunakan BPJS, semaksimal di ruangan untuk
dimana pasie dengan mungkin untuk menunjang kesembuhan
BPJS pengeluaran kesembuhan pasien pasien
keuanganya dibatasi agar tidak melebihi
dalam setiap penyakit. batasan pengeluaran
keuangan penyakit
yang diderita
Internal Kekuatan Kelemahan
MUTU
(Strength) (Weaknes)
a. Ruangan sudah
a. Indeks kepuasan
menggunakan 6
pasien di ruang
Eksternal
Sasaran
Airlangga
keselamatan pasien
menunjukan pasien
(SKP)
merasa tidak puas
b. Tidak ada kejadian
dengan tingkat
pasien jatuh
perawatan diruangan
diruang Airlangga
c. Tidak adanya sbanyak 1 orang.
kejadian pasien
yang mengalami
decubitus di ruang
Airlangga
d. Tidak adanya
kejadian Inos
diruangan
Airlangga
Peluang Strategi S-O Strategi W-O
Mempertahanka Pasien merasa
(Opportunity)
n atau tidak puas
Adanya
meningkatkan didalam
peningkatan
standart mutu di karakteristik
mutu
ruangan. empati di bagian :
pelayanan
perawat sering
ruangan yang
menengok dan
juga bisa
memeriksa
meningkatkan
keadaan pasien
standart
seperti mengukur
akreditasi baik
tensi, suhu, nadi,
ruangan
pernafasan, dan
maupun rumah
cairan infus
sakit.
Ancaman Strategi S-T Strategi W-T
Selalu
(Threat) Melakukan
menerapkan
Adanya supervisi dari
SOP
supervisi untuk kepala ruang ke
sebagaimana
mengontrol perawat
mestinya,
mutu tiap pelaksana
supaya mutu
ruangan maupun katim
dan pelayanan
untuk kepuasan
tetap maksimal
pasien

BAB IV

ANALISA SWOT, PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN


MASALAH DAN POA PENYELESAIAN MASALAH ANALISA SWOT

No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT x


1. MAN
a. Internal Faktor (IFAS) RATING
STRENGHT
1) Sebagian perawat pernah 0,5 2 1 S–
0,5 2 1
mengikuti pelatihan. W
=
2) Adanya perawat S1 Ners (2
1–
orang).
Total 1 2 2,6
WEAKNES =-
1) Jumlah perawat di ruangan 0,6 3 1,8
1
tidak sesuai dengan jumlah
0,4 2 0,8
pasien di ruangan.

2) Sebagian perawat ruangan


belum pernah mengikuti
pelatihan tentang penyakit
dalam.

1 2,6 -1

b. Eksternal Faktor (EFAS)


1) Setiap perawat mempunyai 0,5 2 1 O
kesempatan mengikuti –T
pelatihan sesuai dengan 0,5 3 1,5 =
1–
ruangan atau penyakit yang
2,5
banyak diderita.
=
2) Terdapat mahasiswa
-0,
keperawatan di ruangan yang
5
bisa membantu dalam
pemberian asuhan keperwatan.
Total 1 2,5 -
TREATENED 0,5
1) Setiap tahun masyarakat 0,6 2 1,2
mempunyai tuntutan untuk
0,4 2 0,8
pelayanan kesehatan yang
lebih profesional

2) Peningkatan persaingan rumah


sakit yang setiap tahun
semakin kuat.
Total 1 2
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X
RATING

2 MATERIAL
1) INTERNAL FACTOR
(IFAS)
STRENGTH
a. Memiliki nurse station. 0,1 2 0,2 S-W =
2,1-2,8 =
-0,7
b. Tersedianya almari kotak 0,1 3 0,3
obat pasien
c. Tersedianya troli emergency. 0,2 2 0,4
d. Terdapat lemari khusus alat 0,3 2 0,6
tenun.
e. Mempunyai oksigen sentral 0,3 2 0,6
dan semua perawat ruangan
mampu mengoperasikannya
Jumlah 1 2,1
WEAKNES
a. Troli tindakan yang tidak 0,2 2 0,4
digunakan dengan baik, tidak
digunakan untuk pemberian
obat dan tindakan
b. Kurang memadai untuk rak 0,4 3 1,2
penyimpanan botol infus
dan dokumen, campur
menjadi satu.
c. Kurangnya papan informasi 0,4 3 1,2
pada pengunjung pasien
tentang larangan anak <12
tahun dilarang masuk
ruangan.
Jumlah 1 2,8
d. Eksternal Factor (EFAS)
OPPURTUNITY
Ruang Airlangga dalam 1 2 2 O-T =
2-3 = - 1
berada di lantai 3 gedung
-
baru diatas poli paru, dan
peralatan sudah cukup
memadai
Jumlah 1 2
TREATENED
a. Adanya pembaruan peralatan 1 3 3
sesuai SOP untuk
perlengkapan ruangan
Jumlah 1 3
M3 METODHE

NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING


1 METODE
STRENGHT
a. Rumah sakit dan ruangan memiliki 0,4 4 1,6 S –W
4–3=1
visi misi sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan
b. Ruangan Airlangga Dalam 0,3 4 1,2
menggunakan metode MPKP Tim
c. Terdapat format pengkajian hingga 0,3 4 1,2
evaluasi, sehingga mempermudah
dokumentasi keperawatan

TOTAL 1 4
WEAKNESS
a. Pada saat penerimaan pasien baru 1 3 3
sudah dijelaskan terhadap keluarga
pasien tentang tata tertib ruangan
tetapi pengunjung dan kelurga tidak
mematuhi tata tertib ruangan.

TOTAL 1 3
OPPORTUNITY
a. Adanya perawat yang sudah 0,7 4 2,8 O–T
3,7 – 3 =
mengikuti pelatihan MPKP
b. Adanya mahasiswa praktek 0,3 3 0,9 0,7
manajemen keperawatan di ruangan
Airlangga Dalam
TOTAL 1 3,7
TREATENED
a. Tata tertib ruangan yang tidak 1 3 3
dipatuhi terutama untuk jam kunjung
akan menganggu istirahat pasien

TOTAL 1 3
4 Money

Internal Faktor S–W=

Kekuatan (Strengrth) 2,7 – 2 =


1. Seluruh keuangan diatur oleh rumah 0,3 2 0,6 0,7
sakit 0,3 3 0,9
2. Pendapatan berasal dari pembiayaan
0,4 3 1,2
UMUM dan BPJS
3. Adanya insentif dari RS untuk
perawat sebagai reward dari pekerjaan
yang telah dilakukan
Jumlah 1 2,7
Kelemahan (Weaknes)
Kebutuhan yang dibutuhkan dalam 1 2 2
ruangan dipenuhi dalam waktu yang
lama
Jumlah 1 2

Eksternal Faktor O–T=


Peluang (Opportunity) 2–3=-1
Pendanaan RS berasal dari Pemerintah 1 2 2
Kabupaten dan pasien BPJS
Jumlah 1 2
Ancaman (Treath)
Semakin banyak Pasien menggunakan
BPJS, dimana pasien dengan BPJS 1 3 3
pengeluaran keuanganya dibatasi
dalam setiap penyakit.
Jumlah 1 3
M5 (Mutu)

NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING


1 M5 (Mutu)
a. internal factor (IFAS)
Strength
1. Ruangan sudah menggunakan 6 0,3 3 0,9
Sasaran keselamatan pasien S–W
(SKP) 0,25 2 0,5 2,3 – 2 = 0,3
2. Tidak ada kejadian pasien jatuh 0,2 2 0,4
diruang Airlangga 0,25 2 0,5
3. Tidak adanya kejadian pasien
yang mengalami decubitus di
ruang Airlangga
4. Tidak adanya kejadian Inos
1 2,3
diruangan Airlangga
Total

Weakness 1 2 2
1. Indeks kepuasan pasien di ruang
Airlangga menunjukan pasien
merasa tidak puas dengan tingkat
perawatan diruangan sbanyak 1
orang

1 4 4
O–T
4–3=1
b. eksternal factor (EFAS)
Opportunity
Adanya peningkatan mutu
pelayanan ruangan yang juga 1 4
bisa meningkatkan standart
akreditasi baik ruangan
maupun rumah sakit 1 3 3

Total
1 3
Threat
Adanya supervisi untuk
mengontrol mutu tiap ruangan

Total
Planning Of Action (Perencanaan)

No Masalah Tujuan Program/Kegiatan Indikator/Target Penanggung Waktu


Keberhasilan Jawab
1 Tempat infus Memberikan 1. Memberikan tempat infus 1. Tidak terpaparnya infus Juni 2018
1. Karu
yang kurang tempat infus untuk sehingga tidak terpapar sinar dengan sinar matahari
memadai dan menjaga kerapian matahari pada pagi hari 2. Penataan infus menjadi rapi 2. Katim
terpaparnya infus dan agar 2. Merapikan infus sesuai Sesuai dengan jenis.
oleh sinar menghindari dengan tempatnya 3.Perawat

matahari pada paparan sinar 3. Memberi lebel pada tempat pelaksana

pagi hari matahari infus


4.Mahasiswa
praktek

PJ Anggara
dian putra,
Devan
Vernanda
Putra,Novita
Devi,Rendi
Rivaldi,Silvi
Zahrotul,Siska
Aniscara.
2 Kurangnya 1. Memberikan 1. Terciptnya suasana yang Juni 2018
1. Memberikan pagar portable 1. Karu
ketertiban ketertipan nyaman untuk
untuk membatasi jam
keluarga dalam bagi meningkatkan istirahat 2. Katim
kunjung pasien
mematuhi tata pengunjung pasien
tertib pasien (jam (memberikan 3.Perawat

kunjung pasien ) pagar pelaksana

portable
4. Mahasiswa
pada pintu
praktek
masuk)
2. Memberikan PJ: Anggara
suasana yang dian putra,
aman untuk Devan
meningkatka Vernanda
n istirahat Putra,Novita
Devi,Rendi
Rivaldi,Silvi
Zahrotul,Siska
Aniscara.

Anda mungkin juga menyukai