DISUSUN OLEH :
1. Ahyar P07120523001
2. Ayu Aprilia az Zahra P07120523004
3. Baiq Qorin Maulida P07120523005
4. Cahyadi Saputra P07120523006
5. Lala Hanum Salsabila P07120523022
6. Meliyana Hayati P07120523023
7. Muhaepi Asmania P07120523024
8. Putri Aprilia P07120523032
9. Sonya Aprily Mulyanti P07120523037
10. Suci Islamiaty S. Malik P07120523038
11. Susilawati P07120523039
12. Urip Arpan P07120523042
Kepala Ruangan
Pembimbing Lahan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan “Laporan Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan Praktik
Klinik Stase Manajemen Keperawatan Ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok praktik klinik stase
manajemen keperawatan semester dua.
Pada kesempatan ini kami banyak mendapat bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Kami berharap semoga laporan ini dapat membantu pembaca untuk lebih
mengetahui tentang manajemen layananan keperawatan di lingkup rumah sakit.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis mengharap saran dari berbagai pihak agar
laporan ini lebih sempurna.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal utama dalam industri jasa kesehatan yaitu pelayanan kesehatan.
Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan seiring
dengan perkembangan dunia kesehatan. Setiap rumah sakit bertanggung
gugat terhadapa penerima jasa pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan di
rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh
suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan. Keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral pelayanan
kesehatan dan menjadi bagian terdepan dalam pelayanan kesehatan di rumah
sakit (Nurachmah, 2002). Pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai visi
dan misi rumah sakit maka diperlukan manajemen keperawatan yang baik.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses menyelesaikan suatu
pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien, dan
rasional dalam memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit
maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Asmuji, 2014).
KEPALA RUANGAN
Dewi ulfah ardiani, S.Kep.,Ns
ADMINISTRASI
PP I PP II PP III
Parhanatun Nahlah, S.Kep.,Ns Lale Anggun Paraning Wulan, Yeni Hermayanti, S.Kep.,Ns
S.Kep.,Ns
PA PA PA PA PA
I Putu Ari Wira I Made Satya Karina Citra Ahmad Fudoli, Nurpitriani,
Santika, S.Kep.,Ns Manditha, S.Kep.,Ns., M.Kep Amd.Kep
Wiguna, S.Tr.Kep.
S.Kep.,Ns
Muhammd L. M Faelani, Rasianti, Amd.Kep
M Heriawan,
Budiman, Amd.Kep Rosdiana, Amd.Kep S.Kep.,Ns
Amd.Kep
Sri Asriani,
Danang Trianti, Hariadi, S.Kep.,Ns Agus Jihdul fata, Amd.Kep
Astuti Lidya
Amd.Kep Amd.Kep
Samusi, Amd.Kep
Haerunnisa, Bq Devi Andriani,
Eka Rizkina M, Siti Akmasari, Amd.Bid
Nurul Hidaayati, S.Kep.,Ns
S.Kep.,Ns S.Kep.,Ns
Amd.Kep
Khaerudin, Risma Dwi Lestari,
Azizatul Basmalah, Ni Wayan Suliastini, S.Tr.Kep.,Ns
Widia Cahya Amd.Kep
S.Kep.,Ns S.Tr.Kep.,Ns
Ningrum, Amd.Kep
Linda Puji
Ramdiani,
S.Kep.,Ns
Irwina Syafitri,
S.Tr.Kep.Ns
c.
Interpretasi
Berdasarkan tabel.1 kualifikasi tingkat pendidikan perawat di Mata Jitu
kualifikasi Sebagian besar berpendidikan Profesi Ners sebanyak 16
orang (50%).
c. Tenaga Non-Keperawatan
Tabel .2 Klasifikasi Tenaga Non Keperawatan Ruang Mata Jitu
RSUD Provinsi NTB 8 Maret 2024
No Klasifikasi Jumlah %
1 Ahli Gizi 1 6
2 Apoteker 2 13
3 Cleaning Service 10 62
4 Administrasi 1 6
5 Transportasi 2 13
Jumlah 16 100
Interpretasi:
Berdasarkan Tabel.2 Jumlah Tenaga Non-Keperawatan di Ruang Mata
Jitu Sebagian besar adalah clening servis sebanyak 10 orang (62%).
d. Pembagian Dinas Perawat Ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB
Tabel 3. Pembagian Dinas Perawat di Ruang Mata Jitu
RSUD Provinsi 2024 8 Maret 2024
Dinas
Tenaga
Pagi Siang Malam Libur Cuti
Kepala Ruangan 1 - - - -
Ketua Shift 1 1 1 1 -
Perawat primer 3 - - - -
Perawat Associete 9 4 4 4 3
Ahli Gizi 1 - - - -
Billing/Administrasi 1 - - - -
Transportasi 2 - - - -
Farmasi Klinik 2 - - - -
Interpretasi:
Interpretasi:
Berdasarkan table 4 sebagian besar pelatihan yang telah dilakukan
perawat di ruangan Mata Jitu adalah pelatihan BTCLS
f. Pengaturan ketenaga kerjaan
Untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan Mata Jitu
menggunakan perhitungan kebutuhan tenaga kerja metode Gillies
(Nursalam, 2016):
Diketahui :
Jumlah pasien pada tanggal 7 Maret 2024 yaitu : 36 orang
1) Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan
pasien perhari, yaitu :
- Jumlah pasien mandiri 0 pasien
- Jumlah pasien persial 18 pasien
- Jumlah pasien total 18 pasien
a) Keperawatan langsung
Keperawatan mandiri 0 x 2 jam = 0 jam
Keperawatan persial 18 x 3 jam = 54 jam
Keperawatan total 18 x 6 jam = 108 jam
= 162 jam
b) Keperawatan tidak langsung : 36 pasien x 1 jam = 36 jam
c) Penyuluhan kesehatan : 36 x 0,25 = 9 jam
Total jam keseluruhan = 207 jam
2) Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per
pasien perhari adalah : 207 ÷ 36 pasien = 5,75 jam/pasien/hari
3) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan
tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus Gillies di atas,
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
5 ,75 jam/ pasien/h ari ×36 × 365 h ari 75,365
= = 33,25 orang
365 h ari−81 h ari ×8 jam 2.272
dibulatkan menjadi 33 orang.
=33+20%(33) = 40 Orang
Jumlah pasien pada tanggal 9 Maret 2024 yaitu : 34 orang
1) Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan
pasien perhari, yaitu :
- Jumlah pasien mandiri 0 pasien
- Jumlah pasien persial 18 pasien
- Jumlah pasien total 16 pasien
d) Keperawatan langsung
Keperawatan mandiri 0 x 2 jam = 0 jam
Keperawatan persial 18 x 3 jam = 54 jam
Keperawatan total 16 x 6 jam = 96 jam
= 150 jam
e) Keperawatan tidak langsung : 34 pasien x 1 jam = 34 jam
f) Penyuluhan kesehatan : 34 x 0,25 = 8,5 jam
Total jam keseluruhan = 192,5 jam
2) Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per
pasien perhari adalah : 192 ÷ 34 pasien = 55,66 jam/pasien/hari
3) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan
tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus Gillies di atas,
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
5 ,66 jam/ pasien/h ari× 34 ×365 h ari 70,240
= = 30,91 orang
365 h ari−81h ari× 8 jam 2.272
dibulatkan menjadi 31 orang.
= 31+20% (31) orang = 37 orang
Jadi kebutuhan tenaga kerjakeperawatan yang di butuh kan ruangan
berdasarkan observasi selama 2 hari dengan menggunakan rumus gillies
40+37
yaitu = 38 orang
2
Interpretasi :
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga kerja menurut metode Gillies
jumlah tenaga perawat diruang Mata Jitu belum tercukupi.
g. Mutu
1) BOR
BOR (bed occupancy ratio = angka penggunaan tempat tidur). BOR
Menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to
inpatient bad count days in a period under considenration “.
Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentase
pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
diberikan gambaran tinggi pada rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI 2005, Kementrian Kesehatan 2011).
Rumus BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit/ (jumlah tempat
tidur X jumlah hari dalam satu periode)) X 100%
Perhitungan BOR di ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB dengan
jumlah tempat tidur 40 Bed, jumlah hari rawat 1097 hari dan jumlah
hari pada bulan Januari 31 hari. Maka BOR ruang Mataa Jitu RSUD
Provinsi NTB adalah :
1097
BOR = x 100% = 88,46%
40 x 31
Dari perhitugnan BOR yang telah dilakukan didapatkan nilai
sebesar 88,46%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
tingkat pemanfaatan tempat tidur melebihi nilai ideal yang
ditetapkan oleh departemen Kesehatan republik Indonesia dengan
tempat tidur yang tersedia. Nilai BOR ideal 60-85% menurutt
Depkes RI.
2) AVLOS
AVLOS (Average Length of Stay) = rata-rata lamanya pasien
dirawat. AVLOS adalah the average hospitalization stay of inpatient
discharged during the period under considenteration (Huffman
1994). AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien (Depkes
RI 2005, Kementerian Kesehatan 2011). Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.
Secara umum nilai AVLOS yang ideal adalah antara 6-9 hari
(Depkes RI 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
Rumus AVLOS :
Jumla h lama di rawat
jumla h pasien keluar ( h idup +mati )
Perhitungan AVLOS di ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB
dengan jumlah lama perawatan 1097 hari , jumlah keluar hidup 150
orang, dan jumlah pasien keluar meninggal 8 orang.jumlah pasien
pulang paksa 7 Maka AVLOS ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB
adalah
1097
AVLOS = = 6,6
150+8+7
Perhitungan AVLOS di ruang Mata Jitu ditemukan hasil 6,6.
Dari data tersebut kita diketahui bahwa AVLOS masih normal.
Jumlah hari AVLOS yang ideal, yaitu 6-9 hari
3) TOI
TOI (Turn Over Interval) = tenggang perputaran tempat tidur TOI
adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah
diisi ke saat terisi berikutnya (Depkes RI 2005, Kementerian
Kesehatan 2011). Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Ideal nya tempat tidur kosong
tidak terisi pada kisaran 1-3 hari ( Depkes RI 2005, Kementerian
Kesehatan 2011)
Jumlah bed : 40 bed
Periode perawatan : 31 hari
Hari perawatan : 1097 hari
Jumlah pasien keluar (hidup+mati) : 165 pasien
Rumus Hitung TOI:
( jumla h tempat tidur X periode )
−hari perawatan
jumla h pasien keluar ( h idup +mati )
No VARIABEL TANGGAL
.
7 8 9 Total
1. Jumlah kejadian flebitis : - - - -
a. Mechanical
b. Bacterial
Chemical
Total pasien yang dirawat 36 39 34 109
0
Tgl 7/3/2025 = x 100 %=0 %
36
0
Tgl 8/3/2024 = x 100 %=0 %
39
0
Tgl 2/9/2022 = x 100 %=0 %
34
0 %+ 0 %+0 %
= x 100 %
3
Jumla h kejadian Dekubitus
FORMUL Ẋ
jumla h pasien beresikoterjadi Dekubitus
A
100%
TANGGAL
NO VARIABEL
7 8 9 TOTAL
1 Jumlah kejadian dekubitus 0 0 0 0
Jumlah pasien beresiko tinggi 1
2 16 15 46
terjadi dekubitus 5
0%
= x 100 %
3
=0%
b) Kejadian Dekubitus
0
Kejadian Dekubitus : Ẋ 100% = 0%
46
Jadi, rata-rata angka kejadian dekubitus dari tanggal 7-9 Maret 2024 adalah
sebesar 0%. Angka tersebutsesuai dengan standar nasional (<3%).
7 8 9 Total
1
Tanggal 8 Maret 2024 : Ẋ 100% = 11%
9
0
Tanggal 9 Maret 2024 : Ẋ 100% = 0%
8
0+11+0
= x 100 %
3
11
= x 100 %
3
= 3,6%
Interpretasi Tabel:
Dari hasil survey menggunakan kuesioner kepuasan pasien
dengan responden sebanyak 11 orang di dapatkan hasil 100%
pasien merasa puas.
h. Alur pasien masuk ruangan mata jitu
PASIEN PULANG
2. M2 (Money)
Setiap pegawai RSUD Provinsi NTB di Ruang Mata Jitu baik
perawat dan bidan memperoleh pendapatan dari gaji (PNS, PPPK, Honor
BLUD) dan jasa pelayanan (sistem remunerasi) atas pelayanan pasien
(BPJS, Umum, Jasa Raharja, dan Bansos).
Berkaitan dengan Pendanaan Rumah Sakit untuk belanja Rumah
Sakit bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan
Pendapatan BLUD yang terdiri:
a. Dana Alokasi Umum (DAU), merupakan dana transfer pusat (APBN) ke
daerah untuk tujuan pemerataan kemampuan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana Alokasi Umum (DAU) diperuntukkan oleh Rumah Sakit untuk
Belanja Gaji Pegawai (PNS, Honor Daerah dan PPPK), Belanja
Operasional (Listrik, Air, Telepon dan Air) dan belanja lainnya.
b. Dana Alokasi Khusus (DAK), merupakan dana yang bersumber dari
APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
dan sesuai dengan prioritas nasional. Dana Alokasi Khusus (DAK) oleh
RSUP NTB diperuntukkan untuk belanja Sarana (Bangunan), Prasarana
(Ambulance, UPS) dan Alat Kesehatan.
c. Pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), merupakan
keseluruhan pendapatan yang diperoleh Rumah Sakit baik itu pelayanan
pasien (Umum, BPJS, Bansos dan Jasa Raharja), jasa parkir, penyewaan
Gedung untuk kegiatan usaha serta kegiatan lainnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pendapatan BLUD diperuntukkan oleh Rumah
Sakit untuk belanja Obat-obatan, Belanja Medis Habis Pakai (BMHP),
Belanja Alat Kesehatan, Belanja Honor Pegawai BLUD, Belanja Gaji
Cleaning Service dan belanja lainnya.
3. M3 (Material)
Bila sarana (kualitas dan kuantitas) yang tersedia tidak cukup
(tidak sesuai) dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu
dari pelaksanaan pelayanan keperawatan. Berdasarkan wawancara dengan
Kepala Ruangan Mata Jitu diperoleh informasi bahwa pengadaan alat atau
bahan yang dibutuhkan dilakukan dengan cara pengamprahan ke CSSD.
Setiap alat dan bahan habis pakai akan diterima oleh ruangan sesuai dengan
usulan yang diajukan. Untuk barang habis pakai amprahan dilakukan 1 kali
seminggu atau sesuai dengan kebutuhan ruangan. Amprahan ini tidak
sepenuhnya bergantung pada kepala ruangan, semua perawat bisa
mengusulkan alat apa saja yang diamprah akan tetapi tetap dikonfirmasi dan
dipertimbangkan oleh kepala ruangan.
a. Lokasi
Gambaran umum ruang Mata Jitu merupakan bagian dari ruang
perawatan di RSUD Provinsi NTB. Ruang Mata Jitu terletak di lantai 4
gedung Graha Gemilang.
Gambaran umum ruang Mata Jitu merupakan ruang rawat inap multi-
SMF dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 40 tempat tidur dimana
terdiri dari pasien kelas I, II,dan III.
b. Fasilitas Pasien
Tabel .5 Fasilitas pasien di ruang Mata Jitu RSUP NTB 8 Maret 2024
No Fasilitas Jumlah
1 Kamar Mandi 20
2 Tempat Tidur 40
3 Kursi 80
4 AC 20
5 Loker Pasien 80
6 Wastafel 20
7 Bantal 40
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Standar %
Baik Rusak
1 Defibrilator 1 1
2 Ambubag anak 1 1
Ambu bag 1
4. 1
dewasa
5. Hepafilter 1 1
6. EKG + troli 1 1
7. Brangkar 1 1
8. 02 transport 3 3
9. Suction kecil 2 2
Timbangan 2
13. 2
berdiri
Pengukur 1
14. 1
tinggi badan
16. Termogun 3 3
17. Oximetry 4 4
19. Monitor 2 2
20. Stetoskop 5 5
b) Non Alkes
Tabel 7 . Alat-alat Non Kesehatan Ruangan Mata Jitu
RSUD Provinsi NTB 8 Maret 2024.
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Standar Rusa %
Baik
1 Lemari besi 6 6
2 Meja kerja 5 5
Kertas injeksi
3 (dressing care 2 2
kecil)
Dressing care
4 3 3
besar
Kursi jaga
5 perawat (warna 10 10
merah)
Laptop asus +
6 3 3
kaki
7 HP A23 samsung 1 1
Kursi bulat
8 penenunggu 39 39
pasien
9 Kulkas rumah 1 1
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Standar %
tangga
10 Kulkas obat 1 1
Troli
11 1 1
emergency
Dispenser air
12 2 2
pompa
13 Loker perawat 1 1
14 Loker berkas 1 1
Lampu sorot
15 1 1
eliteck
Interpretasi:
Berdasarkan tabel 6. Semua alat non-kesehatan yang ada di
ruangan berada dalam kondisi baik.
No Rasio Pasien :
Nama Barang
Alat
2. Stetoskop 2/ ruangan
3. Timbangan Berat
1/ ruangan
Badan/ tinggi badan
4. Tabung oksigen +
2/ ruangan
Flow meter
Sterilisator
sedang
9. Korentang 2/ ruangan
31 Stelsator 1/ruangan
33 V C set 2/ruangan
Rasio Pasien :
No. Nama Barang
Alat
1 Gorden 1:2
3 Seprei 1:5
9 Handuk 1:3
10 Washlap 1:5
13 Meja pasien 1/ 1
15 Tempat tidur 1: 1
fungsional
23 Mitela/topi 1:1/3
24 Piyama 1:5
30 Sarung O2 1:1/3
32 Vitrase 1:2
42 Komot 1/ ruangan
Remaja
b) Psikiatri Adiksi +/- +/- +/- +/-
c) Psikoterapi +/- +/- +/- +/-
d) Psikiatri Forensik +/- +/- +/- +/-
e) Psikogeriatri +/- +/- +/- +/-
a) Digestif +/- +/- +/- +/-
b) Onkologi +/- +/- +/- +/-
c) Vaskuler +/- +/- +/- +/-
2) Subspesialis penyakit +/- +/- +/- +/-
dalam
a) Gastroenterologi-
hepatologi +/- +/- +/- +/-
b) Tropik infeksi +/- +/- +/- +/-
c) Ginjal hipertensi +/- +/- +/- +/-
d) Rematologi +/- +/- +/- +/-
f) Pasikiatri Komunitas +/- +/- +/- +/-
2) Mata +/- +/- +/- +/-
a) Infeksi Imulogi +/- +/- +/- +/-
b) Glaukoma +/- +/- +/- +/-
c) Korne, lensa dan bedah
refraktif +/- +/- +/- +/-
d) Neurooftalmologi +/- +/- +/- +/-
e) Oftalmologi Komunitas +/- +/- +/- +/-
f) Pediatri Onkologi
+/- +/- +/- +/-
Strabismus
g) Refraksi lensa kontak +/- +/- +/- +/-
h) Rekonstruksi okuloplasti
dan onkologi +/- +/- +/- +/-
i) Vitreo retina +/- +/- +/- +/-
3) Telinga hidung
tenggorok- bedah kepala +/- +/- +/- +/-
leher (THT-KL)
a) Otologi +/- +/- +/- +/-
b) Rinologi +/- +/- +/- +/-
c) Onkologi bedah kepala
leher +/- +/- +/- +/-
d) Laring faring +/- +/- +/- +/-
e) Neurotologi +/- +/- +/- +/-
f) Endoskopi bronko-
esofagologi +/- +/- +/- +/-
g) Alergi imunologi +/- +/- +/- +/-
h) Plastik rekonstruksi +/- +/- +/- +/-
THT
i) THT komunitas +/- +/- +/- +/-
4) Paru +/- +/- +/- +/-
a) Infeksi Paru +/- +/- +/- +/-
b) Onkologi toraks +/- +/- +/- +/-
c) Intervensi dan gawat
nafas +/- +/- +/- +/-
d) Asma PPOK +/- +/- +/- +/-
e) Paru Kerja dan
lingkungan +/- +/- +/- +/-
f) Imunologi paru +/- +/- +/- +/-
5) Saraf +/- +/- +/- +/-
a) Neurointensive +/- +/- +/- +/-
b) Neurointerven-si +/- +/- +/- +/-
c) Manajemen Intervensi
+/- +/- +/- +/-
Nyeri
d) Fungsi luhur +/- +/- +/- +/-
e) Neuroonkologi +/- +/- +/- +/-
f) Neurosonologi +/- +/- +/- +/-
6) Bedah Saraf +/- +/- +/- +/-
a) Neurotrauma +/- +/- +/- +/-
b) Neuroonkologi +/- +/- +/- +/-
c) Neurospine +/- +/- +/- +/-
d) Neurofungsi-onal +/- +/- +/- +/-
e) Neuropediatri +/- +/- +/- +/-
f) Neurovaskular +/- +/- +/- +/-
7) Jantung dan pembuluh
darah +/- +/- +/- +/-
a) Pelayanan aritmia +/- +/- +/- +/-
b) Pelayanan jantung anak
dan PJB +/- +/- +/- +/-
c) Pelayanan vaskular +/- +/- +/- +/-
d) Pelayanan cardiac
imaging +/- +/- +/- +/-
e) Pelayanan intensive dan
kegawatan kardiovas- kuler
+/- +/- +/- +/-
8) Orthopedi dan +/- +/- +/- +/-
traumatology
a) Spine +/- +/- +/- +/-
b) Hand and microsurgery +/- +/- +/- +/-
c) Paediatric orthopaedi +/- +/- +/- +/-
d) Tumor muskuloskeletal +/- +/- +/- +/-
e) Hip and knee +/- +/- +/- +/-
f) Foot and ankle +/- +/- +/- +/-
g) Sport, shoulder and +/- +/- +/- +/-
elbow
9) Bedah Anak +/- +/- +/- +/-
a) Bedah Digestif Anak +/- +/- +/- +/-
b) Urogenital anak +/- +/- +/- +/-
10) Kulit dan Kelamin +/- +/- +/- +/-
11) Anestesi dan terapi +/- +/- +/- +/-
intensif
a) Intensive Care +/- +/- +/- +/-
b) Neuroanestesi +/- +/- +/- +/-
c) Pediatric Anestesi +/- +/- +/- +/-
d) Regional Anestesi +/- +/- +/- +/-
e) Terapi Nyeri +/- +/- +/- +/-
f) Kardiovaskuler Anestesi +/- +/- +/- +/-
g) Obstetric Anestesi +/- +/- +/- +/-
12) Radiologi +/- +/- +/- +/-
a) Radiologi neuro kepala
leher +/- +/- +/- +/-
b) Radiologi anak +/- +/- +/- +/-
c) Radiologi intervensi +/- +/- +/- +/-
d) Thorax imaging +/- +/- +/- +/-
e) Breast and women
4. Tenaga kefarmasian
a. Apoteker + + + +
1) Radiografer + + + +
4. M4 (Metode)
a. Penerapan Pemberian Asuhan Keperawatan (MPKP)
Berdasarkan hasil wawancara pada hari kamis tanggal 7 maret
2024 model pemberian asuhan keperawatan yang diterapkan diruang
mata jitu RSUD Provinsi NTB adalah metode primer, Dimana setiap
perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam dan perawat primer
memberikan tanggung jawab kepada perawat pelaksana dalam
memantau dan memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
shiftnya.
b. Timbang Terima
Timbang terima Merupakan transfer atau mengirim informasi
(termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) tentang pasien yang
berisi tentang konfirmasi keadaan pasien, tanggung jawab dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya dan perawat yang akan
melanjutkan tugasnya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada
hari kamis tanggal 7 Maret 2024 timbang terima di ruang mata jitu
RSUD Provinsi NTB dilakukan setiap pergantian shift yang diikuti
oleh semua perawat yang bertugas dimasing-masing shift.
Pelaksanaan timbang terima di ruang mata jitu dilaksanakan pre
confren di nurse station, perawat yang bekerja sebelumnya
menyampaikan tentang identitas pasien, diagnosa medis, keluhan
pasien , terapi yang sudah diberikan dan yang belum diberikan,
kemudian perawat primer 1-3 melakukan timbang terima dengan
perawat pelaksana atau tim dan mengunjungi setiap pasien kelolaan
untuk memvalidasi informasi yang sudah disampaikan dan yang sudah
diterima.
Proses timbang terima yang efektif dan terstruktur akan
memperkuat status profesionalisme perawat dalam memberikan
pelayanan Kesehatan (Davies dan Priestly, 2006).
c. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang akan dilaksanakan oleh
perawat disamping melibatkan pasien, dan tim Kesehatan lainnya
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Di ruang
mata jitu RSUD Provinsi NTB sudah melakukan metode ronde
keperawatan yang melibatkan tim kesehatan lain seperti farmasi,
laboratorium, gizi , dokter dan analis. Berdasarkan hasil wawancara
pada hari kamis tanggal 7 Maret 2024 diruang mata jitu sudah
melaksanakan ronde keperawtan 2 kali dengan kasus THT dan
Perdarahan intra abdomen, dan sebelum melakukan ronde
keperawatan harus melaporkan ke MPP.
d. Supervisi Keperawatan
Supervise merupakan bentuk kegiatan manajemen keperawatan
yang bertujuan pada pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada
pasien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan
kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.
Berdasarkan hasil observasi wawancara dengan kepala ruangan
mata jitu pada hari kamis 7 Maret 2024 bahwa diruang mata jitu
dilakukan supervisi menggunkan googel form yang dibuat oleh bidang
keperawatan yang pelaksanaannya tidak terjadwal dan supervise ini
dilakukan oleh kepala ruangan ke perawat primer dan dari perawat
primer ke perawat pelaksana.
e. Discharge Planning
Discharge planning merupakan proses dari awal mula pasien
masuk hingga pasien pulang yang diberikan edukasi tentang cara
mencegah kekambuahn penyakit dan cara merawat Ketika pasien
pulang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan mata jitu
RSUD Provinsi NTB kegiatan discharge planning dilakukan pada saat
pasien baru masuk berupa edukasi cuci tangan, tata tertib rumah sakit
dan sebelum pasien pulang diberikan edukasi terkait 2 jam tunggu
pasien pulang.
f. Dokumentasi Keperawatan
Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenanga
Kesehatan ( sarana administrasi penunjang). Sudah ada system
pendokumentasian SOAP. Format asuhan keperawatan, serta
kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diruang mata jitu RSUD
Provinsi NTB untuk pendokumentasian keperawatan menggunakan
ERM (Elektronik Rekam Medis) dan Rekam Medis manual
5. M5 ( Marketing)
Marketing atau pemasaran sebuah rumah sakit tetaplah vital dan
dikedepankan kendati rumah sakit merupakan salah satu instutisi
pelayanan kesehatan yang tidak selalu beriorientasi pada profit semata.
Rumah sakit mempunyai peran penting dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia dengan Nomor. 340/MEMNKES/PER/III/2010. Beberapa
faktor penting dalam melakukan pemasaran rumah sakit diantaranya :
a. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
b. Semakin bebas dan mudahnya mobilitas masyarakat untuk memilih
rumah sakit dimana akan berobat menyebabkan persainagan antar
rumah sakit semakin ketat.
c. Banyak pesaing-pesaing baru bermunculan karena regulasi pemerintah
dibidang keseahatan.
Tujuh unsur pemasaran jasa pada rumah sakit antara lain:
a. Produk
b. Harga atau tarif
c. Tempat
d. Promosi
e. Orang
f. Proses
g. Sarana fisik
Ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB pada tahun 2022 telah resmi
menjadi rumah sakit tipe A mampu melakukan layanan diantaranya :
a. Pelayanan poliklinik meliputi: Multi SMF (Staf Medis Fungsional)
b. Layanan instalansi rawat inap meliputi: Kelas III.
c. Instalasi gawat darurat dengan pelayanan 24 jam dan didukung oleh
dokter penanggung jawab dan dokter spesialis.
d. Pelayanan penunjang meliputi: Ahli gizi dan farmasi.
Saat ini pemasaran layanan di RSUD Provinsi NTB sudah sangat optimal
dilihat dari tersedianya jumlah sarana promosi layanan diantaranya
tersedianya flipshet dan leaflet, banner, dan promosi melalui social media
dan jenis-jenis layanan lainnya. Saat ini ruang Mata Jitu RSUD Provinsi
NTB telah berkerja sama dengan pihak ketiga dalam hal pembiayaan
baik rawat inap maupun rawat jalan dengan BPJS Kesehatan.
6. M6 (Mesin)
Ketersediaan serta perawatan mesin dirumah sakit baik di rawat
inap maupun ruangan lainnya sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan
yang nantinya akan digunakan untuk menunjang pemberian asuhan
kepada pasien.
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa setelah melakukan
wawancara dengan inventaris dan kepala ruangan, didapatkan data bahwa
untuk mekanisme peminjaman alat steril di RSUD Provinsi NTB sudah
tersentralisasi yaitu di ruang CSSD, dimana saat sebuah ruangan akan
menggunakan set alat tersebut maka harus dikembalikan sesuai jumlah
alat yang dipinjam, untuk dilakukan sterilisasi. RSUD Provinsi NTB
khususnya ruangan MATA JITU menggunakan sistem antar dan jemput,
alat yang dipinjam akan di antarkan ke ruangan kemudian jika sudah
digunakan maka alat akan dijemput kembali oleh petugas.
Untuk mekanisme pengadaan alat rusak di RSUD Provinsi NTB
dilakukan dengan pengajuan terlebih dahulu kemudian alat akan tersedia
± 1-2 bulan. Kemudian sementara akan menggunakan alat dengan cara
meninjam ke ruangan lain. Sedangkan untuk pengadaan bahan habis
pakai dilakukan pengadaan 1x/minggu dengan jumlah yang berbeda
setiap minggunya tergantung dengan kebutuhan ruangan.
Maintenance dan kalibrasi alat di ruang MATA JITU dilakukan secara
berkala oleh teknisi yang di fasilitasi oleh bidang sarana dan prasarana
rumah sakit.
Adapun mesin-mesin yang ada di ruang Mata Jitu RSUD Provinsi
NTB yaitu :
a. ALKES
Tabel 10. Alat Kesehatan ruang Mata Jitu RSUP NTB 8 Maret 2024
1 Defribilator 1
2 Ambubag anak 1
3 Ambubag dewasa 1
4 Hepafiliter 1
5 Ekg+troli 1
7 02 transport 3
8 Suction kecil 2
9 Nebu eliteck 2
10 Infus pump 1
11 Syringe pump 10
12 Timbangan berdiri 2
14 Penlight ABN 1
15 Termogun 3
17 Tensi digital 3
18 Monitor 2
19 Stetoskop 5 1 hilang
Total 44
a. Non ALKES
Tabel 11. Alat non Kesehatan ruangan Mata Jitu RSUP NTB 8
Maret 2024
1 Lemari besi 6
2 Meja kerja 5
6 Laptop asus+kaki 3
7 Hp A23 samsung 1
10 Kulkas obat 1
11 Troli emergency 1
13 Loker perawat 1
14 Loker berkas 1
Total 77
BAB III
PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN
A. Analisis SWOT
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisa S.W.O.T menurut nursalam dalam buku Manajemen Keperawatan edisi 5 tahun
2016.
1. Pengisian item internal faktor (IFAS) dan eksternal faktor (EFAS). Cara pengisan IFAS dan EFAS disesuaikan dengan
komponen yang ada dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan contoh pengumpulan data pada bagian lain
didalam buku ini). Data tersebut dibagi menjadi 2, yaitu IFAS yang meliputi aspek kelemahan (weaknes) dan kekuatan (strength)
dan EFAS yang meliputi aspek peluang (Opportunity) dan ancaman (threatened).
2 Money (M2) RSUP NTB merupakan Tingginya angka Sebagai pusat rujukan Tingginya nilai BOR
rumah sakit terbesar kunjungan khususnya tertinggi yang ada di NTB, harus di imbangi
sekaligus pusat rujukan pada pelayanan Rawat RSUP NTB menjadi dengan jumlah
tertinggi yang ada di NTB, Inap yang ditunjukkan tujuan seluruh Rumah petugas (Perawat) dan
sehingga dalam hal oleh nilai BOR yang Sakit yang ada di NTB. tenaga Kesehatan
penyaluran dana pusat ada di Ruang Mata Jitu Hal ini berdampak lainnya, namun
melalui APBN yaitu Dana sejumlah 88,46 persen tingginya kunjungan di pemenuhan tenaga
Alokasi Khusus (DAK) melebihi standar dari semua unit layanan yang banyak harus
untuk peningkatan kapasitas Kementerian termasuk di Ruang Rawat diimbangi dengan
Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan yaitu 60-85 Inap Mata Jitu sehingga pelatihan yang cukup
Kesehatan menjadi prioritas persen beresiko peluang ini dapat dan
utama termasuk untuk meningkatkan beban meningkatkan pendapatan berkesinambungan.
ketersediaan pelayanan di kerja perawat yang Rumah Sakit yang artinya Ancaman bisa terjadi
Ruang Mata Jitu. pada akhirnya dapat meningkatkan jika Manajemen
berdampak pada kesejahteraan Perawat. Rumah Sakit tidak
menurunnya kualitas Peluang ini harus di jawab mampu memenuhi
pelayanan. dengan peningkatan kuantitas dan kualitas
kapasitas sarana, tenaga Kesehatan
prasarana, Alat Kesehatan melalui rekrutmen dan
dan Kapasitas SDM. pelatihan Nakes.
Selain itu juga Rumah
Sakit harus mampu
memenuhi standar
KRIS, standar Sarpras
dan Alkes sesuai
dengan tipe rumah
sakit.
3 Material 1. Kapasitas tempat tidur 40 Masih adanya sarana dan 1. Tempat tidur dirapikan 1. Kesenjangan antara
(M3) bed prasarana yang dipinjam dari 2. Kebersihan lingkungan jumlah pasien
2. Fasilitas, sarana dan ruangan lain (suction) ruangan dijaga setiap hari dengan peralatan
prasarana menunjang 3. Adanya pengadaan sarana yang ada
pemberian pelayanan dan prasarana yang 2. Makin tinggi
Kesehatan, buku TTV, dibutuhkan ruangan dari kesadaran
buku diit, struktur bagian pengadaan barang Masyarakat tentang
organisasi dan buku pentingnya
register kesehatan.
3. Penggantian alat tenun 3. Sehingga adanya
dilakukan setiap hari tuntutan dari
4. Bila alat tenun telah kotor Masyarakat untuk
saat itu juga langsung melengkapi sarana
diganti dan prasarana
4 Metode (M4) 1. RS memiliki visi, misi, dan - 1. Adanya kesempatan untuk 1. Tuntutan tinggi
moto untuk melaksanakan melanjutkan pendidikan. oleh masyarakat
kegiatan pelayanan. 2. Adanya program pelatihan untuk mendapatkan
2. SDM : Profesi ners 16 orang + dan seminar. pelayanan
D4 1 orang + D3 13 orang + S2 3. Adanya mahasiswa Ners kesehatan yang
1 orang + D3 Bidan 1 orang + keperawatan yang praktik lebih professional.
Tenaga Non Keperawatan 16 manajemen keperawatan. 2. Semakin tingginya
orang. 4. Adanya kerjasama antara kesadaran
3. Rumah Sakit Paripurna tipe A institusi Poltekkes Mataram masyarakat akan
dan Rumah Sakit Pendidikan jurusan keperawatan dengan pentingnya
SK Menkes RI Nomer Rumah Sakit. kesehatan
HK.01.07/MENKES/275/2018, 5. Adanya kerjasama antar 3. Persaingan antar
dan Rumah Sakit rujukan. mahasiswa Poltekkes RS yang semakin
4. Adanya model MPKP yang Mataram dan perawat ketat
digunakan yaitu MPKP metode ruangan.
primer
Timbang 1. Kegiatan timbang terima - 1. Adanya mahasiswa Ners 1. Adanya tuntutan
Terima dilakukan setiap pergantian keperawatan yang praktik yang lebih tinggi dari
shift yang diikuti oleh Karu, manajemen keperawata. masyarakat untuk
perawat primer dan perawat 2. Adanya kerjasama yang baik mendapatkan
pelaksana yang bertugas di antara mahasiswa Ners pelayanan
masing-masing shift yang keperawatan yang praktik keperawatan yang
dilakukan di nurse station dengan perawat ruangan professional
2. Kepala ruangan memimpin 3. Kebijakan RS (bidang 2. Meningkatnya
kegiatan timbang terima setiap keperawatan) tentang kesadaran
pagi timbang terima masyarakat tentang
3. Adanya laporan jaga dari setiap tanggung jawab dan
shift tanggung gugat
4. Timbang terima sudah perawat sebagai
merupaka kegiatan rutin yang pemberi asuhan
telah dilakukan keperawatan
5. Perawat primer 1-3 melakukan
timbang terima dengan perawat
pelaksana atau tim dari setiap
perawat primer dan
mengunjungi setiap pasien
kelolaan untuk memvalidasi
informasi yang sudah
disampaikan dan yang sudah
diterima
6. Adanya buku khusus untuk
pelaporan timbang terima
Ronde 1. Bidang perawatan dan ruangan - Adanya pelatihan dan seminar 1. Adanya tuntutan
Keperawatan mendukung adanya kegiatan yang lebih tinggi dari
ronde keperawatan tentang manajemen keperawatan masyarakat untuk
2. Banyaknya kasus yang mendapatkan
memerlukan perhatian khusus pelayanan
keperawatan yang
professional
2. Persaingan antar
ruang semakin kuat
dalam pemberian
pelayanan
Berbagai peluang
Berbagai ancaman
Rumah sakit RSUD provinsi NTB berada pada kuadran 1 ( strategi agresif)
1. RSUD Provinsi NTB menjadi ruumah sakit dengan saranaa dan prasarana
yang paling lengkap di NTB
2. RSUD Provinsi NTB memiliki kapasitasbed tipe A yaitu bed > 200 bed
3. RSUD Provinsi NTB menjadi rujukan tertinggi yang ada di Provinsi NTB
4. RSUD Provinsi NTB ter akreditasi paripurna
5. RSUD Provinsi NTB memiliki layanan unggulan yaitu pelayanan onkologi
terpadu
SKALA PRIORITAS MASALAH
Setelah melakukan Analisa data dari M1 sampai M6, ditemukan beberapa masalah
yang ada di ruangan Mata Jitu, diantaranya :
NO MANAJEMEN MASALAH
2. Peralihan sistem 3 3 2 8
pendokumentasian dari lembar
RM ke system E-RM
2 M1: MAN 1. Jumlah perawat (32) tidak 2 2 2 6
sesuai standar (33 orang dengan
7 cadangan=40 orang)
perhitungan rumus gillies.
1. Kamis, 7 Pengkajian ruangan Kepala Ruangan, Perawat Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 ruangan, dan pasien Kelompok
2. Jumat, 8 Pengkajian ruangan Kepala Ruangan, Perawat Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 ruangan, dan pasien Kelompok
3. Sabtu, 9 Pengkajian ruangan Kepala Ruangan, Perawat Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 ruangan, dan pasien Kelompok
5. Selasa, 12 Pelaksanaan Role play serta Pasien Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 pembuatan laporan asuhan Kelompok
keperawatan pasien
6. Rabu, 13 Pelaksanaan Role play serta Pasien Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 pembuatan laporan asuhan Kelompok
keperawatan pasien, pelaksanaan
Timbang Terima dan Disharge
Planning.
7. Kamis, 14 Pelaksanaan Role play serta Pasien Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 pembuatan laporan asuhan Kelompok
keperawatan pasien, pelaksanaan
Supervisi Keperawatan
8. Jumat, 15 Pelaksanaan Role play serta Pasien Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 pembuatan laporan asuhan Kelompok
keperawatan pasien dan Ronde
Keperawatan
9. Sabtu, 16 Pelaksanaan Role play serta Pasien Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 pembuatan laporan asuhan Kelompok
keperawatan pasien dan
Penyusunan Laporan Manjemen
10. Senin, 18 Desiminasi Akhir Kepala Ruangan, Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 Pembimbing lahan dan Kelompok
akademik