Anda di halaman 1dari 66

DESIMINASI PRAKTIK KLINIK

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG MATA JITU


RSUD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TANGGAL 7-18 MARET 2024

DISUSUN OLEH :

1. Ahyar P07120523001
2. Ayu Aprilia az Zahra P07120523004
3. Baiq Qorin Maulida P07120523005
4. Cahyadi Saputra P07120523006
5. Lala Hanum Salsabila P07120523022
6. Meliyana Hayati P07120523023
7. Muhaepi Asmania P07120523024
8. Putri Aprilia P07120523032
9. Sonya Aprily Mulyanti P07120523037
10. Suci Islamiaty S. Malik P07120523038
11. Susilawati P07120523039
12. Urip Arpan P07120523042

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN 2024
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANGAN MATA JITU RSUD PROVINSI NTB
TANGGAL 7-18 MARET 2024
Dengan ini disahkan sebagai Laporan Kegiatan
Praktek Klinik Manajemen Keperawatan

Pembimbing Akademik Tanda Tangan

Ridawati Sulaiman, S.Kep., Ns., MM


NIP.

Theresia Avila Kurnia, M.Kep


NIP.

Kepala Ruangan

Dewi Ulfah Ardiani, S.Kep., Ners


NIP.

Pembimbing Lahan

Ahmad Fudhali, S.Kep.,Ners., M.Kep


NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan “Laporan Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan Praktik
Klinik Stase Manajemen Keperawatan Ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok praktik klinik stase
manajemen keperawatan semester dua.

Pada kesempatan ini kami banyak mendapat bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M. Kes., MH selaku Direktur RSUD


Provinsi NTB yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada kami
Mahasiswa/I Poltekkes Mataram untuk melakukan praktek Manajemen
Keperawatan
2. Bapak dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Mataram Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
3. Ibu Dewi Purnamawati, M.Kep. selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Mataram Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
4. Ibu Lale Wisnu Andriyani, M.Kep Selaku Ketua Program Pendidikan Profesi
Ners Politeknik Kesehatan Mataram Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
5. Ibu Ridawati Sulaiman, S.Kep., Ns., MM, selaku Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan, koreksi serta saran
sehingga laporan Manajemen Keperawatan ini dapat terselesaikan.
6. Ibu Theresia Avila Kurnia, M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan, koreksi serta saran sehingga laporan
Manajemen Keperawatan ini dapat terselesaikan.
7. Ibu Dewi Ulfah Ardiani, S.Kep.,Ners selaku Kepala Ruangan dan
Pembimbing Lahan yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, koreksi,
serta saran sehingga Laporan Manajemen Keperawatan ini dapat
terselesaikan.
8. Bapak Ahmad Fudhali, S.Kep.,Ners., M.Kep selaku Pembimbing Lahan yang
telah memberikan bimbingan, pengarahan, koreksi, serta saran sehingga
laporan Manajemen Kepreawatan ini dapat terselesaikan.
9. Perawat ruangan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan, koreksi
serta saran sehingga Laporan Manajemen Keperawatan ini dapat
terselesaikan.

Kami berharap semoga laporan ini dapat membantu pembaca untuk lebih
mengetahui tentang manajemen layananan keperawatan di lingkup rumah sakit.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis mengharap saran dari berbagai pihak agar
laporan ini lebih sempurna.

Mataram, 7 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hal utama dalam industri jasa kesehatan yaitu pelayanan kesehatan.
Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan seiring
dengan perkembangan dunia kesehatan. Setiap rumah sakit bertanggung
gugat terhadapa penerima jasa pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan di
rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh
suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan. Keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral pelayanan
kesehatan dan menjadi bagian terdepan dalam pelayanan kesehatan di rumah
sakit (Nurachmah, 2002). Pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai visi
dan misi rumah sakit maka diperlukan manajemen keperawatan yang baik.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses menyelesaikan suatu
pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien, dan
rasional dalam memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit
maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Asmuji, 2014).

Menurut Gilles (1996) dalam Kuntoro (2010) manajemen didefinisikan


sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekaryaan melalui orang lain,
sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan,
mengorganisasian, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan
seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus
bersifat kondusif dnegan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah
konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen keperawatan di Indonesia dimasa
depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
RSUD Provinsi NTB merupakan salah satu penyelanggara pelayanan
kesehatan, pendidikan dan penilitian, yang bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
Agar dapat terlaksana tujuan tersebut maka rumah sakit perlu didukung
dengan adanya organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan
berorientasi pada mutu pelayanan bagi masyarakat.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk
memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan kesehatan
yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial
yang dimiliki perawat dapat dicapai melalui banyak cara. Salah satu cara
untuk dapat meningkatkan keterampilan manajerial yang handal selain
didapatkan di bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran di lahan
praktik. Mahasiswa Program Profesi Ners Mataram Politeknik Kesehatan
Mataram Kemenkes RI dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung
pengetahuan manajerialnya di Ruang Mata Jitu dengan arahan dari
pembimbing lahan maupun dari pembimbing akademik. Dengan adanya
praktik tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang
didapat dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses
manajemen.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik Manajemen Keperawatan selama 10 hari di
Ruang Mata Jitu mahasiswa diharapkan mampu menerapkan prinsip-
prinsip manajemen keperawatan metode keperawatan modifikasi primer
dan tim dalam melaksanakan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) di tatanan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Dalam praktik Manajemen Keperawatan diharapkan mahasiswa mampu:
a. Melaksanakan pengkajian situasi di ruangan Mata Jitu di RSUD
Provinsi NTB, meliputi: (Man), M2 (Metode & Mutu), M3 (Mesin),
M4 (Money), M5 (Marketing), M6 (Material)
b. Melaksanakan analisa situasi berdasarkan analisa SWOT.
c. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP): yang
terdiri dari Timbang Terima, Penerimaan Pasien Baru, Supervisi
Keperawatan, Discharge Planning, Dokumentasi Keperawatan.
d. Pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP): (1)
Timbang Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Supervisi Keperawatan,
(4) Discharge Planning, (5) Dokumentasi Keperawatan, (6)
Penerimaan Pasien Baru.
e. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP): (1) Timbang Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Supervisi
Keperawatan, (4) Discharge Planning, (5) Dokumentasi Keperawatan,
(6) Penerimaan Pasien Baru dan Mutu Pelayanan.
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Tercapainya keputusan pasien terkait dengan patient safety yang
optimal meliputi identifikasi pasien, komunikasi yang efektif,
ketepatan dalam pemberian obat, ketepatan lokasi operasi, penurunan
resiko infeksi nosocomial dan penurunan resiko jatuh pasien selama
dilakukan perawatan.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penerapan
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang mencakup
timbang terima, ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervise
keperawatan, discharge planning dan dokumentasi keperawatan.
3. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan
D. Metode Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian di Ruang Mata Jitu di RSUD Provinsi NTB
diperoleh dengan cara:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi fisik ruangan,
inventaris ruangan, proses pelayanan dan asuhan keperawatan yang
langsung dilakukan ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat primer, perawat
pelaksana, dan pasien untuk mengumpulkan data tentang proses
pelayanan pasien dan proses kegiatan yang dilakukan oleh perawat.
3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien,
ketenangan, dokumentasi keperawatan, manajemen ruangan, prosedur
tetap tindakan dan intervensi ruangan.
E. Praktikan
Mahasiswa Profesi Ners Keperawatan Poltekkes Mataram Kemenkes RI
yang berpraktik di ruang Mata Jitu adalah:
1. Ahyar
2. Ayu Aprilia Az Zahra
3. Baiq Qorin Maulida
4. Cahyadi Saputra
5. Lala Hanum Salsabila
6. Meliyana Hayati
7. Muhaepi Asmania
8. Putri Aprilia
9. Sonya Aprily Mulyanti
10. Suci Islamiaty S.Malik
11. Susilawati
12. Urip Arpan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat


1. Gambaran Umum Rumah Sakit
RSUD Provinsi NTB merupakan Rumah Sakit Kelas B Pendidikan
dan merupakan Rumah Sakit Rujukan tersier milikPemerintah Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Saat ini RSUD Provinsi NTB, telah direlokasi
secara resmi pada bulan Desember 2015 dan berlokasi di Jl.Prabu
Rangkasari Dasan Cermen Kota Mataram. Secara keseluruhan RSUD
Provinsi NTB memiliki luas Gedung yaitu 57.206 m 2 dan luas tanah
seluas 125.000 m2.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Nusa Tenggara Barat No. 448/Pem.47/5/151 tanggal 5 November 1969,
tentang status Rumah Sakit Umum Mataram yang pengelolaannya
dibawah pemerintah Kabupaten Lombok Barat diubah menjadi milik dan
pengelolaannya dibawah Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat
Nomor 37 Tahun 2011 status pengelolaan RSUD Provinsi NTB ditetapkan
sebagai Penerapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah Sakit Umum Provinsi.
Berdasarkan Keputusan Menkes No. HK.01.07/MENKES/275/ 2018,
Jakarta 23 Mei 2018 RSUD Provinsi NTB Mendapat sertifikat RS
Pendidikan sebagai RS Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran UNRAM.
2. Falsafah Visi dan Misi RSUD Provinsi NTB
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit pusat rujukan yang unggul dalam pelayanan,
pendidikan, dan penelitian di Indonesia timur.
b. Misi
a. Meningkatkan kelancaran dan ketepatan pelayanan kedokteran
yang profesional, selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran.
b. Meningkatkan kelancaran dan kemudahan pelayanan asuhan
keperawatan yang komprehensif
c. Mendorong kelancaran dan ketertiban administrasi ketatausahaan
yang paripurna.
d. Mengoptimalkan kemampuan dan kemandirian pengelolaan
keuangan.
e. Memantapkan keterpaduan dan keseimbangan perencanaan
program.
f. Mengembangkan ketersediaan, kemampuan dan keterampilan
tenaga medis/non medis.
g. Meningkatkan ketersediaan dan keakuratan data hasil penelitian.
B. Pengkajian Manajemen Di Ruang Mata Jitu
1. M1 (Man) Ketenagaan kerja di Ruang Mata Jitu
a. Struktur organisasi

KEPALA RUANGAN
Dewi ulfah ardiani, S.Kep.,Ns

ADMINISTRASI

PP I PP II PP III
Parhanatun Nahlah, S.Kep.,Ns Lale Anggun Paraning Wulan, Yeni Hermayanti, S.Kep.,Ns
S.Kep.,Ns

PA PA PA PA PA

I Putu Ari Wira I Made Satya Karina Citra Ahmad Fudoli, Nurpitriani,
Santika, S.Kep.,Ns Manditha, S.Kep.,Ns., M.Kep Amd.Kep
Wiguna, S.Tr.Kep.
S.Kep.,Ns
Muhammd L. M Faelani, Rasianti, Amd.Kep
M Heriawan,
Budiman, Amd.Kep Rosdiana, Amd.Kep S.Kep.,Ns
Amd.Kep
Sri Asriani,
Danang Trianti, Hariadi, S.Kep.,Ns Agus Jihdul fata, Amd.Kep
Astuti Lidya
Amd.Kep Amd.Kep
Samusi, Amd.Kep
Haerunnisa, Bq Devi Andriani,
Eka Rizkina M, Siti Akmasari, Amd.Bid
Nurul Hidaayati, S.Kep.,Ns
S.Kep.,Ns S.Kep.,Ns
Amd.Kep
Khaerudin, Risma Dwi Lestari,
Azizatul Basmalah, Ni Wayan Suliastini, S.Tr.Kep.,Ns
Widia Cahya Amd.Kep
S.Kep.,Ns S.Tr.Kep.,Ns
Ningrum, Amd.Kep
Linda Puji
Ramdiani,
S.Kep.,Ns

Irwina Syafitri,
S.Tr.Kep.Ns

Ida Ayu Yosi


Nawangwulan,
Amd.Kep
b. Jumlah tenaga keperawatan
Kualifikasi tenaga keperawatan berdasarkan tingkat pendidikan terdapat
pada tabel berikut ini.
Tabel. 1 Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan Di
Ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB 8 Maret 2014

No Tingkat Pendidikan Jumlah %


1 Profesi Ners 16 50
2 D IV Keperawtan 1 3
2 D III Keperawatan 13 41
3 S2 Keperawatan 1 3
4 D III Kebidanan 1 3
Total 32 100

c.

Interpretasi
Berdasarkan tabel.1 kualifikasi tingkat pendidikan perawat di Mata Jitu
kualifikasi Sebagian besar berpendidikan Profesi Ners sebanyak 16
orang (50%).
c. Tenaga Non-Keperawatan
Tabel .2 Klasifikasi Tenaga Non Keperawatan Ruang Mata Jitu
RSUD Provinsi NTB 8 Maret 2024
No Klasifikasi Jumlah %
1 Ahli Gizi 1 6
2 Apoteker 2 13
3 Cleaning Service 10 62
4 Administrasi 1 6
5 Transportasi 2 13
Jumlah 16 100
Interpretasi:
Berdasarkan Tabel.2 Jumlah Tenaga Non-Keperawatan di Ruang Mata
Jitu Sebagian besar adalah clening servis sebanyak 10 orang (62%).
d. Pembagian Dinas Perawat Ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB
Tabel 3. Pembagian Dinas Perawat di Ruang Mata Jitu
RSUD Provinsi 2024 8 Maret 2024
Dinas
Tenaga
Pagi Siang Malam Libur Cuti
Kepala Ruangan 1 - - - -
Ketua Shift 1 1 1 1 -
Perawat primer 3 - - - -
Perawat Associete 9 4 4 4 3
Ahli Gizi 1 - - - -
Billing/Administrasi 1 - - - -
Transportasi 2 - - - -
Farmasi Klinik 2 - - - -

Interpretasi:

Berdasarkan tabel 3. diatas didapatkan bahwa pembagian dinas di ruang


Mata Jitu terdiri dari dinas pagi yang bertugas adalah kepala ruangan, 3
perawat primer, 1 ketua shift, 9 perawat associate, 1 ahli gizi, 1
administrasi, 2 transportasi, 2 farmasi klinik. Untuk dinas siang yang
bertugas adalah 1 ketua shift, 4 perawat associete. Untuk dinas malam
yang berugas adalah 1 ketua shift, 4 perawat associate. Sedangkan
untuk perawat yang libur sebanyak 5 orang dalam sehari dan yang
sedang cuti 3 orang..

e. Pegawai Keperawatan Ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB


Tabel 4. Pegawai Keperawatan Ruang Mata Jitu RSUD Provinsi
NTB 8 Maret 2024.

Pelatihan PK Masa Jabatan


N Tingkat
Nama Perawat Yang Telah kerja
o Pendidikan
Diikuti
1 Dewi ulfah ardiani, S. 1 Kep + BTCLS, PPI III 14 Tahun Kepala
S.Kep.,Ns Ners dasar, Manajemen Ruangan
bangsal, Preseptor
2 Parhanatun S. 1 Kep + BTCLS, AFAR, II 7 Tahun Perawat
Nahlah, S.Kep.,Ns Ners BHD primer
3 Lale Anggun S. 1 Kep + BHD, PPI dasar, II 10 Tahun Perawat
Paraning Wulan, Ners PPRA, Workshop primer
S.Kep.,Ns neonatologi
working group,
neonatal
stabilization and
emergency
transportation:
challenges for
pedriatician

4 Yeni Hermayanti, S. 1 Kep + BTCLS, APAR, II 18 Tahun Perawat


S.Kep.,Ns Ners BHD primer

5 I Putu Ari Wira S. 1 Kep + BTCLS, BHD, I 1 Tahun Ketua


Santika, Ners APAR Shift
S.Kep.,Ns

6 I Made Satya DIV BTCLS I 3 Tahun Ketua


Wiguna, Shift
S.Tr.Kep. Keperawatan

7 Karina Citra S. 1 Kep + BTCLS, I 4 Tahun Ketua


Manditha, Ners APAR,BHD Shift
S.Kep.,Ns

8 Ahmad Fudoli, S. 1 Kep + BTCLS Pra 2 Tahun Ketua


S.Kep.,Ns., Ners + S.2 Shift
M.Kep Kep

9 Nurpitriani, D III APAR, BHD III 20 Tahun Perawat


Amd.Kep Keperawatan Pelaksana

10 Rasiyanti, D III BTCLS, I 4 Tahun Perawat


Amd.Kep Keperawatan Pelaksana

11 Sri Asriani, D III BTCLS, Pra 4 Tahun Perawat


Amd.Kep Keperawatan APAR,BHD Pelaksana

12 Bq Devi Andriani, D III Pra Inventaris


Amd.Bid Kebidanan

13 Risma Dwi DIV BTCLS, BLS Pra 1 Tahun Perawat


Lestari, Keperawatan Pelaksana
S.Tr.Kep.,Ns + Ners

14 Linda Puji S. 1 Kep + BTCLS, BHD Pra 4 Tahun Perawat


Ramdiani, Ners Pelaksana
S.Kep.,Ns

15 Irwina Syafitri, DIV BTCLS, BLS Pra 1 Tahun Perawat


S.Tr.Kep.Ns Keperawatan Pelaksana
+ Ners

16 Ida Ayu Yosi D III BTCLS, Pra 4 Tahun Perawat


Nawangwulan, Keperawatan TRIAGE, BHD Pelaksana
Amd.Kep

17 Muhammd D III Pra Perawat


Budiman, Keperawatan Pelaksana
Amd.Kep

18 Danang Trianti, D III BTCLS, K3 Pra 9 Bulan Perawat


Amd.Kep Keperawatan IndustriMigas, K3 Pelaksana
tenaga Kesehatan
rumah sakit,
Satgas
penanganan
Covid-19,
HIBGABI, EKG

19 Eka Rizkina M, S. 1 Kep + BTCLS Pra 8 Bulan Perawat


S.Kep.,Ns Ners Pelaksana

20 Azizatul S. 1 Kep + BTCLS Pra 1 Tahun Perawat


Basmalah, Ners Pelaksana
S.Kep.,Ns

21 M Heriawan, D III BTCLS, II 14 Tahun Perawat


Amd.Kep Keperawatan Keperawatan Pelaksana
syariah,
preceptor,
keperawatan
pasien Covid-19,
TRIAGE, APAR

22 Astuti Lidya D III Penatalaksanaan Pra 9 Bulan Perawat


Samusi, Amd.Kep Keperawatan gizi buruk, Pelaksana
manajemen PKM,
Keluarga sehat

23 Nurul Hidaayati, D III PPGD Pra 9 Bulan Perawat


Amd.Kep Keperawatan Pelaksana

24 Widia Cahya D III BTCLS Pra 9 Bulan Perawat


Ningrum, Keperawatan Pelaksana
Amd.Kep

25 Rosdiana, D III BTCLS, II 4 Tahun Perawat


Amd.Kep Keperawatan Perawatan pasien Pelaksana
Covid-19

26 Hariadi, S. 1 Kep + BTCLS II 1 Tahun Perawat


S.Kep.,Ns Ners Pelaksana

27 Haerunnisa, S. 1 Kep + BTCLS I 9 Bulan Perawat


S.Kep.,Ns Ners Pelaksana

28 Khaerudin, D III BTCLS, PPGD Pra 4 Tahun Perawat


Amd.Kep Keperawatan Pelaksana

29 L. M Faelani, S. 1 Kep + BTCLS, I 4 Tahun Perawat


S.Kep.,Ns Ners TRIAGE, Pelaksana
Medical Error,
tehnik aseptic
dalam penyiapan
produk
steril,BHD, Spil
kit tumpahan B3,
APAR

30 Agus Jihadul fata, D III BLS Pra 9 Bulan Perawat


Amd.Kep Keperawatan Pelaksana

31 Siti Akmasari, S. 1 Kep + BTCLS Pra 1 Tahun Perawat


S.Kep.,Ns Ners Pelaksana
32 Ni Wayan DIV BTCLS, BHD, Pra 5 Tahun Perawat
Suliastini, Keperawatan ADVANCE Pelaksana
S.Tr.Kep.,Ns + Ners WOUND CARE,
Advan CFce
continence,
advacestoma,
perawat ETN,
basic mechanical
ventilator

Sumber: Data Primer 8 Marret 2024

Interpretasi:
Berdasarkan table 4 sebagian besar pelatihan yang telah dilakukan
perawat di ruangan Mata Jitu adalah pelatihan BTCLS
f. Pengaturan ketenaga kerjaan
Untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan Mata Jitu
menggunakan perhitungan kebutuhan tenaga kerja metode Gillies
(Nursalam, 2016):
Diketahui :
Jumlah pasien pada tanggal 7 Maret 2024 yaitu : 36 orang
1) Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan
pasien perhari, yaitu :
- Jumlah pasien mandiri 0 pasien
- Jumlah pasien persial 18 pasien
- Jumlah pasien total 18 pasien
a) Keperawatan langsung
Keperawatan mandiri 0 x 2 jam = 0 jam
Keperawatan persial 18 x 3 jam = 54 jam
Keperawatan total 18 x 6 jam = 108 jam
= 162 jam
b) Keperawatan tidak langsung : 36 pasien x 1 jam = 36 jam
c) Penyuluhan kesehatan : 36 x 0,25 = 9 jam
Total jam keseluruhan = 207 jam
2) Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per
pasien perhari adalah : 207 ÷ 36 pasien = 5,75 jam/pasien/hari
3) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan
tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus Gillies di atas,
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
5 ,75 jam/ pasien/h ari ×36 × 365 h ari 75,365
= = 33,25 orang
365 h ari−81 h ari ×8 jam 2.272
dibulatkan menjadi 33 orang.
=33+20%(33) = 40 Orang
Jumlah pasien pada tanggal 9 Maret 2024 yaitu : 34 orang
1) Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan
pasien perhari, yaitu :
- Jumlah pasien mandiri 0 pasien
- Jumlah pasien persial 18 pasien
- Jumlah pasien total 16 pasien
d) Keperawatan langsung
Keperawatan mandiri 0 x 2 jam = 0 jam
Keperawatan persial 18 x 3 jam = 54 jam
Keperawatan total 16 x 6 jam = 96 jam
= 150 jam
e) Keperawatan tidak langsung : 34 pasien x 1 jam = 34 jam
f) Penyuluhan kesehatan : 34 x 0,25 = 8,5 jam
Total jam keseluruhan = 192,5 jam
2) Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per
pasien perhari adalah : 192 ÷ 34 pasien = 55,66 jam/pasien/hari
3) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan
tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus Gillies di atas,
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
5 ,66 jam/ pasien/h ari× 34 ×365 h ari 70,240
= = 30,91 orang
365 h ari−81h ari× 8 jam 2.272
dibulatkan menjadi 31 orang.
= 31+20% (31) orang = 37 orang
Jadi kebutuhan tenaga kerjakeperawatan yang di butuh kan ruangan
berdasarkan observasi selama 2 hari dengan menggunakan rumus gillies
40+37
yaitu = 38 orang
2
Interpretasi :
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga kerja menurut metode Gillies
jumlah tenaga perawat diruang Mata Jitu belum tercukupi.
g. Mutu
1) BOR
BOR (bed occupancy ratio = angka penggunaan tempat tidur). BOR
Menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to
inpatient bad count days in a period under considenration “.
Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentase
pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
diberikan gambaran tinggi pada rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI 2005, Kementrian Kesehatan 2011).
Rumus BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit/ (jumlah tempat
tidur X jumlah hari dalam satu periode)) X 100%
Perhitungan BOR di ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB dengan
jumlah tempat tidur 40 Bed, jumlah hari rawat 1097 hari dan jumlah
hari pada bulan Januari 31 hari. Maka BOR ruang Mataa Jitu RSUD
Provinsi NTB adalah :
1097
BOR = x 100% = 88,46%
40 x 31
Dari perhitugnan BOR yang telah dilakukan didapatkan nilai
sebesar 88,46%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
tingkat pemanfaatan tempat tidur melebihi nilai ideal yang
ditetapkan oleh departemen Kesehatan republik Indonesia dengan
tempat tidur yang tersedia. Nilai BOR ideal 60-85% menurutt
Depkes RI.
2) AVLOS
AVLOS (Average Length of Stay) = rata-rata lamanya pasien
dirawat. AVLOS adalah the average hospitalization stay of inpatient
discharged during the period under considenteration (Huffman
1994). AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien (Depkes
RI 2005, Kementerian Kesehatan 2011). Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.
Secara umum nilai AVLOS yang ideal adalah antara 6-9 hari
(Depkes RI 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
Rumus AVLOS :
Jumla h lama di rawat
jumla h pasien keluar ( h idup +mati )
Perhitungan AVLOS di ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB
dengan jumlah lama perawatan 1097 hari , jumlah keluar hidup 150
orang, dan jumlah pasien keluar meninggal 8 orang.jumlah pasien
pulang paksa 7 Maka AVLOS ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB
adalah
1097
AVLOS = = 6,6
150+8+7
Perhitungan AVLOS di ruang Mata Jitu ditemukan hasil 6,6.
Dari data tersebut kita diketahui bahwa AVLOS masih normal.
Jumlah hari AVLOS yang ideal, yaitu 6-9 hari
3) TOI
TOI (Turn Over Interval) = tenggang perputaran tempat tidur TOI
adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah
diisi ke saat terisi berikutnya (Depkes RI 2005, Kementerian
Kesehatan 2011). Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Ideal nya tempat tidur kosong
tidak terisi pada kisaran 1-3 hari ( Depkes RI 2005, Kementerian
Kesehatan 2011)
Jumlah bed : 40 bed
Periode perawatan : 31 hari
Hari perawatan : 1097 hari
Jumlah pasien keluar (hidup+mati) : 165 pasien
Rumus Hitung TOI:
( jumla h tempat tidur X periode )
−hari perawatan
jumla h pasien keluar ( h idup +mati )

Maka TOI ruang Mata Jitu adalah


( 40 X 31 )−1097
TOI = = 0,8 hari dibulatkan menjadi 1 hari
165
Hasil perhitungan TOI di ruang Mata Jitu didapatkan 1 hari. Dari
data tersebut TOI ideal karena nilai ideal TOI 1-3 hari.
4) BTO
BTO (Bed Turn Over) = angka perputaran tempat tidur. BTO adalah
frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satuan waktu tertentu (Depkes 2005,
Kementerian Kesehatan 2011). Idealnya dalam satu tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali ( Depkes RI 2005,
Kementerian Kesehatan 2011)
Rumus BTO= Jumlah pasien keluar (hidup+mati) / jumlah tempat
tidur.
Jumlah pasien keluar : 150
Jumlah pasien mati : 8
Jumlah pasien pulang paksa :7
Jumlah tempat tidur : 40 bed
150+8+7
Maka BTO = = 4,125 (Dalam 1 bulan)
40
Dalam setahun = 4,125 x 12 = 49,5
Setelah dilakukan perhitungan BTO di Ruang Mata Jitu didapatkan
49,5 kali. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan nilai
BTO ideal.
5) Dari bulan Januari-Februari, 5 besar kunjungan rawat inap pada
ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB adalah sebagai berikut:
a) CKD
b) DM + Gangren
c) Anemia
d) Trauma
e) Hepatoma
6) Kejadian Flebitis, Dekubitus dan Resiko Jatuh
a) Kejadian Flebitis

Jumla h kejadian F lebiis


FORMULA Ẋ 100%
jumla h pasien beresikoterjadi Flebitis

No VARIABEL TANGGAL
.
7 8 9 Total
1. Jumlah kejadian flebitis : - - - -
a. Mechanical
b. Bacterial
Chemical
Total pasien yang dirawat 36 39 34 109

Angka kejadian Flebitis :

0
Tgl 7/3/2025 = x 100 %=0 %
36

0
Tgl 8/3/2024 = x 100 %=0 %
39

0
Tgl 2/9/2022 = x 100 %=0 %
34

%Harike−1+ % Hari ke−2+ % Hari ke−3


Rata-rata = x 100 %
Jumlah Hari

0 %+ 0 %+0 %
= x 100 %
3
Jumla h kejadian Dekubitus
FORMUL Ẋ
jumla h pasien beresikoterjadi Dekubitus
A
100%
TANGGAL
NO VARIABEL
7 8 9 TOTAL
1 Jumlah kejadian dekubitus 0 0 0 0
Jumlah pasien beresiko tinggi 1
2 16 15 46
terjadi dekubitus 5
0%
= x 100 %
3

=0%

Jadi, rata-rata angka kejadian flebitis dari tanggal 31 Agustus – 2


September 2022 adalah sebesar 0%. Angka tersebut sesuai
dengan standar nasional (<1,5%).

b) Kejadian Dekubitus

0
Kejadian Dekubitus : Ẋ 100% = 0%
46

Jadi, rata-rata angka kejadian dekubitus dari tanggal 7-9 Maret 2024 adalah
sebesar 0%. Angka tersebutsesuai dengan standar nasional (<3%).

c) Kejadian Pasien Jatuh


NO. VARIABEL TANGGAL

7 8 9 Total

1. Jumlah pasien jatuh 0 1 0 0

2. Jumlah pasien beresiko 9 9 8 26


terjadi jatuh

Angka kejadian KNC =


0
Tanggal 7 Maret 2024 : Ẋ 100% = 0%
9

1
Tanggal 8 Maret 2024 : Ẋ 100% = 11%
9

0
Tanggal 9 Maret 2024 : Ẋ 100% = 0%
8

%Harike−1+ % Hari ke−2+ % Hari ke−3


Rata-rata = x 100 %
Jumlah Hari

0+11+0
= x 100 %
3

11
= x 100 %
3

= 3,6%

d) Tingkat kepuasan pasien


Tabel 5. Kepuasan Pasien Di Ruang Mata Jitu RSUD
Provinsi NTB 9 Maret 2024

No Tingkat Kepuasan Jumlah pasien


1 Puas 11
2 Tidak puas 0
Jumlah 11
Sumber Data: Data Primer 9 Maret 2024
Tingkat kepuasan =
Jumlah Pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanankesehatan
Jumlah pasien yang dilakukan survei pada periode tertentu
x 100%
11
Puas = x 100% = 100%
11
0
Tidak Puas = x 100% = 0%
11

Interpretasi Tabel:
Dari hasil survey menggunakan kuesioner kepuasan pasien
dengan responden sebanyak 11 orang di dapatkan hasil 100%
pasien merasa puas.
h. Alur pasien masuk ruangan mata jitu

PASIEN POLIKLINIK/ ICU, HCU, PICU,


PASIEN IGD RANAP LAIN

Pendaftaran Pasien Rawat Inap


(Admisi)

Pasien Diantar Ke Ruang


Rawat Inap

Proses Perawatan Di Ruang


Rawat Inap

BOLEH PULANG Kasir Rawat Inap

PASIEN PULANG

2. M2 (Money)
Setiap pegawai RSUD Provinsi NTB di Ruang Mata Jitu baik
perawat dan bidan memperoleh pendapatan dari gaji (PNS, PPPK, Honor
BLUD) dan jasa pelayanan (sistem remunerasi) atas pelayanan pasien
(BPJS, Umum, Jasa Raharja, dan Bansos).
Berkaitan dengan Pendanaan Rumah Sakit untuk belanja Rumah
Sakit bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan
Pendapatan BLUD yang terdiri:
a. Dana Alokasi Umum (DAU), merupakan dana transfer pusat (APBN) ke
daerah untuk tujuan pemerataan kemampuan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana Alokasi Umum (DAU) diperuntukkan oleh Rumah Sakit untuk
Belanja Gaji Pegawai (PNS, Honor Daerah dan PPPK), Belanja
Operasional (Listrik, Air, Telepon dan Air) dan belanja lainnya.
b. Dana Alokasi Khusus (DAK), merupakan dana yang bersumber dari
APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
dan sesuai dengan prioritas nasional. Dana Alokasi Khusus (DAK) oleh
RSUP NTB diperuntukkan untuk belanja Sarana (Bangunan), Prasarana
(Ambulance, UPS) dan Alat Kesehatan.
c. Pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), merupakan
keseluruhan pendapatan yang diperoleh Rumah Sakit baik itu pelayanan
pasien (Umum, BPJS, Bansos dan Jasa Raharja), jasa parkir, penyewaan
Gedung untuk kegiatan usaha serta kegiatan lainnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pendapatan BLUD diperuntukkan oleh Rumah
Sakit untuk belanja Obat-obatan, Belanja Medis Habis Pakai (BMHP),
Belanja Alat Kesehatan, Belanja Honor Pegawai BLUD, Belanja Gaji
Cleaning Service dan belanja lainnya.
3. M3 (Material)
Bila sarana (kualitas dan kuantitas) yang tersedia tidak cukup
(tidak sesuai) dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu
dari pelaksanaan pelayanan keperawatan. Berdasarkan wawancara dengan
Kepala Ruangan Mata Jitu diperoleh informasi bahwa pengadaan alat atau
bahan yang dibutuhkan dilakukan dengan cara pengamprahan ke CSSD.
Setiap alat dan bahan habis pakai akan diterima oleh ruangan sesuai dengan
usulan yang diajukan. Untuk barang habis pakai amprahan dilakukan 1 kali
seminggu atau sesuai dengan kebutuhan ruangan. Amprahan ini tidak
sepenuhnya bergantung pada kepala ruangan, semua perawat bisa
mengusulkan alat apa saja yang diamprah akan tetapi tetap dikonfirmasi dan
dipertimbangkan oleh kepala ruangan.
a. Lokasi
Gambaran umum ruang Mata Jitu merupakan bagian dari ruang
perawatan di RSUD Provinsi NTB. Ruang Mata Jitu terletak di lantai 4
gedung Graha Gemilang.
Gambaran umum ruang Mata Jitu merupakan ruang rawat inap multi-
SMF dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 40 tempat tidur dimana
terdiri dari pasien kelas I, II,dan III.
b. Fasilitas Pasien
Tabel .5 Fasilitas pasien di ruang Mata Jitu RSUP NTB 8 Maret 2024
No Fasilitas Jumlah
1 Kamar Mandi 20
2 Tempat Tidur 40
3 Kursi 80
4 AC 20
5 Loker Pasien 80
6 Wastafel 20
7 Bantal 40

c. Fasilitas Petugas Kesehatan


1) Nurse Station berada di depan
2) Kamar mandi dan WC pegawai terletak di dalam ruang perawat di
belakang nurse station
3) Ruang perawat
4) Ruang diskusi sekaligus ruang kepala ruangan
5) Ruang Penunjang
a) Ruang Tindakan
b) Ruang Linen
c) Ruang CS
6) Buku-buku Protap dan Acuan
a) Buku Injeksi
b) Buku Gizi
c) Buku Apotek
d) Buku Visit
e) Buku SPO
f) Buku jadwal Operasi
7) Alat-alat kesehatan
a) Alat kesehatan
Tabel 6. Alat-alat Kesehatan Ruangan Mata Jitu RSUD
Provinsi NTB 8 Maret 2024.

Kondisi
No Nama Barang Jumlah Standar %
Baik Rusak

1 Defibrilator 1 1

2 Ambubag anak 1 1

Ambu bag 1
4. 1
dewasa

5. Hepafilter 1 1

6. EKG + troli 1 1

7. Brangkar 1 1

8. 02 transport 3 3

9. Suction kecil 2 2

10. Nebu eliteck 2 2

11. Infus pump 1 1

12. Syringe pump 10 10

Timbangan 2
13. 2
berdiri

Pengukur 1
14. 1
tinggi badan

15. Penlight ABN 1 1

16. Termogun 3 3

17. Oximetry 4 4

18. Tensi digital 3 3

19. Monitor 2 2

20. Stetoskop 5 5

Sumber: Data Inventaris Mata Jitu 2024


Interpretasi:

Berdasarkan tabel 6. Masih ada alat yang dipinjam di ruangan lain


seperti suction. Alat-alat steril dapat diambil di CSSD sesuai
permintaan ruangan.

b) Non Alkes
Tabel 7 . Alat-alat Non Kesehatan Ruangan Mata Jitu
RSUD Provinsi NTB 8 Maret 2024.

Kondisi
No Nama Barang Jumlah Standar Rusa %
Baik

1 Lemari besi 6 6

2 Meja kerja 5 5

Kertas injeksi
3 (dressing care 2 2
kecil)

Dressing care
4 3 3
besar

Kursi jaga
5 perawat (warna 10 10
merah)

Laptop asus +
6 3 3
kaki

7 HP A23 samsung 1 1

Kursi bulat
8 penenunggu 39 39
pasien

9 Kulkas rumah 1 1
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Standar %
tangga

10 Kulkas obat 1 1

Troli
11 1 1
emergency

Dispenser air
12 2 2
pompa

13 Loker perawat 1 1

14 Loker berkas 1 1

Lampu sorot
15 1 1
eliteck

Sumber: Data Inventaris Mata Jitu 2024

Interpretasi:
Berdasarkan tabel 6. Semua alat non-kesehatan yang ada di
ruangan berada dalam kondisi baik.

Tabel 8. Standar Alat Kesehatan (Alkes) dengan kapasitas 30


pasien peruangan

No Rasio Pasien :
Nama Barang
Alat

1. Tensi meter 2 / ruangan

2. Stetoskop 2/ ruangan

3. Timbangan Berat
1/ ruangan
Badan/ tinggi badan

4. Tabung oksigen +
2/ ruangan
Flow meter

Irigator set 2/ ruangan

Sterilisator

5. Bak instrumen besar 2/ ruangan

6. Bak instrumen 2/ ruangan


No Rasio Pasien :
Nama Barang
Alat

sedang

7. Bak instrumen kecil 2/ ruangan

8. Gunting perban 2/ ruangan

9. Korentang 2/ ruangan

10. Blas Spuit 2/ ruangan

11. Gliserin Spuit 2/ ruangan

12. Bengkok 2/ ruangan

13. Pispot 1:1

14. Urinal 1:1

15. Masker O2 2/ ruangan

16. Tiang infus 1:1

17. Termometer 5/ ruangan

18. Set angkat jahitan 1:1

19. Set ganti balutan 5/ ruangan

20. Eskap 1:1

21. Partus set 70% x


persalina
n per
hari

22 Hecting set 50% x


persalinan per
hari

23 Perdarahan post 30% x


partum set persalinan per
hari

24 Alat vacuum 1 set

25 Alat forcep 1 set

26 Alat resusitasi ibu


2 set
dan bayi
No Rasio Pasien :
Nama Barang
Alat

27 Alat kuret 2 set

28 Infus set 6 set

29 Perawatan bayi baru


1 set
lahir

30 Irigator set 2/ruangan

31 Stelsator 1/ruangan

32 Slym zuiger 2/ruangan

33 V C set 2/ruangan

34 Gliserin spuit 2/ruangan

35 Set angkat jahitan 1:½

36 Set ganti balutan 5/ruangan

37 Standar infus 1:1

38 Refleks Hanen 1/ruangan

Sumber: Standar peralatan keperawatan dan kebidanan di


sarana kesehatan, 2001)
Tabel 9. Standar Non Alat Kesehatan (Alkes)

Rasio Pasien :
No. Nama Barang
Alat

1 Gorden 1:2

2 Baju pasien 1:5

3 Seprei 1:5

4 Penutup seprei 1:5

5 Selimut biasa 1:5

6 Sarung bantal 1:6

7 Sarung buli – buli 1:1


panas

8 Sarung eskap 1:1


Rasio Pasien :
No. Nama Barang
Alat

9 Handuk 1:3

10 Washlap 1:5

11 Kursi Roda 2 – 3 / ruangan

12 Lemari obat 1/ ruangan


emergency

13 Meja pasien 1/ 1

14 Standar infus 2-3 / ruangan

15 Tempat tidur 1: 1
fungsional

16 Tempat tidur biasa 1 : 1 atau 2

17 Troli obat 1/ ruangan

18 Troli balut 1 / ruangan

19 Keran air 1:1

20 Tempat sampah 4/ ruangan


besar
tertutup

21 Manset dewasa 1:1 / 4

22 Manset anak 1:1 /3

23 Mitela/topi 1:1/3

24 Piyama 1:5

25 Selimut wol 1:1

26 Selimut biasa 1:5

27 Selimut anak 1:6 – 8

28 Sprei kecil 1 : 6-8

29 Sarung windring 1 : 1/10

30 Sarung O2 1:1/3

31 Taplak meja pasien 1:3


Rasio Pasien :
No. Nama Barang
Alat

32 Vitrase 1:2

33 Tutup alat 1:2

34 Stik laken 1:6-8

35 Banak short 1:1/2

36 Handuk fontanin 1:1/5

37 Lap piring 1:1/4

38 Lap kerja 1:1/2

39 Popok bayi 1:15

40 Baju bayi 1:8

41 Kursi roda 2-3/ ruangan

42 Komot 1/ ruangan

Sumber: Standar peralatan keperawatan dan kebidanan


di sarana kesehatan, 2001)
Tabel 10. Kasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit Di Bidang
Pelayanan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020
NO JENIS PELAYANAN KELAS KELAS B KELAS C KELAS D
A. Pelayanan medik dan penunjang medik A
1. Medik umum
a. Pelayanan medik dasar rawat
jalan +/- +/- +/- +/-
b. Pelayanan KIA/KB +/- +/- +/- +/-
2. Medik spesialis
a. Spesialis dasar
1) Penyakit dalam +/- +/- +/- +/-
2) Anak +/- +/- +/- +/-
3) Bedah +/- +/- +/- +/-
4) Obstetri dan ginekologi +/- +/- +/- +/-
b. Spesialis lain
1) Mata +/- +/- +/- +/-
2) Telinga hidung tenggorok-
+/- +/- +/- +/-
bedah kepala leher (THT-KL)
3) Saraf +/- +/- +/- +/-
4) Jantung dan pembuluh
darah +/- +/- +/- +/-
5) Kulit dan kelamin +/- +/- +/- +/-
6) Kedokteran jiwa +/- +/- +/- +/-
7) Paru +/- +/- +/- +/-
8) Orthopedi dan
traumatology +/- +/- +/- +/-
9) Urologi +/- +/- +/- +/-
10) Bedah saraf +/- +/- +/- +/-
+/-
11) Bedah plastik rekonstruksi
+/- +/- +/-
dan estetika
12) Bedah anak +/- +/- +/- +/-
13) Bedah thorax kardiak dan
vaskuler +/- +/- +/- +/-
14) Kedokteran forensik dan
medicolegal +/- +/- +/- +/-
15) Bedah mulut +/- +/- +/- +/-
16) Konservasi/endodonsi +/- +/- +/- +/-
17) Orthodonti +/- +/- +/- +/-
18) Periodonti +/- +/- +/- +/-
19) Prosthodonti +/- +/- +/- +/-
20) Pedodonti +/- +/- +/- +/-
21) Penyakit mulut +/- +/- +/- +/-
22) Pelayanan spesialis lainnya +/- +/- +/- +/-
23) Anestesi +/- +/- +/- +/-
24) Rehabilitasi medik +/- +/- +/- +/-
25) Radiologi +/- +/- +/- +/-
26) Laboratorium +/- +/- +/- +/-
a) Patologi klinik +/- +/- +/- +/-
b) Patologi anatomi +/- +/- +/- +/-
c) Mikrobiologi klinik +/- +/- +/- +/-
d) Parasitologi klinik +/- +/- +/- +/-
27) Akupunktur +/- +/- +/- +/-
28) Radioterapi +/- +/- +/- +/-
29) Kedokteran nuklir +/- +/- +/- +/-
30) Gizi klinik +/- +/- +/- +/-
31) Pelayanan spesialis lainnya +/- +/- +/- +/-
3. Medik subspesialis
a. Subspesialis dasar
1) Subspesialis bedah
a) Digestif +/- +/- +/- +/-
b) Onkologi +/- +/- +/- +/-
c) Vaskuler +/- +/- +/- +/-
2) Subspesialis penyakit dalam
a) Gastroenterologi hepatologi
b) Tropik infeksi +/- +/- +/- +/-
c) Ginjal hipertensi +/- +/- +/- +/-
d) Rematologi +/- +/- +/- +/-
e) Endokrin metabolik +/- +/- +/- +/-
f) Alergi imunologi +/- +/- +/- +/-
g) Psikosomatis +/- +/- +/- +/-
h) Geriatri +/- +/- +/- +/-
i) Kardiovaskuler +/- +/- +/- +/-
j) Pulmonologi +/- +/- +/- +/-
k) Hematologi onkologi +/- +/- +/- +/-
3) Subspesialis anak
a) Respirologi +/- +/- +/- +/-
b) Neurologi +/- +/- +/- +/-
c) Hematologi onkologi +/- +/- +/- +/-
d) Nefrologi +/- +/- +/- +/-
e) Emergensi dan Rawat
f) Neonatologi +/- +/- +/- +/-
g) Endokrinologi +/- +/- +/- +/-
h) Kardiologi +/- +/- +/- +/-
i) Alergi imunologi +/- +/- +/- +/-
j) Pediatri sosial tumbuh kembang
k) Pencitraan pediatri +/- +/- +/- +/-
l) Nutrisi dan penyakit metabolic
m) Infeksi dan penyakit tropik +/- +/- +/- +/-
4) Subspesialis obstetri dan ginekologi
a) Feto-maternal +/- +/- +/- +/-
b) Fertilitas dan endokrinologi
reproduksi
c) Onkologi ginekologi +/- +/- +/- +/-
d) Uroginekologi dan rekonstruksi
e) Obstetri ginekologi sosial +/- +/- +/- +/-
b. Subspesialis lain
1) Kedokteran jiwa +/- +/- +/- +/-
2) Mata +/- +/- +/- +/-
3) Telinga hidung tenggorok- bedah
kepala
4) Paruleher (THT- KL) +/- +/- +/- +/-
5) Saraf +/- +/- +/- +/-
6) Jantung dan pembuluh darah
7) Orthopedi dan traumatology
8) Kulit dan kelamin +/- +/- +/- +/-
9) Anestesi dan terapi intensif +/- +/- +/- +/-
10) Radiologi +/- +/- +/- +/-
11) Dialisis +/- +/- +/- +/-
12) Pelayanan Subspesialis lainnya
2. dan/atau keperawatan
Pelayanan spesialis dan
lainnya dengan
kebidanan
a. Pelayanan keperawatan + + + +
b. Pelayanan kebidanan +/- +/- +/- +/-
3. Pelayanan nonmedik
a. CSSD + + + +
b. Rekam medik + + + +
c. Farmasi + + + +
d. Pelayanan darah + + + +
e. Laundry/binatu + + + +
f. Pengolahan makanan/gizi + + + +
g. Pemeliharaan sarana prasarana dan alat
kesehatan
h. Informasi dan komunikasi + + + +
i. Pemulasaraan jenazah +/- +/- +/- +/-

Tabel 10. Kasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit Di Bidang SDM


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2020
NO. JENIS KETENAGAAN KELAS A KELAS B KELAS C KELAS D
1. Tenaga medis
1. Dokter +/- +/- +/- +/-
2. Dokter gigi +/- +/- +/- +/-
3. Dokter spesialis
a. Spesialis dasar
1) Penyakit dalam +/- +/- +/- +/-
2) Anak +/- +/- +/- +/-
3) Bedah +/- +/- +/- +/-
4) Obstetri dan ginekologi +/- +/- +/- +/-
b. Spesialis lain
1) Mata +/- +/- +/- +/-
2) Telinga hidung
tenggorok- bedah kepala
leher (THT- KL) +/- +/- +/- +/-
3) Saraf +/- +/- +/- +/-
4) Jantung dan pembuluh
darah +/- +/- +/- +/-
5) Kulit dan kelamin +/- +/- +/- +/-
6) Kedokteran jiwa +/- +/- +/- +/-
7) Paru +/- +/- +/- +/-
8) Orthopedi dan
traumatology +/- +/- +/- +/-
9) Urologi +/- +/- +/- +/-
10) Bedah saraf +/- +/- +/- +/-
11) Bedah plastik
rekonstruksi dan estetika
+/- +/- +/- +/-
12) Bedah anak +/- +/- +/- +/-
13) Bedah thorax kardiak
dan vaskuler +/- +/- +/- +/-
14) Kedokteran forensic +/- +/- +/- +/-
15) Bedah mulut +/- +/- +/- +/-
16) Emergensi +/- +/- +/- +/-
17) Konservasi/endodon-si +/- +/- +/- +/-
18) Orthodonti +/- +/- +/- +/-
19) Periodonti +/- +/- +/- +/-
20) Prosthodonti +/- +/- +/- +/-
21) Pedodonti +/- +/- +/- +/-
22) Penyakit mulut +/- +/- +/- +/-
23) Spesialis lainnya +/- +/- +/- +/-
24) Anestesi +/- +/- +/- +/-
25) Kedokteran fisik dan
rehabilitasi +/- +/- +/- +/-
26) Radiologi +/- +/- +/- +/-
27) Patologi klinik +/- +/- +/- +/-
28) Patologi anatomi +/- +/- +/- +/-
29) Mikrobiologi klinik +/- +/- +/- +/-
30) Parasitologi klinik +/- +/- +/- +/-
31) Gizi klinik +/- +/- +/- +/-
32) Farmakologi klinik +/- +/- +/- +/-
33) Akupunktur +/- +/- +/- +/-
34) Onkologi radiasi +/- +/- +/- +/-
35) Kedokteran nuklir +/- +/- +/- +/-
36) Dokter spesialis +/- +/- +/- +/-
lainnya
4. Dokter subspesialis
dan/atau spesialis dengan
kualifikasi tambahan +/- +/- +/- +/-
a. Subspesialis dasar +/- +/- +/- +/-
1) Subspesialis bedah +/- +/- +/- +/-
a) Digestif +/- +/- +/- +/-
b) Onkologi +/- +/- +/- +/-
c) Vaskuler +/- +/- +/- +/-
2) Subspesialis penyakit +/- +/- +/- +/-
dalam
a) Gastroenterologi-
hepatologi +/- +/- +/- +/-
b) Tropik infeksi +/- +/- +/- +/-
c) Ginjal hipertensi +/- +/- +/- +/-
d) Rematologi +/- +/- +/- +/-
e) Endokrin metabolic +/- +/- +/- +/-
f) Alergi imunologi +/- +/- +/- +/-
g) Psikosomatis +/- +/- +/- +/-
h) Geriatri +/- +/- +/- +/-
i) Kardiovaskuler +/- +/- +/- +/-
j) Pulmonologi +/- +/- +/- +/-
k) Hematologi onkologi +/- +/- +/- +/-
3) Subspesialis anak +/- +/- +/- +/-
a) Respirologi +/- +/- +/- +/-
b) Neurologi +/- +/- +/- +/-
c) Hematologi onkologi +/- +/- +/- +/-
d) Nefrologi +/- +/- +/- +/-
e) Emergensi dan Rawat
+/- +/- +/- +/-
Intensif Anak (ERIA)
f) Neonatologi +/- +/- +/- +/-
g) Endokrinologi +/- +/- +/- +/-
h) Kardiologi +/- +/- +/- +/-
i) Alergi imunologi +/- +/- +/- +/-
j) Pediatri sosial-tumbuh
kembang +/- +/- +/- +/-
k) Pencitraan pediatric +/- +/- +/- +/-
l) Nutrisi dan penyakit
metabolic +/- +/- +/- +/-
m) Infeksi dan penyakit
tropic +/- +/- +/- +/-
4) Subspesialis obstetri dan
ginekologi +/- +/- +/- +/-
a) Feto-maternal +/- +/- +/- +/-
b) Fertilitas dan
endokrinologi reproduksi +/- +/- +/- +/-
c) Onkologi ginekologi +/- +/- +/- +/-
d) Uroginekologi dan
rekonstruksi +/- +/- +/- +/-
e) Obstetri ginekologi +/- +/- +/- +/-
social
b. Subspesialis lain
dan/atau spesialis lain
dengan kualifikasi +/- +/- +/- +/-
tambahan
1) Kedokteran jiwa +/- +/- +/- +/-
a) Kesehatan Jiwa Anak +/- +/- +/- +/-
dan

Remaja
b) Psikiatri Adiksi +/- +/- +/- +/-
c) Psikoterapi +/- +/- +/- +/-
d) Psikiatri Forensik +/- +/- +/- +/-
e) Psikogeriatri +/- +/- +/- +/-
a) Digestif +/- +/- +/- +/-
b) Onkologi +/- +/- +/- +/-
c) Vaskuler +/- +/- +/- +/-
2) Subspesialis penyakit +/- +/- +/- +/-
dalam
a) Gastroenterologi-
hepatologi +/- +/- +/- +/-
b) Tropik infeksi +/- +/- +/- +/-
c) Ginjal hipertensi +/- +/- +/- +/-
d) Rematologi +/- +/- +/- +/-
f) Pasikiatri Komunitas +/- +/- +/- +/-
2) Mata +/- +/- +/- +/-
a) Infeksi Imulogi +/- +/- +/- +/-
b) Glaukoma +/- +/- +/- +/-
c) Korne, lensa dan bedah
refraktif +/- +/- +/- +/-
d) Neurooftalmologi +/- +/- +/- +/-
e) Oftalmologi Komunitas +/- +/- +/- +/-
f) Pediatri Onkologi
+/- +/- +/- +/-
Strabismus
g) Refraksi lensa kontak +/- +/- +/- +/-
h) Rekonstruksi okuloplasti
dan onkologi +/- +/- +/- +/-
i) Vitreo retina +/- +/- +/- +/-
3) Telinga hidung
tenggorok- bedah kepala +/- +/- +/- +/-
leher (THT-KL)
a) Otologi +/- +/- +/- +/-
b) Rinologi +/- +/- +/- +/-
c) Onkologi bedah kepala
leher +/- +/- +/- +/-
d) Laring faring +/- +/- +/- +/-
e) Neurotologi +/- +/- +/- +/-
f) Endoskopi bronko-
esofagologi +/- +/- +/- +/-
g) Alergi imunologi +/- +/- +/- +/-
h) Plastik rekonstruksi +/- +/- +/- +/-
THT
i) THT komunitas +/- +/- +/- +/-
4) Paru +/- +/- +/- +/-
a) Infeksi Paru +/- +/- +/- +/-
b) Onkologi toraks +/- +/- +/- +/-
c) Intervensi dan gawat
nafas +/- +/- +/- +/-
d) Asma PPOK +/- +/- +/- +/-
e) Paru Kerja dan
lingkungan +/- +/- +/- +/-
f) Imunologi paru +/- +/- +/- +/-
5) Saraf +/- +/- +/- +/-
a) Neurointensive +/- +/- +/- +/-
b) Neurointerven-si +/- +/- +/- +/-
c) Manajemen Intervensi
+/- +/- +/- +/-
Nyeri
d) Fungsi luhur +/- +/- +/- +/-
e) Neuroonkologi +/- +/- +/- +/-
f) Neurosonologi +/- +/- +/- +/-
6) Bedah Saraf +/- +/- +/- +/-
a) Neurotrauma +/- +/- +/- +/-
b) Neuroonkologi +/- +/- +/- +/-
c) Neurospine +/- +/- +/- +/-
d) Neurofungsi-onal +/- +/- +/- +/-
e) Neuropediatri +/- +/- +/- +/-
f) Neurovaskular +/- +/- +/- +/-
7) Jantung dan pembuluh
darah +/- +/- +/- +/-
a) Pelayanan aritmia +/- +/- +/- +/-
b) Pelayanan jantung anak
dan PJB +/- +/- +/- +/-
c) Pelayanan vaskular +/- +/- +/- +/-
d) Pelayanan cardiac
imaging +/- +/- +/- +/-
e) Pelayanan intensive dan
kegawatan kardiovas- kuler
+/- +/- +/- +/-
8) Orthopedi dan +/- +/- +/- +/-
traumatology
a) Spine +/- +/- +/- +/-
b) Hand and microsurgery +/- +/- +/- +/-
c) Paediatric orthopaedi +/- +/- +/- +/-
d) Tumor muskuloskeletal +/- +/- +/- +/-
e) Hip and knee +/- +/- +/- +/-
f) Foot and ankle +/- +/- +/- +/-
g) Sport, shoulder and +/- +/- +/- +/-
elbow
9) Bedah Anak +/- +/- +/- +/-
a) Bedah Digestif Anak +/- +/- +/- +/-
b) Urogenital anak +/- +/- +/- +/-
10) Kulit dan Kelamin +/- +/- +/- +/-
11) Anestesi dan terapi +/- +/- +/- +/-
intensif
a) Intensive Care +/- +/- +/- +/-
b) Neuroanestesi +/- +/- +/- +/-
c) Pediatric Anestesi +/- +/- +/- +/-
d) Regional Anestesi +/- +/- +/- +/-
e) Terapi Nyeri +/- +/- +/- +/-
f) Kardiovaskuler Anestesi +/- +/- +/- +/-
g) Obstetric Anestesi +/- +/- +/- +/-
12) Radiologi +/- +/- +/- +/-
a) Radiologi neuro kepala
leher +/- +/- +/- +/-
b) Radiologi anak +/- +/- +/- +/-
c) Radiologi intervensi +/- +/- +/- +/-
d) Thorax imaging +/- +/- +/- +/-
e) Breast and women

imaging +/- +/- +/- +/-


f) Radiologi muskulo
skeletal +/- +/- +/- +/-
g) Imaging abdomen +/- +/- +/- +/-
h) Radiologi Nuklir +/- +/- +/- +/-
13) Kedokteran Fisik dan
+/- +/- +/- +/-
Rehabilitasi
a) Pediatri +/- +/- +/- +/-
b) Geriatri +/- +/- +/- +/-
c) Muskuloskletelal +/- +/- +/- +/-
d) Neomuskuler +/- +/- +/- +/-
e) Kardiorespirasi +/- +/- +/- +/-
14) Patologi Klinik +/- +/- +/- +/-
a) Infeksi +/- +/- +/- +/-
b) Hematologi +/- +/- +/- +/-
c) Imunologi +/- +/- +/- +/-
d) Kardiocerbrovaskuler +/- +/- +/- +/-
e) Nefrologi +/- +/- +/- +/-
f) Hepatogastroenterologi +/- +/- +/- +/-
g) Endokrin dan +/- +/- +/- +/-
Metabolisme

h) Onkologi +/- +/- +/- +/-


i) Bank Darah dan
Kedokteran laboratorium
+/- +/- +/- +/-
15) Dokter subspesialis lainnya
dan/atau dokter spesialis
lainnya dengan kualifikasi
tambahan
+/- +/- +/- +/-
2. Tenaga keperawatan + + + +

3. Tenaga kebidanan +/- +/- +/- +/-

4. Tenaga kefarmasian

a. Apoteker + + + +

b. Tenaga teknis kefarmasian + + + +

5. Tenaga kesehatan lainnya

a. Tenaga gizi +/- +/- +/- +/-

b. Tenaga psikologi klinis +/- +/- +/- +/-

c. Tenaga keterapian fisik

1) Fisioterapis +/- +/- +/- +/-

2) Terapis wicara +/- +/- +/- +/-

3) Okupasi terapis +/- +/- +/- +/-

d. Tenaga keteknisian medis

1) Perekam medis dan


informasi kesehatan
+/- +/- +/- +/-

2) Penata anestesi +/- +/- +/- +/-

e. Tenaga teknik biomedika

1) Radiografer + + + +

2) Elektromedis +/- +/- +/- +/-

3) Fisikawan medik +/- +/- +/- +/-

4) Ortotis prostetis +/- +/- +/- +/-

5) Radioterapis +/- +/- +/- +/-


6) Ahli teknologi
laboratorium medik
(analis/biologi) + + + +

f. Tenaga Kesehatan +/- +/- +/- +/-


Lingkungan

g. Tenaga kesehatan lainnya


yang diperlukan (sesuai
kebutuhan) +/- +/- +/- +/-

Tabel 11. Kasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit Di Bidang


Peralatan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020
NO. JENIS KETENAGAAN KELAS A KELAS B KELAS C KELAS D
1. Peralatan di ruang gawat + + + +
darurat
2. Peralatan di ruang rawat jalan + + + +
3. Peralatan di ruang rawat inap + + + +
4. Jumlah tempat tidur rawat inap 250 200 100 50
5. Peralatan di ruang operasi + + + +
6. Peralatan di ruang rawat
intensif
a. HCU +/- +/- +/- +/-
b. ICU + + + +
c. ICCU/ICVCU +/- +/- +/- +/-
d. RICU +/- +/- +/- +/-
e. NICU +/- +/- +/- +/-
f. PICU +/- +/- +/- +/-
Peralatan di ruang + + + +/-
7. kebidanan dan penyakit
kandungan
8. Peralatan di ruang radiologi + + + +
9. Peralatan di ruang + + + +
laboratorium
Peralatan di ruang bank
10. darah rumah sakit + + + +
11. Peralatan di ruang farmasi + + + +
12. Peralatan di ruang gizi +/- +/- +/- +/-
13. Peralatan di ruang +/- +/- +/- +/-
rehabilitasi medik
Peralatan di ruang
pemeliharaan sarana
14. prasarana + + + +
15. Peralatan di ruang + + + +
pengelolaan limbah
16. Peralatan di ruang + + + +
sterilisasi
17. Peralatan di ruang laundry +/- +/- +/- +/-
18. Peralatan di kamar jenazah +/- +/- +/- +/-
19. Peralatan di ruang + + + +
administrasi dan
manajemen
20. Peralatan di ruang rekam + + + +
medis
Peralatan pengelolaan air
21. bersih, limbah dan sanitasi + + + +
22. Peralatan penanggulangan + + + +
kebakaran
23. Peralatan pengelolaan gas + + + +
medik
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2020

4. M4 (Metode)
a. Penerapan Pemberian Asuhan Keperawatan (MPKP)
Berdasarkan hasil wawancara pada hari kamis tanggal 7 maret
2024 model pemberian asuhan keperawatan yang diterapkan diruang
mata jitu RSUD Provinsi NTB adalah metode primer, Dimana setiap
perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam dan perawat primer
memberikan tanggung jawab kepada perawat pelaksana dalam
memantau dan memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
shiftnya.
b. Timbang Terima
Timbang terima Merupakan transfer atau mengirim informasi
(termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) tentang pasien yang
berisi tentang konfirmasi keadaan pasien, tanggung jawab dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya dan perawat yang akan
melanjutkan tugasnya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada
hari kamis tanggal 7 Maret 2024 timbang terima di ruang mata jitu
RSUD Provinsi NTB dilakukan setiap pergantian shift yang diikuti
oleh semua perawat yang bertugas dimasing-masing shift.
Pelaksanaan timbang terima di ruang mata jitu dilaksanakan pre
confren di nurse station, perawat yang bekerja sebelumnya
menyampaikan tentang identitas pasien, diagnosa medis, keluhan
pasien , terapi yang sudah diberikan dan yang belum diberikan,
kemudian perawat primer 1-3 melakukan timbang terima dengan
perawat pelaksana atau tim dan mengunjungi setiap pasien kelolaan
untuk memvalidasi informasi yang sudah disampaikan dan yang sudah
diterima.
Proses timbang terima yang efektif dan terstruktur akan
memperkuat status profesionalisme perawat dalam memberikan
pelayanan Kesehatan (Davies dan Priestly, 2006).

c. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang akan dilaksanakan oleh
perawat disamping melibatkan pasien, dan tim Kesehatan lainnya
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Di ruang
mata jitu RSUD Provinsi NTB sudah melakukan metode ronde
keperawatan yang melibatkan tim kesehatan lain seperti farmasi,
laboratorium, gizi , dokter dan analis. Berdasarkan hasil wawancara
pada hari kamis tanggal 7 Maret 2024 diruang mata jitu sudah
melaksanakan ronde keperawtan 2 kali dengan kasus THT dan
Perdarahan intra abdomen, dan sebelum melakukan ronde
keperawatan harus melaporkan ke MPP.
d. Supervisi Keperawatan
Supervise merupakan bentuk kegiatan manajemen keperawatan
yang bertujuan pada pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada
pasien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan
kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.
Berdasarkan hasil observasi wawancara dengan kepala ruangan
mata jitu pada hari kamis 7 Maret 2024 bahwa diruang mata jitu
dilakukan supervisi menggunkan googel form yang dibuat oleh bidang
keperawatan yang pelaksanaannya tidak terjadwal dan supervise ini
dilakukan oleh kepala ruangan ke perawat primer dan dari perawat
primer ke perawat pelaksana.
e. Discharge Planning
Discharge planning merupakan proses dari awal mula pasien
masuk hingga pasien pulang yang diberikan edukasi tentang cara
mencegah kekambuahn penyakit dan cara merawat Ketika pasien
pulang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan mata jitu
RSUD Provinsi NTB kegiatan discharge planning dilakukan pada saat
pasien baru masuk berupa edukasi cuci tangan, tata tertib rumah sakit
dan sebelum pasien pulang diberikan edukasi terkait 2 jam tunggu
pasien pulang.
f. Dokumentasi Keperawatan
Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenanga
Kesehatan ( sarana administrasi penunjang). Sudah ada system
pendokumentasian SOAP. Format asuhan keperawatan, serta
kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diruang mata jitu RSUD
Provinsi NTB untuk pendokumentasian keperawatan menggunakan
ERM (Elektronik Rekam Medis) dan Rekam Medis manual
5. M5 ( Marketing)
Marketing atau pemasaran sebuah rumah sakit tetaplah vital dan
dikedepankan kendati rumah sakit merupakan salah satu instutisi
pelayanan kesehatan yang tidak selalu beriorientasi pada profit semata.
Rumah sakit mempunyai peran penting dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia dengan Nomor. 340/MEMNKES/PER/III/2010. Beberapa
faktor penting dalam melakukan pemasaran rumah sakit diantaranya :
a. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
b. Semakin bebas dan mudahnya mobilitas masyarakat untuk memilih
rumah sakit dimana akan berobat menyebabkan persainagan antar
rumah sakit semakin ketat.
c. Banyak pesaing-pesaing baru bermunculan karena regulasi pemerintah
dibidang keseahatan.
Tujuh unsur pemasaran jasa pada rumah sakit antara lain:
a. Produk
b. Harga atau tarif
c. Tempat
d. Promosi
e. Orang
f. Proses
g. Sarana fisik
Ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB pada tahun 2022 telah resmi
menjadi rumah sakit tipe A mampu melakukan layanan diantaranya :
a. Pelayanan poliklinik meliputi: Multi SMF (Staf Medis Fungsional)
b. Layanan instalansi rawat inap meliputi: Kelas III.
c. Instalasi gawat darurat dengan pelayanan 24 jam dan didukung oleh
dokter penanggung jawab dan dokter spesialis.
d. Pelayanan penunjang meliputi: Ahli gizi dan farmasi.
Saat ini pemasaran layanan di RSUD Provinsi NTB sudah sangat optimal
dilihat dari tersedianya jumlah sarana promosi layanan diantaranya
tersedianya flipshet dan leaflet, banner, dan promosi melalui social media
dan jenis-jenis layanan lainnya. Saat ini ruang Mata Jitu RSUD Provinsi
NTB telah berkerja sama dengan pihak ketiga dalam hal pembiayaan
baik rawat inap maupun rawat jalan dengan BPJS Kesehatan.
6. M6 (Mesin)
Ketersediaan serta perawatan mesin dirumah sakit baik di rawat
inap maupun ruangan lainnya sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan
yang nantinya akan digunakan untuk menunjang pemberian asuhan
kepada pasien.
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa setelah melakukan
wawancara dengan inventaris dan kepala ruangan, didapatkan data bahwa
untuk mekanisme peminjaman alat steril di RSUD Provinsi NTB sudah
tersentralisasi yaitu di ruang CSSD, dimana saat sebuah ruangan akan
menggunakan set alat tersebut maka harus dikembalikan sesuai jumlah
alat yang dipinjam, untuk dilakukan sterilisasi. RSUD Provinsi NTB
khususnya ruangan MATA JITU menggunakan sistem antar dan jemput,
alat yang dipinjam akan di antarkan ke ruangan kemudian jika sudah
digunakan maka alat akan dijemput kembali oleh petugas.
Untuk mekanisme pengadaan alat rusak di RSUD Provinsi NTB
dilakukan dengan pengajuan terlebih dahulu kemudian alat akan tersedia
± 1-2 bulan. Kemudian sementara akan menggunakan alat dengan cara
meninjam ke ruangan lain. Sedangkan untuk pengadaan bahan habis
pakai dilakukan pengadaan 1x/minggu dengan jumlah yang berbeda
setiap minggunya tergantung dengan kebutuhan ruangan.
Maintenance dan kalibrasi alat di ruang MATA JITU dilakukan secara
berkala oleh teknisi yang di fasilitasi oleh bidang sarana dan prasarana
rumah sakit.
Adapun mesin-mesin yang ada di ruang Mata Jitu RSUD Provinsi
NTB yaitu :
a. ALKES
Tabel 10. Alat Kesehatan ruang Mata Jitu RSUP NTB 8 Maret 2024

No. Nama Barang Jumlah Keterangan

1 Defribilator 1

2 Ambubag anak 1

3 Ambubag dewasa 1

4 Hepafiliter 1

5 Ekg+troli 1

6 Brangkar 1 Pinjam dari tanjung aan

7 02 transport 3
8 Suction kecil 2

9 Nebu eliteck 2

10 Infus pump 1

11 Syringe pump 10

12 Timbangan berdiri 2

13 Pengukur tinggi badan 1

14 Penlight ABN 1

15 Termogun 3

16 Oximetry 4 1 dipinjam tanjung aan

17 Tensi digital 3

18 Monitor 2

19 Stetoskop 5 1 hilang

Total 44

a. Non ALKES
Tabel 11. Alat non Kesehatan ruangan Mata Jitu RSUP NTB 8
Maret 2024

No. Nama Barang Jumlah

1 Lemari besi 6

2 Meja kerja 5

3 Kertas injeksi (dressing care kcl) 2

4 Dressing care besar 3

5 Kursi jaga perawat (warna merah) 10

6 Laptop asus+kaki 3

7 Hp A23 samsung 1

8 Kursi bulat penungggu pasien 39


9 Kulkas rumah tangga 1

10 Kulkas obat 1

11 Troli emergency 1

12 Dispenser air pompa 2

13 Loker perawat 1

14 Loker berkas 1

15 Lampu sorot eliteck 1

Total 77
BAB III
PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN
A. Analisis SWOT
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisa S.W.O.T menurut nursalam dalam buku Manajemen Keperawatan edisi 5 tahun
2016.
1. Pengisian item internal faktor (IFAS) dan eksternal faktor (EFAS). Cara pengisan IFAS dan EFAS disesuaikan dengan
komponen yang ada dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan contoh pengumpulan data pada bagian lain
didalam buku ini). Data tersebut dibagi menjadi 2, yaitu IFAS yang meliputi aspek kelemahan (weaknes) dan kekuatan (strength)
dan EFAS yang meliputi aspek peluang (Opportunity) dan ancaman (threatened).

No. Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend


1. Sumber Daya 1. Tenaga perawat 1. Masih ada tenaga kerja 1. Sebagian besar perawat 1. Masyarakat terus
Manusia a. Profesi ners = 16 orang yang memiliki diruangan Mata Jitu berkembang
(M1) ( 50%) pendidikan D III berpendidikan profesi ners sehingga tuntutan
b. Diploma IV Keperawatan = Keperawatan dengan hal ini akan berpengaruh akan pelayanan
1 orang (3%) jumlah 6 orang pada tingkat kualitas Kesehatan pun ikut
c. Diploma III Keperawatan = 2. Kurangnya perawat pelayanan Kesehatan, meningkat, hal ini
13 orang (41%) berdasar mettode gillies semakin tinggi kualitas mengharuskan
d. S2 = 1 orang(3%) yaitu 32 orang. Jumlah pelayanan yang di berikan rumahsakit harus
e. Diploma III kebidanan = idealnya yaitu 38 orang pada pasien makan tingkat terus berinovasi dan
1orang (3%) 3. Dari perhitungan BOR kepuasan pasien akan meningkaatkan
Jumlah perawat = 32 orang yang telah dilakukan meningkat hal ini tentu pelayanan kesehatan
Ini menunjukkan bahwa pada Ruang Mata Jitu, menjadi kesempatan besar 2. Rumah sakit yang
Sebagian besar tenaga didapatkan nilai sebesar pagi ruangan terutama mengalami
keperawatan memiliki tingkat 88,46% yang berarti rumah sakit karena akan perkembangan bukan
pendidikan profesi ners yaitu tingkat pemanfaatan menjadi tujuan utama hanya rumah sakit
16 orang (50%) yang tentunya tempat tidur lebih masyaraakat untuk berrobat RSUD Provinsi NTB
akan meningkatkan kualitas Tinggi dari nilai Ideal. 2. Adanya kerja sama antara namun rumah sakit
pelayanan Nilai BOR ideal 60-85% institusi Poltekkes lainnya juga terus
menurutt Depkes RI, ini Kemenkes Mataram dengan berinovasi dalaam
2. Tenaga Non Keperawatan : akan meningkat beban rumah sakit umum daerah meningkatkaan
a. Ahli Gizi = 1 orang (6%) kerja perawat provinsi NTB. kualitas dan
b. Apoteker = 2 orang (23%) 3. Adanya kebijakan kuantitas pelayanan
c. Cleaning Service = 10 orang pemerintah tentang kesehatan sehingga
(62%) profesionalisasi akan selalu ada
d. Administrasi = 1 orang (6%) keperawatan. perssaingan antaar
e. Transportasi = 2 orang (13%) 4. Adanya program latihan dan rumah sakit
Hal ini menunjukkan Sebagian seminar 3. Semakin maraknya
besar tenaga non keperawatan 5. Adanya kesempatan perawat penggunaan social
adalah Cleaning Service yang untuk melanjutkan media di masyarakat
berjumlah 10 orang (62%), pendidikan yang lebih sehingga sedikit
banyaknya tenaga Cleaning tinggi. kesalahanyang di
Service di ruangan akan lakukan rumah sakit
meningkatkan kebersihan dan bisa lansung ter
tentunya akan meningkatkan ekspose dan
kenyamanan pasien selama menjadikan citra
perawatan di ruangan rumah sakit menjadi
jelek, sehingga perlu
3. Dari perhitungan BTO di kehati- hatian dari
Ruang Mata Jitu didapatkan segala pihakdalam
nilai 49,5 kali yaitu termasuk bertindak selama
Ideal (40-50 kali), BTO yang memberikan
masi dalam batas ideal akan pelayanan kesehatan
mengurangi resiko terjadinya
infeski nosokomial

4. Dari perhitungan TOI di ruang


Mata Jitu didapatkan nilai 1
hari. Dari data tersebut TOI
ideal karena nilai ideal TOI 1-
3 hari, artinya penggunaan
tempat tidur diruang Mata Jitu
efisien

5. Dari perhitungan AVLOS


pada ruang Mata Jitu didapat
nilai 6.6 dimana nilai ini masi
di anggap ideal. Nilai idealnya
yaitu 6-9 hari, artinya kualitas
pelayanan kesehatan yang
diberikan baik sehingga pasien
cepat sembuh dan lama
rawatnya tidak memanjang

2 Money (M2) RSUP NTB merupakan Tingginya angka Sebagai pusat rujukan Tingginya nilai BOR
rumah sakit terbesar kunjungan khususnya tertinggi yang ada di NTB, harus di imbangi
sekaligus pusat rujukan pada pelayanan Rawat RSUP NTB menjadi dengan jumlah
tertinggi yang ada di NTB, Inap yang ditunjukkan tujuan seluruh Rumah petugas (Perawat) dan
sehingga dalam hal oleh nilai BOR yang Sakit yang ada di NTB. tenaga Kesehatan
penyaluran dana pusat ada di Ruang Mata Jitu Hal ini berdampak lainnya, namun
melalui APBN yaitu Dana sejumlah 88,46 persen tingginya kunjungan di pemenuhan tenaga
Alokasi Khusus (DAK) melebihi standar dari semua unit layanan yang banyak harus
untuk peningkatan kapasitas Kementerian termasuk di Ruang Rawat diimbangi dengan
Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan yaitu 60-85 Inap Mata Jitu sehingga pelatihan yang cukup
Kesehatan menjadi prioritas persen beresiko peluang ini dapat dan
utama termasuk untuk meningkatkan beban meningkatkan pendapatan berkesinambungan.
ketersediaan pelayanan di kerja perawat yang Rumah Sakit yang artinya Ancaman bisa terjadi
Ruang Mata Jitu. pada akhirnya dapat meningkatkan jika Manajemen
berdampak pada kesejahteraan Perawat. Rumah Sakit tidak
menurunnya kualitas Peluang ini harus di jawab mampu memenuhi
pelayanan. dengan peningkatan kuantitas dan kualitas
kapasitas sarana, tenaga Kesehatan
prasarana, Alat Kesehatan melalui rekrutmen dan
dan Kapasitas SDM. pelatihan Nakes.
Selain itu juga Rumah
Sakit harus mampu
memenuhi standar
KRIS, standar Sarpras
dan Alkes sesuai
dengan tipe rumah
sakit.

3 Material 1. Kapasitas tempat tidur 40 Masih adanya sarana dan 1. Tempat tidur dirapikan 1. Kesenjangan antara
(M3) bed prasarana yang dipinjam dari 2. Kebersihan lingkungan jumlah pasien
2. Fasilitas, sarana dan ruangan lain (suction) ruangan dijaga setiap hari dengan peralatan
prasarana menunjang 3. Adanya pengadaan sarana yang ada
pemberian pelayanan dan prasarana yang 2. Makin tinggi
Kesehatan, buku TTV, dibutuhkan ruangan dari kesadaran
buku diit, struktur bagian pengadaan barang Masyarakat tentang
organisasi dan buku pentingnya
register kesehatan.
3. Penggantian alat tenun 3. Sehingga adanya
dilakukan setiap hari tuntutan dari
4. Bila alat tenun telah kotor Masyarakat untuk
saat itu juga langsung melengkapi sarana
diganti dan prasarana

4 Metode (M4) 1. RS memiliki visi, misi, dan - 1. Adanya kesempatan untuk 1. Tuntutan tinggi
moto untuk melaksanakan melanjutkan pendidikan. oleh masyarakat
kegiatan pelayanan. 2. Adanya program pelatihan untuk mendapatkan
2. SDM : Profesi ners 16 orang + dan seminar. pelayanan
D4 1 orang + D3 13 orang + S2 3. Adanya mahasiswa Ners kesehatan yang
1 orang + D3 Bidan 1 orang + keperawatan yang praktik lebih professional.
Tenaga Non Keperawatan 16 manajemen keperawatan. 2. Semakin tingginya
orang. 4. Adanya kerjasama antara kesadaran
3. Rumah Sakit Paripurna tipe A institusi Poltekkes Mataram masyarakat akan
dan Rumah Sakit Pendidikan jurusan keperawatan dengan pentingnya
SK Menkes RI Nomer Rumah Sakit. kesehatan
HK.01.07/MENKES/275/2018, 5. Adanya kerjasama antar 3. Persaingan antar
dan Rumah Sakit rujukan. mahasiswa Poltekkes RS yang semakin
4. Adanya model MPKP yang Mataram dan perawat ketat
digunakan yaitu MPKP metode ruangan.
primer
Timbang 1. Kegiatan timbang terima - 1. Adanya mahasiswa Ners 1. Adanya tuntutan
Terima dilakukan setiap pergantian keperawatan yang praktik yang lebih tinggi dari
shift yang diikuti oleh Karu, manajemen keperawata. masyarakat untuk
perawat primer dan perawat 2. Adanya kerjasama yang baik mendapatkan
pelaksana yang bertugas di antara mahasiswa Ners pelayanan
masing-masing shift yang keperawatan yang praktik keperawatan yang
dilakukan di nurse station dengan perawat ruangan professional
2. Kepala ruangan memimpin 3. Kebijakan RS (bidang 2. Meningkatnya
kegiatan timbang terima setiap keperawatan) tentang kesadaran
pagi timbang terima masyarakat tentang
3. Adanya laporan jaga dari setiap tanggung jawab dan
shift tanggung gugat
4. Timbang terima sudah perawat sebagai
merupaka kegiatan rutin yang pemberi asuhan
telah dilakukan keperawatan
5. Perawat primer 1-3 melakukan
timbang terima dengan perawat
pelaksana atau tim dari setiap
perawat primer dan
mengunjungi setiap pasien
kelolaan untuk memvalidasi
informasi yang sudah
disampaikan dan yang sudah
diterima
6. Adanya buku khusus untuk
pelaporan timbang terima
Ronde 1. Bidang perawatan dan ruangan - Adanya pelatihan dan seminar 1. Adanya tuntutan
Keperawatan mendukung adanya kegiatan yang lebih tinggi dari
ronde keperawatan tentang manajemen keperawatan masyarakat untuk
2. Banyaknya kasus yang mendapatkan
memerlukan perhatian khusus pelayanan
keperawatan yang
professional
2. Persaingan antar
ruang semakin kuat
dalam pemberian
pelayanan

Discharge 1. Perawat memberikan - 1. Adanya mahasiswa Ners 1. Adanya tuntutan


Planning pendidikan kesehatan secara keperawatan yang praktik yang lebih tinggi
informal kepada pasien atau manajemen keperawatan dari masyarakat
keluarga selama pasien di rawat 2. Adanya kerjasama yang baik untuk mendapatkan
atau akan pulang seperti antar mahasiswa Ners pelayanan
edukasi tentang cuci tangan, keperawatan yang praktik keperawatan yang
tata tertib rumah sakit dan dengan perawat ruangan professional
edukasi 2 jam tunggu pasien 2. Semakin tingginya
pulang kesadaran
masyarakat akan
pentingnya
kesehatan, sehingga
persaingan antar RS
semakin ketat
Dokumentasi 1. Tersedianya sarana prasarana - 1.Adanya program pelatihan dan 1. Tingkat kesadaran
dokumentasi untuk tenaga seminar masyarakat (pasien
kesehatan (sarana administrasi 2.Peluang perawat untuk dan keluarga) akan
penunjang) melanjutkan pendidikan tanggung jawab dan
2. Format asuhan keperawatan (peningkatan SDM) tanggung gugat.
sudah tersedia menggunakan 3.Mahasiswa Ners keperawatan 2. Persaingan RS dalam
ERM (Elektronik Rekam praktik manajemen untuk memberikan
Medis) dan Rekam Medis mengembangkan system pelayanan
manual dokumentasi PIE. Kerjasama keperawatan.
3. Adanya kesadaran dari perawat yang baik antar perawat dan
tentang tanggung jawab dan mahaiswa.
tanggung gugat
5 Marketing 1. kepuasan pasien terhadap 1. Dari jumlah pasien 1. Mahasiswa D4 keperawatan 1. Adanya peningkatan
(M5) pelayanan kesehatan di terbanyak, pasien dari yang praktek manajemen standar masyarakat
Rumah Sakit Umum Daerah kota lebih banyak dari keperawatan. yang harus terpenuhi.
Provinsi NTB pada pasien dari 2. Kerjasama yang baik antara 1. Persaingan
2. Kenaikan kelas Rumah Sakit kabupaten. mahasiswa dengan perawat. rumah sakit
dari tipe B ke tipe A dapat 2. Tingkat flebitis pasien di dalam
meningkatkan kualitas ruang Mata Jitu yaitu memberikan
pelayanan Rumah Sakit 0% . pelayanan
3. Sistem pemasaran dilakukan 3. Terdapat 26 pasien yang keperawatan
melaui flipshet dan leafleat mengalami resiko jatuh. yang makin
4. Adanya dokter sub spesialis. ketat

6 Mesin (M6) 1. Mesin yang tidak 1. Mahasiswa D4 keperawatan 1. Mahiswa D4


digunakan tersusun rapi 1. Mesin penunjang yang praktek manajemen keperawatan yg
2. Adanya data inventaris yang asuhan masih kurang keperwatan. praktek
lengkap lengkap 2. Kerjasama yang baik antara manajmen
mahasiswa dengan perawat. keperawatan
2. Kerja sama yg
baik antara
mahasiswa
dengan perawat
ANALISA EMPAT KUADRAN

Berbagai peluang

Strategi turn Strategi agresif


around

Kelemahan internal Kekuatan internal

Strategi Strategi diversifikasi


defensif

Berbagai ancaman

Rumah sakit RSUD provinsi NTB berada pada kuadran 1 ( strategi agresif)

Hal ini karena rumah sakit memiliki peluang dan kekuatan

1. RSUD Provinsi NTB menjadi ruumah sakit dengan saranaa dan prasarana
yang paling lengkap di NTB
2. RSUD Provinsi NTB memiliki kapasitasbed tipe A yaitu bed > 200 bed
3. RSUD Provinsi NTB menjadi rujukan tertinggi yang ada di Provinsi NTB
4. RSUD Provinsi NTB ter akreditasi paripurna
5. RSUD Provinsi NTB memiliki layanan unggulan yaitu pelayanan onkologi
terpadu
SKALA PRIORITAS MASALAH

Setelah melakukan Analisa data dari M1 sampai M6, ditemukan beberapa masalah
yang ada di ruangan Mata Jitu, diantaranya :

NO MANAJEMEN MASALAH

1 M4 : METODE 1. Masih rendahnya capaian edukasi wajib di


ruang Mata Jitu yang berkaitan dengan tata
tertib, jam kunjungan, kepatuhan mencuci
tangan dan masa tenggang 2 jam sebelum
pasien pulang.
2. Peralihan sistem pendokumentasian di lembar
RM ke system E-RM
2 M1:MAN 1. Jumlah perawat tidak sesuai standar dengan
perhitungan rumus gillies.
2. BOR (88,46%). Lebih tinggi dari nilai ideal
(60-85%)
Penyusunan prioritas masalah dengan metode USG
NO MANAJEME MASALAH U S G TOTAL
N

1 M4 : METODE 1. Masih rendahnya capaian 2 2 2 6


edukasi wajib di ruang Mata Jitu
yang berkaitan dengan tata
tertib, jam kunjungan, kepatuhan
mencuci tangan dan masa
tenggang 2 jam sebelum pasien
pulang.

2. Peralihan sistem 3 3 2 8
pendokumentasian dari lembar
RM ke system E-RM
2 M1: MAN 1. Jumlah perawat (32) tidak 2 2 2 6
sesuai standar (33 orang dengan
7 cadangan=40 orang)
perhitungan rumus gillies.

2. BOR (88,46%). Lebih tinggi 1 2 2 5


dari nilai ideal (60-85%)
B. Plan Of Action Kelompok 8 Manajemen Keperawatan Ruangan Mata Jitu
NO Masalah Tujuan Intervensi Indikator/Keberhasilan Waktu Penanggung Jawab
.
1. M4 : METODE Discarge planning tetap Sarankan : 1. Pemberian edukasi Maret 2024 Meliyana Hayati
dilakukan daripasien kepada pasien
datang hingga pasien 1. Memaksimalkan maksimal Muhaepi Asmania
pulang pemberian edukasi 2. Penggunaan E-RM
kepada pasien Maksimal
2. Memaksimalkan
pengguaan E-RM
agar data pasien
terintegrasi dengan
baik
2. M1 : MAN Jumlah tenaga perawat Sarankan : 1. Rasio kecukupan Maret 2024 Susilawati
tercukupi sesuai standar antara perawat dan
1. Penambahan jumlah pasien menurut Cahyadi Saputra
pegawai sesuai Tingkat kebutuhan
standar ruangan pasien terpenuhi
2. Menyesuaikan kelas 2. Nilai BOR Sesuai
perawatan sesuai standar Depkes 2023
dengan hak kelas
BPJS Pasien.
PLAN OF ACTION (POA) HARIAN
Kelompok Management Keperawatan di Ruang Mata Jitu RSUD Provinsi NTB

No. Hari/ Rencana Kegiatan Sasaran Tempat Penanggung jawab


Tang
gal

1. Kamis, 7 Pengkajian ruangan Kepala Ruangan, Perawat Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 ruangan, dan pasien Kelompok

2. Jumat, 8 Pengkajian ruangan Kepala Ruangan, Perawat Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 ruangan, dan pasien Kelompok

3. Sabtu, 9 Pengkajian ruangan Kepala Ruangan, Perawat Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 ruangan, dan pasien Kelompok

4. Senin, 11 Desiminasi Awal Kepala Ruangan, Mata Jitu Semua anggota


Maret 2024 Pembimbing lahan dan Kelompok
akademik

5. Selasa, 12 Pelaksanaan Role play serta Pasien Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 pembuatan laporan asuhan Kelompok
keperawatan pasien

6. Rabu, 13 Pelaksanaan Role play serta Pasien Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 pembuatan laporan asuhan Kelompok
keperawatan pasien, pelaksanaan
Timbang Terima dan Disharge
Planning.

7. Kamis, 14 Pelaksanaan Role play serta Pasien Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 pembuatan laporan asuhan Kelompok
keperawatan pasien, pelaksanaan
Supervisi Keperawatan

8. Jumat, 15 Pelaksanaan Role play serta Pasien Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 pembuatan laporan asuhan Kelompok
keperawatan pasien dan Ronde
Keperawatan

9. Sabtu, 16 Pelaksanaan Role play serta Pasien Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 pembuatan laporan asuhan Kelompok
keperawatan pasien dan
Penyusunan Laporan Manjemen

10. Senin, 18 Desiminasi Akhir Kepala Ruangan, Mata Jitu Semua anggota
Maret 2024 Pembimbing lahan dan Kelompok
akademik

Anda mungkin juga menyukai