Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN PRAKTIK KLINIK

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG OTAK KOKOK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TANGGAL 19 – 29 MARET 2024

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Manajemen Keperawatan


Prodi Profesi Ners Poltekkes Mataram TA.2023/2024

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK :

1. Arif Rahman (NIM. P07120523003)


2. Baiq Iga Dwi Erdiana (NIM. P07120523048)
3. Ni Made Nonik Karsani (NIM. P07120523063)
4. Syaidatul Islamiah (NIM. P07120523040)
5. Dewa Made Sikan (NIM. P07120523007)
6. Desqiya Qatrunnada (NIM. P07120523049)
7. Nofita Afiani Arsih (NIM. P07120523064)
8. Tifa Desyana Saputri (NIM. P07120523041)
9. Dita Dara Pertiwi (NIM. P07120523050)
10. Nur Aini Mufida (NIM. P07120523065)
11. Tirtayani (NIM. P07120523077)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2024

LEMBAR PENGESAHAN

1
LAPORAN PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANGAN OTAK KOKOK RSUD PROVINSI NTB
TANGGAL 19 – 29 MARET 2024

OLEH
KELOMPOK
Dengan ini disahkan sebagai Laporan Kegiatan
Praktek Klinik Manajemen Keperawatan

Pembimbing Akademik Tanda Tangan

Drs. H. Zulkifli, S.Kep.,MMKes., MM.


NIP. 195906291981031005

Dr. Akhmad Fathoni, S.Kp., M.Kes


NIP.197208132000031001

Pembimbing Lahan

I Putu Artawan Prayoga,S.Kep.,Ns.,M.Kes.,MH


NIP.

Ni Made Febri,S.Kep.,Ns
NIP.

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah-

Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Klinik

Manajemen Keperawatan di Ruang Otak Kokok Rumah Sakit Umum Daerah

Provinsi NTB 19 Maret - 29 Maret 2024 ini tepat pada waktunya. Tujuan dari

penyusunan laporan ini untuk memenuhi tugas praktik klinik Manajemen

Keperawatan. Laporan ini berisi tentang data mengenai Analisis S.W.O.T Ruang

Otak Kokok dan POA berdasarkan hasil Analisis S.W.O.T yang dikaji serta

tentang proses Manajemen Keperawatan yang dilaksanakan oleh Kelompok I, II

dan III.

Dalam penyusunan laporan ini, kami memperoleh banyak bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan

selama laporan ini, diantaranya:

1. Bapak dr. H. L Herman Mahaputra, M.Kes., MH selaku Direktur RSUD

ProvInsi NTB yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada kami

Mahasiswa/I Poltekkes Mataram untuk melakukan praktek Manajemen

Keperawatan.

2. Bapak dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M.Kes selaku Direktur Poltekkes

Kemenkes Mataram yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam

melaksanakan Praktik Manajemen Keperawatan di Ruang Otak Kokok RSUD

Provinsi NTB.

3. Drs H. Zulkifli, S.Kep.,MMKes.,MM dan Dr. Akhmad Fathoni, S.Kp., M.Kes

selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan

3
pengarahan, koreksi serta saran sehingga laporan Manajemen Keperawatan ini

dapat terselesaikan.

4. I Putu Artawan Prayoga, S.Kep.Ns.M.Kes.,MH selaku Kepala Ruangan dan

Pembimbing Lahan yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, koreksi,

serta saran sehingga Laporan Manajemen Keperawatan ini dapat terselesaikan.

5. Ni Made Febri,S.Kep.,Ns. selaku Pembimbing Lahan yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, koreksi, serta saran sehingga Laporan Manajemen

Kepreawatan ini dapat terselesaikan.

6. Perawat ruangan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan, koreksi

serta saran sehingga Laporan Manajemen Keperawatan ini dapat terselesaikan.

7. Tim medis lain seperti Dokter, Ahli Gizi, Apoteker, Ahli Laboratorium yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan, koreksi serta saran sehingga

laporan manajemen keperawatan ini dapat terselesaikan.

8. Seluruh anggota kelompok yang sudah saling bahu membahu demi

terlaksananya tugas praktik yang kami kerjakan ini.

9. Pasien ruang Otak Kokok yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam

praktik Manajemen Keperawatan

4
Demikian kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi ruang Otak

Kokok RSUD ProvInsi NTB sebagai bahan evaluasi dalam hal Manajemen,

maupun seluruh civitas akademika Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Mataram Jurusan Keperawatan Prodi Profesi Ners.

Mataram, 19 Maret 2024


Penyusun

Kelompok I, II, III

5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan

sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus

bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah

konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen keperawatan di Indonesia di masa

depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini

berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap

perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara professional

dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia (Gilles

(1996) dalam Kuntoro (2010)).

Rumah sakit merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang

melaksanakan pelayanan kesehatan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147

Tahun 2010), sedangkan menurut AHA (American Hospital Association),

rumah sakit adalah suatu instansi dengan peran utamanya adalah memberikan

pelayanan kepada pasien. Rumah sakit bagian dari tatanan yang memberikan

pelayanan kepada pasien. Rumah sakit bagian dari tatanan yang memberikan

jasa pelayanan kesehatan wajib mengadakan berbagai jenis pelayanan

kesehatan yang berkualitas, lembaga pelayanan kesehatan yang elusive

(kompleks), padat (karya, pakar, modal).

Manajemen keperawatan menggambarkan serangkaian penerapan

pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh praktisi keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatan, rasa aman kepada pasien/ keluarga serta

6
masyarakat. Pengaturan yang berintegrasi dari sumber keperawatan dengan

mengaplikasikan prosedur manajemen dalam mencapai target obyektivitas

asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan merupakan suatu langkah

manajemen dalam keperawatan. Proses manajemen terdiri 5 fase yaitu

perencanaan (planning), organisasi (organizing), ketenagaan (staffing),

pengarahan (directing) dan pengawasan (controlling) menggambarkan satu

siklus yang saling berhubungan. Agar mampu mengaplikasikan manajemen

keperawatan di ruang rawat inap dibutuhkan kepala ruangan yang memenuhi

standar (Purwanto & Fanji Pradiptha, 2020).

Barometer potret sebuah Rumah Sakit di mata masyarakat adalah

pelayanan keperawatan merupakan baggian dari dalam sistem pelayanan

kesehatan, maka rumah sakit wajib untuk menjaga mutu pelyanan, yang pada

akhirnya menuntut adanya profesionalisme perawat pelaksanaan maupun

pengelola untuk mengatur kegiatan dalam pemberian asuhan keperawatan

kepada pasien. Manajer dengan kemampuan dan keterampilan yang memadai

akan memberikan kontribusi yang optimal dalam mewujudkan pelayanan

kesehatan yang bermutu akan terwujud apabila sistem pemberian asuhan

keperawatan yang digunakan mendukung terbentuknya praktik keperawatan

professional dan berpedoman pada standar yang telah ditetapkan (Purwanto &

Fanji Pradiptha, 2020).

Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan

salah satu unit penyelenggaraan pelayanan Kesehatan milik pemerintah

Provinsi NTB.. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi,

serta system informasi menejemn rumah sakit, RSUD Provinsi NTB mencoba

7
untuk terus berinovasi memberikan kemudahan dengan sentuhan IT pada

seluruh kegiatan di Rumah Sakit.

Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk

memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan yang

diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial yang

dimiliki perawat dapat dicapai melalui banyak cara. Salah satu cara untuk dapat

meningkatkan keterampilan manajerial yang handal selain didapatkan di

bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran di lahan praktik. Mahasiswa

Profesi Ners Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI dituntut untuk dapat

mengaplikasikan langsung pengetahuan manajerialnya di Ruang Otak Kokok

dengan arahan dari pembimbing lahan maupun dari pembimbing akademik.

Dengan adanya praktik tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan

ilmu yang didapat dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses

manajemen.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktik Manajemen Keperawatan selama 12 hari di

Ruang Otak Kokok mahasiswa diharapkan mampu menerapkan prinsip -

prinsip manajemen keperawatan metode Primer dalam melaksanakan Model

Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di tatanan rumah sakit.

2. Tujuan Khusus

Dalam praktik Manajemen Keperawatan diharapkan mahasiswa mampu :

a. Melaksanakan pengkajian situasi di Instalasi Rawat Inap ruang Otak

Kokok RSUD Provinsi NTB.

8
b. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.

c. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil

pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dengan

metode keperawatan primer : Ketenagaan (M1), Sarana Prasarana (M2),

Metode (M3), Money (M4), Mutu (M5), Mesin (M6) yang terdiri dari:

Timbang Terima, Penerimaan Pasien Baru, Supervisi Keperawatan,

Discharge Planning, Dokumentasi Keperawatan.

d. Pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil

pengkajian model asuhan keperawatan professional (MAKP): (1)

Timbang Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Supervisi Keperawatan,

(4) Discharge Planning, (5) Dokumentasi Keperawatan, (6) Penerimaan

Pasien Baru.

e. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan

berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Professional

(MAKP): (1) Timbang Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Supervisi

Keperawatan, (4) Discharge Planning, (5) Dokumentasi Keperawatan,

(6) Penerimaan Pasien Baru dan Mutu Layanan.

C. Manfaat

1. Bagi Pasien

Tercapainya kepuasan pasien terkait dengan patient safety yang

optimal meliputi identifikasi pasien, komunikasi yang efektif,

ketepatan dalam pemberian obat, ketepatan lokasi operasi, penurunan

9
resiko infeksi nosokomial dan penurunan resiko jatuh pasien selama

dilakukan perawatan.

2. Bagi Rumah Sakit

Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk

penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang

mencakup timbang terima, ronde keperawatan, supervise keperawatan,

discharge planning dan dokumentasi keperawatan.

3. Bagi Perawat

a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.

b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat

dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta

keluarga.

c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.

D. Metode Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian di ruang Otak Kokok RSUD Provinsi NTB

diperoleh dengan cara :

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi fisik ruangan,

inventaris ruangan, proses pelayanan dan asuhan keperawatan yang

langsung dilakukan ke pasien.

10
2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat primer, perawat

pelaksana, dan pasien untuk mengumpulkan data tentang proses pelayanan

pasien dan proses kegiatan yang dilakukan oleh perawat.

3. Studi Dokumentasi

Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien,

ketenagaan, dokumentasi keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap

tindakan dan inventaris ruangan.

E. Praktikan

Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Mataram

Kelompok I

11
BAB II
ANALISIS DATA

A. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB

1. Gambaran Umum Rumah Sakit

Rumah sakit adalah jasa yang bergerak dalam bidang pelayanan

kesehatan yang bersifat sosial, ekonomi, yaitu usaha walaupun bersifat

sosial namun diusahakan agar bias memperoleh surplus dengan cara

pengelolaan yang professional (Hasyim, 2005). Rumah sakit merupakan

instansi yang sifatnya kompleks dan sifat organisasinya majemuk, sehingga

diperlukan adanya pola manajemen yang jelas dan modern untuk setiap unit

kerja atau bidang kerja. RSUD Provinsi NTB merupakan Rumah Sakit

Kelas A Pendidikan dan merupakan Rumah Sakit Rujukan tersier milik

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Saat ini RSUD Provinsi NTB,

telah direlokasi secara resmi pada bulan Desember 2015 dan berlokasi di

Jl.Prabu Rangkasari Dasan Cermen Kota Mataram. Secara keseluruhan

RSUD Provinsi NTB memiliki luas Gedung yaitu 57.206 m2 dan luas tanah

seluas 125.000 m2 .

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Nusa Tenggara Barat No. 448/Pem.47/5/151 tanggal 5 November 1969,

tentang status Rumah Sakit Umum Mataram yang pengelolaannya dibawah

pemerintah Kabupaten Lombok Barat diubah menjadi milik dan

pengelolaannya dibawah Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 37

Tahun 2011 status pengelolaan RSUD Provinsi NTB ditetapkan sebagai

20
Penerapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah Sakit Umum Provinsi. Berdasarkan

Keputusan Menkes No. HK.01.07/MENKES/275/ 2018, Jakarta 23 Mei

2018 RSUD Provinsi NTB Mendapat sertifikat RS Pendidikan sebagai RS

Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran UNRAM.

2. Falsafah Visi, Misi dan Tujuan RSUD Provinsi NTB

RSUD Provinsi NTB berlokasi di kawasan narmada merupakan sarana

pelayanan kesehatan yang memiliki komitmen yang tinggi dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, dengan konsep

pelayanan yang ramah dan tulus ikhlas.

a. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB

Visi : Menjadi Rumah Sakit Rujukan yang Unggul dalam Pelayanan,

Pendidikan dan Penelitian di Indonesia Timur

Misi :

1) meningkatkan kelancaran dan ketepatan pelayanan kedokteran yang

professional selaras dengan perkembangan iptekdok

2) Meningkatkan kelancaran dan kemudahan pelayanan asuhan

keperawatan yang komprehensif

3) Mendorong kelancaran dan ketertiban administrasi ketatausahaan

yang paripurna

4) Mengoptimalkan kemampuan dan kemandirian pengelolaan

keuangan

5) Memantapkan keterpaduan dan keseimbangan perencanaan program

21
6) Mengembangkan ketersediaan, kemampuan dan keterampilan tenaga

medis/ non medis

7) Meningkatkan ketersediaan dan keakuratan data hasil penelitian

b. Motto

“Melayani dengan tulus dan santun”

Makna dari motto tersebut adalah:

1) Tulus artinya benar-benar keluar dari hati yang suci, jujur, tidak

purapura, bersih hati.

2) Santun artinya sabar, tenang sopan, halus, baik budi Bahasa dan

tingkah lakunya, penuh rasa belas kasihan, suka menolong.

c. Tugas

Membantu Gubernur dalam menyelenggarakan tugas umum

pemerintahan dan pembangunan, melaksanakan upaya Kesehatan

secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya

penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan

terpadu dengan upaya 8 peningkatan Kesehatan, pencegahan penyakit

dan melaksanakan upaya rujukan Kesehatan serta penyelenggaraan

Pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan Kesehatan, dan

melaksanakan pelayanan bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit

kelas A Pendidikan.

d. Fungsi:

1. Penyelenggaraan pelayanan medis.

2. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis.

3. Penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan.

22
4. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.

5. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan Kesehatan.

6. Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan calon dokter dan tenaga

Kesehatan lainnya.

7. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

3. Gambaran Umum Ruangan

Ruangan Otak Kokok merupakan bagian dari instalasi rawat inap

di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB. Ruangan ini memberikan

pelayanan kepada klien dewasa baik laki-laki maupun perempuan dengan

kasus keperawatan penyakit dalam dan paru serta penyakit tidak menular.

Ruangan Otak Kokok terletak dilantai 2, yang merupakan ruang rawat

inap khusus kelas II untuk pasien isolasi dengan kapasitas tempat tidur

sebanyak 36 tempat tidur. Ruangan Otak Kokok RSUD Provinsi NTB

dipimpin oleh seorang Kepala Ruangan, serta 3 Perawat Primer dan 23

orang Perawat Associate.

4. Falsafah Visi, Misi dan Tujuan Ruang Otak Kokok RSUD Provinsi

NTB

a. Visi Ruang Otak Kokok RSUD Provinsi NTB

“Menjadikan ruangan Otak Kokok menjadi ruang keperawatan yang

komprehensif di RSUD Provinsi NTB”

b. Misi Ruang Otak Kokok RSUD Provinsi NTB

1) Mampu memberikan pelayanan keperawatan secara komprehensif

dengan bekerjasama dengan tim

23
2) Mampu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi peserta

didik tenaga kesehatan

c. Motto Ruang Otak Kokok RSUD Provinsi NTB

Kami peduli dengan kesehatan anda

d. Jenis-jenis pelayanan di Ruang Otak Kokok RSUD Provinsi NTB

1) Pelayanan pada pasien dengan penyakit paru dan pasien isolasi

B. Pengkajian manajemen di Ruang Otak Kokok

1. M1 (Man) ketenagaan di Ruang Otak Kokok

a. Jumlah tenaga keperawatan

Hasil Wawancara :

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada Ni Made

Febri,S.Kep.,Ns selaku pembimbing lahan pukul 08.42 WITA

mengatakan jumlah tenaga keperawatan di Ruang Otak Kokok RSUD

Provinsi NTB Sebanyak 26 orang, diantaranya Profesi (S1+Ners) 17

orang, Sarjana Terapan 1 orang, dan DIII Keperawatan 8 orang.

Observasi :

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, Distribusi tenaga

keperawatan berdasarkan tingkat Pendidikan terdapat pada tabel berikut

ini.

Tabel 1 Distribusi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan Ruang


Otak Kokok RSUD PROVINSI NTB Tahun 2024
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1 S. 1 Keperawatan + Ners 17
2 D IV Keperawatan 1
3 D III Keperawatan 7
4 D III Kebidanan 1
Jumlah 26
(Sumber : Data Primer, 2024)

24
Interprestasi : Berdasarkan tingkat Pendidikan perawat di Otak kokok

Distribusi terbanyak yaitu S1 + Ners yaitu sebanyak 17 orang.

b. Jumlah tenaga Non-Keperawatan

Kajian Teori:

Tenaga Non Keperawatan adalah tenaga non perawat yang bertugas

memberikan pelayanan penunjang kesehatan rumah sakit.

Hasil Observasi:

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, Distribusi tenaga Non

Keperawatan yang memberikan pelayanan penunjang kesehatan rumah

sakit pada tabel berikut.

Tabel 2 Distribusi Tenaga Non Keperawatan Ruangan Otak Kokok


RSUD PROVINSI NTB Tahun 2024
No. Distribusi Jumlah
1 Ahli gizi 1
2 Apoteker 1
3 Asisten apoteker 1
4 Tranporter 1
5 Administrasi 1
6 Cleaning Service 6
7 Pramusaji 1
Jumlah 12
(Sumber: Data Primer, 2024)

Interprestasi : Berdasarkan Jumlah Tenaga Non – Keperawatan di Ruang

Otak Kokok sebanyak 12 orang yg terdiri dari 1 orang Ahli Gizi, 1 orang

Apoteker, 1 orang Asisten Apoteker, 1 orang Transporte, 1 orang

Administrasi, 6 orang Cleaning service, dan 1 orang Pramusaji.

c. Ketenagaan perawat PNS, PPPK dan Non-PNS

25
Table 3 Distribusi tenaga PNS, dan Non-PNS serta PPPK Keperawatan
Ruang Otak Kokok RSUD Provinsi NTB 2024
No. Distribusi Jumlah
1 PNS 6
2 Non-PNS 5
3 PPPK 15
Jumlah 26

Interperasi : Berdasarkan Jumlah Ketenagaan Perawat PNS,PPPK dan Non

– PNS di ruang Otak Kokok di dapat jumlah perawat terbanyak yaitu

PPPK sebanyak 15 orang.

d. Tenaga Medis

Tabel 4 Distribusi Tenaga Medis Ruang Otak Kokok RSUD Provinsi


NTB Tahun 2024
No. Klasifikasi Jumlah
1 Dokter jaga 15
2 Dokter spesialis paru 5
3 Supervisor 5
Jumlah 25
(Sumber: Data Primer, 2024)

Interpretasi :
Berdasarkan data tenaga medis, distribusi jumlah dokter jaga 15 orang,
Dokter spesialis paru 5 orang, serta supervisor 5 orang. Jumlah dokter jaga
di Ruang Otak Kokok telah mencukupi kebutuhan ruangan.
e. Pembagian Dinas Perawat Ruang Otak Kokok

Tabel 5 Pembagian Dinas Tenaga Ruang Otak Kokok RSUD Provinsi


NTB Tahun 2024
Dinas
Tenaga
Pagi Siang Malam Libur
Kepala Ruangan 1 - - -
Perawat Primer 3 - - -
Perawat Associate 8 4 4 2
Ahli Gizi 1 - - -
Administrasi 1 - - -
Transporter 1 - - -
(Sumber : Jadwal Dinas Otak Kokok 2024 )

26
Interpretasi: Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa pembagian

dinas di ruang Otak Kokok terdiri dari dinas pagi yang bertugas adalah

kepala ruangan 1, perawat primer 3, perawat associate 8, 1 ahli gizi

dan 1 administrasi., serta 1 transpoter. Untuk dinas siang dan malam

yang bertugas adalah 4 perawat associate., serta jumlah tenaga yang

libur yaitu 2 orang dalam sehari.

f. Pegawai Keperawatan Ruang Otak Kokok

Hasil Wawancara :

Berdasarkan hasil wawancara pada perawat Ni Made Febri,S.Kep.,Ns

selaku pembimbing lahan pukul 12.00 WITA mengatakan semua

perawat di ruang Otak Kokok sudah mengikuti pelatihan BTCLS, serta

terdapat 10 orang sudah mengikuti pelatihan ICU Dasar.

Tabel 6 Pegawai Keperawatan Ruang Otak Kokok RSUD PROVINSI


NTB Tahun 2024
Pelatihan
No Nama Jabatan Tingkat Pendidikan yang telah
di ikuti
I Putu Artawan Prayoga, S1 Keperawatan +
1 Kepala Ruangan BTCLS
S.Kep.,Ns, M.Kes.,MH Ners+S2
- BTCLS
S1 Keperawatan +
2 Ni Made Febri,S.Kep.Ns Perawat Primer - ICU
Ners
Dasar
- BTCLS
Nurul Wahidah, S.Kep., S1 Keperawatan +
3 Perawat Primer - ICU
Ns. Ners
Dasar
- BTCLS
Baiq Elingga Ayu S1 Keperawatan +
4. Perawat Primer ICU
Astrini,S.Kep,.Ns Ners
Dasar
- BTCLS
Baiq Novita Damayanti, Perawat S1 Keperawatan +
5. ICU
S.Kep., Ns Assosiate Ners
Dasar
- BTCLS
Lale Fatimatuzahra, Perawat
6. DIII Keperawatan - ICU
A.Md.Kep Assosiate
Dasar

27
- BTCLS
M.Ibrahim Perawat S1 Keperawatan + - ICU
7.
Tsany,S.Kep.,Ns Assosiate Ners Dasar

Ahmad Perawat - BTCLS


8. DIII Keperawatan
Jumawal,A.Md.,Kep Assosiate -
- BTCLS
Sri Suharni Pujiyati, Perawat S1 Keperawatan +
9. - ICU
S.Kep., Ns Assosiate Ners
Dasar
- BTCLS
Perawat
10. Hj.Rusti, Amd.,Kep DIII Keperawatan - ICU
Assosiate
Dasar
- BTCLS
I Gede Hendra Loranto, Perawat S1 Keperawatan +
11. - ICU
S.Kep., Ns Assosiate Ners
Dasar
- BTCLS
Baiq Yana Lestari, Perawat S1 Keperawatan +
12. - ICU
S.Kep., Ns Assosiate Ners
Dasar
- BTCLS
Hendri Wijaya, S.Kep., Perawat S1 Keperawatan + - ICU
13.
Ns Assosiate Ners Dasar

Perawat S1 Keperawatan + - BTCLS


14. Haerul Amni S.Kep.,Ns
Assosiate Ners
Ivan Isma Rismawan, Perawat S1 Keperawatan + - BTCLS
15.
S.Kep., Ns Assosiate Ners
Baiq Husni Perawat - BTCLS
16. DIII Kebidanan
Rahmawati,A.Md.Keb Assosiate
Perawat S1 Keperawatan + - BTCLS
17. Hamid,S.Kep.,Ns
Assosiate Ners
- BTCLS
Dita Kusuma Ningrum, Perawat S1 Keperawatan +
18. - ICU
S.Tr.Kep Assosiate Ners
Dasar
Novi Hardi Perawat - BTCLS
19. DIII Keperawatan
Ismail,A.Md.Kep Assosiate
Roosita Arba Ane Perawat S1 Keperawatan + - BTCLS
20.
Safitri,S.Kep.,Ns Assosiate Ners
Perawat - BTCLS
21. Ida Juraida, A.Md.Kep DIII Keperawatan
Assosiate
Glesia Hardinarti, Perawat - BTCLS
22. DIII Keperawatan
A.Md.Kep Assosiate
Ardi Nata Perawat - BTCLS
23. DIII Keperawatan
Pratama,A.Md.Kep Assosiate

28
Riadatun Istiqomah, Perawat S1 Keperawatan + - BTCLS
24.
S.Kep., Ns Assosiate Ners
Septian Bayu Prima, Perawat S1 Keperawatan + - BTCLS
25.
S.Kep., Ns Assosiate Ners
Perawat S1 Keperawatan + - BTCLS
26. Rizki Fitriana, S.Kep., Ns
Assosiate Ners

Interpretasi :

Berdasarkan data kepegawaian perawat di ruangan OTAK KOKOK rata-rata

semua perawat telah mengikuti pelatihan di antaranya BTCLS dan ICU Dasar.

g. Pengaturan Ketenagaan

Menurut Nursallam (2016) untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan

ruangan IRNA menggunakan perhitungan kebutuhan tenaga kerja metode

Gillies.

Hasil Observasi :

Berdasarkan observasi yang telah di lakukan, Distribusi pengaturan

ketenagaan rumah sakit terdapat pada tabel berikut.

Tabel 7 Nilai Standar Jumlah Perawat Pershift Berdasarkan Klasifikasi Klien


Klasifikasi Klien
Jumlah Klien Minimal Parsial Total
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

Tabel 8 Tingkat Ketergantungan Klien di RSUD Provinsi NTB 2024

Rabu , 20 Maret 2024

Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat

29
Klien Klien P S M
Minimal 0 0 x 0,17= 0 0 x0,14 = 0 0 x 0,07= 0
Care
Partial 13 13 x 0,27 = 2,21 13 x 0,15= 13 x0,10= 1.3
Care 1.95
Total 10 10x 0,36 = 3.6 10 x 0,30 = 3 10 x 0,20 = 2
Care
Total 24 5.81 4.95 2,3
Total keseluruhan perawat perhari 13,06 = 13 orang

Tabel 9. Tingkat Ketergantungan Klien di RSUD Provinsi NTB 2024


Kamis, 21 Maret 2024

Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat


Klien Klien
P S M
Minimal 0 18 x 0,17= 3,06 18 x0,4 = 7,2 18 x 0,07= 1,26
Care
Partial 13 13 x 0,27 = 2,21 13 x0,15= 1.95 13x0,10= 1.3
Care
Total 10 10 x 0,36 = 3.6 10 x 0,30 = 3 10 x 0,20 = 2
Care
Total 23 5.81 4.95 2,3
Total keseluruhan perawat perhari 13.06 = 13 orang

Interpretasi :
Total perawat perhari Rabu + Total perawat perhari Kamis : 2
13+13 = 26:2 = 13
Jadi perawat selama 2 hari rata-rata perharinya yaitu 13 orang/hari.

30
h. Alur Pelayanan Rawat Inap

ALUR PASIEN MASUK RUANGAN OTAK KOKOK

PASIEN POLIKLINIK/
PASIEN IGD ICU, HCU, PICU, RANAP LAIN

Pendaftaran Pasien Rawat Inap

Pasien Diantar Ke Ruang Rawat


Inap

Proses Perawatan Di Ruang


Rawat Inap

BOLEH PULANG Kasir Rawat Inap

PASIEN PULANG

31
STRUKTUR ORGANISASI OTAK KOKOK

Direktur:
Dr.H.Lalu Herman Mahaputra M. Kes., MH

Wadir Pelayanan:
dr.Qamarul Islamiatih, Sp.Kj

Ka. Bid.Keperawatan
H.Maksum,SKM.MSI
Ka. Instalasi Rawat Inap Sub.Koordinator Ranap
dr.Stephanie Gunawan,Sp.N dr.Adi Wira Perdana

Koordinator Rawat Inap


Sari Dewi Karuniawathy,S.Kep.,Ns

Kepala Ruangan
I Putu Artawan P,S.Kep.,Ns.,M.Kes.,MH
Administrasi
Ahmad Rosyidi,A.Md
Perawat Primer Perawat Primer Perawat Primer
Nurul Wahidah. S.Kep.,Ns Ni Made Febri. S.Kep.Ns Bq Elingga Ayu .A. S.Kep.Ns

Perawat Assosiate: Perawat Assosiate:


Lale Ahmad Jumawal,A.Md.Kep
Fatimatuzahra,A.Md
Perawat Assosiate: Perawat Assosiate:
.Kep
Baiq.Novita D., S.Kep.,Ns M.Ibrahim Tsany,S.Kep.,Ns

1. Baiq Yana Lestari. S.Kep.Ns


(Ka.shift) 1. Bq Husni Rahmawati.
2. I Gede Hendra Loratno, A.Md.Keb (ka shift)
S.Kep.NS 2. Haerul Amni ,S.Kep.Ns
3. Hendri Wijaya, S.Kep.Ns 3. Ivan Isma Rismawan .S.Kep.Ns
4. Rizki Fitriana, S.Kep., Ns 4. Hamid.S.Kep.Ns

32
1. Dita Kusuma Ningrum.
1. Ardi Nata Pratama. A.Md.Kep
S.Tr.Kep. (ka.shift)
(ka.shift)
2. Novi Hardi Ismail. A.Md.Kep
2. Riadatun Istiqomah. S.kep.Ns
3. Roosita Arba Ane Safitri.
3. Septian Bayu Prima. S.Kep.Ns
S.kep.Ns
4. Glesia Hardinarti. A.Md.Kep
4. Ida Juraida. A.Md.Kep
2. M2 (Material)

a. Kajian Teori Standar Sarana dan Prasarana di Rumah Sakit Tipe A

Menurut Permenkes RI no 3 tahun 2020 peralatan sebagaimana

dimaksud meliputi peralatan medis dan nonmedis yang memenuhi

standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan layak

pakai. Peralatan medis berupa peralatan yang sesuai dengan kebutuhan

pelayanan Rumah Sakit. Sebagaimana dimaksud pada tabel berikut :

Tabel 10. Jenis Peralatan di Ruang Otak Kokok RSUD Provinsi


NTB
KETERANGAN
NO NAMA BARANG NON
MEDIS
MEDIS
1 Alarm Ruangan √
2 Alat AGD (Set) √
3 Alat GDS Stik √
4 Ambubag Anak √
5 Ambubag Dewasa √
6 Amper O2 √
7 Amper O2 Central Colok √
8 Amper O2 Ulir √
9 Anemometer Digital √
10 Appar √
11 Bak Sampah √
12 Bed Pasien √
13 Bengkok √
14 Box Alat √
15 Buku Register √
16 Buku TTV √
17 CCTV √
18 Chamber / Ruangan √
19 Compresor √

33
20 Computer √
21 Cool Box √
22 EKG √
Esimof (Alat Untuk Memindahkan
23 √
Pasien)
24 Film Pump √
Film Vivwer Lamp (Pembaca
25 √
Rontgen)
26 GDS √
27 Gunting √
28 Handrub √
29 Hefafilter √
30 Hefafilter 150 √
31 Hefafilter 250 √
32 HFNC + Kompresor √
33 HFNC Air Vo √
34 HFNC Bipap √
35 Infus Pump √
36 Kasur Dekubitus √
37 Kursi Roda √
38 Lampu √
39 Lemari Alat √
40 Lemari Linen √
41 Magnehelic √
42 Monitor Pasien √
43 Nebulizer √
44 O2 Consentrat √
45 O2 Kecil + Kereta √
46 Oksigen + Floe Meter √
47 Oxymeter √
48 Penlight √
49 Sepatu Bots √
50 Stetoskop √
51 Stetoskop Anak √
52 Stetoskop Dewasa √
53 Suction Fortable √
54 Suction Pump √
55 Suction Pump Dinding √
56 Suction Pump WSD √
57 Syiring Pump √

34
58 Tensimeter √
59 Tensimeter Berdiri √
60 Tensimeter Otomatis √
61 Termogan √
62 Termometer √
63 Termometer Ruangan (Temperatur) √
64 Tiang Infus √
65 Timbangan √
66 Timbangan Anak √
67 Timbangan Digital √
68 Torniquet √
69 Troli Emergency √
70 Ventilator √
71 Ventilator Anak √
72 Ventilator Bantuan √
48 24
Total 72

b. Hasil Wawancara Sarana dan Prasarana di ruang otak kokok RSUD

Provinsi NTB

Ners Agung penanggung jawab inventaris ruangan Otak Kokok,

pada hari selasa tanggal 19 Maret 2024 pukul 10.00 mengatakan untuk

alat kesehatan medis berjumlah 48 alat yaitu, alat GDS stik 1 buah dalam

kondisi baik, ambubag anak 1 dan ambubag dewasa 4 buah dalam

kondisi baik, ampar o2 transport 4 buah dalam kondisi baik, ampar 02

central colok 10 dalam kondisi baik, ampar o2 ulir 9 buah dalam kondisi

baik, anemometer digital 2 buah dalam kondisi baik, bengkok 3 buah

dalam kondisi baik, box alat 2 buah dalam kondisi baik, cool box 2 buah

dalam kondisi baik, EKG 3 buah dalam kondisi baik, film pump tidak

tersedia, film vivwer lamp 1 buah dalam kondisi baik, GDS 1 buah dalam

kondisi baik, gunting 3 buah dalam kondisi baik, handrab 27 buah dalam

35
kondisi baik, infus pump 9 unit dalam kondisi baik, kasur dekubitus 2

unit dalam kondisi baik, kursi roda 4 unit dalam kondisi baik, monitor

pasien 6 unit dalam kondisi baik, nebulizer 1 buah dalam kondisi baik,

nebulizer di ruangan menggunakan masker nebu yang dihubungkan

langsung ke oksigen di masing masing kamar pasien, o2 consentrat tidak

tersedia, 02 kecil kereta 3 buah dalam kondisi baik, oksigen flowmeter 72

buah dalam kondisi baik, oxymeter 1 buah dalam kondisi baik, penlight 1

buah dalam kondisi baik, sepatu bots 25 pasang dalam kondisi baik,

stetoskop dewasa 3 buah dalam kondisi baik, stetoskop anak 1 buah

dalam kondisi baik. suction fortable 6 dalam kondisi baik, suction pump

wsd 9 buah dalam kondisi baik, syring pump 8 dalam kondisi baik,

tensimeter berdiri 6 dalam kondisi baik, tensimeter digital 2 dalam

kondisi baik, termogan 7 dalam kondisi baik, termometer ruangan 5 unit

dalam kondisi baik, tiang infus 58 dalam kondisi baik, turniket 2 buah

dalam kondisi baik, troli emergency 2 dalam kondisi baik, ventilator

tidak tersedia.

Untuk alat non kesehatan berjumlah 229 alat yaitu alarm ruangan

36 unit dalam kondisi baik, appar 3 buah dalam kondisi baik, bak sampah

27 dalam kondisi baik, bed pasien 36 dalam kondisi baik, buku register 1

buah dalam kondisi baik, buku ttv idak ada, CCTV 24 dalam kondisi

baik, jumlah chamber 2 dalam kondisi baik, compressor 1 unit dalam

kondisi baik, komputer 3 dalam kondisi baik, esimof 2 unit dalam kondisi

baik, hefafilter 11 unit dalam kondisi baik, HFNC compressor 19 unit

dalam kondisi baik, HFNC air vo 2 unit dalam kondisi baik, HFNC bipap

36
1 unit dalam kondisi baik, lampu 36 buah dalam kondisi baik, lemari alat

1 dalam kondisi baik, lemari linen 3 dalam kondisi baik, magnehelic 16

dalam kondisi baik, timbangan manual 1 dalam kondisi baik, timbangan

anak 1 dalam kondisi baik, timbangan digitan 1 dalam kondisi baik, jam

dinding 2 dalam kondisi baik

c. Hasil Observasi Sarana dan Prasarana di ruang otak kokok RSUD

Provinsi NTB

Bila sarana (kualitas dan kuantitas) yang tersedia tidak cukup (tidak

sesuai) dengan kabutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu dari

pelaksanaan pelayanan keperawatan.

Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan diperoleh

informasi penyediaan bahan, alat dan obat-obatan di ruang otak kokok

sudah menggunakan pedoman atau buku standar fasilitas dan peralatan

keperawatan, dan perencanaan pengadaan alat dan bahan. Untuk bahan

habis pakai, amprahan di lakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan

untuk alat dilakukan saat alat tersebut mengalami kerusakan saja.

Amprahan ini sepenuhnya bergantung pada kepala ruangan.

Untuk alat kesehatan diusulkan oleh kepala dan dilanjutkan ke

bagian direksi. Sedangkan alat kesehatan yang mengalami kerusakan di

laporkan dengan mengisi formulir pengembalian barang sesuai jenisnya

(medis atau umum), waktu yang di butuhkan tergantung jumlah

ketersediaan dari alat dan haban yang ada dan tergantung jenis kerusakan

barang.

1) Lokasi

37
Gambaran umum ruang otak kokok merupakan bagian dari ruang

perawatan di RSUD Provinsi NTB, di sebelah baratnya gili gede.

Gambaran umum situasi dan kondisi di dalam Ruang Otak Kokok

terdiri 20 kamar pasien dengan 36 bed.

2) Fasilitas Pasien

a) Kamar Mandi : 20

b) Tempat Tidur : 36

c) Lemari pasien : 40

d) AC : 20

e) Kursi : 40

f) Wastafel : 27

3) Fasilitas Petugas Kesehatan

a) Nurse Station berada di tengah (strategis)

b) Kamar mandi dan WC pegawai terletak di sebelah ruang perawat di

belakang nurse station

c) Ruang perawat laki-laki dan prempuan

d) Ruang administrasi

e) Ruang obat

f) Ruang alat

g) Ruang dapur

h) Ruang oksigen

i) Ruang linen

4) Ruang Penunjang

a) Ruang tindakan

38
b) Gudang

5) Buku-buku Acuan yang ada di ruang otak kokok

a) Buku-buku rekam medic dalam bentuk lembar observasi

b) Buku visite dokter

c) Buku rujukan pasien

d) Buku ekspedisi surat masuk dan keluar

e) Buku pengambilan obat

f) Buku pengamprahan obat

g) Buku pengamprahan BHP Lab

h) Buku pengadaan barang

i) Buku amprahan O2

j) Buku discharge displaning

k) Buku transfuse

l) Buku obat konsultasi

m) Buku rujukan pasien

6) Alat-alat Kesehatan

a) Alat Kesehatan

Tabel 11. Alat Kesehatan di ruang otak kokok RSUD Provinsi


NTB
Jumlah Kondisi
No Nama Alat
Baik Kurang Rusak

1 Alat AGD (Set) 0

2 Alat GDS Stik 1 √

3 Ambubag Anak 1 √

4 Ambubag Dewasa 4 √

39
Amper O2
5 4 √
Transport

Amper O2 Central
6 10 √
Colok

7 Amper O2 Ulir 9 √

Anemometer
8 2 √
Digital

9 Bengkok 3 √

10 Box Alat 2 √

11 Cool Box 2 √

12 EKG 3 √

13 Film Pump 0

Film Vivwer Lamp


14 (Pembaca 1 √
Rontgen)

15 GDS 1 √

16 Gunting 3 √

17 Handrub 27 √

18 Infus Pump 9 √

19 Kasur Dekubitus 2 √

20 Kursi Roda 4 √

21 Monitor Pasien 6 √

22 Nebulizer 1 √

23 O2 Consentrat 0

24 O2 Kecil + Kereta 3 √

Oksigen + Floe
25 72 √
Meter

40
26 Oxymeter 1 √

27 Penlight 1 √

28 Sepatu Bots 25 √

29 Stetoskop Dewasa 3 √

30 Stetoskop Anak 1 √

31 Suction Fortable 6 √

Suction Pump
32 9 √
WSD

33 Syiring Pump 8 √

34 Tensimeter Berdiri 6 √

35 Tensimeter Digital 2 √

36 Termogan 7 √

Termometer
37 Ruangan 5 √
(Temperatur)

38 Tiang Infus 58 √

39 Torniquet 2 √

40 Troli Emergency 2 √

Jumlah 306

Interpretasi : Dari 306 sarana dan prasarana alat kesehatan tidak ada
alat yang rusak. Sarana dan prasarana alat
kesehatan yang ada di ruang otak kokok sudah
memenuhi standar peralatan.
2) Alat non kesehatan
Tabel 12. Alat Non Kesehatan di di ruang otak kokok RSUD
Provinsi NTB
No Nama Alat Jumlah Kondisi

41
Baik Kurang Rusak

1 Alarm Ruangan 36 √

2 Appar 3 √

3 Bak Sampah 27 √

4 Bed Pasien 36 √

5 Buku Register 1 √

6 Buku TTV 0

7 CCTV 24 √

8 Chamber 2 √

9 Compresor 1 √

10 Computer 3 √

Esimof (Alat
Untuk
11 2 √
Memindahkan
Pasien)

12 Hefafilter 11 √

HFNC +
13 19 √
Kompresor

14 HFNC Air Vo 2 √

15 HFNC Bipap 1 √

16 Lampu 36 √ √

17 Lemari Alat 1 √

18 Lemari Linen 3 √

19 Magnehelic 16 √

Timbangan
20 1 √
Manual

21 Timbangan Anak 1 √

42
23 Timbangan Digital 1 √

24 Jam Dinding 2 √

Total 229

Interpretasi : Dari 229 sarana dan prasarana alat non medis tidak ada alat
yang rusak. Sarana dan prasarana alat kesehatan yang ada di
otak kokok sudah memenuhi standar peralatan.

3. M3 : Metode

a. Metode

Metode Pemberian Asuhan Keperawatan :

1) Konsep Teori Metode Pemberian Asuhan Keperawatan

a) Model Asuhan Keperawatan Metode Primer

Konsep primary nursing ini diadopsi ke dalam standar

Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), di Indonesia sebagai

implementasi metode penugasan keperawatan berbasis Perawat

Penanggung Jawab Asuhan (PPJA), sebagaimana yang tertuang

dalam BAB Akreditasi (KARS,2017). PPJA merupakan perawat

penanggung jawab asuhan yang bertanggung jawab penuh terhadap

pasien mulai dari pasien masuk sampai pulang (Meredith, 2014).

b) Timbang terima

Wessel dan Manthey (2015) menyatakan bahwa salah satu

tanggung jawab PPJA adalah memimpin serah terima (handover).

Handover adalah suatu proses yang berfokus pada pasien yang

menyajikan informasi spesifik mengenai pasien yang memadai dan

43
relevan antar Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Nursalam (2015)

menyatakan handover adalah suatu teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan

dengan keadaan pasien. Handover pasien harus dilakukan seefektif

mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap

tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah

dilakukan dan belum dilakukan, dan perkembangan pasien saat itu.

Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan

asuhan keperawatan dapat berjalan dengan optimal. Handover

merupakan waktu dimana perpindahan tanggung jawab tentang

pasien dari perawat yang satu dengan perawat yang lain. Tujuan

dari Handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat

tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan

perubahan yang akan terjadi dan bagaiamna antisipasinya.

Nursalam (2017), menyebutkan bahwa timbang terima

pasien akan akurat apabila berisi tentang identitas pasien, catatan

perkembangan pasien (CPPT), keluhan ,rencana perawatan, catatan

obat, keseimbangan cairan, penilaian resiko jatuh, hasil penunjang

medis, perencanaan keuangan, tindakan keperawatan yang sudah

dan belum dilaksanakan, juga informasi yang sensitive (Nengah, S,

Julianus, A & Estefina M 2016).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan,

dkk (2019) tentang timbang terima pada era akreditasi sesuai

SNARS di Rumah Sakit Kota Banjarbaru di dapatkan data bahwa

44
timbang terima yang kurang baik bisa disebabkan karena saat

timbang terima tidak dilakukannya menyebutkan tanggal masuk

pasien, lama hari perawatan pasien, tidak meIaporkan respon

pasien dari setiap diagnosis, tidak menyampaikan cairan infus dan

obat-obatan yang telah diberikan kepada pasien, ketika ada

diagnosis nyeri perawat tidak menyampaikan skor nyeri, sebagian

perawat tidak mendiskusikan terhadap permasaIahan yang

didapatkan di ruang perawatan/pasien, kurang jelas dalam

menyampaikan rekomendasi intervensi yang harus ditindaklanjuti,

tidak ada tanda tangan peIimpahan dari shift sebelumnya dengan

shift yang jaga dan tidak ditutup oleh kepala ruangan/ketua

tim/anggota tim.

c) Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang

tujuannya untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang

dilaksanakan oleh perawat dan melibatkan pasien untuk membahas

keperawatan (Clement, 2011)

d) Supervisi

Pitman (2011) mendefinisikan supervisi sebagai suatu

kegiatan yang digunakan untuk menfasilitas refleksi yang lebih

mendalam dari praktek yang sudah dilakukan, refleksi ini

memungkinkan staf mencapai, mempertahankan, dan kreatif dalam

meningkatkan kualitas pemberian asuhan keperawatan melalui

sarana pendukung yang ada.

45
e) Discharge Planning

Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi

yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan

asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Tafft,

2010). Perencanaan pasien pulang bertujuan untuk memandirikan

pasien dirumah sehingga pelaksanaan dan pendokumentasian

perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang efektif dan tepat

yang diharapkan tercapainya tujuan.

f) Pendokumentasian Keperawatan

Dokumentasi keperawatan merupakan catatan otentik

dalam penerapan manajemen asuhan keperawatan profesional.

Dokumentasi keperawatan dan pelaporan merupakan suatu metode

untuk mengkomunikasikan suatu informasi yang berhubungan

dengan manajemen pemeliharaan kesehatan.

2) Hasil wawancara Metode Pemberian Asuhan Keperawatan Di Ruang

Otak Kokok

a) Penerapan Pemberian Asuhan Keperawatan (Metode Primer)

Hasil wawancara dengan ibu Ni Made Febri Suardiantini,

S. Kep., Ners selaku perawat primer di Ruang Otak Kokok pada

tanggal 19 Maret 2024 pukul 11.30 wita, metode pemberian asuhan

keperawatan yang diterapkan di Ruang Otak Kokok adalah MPKP

Primer modifikasi. karena di ruang Otak Kokok penggunaan

metode ini terkait tenaga yang keseluruhannya belum

berpendidikan S1 Ners sehingga digunakan primer modifikasi

46
b) Timbang Terima

Hasil wawancara dengan ibu Ni Made Febri Suardiantini,

S. Kep., Ners selaku perawat primer di Ruang Otak Kokok pada

tanggal 19 Maret 2024 pukul 11.30 wita, timbang terima di

Ruangan Otak Kokok tetap dilakukan setiap pergantian shift yang

diikuti oleh semua perawat yang bertugas dimasing-masing shift.

Pada saat melakukan validasi kepada pasien, perawat menjelaskan

pada pasien bahwa terjadi pergantian shift perawat, perawat

menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien. Timbang terima

yang telah dilakukan sudah optimal, penyampaian materi timbang

terima dilakukan oleh Perawat Primer berupa identitas, diagnosa,

dokter penanggung jawab dan rencana tindakan selanjutnya.

c) Ronde Keperawatan

Hasil wawancara dengan ibu Ni Made Febri Suardiantini,

S. Kep., Ners selaku perawat primer di Ruang Otak Kokok pada

tanggal 19 Maret 2024 pukul 11:30 wita, ronde keperawatan jarang

dilakukan, tetapi ronde multi disiplin pernah dilakukan sekali

dalam setahun. Biasanya ronde keperawatan dilakukan pada pasien

yang memiliki masalah seperti pasien yang lama dirawat, pasien

yang penyakit dengan bawaan komplikasi. Dalam kurun waktu 1

tahun terakhir ronde keperawatan hanya pernah dilakukan 1 kali.

Untuk waktu ronde keperawatan diruang Otak Kokok tidak bisa

dipastikan tergantung kondisi pasien.

47
Tim yang terlibat dalam ronde keperawatan adalah DPJP,

perawat dan tenaga kesehatan yang sedang terlibat merawat

pasien.

d) Supervisi Keperawatan

Hasil wawancara dengan ibu Ni Made Febri Suardiantini,

S. Kep., Ners selaku perawat primer di Ruang Otak Kokok pada

tanggal 19 Maret 2024 pukul 12.34 wita, supervisi dilakukan oleh

staf manajemen, MPP dan kepala ruangan, supervisi yang

dilakukan staf manajemen berjalan dengan lancar dan dilakukan

setiap hari ketika piket sore/malam untuk menetukan jumlah

tempat tidur kosong setiap harinya dan mengobservasi apakah

perawat sudah melakukan tindakan sesuai SOP. Supervisi yang

dilakukan oleh MPP dilakukan terkait dengan administrasi pasien.

Sedangkan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan

dilakukan setiap hari biasanya kepala ruangan akan mengobservasi

perawat associated melakukan tindakan ke pasien.

e) Discharge Planning

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Ni Made Febri

Suardiantini, S. Kep., Ners selaku perawat primer di Ruang Otak

Kokok pada tanggal 19 Maret 2024 pukul 12.30 wita, discharge

planning diruangan Ot ak Kokok dilakukan pada saat pasien

masuk dan pasien pulang. Pada saat pasien masuk perawat

memberikan edukasi cara cuci tangan yang benar, serta

meberitahukan hak dan kewajiban pasien. Pada saat pasien pulang

48
perawat menjelaskan terapi obat, waktu kontrol dan penjelasan

terkait cara perawatan dirumah.

f) Pendokumentasian Keperawatan

Berdasarkan Hasil wawancara dengan ibu Ni Made Febri

Suardiantini, S. Kep., Ners selaku perawat primer di Ruang Otak

Kokok pada tanggal 19 Maret 2024 pukul 12.56 wita, tersedianya

sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenaga kesehatan (sarana,

administrasi penunjang). Sudah ada sistem pendokumentasian

secara elektornik dan manual yang terdiri SOAP, format asuhan

keperawatan, serta kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan

tanggung gugat. Acuan dalam pemberian asuhan keperawatan di

ruang Otak Kokok menggunakan SIKI, SDKI, SLKI dan sesuai

dengan SOP rumah sakit.

3) Hasil Observasi Metode Pemberian Asuhan Keperawatan Di ruang

Otak Kokok

1) Penerapan Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (MAKP)

Metode yang diterapkan di ruang Otak Kokok adalah

Metode Primer dimana PPJA bertanggung jawab penuh terhadap

pasien mulai dari pasien masuk sampai pulang. Berdasarkan

observasi tanggal 19-21 Maret 2024 masing-masing PPJA

mengelola pasien tanggung jawabnya masing-masing mulai dari

pengisian rekam medis dan pelaksanaan tindakan ke pasien.

2) Timbang Terima

49
Timbang terima berdasarkan observasi tanggal 19-21 Maret

2024 dilakukan setiap pergantian shift. Pelaksanaan timbang terima

dilaksanakan di nurse station yang diikuti semua perawat yang

bertugas di masing-masing shift dan dilanjutkan timbang terima

keliling ke ruangan pasien yang diikuti oleh perawat penanggung

jawab pasien. Timbang terima di nurse station disampaikan oleh

Perawat Primer atau Perawat Associate yang bertanggung jawab

pada pasien berupa identitas, diagnose, kondisi pasien terbaru dan

rencana tindakan selanjutnya. Pada saat melakukan validasi kepada

pasien, perawat menjelaskan pada pasien bahwa terjadi pergantian

shift perawat, perawat menanyakan keluhan yang dirasakan oleh

pasien. Timbang terima yang telah dilakukan belum optimal, ketika

timbang terima bersama sesama perawat di nurse station perawat

tidak membaca nomor rekam medis pasien dan keluhan yang

dirasakan pasien.

3) Pada saat melakukan validasi kepada pasien, perawat menjelaskan

pada pasien bahwa terjadi pergantian shift perawat, perawat

menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien.

4) Ronde Keperawatan

Selama observasi tanggal 19-21 Maret 2024 tidak ada ronde

keperawatan yang dilaksanakan

5) Supervisi Keperawatan

Berdasarkan observasi pada tanggal 19-21 Maret 2024 kegiatan

supervisi dilaksanakan oleh supervisor rumah sakit pada setiap

50
shift.

6) Discharge Planning

Berdasarkan observasi tanggal 19-21 Maret 2024 belum

dilaksanakan discharge planning.

7) Pendokumentasian Keperawatan

Sistem pendokumentasian di Ruang Otak Kokok berdasarkan SOP

(Standar Operasional Prosedur) dan SAK (Standar Asuhan

Keperawatan).

51
Dokumentasi 5 Sampel Rekam Medis

Tabel 13. Dokumentasi Sampel Rekam Medis Ruang Otak Kokok RSUD Provinsi Tahun 2024

Tanggal Nama Discharge


No. Pengkajian Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi
Pengambilan PX Planning
Sampel RM
1. 20 Tn. H Pengkajian terisi Diagnosa Intervensi sesuai Implementasi sesuai Evaluasi terisi sesuai Terisi lengkap
Maret dengan beberapa keperawatan awal dengan diagnosa dengan intervensi dengan diagnose
2024 bagian dibiarkan masuk pasien sesuai keperawatan keperawatan keperawatan yang Pasien Belum
kosong tanpa ada dengan hasil yang ditulis dan Penulisan waktu telah di tulis Pulang
keterangan. pengkajian sudah sesuai sudah dilengkapi
keperawatan. dan dengan standar dan sudah sesuai
Bagian yang tidak sudah sesuai dengan keperawatan dengan standar
terisi: standar keperawatan terbaru keperawatan terbaru
-pengkajian awal terbaru menggunakan menggunakan
medis rawat inap menggunakan pedoman SLKI, pedoman SLKI,
- format daftar pedoman SLKI, SDKI, dan SIKI. SDKI, dan SIKI.
Tanggal Nama Discharge
No. Pengkajian Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi
Pengambilan PX Planning
Sampel RM
DPJP kurang SDKI, dan SIKI.

2. 20 Tn.R Pengkajian terisi Diagnosa Intervensi sesuai Implementasi sesuai Evaluasi terisi sesuai Terisi lengkap
Maret dengan lengkap keperawatan awal dengan diagnosa dengan intervensi dengan diagnose
2024 masuk pasien sesuai keperawatan keperawatan keperawatan yang Pasien Belum
dengan hasil yang ditulis dan Penulisan waktu telah di tulis Pulang
pengkajian sudah sesuai sudah dilengkapi
keperawatan. dan dengan standar dan sudah sesuai
sudah sesuai dengan keperawatan dengan standar
standar keperawatan terbaru keperawatan terbaru
terbaru menggunakan menggunakan
menggunakan pedoman SLKI, pedoman SLKI,
pedoman SLKI, SDKI, dan SIKI. SDKI, dan SIKI.
SDKI, dan SIKI.
Tanggal Nama Discharge
No. Pengkajian Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi
Pengambilan PX Planning
Sampel RM
3. 20 Tn. R Pengkajian Diagnosa Intervensi sesuai Implementasi sesuai Evaluasi terisi sesuai Terisi lengkap
Maret keperawatan terisi keperawatan awal dengan diagnosa dengan intervensi dengan diagnose
2024 dengan lengkap masuk pasien sesuai keperawatan keperawatan keperawatan yang Pasien Belum
dengan hasil yang ditulis dan Penulisan waktu telah di tulis Pulang
pengkajian sudah sesuai sudah dilengkapi
keperawatan. dan dengan standar dan sudah sesuai
sudah sesuai dengan keperawatan dengan standar
standar keperawatan terbaru keperawatan terbaru
terbaru menggunakan menggunakan
menggunakan pedoman SLKI, pedoman SLKI,
pedoman SLKI, SDKI, dan SIKI. SDKI, dan SIKI.
SDKI, dan SIKI.

4. 20 Ny. M Pengkajian terisi Diagnosa Intervensi sesuai Implementasi sesuai Evaluasi terisi sesuai Terisi lengkap
Tanggal Nama Discharge
No. Pengkajian Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi
Pengambilan PX Planning
Sampel RM
Maret kurang lengkap keperawatan awal dengan diagnosa dengan intervensi dengan diagnose
2024 pada bagian masuk pasien sesuai keperawatan keperawatan keperawatan yang Pasien Belum
- Lembar dengan hasil yang ditulis dan Penulisan waktu telah di tulis Pulang
pengkajian pengkajian sudah sesuai sudah dilengkapi
DPJP keperawatan. dan dengan standar dan sudah sesuai
kurang sudah sesuai dengan keperawatan dengan standar
lengkap standar keperawatan terbaru keperawatan terbaru
tanggal terbaru menggunakan menggunakan
kunjungan menggunakan pedoman SLKI, pedoman SLKI,
- Lembar pedoman SLKI, SDKI, dan SIKI. SDKI, dan SIKI.
pengkajian SDKI, dan SIKI.
(NWES)
ada yang
tidak terisi
- Daftar
Tanggal Nama Discharge
No. Pengkajian Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi
Pengambilan PX Planning
Sampel RM
pemberian
terapi
tidak diisi

5. 20 Ny.I Pengkajian terisi Diagnosa Intervensi sesuai Implementasi sesuai Evaluasi terisi sesuai Terisi lengkap
Maret kurang lengkap keperawatan awal dengan diagnosa dengan intervensi dengan diagnose
2024 pada bagian masuk pasien sesuai keperawatan keperawatan keperawatan yang Pasien Belum
- Format dengan hasil yang ditulis dan Penulisan waktu telah di tulis Pulang
DPJP pengkajian sudah sesuai sudah dilengkapi
kurang keperawatan. dan dengan standar dan sudah sesuai
lengkap sudah sesuai dengan keperawatan dengan standar
- Pengkajian standar keperawatan terbaru keperawatan terbaru
awal terbaru menggunakan menggunakan
medis menggunakan pedoman SLKI, pedoman SLKI,
rawat inap pedoman SLKI, SDKI, dan SIKI. SDKI, dan SIKI.
Tanggal Nama Discharge
No. Pengkajian Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi
Pengambilan PX Planning
Sampel RM
tidak terisi SDKI, dan SIKI.

6. 20 Tn.M Pengkajian Diagnosa Intervensi sesuai Implementasi sesuai Evaluasi terisi sesuai
Maret keperawatan keperawatan awal dengan diagnosa dengan intervensi dengan diagnose
2024 sudah terisi masuk pasien sesuai keperawatan keperawatan keperawatan yang
dengan lengkap dengan hasil yang ditulis dan Penulisan waktu telah di tulis
pengkajian sudah sesuai sudah dilengkapi
keperawatan. dan dengan standar dan sudah sesuai
sudah sesuai dengan keperawatan dengan standar
standar keperawatan terbaru keperawatan terbaru
terbaru menggunakan menggunakan
menggunakan pedoman SLKI, pedoman SLKI,
pedoman SLKI, SDKI, dan SIKI. SDKI, dan SIKI.
SDKI, dan SIKI.
Interpretasi : Berdasarkan observasi pada 6 sample rekam medis pasien yang

dirawat tanggal 20 Maret 2024 didapatkan hasil 3 dari 6 rekam

medis pada pengkajian sudah terisi lengkap. namun ada 3 rekam

medis pasien masih kurang lengkap dan diberikan kosong pada

bagian lembar DPJP dan pengkajian awal medis rawat inap pada

pasien Tn.H dan Ny.I. dan pengkajian NEWS belum terisi dan

lembar DPJP belum dii si pada pasien Ny.M.

Ceklist Dokumentasi Pasien

Tabel 14 .Checklist Dokumentasi Pasien di Ruang Otak Kokok RSUD Provinsi


NTB Tahun 2024
URAIAN BAGIAN Keterangan
Ada Tidak
POLIKLINIK
Profil Ringkas Medis Rawat Jalan √
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi √
Pengkajian Awal Medis Rawat Jalan (General) √
Pengkajian Awal Medis dan Keperawatan Rawat Jalan Anak
(General)
Pengkajian Pasien Rawat Jalan Obstetri
Pengkajian Pasien Rawat Jalan Ginekologi
Instrumen Pengkajian Geriatri Komprehensif
Pengkajian geriatric rawat jalan
Pengkajian awal rehabilitasi medis
Pengkajian awal fisioterapi
Pengkajian Awal Terapi Wicara
Pengkajian Awal Okupasi Terapi
Pengkajian Awal Psikologi
Hasil Pemeriksaan Penunjang (Lab, Rad, EKG, Dll) √
Catatan Pasien Pindah Ruang Rawat √
IGD
Formulir rekam medis pasien IGD √
Formulir observasi pasien √
Pengkajian pasien gawat darurat obstetric
Pengkajian pasien gawat darurat ginekologi

50
URAIAN BAGIAN Keterangan
Ada Tidak
Lembar observasi national early warning scor (NEWS) √
Modifiedearly obstetric warning score (MEOWS)
Lembar observasi pediatric early warning score (PEWS)
Hasil pemeriksaan penunjang (Lab, Rad, EKG, Dll) √
Catatan Pasien Pindah Ruang Rawat √
RESUME PASIEN
Ringkasan pulang √
Rencana Pemulangan Pasien √
PENDAFTARAN/ADMISI
Persejuan umum/General Consent √
Lembar permintaan perawatan √
Lembar pernyataan persetujuan rawat inap √
Formular daftar DPJP √
KAJIAN AWAL PASIEN
Pengkajian Awal Keperawatan Rawat Inap Pengkajian Awal √
Medis Rawat Inap
Pengkajian Awal Medis & Keperawatan Rawat Inap Anak
Lembar Pemeriksaan Neonatus
Grafik Fenton
Penilaian Masa Gestasi
Pengkajian Awal Medis Neonatus
Pengkajian Awal Keperawatan Neonatus
Pemantauan Nyeri Dan Trauma Kulit Neonatus
Pengkajian Pasien Rawat Inap Obstetri
Pengkajian Pasien Ruang Bersalin
Penkajian Pasien Rawat Inap Ginekologi
Pengkajian Awal Keperawatan Kritis
PERKEMBANGAN PASIEN
Grafik Tanda Vital √
Pemberian Cairan Infus √
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi √
Asuhan Keperawatan √
Implementasi Keperawatan Daftar Pemberian Terapi √
Catatan Efek Samping Obat √
Lembar Pemeriksaan Partograf
Lembar Observasi Persalinan Monitoring Dan Pengkajian Ulang √
Nyeri √
Asuhan Gizi Dewasa
Asuhan Gizi Anak
Asuhan Gizi Neonatus √

51
URAIAN BAGIAN Keterangan
Ada Tidak
Rekaman Transfusi Darah
Acute Physiology And Chronic Health Evaluation (Apache) Ii
Monitoring 24 Jam (Flowsheet Icu)
Sequential (Sepsis-Related) Organ Failure Assessmen (Sofa) Score
Grafik Observasi Nicu
Formulir Monitoring Pasien Neonatus
Formulir Obsevasi, Monitoring Dan Tindakan Keperawatan Pasien
Neonatus Unit Perawatan Intensif Neonatus
Lembar Observasi Bayi Dalam Pmk
Daftar Kontrol Istimewa
Observasi & Monitoring 24 Jam Perawatan Intensive Hcu
Pengkajian Pasien Tahap Termina
Surat Keterangan Kematian
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lembar Permintaan Pemeriksaan Laboratorium Form Pengantar √
Pemeriksaan Kultur & Tes Kepekaan Antibiotika
Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histopatologi
Permintaan Hasil Pemeriksaan Radiologi
Lembar Observasi Bronchoscopy Permintaan & Hasil Pemeriksaan
Kolonoskopi
Permintaan & Hasil Pemeriksaan Esofagogastroduodenoskopi
Permintaan Pemeriksaan Elektromedik
Lembar Hasil Rekam Ekg
Hasil Pemeriksaan Ultrasono/Echography √
Formulir suspek 2019-ncov

EDUKASI
Catatan Kebutuhan Informasi dan Edukasi Pasien dan Keluarga

Terintegrasi
TINDAKAN MEDIS OPERATIF DAN NON OPERATIF
Lembar pernyataan persetujuan tindakan medis
Lembar pernyataan penolakan tindakan medis informed consent
tindakan anestesi
Persetujuan tindakan transfusi darah penolakan tindakan transfusi
darah
Formulir penandaan lokasi operasi/tindakan
Check list keselamatan pasien di ruang operasi asuhan
keperawatan kamar bedah
Monitoring anestesi
Status sedasi

52
URAIAN BAGIAN Keterangan
Ada Tidak
Status anestesi
Lembar laporan operasi
Laporan pemakaian amhp/implant orthopedi (format 1)
Laporan pemakaian amhp/implant orthopedi (format 2)
Tindakan pembedahan dengan anestesi local
LAIN-LAIN
Lembar konsultasi √
Catatan pasien pindah ruang rawat
Informasi perawatan intensif
Form kriteria pasien masuk icu
Form kriteria pasien keluar icu
Form kriteria pasien masuk cvcu
Form kriteria pasien keluar cvcu form kriteria pasien masuk nicu
Form kriteria pasien keluar nicu
Check list pasien masuk high care unit (hcu)
Check list pasien keluar high care unit (hcu)
Form kriteria pasien masuk picu form kriteria pasien keluar nicu
Catatan pindah ke rumah sakit lain/rujukan pasien
Formulir mpp
Surat pernyataan pulang atas permintaan sendiri pernyataan
pemberian informasi penundaan pelayanan
Formulir persetujuan penundaan pelayanan penolakan tindakan
resusitasi (dnr)

53
4. M4 (Money)

Dalam penyusunan rencana anggaran tahunan kepala ruang selalu


dilibatkan. Pemenuhan kebutuhan ruangan seperti biaya operasional, pengadaan
alat dan barang, serta pengembangan fasilitas ruangan sudah terpenuhi dengan
baik, pengadaan dana bagi ruangan (renovasi ruangan), sumber dana operasional
ruangan, pendanaan alat kesehatan, pendanaan fasilitas kesehatan bagi pasien, dan
pendanaan bahan kesehatan (habis pakai), serta pengembangan fasilitas berasal
dari Rumah Sakit yang diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta sumber
pendapatan lain yang sah. RSUD Provinsi NTB.
Sumber dana gaji pegawai golongan PNS berasal dari APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah), sedangkan pegawai non-PNS (honorer) berasal
dari Rumah Sakit Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Setiap pemenuhan
kebutuhan ruangan Otak Kokok seperti pengadaan dan pendanaan alat kesehatan
dan bahan kesehatan (habis pakai), pengadaan dana bagi ruangan (renovasi
ruangan) dan semua alat yang terdapat di ruangan Otak Kokok di observasi oleh
IPRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit) apabila terdapat alat-alat yang
rusak atau tidak layak pakai. Hal tersebut berasal dari Rumah Sakit yang di
peroleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
a. Jenis pembiayaan pada pasien di Ruang Rawat Inap terdapat 4 jenis, yaitu :
1. Umum.
2. BPJS PBI, yang merupakan peserta yang iurannya dibayarkan oleh
pemerintah karena tergolong masyarakat miskin dan kurang mampu.
3. BPJS Non-PBI, merupakan iurannya tidak dibayar oleh pemerintah.
4. UHC, merupakan sistem penjamin Kesehatan yang diperoleh dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
b. Gaji
Di Rumah Sakit ini, sumber dana gaji pegawai golongan PNS
berasal dari APBD, sedangkan pegawai non- PNS (honorer) berasal dari
Rumah Sakit Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD ).
c. Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) : Tidak terkaji.

54
5. M5 (Mutu)

a. Tinjauan Pustaka Mutu

Mutu merupakan keseluruhan gabungan karakteristik produk dan

jasa dari pemasaran rekayasa, pembikinan dan pemeliharaan yang

membuat produk dan jasa yang digunakan untuk memenuhi harapan-

harapan pelanggan (Supriono, 2010).

Mutu pelayanan keperawatan adalah derajat kesempurnaan

pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa

pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata

penduduk, serta yang menyelenggarakannya sesuai dengan standar

kode etik profesi yang telah ditetapkan dengan menyesuaikan potensi

sumber daya yang tersedia secara wajar, efisien dan efektif serta

diberikan secara aman, dan memuaskan sesuai dengan norma, etika,

hukum, dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan

kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen (Morgan, 2011).

Menurut Depkes RI (2010), mutu pelayanan keperawatan adalah

pelayanan kepada pasien yang berdasarkan standar keahlian untuk

kebutuhan dan keinginan pasien, sehingga pasien memperoleh

kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan kepada

rumah sakit serta dapat menghasilkan keunggulan kompetitif melalui

pelayanan yang bermutu, efisien, inovatif, dan menghasilkan customer

responsiveness.

55
b. Hasil wawancara Mutu di Ruang Otak Kokoq

1) Jumlah pasien Otak Kokoq di RSUD Provinsi NTB (19 Maret)

Staf administrasi mengatakan berdasarkan data pasien Otak

Kokoq jumlah pasien rawat inap pada 19 Maret berjumlah 23

pasien diantaranya semua orang hidup tanpa adanya pasien

pulang dan tanpa adanya pasien keluar.

2) Jumlah bed Otak Kokok RSUD Provinsi NTB (1 Januari – 7

Maret) Staf administrasi mengatakan berdasarkan data bed Otak

Kokok jumlah bed di ruangan rawat inap sebanyak 36 bed.

c. Hasil Observasi Mutu

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk

mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah

sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat

inap :

1) BOR Bulan Maret 2024

BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)

BOR menurut Huflong fman(1994) adalah “the ratio of patient

service days to inpatient bed count days in a period under

consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR

adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu

tertentu. Indikator ini diberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat

pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang

ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005)

56
Jumlah pasien pada bulan Maret 2024 adalah 23 Orang,

Jumlah hari perawatan (HP) = 260 hari

Jumlah tempat tidur = 36 bed

Total Pasien×100 %
BOR =
jumlah tempat tidur

23
BOR = × 100 %
36

BOR = 63,8 %

Jadi, persentase pemakaian tempat tidur pada tanggal 19 –

21 Maret 2024 di Otak Kokok RSUD Provinsi NTB sebesar 63,8

%, angka tersebut sudah termasuk indikator ideal menurut Depkes

RI tahun 2005 (antara 60-85%).

2) AVLOS

AVLOS (average length of stay = rata-rata lamanya pasien

dirawat). AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average

hospitalization stay of inpatien discharged during the periode under

consederation”. AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-

rata lama rawat seseorang pasien. Indikator ini disamping

memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan

gambaran untuk pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis

tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih

lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari

(Depkes, 2005).

Tabel 14. Pasien tanggal 19-21 Maret 2024 Otak Kokok RSUD
Provinsi NTB

57
NO. NAMA LAMA DI RAWAT
1. Muh. Tahir 44 hari
2. Fitrah Ana Mantika 20 hari
3. Ruman 38 hari
4. Intan Nuraini 32 hari
5. Rozikin 6 hari
6. Muhammad Nur 7 hari
7. Junari 7 hari
8. Hadri 7 hari
9. Junaidin 9 hari
10. Iyah 11 hari
11. Ruslan 11 hari
12. Rohanudin 13 hari
13. Ismail Ibrahim 12 hari
14. Irawati 2 hari
15. Sahrul Gunawan 2 hari
16. Lalu Kaswandi 3 hari
17. Makyah 3 hari
18. Mariani 3 hari
19. Mahsin 4 hari
20. Hayati 4 hari
21. Napaah 4 hari
22. Mursali 4 hari
23. Najiha 4 hari
TOTAL 260
( Sumber: Data Primer 2024)

Rumus hitung AVLOS

Jumlahlama dirawat
=
Jumlah pasien keluar hidup +mati

260
=
11

= 23 hari

Jadi, rata-rata lamanya pasien dirawat di ruang rawat inap

Otak Kokok adalah sebanyak 23 hari di karenakan pasien diruang

otak kokok merupakan pasien isolasi dengan kebanyakan penyakit

tuberculosis yang memerlukan perawatan yang lebih lama karna

ada terapi antibiotik 14 hari. Angka tersebut termasuk tidak ideal

58
menurut Depkes RI Tahun 2005. (nilai ideal menurut Depkes RI

antara 6-9 hari).

3) TOI

TOI (Turn Over Interval = tegangan perputaran). TOI

menurut Depkes RI (2015) adalah rata-rata hari dimana tempat

tidur tidak ditempati dari telah disini ke saat terisi berikutnya,

indicator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan

tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran

1-3 hari.

Jumlah tempat tidur : 36 bed

Periode perawatan : 10 hari

Hari perawatan : 260 hari

Jumlah pasien keluar (hidup + mati) : 11orang

Rumus hitung TOI :

( jumlah tempat tidur × periode )−hari perawatan


=
jumlah pasien keluar ( hidup +mati )

( 36 ×10 )−260
=
11

100
=
11

= 9 hari

Jadi, tegangan perputaran atau rata-rata hari dimana tempat

tidur tidak ditempati dari telah disini ke saat terisi berikutnya

adalah sebanyak 9 hari, angka tersebut tidak termasuk nilai tidak

ideal menurut Depkes RI Tahun 2005 (sebesar 1-3 hari).

4) BTO

59
BTO menurut Huffman (1994) adalah “ the net effect of

changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut

Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada

satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan

waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-

rata dipakai 40-50 kali.

Jumlah pasien keluar (hidup + mati ) = 11 orang

Jumlah tempat tidur = 36

Rumus Hitung BTO

jumlah pasien keluar (hidup +mati)


=
jumlah tempat tidur

11
= = 3kali
36

5) NRDß

Menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah

dirawat untuk tiap – tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini

memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.

Jumlah pasien mati > 48 jam = 0 orang

Jumlah pasien keluar (hidup + mati) = 11 orang

Rumus hitung NDR :

Jumlah pasienmati> 48 jam


= x 100%
jumlah pasien keluar (hidup +mati)

2
= x 100%
11

= 18%

60
Jadi, angka kematian 48 jam setelah dirawat adalah sebesar

18%. Angka tersebut menunjukkan nilai yang tidak sesuai dengan

standar nasional (yaitu < 2,5%).

6) GDR

GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum

untuk setiap 1000 penderita keluar.

Jumlah pasien mati seluruhnya = 3 orang

Jumlah pasien keluar (hidup + mati) = 11 orang

Rumus hitung GDR :

jumlah pasienmati seluruhnya


= x 100 %
jumlah pasien keluar (hidup +mati)

3
= x 100%
11

= 27 %

Kejadian Flebitis
Jumlah kejadian flebitis
FORMULA X 100 %
Jumlah pasienberesiko terjadi flebitis
Angka kejadian Flebitis :
0
Bulan Maret 2024 = x 100 %=0 %
5

Hari
No. Variabel
19 20 21 Total
1 Jumlah kejadian flebitis 0 0 0 0
Jumlah pasien beresiko 5
2 0 5 0
tinggi terjadi flebitis

%Harike−1+ % Hari ke−2+ % hari ke 3


Rata-rata = x 100 %
Jumlah Hari

61
0 %+ 0 %+0 %
= x 100 %
3
0
= x 100 %
0
= 0%
Jadi, rata-rata angka kejadian flebitis dari Bulan Maret 2024 adalah

sebesar 0%. Angka tersebut sesuai dengan standar nasional (<1,5%).

Tetapi pasien dengan flebitis tersebut dipengaruhi karena faktor usia dan

penyakit penyertanya.

Kejadian Dekubitus

Jumlah kejadian dekubitus


FORMULA X 100 %
Jumlah pasienberesiko terjadi dekubitus

1
Kejadian Dekubitus : Ẋ 100% = 20 %
5

Hari
No Variabel
19 20 21 Total

1 Jumlah kejadian decubitus 0 1 0 1

Jumlah pasien beresiko


2 0 5 0
tinggi terjadi dekubitus 5

Jadi, rata-rata angka kejadian dekubitus dari bulan Maret 2024

adalah sebesar 20%. Angka tersebut tidak sesuai dengan standar nasional

(<3%).

Resiko Jatuh :

Hari
No Variabel
19 20 21 total
Jumlah kejadian pasien 0 0
1 0 0
jatuh
Jumlah pasien beresiko 0 23
2 0 23
tinggi jatuh

62
Angka kejadian KNC =X 100% = 0%

6. M6 (Mesin)

a. Kajian Teori

Menurut George R, Terry unsur-unsur managemen yang disebut

yaitu, “the six M in management” yakni , Man, Money, Matrials,

Macahine, Methods dan Mutu.

Mesin adalah alat peralatan termasuk teknologi yang digunaka untuk

membantu dalam operasi untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan

dijual serta memberi kemudahan manusia dalam setiap kegiatan

usahanya sehingga peranan mesin tertentu dalam Era modern tidak dapat

diragukan lagi.

b. Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara, Lale Fatimatuzahra Amd.Kep selaku

inventaris ruangan Otak Kokok, pada pukul 10.00 mengatakan ada 12

mesin dalam kondisi baik.

Adapun mesin-mesin yang ada di ruang otak kokok RSUD Provinsi NTB yaitu :
Keadaan Barang Jumlah
Nama Jumlah Baik Rusak Akhir
No. Barang Barang Keterangan Yang
Terpaka

63
i
1. EKG set 3 3 - - 3
2. Infus pump 4 4 - - 4
3. Nebulizer 1 1 - Menggunakan 1
masker nebu dan
dipasangkan ke
oksigen sentral
masing masing
ruangan
4. oxymeter 1 1 - - 5
5. Syringe 8 8 - - 5
pump
6. Monitor 6 6 - - 14
patient
7. Suction 6 7 - - 7
portable
8. Suction 9 9 - - 1
WSD
9. Lampu baca 1 1 - - 1
rontgen
12. O2 5 5 - - 5
konsentrat

Interpretasi : Semua alat mesin di ruangan otak kokok berfungsi dengan


baik dan sudah memenuhi standar.

64
C. Analisa Swot

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisa SWOT menurut Nursalam dalam buku Manajemen Keperawatan Edisi 5 :

Pengisian item Internal Factors (IFAS) dan Eksternal Factors (EFAS). Cara pengisian IFAS dan EFAS disesuaikan dengan

komponen yang ada dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data focus dan contoh pengumpulan data pada bagian lain di

dalam buku ini). Data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu IFAS yang meliputi aspek kelemahan (Weakness) dan kekuatan

(Strength) dan EFAS yang meliputi aspek peluang (Opportunity) dan ancaman (Threatened)

Tabel 2.18 Analisis SWOT di RSUD Provinsi NTB Tahun 2024

No. Masalah Strength Weaknes Opportunity Threatened


1. Sumber daya 1. Tenaga perawat 1. Masih terdapat tenaga 1. Adanya mahasiswa 1. Tuntutan tinggi oleh
manusia (MAN) a. Sarjana strata 1 + Ners keperawatan yang Program Profesi masyarakat untuk
M1 = 17 orang berpendidikan DIII Ners yang sedang mendapatkan
b. Diploma IV keperawatan yaitu praktisi menajemen pelayanan kesehatan
keperawatn : 1 orang sebanyak 7 orang, dan keperawatan di lebih profesional
c. Diploma III DIII Kebidanan yaitu ruangan. 2. Makin tingginya
keperawatan: 7 orang 1 orang 2. Adanya Kerjasama kesadaran masyarakat
d. Diploma III 2. Masih terdapat tenaga antara mahasiswa akan pentingnya
Kebidanan : 1 orang keperawatan dengan keperawatan dan kesehatan yang
e. Total perawat : 26 jenjang Pendidikan perawat ruangan. semakin ketat.
orang Diploma IV 3. Adanya kerja sama Persaingan antara rumah

85
2. Tenaga non perawat Keperawatan 1 orang antara institusi sakit yang semakin ketat
a. Ahli gizi : 1 orang 3. Terdapat 14 orang Poltekkes
b. Cleaning Service : 6 tenaga Keperawatan Kemenkes
orang yang belum mengikuti Mataram dengan
pelatihan ICU Dasar.
c. Administrasi : 1 orang Rumah Sakit
3. Ketenagaan perawat Umum Daerah
PNS = 6 orang Provinsi NTB.
Non-PNS = 5 orang 4. Adanya
PPPK = 15 orang kesempatan
perawat untuk
melanjutkan
Pendidikan yang
lebih tinggi.

2 Materials (M2) 1. Kapasitas tempat tidur 36 1. Lemari 1. Kebersihan 1. Kesenjangan antara jumlah
bed penyimpanan lingkungan ruangan
pasien dengan peralatan
Sarana dan 2. Fasilitas, sarana dan alat belum ditata dijaga setiap hari
Prasarana prasarana menunjang dengan rapi. 2. Pencahayaan yang ada
pemberian pelayanan Semua alat ruangan mencukupi
2. Makin tinggi kesadaran
kesehatan, buku TTV, masih bercampur 3. Adanya pengadaan
srtuktur organisasi dan dalam 1 lemari. sarana dan masyarakat akan
buku register. 2. Ada beberapa prasarana yang
pentingnya Kesehatan
3. Bila alat tenun kotor saat peralatan non rusak dari bagian
itu juga langsung diganti. alkes yang rusak pengadaan barang. Adanya tuntutan dari
4. Pemeliharaan dan dan sedang masyarakat untuk
perawatan dari sarana dan diamprah melengkapi sarana dan
prasarana penunjang seperti: Jam prasarana.

86
keperawatan Kesehatan dinding setiap
sudah ada. kamar, 1 buah
5. Terdapat ruang Tindakan, AC di ruang
ruang linen dan dapur. perawat.
6. Jika ada Tindakan medis
namun alat dan bahan
kurang perawat ruangan
dapat langsung
mengamprah alat ke CSSD
H1 sebelum Tindakan.
3 Methode (M3) 1. Rumah sakit memiliki 1. Perawat Associate 1. Adanya Tuntutan tinggi oleh
visi misi dan motto tidak mengetahui kesempatan untuk masyarakat untuk
1) MAKP Metode rumah sakit sebagai kondisi lengkap melanjutkan mendapatkan pelayanan
Primer pasien yang bukan pendidikan kesehatan yang lebih
acuan melaksanakan
modfikasi tanggung jawabnya 2. Adanya program profesional
kegiatan pelayanan. 2. Perawat associate pelatihan dan
2. Rumah sakit tipe A tidak bisa seminar.
Pendidikan mengambil 3. Peningkatan
3. Adanya model MPKP keputusan dalam kualitas timbang
yang digunakan yakni pemberian tindakan terima adanya
Metode Primer mandiri keperawatan mahasiswa
pasien pendidikan profesi
modifikasi
3. Perawat Primer Ners yang sedang
4. Tersedianya Standar kewalahan dalam praktik manajemen
Operasional Prosedur dan pendokumentasian keperawatan.
Standar Asuhan keperawatan saat
Keperawatan (SAK) beban pasien sedang
5. Masing-masing perawat tinggi yang bisa

87
dapat focus dalam berakibat pada
pemberian asuhan ketidaklengkapan
keperawatan pada pasien pengisian rekam
medis, peningkatan
kelolaannya
stress kerja, dan
6. Memberi kesempatan terlewatnya rencana
pada perawat primer tindakan
untuk belajar mengambil keperawatan
tanggung jawab 4. Perawat primer
perawatan pasien dibebankan dalam
7. Meningkatkan pengambilan
kesempatan untuk keputusan perawatan
perawat associate dalam pasien
mengasah keterampilan 5. Adanya
melakukan tindakan kemungkinan
keperawatan complain pada
8. Perawat associate pasien atau keluarga
mendapatkan kesempatan pasien yang belum
belajar melalui mengetahui
pengalamannya saat PPJAnya lalu
perawat associate mengajukan
memberikan keputusan pertanyaan dan
dalam tindakan meminta
perawatan pasien pertolongan pada
9. Pasien mendapatkan PPJA lain yang tidak
kejelasan perawat yang bisa menjawab
akan memberikannya pertanyaan yang
asuhan keperawatan diajukan
10. Materi timbang terima

88
berupa kondisi pasien
dapat dikuasai dan
disampaikan dengan baik
2) Supervisi 1. Supervisi telah 1. Supervisi belum tek 1. Adanya teguran dari Tuntutan pasien sebagai
dilaksanakan oleh ada formulir kepala ruangan bagi konsumen untuk
manajemen rumah sakit penilaian yang tetap. perawat yang tidak mendapatkan pelayanan
pada setiap shift dan 2. Belum adanya melaksanakan tugas yang profesional
supervise kepala ruangan dokumentasi dengan baik.
dilaksanakan sebulan suvervisi yang jelas 2. Adanya mahasiswa
sekali profesi ners
2. Telah dilaksanakan keperawatan yang
pelatihan dan sosialisasi praktik manajemen
tentang supervisi keperawatan
3. Kepala ruangan
mendukug dan
melaksanakan Supervisi

3) Timbang 1. Kepala ruangan 1.Belum ada protap 1. Adanya mahasiswa 1. Adanya tuntutan yang
Terima memimpin kegiatan timbang terima di profesi ners lebih tinggi dari
timbang terima setiap ruangan keperawatan yang masyarakat untuk
2.Timbang terima sudah praktik manajemen mendapatkan pelayanan
pagi kecuali saat kepala
dilakukan dengan keperawatan keperawatan yang
ruangan tidak ada di baik (PP melaporkan 2. Adanya kerja sama profesional.
tempat identitas pasien, yang baik antara 2. Meningkatnya kesadaran
2. Adanya laporan jaga keluhan utama, DS, mahasiswa profesi masyarakat tentang
setiap shif DO, MK dan ners keperawatan tanggung jawab dan
3. Timbang terima sudah intervensi) tetapi yang praktik dengan tanggung gugat perawat
merupakan tindakan rutin intervensi masih perawat ruangan sebagai pemberi asuhan

89
yang telah dilakukan bersifat umum tidak 3. Kebijakan RS keperawatan
4. Adanya kemampuan berdasarkan MK dan bidang keperawatan
perawat untuk melakukan evaluasi tidak tentang timbang
lengkap terima.
timbang terima
Format timbang
5. Adanya buku khusus terima sudah
untuk laporan timbang mencakup nama dan
terima. paraf
4) Discharge 1. Tersedianya format 1.Discharge planning 1. Adanya mahasiswa Adanya tuntutan
Planning discharge planning tidak terjadwal profesi ners masyarakat untuk
diruangan keperawatan yang mendapatkan pelayanan
praktik manajemen masyarakat yang
2. Perawat melakukan
keperawatan profesional.
discharge planning 2. Adanya kerja sama
Perawat menjelaskan yang baik antara
tentang terapi obat dan mahasiswa profesi
waktu kontrol saat pasien ners keperawatan
pulang yang praktik
dengan perawat
ruangan

5) Ronde 1. Bidang keperawatan dan 1. Ronde keperawatan Adanya kesempatan Adanya tuntutan
Keperawatan ruangan mendukung dilakukan sesuai dari kepala ruangan masyarakat untuk

90
adanya ronde dengan kondisi untuk mengadakan mendapatkan pelayanan
keperawatan pasien dan indikasi ronde keperawatan masyarakat yang
di ruang rawat inap pada perawat dan profesional.
2. Ronde keperawatan mahasiswa
di Ruang Otak
Kokoq bersifat
situasional
dilaksanakan saat
dibutuhkan
3. Keterbatasan waktu
yang dimiliki oleh
masing-masing team
kesehatan yang
terlibat yaitu semua
tenaga medis.
Sistem visite dokter
by call.
6) Dokumentasi 1. Sistem 1. Jika tidak tersedia 1. Adanya mahasiswa Ketidaklengkapan
Keperawatan pendokumentasian di acuan asuhan profesi ners pendokumentasian asuhan
ruang Ruang Otak Kokoq keperawatan di keperawatan yang keperawatan berakibat
menggunakan RME dan dalam SAK perawat praktik manajemen pada kurangnya data
manual berdasarkan SOP perlu untuk keperawatan pendukung untuk
dan SAK Menyusun sendiri 2. Adanya rencana pembelaan jika tersangkut
2. Tersedianya sarana dan dari SDKI, SLKI, digitalisasi asuhan masalah hukum
prasarana dokumentasi dan SIKI keperawatan
untuk tenaga kesehatan 2. Dokumentasi kedepannya
(sarana administrasi keperawatan yang membantu
penunjang) masih ditulis tangan mengurangi beban

91
3. Sudah ada format asuhan memerlukan banyak dokumentasi
keperawatan serta waktu untuk manual perawat
kesadaran keperawat dilengkapi
tentang tanggung jawab
dan tanggung gugat
4 Money (M4) Pemenuhan kebutuhan Recana Anggaran 1. Ada kesempatan Adanya tuntutan yang lebih
ruangan seperti biaya Biaya Rumah Sakit untuk tinggi dari masyarakat untuk
operasional pengadaan Umum Daerah menggunakan
alat dan barang, serta Provinsi NTB mendapatkan pelayanan
instrument media
pengembangan fasilitas (RAB) tidak terkaji
re-use sehingga kesehatan yang lebih
ruangan sudah terpenuhi
dengan baik. Pendanaan menghemat professional sehingga
bahan kesehatan (habis pengeluaran
membutuhkan pendanaan yang
pakai), serta
pengembangan fasilitas lebih besar untuk sarana dan
berasal dari Rumah Sakit
prasarana yang lebih baik.
yang diproleh dari
Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD).
5 Mutu (M5) 1. BOR memenuhi standar 1. TOI tidak 1. Adanya mahasiswa 1. Adanya peningkatan
2. Adanya karakteristik dari termasuk ideal. pendidikan profesi standar masyarakat
pasien BPJS dan UHC 2. Rata rata pasien Ners yang sedang yang harus terpenuhi
3. Avlos 14 hari berisiko jatuh praktik manajemen 2. Persaingan Rumah
keperawatan. Sakit dalam
2. Kerja sama yang memberikan pelayanan
baik antara
3. Keperawatan yang
mahasiswa dengan
makin ketat
perawat

92
6 Mesin (M6) Tersedianya fasilitas mesin 1. Sebagian mesin 1. Adanya mahasiswa 1. Tuntutan tinggi oleh
yang lengkap seperti, tidak tertata dengan Ners keperawatan masyarakat untuk
syiringe pump, alat nebulizer, baik, ada beberapa yang praktik mendapatkan pelayanan
infus pump, oksimetri, EKG, kesehatan lebih profesional
mesin tampak kotor manajemen
X-RAY Viewer dengan fasilitas mesin
seperti mesin EKG, 2. Kerjasama yang
syiring pump dan baik antara perawat yang lebih memadai dan
infus pump. dan mahasiswa lengkap

93
Tabel 3.2 Planning Of Action
A. Plan Of Action Kelompok 2 Manajemen Keperawatan
Penanggung
No. Masalah Tujuan Intervensi Indikator/Target Keberhasilan Waktu
Jawab
1. Timbang Timbang terima dilakukan 1. Tentukan penanggung 1. Timbang terima dilakukan di ruangan 23-27 Maret
Terima secara efektif dan sesuai jawab timbang terima pasien 2024
dengan konten.
Beberapa 2. Susun format timbang 2. Isi timbang terima tentang masalah
prosedur terima pasien serta keperawatan yang belum teratasi.
belum belum
petunjuk teknis 3. Timbang terima terdokumentasi
optimal
pengisiannya lebih dengan baik.

menekankan pada aspek


keperawatan.
3. Lakukan timbang terima
setiap pergantian shift.
4. Sosialisasi timbang
terima kepada perawat
ruangan.
5. Dokumentasi.
6. Evaluasi
2. Discharge Discharge Planning 1. Lakukan sosialisasi dan Setiap pasien mulai masuk sampai pulang Situasional
Planing dilakukan dengan optimal simulasi discharge sudah mendapatkan discharge planning
dengan mengisi format dengan leaflet atau mini poster
Tidak planning di ruangan.
pemulangan pasien dan
menyertakan
memberikan edukasi 2. Bagikan media
leaflet serta
94
kurangnya kepada pasien serta sosialisasi berupa leaflet
informasi memberikan leaflet atau mini poster kepada
terkait cara kepada pasien dan
keluarga dan pasien
perawatan keluarga
pasien selama 3. Dokumentasi
dirumah
3. Ronde Ronde keperawatan 1. Tentukan pasien untuk 1. Pasien menyatakan kepuasannya 27 Maret
Keperawatan terlaksana dengan optimal ronde keperawatan dengan pelayanan yang telah diberikan 2024
sesuai prosedur
Belum 2. Persiapkan ronde oleh perawat dan dalam mengatasi
ditemukan keperawatan (strategi masalah keperawatan yang dialami
kriteria kasus dan materi)
pasien.
yang sesuai
2. Ronde keperawatan dapat terlaksana
sesuai dengan jadwal yang telah di
tetapkan dan dipimpin oleh kepala
ruangan.
4. Supervisi 1. Terciptanya 1. Menetapkan kegiatan 1. Adanya uraian program kerja dan 26 Maret
Supervisi program kerja yang akan di supervisi tujuan kegiatan supervisi yang baku di 2024
hanya
dan uraian yang dan menetapkan tujuan ruangan.
dilakukan oleh
manajemen jelas sesuai yang jelas untuk setiap 2. Kegiatan supervisi menjadi kegiatan
keperawatan standar yang supervisi. pokok dan rutin di lakukan di ruangan
Supervisi di
telah di tetapkan 2. Melakukan kegiatan 3. Adanya format supervisi yang baku
ruangan belum
supervisi. diruangan untuk setiap tindakan
mempunyai 2. Tersedianya
Membuat usulan format keperawatan.
format yang format supervisi
supervisi yang baku
yang baku di
baku untuk setiap tindakan
ruangan sesuai
keperawatan di ruangan
standar
sesuai dengan standar
95
keperawatan keperawatan
untuk setiap
tindakan.
5. M1 Man Meningkatkan kualitas Sarankan: 1. rasio kecukupan antara perawat dan
dan kuantitas sumber daya 2. 1.Untuk perawat yang pasien menurut tingkat ketergantungan
manusia masih berpendidikan DIII pasien terpenuhi
untuk melanjutkan jenjang 2. peningkatan jenjang pendidikan dan
pendidikan profesi dan yang skill pegawai tercapai
belum mengikuti pelatihan 3. peningkatan kinerja perawat
ICU dasar untuk mengikuti
pelatihan tersebut.
6. M2 Material .Mengupayakan Sarankan: 1. Setiap tindakan keperawatan tersedia
sarana dan terpenuhinya 1. Perawatan sarana secara instrumen sesuai dengan protap
prasarana kebutuhan berkala 2. Terpenuhinya kebutuhan fasilitas
sudah fasilitas 2. Usulkan kebutuhan sesuai standar
tercukupi dan pelayanan yang sesui fasilitas sesuai standar 3. Rasio alat kesehatan sesuai dengan
memenuhi standar 3. Untuk memfasilitasi bell pasie
standar setiap ruangan pasien
untuk memudahkan
pasien atau keluarga
untuk memanggil
perawat
4. Handsanitizer rutin di isi
ulang
7. M6 Mesin Menerapkan Sarankan : Tersedianya ruangan khusus mesin dan
Sebagian mesin pada3. Memisahkan mesin yang semua perawat mengetahui cara
mesin tempatnya dan sudah tidak bisa dipakai mengoperasikan mesin sesuai dengan
yang terpelihara atau rusak dengan mesin kegunaan
yang masih baik dan
digunakan dengan baik
melakukan pengecekan
96
tidak memiliki secara berkala pada semua
ruang khusus mesin yang ada

97
PLAN OF ACTION (POA) HARIAN
Kelompok 2 Manajemen Keperawatan Di Ruang Otak Kokok RSUD
Provinsi NTB
No Hari/Tanggal Rencana kegiatan Sasaran Tempat Penanggung
Jawab
1 Senin, 04 Pembekalan Hari Ke-I Mahasiswa Aula Rinjani Diklat
Maret 2024 Profesi Ners
Poltekkes
Mataram
2 Selasa, 05 Pembekalan Hari Ke-II Mahasiswa Aula Rinjani Diklat
Maret 2024 Profesi Ners
Poltekkes
Mataram
3 Rabu, 06 Skil Lab Perawat Aula Skil Lab Diklat
Maret 2024 Ruangan Dan
Ketua Tim
4 Selasa, 19 Pengkajian Ruangan Perawat Ruang Otak Syaidatul
Maret 2024 Ruangan Dan Kokok Islamiah
Ketua Tim
5 Rabu, 20 Pengkajian Ruangan Perawat Ruang Otak Desqiya
Maret 2024 Ruangan Dan Kokok Qatrunnada
Ketua Tim
6 Kamis, 21 Pengkajian Ruangan Perawat Ruang Otak Dita Dara
Maret 2024 Ruangan Dan Kokok Pertiwi
Ketua Tim
7 Jumat, 22 Pengkajian Ruangan Perawat Ruang Otak Baiq Iga Dwi
Maret 2024 Ruangan Dan Kokok Erdiana
Ketua Tim
8 Sabtu, 23 Desiminasi Awal Kepala Ruang Otak Ni Made Nonik
Maret 2024 Ruangan, Ketua Kokok Karsani
Tim,
Pembimbing
Akademik
9 Senin, 25 Pelaksanaan Asuhan Pasien Ruang Otak Syaidatul
Maret 2024 Keperawatan Serta Kokok Islamiah
Pembuatan Laporan Asuhan
Keperawatan Pasien,
Pelaksanaan Timbang
Terima.
10 Selasa, 26 Pelaksanaan Asuhan Pasien Ruang Otak Ni Made Nonik
Maret 2024 Keperawatan Serta Kokok Karsani
Pembuatan Laporan Asuhan
Keperawatan Pasien,
Pelaksanaan Timbang
Terima dan melakukan
discharge planning

97
11 Rabu, 27 Pelaksanaan Asuhan Pasien Ruang Otak Nur Aini Mufida
Maret 2024 Keperawatan Serta Kokok
Pembuatan Laporan Asuhan
Keperawatan Pasien,
Pelaksanaan Timbang
Terima dan melakukan
supervise keperawatan
12 Kamis, 28 Desiminasi Akhir Kepala Ruang Otak Dita Dara
Maret 2024 Ruangan, Ketua Kokok Pertiwi
Tim,
Pembimbing
Akademik
13 Jum’at, 29 Perbaikan laporan Mahasiswa Ruang Otak Kelompok
Maret 2024 manajemen kelompok 1, 2 & Kokok
3

98
B. Pengorganisasian
Berdasarkan analisis situasi lingkungan tempat aplikasi model

praktik keperawatan profesional, maka kelompok mahasiswa membuat tim

kerja sebagai berikut:

1. Ketua Klp 1 : Syaidatul Islamiah

2. Sekretaris : Dita Dara Pertiwi

3. Bendahara : Nofita Afiani Arsih

4. PJ M1 (Man) : Baiq Iga Dwi Erdiana

5. PJ M2 (Materials) : Ni Made Nonik karsani

6. PJ M3 (Metode) : Tifa Desyana Saputri

Dita Dara Pertiwi

7. PJ M4 (Money) : Nofita Afiani Arsih

Dewa Made Sikan

8. PJ M5 (Mutu) : Syaidatul islamiah

Arif Rahman

9. PJ M6 (Mesin) : Tirtayani

Adanya pengelolaan ruangan maka diselenggarakan pengorganisasian

dengan pembagian peran sebagai berikut :

4. Kepala Ruangan

5. Perawat Primer

6. Perawat Asosiate

99
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Analisa ruang otak kokok RSUP

Otak kokok merupakan salah satu ruang perawatan yang berada di

otak kokok RSUD Provinsi merawat pasien dengan berbagai masalah

kesehatan. Otak kokok RSUD Provinsi memiliki 19 ruangan, 10 ruangan

di bagian depan dengan jumlah 20 bed dan 9 ruangan di bagian dalam

(ruang isolasi) dengan jumlah 16 bed, sehingga total bed atau tempat tidur

yaitu 36 tempat tidur. Ketenagaan terdiri dari S-1 Keperawatan +Ners

yaitu 17 orang, Diploma VI Keperawatan 1 orang, Diploma III

Keperawatan yaitu 7 orang , Diploma III Kebidanan 1 orang, dan Tenaga

Non Keperawatan terdiri dari Ahli Gizi yaitu 1 orang, Cleaning Service

yaitu 6 orang dan Administrasi Pusat yaitu 1 orang, Apoteker 1 orang,

Tranporter 1 orang, serta pramusaji 1 orang. Metode Asuhan Keperawatan

yang diterapkan di ruang otak kokok adalah model primer modifikasi.

2. Kebutuhan tenaga keperawatan di ruang otak kokok RSUD Provinsi NTB

Untuk menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di ruang otak kokok

kami menggunakan rumus Douglas. Ketika dilakukan perhitungan dengan

rumus douglas ditemukan hasil pembagian ketenagaan sebanyak 15

orang/hari .

3. Dokumentasi asuhan keperawatan

Sistem pendokumentasian di otak kokok berdasarkan SOP (Standar

Operasional Prosedur) dan SAK (Standar Asuhan Keperawatan)

100
tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenaga kesehatan

(sarana administrasi penunjang). Sudah ada format asuhan keperawatan,

serta kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat.

4. Timbang Terima

Timbang terima di nurse station disampaikan oleh Perawat Primer

atau Perawat Associate yang bertanggung jawab pada pasien berupa

identitas, diagnose, kondisi pasien terbaru dan rencana tindakan

selanjutnya. Pada saat melakukan validasi kepada pasien, perawat

menjelaskan pada pasien bahwa terjadi pergantian shift perawat, perawat

menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien. Timbang terima yang

telah dilakukan belum optimal, ketika timbang terima bersama sesama

perawat di nurse station perawat tidak membaca nomor rekam medis

pasien dan keluhan yang dirasakan pasien

B. Saran

1. Bagi Pasien

Diharapkan agar pasien dapat berkomunikasi lebih efektif terkait masalah

kesehatan kepada perawat sehingga tercapai kepuasaan pasien terkait

dengan pasien safety yang optimal.

2. Bagi Rumah Sakit

Untuk meningkatkan mutu di ruangan, salah satu kunci keberhasilan suatu

tindakan keperawatan, jika pasien sudah merasa puas tentang apa yang

telah diberikan hal itu akan berdampak positif baik bagi diri sendiri dan

rumah sakit umumnya, karena pasien sudah sangat mempercayai apa yang

telah di berikan itu adalah yang terbaik untuknya.

101
3. Bagi Perawat

a. Pada saat melakukan timbang terima, diharapkan perawat menyebutkan

keluhan subjektif dan objektif pasien, masalah keperawatan yang masih

muncul, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan

serta kepala ruangan harus membuka kegiatan timbang terima.

b. Untuk meningkatkan pengetahuan pasien dalam menjaga kesehatan

setelah berada dirumah, diharapkan perawat menjelaskan kepada pasien

yang akan pulang tentang KIE yang terdiri dari : menjelaskan tentang

penyakit pasien, kapan harus kembali control dan kemana harus control,

menjelaskan penggunaan obat, menjelaskan nutrisi yang baik bagi

pasien, aktivitas dan latihan, serta perawatan diri.

c. Untuk membina suatu hubungan yang baik antara perawat, tim

kesehatan lain, pasien dan keluarga maka seseorang perawat harus

melayani setiap pasien dengan hati yang tulus dan ikhlas agar pasien

tidak takut dan was-was terhadap apa yang akan dilakukan pera

102
110

Anda mungkin juga menyukai