Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN FIELD LAB

BLOK 11
PROFESIONALISME DAN MANAJEMEN KEDOKTERAN GIGI

Penanggung Jawab Blok:

drg. Dwi Windu Kinanti Arti, MMR

Dosen Pembimbing:

Drg. Tegar Permadi Dimas Prakoso

Disusun Oleh:

Delila Rahma (J2A015014)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN FIELD LAB PROFESIONALISME DAN


MANAJEMEN KEDOKTERAN GIGI

Tujuan : Untuk mengetahui sistem Manajemen dan pelayanan


kedokteran gigi di Rumah Sakit, Puskesmas, dan klinik.

Dilaksanakan di :

Tempat : 1. RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang

2. Puskesmas Pudak Payung

3. Klinik Meditama

Waktu : Mei 2017

Disusun oleh : DELILA RAHMA (J2A015014)

Semarang, Mei 2017

Trainer Blok Manajemen KG Penanggung Jawab Blok

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 2


(drg. Tegar Permadi Dimas Prakoso) (drg. Dwi Windu Kinanti Arti, MMR)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Field Lab BLOK
11 Profesionalisme dan Manajemen Kedokteran Gigi
Laporan ini kami susun demi memenuhi sebagian tugas yang telah
diberikan kepada kami. Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan ini,
terutama kepada drg. Dwi Windu Kinanti Arti, MMR selaku penanggung
jawab blok 11 dan para dosen pembimbing yang senantiasa membantu dan
membimbing kami, sehingga Laporan Field Lab ini dapat kami selesaikan
dengan baik.
Laporan ini kami susun untuk memperluas dan menambah wawasan
kami dan para pembaca khususnya mahasiswa. Untuk menunjang
pemahaman dan melatih keterampilan mahasiswa.
Kami menyadari banyak sekali kekurangan dalam laporan ini. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan laporan selanjutnya.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Semarang, 6 Mei 2017

Penyusun

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 3


DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................. 5

PENDAHULUAN ......................................................................................... 5

1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................... 5

1.2. RUMUSAN MASALAH.....................................................................5

1.3 TUJUAN .............................................................................................. 6

1.4 MANFAAT .......................................................................................... 6

BAB II ............................................................................................................ 7

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 7

2.1 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7

BAB III ........................................................................................................ 12

PEMBAHASAN .......................................................................................... 12

3.1 Profil Rumah Sakit ............................................................................ 12

BAB IV ........................................................................................................ 43

PENUTUP .................................................................................................... 43

4.1 KESIMPULAN .................................................................................. 44

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 4


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit, Puskesmas,
maupun klinik, akan diapresiasikan oleh masyarakat luas selaku
pengguna layanan jika pelayanan ketiga institusi pelayanan kesehatan
tersebut bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu pasti
menggunakan pendekatan manajemen sehingga pengelolaannya
menjadi efektif, efisien, dan produktif. Untuk bisa menyediakan
pelayanan kesehatan seperti itu, pimpinan dan staf dari ketiga institusi
pelayanan tersebut harus menerapkan prinsip – prinsip manajemen.
(Muninjaya, 2012)
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di
berbagai jenis organisasi untuk membantu menajer dalam
memecahkan masalah organisasi, sehingga manajemen juga dapat
digunakan dalam bidang untuk membantu manajer organisasi
pelayanan kesehatab memecahkan masalah kesehatan masyarakat.
Menurut Notoatmodjo (2003), manajemen kesehatan adalah suatu
kegiatan atau suatu seni untuk mengatur petugas kesehatan dan non
petugas kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.
(Herlambang & Murwani, 2012).
Sebagian besar penempatan dokter yang baru lulus diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis di puskesmas seluruh
Indonesia. Dokter tidak saja berperan sebagai medicus practicus,
tetapi juga sebagai pimpinan unit kerja pelayanan kesehatan seperti
kepala Puskesmas (Muninjaya, 2012). Selain itu, Undang – Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,
menyebutkan dalam pasal 34 ayat 1 bahwa setiap pimpinan

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 5


penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan perseorangan harus
memiliki kompetensi manajemen kesehatan perseorangan yang
dibutuhkan (Kemenkes, 2009). Untuk itu, dokter dituntut untuk
mengembangkan managerialship dan leadership nya sehingga tugas
pokok dan fungsi puskesmas berkembang efektif, efisien dan
produktif. Oleh karena itu, penting bagi dokter untuk mengetahui
lebih dalam serta memiliki kemampuan mengenail manajemen
kesehatan dan manajemen puskesmas. (Muninjaya, 2012)
Selain pada Rumah Sakit dan puskesmas, dokter yang
memiliki atau bekerja di klinik juga harus bisa menguasai tentang
manajemen kesehatan dan pelayanan kesehatan agar prakteknya
tersebut dapat berkembang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana sistem manajemen kesehatan di Rumah sakit,
Puskesmas, dan Klinik ?
2. Bagaimana sistem pelayanan yang ada pada Rumah Sakit,
Puskesmas dan Klinik ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui sistem manajemen kesehatan pada Rumah
Sakit, Puskesmas, dan Klinik.
2. Untuk mengetahui sistem pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit,
Puskesmas, dan Klinik.

1.4 MANFAAT

Dapat mengetahui sistem pelayanan manajemen kesehatan di Rumah


Sakit, puskesmas dan klinik dokter.

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 6


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN PUSTAKA


2.1.1 MANAJEMEN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Manajemen kesehatan adalah penerapan manajemen umum dalam
sistem pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga yang menjadi objek
atau sasaran manajemen adalah sistem yang berlangsung
(Notoatmodjo (2007).
Manajemen pelayanan kesehatan berarti penerapan prinsip-
prinsip manajemen dalam pealayan kesehatan untuk sistem dan
pelaksanaan pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik, sesuai
dengan prosedur, teratur, menempatkan orang-orang yang terbaik
pada bidang-bidang pekerjaannya, efisien, dan yang lebih penting lagi
adalah dapat menyenangkan konsumsi atau membuat konsumen puas
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.

2.1.2 MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44


Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44


Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi: penyelenggaraan

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 7


pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.

a. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui


pelayanan kesehatan yang paripurna.
b. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan
c. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

Jenis Rumah Sakit Secara Umum


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun
2009 tentang rumah sakit, rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis
pelayanan dan pengelolaannya:
1. berdasarkan jenis pelayanan
a. rumah sakit umum Memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit.
b. rumah sakit khusus Memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin
ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau
kekhususan lainnya.
2. berdasarkan pengelolaan
a. rumah sakit publik Dapat dikelola oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba.
Rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan
pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan
pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan
Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 8


b. rumah sakit privat Dikelola oleh badan hukum dengan
tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau
Persero.

Klasifikasi Rumah Sakit Umum


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009
tentang rumah sakit, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan
secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum diklasifikasikan
berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit:
a. rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
luas dan subspesialistik luas.
b. rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-
kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik luas.
c. rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
dasar.
d. rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar (Depkes
RIc , 2009; Siregar, 2004).

2.1.3 MANAJEMEN PUSKESMAS


Pedoman manajemen Puskesmas harus menjadi acuan bagi:
a. Puskesmas dalam:
1. menyusun rencana 5 (lima) tahunan yang kemudian dirinci
kedalam rencana tahunan;

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 9


2. menggerakan pelaksanaan upaya kesehatan secara efesien dan
efektif;
3. melaksanakan pengawasan, pengendalian dan penilaian
kinerja Puskesmas;
4. mengelola sumber daya secara efisien dan efektif; dan
5. menerapkan pola kepemimpinan yang tepat dalam
menggerakkan, memotivasi, dan membangun budaya kerja
yang baik serta bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu
dan kinerjanya.
b. Dinas kesehatan kabupaten/kota dalam melaksanakan pembinaan
dan bimbingan teknis manajemen Puskesmas.

Komponen kegiatan manajemen puskesmas:


1. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) = perubahan dari Micro
planning
2. Penggerakan dan Pelaksanaan dengan kegiatan ‘Mini Lokakarya’
3. Pemantauan = SP2TP diubah jadi SP3
4. Stratifikasi Puskesmas = upaya untuk melakukan penilaian prestasi
kerja puskesmas (Srata I/baik, Strata II/sedang, Strata III/kurang)

Ruang lingkup Pedoman Manajemen Puskesmas meliputi:

I. perencanaan;
II. penggerakkan dan pelaksanaan;
III. pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja; dan
IV. dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam
manajemen Puskesmas.

2.1.4 MANAJEMEN KLINIK

Koontz dan O’Donnel mengatakan bahwa manajemen


merupakan suatu kegiatan sosial yang mencakup fungsi-fungsi seperti

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 10


planning, organizing, staffing, directing, coordinating, dan controlling.
4 Fungsi-fungsi manajemen merupakan hal yang perlu dijalankan
dalam suatu organisasi, karena manajemen merupakan suatu kegiatan
yang penting dalam era kini. Berdasarkan hal tersebut pemimpin suatu
organisasi, dalam hal ini misalnya pemimpin suatu klinik gigi harus
memiliki sistem manajemen secara konstan, yaitu memiliki keahlian
dalam pembuatan rencana, mengorganisasi, memberikan arah, serta
mengawasi pelaksanaannya sehingga organisasi yang dipimpinnya
dapat mencapaitujuan. Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan
efisien danefektif,serta dapat mencapai tujuan yang pada awalnya telah
ditetapkan, maka fungsi-fungsi manajemen tersebut haruslah
dilaksanakan dengan benar.
Manajemen waktu adalah komponen penting bagi pelaksanaan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang mendukung kualitas layanan.
Definisinya adalah perencanaan yang matang dan penyusunan jadwal
untuk tiap pekerjaan yang akan dilakukan. Manajemen waktu yang
tepat akan menghasilkan layanan yang efektif dan efisien. Finkbeiner
dan Finkbeiner pun menyatakan bahwa dengan adanya manajemen
waktu yang adekuat dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut akan
diperoleh penggunaan waktu secara efisien. Manajemen waktu dalam
pelayanan kesehatan gigi dan mulut khususnya praktik dokter gigi
Dalam menjalankan peran di bidang pemberian jasa layanan kesehatan
gigi & mulut dalam hal ini praktek dokter gigi, sarana-sarana jasa
layanan praktek dokter gigi dari layanan kesehatan primer yang paling
dekat dengan masyarakat, misalnya puskesmas, klinik pribadi, klinik
bersama hingga layanan tingkat rumah sakit perlu dikelola dengan
optimal, dan dalam hal ini sangat dibutuhkan suatu sistem manajemen
yang baik agar tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut tercapai.
Guna mencapaitujuan tersebut menurut Willan dalam Aditama
menyatakan perlu pengaplikasian fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 11


pengkoordinasian serta pengendalian sumber daya; dalam hal ini
termasuk pengaturan manajemen waktu. Perlunya fungsi manajemen
dalam hal ini agar layanan kesehatan gigi dan mulut berjalan dengan
efektif dan efisien. Menurut Druckerdi dalam Sule dan Saefullah,
efektif adalah melakukan pekerjaan yang benar atau doing the right
things, dan efisien ialah melakukan pekerjaan dengan benar atau doing
things right

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Rumah Sakit


A. Sejarah Rumah Sakit

Tahun 1990 (Pada Lahan 9,2 Ha)


 Berdirinya RSUD Kota Semarang dirintis oleh dr. H. Iman Soebekti,
MPH pada awal tahun 1990. Pengoperasian RSUD Kota Semarang
diresmikan oleh Wali Kota Semarang waktu itu yaitu Bapak Iman
Soeparto Tjakrayuda, SH
 Keputusan wali kota Kepala Daerah Tingkat II Semarang No.
445/2063 Tahun 1990 tentang Penyelenggaraan dan Penetapan Tarif
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Kota Madya Daerah
Tingkat II Semarang
 Keputusan Wali Kota Madya Kepala Daerah Tingkat II Semarang No.
445 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Kota Madya Daerah Tingkat II Semarang
 Pengoperasian RS dimulai lewat peresmian oleh Pembantu wali kota
semarang, Iman Soeparto Tjakrajuda, SH, berdasarkan SK tentang
kelahiran RSUD kota Semarang yang dibuat oleh Walikota Soetrisno
Suharto pada tanggal 17 Desember 1990

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 12


 Fasilitas pelayanan yang tersedia adalah Gedung Poliklinik, UGD,
Laboratorium, Dapur, dan dilayani oleh 28 orang pegawai

Tahun 1993
 Pembangunan Instalasi Bedah Sentral, Gedung Radiologi, dan
Gedung Perawatan III, hingga mencapi 80 TT

Tahun 1994
 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1183/Menkes/SK/XI/1994
tentang Penetapan Kelas 41 Rumah Sakit Daerah sebagai Rumah
Sakit Umum Kelas D
 Peningkatan fasilitas Gedung perawatan IV, Gedung Laundry, Kamar
Jenazah dan Generator Set
 Pembangunan Masjid melalui bantuan Yayasan Amal Bhakti Muslim
Pancasila

Tahun 1995
 Tarif RS berdasar Perda Kotamadya Dati II No 1 Tahun 1995 tanggal
10 Maret 1995
 Jumlah tennaga 197 orang, terdiri dari 9 dokter spesialis, 2 apoteker
, 50 tenaga perawat, 36 tenaga non perawat, 36 orang tenga teknis dan
administrasi, 46 TPHL
Tahun 1996
 Berdasarkan SK Menkes Nomor 536/Menkes/SK/VI/1996 meningkat
menjadi Kelas C
Tahun 1997
 Pembangunan IPAL atas bantaun Austria
Tahun 1998
 Akreditasi 5 pelayanan diperoleh pada tanggal 30 April 1998
Tahun 2002
 Pada tanggal 14 Agustus 2002 berhasil mendapatkan akreditasi 12
pelayanan
Tahun 2003

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 13


 Peningkatan status Kelas C menjadi Kelas B berdasarkan SK Menkes
Nomo 194/Menkes/SK/II/2003.
Tahun 2006
 Penataan pengelolaan SOTK yang tertuang dalam Perda Nomo 3
Tahun 2006 tentang Pembentukan SOTK RS Kelas
Tahun 2007
 Menjadi badan layanan publik berdasarkan SK Walikota Nomor
445/0174/2007 tanggal 18 Juni 2007. Dengan status tersebut , RS
dituntut makin mengedepankan pelayanan kepada masyarakat.
 Pengembangan IBS dari 2 OK menjadi 6 OK
 Peningkatan kapasitas rawat inap, dari 150 TT menjadi 230 TT
Tahun 2013
 Berhasil menyelesaikan pengembangan Gedung Instalasi
Laboratorium
Tahun 2014
 Meresmikan Gedung Instalasi Rawat Inap 4 lantai, yang selanjutnya
dinamakan Ruang Nakula 1, Nakula 2, Nakula 3 dan Nakula 4
 Menyelesaikan pembangunan Gedung Instalasi Rehabilitasi Medik
beserta peningkatan fasilitas alat kesehatan didalamnya.
Tahun 2015
 Berhasil menyelesaikan pembangunan Gedung Jantung Paru, 2 lantai,
dan selanjutnya dinamakan Ruang Arjuna 1 dan 2
Tahun 2016
 Meraih Sertifikat Akreditasi KARS versi 2012 dengan predikat
LULUS PARIPURNA

B. VISI, MISI DAN MOTTO

VISI

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 14


Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Menjadi Rumah Sakit
Kepercayaan Publik di Jawa Tengah dalam Bidang Pelayanan, Pendidikan
dan Penelitian

MISI

1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai kebutuhan pasien


dan keluarga secara profesional yang berorientasi pada keselamatan
pasien;
2. Mengembangkan secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi;
3. Menyelenggarakan pendidikan yang menunjang penelitian dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan untuk
meningkatkan mutu pelayanan

MOTO

Melayani Dengan Ikhlas

C. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

1. Direktur : dr. SUSI HERAWATI,M.Kes


2. Wakil Direktur Umum

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 15


dan Keuangan : SUTRISNO, SKM, M.H.Kes
3. Wakil Direktur Pelayanan : dr. Moch. Abdul Hakam,
Sp.PD
4. Kepala Bagian
Pengembangan dan Informasi : dr. JIRJIS AL HAKIM
5. Kepala bagian keuangan : NURUL AINI
WEDASERANA, SE, MM

6. Kepala bidang pelayanan : dr. SUZANNA DEWI


RATIH, M.Kes
7. Kepala bidang perawatan : dr. WARDANI, MM
8. Kepala bagian TU : IRWAN SETIONO, SH
9. Kepala Seksi Pelayanan Medik
Nama : dr. ROOSMALIA ISDIANI
10. Kepala Seksi Penunjang Medik:
Nama : ARGA WAHYU AMPERAWATI, S.Farm,
Apt
11. Kepala Seksi Keperawatan :
Nama : APMITARSI, S. Kep
12. Kepala Seksi Penunjang Non Medik
Nama : YUNITA YUDANINGSIH, SKM
13. Kepala Sub Bagian Umum
Nama : RACHMAD SAPTONO,S.Sos
14. Kepala Sub Bagian Kepegawaian
Nama : IS SUTANTO, S.Sos
15. Kepala Sub Bagian Penyusunan Anggaran dan Akuntansi
Nama : SUWARNO, SE
16. Kepala Sub Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana
Nama : SRI AGUSTINAH, SE
17. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program dan Evaluasi
Nama : ARI SAPTO KUSTANTO, SE

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 16


18. Kepala Sub Bagian Informasi dan Pemasaran
Nama : WIWIK DWI PRISTIWATI, SSi T, M.Hkes

D. MANAJEMEN RUMAH SAKIT


1. RUANG KEPEGAWAIAN
Ruang sub bagian kepegawaian

Jumlah keseluruhan pegawai di RSUD K.R.M.T


Wongsonegoro: pegawai tetap 98, PPL 1, Kontrak 552, Mitra 18, dan
konsultan 1
Jaminan kesehatan bagi masyarakat di RSUD K.R.M.T.
Wongsonegoro terbagi menjadi dua, yaitu bagi masyarakat kurang
mampu di Wilayah Semarang ada JAMKESMASKOT (Jaminan
Kesehatan Masyarakat Kota) dan selain itu jaminan lainnya adalah
adanya Kartu BPJS.
Jamkesmaskot adalah jaminan kesehatan yang diperuntukkan
kepada masyarakat kurang mampu khusus pada wilayah Kota
Semarang, diluar wilayah Kota Semarang biaya tidak dapat
ditanggung menggunakan Jamkesmaskot. Jamkesmaskot mempunyai
alur sebagai berikut :

 Pasien dirujuk ke Rumah Sakit


 Pasien dirawat di ruang rawat inap
 Kemudian jika sudah sembuh, pasien diperbolehkan pulang
 Untuk klaimnya, diperiksa dahulu dari DKK
 Verifikasi

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 17


 Barulah keluar dengan cara transfer melalui bank

Sedangkan Kartu BPJS adalah kartu jaminan kesehatan yang


diperuntukan kepada masyarakat secara umum. Yang menjadi
kendala di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro terkait BPJS adalah saat
ada pasien yang seharusnya dalam aturan kartu BPJS adalah 5 hari,
namun pasien tersebut harus dirawat hingga 10 hari, hal tersebut
akhirnya akan menyebabkan pihak rumah sakit menanggung biaya
diluar dari BPJS. Namun sifatnya masuk silang, karena terkadang
terdapat pula pasien yang dalam aturan BPJS 5 Hari, pasien terseut
hanya dirawat selama 2 atau 3 hari saja. Sehingga dapat menutup
kelebihan biaya rawat inap diluar tanggungan BPJS tersebut.

Alur atau proses dari Kartu BPJS sendiri adalah sebagai


berikut :

 Pendaftaran
 SEP dan Pengendali apsien
 Ada rujukan dari dokter keluarga atau puskesmas
 Mendaftar menggunakan kartu BPJS
 Recording
 Kode penyakit
 Diperiksa
 Pasien mengantri obat
 Jika ada pemeriksaan penunjang maka diberi pengantar
 Kasir
 Pasien pulang
 Memasukan data
 Verifikasi
 Direkap selama 1 bulan
 Muncul tarif
 Membuat berita acara untuk klaim

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 18


 Tanda tangan direktur
 Data dan berkas diantar menuju BPJS
 Uang cair setelah 14 hari kerja.

2. KEUANGAN
Sumber pembiayaan untuk seluruh aktifitas pelayanan
kesehatan di RSUD bersumber dari APBD dan Pendapatan Rumah
Sakit. APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan daeserah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD
disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan
kemampuan keuangan daerah. Pendapatan Rumah Sakit BLUD
(Badan Layanan Usaha Daerah) adalah pendapatan Rumah Sakit pada
umumnya berasal dari kegiatan operasionalnya, seperti kegiatan
koperasi, kegiatan laboratorium, dan kegiatan kesehatan lainnya.
RSUD Kota Semarang juga mendapatkan dana dari pihak BPJS dalam
penanganan pasien BPJS.

(Tabel 1. Pendapatan Rumah Sakit)


Tidak ada data dalam mekanisme pelaporan Laporan keuangan dari
Rumah Sakit.

E. PENGEMBANGAN INFORMASI RUMAH SAKIT

Bagian pengembangan & informasi ada 3 level dibawah direktur. Di


bag. Pengembangan informasi sendiri terdiri dari 2 subbag: 1. Sub.bag

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 19


program & evaluasi, 2. Sub.bag informasi & pemasaran. Kabag
pengembangan & informasi dr. Jirjis Alhakim.

PI (Pengembangan dan Informasi)


Di Rumah Sakit K.R.M.T Wongsonegoro Semarang untuk bagian PI
(Pengembangan dan Informasi) memiliki staf yang berjumlah 15 orang.

PI memiliki tugas-tugas pokok, yaitu


1. Program dan Evaluasi
a. Rencana Kerja dan Anggaran
Dalam rencana kerja berisi tentang rencana apa saja yang hendak
dilakukan untuk periode yang akan datang, contohnya seperti
desain-desain gedung yang akan dibangun. Sedangkan anggaran
rencana kerja membahas tentang anggaran dana yang
dikeluarkan selama rencana kerja tersebut.
b. Monitoring dan Evaluasi Program
Monitoring beris tentang semua hal tentang proses dilakukannya
program kerja dari awal hingga selesai. Sedangkan evaluasi
program kerja mengevaluasi program kerja yang telah
dilaksanakan sehingga dapat dijadikan pembelajaran untuk
program yang akan dilakukan selanjutnya.

2. Informasi & Pemasaran


a. Menerima Pengaduan Dari Masyarakat
Masyarakat dapat memberikan pengaduannya melalui kotak
saran yang telah disediakan rumah sakit, media sosial, serta di
website pengaduan yaitu di web lapor.go.id yang telah disedakan
oleh pemerintah.
b. Menjawab Pengaduan
c. Melakukan Pemasaran RS

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 20


Pemasaran dilakukan ke masyarakat, perusahaan sekitar, serta
instansi publik lainnya dengan cara melakukan pelayanan
medical check up
d. Edukasi
Melakukan edukasi hidup sehat ke pasien
e. Kerja sama Tim
Dalam pemasaran RS, diperlukannya kerja sama dengan tim
seperti kerja sama dengan dokter, perawat, ahli gizi, dan
sebaginya

Bagian PI juga membuat LK (Laporan Kerja) yang dikirimkan ke walikota


Semarang untuk mempertanggung jawabkan program-program RS apa saja
yang telah dilakukan. Laporan kerja dibuat setiap tahun.

Biaya untuk melakukan pembangunan didapat dari 3 sumber yaitu dari


APBN, APBD, dan BLUD

F. PELAYANAN RUMAH SAKIT


- Pendaftaran dapat dilakukan dengan online dan langsung
- Pada RSUD K.R.M.T Wongsonegoro memiliki 8 loket
- Pemberlakuan bagi pasien BPJS dan Umum sama
- Rawat inap → TPPRI (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap) :
sesuai dengan fsilitas kelas untuk pasien asuransi dan pasien dari poli
dengan rujukan dari dokter
- TPPGD : Tempat Pendaftaran Pasien Gawat Darurat → pasien dari
IGD
- TPPRJ : Untuk pasien rawat jalan
- Aturan Forlas :
 Asuransi mengikuti aturan Forlas
 Untuk pasien BPJS tidak dikenakan biaya iuran
- Pendaftaran online

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 21


Web → pasien mendapat kode booking → registrasi di RS
(keunggulan dari pendaftaran online ialah tidak perlu antre) → pasien
mengambil nomor antrian :
 Pasien baru : 01...
 Pasien lama : 20...
 Pasien lansia, anak : 30...
 Pasien MCU (Medical Check Up) : 40...

Dalam setiap tindakan terdapat :

1. General consent : Hak Pasien – Dokter, tindakan medis ringan


2. Informed Consent : tindakan medis berat

Narasumber Ibu Yayuk sebagai Staf Bagian Pelayanan Medis

Terdapat beberapa fasilitas pelayanan yang ada di RSUD K.R.M.T


Wongsonegoro, antara lain :

i. Rehabilitatif Medik

RUANG A

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 22


1. HYDROTHERAPY (Hidroterapi)

a. Pengertian Hidroterapi
Hidroterapi adalah metode pengobatan menggunakan air
untuk mengobati atau meringankan suatu penyakit. Hidroterapi terkait
dengan terapi hidrotermal, dimana suhu air yang diubah – ubah
digunakan untuk menyembuhkan berbagai keluhan penyakit.
Hidroterapi di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro dipandu oleh bagian
fisioterapi yaitu Bapak Winarno, S.St.Ft.

b. Cara Kerja Hidroterapi


Hidroterapi mengurangi rasa sakit dengan merangsang
produksi endorfin yang merupakan zat kimia saraf yang memiliki sifat
analgesik. Oeh karena itu, pasien yang menderita berbagai penyakit
seperti CPP, HNP, Osteoarthritis, Stroke, Pasien dengan pen,
reumatik, stroke, radang sendi, linu panggul, sakit punggung,
diabetes, insomnia, kelelahan, stres, sirkulasi darah yang buruk, nyeri
otot, kram, dan kaku, terapi air atau hidroterapi bisa digunakan untuk
meringankan masalah tersebut.

Pasien pada hidroterapi ini, melakukan terapi dengan mandi


berendam. Dalam metode ini, pasien berendam sampai bahu dalam air
bersuhu 32 – 35oC dalam waktu 10 – 15 menit untuk pasien yang tidak
tahan air dan 30 menit untuk pasien yang tahan terhadap suhu air. Air

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 23


yang digunakan bisa dari air biasa atau yang sudah diberi minyak
aromaterapi, herbal atau garam.

c. Metode Hidroterapi
Metode hidroterapi yang digunakan oleh RSUD K.R.M.T.
Wongsonegoro yaitu :
 Stretching ( Peregangan )
 Straightening ( Pelurusan )
d. Keuntungan hydroteraphy :
metode yang di lakukan menjadi lebih ringan. Hal ini disebabkan
adanya gaya apung di dalam air, sedangkan di udara tidak ada.

Tingkat keberhasilan terapi ini relatif, tergantung jenis penyakit yang


di derita pasien serta tergantung kooperatifnya pasien.

Terapi dilakukan dengan sistem paket. Dalam 1 paket terapi


terdapat 6 kali terapi dan setiap terapi biayanya adalah RP.
173.000.,Setiap hari pasien yang datang untuk melakukan hidroterapi
di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro yaitu sekitar 10 – 25 pasien.

2. Hubbertank
Hubbertank adalah hidroterapi yang digunakan untuk terapi pada
anak. Pada dasarnya, prinsip dan metode yang digunakan sama
dengan hidroterapi. Pasien anak yang melakukan terapi hubbertank
ini sebagian besar adalah Pasien Cerebral Palsy.

RUANG B

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 24


Pada ruang B RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro terdapat 9
ruangan dengan rata-rata setiap hari dimasuki oleh 80-100 pasien, dan
ruang B merupakan ruangan dengan kunjugan pasien terbanyak di
rumah sakit. Di ruangan 1 dan 6 terdapat tense simulasi listrik untuk
mengurani rasa nyeri.

Stimulasi Listrik
Stimulasi elektrik adalah merupakan transfer energi ke luka
dengan penggunaan arus elektrik dan menempatkan elektroda
disekitar luka sehingga arus elektrik mengalir melewati luka untuk
percepatan penyembuhan luka

Pada ruangan 2,3,4 terdapat Diatremi MWD yaitu sejenis microwave untuk
mengurangi nyeri muskulus skeletal.

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 25


Di ruangan 8 terdapat traksi untuk meregangkan lumbal dan cervical

TRAKSI LUMBAL (TRAKSI PINGGANG)

a. Pengertian
Suatu tehnik terapi dengan menggunakan mesin mekanis
berupa tarikan /peregangan pada pinggang dan pelvis.

b. Tujuan
 Membantu merelaksasi otot-otot daerah pinggang
(lumbal).
 Membantu mengurangi penekanan/ kompresi/iritasi akar
syaraf.
 Membantu penguluran / peregangan otot-otot vertebrae
regio lumbal

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 26


TRAKSI CERVICAL ( TRAKSI LEHER)

a. Pengertian
Suatu tehnik terapi dengan menggunakan mesin mekanis
berupa tarikan /peregangan pada daerah cervical (leher).

b. Tujuan

 Membantu merelaksasi otot-otot daerah leher dan


pundak (cervical)
 Membantu mengurangi penekanan/ kompresi/iritasi akar
syaraf.
 Membantu penguluran / peregangan otot-otot vertebrae
regio cervical.

Pada ruang 9 terdapat parafin dan infrared

Parafin berfungsi untuk mengetahui penumpukan asam urat pada


sendi. Sedangkan Infrared berfungsi mengurangi rasa nyeri

Selain itu terdapat juga alat-alat terapi seperti :

1. Shoulder wheel (untuk trauma sendi bahu)


2. Sepeda statis
3. Tangga
4. Wolbar untuk penderita skoliosis
5. Entri

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 27


6. Stabilometic plat form untuk mengukur keseimbangan tubuh pasien
7. Quadrisep

RUANG C

 Ruang C terdiri dari 6 ruangan, yaitu:


1. Ruang 1 & 2 (Ruang Terapi Wicar)
2. Ruang 3 & 4 (Stroke)
3. Ruang 5 (PT. Neuromuskular)
4. Ruang 6 (Elektro Terapi)
Untuk kasus-kasus yang berhubungan dengan Kedokteran Gigi yang
paling sering terjadi yaitu kebanyakan kasus Trismus.
Untuk penatalaksanaannya yaitu dengan terapi dan sinar.
Dari setiap ruang-ruangan yang terdapat didalamnya telah dibagi
beberapa ahli terapi yang sesuai dengan bidangnya.

 Ruang 1 & 2 (Ruang Terapi Wicara)

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 28


Terapi wicara adalah suatu perilaku komunikasi normal/abnormal
yang dipergunakan untuk memberikan terapi pada penderita
gangguan perilaku komunikasi, yaitu kemampuan bahasa, bicara,
suara, irama, sehingga penderita mampu berinteraksi.
 Ruang 3 & 4 (Stroke)

Stroke merupakan gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh


karena gangguan peredaran darah otak, dimana secara mendadak atau
secara cepat timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal
daerah otak yang terganggu. Keluhan ini dapat ditangani oleh
fisioterapi.
 Ruang 5 (PT. Neuromuskular)

Kardiorespirasi sangat sangat penting untuk menunjang kerja otot


dengan mengambil oksigen dan menyalurkan ke seluruh jaringan otot
yang sedang aktif sehingga dapat digunakan untuk metabolisme.
Nebulizer dan penguapan merupakan suatu cara pemberian obat
melalui inhalasi /pernafasan.

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 29


 Ruang 6 (Elektro Terapi)

Elektroterapi yaitu
penggunaan alat terapi dengan memberikan arus listrik bolak–balik
pada tubuh
 Alat untuk latihan kaki lumpuh dan bisa diatur untuk lumpuh sebagian
ataupun lumpuh seluruhnya

ii. Poli Rawat Inap


1. Sistem Pembayaran Rawat Inap
Pembayaran dilakukan saat pasien telah mendapatkan
perawatan sesuai dengan diagnosis. Pasien melakukan pembayaran
dengan cara kartu pasien di bawa oleh perawat yang ada di ruangan
tersebut

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 30


2. Sistem pemberian obat Rawat Inap
Pemberian obat di lakukan di dalam bangsal, dengan cara
perawat membawakan obat untuk pasien perharinya. Saat pasien
sudah sembuh dan diperbolehkan untuk pulang, semua catatan
perawatan akan diakumulasi untuk pelengkap pembayaran

3. Rawat Inap dan Rawat jalan


Pada rumah sakit ini mayoritas Kamar Kelas III, dari 193
tempat tidur inap di rumah sakit ini, 88 termasuk di kamar kelas
III. RSUD Kota Semarang tidak ada tempat tidur di kelas kamar
tersebut.
Selain upaya kuratif dan rehabilitatif, rawat jalan dan
rawat inap juga melakukan upaya promotif dan preventif. Upaya
promotif dan preventif yang dilakukan oleh rawat jalan dan
rawat inap diantaranya yaitu penyuluhan mengenai cara mencuci
tangan yang baik dan benar menurut WHO.
Jadwal jam kerja
 Shift pagi : jam 07.00 - 14.30 WIB
 Shift siang : jam 14.30 - 21.00 WIB
 Shift malam : jam 21.00 - 07.00 WIB
Pembagian shift / jam kerja berdarkan keputusan bersama
anatara dokter dengan seluruh tenaga medis yang bertanggung
jawab.

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 31


ALUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP

RSUD KOTA SEMARANG

PASIEN

ASKES JAMKESM JAMSOSTEK PASIEN


AS ATAU ASURANSI
LAIN
PROSES PENDAFTARAN

PASIEN RAWAT JALAN/RAWAT DARURAT

(AlurPendaftaranPasienRawatJalan /RawatDarurat)

PROSES PEMERIKSAAN PASIEN

DI POLIKLINIK RAWAT JALAN/RAWAT DARURAT

(AlurPemeriksaanPasien di PoliklinikRawatJalan/ RawatDarurat)

PASIEN DINYATAKAN AGAR MENJALANI RAWAT INAP

SURAT PERINTAH RAWAT INAP

INFORMASI : TT KOSONG, STANDAR TARIF & PELAYANAN


RAWAT INAP LAIN

GOL I ,II = HAK


HAK PERAWATAN
HAK PERAWATN
PERAWATAN HARUS DI DIKELAS III
KELAS III
DI KELAS 2 DIATAS HAK
SESUAI
TIDAK PERAWATAN
GOL III, IV = SESUAI HAK MENAMBAH
KESEDIAAN
Laporan Field Lab BLOK 11 PERAWATAN SELISIH Page 32
PERAWATAN JAMKESMAS BIAYA
KELAS 1B TIDAK
DAPAT (Kuali
DIATAS HAK DIGUNAKAN PT.Apparelkls
PERAWATAN
iii. Poli Rawat Jalan
1. Alur pasien datang
 Pasien Umum: Pasien datang mendaftar sesuai antrian pada
bagian TPPRJ (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan), ke Poli
yang dituju, menunggu antrean di poli, mendapat perawatan,
membayar dikasir, tebus obat (jika ada)
 Pasien BPJS: mengantre sesuai dengan loket BPJS, mengantre di
poli yang dituju, mendapat perawatan, selesai, tebus obat (jika
ada)
2. Alur pasien rawat jalan yang akan dapat rujukan ke lab, radiologi:
setelah masuk ke poli jika diperlukan pemeriksaan penunjang akan
dapat surat rujukan untuk ke lab atau radiologi atau kebutuhan
lainnya.
3. K3: setiap poli berbeda tergantung dari kebutuhan poli masing2
dibedakan menjadi dua ruangan. R. Tindakan dan R. Non tindakan
4. Operasional: pendaftaran pasien dibuka pukul 6 pagi. Setengah 8
semua dokter harus sudah mulai mengerjakan pasien (kebijakan RS).
5. Ada 17 klinik spesialis, 1 poliklinik eksekutif, 1 klinik umum, 1 poli
akupuntur dan 1 VCT. Dengan jumlah pegawai : 29 PNS, 6 non PNS,
30 Fungsional dan 5 Administrasi.

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 33


iv. Apotek

Perbedaan pemberian obat dibedakan dari pasien BPJS dan pasien umum.
A. Alur (sesuai sistem pembayaran)
1. Umum, rawat jalan
Pasien membawa resep → diberikan kepada bagian farmasi →
screening obat → menghitung nominal biaya sesuai persetujuan
awal.
2. BPJS, rawat jalan
Pasien membawa resep → diberikan kepada bagian farmasi →
screening obat → obat yang diminta sesuai dengan ketentuan
BPJS → tidak dikenai biaya
3. IGD
Pemeriksaan → dibawa ke laboratorium
4. Rawat Inap
- Pembayaran dilakukan saat pasien akan pulang
- Pasien diberi kartu obat yang tersedia disetiap bangsal dan
kartu akan dibawa oleh petugas farmasi. Pemakaian 1x24 jam
5. IBS
- Pasien dengan paket operasi → obat didapat berdasarkan
tambahan
- Pembayaran dilakukan saat pasien akan pulang. Melewati
bagian lab dahulu
B. Barang masuk
- Ada istilah “FEVO” : first expired, obat diletakkan dibagian
depan
- Stock Opname: dengan pengecekan komdisi fisik
- Obat yang banyak laku : Dilakukan mutasi
- Obat yang tidak banyak laku: tidak dilakukan mutasi
- Obat yang sudah expired : akan dikeluarkan dan dimusnahkan
dengan evaporator.

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 34


C. Penerimaan Obat
- Kebijakan expired obat yaitu 2 tahun, kecuali obat dengan
paruh waktu yang banyak
- Pencegahan dari expired → penandaan agar obat keluar lebih
cepat
D. Perolehan / Distribusi Obat
- Didapat dari distributor resmi
- Perusahaan obat dari PT dengan NPWP, surat ijin edar dari
PBF (Pasar Besar Farmasi)
- Sistem perolehan obat:
 Sistem katalog → didapatkan dan disediakan dari
pemerintah sesuai dengan ALKES
 Sistem Repurchasing → proses dilakukan sesuai
dengan permintaan
E. Jumlah pegawai
- Bagian apoteker : 20
- Bagian tenaga teknis : 43
- Bagian Administrasi dan pengantar obat : 13
v. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Alur Pasien BPJS/Non BPJS


Datang

Perawat keluar dari


ruang IGD

Keluarga pasien/wali pasien mendaftar


pada loket pendaftaran

Merah

TRIASE
Kuning

Hijau
anamnesa
Laporan Field Lab BLOK 11 Page 35
Ruang CPR/PONEX

Pemeriksaan fisik (henti jantung & nafas)


NB:
- Indikasi pasien pada bilik hijau adalah apabila keadaan pasien ringan
dan pasien masih bisa berjalan.
- Indikasi pasien pada bilik kuning adalah apabila keadaan pasien gawat
tetapi tidak darurat.
- Indikasi pasien pada bilik merah adalah apabila keadaan pasien gawat
darurat.

Sarana Prasarana
Obat-obatan yang ada diruang Instalasi Gawat Darurat terdapat Eprinephrin
dan non Epinephrin, Dopamin. Alat-alatnyanya terdapat portable mobile, SA,
Air-way, RMA. Pada ruangan IGD terdapat Triase bilik hijau, bilik kuning,
dan bilik merah dan ruang CPR/PONEX. Ambulan di Rumah Sakit Umum
Daerah Semarang terdiri dari ambulan penjemputan, ambulan rujuk, dan
ambulan jenazah. Pemanggilan ambulan harus sesuai kebutuhan trias.
SDM
Dokter Umum tiga, perawat lima, dan bidannya dua.

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 36


Penanangan Shock Anfilaktik
Segera berikan adrenalin 0,3 – 0,5 mg larutan 1:1000 untuk penderita dewasa
atau 0,01 mk/kg untuk penderita anak-anak intramuscular. Pemberian ini
dapat diulang tiap 15 menit sampai keadaan membaik. Biasanya diberikan
kontinyu adrenalin 2-4 ug/menit.
K3 (Keselamatan Kerja dan Kesehatan)
Terdapat safety box, handscoon steril dan non steril, masker, celemek,
pencuci tangan
Informed Consent : jika kompresen darurat misalnya penyakit jantung tanpa
Informed consent, tapi terburukan. Jika sudah gawat darurat tanpa informed
consent Pihak IGD sah melakukan tindakan sesuai kondisi dan situasi.
General Consent ialah data secara menyeluruh, dari semua pasien, pemilihan
dokter

vi. Laboratorium

Laboratorium RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang


mempunyai waktu operasi 24 jam dengan pergantian waktu jaga
setiap 8 jam sekali. Pegawai laboratorium yang ada berjumlah 27
orang karyawan. Setiap karyawan di dalam Laboratorium mempunyai
K3 ( standar keselamatan kerja), setiap karyawan diwajibkan
menggunakan baju APD laboratorium. Laboratorium RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro Semarang berada di lantai dasar dilengkapi dengan

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 37


fasilitas ruang tunggu dan pelayanan yang cepat dan pemeriksaan
yang lengkap dan canggih.

Laboratorium RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang


dibagi menjadi 4 devisi antara lain:

 Devisi Bank Darah


Bank Darah ini mengatur regulasi darah pasien. Misalnya
yang membutuhkan tranfusi darah. Maka bank darah
menyediakan darah bagi pasien yang membutuhkannya.
Pelayanan bank darah meliputi:
1. ABO- Rhesus typing” dan “cross-matching” tiga tahap.
2. Penyimpanan darah dan komponen darah dalam “refrigerator”
dan “freezer”.
3. Mesin aferesis COBE – SPECTRA
4. Pengolahan sel asal / induk darah ( stem / progenitor stem cell
processing ).
5. Penyimpanan sel asal / induk darah dalam tanki nitrogen cair –
196oC serta pengenceran ( thawing)
 Patologi klinik

Unit Patologi klinik ini untuk berbagai macam tes yang


dilakukan pada spesimen biologis untuk mendapatkan informasi
tentang kesehatan pasien. Pemeriksaan yang dilakukan ialah
pemeriksaan darah rutin seperti menghitung kadar darah dan
pemeriksaan darah lengkap. Pelayanan laboratorium patologi
klinik meliputi :

1. Pemeriksaan Hematologi
2. Pemeriksaan Hemostasis
3. Pemeriksaan Kimia Klinik
4. Pemeriksaan Imunoserologi

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 38


5. Pemeriksaan Mikrobiologi dan
6. Pemeriksaan Diagnostik Molekuler.
 Patologi Anatomi
Unit Patologi Anatomi ini pemeriksaan lab yang dilakukan
terhadap jaringan tubuh atau cairan yang berasal dari tubuh
manusia, serta menggunakan metoda tertentu untuk
mendapatkan diagnosis penyakit. Patologi anatomi ini berfungsi
untuk mengetahui tentang berbagai kultur jaringan, misalnya
pemeriksaan keganasan jaringan untuk mendeteksi tumor
apakah itu ganas maupun tidak ganas.
 Mikrobiologi
Mikrobiologi ini mengetahui tentang visus, jamur yang
menyerang pada tubuh manusia. Pemeriksaan infeksi,,isalnya di
dalam kedokteran gigi fungsi dari mikrobiologi untuk
mengetahui Gingivitis itu kronik atau tidak.

Setiap pemeriksaan medis pasti ada informed consent, untuk


pemberian informed concent pada pasien yang akan melakukan
pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh dokter yang memeriksa
pasien tersebut di awal pemeriksaan. Kemudian untuk hasil
laboratorium yang diberikan kepada pasien dalam bentuk lembar
kertas yang telah diprint oleh alat pemeriksa di laboratorium tersebut.
Lamanya hasil pemeriksaan laboratorium selesai dibagi menjadi 3
kategori, yaitu:

a. Pemeriksaan jaringan atau kultur jaringan untuk


mengetahui kaganasan biasanya membutuhkan waktu
selama 1 minggu.
b. Pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui infeksi
biasanya membutuhkan waktu 5 hari.
c. Pemeriksaan patologi biasanya membutuhkan waktu 120
menit saja.

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 39


Setiap pemeriksaan di Laboratorium mempunyai alur untuk pasien:

a. Rawat Jalan
Pasien yang datang ke poli rawat jalan akan diperiksa oleh dokter
dan apabila dokter menyarankan untuk pemeriksaan
laboratorium, maka pasien akan diminta untuk datang ke bagian
laboratorium dengan sudah membawa surat/kertas permintaan lab
dari dokter yang memeriksa. Pemeriksaan lab yang dilakukan
sesuia dengan permintaan yang tertera pada lampiran dari dokter.
Waktu pengerjaan hingga hasilnya jadimaksimal 120 menit.
Biasanya pasien mendaftar di TPPRJ.
b. Rawat Inap
Tetapi pasien mendaftar di TPPRI. Dokter yang memeriksa
biasanya akan mencantumkan permintaan pemeriksaan
laboratorium pada cacatan medis pasien, kemudian pasien akan
diperiksa oleh pihak laboratorium sesuai dengan permintaan
dokter tersebut. Waktu pengerjaan hingga hasilnya jadi maksimal
120 menit.
c. IGD
Jika ada perintah dari dokter untuk pemeriksaan laboratorium.
Pasien mendaftar di TTPRI. Waktu pengerjaan hingga hasilnya
jadi maksimal 90 menit.

vii. Radiologi

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 40


 Jumlah pegawai radiologi RSUD RSMT Wongsonegoro ( 16
orang )
o Dokter = 3 orang
o Radiographer = 10 orang
o Perawat = 1 orang
o Administrasi = 1 orang
o Cleaning servis = 1 orang
 Macam-macam rontgen
o USG ; >> pesawat
>> Radiomensi
>> eko
o Panoramic ; >>sevalometrik
>> CT-Scan
>> pesawat
o Mobile X-Ray
 Alur masuk pasien ke ruang radiologi ( pasien BPJS
membawa rujukan dari puskesmas kemudian diserahkan ke kasir
, sama halnya dengan pasien yang bukan BPJS ( umum) .
 Pengambilan hasil radiograf selama 24 jam
 Waktu tunggu hasil pelayanan ;
>> thorax foto = maksimal 3 jam setelahnya
>> CT- Scan = maksimal 1 hari setelahnya

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 41


 Model kerja pegawai pada bagian radiologi yaitu
menggunakan sistem shift:
o Dari jam 7 pagi -2 siang ( dokter )
o Jam 2 siang – 5 sore
o Jam 5 sore – 7 malam
o Jam 7 malam – 9 malam
 Dalam pemilihan staf dari bagian radilogi ,tidak dari hasil
requetment dari puskesmas atau rumah sakit tertentu tetapi harus
ke pusat informasi apakah dari bagian radiologinya masih perlu
membutuhkan tenaga kerja lagi atau sudah cukup , apabila staf-
staf Dari radiologinya cudah cukup maka tidak harus menerima
staf lagi , karena sudah cukup .
 Ruangan-ruangan yang ada di bagian radiologi
o Ruang pendaftaran
o Ruang MSCT
o Ruang panoramic
o Ruang periksa
o Ruang USG
o Ruang petugas
o Ruang panel listrik

viii. Instalasi Bedah Sentral (IBS)

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 42


RSUD Kota Semarang memiliki fasilitas kamar operasi yang
memadai dan lengkap dengan dokter ahli dan handal dibidangnya,
antara lain Bedah Umum, Bedah Ortopedi, Bedah Syaraf, Bedah
Digestif, Bedah Mata, Bedah Mulut, dll. Didukung dengan peralatan
medis yang modern serta perawat yang kompeten dan trampil mampu
memberikan hasil yang baik.

BAB IV

PENUTUP

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 43


4.1 KESIMPULAN
Dari uraian berbagai aspek pada manajemen pelayanan
kesehatan pada suatu rumah sakit atau puskesmas dapat diberikan
rangkuman sebagai berikut:
1. Manajemen merupakan suatu pola mengelola dan menggerakkan
suatu lembaga / instansi agar dicapai suatu sistem pengelolaan
yang efisien untuk mencapai suatu tujuan lembaga;
2. Terjadi suatu pergeseran paradigma sistem manajemen suatu
lembaga dari yang lebih mementingkan kepentingan internal
menjudu berorientasi kepada terpenuhinya kebutuhan konsumen;
3. Pelayanan kesehatan memerlukan penerapan manajemen yang
bagus dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen secara
sinergis dan efisien;
4. Dalam penerapan manajemen pelayanan kesehatan diperlukan
perencanaan dan langkah-langkah stragegis agar dicapai tujuan
lembaga secara efektif;
5. Dalam penerapan manajemen pelayanan kesehatan diperlukan
pendekatan dari berbagai bidang ilmu atau yang dikenal dengan
interdisciplinary approach.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama CY. 2003 Manajemen administrasi rumah sakit. Edisi ke-2. Jakarta:
UI Press.

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 44


Alamsyah, D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Cetakan Pertama.
Penerbit Nuha Medika, Bantul-Yogyakarta.

Montaque, Brown. 1997. Manajemen perawatan kesehatan : Strategi, struktur


dan proses. Jakarta : EGC.

Mukono. 2000. Prinsip dasar kesehatan lingkungan. Surabaya : Airlangga


university Press.

Notoatmodjo, Soekodjo. 2003. Pengembangan sumber daya


manusia. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.

Terry GR. 2008. Prinsip-prinsip manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Laporan Field Lab BLOK 11 Page 45

Anda mungkin juga menyukai