Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTEK KERJA FARMASI

BALAI KESEHATAN TNI AL MATARAM


DI MATARAM NTB
Tanggal 4 Maret - 30 April 2019

UNMAS DENPASAR

Oleh :

EVIA MADA JULIZAH


RPL 182158

PROGRAM STUDI D-III FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019

1
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTEK KERJA FARMASI

DI BALAI KESEHATAN TNI AL MATARAM


DI MATARAM NTB
Jl. Pejanggik No. 27 Mataram
Tanggal 04 Maret – 30 April 2019

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Dita Lupita Ningrum, M.Farm Apt dr. Pisok Michael Awuy

Mengetahui :
Ketua Program Studi D-III Fakultas Farmasi
Universitas Mahasaraswati Denpasar

Ketut Agus Adrianta, S.Farm,.Biomed.,Apt


NPK.08.79.17.492

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan dari pembangunan nasional khususnya bidang kesehatan adalah


tercapainya derajat kesehatan masyarkat yang optimal. Pembangunan
kesehatan memegang peranan yang amat penting dalam meningkatkan
kesejahteraan manusia dan sebagai sumber daya pembangunan.

Kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang dibutuhkan


manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk mencapai
kesejahteraan hidup yang lebih baik dan menciptakan kemandirian hidup
sehat, manusia perlu melakukan upaya perilaku hidup sehat yang
berkesinambungan dalam pemeliharaan kesehatan yang mencakup aspek
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
menyeluruh dan terpadu.1
Menurut Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan, Fasilitas
pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat. Klinik termasuk salah satu fasilitas kesehatan
yang diharapkan mampu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat Indonesia.(17)
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar
dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Tenaga medis yang
dimaksud adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, atau dokter gigi
spesialis.

3
Instalasi farmasi adalah bagian dari Klinik yang bertugas
menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh
kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian
di Klinik. Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewwnangan untuk itu, maka seorang farmasis perlu
dipersiapkan secara matang dalam hal kompetensinya.
Untuk mendukung kesiapan dalam memasuki dunia kerja, maka
diperlukan pengalaman kerja bagi mahasiswa program RPL DIII Farmasi
Universitas Mahasaraswati Denpasar dalam penerapan langsung di masyarakat
yaitu melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) khususnya di Klinik Kesehatan
di TNI AL Mataram.

1.2 Tujuan praktik kerja lapangan

1.2.1 Tujuan Umum


a. Sebagai media yang mengenalkan antara pengetahuan dan praktek
dalam pengembangan pendidikan, dan pengabdian pada masyarakat.
b. Agar lembaga pendidikan tinggi menghasilkan ahli madya penerus
pembangunan yang lebih tinggi menghayati masalah-masalah yang
kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dalam pembangunan.
c. Membantu pemerintah/Industri dalam mempercepat gerak
pembangunan dan persiapan kader-kader pembangunan khususnya
dibidang kesehatan.

1.2.2 Tujuan Khusus


Menambah wawasan dan pengembangan berfikir secara
interdisipliner mahasiswa, melalui proses sosialisasi kepribadian /
akademis atau proses menemukan dan mengenali masalah dan konsep
pemecahan masalah dengan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
dengan kondisi dan situasi nyata yang dialami pada kelompok.

4
1.3 Manfaat PKL di Klinik TNI AL

1.3.1 Bagi Instansi ( Lokasi PKL )

Dengan adanya PKL, pihak Klinik TNI AL dapat membentuk


calon ahli madya farmasi yang berpotensi dan lebih berkualitas.

1.3.2 Bagi Institusi

Dengan dilaksanakannya PKL ini pihak kampus akan memperoleh


masukan dari mahasiswa guna memperbaiki dan mengembangkan
kesesuaian antaar dunia pendidikan dan dunia kerja.

1.3.3 Bagi penulis

Menambah wawasan serta memberi pengalaman mahasiswa


sehingga dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja yang
sesungguhnya.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Klinik

2.1.1 Pengertian Klinik

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar
dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Tenaga medis yang
dimaksud adalah Dokter, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, atau Dokter Gigi
Spesialis. Klinik dapat dimiliki oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau
masyarakat (Permenkes RI, 2014).

2.1.2 Tugas dan Fungsi


Pelayanan kesehatan yang diberikan di Klinik adalah pelayanan
kesehatan yang meliputi pelayanan :
a. Kuratif (pengobatan) yaitu merupakan suatu rangkaian dari
pengelolaan obat yang merupakan tahapan akhir dari suatu
pelayanan kesehatan yang akan ikut menentukan efektifitas upaya
pengobatan oleh tenaga media kepada pasien.
b. Preventif (upaya pencegahan) yaitu merupakan rangkaian kegiatan
dalam rangka pencegahan suatu penyakit dengan memelihaar
kesehatan lingkungan maupun perorangan.
c. Promotif (peningkatan kesehatan) yaitu merupakan suatu upaya
kegiaatn untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat dan merupakan konsep kesatuan upaya kesehatan.
d. Rehabilitasi (pemulihan kesehatan) yaitu merupakan suatu kegiatan
dalam upaya pemulihan kesehatan.

6
Pelayanan kesehatan tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk
rawat jalan, rawat inap, pelayanan satu hari (one day care) dan / atau
home care. Klinik juga dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
24 jam dimana klinik tersebut harus menyediakan dokter serta tenaga
kesehatan lain sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan yang setiap saat
berada di klinik.

2.1.3 Penggolongan Klinik


Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Klinik Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan
pelayanan medik dasar.
b. Klinik Utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan
medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialis yang
mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu.

2.1.4 Sarana dan Prasarana


a. Sarana
Bangunan klinik harus bersifat permanen dan tidak bergabung fisik
bangunannya dengan tempat tinggal perorangan. Bangunan Klinik
harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan
kemudahan dalam memberikan pelayanan serta perlindungan
keselamatan dan kesehatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
Bangunan Klinik paling sedikit terdiri atas:
1) ruang pendaftaran/ruang tunggu;
2) ruang konsultasi;
3) ruang administrasi;
4) ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang
melaksanakan pelayanan farmasi;
5) ruang tindakan;

7
6) ruang/pojok ASI;
7) kamar mandi/wc;
8) ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.

Klinik rawat inap harus memiliki:


1) ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan;
2) ruang farmasi;
3) ruang laboratorium;
4) ruang dapur;

b. Prasarana
Prasarana Klinik meliputi:
1) instalasi sanitasi;
2) instalasi listrik;
3) pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
4) ambulans, khusus untuk Klinik yang menyelenggarakan rawat
inap;
5) sistem gas medis;
6) sistem tata udara;
7) sistem pencahayaan;
8) prasarana lainnya sesuai kebutuhan.

2.1.4 Ketenagaan
Ketenagaan Klinik rawat jalan terdiri atas tenaga medis, tenaga
keperawatan, Tenaga Kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan sesuai
dengan kebutuhan.
Ketenagaan Klinik rawat inap terdiri atas tenaga medis, tenaga
kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga analis kesehatan,
Tenaga Kesehatan lain dan tenaga non kesehatan sesuai dengan
kebutuhan.

8
Tenaga medis pada Klinik pratama yang memberikan pelayanan
kedokteran paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau
dokter gigi sebagai pemberi pelayanan.
Tenaga medis pada Klinik utama yang memberikan pelayanan
kedokteran paling sedikit terdiri dari 1 (satu) orang dokter spesialis dan
1 (satu) orang dokter sebagai pemberi pelayanan.
Tenaga medis pada Klinik utama yang memberikan pelayanan
kedokteran gigi paling sedikit terdiri dari 1 (satu) orang dokter gigi
spesialis dan 1 (satu) orang dokter gigi sebagai pemberi pelayanan.
Setiap tenaga medis yang berpraktik di Klinik harus mempunyai
Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di Klinik harus
mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), dan Surat Izin Kerja (SIK)
atau Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik harus bekerja
sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional, standar
pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien.

2.2. Pengelolaan Perbekalan Farmasi


2.2.1 Perencanaan
Tujuan perencanaan adalah :
a. Untuk memperkirakan jenis dan jumlah obat yang akan
dibutuhkan
b. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.

Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat


dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam
rangka pemenuhan kebutuhan di Klinik.

9
Perencanaan di Klinik Kesehatan TNI AL dilakukan
berdasarkan tingkat kebutuhan menggunakan pola konsumsi.
Perencanaan dilakukan setiap bulan dan setiap tahun. Perencanaan
bulan berikutnya dilihat berdasarkan penggunaan bulan sebelumnya
sedangkan untuk perencanaan tiap tahun dilihat berdasarkan
penggunaan tahun sebelumnya. Dalam proses perencanaan
kebutuhan obat setiap bulannya diperlukan data pemakaian obat dari
semua sub unit pelayanan dengan menggunakan format Laporan
Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang ada. Untuk
mengetahui penggunaan obat bulan berjalan diperlukan data obyektif
dengan melakukan registrasi harian obat. Registrasi harian obat ada
2 macam yaitu :
1. Registrasi harian umum
2. Registrasi OKT
Dalam perencanaan akan muncul permintaan di lembar
LPLPO, untuk permintaan tersebut dari penggunaan setiap bulannya
yang direkap melalui registrasi harian dihitung dahulu Stok Opname
(SO) tingkat kebutuhan obat bulan berikutnya. Sampel counting
dibawah ini adalah sampel counting Stok Opname (SO).Tujuan Stok
Opname (SO) dibuat untuk merencanakan kebutuhan obat agar
muncul permintaan obat bulan berikutnya dengan baik.
Rumus Perhitungan Stok Opname

SO = SK + WK + WT + SP –SS

Keterangan :
SO : Stok Optimum
SK : Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
WK : Waktu Kosong obat
WT : Waktu Tunggu
SP : Stok Penyangga

10
SS : Sisa Stok
Stok kerja : Pemakaian rata-rata periode distribusi
Waktu kosong obat : Lamanya kosong obat dihitung dalam hari
Waktu tunggu : Waktu tunggu dihitung mulai dari
permintaan obat oleh Puskesmas sampai
dengan penerimaan obat.
Stok penyangga : Persediaan obat untuk mengantisipasi KLB,
keterlambatan kedatangan obat.
Sisa stok : Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas
pada akhir periode ditribusi

2.2.2 Penerimaan dan Pengadaan


Tujuan pengadaan merupakan suatu kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan obat di masing-masing sub unit sesuai dengan
pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya.
Sumber penyediaan obat di Klinik Kesehatan TNI AL
Mataram berasal dari Dinas Kesehatan Lantamal VII di Kupang
NTT. Permintaan obat dilakukan oleh Kepala Klinik Kesehatan TNI
AL Mataram kepada Kepala Dinas Kesehatan Lantamal VII di
Kupang NTT. dengan menggunakan format LPLPO.
Penerimaan merupakan kegiatan menerima obat yang
dilakukan dari unit pengelolaan yang lebih tinggi kepada unit
pengelolaan yang dibawahnya. Setiap penyerahan obat kepada
Klinik Kesehatan TNI AL Mataram dilakukan atas persetujuan dari
Kepala Dinas Kesehatan Lantamal VII di Kupang.
Petugas yang menerima obat wajib melakukan pengecekan
terhadap obat yang sudah diserahkan baik jumlah kemasan, jenis dan
jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi LPLPO dan
ditandatangani oleh petugas yang menerima atau diketahui Kepala
Klinik Kesehatan TNI AL Mataram. Apabila terdapat kekurangan

11
atau tidak memenuhi syarat maka penerima dapat mengajukan
keberatan.
Pengadaan secara non rutin dilakukan menggunakan format
khusus untuk mengamprah obat yang tidak tersedia di pelayanan
farmasi, kemudian ditanda tangani oleh petugas gudang farmasi dan
yang menerima. Setiap barang yang masuk dicatat di dalam kartu
stok.

2.2.3 Penyimpanan Obat


Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap
obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutu akan tetap terjamin.
1. Persyaratan gudang dan pengaturan penyimpanan obat
a. Persyaratan gudang
1. Luas minimal 3x4 m2 dan atau disesuaikan dengan
jumlah obat yang disimpan
2. Ruangan kering dan tidak lembap
3. Ada ventilasi yang cukup
4. Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus
mempunyai pelindung untuk menghindari adanya cahaya
langsung
5. Lantai dibuat dari semen atau keramik atau bahan lain
yang tidak memungkinkan bertumpuknya debu dan
kotoran lain, harus diberi alas papan (palet)
6. Hindari pembutan sudut lantai dan dinding yang tajam
7. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda
8. Tersedia lemari khusus untuk narkotika dan psikotropika
9. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat
10. Sebaiknya ada pengukuran suhu ruangan
b. Pengaturan penyimpanan obat
1. Obat disusun secara alfabetis

12
2. Obat dirotasi dengan system FIFO dan FEFO
3. Obat disimpan pada rak
4. Obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan diatas
palet
5. Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk
6. Cairan dipisahkan dari padatan
7. Sera, vaksin, suppositoria disimpan dalam lemari
pendingin
2. Kondisi penyimpanan
Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut:
a. Kelembaban
Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan yang tidak
tertutup sehingga mempercepat kerusakan. Untuk
menghindari udara lembab tersebut maka perlu dilakukan
upaya-upaya berikut:
1. Ventilasi harus baik, jendela dibuka
2. Simpan obat ditempat yang kering
3. Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan biarkan
terbuka
4. Bila memungkinkan pasang kipas angina atau AC,
karena makin panas udara di dalam ruangan maka udara
semakin lembab
5. Biarkan pengering tetap dalam wadah tablet dan kapsul
6. Kalau ada atap yang bocor harus segera diperbaiki
b. Sinar matahari
Kebanyakan cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena
pengaruh sinar matahari.
Cara mencegah kerusakan karena sinar matahari:
1. Gunakan wadah botol atau vial yang bewarna gelap
(coklat)

13
2. Jangan letakkan botol atau vial di udara terbuka
3. Obat yang penting dapat di simpan di dalam lemari
4. Jendela-jendela diberi gorden
5. Kaca jendela dicat putih
c. Tempratur atau panas
Obat seperti salep, cream dan suppositoria sangan sensitive
terhadap pengaruh panas, dapat meleleh. Oleh karena itu
hindarkan obat dari udara panas.
Cara mencegah kerusakan karena panas:
1. Pasang ventilasi udara
2. Atap gedung jangan dibuat dari bahan metal
3. Buka jendela sehingga terjadi sirkulasi udara
d. Kerusakan fisik
Untuk menghindari kerusakan fisik:
1. Dus obat jangan ditumpuk terlalu tinggi karena obat
yang ada didalam dus bagian tengah kebawah dapat
pecah dan rusak, selain itu akan menyulitkan
pengambilan obat di dalam dus yang teratas
2. Penumpukan dus obat sesuai dengan petunjuk pada
karton, jika tidak tertulis pada karton maka maksimal
ketinggian tumpukan delapan dus
3. Hindari kotak dengan benda-benda tajam
e. Kontaminasi bakteri
Wadah obat harus selalu tertutup rapat.Apabila wadah
terbuka, maka obat mudah tercemar oleh bakteri atau jamur.
f. Pengotoran
Ruangan yang kotordapat mengundang tikus dan serangga
lain kemudian merusak obat. Etiket dapat menjadi kotor dan
sulit terbaca.Oleh karemna itu bersihkan ruangan paling
sedikit satu minggu sekali, lantai disapu dan dip el, dinding
dan rak dibersihkan.

14
2.2.4 Pengendalian
Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
progam yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Kegiatan pengendalian obat antara lain :
1) Menentukan stok opname yaitu stok obat yang diserahkan
kepada unit pelayanan agar tidak mengalami kekuangan atau
kekosongan obat
2) Menentukan stok pengaman yaitu persediaan obat untuk
mengantisipasi terjadinya peningkatan kunjungan,keterlambatan
kedatangan obat
3) Menentukan waktu tunggu, dihitung mulai dari permintaan obat
sampai dengan penerimaan obat .

2.2.5 Pencatatan dan pelaporan


Bertujuan untuk memberikan bukti suatu kegiatan yang telah
dilakukan, sebagai sumber data untuk melakukan pengaturan dan
pengendalian serta untuk mendapatkan data dalam membuat laporan
tersebut.
Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat
adalah LPLPO dan kartu stok. Setiap obat yang diterima dan
dikeluarkan dari gudang dicatat di dalam kartu stok dan di laporkan
berdasarkan penggunaan dan lembar permintaan obat yang didasari
pada kartu stok dan catatan harian penggunaan obat. Data yang ada
pada LPLPO dilaporkan ke Dinas Kesehatan lantamal VII di
Kupang. Pelaporan dilakukan secara periodik, setiap awal bulan
pertahunnya.

15
BAB III
KEADAAN DAN MASALAH

3.1 Gambaran Umum Tempat Pengambilan Data


3.1.1 Klinik Kesehatan TNI AL Mataram
Klinik Kesehatan TNI AL Mataram adalah suatu unit kerja
kesehatan TNI Angkatan Laut yang memiliki sarana dan prasarana,
peralatan dan personel kesehatan dalam rangka melaksanakan
dukungan dan pelayanan kesehatan bagi personel TNI Angkatan Laut
dan keluarganya.
Klinik Kesehatan TNI AL Mataram merupakan fasilitas
kesehatan yang dapat dilengkapi fasilitas pelayanan kesehatan umum,
kesehatan gigi, pelayanan farmasi, pelayanan persalinan oleh bidan,
KB, KIA dan pemeriksaan laboratorium terbatas, serta memiliki
fasilitas rawat inap sementara dengan minimal sepuluh tempat tidur.

3.1.2 Tugas Pokok :


Menyelenggarkan dukungan kesehatan secara terbatas kepada
satuan operasi di wilayahnya serta pelayanan kesehatan di
lingkungannya.

3.1.3 Tugas Pokok :


Fungsi :
a. Dukungan kesehatan bagi satuan operasi secara terbatas.
b. Pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap sementara serta
pelayanan persalinan oleh tenaga bidan.
c. Pemeriksaan kesehatan bagi anggota TNI AL tingkat IV.
d. Latihan kesehatan tingkat I dan II
e. Kesehatan preventif dan promotif.

16
3.1.4 Kedudukan :
Organisasi Klinik Kesehatan TNI AL Mataram berkedudukan
di bawah Komandan Lanal Mataram, Pembinaan teknis di bawah
Kadiskes Lantamal VII di Kupang.
3.1.5 Manajemen SDM
Sumber daya manusia atau ketenagaan pada Klinik Kesehatan TNI
AL Mataram terdiri dari :
Tabel1. Sumber Daya Manusia Klinik Kesehatan TNI AL Mataram
No SDM Jumlah
1. Dokter umum 1 orang
2. Dokter Gigi 1 orang
3. Bidan 1 orang
4. Perawat 3 orang
5. Perawat gigi 1 orang
8. Asisten apoteker 1 orang
Jumlah 8 orang

Tenaga staf administrasi terdiri dari :


No. Staf administrasi Jumlah
1. Pemegang bendaharawan penerima 1 orang
2. Tenaga administrasi 2 orang

Tingkat Pendidikan
a. Pendidikan Medis
No. Pendidikan medis Jumlah
1. S1 Fak. Kedokteran umum dan gigi 2 orang
2. D3 keperawatan 3 orang
3 D3 kebidanan 1 orang
4 SMF asisten apoteker 1 orang
5 SPRG 1 orang

17
b. Pendidikan Non Medis
No. Non medis Jumlah
1. Fak Sospol 1 orang
2. D3 akuntansi 1 orang
3. SLTA 3 orang

3.3 Instalasi Farmasi


3.3.1 Definisi
Instalasi farmasi adalah bagian bagian dari rumah sakit yang
bertugas menyelenggarakan mengkoordinasikann, mengatur dan
mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan
pembinaan teknis kefarmasian di Rumah Sakit (Undang-undang
Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009).
Instalasi farmasi bertanggung jawab mengembangkan suatu
pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat,
untuk memenuhi kebutuhan berbagai/bagian unit diagnosis dan terapi,
unit pelayanan keperawatan, staf medik dan keseluruhan untuk
kepentingan pelayanan penderita yang lebih baik.

3.3.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi


Kegiatan Kefarmasian di Balai KesehatanTNI AL meliputi :
1. Perencanaan
Tujuan perencanaan adalah :
1. Untuk memperkirakan jenis dan jumlah obat yang akan
dibutuhkan
2. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat dan
perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka
pemenuhan kebutuhan obat.

18
Metode perencanaan sebagai berikut :
a. Metode konsumsi
Metode konsumsi adalah suatu metode perencanaan obat
berdasarkan pada jumlah kebutuhan riil obat pada periode lalu
dengan penyesuaian dan koreksi berdasarkan pada penggunaan
obat tahun sebelumnya.
b. Metode epidemiologi
Metode epidemiologi yaitu berdasarkan pada penyakit yang
ada. Perencanaan didasarkan pada penyebaran penyakit, wabah,
atau penyakit yang paling banyak di daerah itu.
Perencanaan di Balai Kesehatan TNI AL dilakukan
berdasarkan tingkat kebutuhan menggunakan pola konsumtif.
Perencanaan dilakukan setiap bulan dan setiap tahun. Perencanaan
bulan berikutnya dilihat berdasarkan penggunaan bulan sebelumnya
sedangkan untuk perencanaan tiap tahun dilihat berdasarkan
penggunaan tahun sebelumnya.
Dalam proses perencanaan kebutuhan obat setiap bulannya
diperlukan data pemakaian obat dengan menggunakan format
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang
ada. Untuk mengetahui penggunaan obat bulan berjalan diperlukan
data obyektif dengan melakukan registrasi harian obat. Registrasi
harian obat ada 2 macam yaitu :
1. Registrasi harian umum
2. Registrasi OKT
Dalam perencanaan akan muncul permintaan di lembar
LPLPO, untuk permintaan tersebut dari penggunaan setiap
bulannya yang direkap melalui registrasi harian dihitung dahulu
stok opname tingkat kebutuhan obat bulan berikutnya. Sample
counting dibawah ini adalah sampel counting stok opname.Tujuan
stok opname dibuat untuk merencanakan kebutuhan obat agar
muncul permintaan obat bulan berikutnya dengan baik.

19
Rumus Perhitungan Stok Opname
SO = SK + WK + WT + SP –SS
Keterangan :
SO : Stok Optimum
SK : Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
WK : Waktu Kosong obat
WT : Waktu Tunggu
SP : Stok Penyangga
SS : Sisa Stok
Stok kerja : Pemakaian rata-rata periode distribusi
Waktu kosong obat : Lamanya kosong obat dihitung dalam hari
Waktu tunggu : Waktu tunggu dihitung mulai dari
permintaan obat sampai dengan
penerimaan obat.
Stok penyangga : Persediaan obat untuk mengantisipasi
KLB, keterlambatan kedatangan obat.
Sisa stok : Sisa obat yang masih tersedia pada akhir
periode distribusi
2. Pengadaan dan Penerimaan
Tujuan pengadaan merupakan suatu kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan obat.
Sumber penyediaan obat di Puskesmas berasal dari Dinas
Kesehatan Lantamal VII Kupang. Permintaan obat dilakukan oleh
Kepala Balai Kesehatan TNI AL Mataram kepada Kepala Dinas
Kesehatan Lantamal VII Kupang dengan menggunakan format
LPLPO .
Penerimaan merupakan kegiatan menerima obat yang
dilakukan Balai Kesehatan TNI AL Mataram kepada Dinas
Kesehatan Lantamal VII Kupang. Setiap penyerahan obat petugas
yang menerima obat wajib melakukan :
1. Pengecekan terhadap fisik barang

20
Pengecekan terhadap fisik barangy ang sudah diterima baik
jumlah kemasan, jenis dan jumlah obat sesuai dengan isi
LPLPO dan ditandatangani oleh petugas yang menerima atau
diketahui Kepala Balai Kesehatan TNI AL Mataram.
2. Cek waktu kadaluwarsa
Cek kadaluwarsa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahuai
sampai kapan obat tersebut Expayet Date (ED).
Pengadaan obat dilakukan secara rutin dan non rutin.
Pengadaan obat secara rutin dilakukan setiap bulan dan tahun
menggunakan format LPLPO, sedangkan pengadaan secara non
rutin dilakukan menggunakan format khusus untuk menggamprah
obat yang tidak tersedia di pelayanan farmasi, kemudian ditanda
tangani oleh petugas gudang farmasi dan yang menerima. Setiap
barang yang masuk dicatat di dalam kartu stok.

Rumus
1. Persentase tingkat ketersediaan obat
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛
× 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠
2. Persentase tingkat ketercukupan obat
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎
× 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛

3. Penyimpanan
Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang tersedia di Unit
Pelayanan Kesehatan mutunya dapat dipertahankan.Penyimpanan
adalah suatu kegiatan pengamanan yang terhadap obat-obatan yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
Di Balai Kesehatan TNI AL Mataram penyimpanan obat
dilakukan dalam gudang dan lemari obat terkunci dengan

21
pengaturan disusun berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, sistem
FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out), suhu,
untuk obat Psikotropika(OKT) di lemari atau tempat khusus
terkunci (terpisah dengan obat lainnya) dan penyimpanan dalam
lemari obat disesuaikan juga dengan daya tampungnya.
1. Gudang obat

Gambar gudang obat

1. Distribusi Obat Ke Pasien Mengunakan Resep


Pertama pasien mendaftar di loket, dan setelah itu pasien di
periksa di poli, sesuai keluhan atau penyakit di poli
memutuskan, jika dari poli diberikan resep maka alur
pelayanan kefarmasian dimulai, dan jika tidak diberikan resep
pasien diizinkan untuk pulang.

22
Di tahap pengadaan dan penerimaan dilakukan pengecekan
barang mulai dari jumlah obat, bentuk sediaan obat, no batch,
dan tanggal kadaluarsa,setelah itu dilakukan pendistribusian.
Tahap pendistribusian obat ke pasien di Puskesmas Karang
Pule adalah sebagai berikut :
1. Penerimaan resep pasien
Tahap penerimaan resep pasien meliputi :
1) Memeriksa kelengkapan resep meliputi nama penulis
resep, tanggal resep, nama pasien, alamat pasien, kode
penyakit dan lain-lain
2) Periksa kesesuaian farmasetik : bentuk sediaan, dosis,
indikasi, cara dan lama pengobatan
3) Periksa kesesuaian kode penyakit dengan obat yang
diberikan
4) Jika no 1 sampai dengan no 3 tidak lengkap dan belum
sesuai, konfirmasi ke penulis resep, berikan
pertimbangan dan alternatif dan minta persetujuan
5) Jika no 1 sampai dengan no 3 telah sesuai obat dapat
disiapkan
2. Penyiapan obat
Penyiapan obat merupakan proses kegiatan meracik obat
untuk menjamin terlaksananya pelayanan kefarmasian
secara optimal dan efektif. Terlaksananya penyiapan obat
yang benar dan efektif di kamar obat puskesmas.
Prosedur penyiapan obat di unit farmasi puskesmas karang
pule meliputi :
1) Mengambil obat dengan jumlah sesuai Resep
(perhatikan fisik obat, pastikan tidak ada obat yang
rusak atau kadaluarsa).
2) Jika sediaan racikan, lakukan peracikan sesuai
permintaan resep.

23
3) Masukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan
terpisah untuk obat dengan item berbeda.
4) Beri etiket putih untuk obat dalam dan etiket biru untuk
obat luar.
5) Untuk sediaan cair bentuk suspensi atau emulsi berikan
etiket yang berlabel kocok dahulu.
3. Penyerahan dan pemberian informasi obat
Penyerahan dan pemberian informasi obat di lakukan di 2
tempat yaitu dalam gedung dan di luar gedung.
1) Dalam gedung dengan cara memberikan informasi obat
ke pada pasien dengan memberikan PIO sederhana
2) Pemberian informasi obat di luar gedung
4. Pengarsipan resep
Pengarsipan resep merupakan rangkaian kegiatan
dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan yang digunakan
secara tertib, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam
menentukan jumlah permintaan obat untuk menjamin
terlaksananya pelayanan secara optimal dan efektif, dengan
tujuan terlaksananya permintaan dan penerimaan obat yang
benar dari gudang ke pelayanan farmasi.
Prosedur pengarsipan resep di puskesmas adalah sebagai
berikut :
1. Mencatat jumlah resep harian berdasarkan kepersertaan
pasien (BPJS, gratis dan bayar).
2. Membendel resep yang mempunyai tanggal yang sama
berdasarkan urutan nomor resep dan kepersertaan resep.
3. Membendel secara terpisah resep yang ada
psikotropiknya.
4. Menyimpan bendel resep pada tempat yang ditentukan
secara berurutan berdasarkan tanggal agar memudahkan
dalam penulusuran resep.

24
5. Memusnahkan resep yang telah tersimpan selama tiga
tahun dengan cara dibakar.
6. Membuat berita acara pemusnahan resep dan
dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota.
5. Pengendalian
Kartu stok merupakan bentuk pengendalian obat yang
keluar maupun masuk kemudian di catat pada LPLPO dan
gudang. Laporan dilakukan setiap 1 bulan sekali.
Tujuan pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat.
Pengendalian terjadi dari :
1. Pengendalian persediaan
2. Pengendalian penggunaan
3. Penanganan obat hilang
6. Pencatatan dan Pelaporan
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah :
1. Bukti bahwa suatu kegiatan yang telah dilakukan.
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.
3. Sumber data untuk pembuatan laporan.
Pencatatan dan pelaporan data obat merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara
tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan,
dan digunakan.
Setiap hari resep di pilah, dihitung berdasarkan status,
diurutkan no satu dan selanjutnya, baru setelah itu registrasi
resep, dan resep OKT psikotropika terpisah, disimpan di laci
khusus. Dan resep di simpan selama 3 tahun dan di musnahkan.
7. Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan
1. Mini Loka karya

25
Mini loka kaya adalah membuat dan mempersiapkan data,
lalu di persentasikan data hasil pelayanan kefarmasian setiap
bulan atau 3 bulan sekali
2. Secara lisan dan tertulis
3. Visualisasi data
3.4 Pembahasan Resep
3.4.1 Resep 1
1. Resep

2. Skrining Resep
a. Persyaratan Administrasi
Keabsahan resep Ada Tidak ada
Nama penulis resep √ -
Paraf penulis resep √ -
Diagnosa √ -
Tanggal penulisan resep √ -
Status pasien - √
Nama pasien √ -
Umur pasien √ -

26
Berat badan - √
Jenis kelamin - √
Alamt pasien √ -
Signa √ -
Jumlah obat √ -

b. Persyaratan Farmasetik
Farmasetik Ada Tidak ada
Bentuk dan kekuatan sediaan √ -
Dosis dan jumlah obat √ -
Ketersediaan obat - √
Cara pakai / aturan pakai √ -

c. Persyaratan Klinis
Klinis Ada Tidak ada
Ketepatan indikasi, dosis dan √ -
waktu penggunaan
Komplikasi pengobatan - √
Alergi, interaksi, ESO - √
Kontra indikasi - √
Efek adiktif - √

3. Pemerian
a. Amoxicillin
Komposisi : Amoxicillin 500mg
Indikasi : Infeksi saluran nafas, sal genito
urinariakulit dan jaringan lunak yang
disebabkan organisme yang peka
terhdap obat ini.

27
Kontra indikasi : Hipersensitifitas terhadap penissilin
infeksi mononukleosis
Efek Samping : Reaksi hipersensitif, ganggun GI.
Interaksi Obat : Penggunaan bersama dengan
allopurinol dapat menyebabkan
peningkatan terjadinya reaksi kulit
probenecid dapat meningkatkandan
memperpanjang level darah
dariamoxicillin.
Dosis : Dewasa:amoxicillin 500 mg 3x sehari
1 tablet sesudah makan.
b. Asam mefenamat
Indikasi : untuk menghilangkan rasa nyeri
ringan sampe sedang.
Kontra indikasi : Hifersensitifitas terhadap asam
mefenamatgangguan ginjaldan hati
tidak digunakan pada wanita hamil.
Efek samping : Tukak lmbung aktif dosis diatas
2000mg perhari mengakibatkan
gangguan ginjal dan hati dan
gangguan pembentukan sel darah
putihdan kekurangan sel darah merah.
Interaksi obat : Hati – hati pemakaian bersama
dengan obat anti inflamasi non steroid
lainnya dan obat – obat golongan
fenil butazon(ibu profen natrium
diklofenak).
Dosis : Dosis awal 500 mg, kemudian
dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam sesuai
kebutuhan.

28
4. Pembahasan
Pada resep dokter sudah lengkap terisi semua.
5. Pemberian Informasi Obat (PIO)
Amoxiciilin diminum 3 x sehari 1 tablet setiap 8 jam, sesudah
makan, obatnya harus diminum sampe habis agar tidak
menimbulkan reaksi hipersensitifitas bakteri terhadap
amoxicillin.
Asam mefenamat diminum 2 x sehari 1 tablet setiap 12 jam,
sesudah makan, bila nyeri hilang/berhenti hentikan meminum
obat.

3.4.2 Resep 2
1. Resep

29
2. Skrining Resep
a. Persyaratan Administrasi
Keabsahan resep Ada Tidak ada
Nama penulis resep √ -
Paraf penulis resep √ -
Diagnosa √ -
Tanggal penulisan resep √ -
Status pasien - √
No registrasi √ -
Nama pasien √ -
Umur pasien √ -
Berat badan - √
Jenis kelamin - √
Alamat pasien √ -
Signa √ -
Jumlah obat √ -

b. Persyaratan Farmasetik
Farmasetik Ada Tidak ada
Bentuk dan kekuatan sediaan - √
Dosis dan jumlah obat √ -
Ketersediaan obat √ -
Cara pakai / aturan pakai √ -

c. Persyaratan Klinis
Klinis Ada Tidak ada
Ketepatan indikasi, dosis dan √ -
waktu penggunaan
Komplikasi pengobatan - √
Alergi, interaksi, ESO - √

30
Kontra indikasi - √
Efek adiktif - √

3. Pemerian
a. Metformin
Komposisi : Metformin 500 mg
Indikasi : DM tipe 2 (NIDDM) yang kadar gula
darahnya tidak terkontrol dengan diit
dan aktivitas fisik.
Kontra indikasi : gangguan fungsi hati kronik
Efek Samping : pusing, sakit kepala, gangguan daya
pengecapan.
Interaksi Obat : kortikosteroid dan deuretik
Dosi : Awal : sehari 2 x 1 tab 500 mg ;
pemeliharaan : sehari 3 x 1-2 tab

b. Amlodipin
Komposisi : Amlodipin 5 mg
Indikasi : Hipertensi dan angina
Kontra indikasi : hipersensitifitas
Efek samping : sakit kepala edema, mual.
Interaksi obat : peningkatan resiko terjadinya
rhabdomiolosis pada penggunaan
bersama simvastatin.
Dosis : Awal sehari 1 x 5 mg, maks 1 x 10
mg.

31
4. Pembahasan
Pada resep dokter sudah menulis sesuai persyaratan
5. Pemberian Informasi Obat (PIO)
Metformin diminum 2 x sehari 1 tablet setiap 12 jam,
sesudah makan
Amlodipin diminum 1 x sehari 1 tablet setiap 24 jam,
sesudah makan

32
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 . Manajemen Perbekalan Farmasi


 Gudang obat
1. Perencanaan
Perencanaan obat adalah suatu proses kegiatan seleksi obat
dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jenis dan obat dalam
rangka memenuhi kebutuhan obat .
Cara menyusun perencanaan obat di Balai Kesehatan TNI
AL Mataram yaitu dengan menjumlahkan dan memperhitungkan
kebutuhan obat selama 1 bulan dari pemakaian.

2. Permintaan
Kegiatan permintaan yang dilakukan Balai Kesehatan TNI
AL Mataram adalah permintaan rutin, yaitu permintaan yang
dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan dan permintaan
khusus yaitu, permintaan yang dilakukan sesuai jadwal distribusi
rutin, apabila terjadi kebutuhan meningkat, terjadi kekosongan dan
ada kejadian luar biasa (KLB).

3. Penerimaan
Permintaan obat yang dilakukan oleh Balai Kesehatan TNI
AL Mataram ialah dengan cara melakukan pengecekan kembali
obat yang diterima oleh petugas penerima obat meliputi jumlah
kemasan, keadaan dalam kemasan, tanggal kadaluarsa obat, jenis
dan jumlah obat yang sesuai LPLPO. Jika terdapat kekurangan
petugas wajib menuliskan kekurangannya. Obat-obat yang diterima
dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan dan kartu stok.

33
Alur penerimaan obat sebagai berikut :

Gambar. Alur Penerimaan Obat


4. Penyimpanan
Penyimpanan obat digudang oleh Balai Kesehatan TNI AL
Mataram adalah sesuai alfabetis berdasarkan bentuk sediaan dan
bentuk kemasannya. Penataan letaknya di atur berdasarkan sistem
First In First Out dan First Expired First Out, sehingga kadaluarsa
obat dapat dihindari.
6. Pengendalian Penggunaan
Kegiatan pengendalian yang dilakukan di Balai Kesehatan
TNI AL Mataram adalah :
1. Pengendalian Persediaan
Untuk mencegah terjadinya kekosongan obat dilakukan
pengecekan terhadap obat-obat yang banyak keluar dan
mengkonfirmasi kepada dokter juga atau perawat yang sedang
bertugas jika ada alternatif obat lain mempunyai fungsi yang
sama dan mempunyai stok banyak sehingga obat lain dapat
digunakan.

34
2. Pengendalian Penggunaan
Pengendalian penggunaan obat dilakukan dengan cara
mengontrol pemakaian obat sehari-hari.
3. Penanganan Obat Rusak dan Kadaluarsa
Cara penanganan obat yang rusak dan kadaluarsa adalah
membuat berita acara, kemudian Kepala Balai Kesehatan TNI
AL Mataram melaporkan dan mengirim kembali obat yang
rusak/kadaluarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Lantamal VII
Kupang.
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan yang dilakukan Balai Kesehatan TNI AL
Mataram dengan menggunakan kartu stok setiap kali ada
penerimaan maupun pengeluaranperbekalan farmasi, dan pelaporan
yang dilakukan di Balai Kesehatan TNI AL Mataram dilakukan
dengan menggunakan LPLPO sebagai surat permintaan obat,
laporan pemakaian obat, dan sumber informasi untuk rencana
pengadaan. Pelaporan dilakukan setiap 1 bulan sekali kepada Dinas
Kesehatan Lantamal VII Kupang. Sedangkan pelaporan
pnggunaan psikotropika dilakukan setiap 3 bulang sekali kepada
Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten.
8. Pemusnahan Resep
Pemusnahan resep dilakukan 1 kali dalam 3 tahun dengan
syarat :
Dibuat berita acara, berisi tanggal pemusnahan resep, hitung
jumlah resep psikotropika, jumlah bobot resep (kg), tanggal resep
terlama dan terbaru yang dimusnahakan dengan persetujuan Kepala
Kesehatan TNI AL Mataram yang di saksikan minimal 2 orang
petugas, kemudian arsip berita acara dikirim ke Dinas Kesehatan
Kota Mataram sebagai bukti telah melakukan pemusnahan resep.

35
4.3 Apotek
Alur pelayanan resep di apotek

36
BAB V
PENUTUP

3.5 Kesimpulan
1. Dalam melakukan kegiatan pelayanan, Tenaga Teknis Kefarmasian di
Balai Kesehatan TNI AL Mataram mengacu pada Prosedur Tetap,
Pelayanan di Gudang Obat dan memberikan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi dengan obat yang diserahkan kepada pasien.
2. Untuk pelayanan farmasi di Balai Kesehatan TNI AL Mataram
dilakukan sesuai dengan prosedur tetap yang ada yaitu penerimaan dan
permintaan obat, penerimaan resep, penyiapan obat, penyerahan obat,
dan pengarsipan resep.

3.6 Saran
1. Untuk Balai Kesehatan TNI AL Mataram ruangan pelayanan farmasi
dan gudang sebaiknya lebih diperhatikan dan diperluas untuk
menunjang kenyamanan petugas obat dan pelayanan obat yang lebih
maksimal dan alat-alat penunjang seperti pengentrian menggunakan
komputer, kipas angin dan rak obat yang lebih memadai.

37
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2002.Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Departemen


Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian
dan Alat Kesehatan : Jakarta.

Anonim, 2004.Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di


Puskesmas. Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Anonim, 2006.Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Direktorat Bina


Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim, 2013.Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan. Kementerian


KesehatanRepublikIndones

38
39

Anda mungkin juga menyukai