Anda di halaman 1dari 9

Oleh } adalah sediaan padat

dalam berbagai bobot dan bentuk,


Dra. Ratnaningsih DA, Apt. M.Kes
yang diberikan melalui rektal, vagina
atau urethra. Umumnya meleleh,
melunak atau melarut dalam suhu
tubuh.
}

Rektal Suppositoria sering disebut Suppositoria saja, bentuk Menurut FI.ed.IV, Suppositoria vaginal dengan bahan
peluru digunakan lewat rektal atau anus, beratnya menurut dasar yang dapat larut / bercampur dalam air seperti
FI.ed.IV kurang lebih 2 g.
PEG atau gelatin tergliserinasi berbobot 5 g.
Suppositoria rektal berbentuk torpedo mempunyai keuntungan,
Supositoria dengan bahan dasar gelatin
yaitu bila bagian yang besar masuk melalui jaringan otot penutup
dubur, maka Suppositoria akan tertarik masuk dengan sendirinya. tergliserinasi (70 bag. gliserin, 20 bag. gelatin dan 10
2. Vaginal Suppositoria (Ovula), bentuk bola lonjong seperti kerucut, bag. air) harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
digunakan lewat vagina, berat umumnya 5 g. sebaiknya pada suhu dibawah 350 C°
Supositoria kempa atau Supositoria sisipan adalah Supositoria
vaginal yang dibuat dengan cara mengempa massa serbuk 3. Urethral Suppositoria (bacilla, bougies) digunakan lewat
menjadi bentuk yang sesuai, atau dengan cara pengkapsulan urethra, bentuk batang panjang antara 7 cm - 14 cm.
dalam gelatin lunak.

1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada 1. Suppositoria dipakai untuk pengobatan , baik
dalam rektum maupun vagina atau urethra, seperti
lambung. penyakit haemorroid / wasir / ambein dan infeksi
2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh lainnya.
2. Juga secara rektal digunakan untuk distribusi
enzym pencernaan dan asam lambung. , karena dapat diserap oleh membran
3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran mukosa dalam rektum,
3. Apabila penggunaan obat peroral tidak
darah sehingga obat dapat berefek lebih memungkinkan, seperti pasien mudah muntah,
cepat daripada penggunaan obat peroral. tidak sadar.
akan diperoleh secara cepat, karena
4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau obat diabsorpsi melalui mukosa rektal langsung
tidak sadar. masuk ke dalam sirkulasi darah,
5. Agar terhindar dari pengrusakan obat oleh enzym
di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan
obat secara biokimia di dalam hepar
: :
a. Kelarutan obat : Obat yang mudah larut dalam lemak
Rektum mengandung sedikit cairan akan lebih cepat terabsorpsi dari pada obat yang
dengan pH 7,2 dan kapasitas larut dalam air.
b. Kadar obat dalam basis : bila kadar obat naik maka
daparnya rendah. Epitel rektum absorpsi obat makin cepat.
keadaannya berlipoid (berlemak), c. Ukuran partikel : ukuran partikel obat akan
mempengaruhi kecepatan larut dari obat ke cairan
maka diutamakan permeable rektal.
terhadap obat yang tidak terionisasi d. Basis Suppositoria : Obat yang larut dalam air dan
berada dalam basis lemak dilepas segera ke cairan
(obat yang mudah larut dalam rektal bila basis cepat melepas setelah masuk ke
lemak). dalam rektum, dan obat akan segera diabsorpsi dan
aksi kerja awal obat akan segera nyata. Obat yang
} larut dalam air dan berada dalam basis larut dalam
air, aksi kerja awal dari obat akan segera nyata bila
basis tadi segera larut dalam air.

1. Basis berlemak
Yaitu Oleum. cacao (lemak coklat), minyak nabati
terhidrogenasi,
2. Basis Larut air
Yaitu gelatin tergliserinasi, campuran PEG
berbagai bobot molekul dan ester asam lemak
PEG.
3. Bahan dasar lain dapat digunakan seperti
surfaktan nonionik misalnya ester asam lemak
polioksietilen sorbitan dan polioksietilen stearat.

1. Merupakan trigliserida dari asam oleat, asam


stearat, asam palmitat; berwarna putih a. Bentuk α (alfa) : terjadi jika lelehan
kekuningan; padat, berbau seperti coklat, oleum cacao tadi didinginkan dan
dan meleleh pada suhu 310-340C.
2. Karena mudah berbau tengik, harus segera pada 00C dan bentuk ini
disimpan dalam wadah atau tempat sejuk, memiliki titik lebur 240C (menurut
kering, dan terlindung dari cahaya. literature lain 220C).
3. Oleum cacao dapat menunjukkan
polimorfisme dari bentuk kristalnya pada
b. Bentuk β (beta) : terjadi jika lelehan
pemanasan tinggi. Di atas titik leburnya, oleum cacao tadi diaduk-aduk pada
oleum cacao akan meleleh sempurna seperti suhu 180-230C dan bentuk ini
minyak dan akan kehilangan inti Kristal memiliki titik lebur 280-310C.
stabil yang berguna untuk membentuk
kristalnya kembali.
4. Untuk menghindari bentuk-bentuk Kristal
c. Bentuk β stabil (beta stabil) : terjadi tidak stabil diatas dapat dilakukan dengan
akibat perubahan bentuk secara cara :
perlahan-lahan disertai kontraksi a. Oleum cacao tidak dilelehkan seluruhnya,
volume dan bentuk ini mempunyai cukup 2/3 nya saja yang dilelehkan.
titik lebur 340-350C (menurut b. Penambahan sejumlah kecil bentuk Kristal
stabil kedalam lelehan oleum cacao untuk
literature lain 34,50C). mempercepat perubahan bentuk karena
d. Bentuk γ (gamma) : terjadi dari tidak stabil menjadi bentuk stabil.
pendinginan lelehan oleum cacao c. Pembekuan lelehan selama beberapa jam
yang sudah dingin (200C) dan bentuk atau beberapa hari.
ini memiliki titik lebur 180C.

5. Lemak coklat merupakan trigliserida,


berwarna kekuningan, memiliki bau khas,
}Agar mendapatkan suppositoria yang stabil,
dan bersifat polimorf (mempunyai banyak
bentuk Kristal). pemanasan lemak coklat sebaiknya dilakukan
a. Jika dipanaskan, pada suhu 300C akan mulai sampai cukup meleleh saja sampai dapat
mencair dan biasanya meleleh sekitar 340- dituang, sehingga tetap mengandung inti
350C, sedangkan pada suhu dibawah 300C Kristal dari bentuk stabil.
berupa massa semipadat. 6. Untuk menaikkan titik lebur lemak coklat
b. Jika suhu pemanasannya tinggi, lemak coklat digunakan tambahan cera atau cetasium
akan mencair sempurna seperti minyak dan (spermaseti).
akan kehilangan semua inti Kristal stabil
yang berguna untuk memadat.
c. Jika didinginkan dibawah suhu 150C, akan
mengkristal dalam bentuk Kristal metastabil.

} Penambahan cera flava tidak boleh lebih dari 7. Untuk menurunkan titik lebur lemak coklat
6% sebab akan menghasilkan campuran yang dapat juga digunakan tambahan sedikit
mempunyai titik lebur diatas 370C dan tidak kloralhidrat atau fenol, atau minyak atsiri.
boleh kurang dari 4% karena akan diperoleh 8. Lemak coklat meleleh pada suhu tubuh dan
titik lebur < 330C. tidak tercampurkan dengan cairan tubuh,
} Jika bahan obat merupakan larutan dalam air, oleh karena itu dapat menghambat difusi
perlu diperhatikan bahwa lemak coklatnya obat yang larut dalam lemak pada tempat
hanya sedikit menyerap air. Oleh karena itu yang diobati.
penambahan cera flava dapat juga menaikkan 9. Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan
daya serap lemak coklat terhadap air. vagina karena meninggalkan residu yang
tidak dapat terserap, sedangkan gelatin
tergliserinasi jarang dipakai untuk sediaan
rectal karena disolusinya lambat.
10. Suppositoria dengan bahan dasar lemak 11. Pemakaian air sebagai pelarut obat dengan
coklat dapat dibuat dengan mencampurkan bahan dasar oleum cacao sebaiknya
bahan obat yang dihaluskan kedalam minyak dihindari karena :
lemak padat pada suhu kamar, dan massa
yang dihasilkan dibuat dalam bentuk yang a. Menyebabkan reaksi antara obat-obatan
sesuai atau dibuat dengan cara meleburkan didalam suppositoria.
minyak lemak dengan obat kemudian b. Mempercepat tengiknya oleum cacao.
dibiarkan sampai dingin dalam cetakan. c. Jika airnya menguap, obat tersebut akan
Suppositoria ini harus disimpan dalam mengkristal kembali dan dapat keluar dari
wadah tertutup baik, pada suhu dibawah suppositoria.
300C.

12. Keburukan oleum cacao sebagai bahan


dasar suppositoria : } Akibat beberapa keburukan oleum cacao
a. Meleleh pada udara yang panas. tersebut dicari pengganti oleum cacao
b. Dapat menjadi tengik pada penyimpanan sebagai bahan dasar suppositoria, yaitu :
yang lama. 1. Campuran asam oleat dengan asam stearat
c. Titik leburnya dapat turun atau naik jika dalam perbandingan yang dapat diatur.
ditambahkan bahan tertentu. 2. Campuran setilalkohol dengan oleum
d. Adanya sifat polimorfisme. amygdalarum dalam perbandingan 17 : 83.
e. Sering bocor (keluar dari rectum karena 3. Oleum cacao sintesis : coca buta, supositol
mencair) selama pemakaian.
f. Tidak dapat bercampur dengan cairan
sekresi

5. Jika oleum cacao dan cera alba sudah


agak lebur (jangan sampai berbentuk
1. Hitunglah jumlah bahan yang diperlukan minyak) turunkan dari penangas,
menggunakan nilai tukar campur dengan bahan obat, gerus
2. Siapkan cetakan suppositoria yang bersih sampai homogen
dan kering, kemudian olesi dengan paraffin
6. Tuangkan kedalam cetakan secara
cair
3. Lebur sebagian kecil cera alba dan oleum
terus menerus sampai cetakan
cacao (sama banyak) diatas penangas air melimpah
4. Gerus bahan obat kemudian tambahkan sisa 7. Dinginkan dilemari es sampai membeku
oleum cacao
8. Setelah beku keluarkan dan bersihkan bahan
yang melimpah diatas cetakan dengan sudip
9. Buka cetakan dengan hati-hati, keluarkan
suppositoria dari cetakan dengan jalan } DULCOLAX (bisacodyl)
mendorong bagian pangkalnya dengan ibu jari. } CANASA (mesalamine)
10. Timbang suppositoria sesuai yang diminta, jika } NUMORPHAN (oxymorphane)
lebih potong dengan sudip } ANUSOL HC (hydrocortisone)
11. Bungkus dengan perkamen dan masukkan } PANADOL (parasetamol)
kedalam pot, beri etiket biru

26

1. GLISERO GELATIN
Merupakan basis yang terdiri dari gliserin,
gelatin dan air (yang mengandung bahan
obat).

27

Sifat umum dari basis ini adalah 4. Bersifat higroskopis karena itu cenderung
1. Suhu lebur diatas suhu tubuh, karena itu menyerap uap air dari udara, karena itu
melepaskan bahan aktif bukan dengan penyimpanan harus dilindungi dari udara
cara melebur tetapi dengan cara lembab.
bercampur dengan cairan rektal 5. Karena sifat higroskopis tersebut maka
suppositoria glisero gelatin cenderung
2. Lambat melunak karena itu sesuai untuk mengiritasi dan memberikan pengaruh
suppositoria yang diharapkan memberikan dehidrasi pada jaringan, karena itu sewaktu
efek yang lama, seperti suppositoria digunakan boleh dibasahi dulu dengan air
vagina (ovula) dan suppositoria saluran untuk mengurangi kecenderungan menarik
urin. air dari membran mukosa.
3. Karena suhu lebur tinggi maka 6. Mudah berkontraksi pada pendinginan karena
penyimpanan tidak perlu pada lemari es, itu cetakan suppositoria dengan basis ini
cukup pada suhu dibawah 35ºC tidak perlu dilubrikasi.
R/ Gelatin 20 (atau 2) R/ Gelatin 60 } Timbang bahan obat kemudian larutkan atau
Gliserin 70 (atau 5) Gliserin 20 campurkan dengan air hingga 10 gram
Air 10 Air 20 tergantung pada kelarutan bahan obat
(atau 4) } Tambahkan 70 gram gliserin kedalam
Keterangan campuran ini, aduk dengan hati-hati
Keterangan } Air digunakan untuk } Tambahkan gelatin dengan hati-hati agar
} Air biasa digunakan melarutkan bahan obat tidak kemasukan udara, aduk sampai rata
untuk melarutkan } Basis ini sering
bahan obat digunakan untuk
} Panaskan diatas penangas air hingga gelatin
} Basis ini digunakan suppositoria saluran melarut (3 sampai 5 menit)
untuk suppositoria urin karena keras dan
rektal dan vagina tegar

} Tuangkan leburan basis kedalam cetakan


yang tidak dilubrikasi
} Biarkan sampai mengental di lemari es (± 3 R/ Acidi Borici 1,5
menit). Gelatini 3,0
Glycerini 12,5
Catatan Aqua 3,0
Untuk suppositoria yang disimpan lama dapat m. f. suppos No. XII
ditambahkan pengawet Metilparaben 0,1%
da II
dan propilparaben 0,03%

Perhitungan Bahan Penggantian basis Oleum Cacao dengan


Suppositoria yang dibuat : 2 + 1 = 3 Glisero gelatin menggunakan faktor 1,2
1. Acid Boric : 3/12 x 1500 mg = Contoh :
375 mg
2. Gelatin : 3/12 x 3000 mg = R/ Aminopillin 100 mg (Nilai Tukar 0,86)
750 mg Luminal 30 mg (Nilai Tukar 0,81)
3. Glycerin : 3/12 x 12,5 g = 3,125 g Basis Ol.Cacao qs
4. Air : 3/12 x 3000 mg = 750 mg
Cara Pembuatan m. f. supp. dtd No.IV
1. Larutkan gelatin dalam air dengan pemanasan
2. Larutkan acid boric dalam glycerin masukkan Pro : Ny. Aisyah
kedalam masa 1
3. Panaskan sampai jernih sambil diaduk
4. Tuangkan kedalam cetakan kemudian
dinginkan
Perhitungan Bahan 4. Cera alba = 6/100 x 14448,5 mg = 866,91
mg
Suppositoria yang dibuat adalah 4 + 1 = 5
Oleum Cacao = 14448,5 mg – 866,91 mg
1. Aminopllin : 5 x 100 mg = 500 mg
= 13581,59 mg
2. Luminal : 5 x 30 mg = 150 mg
3. Basis Oleum Cacao : Jika basis diganti Glisero gelatin maka :
(5 x 3000 mg)-(500 mg.0,86 + 150 mg.0,81) Basis yang dibutuhkan = 14448,5 mg x 1,2
= = 17338,2 mg
15000 mg – (430 mg + 121,5 mg) = Gelatin= 20/100 x 17338,2 mg = 3467,64 mg
15000 mg – 551,5 = 14448,5 mg Glyserin= 70/100 x 17338,2 mg = 12136,74mg
= 14,4485 gram Air = 10/100 x 17338,2 mg = 1733,82 mg

2. 2. Polietilen glikol dengan bobot molekul 200,


Merupakan polimer dari etilen oksida dan 400 dan 600 merupakan cairan bening tidak
air, dibuat menjadi bermacam-macam berwarna, bobot molekul diatas 1000
panjang rantainya. berupa lilin putih dan padat. Makin besar
bobot molekul maka makin bertambah
Sifat umum dari basis ini adalah kepadatannnya
1. Bahan ini terdiri dari banyak bobot 3. Titik leleh dari polietilen glikol padat lebih
molekul. Bobot rata-rata dari polimernya dari 37ºC. Untuk menaikkan titik leleh dapat
ditulis pada bagian belakang bahan. dibuat campuran dengan PEG berbobot
Contoh : PEG 200, PEG 400, PEG 600, PEG molekul tinggi atau untuk menurunkan titik
1000, leleh dapat dicampur dengan PEG
PEG 1500, PEG 1540, PEG 3350, cairan.Campuran ini membuat basis larut
PEG 4000 dan PEG 6000 air.

4. Tidak mengiritasi membran mukosa


5. Melepaskan bahan obat dengan cara melarut
dalam cairan rektal. R/ PEG 400 R/ PEG 1000 95%
6. Basis polietilen glikol cocok untuk berbagai 60% PEG 3350 5%
bahan seperti Luminal Na, Aminopllin, PEG 4000 40%
Prokain HCl, Sulfanamida, Chloral hidras,
Kinin sulfat.
7. Basis polietilen glikol tidak tercampurkan R/ PEG 4000 33
dengan tannin, resorsin, fenol dan balsem R/ PEG 1000 75% PEG 6000 47
peru. PEG 3350 25% Air 20
8. Jika suppos dengan basis ini tidak
mengandung air maka dianjurkan untuk
menggunakannya setelah dibasahi dengan air
Contoh basis PEG : } PEG 8000 30%
}PEG 8000 50% PEG 8000 20%
PEG 1540 30% PEG 400 70%
PEG 400 20% PEG 400 80%
(dapat digunakan secara 1. Larutkan atau campur bahan obat dengan PEG
umum) (untuk basis
progesteron suppo) yang sama banyaknya, kemudian lebur dan
}PEG 3350 60%
EG 1000 30% } PEG 8000 60% aduk sampai homogen
PEG 400 10% PEG 1540 25% 2. Tambahkan sisa basis PEG aduk sampai
(lebih larut/lunak dari Cetyl alkohol 5% homogen.
pada basis di atas karena Aqua 5%
BM nya kecil) 3. Dinginkan sebentar kemudian tuang kedalam
}PEG 8000 30%
(untuk obat yang larut cetakan yang tidak dilubrikasi sampai
PEG 1540 70% dalam air) melimpah, karena setelah membeku terjadi
(titik lebur tinggi, dipakai kontraksi.
untuk obat yang
menurunkan titik lebur 4. Biarkan pada suhu kamar, tidak dianjurkan
ol. Cacao ) masuk lemari es untuk menghindari patahnya
suppos.

3. Waktu hancur
4. Keseragaman bobot
1. Homogenitas 5. Titik leleh
Dengan cara memotong suppositoria secara
memanjang, harus didapatkan masa yang Tugas Mandiri !
homogen yang tidak berongga
Bagaimana prosedur kerja dari 3 evaluasi
2. Ketegaran
Dengan cara memasukkan suppositoria suppositoria diatas ?
kedalam suatu wadah silinder (seperti
wadah lipstik) kemudian digantungkan
beban tertentu, suppositoria tidak boleh
patah.

Sediaan ini terutama


}
dipakai untuk :
1. Melawan infeksi }
yang terjadi
}
disekitar kelamin
wanita
2. Memperbaiki dan
mengembalikan
pada keadaan
normal mukosa
vagina
Antiinfeksi (bakteri Zat untuk } Bahan dasar biasanya kombinasi PEG dari
dan jamur) memperbaiki bermacam-macam bobot molekul
} Kandidisin mukosa vagina } Biasa ditambahkan surfaktan dan pengawet
} Nifuroksim } Dienestrol } pH asam, sekitar 4,5 (pH vagina normal)
} 9-aminoakridin } Hormon estrogenik } Bobotnya 3-6 g atau umumnya 5 g
} Nitrofurazon lain
} Sulfanilamid Untuk menggunakan ovula dapat digunakan alat
bantu khusus (applikator) yang disediakan pabrik
} Furazolidon
} metronidazol

} Biasanya dibuat menggunakan basis glisero


gelatin
} Komposisinya Gelatin 60%, glyserin 20% dan
air 20%
} Bahan dasar ini lebih mudah dimasukkan
kedalam saluran urin dibandingkan oleum
cacao yang cepat meleleh.
} Digunakan melalui saluran uretra,
berbentuk tabung dengan bobot 4 g dan
panjangnya 7-14 cm

52

Anda mungkin juga menyukai