Anda di halaman 1dari 90

BENTUK SEDIAAN

ATURAN PAKAI
DAN
RUTE PEMAKAIAN OBAT
 Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat
hingga didapat suatu produk yang siap untuk
diminum atau dipakai oleh penderita supaya
tercapai efek terapi yang diinginkan.

 Bentuk sediaan yang dibuat harus menjamin -


kenyamanan pemakaian,
- stabilitas obat dan
- dosis yang tepat.
Pembagian obat menurut bentuk sediaan yang
lazim diberikan kepada penderita

BENTUK SEDIAAN
OBAT

SEDIAAN (OBAT)
SEDIAAN CAIR SEDIAAN ½ PADAT SEDIAAN PADAT
BENTUK
(OBAT CAIR) (OBAT ½ PADAT (OBAT PADAT)
KHUSUS
OBAT CAIR
 SOLUTIONES ( larutan ) : adalah sediaan
cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut, yang terdispersi secara
molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur.
Contoh : Syrup (± 60% gula)
 EMULSI : adalah sediaan cair yang merupakan
sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk
tetesan kecil. Emulsi ini distabilkan dengan
penambahan emulgator.
 SUSPENSI : adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
 COLLODIONS :bentuk cairan yang ditujukan
untuk pemakaian pada kulit. Setelah
digunakan pelarutnya menguap dan segera
membentuk lapisan pelindung.
Collodion ditujukan untuk memperpanjang
kontak antara kulit dan obat
 ELIXIR : sediaan cair yang mengandung
pelarut campuran (alkohol ; gliserin : air )
 ENEMA :larutan, suspensi atau emulsi yang
digunakan secara rectal.
 EAR DROPS : Bentuk sediaan larutan,
suspensi, emulsi atau suspensi yang
digunakan melalui telinga dengan cara
tetesan.
 EYE DROPS : sediaan steril larutan atau
suspensi yang mengandung satu atau lebih
bahan obat, digunakan pada mata.
 EYE LOTIONS : Cairan untuk mata yang
merupakan cairan steril, biasanya diencerkan
sebelum digunakan. Larutan steril yang
sudah digunakan hanya bertahan 24 jam.
 GARGLES : Cairan yang digunakan untuk
melindungi atau mengobati infeksi
tenggorokan. Biasanya dibuat dalam
konsentrasi tinggi dan diencerkan sebelum
digunakan.
 INHALATION : Sediaan cair yang
mengandung bahan mudah menguap,
digunakan untuk melonggarkan saluran nafas
dan pembengkakan GI tract.
 LINIMENTS : Cairan kental yang digunakan
pada kulit, seringkali mengandung minyak
atau bentuk emulsi. Kebanyakan digunakan
sebagai analgesik.
Linimentum tidak digunakan untuk kulit yg
luka.
 LOTION : Sediaan cair untuk pemakaian
eksternal. Bekerja dengan melapisi kulit dan
mengurangi penguapan.
 MIXTURE : Sediaan cair untuk pemakaian
oral yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang terlarut atau tersuspensi dalam
pembawa.
Tidak diformulasi untuk penyimpanan lama.
 MOUTHWASHES : Seperti gargles tetapi
digunakan untuk kesehatan mulut dan
mencegah infeksi mulut.

 ORAL EMULSIONS : Sediaan cair oral yang


terbentuk dari dispersi halus cairan minyak
dalam air sebagai fase kontinyu.

 INFUS UNTUK INTRAVENA : larutan atau


emulsi steril yang bebas pirogen, isotonis
dengan darah.
Obat setengah padat

 CREAM : Bentuk sediaan setengah padat


berupa emulsi ditujukan untuk pemakaian
eksternal.

 EYE OINTMENT : Sediaan semi solid steril


yang digunakan pada mata. Mengandung
satu atau lebih bahan obat yang dilarutkan
atau didispersikan dalam pembawa non
iritan.
 PASTA : Sediaan semosolid yang ditujukan
untuk pemakaian eksternal, mengandung bahan
padat dalam jumlah besar.

 SAPO : Sediaan semisolid untuk pemakaian luar,


adalah hasil dari proses penyabunan alkali
dengan lemak atau asam lemak tinggi.
Co : sapo kalinus = sabun hijau
sapo medicatus = sabun obat.
 EMPLASTRUM :adalah hasil proses
“penyabunan” dari asam lemak dengan
logam berat.
Emplastrum merupakan bahan untuk dipakai
sebagai obat luar ; konsistensinya demikian
rupa sehingga mudah melekat pada kulit,
biasanya dilapisi dengan kain.
Obat padat

 CACHETS
kemasan kecil yang
ditujukan untuk satu kali
pemakaian, umumnya
berisi serbuk dengan
bobot 2 gram
Obat padat

 KAPSUL :
Bahan kapsul terbuat
dari gelatin, ditujukan
untuk pemakaian oral.
Terdapat 2 tipe kapsul
-Hard gelatin capsul
- Soft gelatin capsul.
 DUSTING POWDER : Serbuk halus untuk
pemakaian eksternal tetapi tidak digunakan
untuk luka terbuka kecuali serbuk yang telah
disterilkan.
 GRANULES : Granul untuk pemakaian oral
dengan ukuran diameter antara 0,5 – 2 mm.
Beberapa granul digunakan di bawah lidah,
ada beberapa yang dilarutkan ke dalam air
sebelum digunakan.
 POWDER UNTUK INJEKSI : Sediaan padat
steril yg dilarutkan atau disuspensikan
sebelum diinjeksikan dengan penambahan
cairan steril.
 LOZENGES :
Sediaan padat yang
mengandung gula
sebagai pembawa bahan
obat. Umumnya untuk
pengobatan sal cerna
atau untuk batuk.
 PASTILES : Sediaan padat yang mengandung
obat, dirancang untuk larut secara perlahan
di mulut, lebih lunak dibanding lozenges,
basis yang digunakan antara lain gliserin dan
gelatin.
 SUPPOSITORIA :
Sediaan padat yang
dirancang untuk
pemakaian melalui
rectum, meleleh atau
melarut dalam rectum
dan memberikan efek
lokal atau sistemik.
 PESSARIES : Sediaan padat yang dirancang
untuk pemakaian melalui vagina dengan cara
meleleh atau melarut. Efek yang ditimbulkan
lokal atau sistemik dengan cara absorpsi oleh
cairan mucosa vagina.
 Terdapat 3 bentuk pessaries :
1. Moulded pessaries : bentuknya seperti
suppositoria.
2. Compressed pessaries atau vaginal tablet :
dibuat berbagai bentuk yang menyerupai
tablet oral.
3. Vaginal capsul : menyerupai soft gelatin
oral capsul hanya berbeda pada ukuran dan
bentuk.
 PIL
Sediaan oral padat
berbentuk bulat,
mengandung satu atau
lebih bahan obat yang
terdispersi dalam
pembawa.
Pil saat ini jarang
digunakan.
.
 SERBUK ORAL :
Terdapat dua macam serbuk untuk internal,
yaitu :
- Bulk powder
- Divided powder
 TABLET : Sediaan padat
yang merupakan
kompressi dari bahan
obat dengan berbagai
pembawa. Setiap tablet
mengandung single
dose obat.
OBAT BENTUK LAIN
(SISTEM PENGOBATAN KHUSUS)
.
 INPLANTS : Silinder steril yang dimasukkan
ke dalam jaringan tubuh, diharapkan dapat
melepaskan obat pada periode waktu
tertentu.
 TRANSDERMAL.
 AEROSOL : Bentuk
sediaan spray yang
digunakan dengan cara
disemprotkan atau
dihirup, umumnya
digunakan untuk
pengobatan sesak /
asma.
Faktor-faktor yang menentukan untuk
pemilihan bentuk sediaan yang tepat untuk
suatu bahan obat adalah :

1. Faktor dari bahan obat itu sendiri


2. Faktor penderita , sehingga obat tsb dapat
“diterima” oleh penderita.
Faktor –faktor bahan obat yang
menentukan bentuk sediaan :
 Sifat-sifat fisiko-kimia bahan obat :
1. Bahan obat higroskopis : R/ bentuk cairan.
2. Bahan obat tidak larut air : R/ bentuk padat.
3. Bahan obat dirusak getah lambung : R/ inj.
 Hubungan aktivitas/struktur kimia obat.
1. der barbiturat Thiopental (ultra short acting)
 R/ bentuk injeksi
2. der barbiturat Phenobarbital (long acting) 
 R/ tablet.
 Biofarmasetik dan farmakokinetik bhn
obat.
Obat yang mengalami “first pass effect” pada
hati kurang efektif bila diberikan per oral
karena mengurangi bioavailabilitas obat 
nitroglycrin dalam btk tablet sublingual.
 Bentuk sediaan paling stabil .
Faktor-faktor penderita yang
menentukan bentuk sediaan
obat.
 Umur penderita
1. anak balita  per oral dalam bentuk cairan.
2. Orang dewasa  per oral , bentuk sediaan
padat.
3. Geriatrik  per oral dalam bentuk cairan.
 Lokasi/bagian tubuh di mana obat harus
bekerja:
1. Efek lokal : solutio, mixtura, unguentum/cream,
pasta. Harus pula dibedakan apakah obat
dipakai pada kulit yang berambut atau mukosa.
2. Penyerapan atau penetrasi obat mel kulit : R/
bentuk injeksi, atau linimentum / unguentum /
cream dg vehikulum ttt.
3. Efek sistemik : R/ bentuk injeksi,sediaan cair
atau padat, peroral atau rektal.
 Kecepatan & lama kerja obat yang
dikehendaki :
1. Absorpsi obat : injeksi > solutio > pulveres >
kapsul.
2. Obat yg “sustained release” (tablet, kapsul)
bekerja lebih lama dari tablet atau kapsul
biasa.
 Keadaan umum penderita :
1. Penderita tidak sadar : R/ injeksi atau rektal.
2. Penderita masuk MRS atau rawat jalan.
3. Karena suatu sebab misal hyper-emesis, post-
operasi saluran makan : R/ dipilih bentuk injeksi
atau rektal.

 Bentuk terapeutik obat yg optimal dan efek


samping yg minimal bagi penderita.
Emetin HCl  R/ injeksi bukan oral.
 Bentuk sediaan yg paling “ enak/cocok “
bagi penderita.
1. Bahan obat pahit mudah larut air, tidak
dibuat bentuk sediaan larutan, tetapi bentuk
tablet atau kapsul.
2. Bahan obat rasa “amis”.
berbagai garam Fe  R/ tablet atau kapsul
atau dragee.
RUTE
PEMBERIAN OBAT

EFEK SISTEMIK EFEK LOKAL


 Rute pemberian obat
dengan efek sistemik.

- oral
- buccal
- rectal
- inhalasi
- transdermal
- parenteral : i.v
i.m
subcutan
Rute pemberian obat dengan efek
sistemik
 Oral
Pemberian obat melalui
GIT.
(gastro intestinal tractus)
= saluran pencernaan
makanan.
Merupakan rute
pemberian obat yang
banyak dipergunakan.
 Bentuk sediaan dengan
rute pemberian per oral :

- Tablet salut
- Tablet, kapsul
- Tetes, mixtura,
effervescent, larutan
- Tablet matrik
- Tablet salut dengan
pelepasan lambat
 Buccal
Pemberian obat melalui bagian dalam pipi.
Digunakan jika pemakaian obat secara per oral
mengalami masalah. Aliran darah melalui
mukosa bukal cukup tinggi dan obat diabsorpsi
ke dalam sirkulasi sistemik lebih cepat dari
sirkulasi hepar, sehingga dapat mencegah
terjadinya first pass effect.
 Rectal
Pemberian obat melalui rektum yang diabsorpsi
melalui sirkulasi sistemik, digunakan untuk
obat-obat yang mengiritasi lambung atau pasien
yang mual / muntah.
 Inhalasi
Aliran darah yang tinggi
melalui paru-paru dan
permukaan membran
alveoli menyebabkan
terjadinya absorpsi
yang cepat.
 Transdermal
Obat yang digunakan melalui permukaan kulit
dan diabsorpsi secara perlahan ke dalam
sirkulasi sistemik
 Parenteral
Obat yang digunakan secara langsung ke dalam
sirkulasi dan digunakan melalui : intravena,
intramuskular, subkutan.
Rute pemberian obat dengan
efek lokal
 Oral
Bentuk sediaan sebagai antimikroba, antacid dan
adsorben yang dirancang memberikan efek lokal
dalam GI tract.
 Topikal
Pemakaian bentuk sediaan pada permukaan kulit dan
memberikan efek lokal pada tempat pemakaian.
 Intra vaginal : obat dalam bentuk supp/pessaries.
 Bentuk sediaan topikal
dapat berupa :
 Solid :
powder, paste, oily paste
 Liquid :
solution, hydrogel, lotion
 Semisolid :
cream
ATURAN PAKAI OBAT

 Aturan pakai dan cara pemakaian obat


dinyatakan dengan :
- Sehari tiga kali satu tablet
- Setiap pagi dan malam satu kapsul
- Bila perlu satu bungkus
- Diminum satu jam sebelum makan
- Diminum satu jam sebelum tidur malam, dsb.
Waktu pemakaian

Pengukuran waktu sebelum/sesudah makan


berdasarkan lama waktu pengosongan
lambung  4 jam
Sebelum makan :
 Untuk obat yang absorpsinya terganggu dg
adanya makanan. Co: antibiotika
 Obat untuk mengurangi motilitas usus.
 Ditujukan untuk menetralkan asam lambung
 Menjaga kadar gula dalam tubuh
Saat makan (bersama makanan):
 Obat-obat yg tdk terganggu absorpsinya dg
adanya makanan. Co : hormon
 Obat yang mengandung enzym sal cerna utk
memperbaiki sistem pencernaan dalam
tubuh.

Sesudah makan :
Untuk obat-obat yg mengiritasi lambung.
Beberapa obat terdapat
peringatan pada labelnya, jika
tidak kewajiban dokter /
apoteker untuk menjelaskannya.
 Obat dapat menyebabkan rasa ngantuk, jangan
mengendarai kendaraan bermotor atau
menjalankan mesin setelah minum obat ini.
 Jangan dipecah, ditumbuk atau dikunyah, obat
ini harus ditelan utuh.
 Simpan di tempat yang dingin. Jangan terkena
sinar matahari
 Jangan meminum obat ini bersama susu,
antasida atau obat-obatan yang
mengandung zat besi.
 Minumlah obat sampai habis. Buanglah obat
jika telah lewat tanggal yang telah ditentukan
(kadaluwarsa).
 Diminum jika perlu.
 Kocok dahulu sebelum minum.
 Tidak boleh diulang tanpa resep dokter.
1. Obat topikal ( salep, krim,
gel, spray, powder).
 Cucilah tangan anda dan  Hindarkan obat dari mata,
area kulit dengan sabun cegah menghirup spray /
dan air hangat. serbuk.
Keringkan.  Jangan menutupi tempat
 Sebelum dipakai kocok yang sakit dengan kain
lotion / spray. atau bandage kecuali ada
 Semprotkan/taburkan/ole intruksi khusus.
skan obat pada tempat  Cuci tangan setelah
yang sakit secara merata. memberikan obat.
2. Plester ( skin patch)

 Lokasi penggunaan  Tempelkan dengan tanagn


sesuai petunjuk pada yang bersih.
label kemasan atau  Bersihkan & keringkan
tanyakan pada bagian kulit yg akan
dokter/apoteker. Pilih ditempeli.
tempat yang tidak :
 Lepaskan patch dari
berambut, berminyak,
iritasi, luka (terkelupas). penutupnya, jangan
Pastikan bahwa tempat menyentuh lapisan yang
aplikasi plester tidak pada mengandung obat.
lipatan kulit atau dibalik
pakaian yang ketat.
 Tempelkan pada kulit
dan tekanlah, bagian
tepinya ditekan lebih
kuat agar tidak mudah
mengelupas.
 Jika dikehendaki, patch
bisa dilepas dan dipindah
posisinya sesuai
petunjuk yang tertera
pada label.
 Bersihkan area dengan sabun dan air hangat,
keringkan.
 Sebelum menempelkan plester, ambil lapisan
pelindungnya. Usahakan tidak menyentuh
permukaan yang mengandung obat.
 Tempelkan plester pada bagian kulit yang
dikehendaki dengan baik.
 Cuci tangan dengan sabun dan air hangat untuk
menghilangkan obat yang mungkin ada. Jangan
sentuh mata sebelum cuci tangan.
3 tablet bukal

 Jika mulut kering,


basahi/minum sedikit air
kemudian buang atau telan.
 Sisipkan tablet di antara pipi
dan di atas gusi bagian
bawah.
 Tutup mulut jangan telan
sampai obat larut sempurna.
Jangan
makan/minum/merokok saat
proses pelarutan obat.
 Setelah itu jangan cuci mulut
selama beberapa menit .
4. Tablet sublingual
 Jika mulut kering basahi
terlebih dahulu dengan air.
 Sisipkan tablet di bawah
lidah.
 Tutup mulut. Jangan
dihisap atau ditelan.
Jangan
makan/minum/merokok
saat proses pelarutan obat.
 Jangan cuci mulut selama
beberapa menit setelah
pelarutan tablet.
5. Obat tetes telinga

Note : Sulit dilakukan  Hangatkan obat tetes


sendiri, sebaiknya minta telinga sesuai dengan
suhu tubuh dg cara
bantuan orang lain.
menggenggam botol
 Cuci tangan dengan selama beberapa
sabun dan air, keringkan. menit.jangan
 Dengan hati-hati cuci menghangatkan di air
dan keringkan bagian panas sebab jika terlalu
luar telinga, jangan ada panas dapat
air di liang telinga. mengakibatkan nyeri,
mual dan pusing
 Kocok botol obat
 Miringkan kepala pada satu sisi atau berbaringlah miring
dengan telinga yang sakit menghadap ke atas.
 Tariklah pelan pelan daun telinga sedemikian rupa sehingga
liang telinga terlihat jelas dan lurus ( untuk orang dewasa
ditarik ke arah atas belakang, sedangkan anak-anak ditarik
ke arah bawah belakang.
 Teteskan obat sejumlah
yang tertulis pada etiket.  Hanya apabila pabrik obat
menganjurkan, gunakanlah
Jangan menempelkan kapas untuk menutup
botol tetes pada telinga lubang telinga setelah
karena dapat terjadi meneteskan obat.
kontaminasi pada obat.  Setelah digunakan, ujung
wadah obat tetes telingan
 Tunggulah selama 5 menit jangan dibilas, keringkan
sebelum berpindah pada dengan kertas tissue kering
telinga yang sebelah, agar dan tutup wadah dengan
obatnya mencapai dasar baik.
liang telinga.
6.1.Obat tetes mata
 Cuci tangan dengan sabun
dan air, keringkan.
 Buka tutup botol. Jangan
menyentuh ujung botol
tetes.
 Tengadahkan kepala ke
arah atas.
 Tariklah pelupuk mata
bawah ke arah bawah
sehingga membentuk
kantung.
 Peganglah penetes
sedekat mungkin dengan
“kantung” tanpa
menyentuh mata atau
kantung tersebut.
Obat tetes hidung pada otitis

 Bersihkan hidung.
 Duduklah dan tariklah kepala ke arah belakang
(menengadah) atau berbaringlah dengan meletakkan
bantal di bawah punggung kepala dalam posisi tegak.
 Masukkan penetes obat 1 cm ke dalam lubang hidung.
 Teteskan obat ke lubang ipsilateral sebanyak yang
tertulis dalam etiket.
 Biarkan kepala dalam posisi miring ke arah ipsilateral
hingga mencapai tuba eustachia.
 Lakukan hal yang sama
untuk lubang hidung
yang lain.
 Bilas penetes obat
dengan air mendidih.
 Teteskan obat ke dalam  Jika anda menggunakan
kantung sejumlah yang lebih dari satu macam
tertulis di etiket. tetes mata, tunggulah
 Pejamkan mata selama 2 paling sedikit 5 menit
menit. Jangan sebelum meneteskan obat
memejamkan mata terlalu yang lainnya.
sering.  Obat tetes mata dapat
 Cairan obat yang berlebih menimbulkan rasa
bisa dihilangkan dengan terbakar selama beberapa
tissue menit. Jika tetap berlanjut,
konsultasi ke dokter anda.
6.2.Obat tetes mata untuk anak
 Baringkanlah anak
telentang dengan kepala
tegak menghadap atas.
 Suruhlah ia memejamkan
mata.
 Teteskan obat sesuai yg
tertulis di etiket pada ujung
mata sebelah dalam (dekat
hidung).
 Jaga posisi kepala tetap
tegak.
 Bersihkanlah cairan obat
yang berlebih
7.Salep mata dan gel

 Cucilah tangan anda


 Jangan menyentuh ujung
tube salep.
 Tengadahkan kepala sedikit
miring ke arah belakang.
 Pegang tube salep dengan
satu tangan,dan tarik pelupuk
mata yg sakit ke arah bawah
dengan yang lain sehingga
membentuk kantung.
 Dekatkan ujung tube salep  Bersihkan ujung tube
sedekat mungkin dengan tissue lain.
dengan”kantung” tanpa  Cuci tangan.
menyentuhnya.  Kadang-kadang salep
 Bubuhkan salep sesuai mata dan gel dapat
dengan yang tertulis di menyebabkan
etiket. penglihatan menjadi
 Pejamkan mata selama 2 kabur. Cegah aktivitas
menit. yang memerlukan
 Bersihkan salep yg berlebih kejelian penglihatan
dg tissue. sampai penglihatan
normal kembali.
8. Obat tetes hidung

 Bersihkan hidung yang  Masukkan penetes obat


sakit. 1 cm ke dalam lubang
 Duduklah dan tariklah hidung.
kepala ke arah belakang  Teteskan obat sebanyak
(menengadah) atau yang tertulis dalam
berbaringlah dengan etiket.
meletakkan bantal di  Segera tundukkan
bawah punggung, kepala kepala dalam-dalam (
dalam posisi tegak. kepala di antara dua
lutut)
 Setelah beberapa detik
duduklah tegak kembali,
obat akan mengalir turun
ke faring.
 Lakukan hal yang sama
untuk lubang hidung
yang lain jika perlu
 Bilas penetes dengan air
panas.
9. Obat semprot hidung(nasal
spray)
 Bersihkan hidung anda  Tariklah napas perlahan
 Duduklah dengan kepala lahan dan semprotkan
sedikit menunduk obat kuat-kuat dengan
 Kocoklah obat memencet botolnya.
semprotnya.  Keluarkan ujung
 Tekan ujung botol penyemprot dari hidung
penyemprot rapat-rapat ke dan tundukkan kepala
salah satu lubang dalam-dalam (kepala di
hidung.arahkan ujung antara kedua lutut).
penyemprot miring ke
depan.  Duduklah tegak kembali,
biarkan obatnya mengalir
 Tutup lubang hidung yang
lain dan tutup mulut anda. turun ke faring.
 Bernapaslah melalui mulut.
 Ulangi prosedur di atas untuk lubang hidung yang lain jika
perlu.
 Bersihkan ujung penyemprot dengan air hangat.
9. Nasal spray,pump & inhaler

 Bersihkan hidung  Hirup saat spray ditekan


 Cuci tangan, keringkan. atau saat pompa atau
inhaler diaktifkan.
 Kocok obat.
 Tahan napas selama
 Kepala posisi tegak.
beberapa detik
Tutup salah satu lubang
kemudian buang napas
hidung degan jari.
melewati mulut.
Dengan mulut tertutup,
masukkan ujung pompa /  Ulangi dengan prosedur
spray / inhaler pada yang sama untuk lubang
lubang hidung yang hidung yang lain.
terbuka.
 bersihkan ujung nasal
spray/pump/inhaler
dengan air hangat.
 Cuci tangan.
10. aerosol
 Tengadahkan kepala
 Keluarkan dahak sebanyak sedikit
mungkin.  Tarik dan hembuskan
 Kocoklah aerosol sebelum napas dalam-dalam.
digunakan.  Hembuskan napas kuat-
 Peganglah aerosol seperti kuat.
yang ditunjukkan pada  Tariklah napas dala-dalam
labelnya (biasanya dan tekanlah aerosol selagi
dipegang terbalik ). menarik napas, sambil
 Masukkan ujung aerosol di menekan lidah ke bawah.
antara kedua bibir, tutup  Tahanlah napas selama 10
rapat bibir di sekelilingnya. sampai 15 detik.
 Keluarkan napas melalui hidung.
 Berkumurlah dengan air hangat.
supositoria
 Cucilah tangan anda
terlebih dahulu.
 Bukalah bungkus
supositoria (jika supp
lembek masukkan
dahulu dalam freezer
bersama bungkusnya).
 Haluskan permukaan
supositoria yang
kasar/tajam dengan
menghangatkannya dg
tangan.
 Basahi supositoria  Cucilah tangan anda
dengan air dingin.  Usahakan untuk buang
 Berbaringlah miring dan air besar selama satu jam
lipatlah lutut anda. setelah menggunakan
 Masukkan supositoria supositoria.
dengan ujung yang bulat
terlebih dulu ke dalam
dubur.
 Tetaplah berbaring
selama bbrp menit.
12. Inhaler dengan kapsul

 Keluarkan dahak
sebanyak mungkin.
 Letakkan kapsul pada
inhaler sesuai petunjuk
pada labelnya.
 Masukkan ujung inhaler
di antara kedua bibir,
tutup rapat bibir di
sekelilingnya.
 Tengadahkan kepala
sedikit.
 Tariklah napas dalam-dalam melalui inhaler.
 Tahanlah napas selama 10 sampai 15 detik.
 Keluarkan napas melalui hidung.
 Berkumurlah dengan air hangat.
13. Vaginal tablet dengan
aplikator
 Cucilah tangan anda.  Perlahan-lahan
 Bukalah bungkus tablet masukkan aplikator yag
tsb. ada tabletnya ke dalam
vagina sedalam-
 Letakkan tablet di
dalamnya, jangan
bagian ujung aplikator
dipaksakan!
yang terbuka.
 Tekan alat pendorong
 Berbaringlah terlentang,
pada aplikator sehingga
tekuklah lutut anda
tabletnya terlepas dari
sedikit dan renggangkan
alat.
kaki anda.
 Keluarkan aplikator
 Buanglah aplikator yg
sudah terpakai (jika
sekali pakai) atau cucilah
aplikator dengan air
mendidih (jika aplikator
tidak sekali pakai).
14.Vaginal tablet tanpa
aplikator
 Cucilah tangan anda. dalam vagina sedalam-
 Bukalah bungkus tablet dalamnya, jangan
tsb. dipaksakan !
 Celuplah tablet dalam air  Cucilah kembali tangan
hangat sekedar untuk anda.
membasahinya.
 Berbaringlah telentang,
tekuklah lutut anda sedikit
& renggangkan kaki anda
 Perlahan-lahan masukkan
tablet ke
15. Krim, salep dan gel untuk
vagina.
 Cucilah tangan anda.
 Bukalah tutup tube yg  Olesi bagian luar tabung
berisi obat. aplikator dgn sedikit
 Pasanglah aplikator pada krim/salep/gel.
tube.  Berbaringlah telentang,
 Tekan tube sampai tekuk dan renggangkan
sejumlah obat yang kedua lutut anda.
dibutuhkan masuk ke  Masukkan aplikator
dalam aplikator. perlaha-lahan ke dalam
 Lepaskan aplikator dari vagina sedalam mungkin,
tube (pegang bagian jangan dipaksakan!
pipa/tabung aplikator).
 Peganglah tabung aplikator dengan tangan lain. Tekanlah
alat pendorong pada aplikator sehingga obat masuk vagina.
 Keluarkan aplikator dr vagina.
 Buanglah aplikator (jika sekali pakai) / cuci dg air mendidih
(jika tidak sekali pakai.
 Cuci tangan.
BEBERAPA TIPS
PENGGUNAAN OBAT
 Obat yang dibeli dengan R/ dokter.
- Berapa lama obat harus diminum ?
- Apabila timbul E.S. bolehkan dihentikan ?
- Apabila merasa lebih baik, boleh berhenti?
- Obat sudah habis diminum, penyakit
belum sembuh ?
- Bagaimana jika lupa minum obat 1 kali ?
- Bila muntah ?
 Obat tanpa resep dokter

: obat tanpa resep dokter sebagian besar hanya


berguna untuk meredakan / meringan gejala
penyakit dan mengobati penyakit yang ringan-
ringan saja.
pengobatan sendiri hanya boleh dilakukan untuk
beberapa hari saja, jika belum ada perbaikan
pergilah ke dokter !
Tips meminum obat

 Minumlah obat dengan posisi berdiri atu


duduk tegak.
 Takarlah dosis dengan tepat
 Minum obat dengan air dingin akan
meninggalkan rasa tidak enak.
 Bila obat berbentuk cairan, kocoklah dahulu
sebelum dipakai agar diperoleh dosis yang
tepat
Tips menyimpan obat

 Jangan menyimpan obat di tempat yang kotor,


lembab, atau terkena sinar matahari langsung.
 Jangan menyimpan berbagai macam obat dalam
satu tempat.
 Simpanlah obat terhindar dari jangkauan anak-anak.
 Simpanlah obat tetap dalam wadah/kemasan
aslinya.
 Simpanlah supositoria di tempat yang dingin.
 Buanglah obat yang sudah rusak/ expire date.
Suhu penyinpanan obat

 Tempat yang dingin  < 8º C


 Lemari pendingin  2º - 8º C
 Lemari pembeku  -20º C ad -10ºC
 Tempat yang sejuk  8º - 15ºC
 Suhu kamar  15º - 30º C
 Tempat yang hangat  30º - 40º C
 Tempat yang panas  > 40º C
pustaka

 Dra. Liza pristianty, MSi.Apt. “Aturan Pakai dan Rute


Pemakain Obat”, Bagian Farmasi Praktis, FFUA ,2003.
 Dep Kes RI, Farmakope Indonesia ed IV,…
 Ansel “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”. …..
 Lullmann, Color Atlas of Pharmacology 2000 Thieme…..

Anda mungkin juga menyukai