Anda di halaman 1dari 7

“PENGGUNAAN ALKOHOL DALAM

PENGOBATAN
MENURUT PERSPEKTIF ISLAM”

DISUSUN OLEH KELOMPOK


1. DAYANA NOPRIDA
2. DAMAYANTI POLAPA
3. SAHARIAH
4. TRI IMROATUN
•Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda tentang
berobatlah atau carilah obat karena sesungguhnya Allah menurunkan penyakit beserta obatnya.

‫عن أسامة بن شريك قالت األعراب يا رسوال هلل “أال نتداوى قال نعم يا عباد اهلل تداووا فأن اهلل لم يضع داء أال وضع له‬
‫”شفاء أال داء واحدا” قالوا” يا رسول اهلل وما هو”قال” الهرم‬
Artinya :
PENDAHULUA •Dari Usamah bin Syuraik ia berkata: seorang Arab Badui bertanya: “Wahai Rasulullah SAW,
N apakah kami boleh berobat?” Beliau menjawab: “Ya, wahai hamba Allah berobatlah. Karena
Allah tidak menurunkan penyakit kecuali juga menurunkan obatnya, kecuali satu penyakit.”
Mereka beratanya: “apa itu?” Beliau menjawab: “Tua” (HR. At-Tirmidzi)

•‫شفاء‬
ً ‫داءأال أنزل له‬
ً ‫” ما أنزل اهلل‬: ‫عن أبى هريرة رضى اهلل عنه عنالنبى صلى اهلل عليه وسلم قال‬
Artinya : Dari abu Hurairah semoga Allah meridoi kepadanya ia berkata: Rasulullah SAW telah
bersabda: “Allah tidak menurunkan penyakit tanpa menurunkan baginya obat” (HR. Bukhari)

Pengobatan barat yang tidak akan mengenal batasan halal haram (dalam islam). Mereka orang-
orang barat akan memasukan bahan-bahan yang haram (menurut islam) dengan biasa karena
menurut mereka orang barat tidak ada kata haram. Contohnya alkohol
‫حرم عليكم‬
ّ ‫” أن اهلل لم يجعل شفاءكم فيما‬:‫”وعن امسلمة رضى اهلل عنها عن النبى صلى اهلل عليه وسلم قال‬
Artinya :
Dan dari ibnu mas’ud semoga Allah meridhai kepadanya ia berkata: “sesungguhnya Allah tidak
akan menjadikan kesembuhan kalian pada sesuatu yang di haramkan bagi kalian.” (Dikeluarkan
oleh Al-Baihaqqi dan di shahihkan oleh Ibnu Hiban)
Alkohol atau yang sering disebut dengan alkuhul dalam bahasa Arab, yang
bentuk jamaknya (plural) adalah alkuhulat, merupakan cairan yang tidak
berwarna yang memiliki bau khusus yang sering ditemukan dalam minuman
beralkohol .

Dari berbagai jenis alkohol tersebut Etanol yang sering digunakan dalam dunia kimia,
farmasi, dan kedokteran. Etanol merupakan jenis alkohol, dan dibentuk oleh
fermentasi glukosa oleh enzim dalam ragi.

Hukum Mengkonsumsi Obat yang Mengandung Alkohol


Dalam menetapkan hukum penggunaan alkohol untuk pengobatan, ulama fikih tetap berpedoman pada
hukum khamar. Imam mazhab yang empat pada dasarnya sepakat mengatakan bahwa memakai khamar
dan semua benda-benda yang memabukkan untuk pengobatan hukumnya adalah haram. Pendapat ini
beralasan pada hadis riwayat Ibnu Mas‘ud yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya Allah tidak menjadikan obat (untuk) kamu dari sesuatu yang diharamkan memakannya”
(HR. Bukhari). Sebagian ulama Mazhab Hanafi membolehkan berobat dengan sesuatu yang diharamkan
(termasuk khamar, nablz, dan alkohol), dengan syarat diketahui secara yakin bahwa pada benda tersebut
benar-benar terdapat obat (sesuatu yang dapat menyembuhkan), dan tidak ada obat lain selain itu.
Peran Alkohol Dalam Obat
Menurut Drs. Chilwan Pandji Apt Msc, fungsi alcohol itu adalah untuk melarutkan atau mencampur zat-zat aktif, selain sebagai
pengawet agar obat tahan lama
Dr. Dewi mengatakan, “Efek ketenangan akan dirasakan dari alkohol yang terdapat dalam obat batuk, yang secara tidak
langsung akan menurunkan tingkat frekuensi batuknya. Akan tetapi bila dikonsumsi secara terus menerus akan menimbulkan
ketergantungan pada obat tersebut.”
Perbedaan Alkohol dengan khamer
Memang khamer adalah zat yang mengandung alkohol, sedangkan alkohol tidak selamanya disebut khamer .
Berdasarkan dalil:
‫وكلمسكر حرام‬
ّ ‫كلمسكر خمر‬
ّ : ‫بيصلّى اهلل عليه وسلّم قال‬
ّ ّ ‫وعن ابن عمر رضى اهلل عنهما ا ّّن الن‬
“Setiap yang memabukkan adalah khomr. Setiap yang memabukkan pastilah haram.(HR.Muslim

Di lihat dari reaksinya: Alkohol (etanol) dibentuk dari petrokimia (proses dari bahan bakar fosil) melalui hidrasi
etilena. Minuman beralkohol (arak) dibentuk dari melalui fermentasi gula dengan ragi (yeast).
Perbedaan khas lainnya antara etanol dan minuman beralkohol, yaitu asalnya, etanol murni atau etanol kadar tinggi
tidak bisa dikonsumsi. Hal ini berbeda dengan minuman beralkohol. Seandainya alkohol (etanol) murni atau alkohol
kadar tinggi (di atas kadar 60%) ingin dikonsumsi maka cuma ada dua kemungkinan, yaitu sakit perut atau bahkan
mati. Oleh karena itu, seringkali kita lihat bahwa alkohol kadar tinggi (di atas 60%) hanya dipakai untuk luar tubuh
dan tidak dikonsumsi.
HUKUM OBAT YANG MENGANDUNG ALCOHOL
hukum alcohol pada pembuatan (campuran) obat yang banyak digunakan pada saat ini
Yang jadi illah (sebab) pengharaman khomer adalah karena memabukkan .Khomer diharamkan karena illah (sebab
pelarangan) yang ada di dalamnya yaitu karena memabukkan. Jika illah tersebut hilang, maka pengharamannya pun
hilang. Karena sesuai kaidah
‫الحكم ىدور مع العلة وجودا وعدما‬
Artinya: “hukum itu berputar bersama ilatnya dalam mewujudkan dan meniadakan hukum.”
Illah dalam pengharaman khaner adalah memabukkan dan illah ini berasal dari Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’
(kesepakatan ulama kaum muslimin)

Obat-obat yang mengandung alkohol sekarang ini tidak memabukan seperti mabuk yang diakibatkan oleh khamer,
melainkan hanya berefek mengurangi kesadaran para penderita dan mengurangi rasa sakitnya. Jadi ini mirip obat
bius yang berefek menghilangkan rasa sakit (sehingga penderita tidak merasakan sakit sama sekali) tanpa disertai
rasa nikmat dan terbuai.

Adapun mencampur dengan bahan lain dengan perbandingan kadar alkoholnya sedikit sehingga tidak menjadikan
bahan tersebut menjadi khamer (yang haram) menurut Syaikh ibnu Utsaimin
Berkaitan dengan ini perlu dijelaskan kedudukan
PEMBAHASAN hukumnya, adapan penjelasanya sebagai berikut:
Hal ini yang difatwakan oleh a. Jika alkohol digunakan dalam pelarut obat-
beberapa lembaga fikih obatan termasuk dalam kategori memabukan maka
Dari analisa sampel minuman yang hukumnya haram untuk menggunakanya kecuali
internasional, di antaranya:Al- pada kondisi darurat dan penggunaan alkohol yang
memabukkan, biasanya terdapat
Majma’ al-Fiqh al-Islami (Divisi tidak memabukan pada kondisi tidak darurat
alkohol dengan kadar yang
Fiqh Rabithah Alam Islami) dalam diperbolehkan.
berkisar antara 8-20% dan sisanya b. Jika alkohol yang memabukan menjadi obat atau
daurah ke-16, tahun 2002, yang
terdiri dari air dan karbohidrat. Ini campuran obat maka hukumnya diharamkan.
berbunyi:“Boleh menggunakan c. Jika alkohol tersebut bukan termasuk
berarti bahwa alkohol bukanlah
obat yang mengandung alkohol memabukan (Iskar) maka hukumnya
mutlak khamar. Alkohol hanyalah diperbolehkan. d. Dalam kondisi darurat alkohol
dengan kadar sedikit dan telah
salah satu bagian pembentuk diperbolehkan digunakan dengan sewajarnya.
terurai, dimana pembuatan obat e. Apabila digunakan untuk obat luar, seperti
khamar yang terpenting dalam
tersebut merupakan standar pabrik digunakan sebagai rubefacient, gosokan untuk
minuman yang memabukkan. Akan
dan tidak ada obat sebagai menghilangkan sakit, pasien yang terbaring lama
tetapi, karena alkohol adalah zat dan germisida alat-alat sebagai pembersih kulit
penggantinya, dengan syarat
utama yang menyebabkan sebelum injeksi. Maka pemakainya diperbolehkan,
resepnya harus dibuatkan oleh tetapi jika ada benda lain yang lebih baik yang bisa
terjadinya dampak mabuk dalam
seorang dokter yang jujur. Juga menggantikan fungsinya maka sebaiknya alkohol
khamar yang merupakan illat tidak digunakan, hal ini sebagai bentuk kehati-
boleh menggunakan alkohol
diharamkannya khamar, maka hatian (sad az-Dzari‟ah) (Ansharullah. 2011: 123-
sebagai bahan pembersih luka luar, 124).
hukum alkohol dapat disamakan
juga sebagai pembunuh kuman,
dengan khamar (Erwandi Tarmizi,
dan dalam campuran krim dan
2017: 107).
obat gosok”

Anda mungkin juga menyukai