Anda di halaman 1dari 14

SOAL FARMAKOTERAPI TERAPAN

1. Pak Sastro, Pensiunan guru SMUN, 69 tahun, dg keluhan berat badan turun
sejak 2 bulan terakhir (semula 80 kg menjadi 75 kg). Dua minggu yang lalu
mengeluh sulit menahan kencing, terutama pada malam hari. Rasa lapar dan
haus tidak terlalu dirasa sebagai gangguan. Pemeriksaan darah rutin didapat
hasil: GDP = 200 mg/dL, GD 2 jam PP = 339 mg%. Profil lemak darah
normal, kadar asam urat baik. Tentukan P-Drug untuk kasus tersebut. Dan beri
advis non farmakologis kepada pak Sastro.

Jawab : Pak Sastro mengalami DM

GDP 200 mg/dL ≤ 100 mg/dL Diatas normal

GDS 339 mg % ≤ 200 mg/dL Diatas normal

Berdasarkan algoritma terapi :


a. Melakukan lifestyle modification
- Diet (seimbang komposisinya dalam hal karbohidrat, protein, lemak),
makanan yang berserat
- Olahraga ringan yang teratur
b. Jika dengan terapi non obat belum juga turun, dapat diberikan metformin

Pengaturan diet 5,7,11,18


Diet merupakan tahap awal penting pada penatalaksanaan DMG dan bertujuan
a) mencapai normoglikemia dan
b) untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal.
Perlu selalu diingat bahwa menyusun diet pada DMG tidak semata-mata untuk
mencapai normoglikemia, tetapi pengaturan diet baik jumlah kalori maupun komposisi
makanan harus diperhitungkan untuk pertumbuhan janin agar menghasilkan bayi yang
sehat.
1. Jumlah kalori dan komposisi makanan
Jumlah kalori yang dibutuhkann antara 30-35 kcal/kg berat badan ideal yang
diperhitungkan dengan menggunakan indeks Broca (1800 – 2500 kcal/hari). Jumlah
kalori ini terdiri atas 60-70% hidrat arang, 10-15% protein dan sisanya lemak 20-25%.
Jumlah kalori tersebut diberikan dalam enam kali makan .

2. Memantau diabetes terkendali


Di klinik yang maju, semua pasien DMG diajar untuk memantau glukosa darah
sendiri di rumah. Pemantauan glukosa darah mandiri (PGDM) tampaknya lebih unggul
dibandingkan pemantauan intermiten di rumah sakit. PGDM dianjurkan bagi pasien
dengan pengobatan insulin atau pemicu sekresi insulin. Hal ini mempermudah
mencapai normoglikemia dan bagi mereka yang mendapat tambahan insulin akan
memberikan keuntungan untuk mencegah reaksi hipoglikemia berat. Waktu
pemeriksaan PGDM bervariasi tergantung pada terapi. Waktu yang bermanfaat untuk
pemantauan adalah saat sebelum makan dan waktu tidur (untuk menilai risiko
hipoglikemia), 2 jam setelah makan (menilai ekskursi maksimal glukosa selama sehari),
diantara siklus tidur (untuk menilai adanya hipoglikemia nokturnal yang kadang tanpa
gejala), dan ketika mengalami gejala seperti hypoglicemic spells. Disamping itu
dilakukan juga pemeriksaan HbA1c secara berkala setiap 8 - 12 minggu untuk menilai
efek terapi sebelumnya. Kriteria pengendalian DM baik bila HbA1c < 6,5%, sedang bila
6,5 – 8% dan buruk bila > 8%. Pemeriksaan dianjurkan sedikitnya 2 kali setahun 4,5,7,11
2. Pak Didik, Pensiunan pegawai PERTAMINA, 58 tahun, sejak 3 minggu yang
lalu mengeluh sulit menahan kencing, terutama pada malam hari. Sering
pusing dan mual. Rasa lapar dan haus tidak terlalu dirasa sebagai gangguan.
Pemeriksaan darah rutin didapat hasil : GDS = 430 mg/dL. Profil lemak darah
normal, kadar asam urat baik. Tentukan P-Drug untuk kasus tersebut. Dan beri
advis non farmakologis kepada pak Didik

JAWAB: Pasien DM

GDS 430 mg % ≤ 200 mg/dL Diatas normal

GULOHCISAR Atasi komplikasi & penentu kualitas endotel


(pembuluh darah  Pasien DM kualitas hidupnya meningkat

• G (Glucose)  konsumsi & kontrol GD


• U (Uric Acid) kurangi makanan “purin”  JAS-
BUKE (Jeroan, Alkohol, Sarden, Burung dara,
Unggas, Kaldu, Emping)  agregasi trombosit,
urolithiasis, gout.
• L (Lipid) kurangi TEK-KUK-CSS (Telur, Keju,
Kepiting, Udang, Kerang, Cumi, Susu, Santen)
• O (Obesity) cegah/turunkan berat badan
• H (Hypertension)  konsumsi garam

GULOHCISAR…
• C (Cigarette) Stop Smooking
• I (Inactivity) Olahraga rutin dg nilai aerobik yg
tinggi  yg dpt membakar + 300 Kkal/hari or +
2000 Kkal/mgg or jalan kaki + 3 km/hari
• S (Stress) redam stress dg istirahat teratur minimal
6 jam sehari
• A (Alcohol) Stop drinking alcohol
• R (Regular Check Up) Check Up teratur butir no.
1-9 terutama umur 40 tahun ke atas. Utk Pasien
DM/CV rutin tiap bulan
Asuhan Farmasi dalam
Manajemen Pasien DM
 Identifikasi risiko resistensi insulinpada pasien pre
diabetes maupun diabetes
 Pelayanan K-I-E pada pasien DM, ttg:
Menjelaskan gejala hiperglikemia dan hipoglikemia,
modifikasi gaya hidup, berhenti merokok, pemilihan
terapi, monitoring efek samping obat, SMBG (Self
Monitoring Blood Glucose), Manajemen dislipidemia,
Manajemen Hipertensi
 Analisis respon terapi
 Coordinate multiple prescriptions

Asuhan Farmasi
• Membantu dokter menjelaskan tentang
penyakit DM bila diminta pasien
• Membantu pasien mengenali gejala
hiperglikemia
• Mengedukasi pasien untuk menerima
kondisi penyakit DM yang dideritanya
• Merangkul pasien untuk bersama-sama
mengelola penyakit DM yang dideritanya

Asuhan Farmasi
• Membantu perawat dalam mengedukasi
pasien tentang komplikasi akut dan kronis
penyakit DM (termasuk Foot Care)
• Membantu pasien mengenali gejala
terjadinya komplikasi akut & kronis DM 
merujuk kepada ahlinya (Retinopati)
• Mengedukasi pasien dalam mencegah dan
mengelola komplikasi akut & kronis DM
3. Ibu Rina, Pensiunan guru SDN, 62 tahun, dg keluhan berat badan turun sejak 3
bulan terakhir (semula 65 kg menjadi 57 kg). Dua minggu yang lalu mengeluh
sulit menahan kencing, terutama pada malam hari. Rasa lapar dan haus tidak
terlalu dirasa sebagai gangguan. Pemeriksaan darah rutin didapat hasil: GDP =
266 mg/dL, GD 2 jam PP = 335 mg%. Profil lemak darah normal, kadar asam
urat baik. Tentukan P-Drug untuk kasus tersebut. Dan beri advis non
farmakologis kepada ibu Rina

Jawab :

GDP 266 mg/dL ≤ 100 mg/dL Diatas normal

GDS 335 mg % ≤ 200 mg/dL Diatas normal

4. Ibu Riri, Berprofesi sebagai guru SDN, 38 tahun, dg keluhan berat badan turun
sejak 3 bulan terakhir (semula 49 kg menjadi 47 kg). Dua minggu yang lalu
mengeluh sulit menahan kencing, terutama pada malam hari. Rasa lapar dan
haus dirasa sebagai gangguan. Pemeriksaan darah rutin didapat hasil: GDP =
286 mg/dL, GD 2 jam PP = 335 mg%. Profil lemak darah normal, kadar asam
urat baik. Tentukan P-Drug untuk kasus tersebut. Dan beri advis non
farmakologis kepada ibu Riri

GDP 286 mg/dL ≤ 100 mg/dL Diatas normal

GDS 335 mg % ≤ 200 mg/dL Diatas normal

5. Pak Bambang, Pensiunan Perawat, 59 tahun, Dua minggu yang lalu mengeluh
sulit menahan kencing, terutama pada malam hari. Rasa lapar dan haus dirasa
sebagai gangguan. Pemeriksaan darah rutin didapat hasil: GDP = 270 mg/dL,
GD 2 jam PP = 335 mg%. Profil lemak darah normal, kadar asam urat baik.
Tentukan P-Drug untuk kasus tersebut. Dan beri advis non farmakologis
kepada pak Bambang

GDP 270 mg/dL ≤ 100 mg/dL Diatas normal

GDS 335 mg % ≤ 200 mg/dL Diatas normal

6. Pak Hasim 54 tahun, seorang pengusaha sukses. Tinggi badan 170 dan berat
badan 99 kg, mengeluh nyeri dada. Datang ke dokter dan mendapat obat
ISDN 5 mg 3 x sehari. Hasil pemeriksaan darah rutin: GDP 250 mg%,
GD2JPP 312 mg/dL, Kholesterol total 210 mg%, Trigliserida 165 mg/dL. Dia
juga mengeluh pusing & leher ‘cengeng’. Ketika diukur tekanan darah:
190/115 mmHg. Uji fungsi ginjal (RFT) dan uji fungsi hati (LFT) dalam batas
normal, asam urat baik. Tentukan P-drug anda untuk kasus ini.
Jawab : Pasien sebelumnya gemuk. Krn BB yg lbh dari idealnya 55an kg. pasien
mengalami hipertensi, hiperlipidemia, DM tipe 2 (krn umur pasien diatas 30tahun
jg), angina.
Terapi obat :
1. Captopril 12,5mg 3xsehari (direkomendasikan sebagai terapi lini pertama
untuk penderita DM + HT + GANGGUAN FX GINJAL) sehingga nantinya
dapat dicapai TD <130/80 mmHg, DIPIRO,ED 7
2. ISDN 5mg 3xsehari prn
3. Metformin-golongan biguanid (bagus krn dapat meningkatkan HDL) (first
choice untuk DM tipe 2 obes)
4. Lifestyle untuk hperlipidemia dan DM nya (selama 6bln)
5. Banyak minum air putih, agar fungsi ginjal tdk terlalu berat.

ORANG YANG KENA DM + JANTUNG KORONER, LDLNYA HARUS <70-


100 mg/dl

Pendidikan Kolesterol Nasional Program Adult Treatment


Panel III (NCEP ATP III-) 159
pedoman mengklasifikasikan adanya DM sebagai setara risiko PJK, dan
karena itu merekomendasikan bahwa LDL-C akan
diturunkan menjadi <100 mg / dL. Sebuah gol opsional LDL berisiko tinggi
DM
pasien, seperti mereka yang sudah memiliki penyakit jantung koroner, telah
diperbarui untuk
menjadi <70 mg / dL.

Tidak seperti pedoman sebelumnya, pertimbangan lebih adalah


sekarang diberikan kepada HDL-C dan trigliserida. Sasaran utama adalah
pengobatan LDL-C. Setelah target LDL-C tercapai (biasanya dengan
statin), trigliserida mungkin dipertimbangkan untuk farmakologis
manajemen unresponsiveness, dengan asumsi untuk kontrol glikemik
upaya, manajemen berat badan, dan olahraga. Dalam situasi seperti itu,
non-
HDL-C Tujuan didirikan (pengganti untuk semua apolipoprotein B-
mengandung partikel). Tujuan non-HDL-C untuk pasien dengan DM adalah
<130 mg / dL. Niacin atau fibrate dapat ditambahkan untuk mencapai tujuan
tersebut jika
trigliserida adalah 201-499 mg / dL. Niacin atau fibrate juga dapat
ditambahkan jika tujuan LDL-C tercapai, namun pasien memiliki rendah
HDL-C
(<40 mg / dL). Pasien dengan hipertrigliseridemia ditandai (≥ 500 mg /
dL) beresiko untuk pankreatitis. Upaya untuk mengurangi trigliserida dengan
kontrol glikemik, penghapusan penyebab sekunder lainnya (termasuk
obat), dan terapi obat (fibrate dan / atau niacin) yang efektif
strategi pengobatan. ADA juga merekomendasikan tujuan LDL yang sama
tapi tempat meningkatkan HDL sebagai prioritas kedua (Tabel 77-15). itu
definitif peran terapi farmakologis HDL-C dan / atau hiper-
triglyceridemia tipe 2 pasien DM (di luar itu terlihat dengan statin
Terapi) belum terbukti dalam uji klinis.

Terapi sebagai strategi pencegahan primer, agresif mengelola-


pemerintah dislipidemia minimal menuju tujuan low-density li-
poprotein-kolesterol (LDLC) di <100 mg / dL dan sekunder
untuk meningkatkan high-density lipoprotein-kolesterol (HDLC) untuk ≥ 40
mg / dL, dan pengobatan hipertensi (lagi sering membutuhkan
beberapa obat) minimal untuk mencapai tekanan darah <130 /
80 mm Hg sangat penting.
Pencegahan strategi untuk DM tipe 1 telah gagal.
Pencegahan strategi untuk DM tipe 2 ditetapkan. gaya hidup
perubahan, pembatasan diet lemak, latihan aerobik selama 30 menit-
Utes lima kali seminggu, dan penurunan berat badan, membentuk tulang
punggung
sukses pencegahan. Tidak ada obat yang saat ini FDA ap-
terbukti untuk pencegahan diabetes, meskipun beberapa, termasuk
metformin dan rosiglitazone, memiliki bukti potensi keterlambatan
dari terjadinya diabetes

7. Pak Ridho 45 tahun, seorang pengusaha sukses. Tinggi badan 168 dan berat
badan 89 kg, mengeluh nyeri dada. Datang ke dokter dan mendapat obat
ISDN 5 mg 3 x sehari. Hasil pemeriksaan darah rutin: GDP 330 mg%,
GD2JPP 405 mg/dL, Kholesterol total 230 mg%, Trigliserida 165 mg/dL. Dia
juga mengeluh pusing & leher ‘cengeng’. Ketika diukur tekanan darah:
190/115 mmHg. Uji fungsi ginjal (RFT) dan uji fungsi hati (LFT) dalam batas
normal, asam urat baik. Tentukan P-drug anda untuk kasus ini.

pasien mengalami hipertensi, hiperlipidemia, DM, angina.


Terapi obat :
6. Captopril 12,5mg 3xsehari
7. ISDN 5mg 3xsehari prn
8. Metformin
9. Lifestyle untuk hperlipidemia (selama 6bln)

8. Pak Edi 35 tahun, seorang eksekutif muda. Tinggi badan 158 dan berat badan
89 kg, mengeluh nyeri dada. Hasil pemeriksaan darah rutin: GDP 240 mg%,
GD2JPP 312 mg/dL, Kholesterol total 200 mg%, Trigliserida 207 mg/dL. Dia
juga mengeluh pusing & leher ‘cengeng’. Ketika diukur tekanan darah:
190/115 mmHg. Uji fungsi ginjal (RFT) dalam batas normal dan uji fungsi
hati (LFT) menurun (SGPT dan SGOT-nya tiga kali harga normal), asam
urat baik. Tentukan P-drug anda untuk kasus ini.

pasien mengalami hipertensi, hiperlipidemia, DM, angina.


Terapi obat :
10. Captopril 12,5mg 3xsehari
ACEI TERPILIH UNTUK HIPERTENSI DENGAN GAGAL JANTUNG
KONGESTIF. OBAT INI JUGA DITUJUKAN UNTUK HIPERTENSI
PADA DIABETES, DISLIPIDEMIA, DAN OBESITAS, KARENA
DAPAT MENGURANGI RESISTENSI INSULIN.
OBAT INI JUGA SERING DIGUNAKAN UNTUK MENGURANGI
PROTEINURIA PADA SINDROM NEFROTIK DAN NEFROPATIK
DM. SELAIN ITU ACEI JUGA BAGUS UNTUK PENYAKIT
JANTUNG KORONER. (FARMAKOLOGI DAN TERAPI ED 5 TH
2006)
11. ISDN diganti dengan GLISERIN TRINITRAT SUBLINGUAL 0,3 mg. Karena
ISDN tidak dianjurkan untuk pasien dgn kerusakan fungsi hati, akan
memperparah kerusakan hatinya. Nilai SGPT SGOT bisa 3xharga normal.
Meskipun golongan nitrat dapat memperparah ungsi hati, tapi dosis obat
dapat diturunkan. Karena sediaan ISDN paling kecil hny 5mg dan ditakutkan
akan dapat memperparah hepar, mk obat dganti dgn dosis yg lebih kecil, scr
sublingual. Digunakan jika perlu saja.
12. Metformin
13. Lifestyle untuk hperlipidemia (selama 6bln)

Penggunaan Betabloker pada pasien DM yang


mendapat terapi dengan OAD atau insulin tidak
boleh. Karena beta bloker dapat menutupi gejala
hipoglikemik. Gula darah sukar turun.

9. Ibu Nita 54 tahun, seorang ibu rumah tangga. Tinggi badan 168 dan berat badan
89 kg, mengeluh sesak napas. Datang ke dokter dan mendapat obat Digoxin 1
x sehari. Hasil pemeriksaan darah rutin: GDP 240 mg%, GD2JPP 312 mg/dL,
Kholesterol total 230 mg%, Trigliserida 165 mg/dL. Dia juga mengeluh
pusing & leher ‘cengeng’. Ketika diukur tekanan darah: 190/115 mmHg. Uji
fungsi ginjal (RFT) dan uji fungsi hati (LFT) dalam batas normal, asam urat
baik. Tentukan P-drug anda untuk kasus ini.

Jawab : penggunaan digoxin tdk usah dlanjutkan lagi. Pasien dberi captopril dan
metformin. Untuk hperlipidemia dterapi lifestyle.

10.Ibu Eri 42 tahun, seorang pengusaha Catering yang sukses. Tinggi badan 168
dan berat badan 80 kg, mengeluh nyeri dada. Datang ke dokter dan mendapat
obat ISDN 5 mg 3 x sehari. Hasil pemeriksaan darah rutin: GDP 240 mg%,
GD2JPP 312 mg/dL, Kholesterol total 230 mg%, Trigliserida 165 mg/dL. Dia
juga mengeluh pusing & leher ‘cengeng’. Ketika diukur tekanan darah:
190/115 mmHg. Uji fungsi ginjal (RFT) dan uji fungsi hati (LFT) dalam batas
normal, asam urat baik. Tentukan P-drug anda untuk kasus ini.

mengalami hipertensi, hiperlipidemia, DM, angina.


Terapi obat :
14. Captopril 12,5mg 3xsehari
15. ISDN 5mg 3xsehari prn
16. Metformin
17. Lifestyle untuk hperlipidemia (selama 6bln)
11.Ibu Rina 54 tahun, seorang ibu rumah tangga. Tinggi badan 160 dan berat
badan 82 kg, mengeluh sering kesemutan terutama Hasil pemeriksaan darah
rutin: GDP 256 mg%, GD2JPP 327 mg/dL, Kholesterol total 215 mg%,
Trigliserida 330 mg/dL. Dia juga mengeluh pusing & leher ‘cengeng’. Ketika
diukur tekanan darah: 190/115 mmHg. Uji fungsi ginjal (RFT) turun tinggal
70%-nya dan uji fungsi hati (LFT) dalam batas normal, asam urat baik. Ibu
Rina menggunakan kontrasepsi pil oral kombinasi selama 13 tahun Tentukan
P-drug anda untuk kasus ini.

Jawab :

12.Ibu Teti 58 tahun, seorang Dosen di UII Yogyakarta. Tinggi badan 160 dan
berat badan 82 kg, mengeluh sering kesemutan teruta ma Hasil pemeriksaan
darah rutin: GDP 256 mg%, GD2JPP 327 mg/dL, Kholesterol total 425 mg%,
Trigliserida 165 mg/dL. Dia juga mengeluh pusing & leher ‘cengeng’. Ketika
diukur tekanan darah: 160/105 mmHg. Uji fungsi ginjal (RFT) dan uji fungsi
hati (LFT) dalam batas normal, asam urat baik. Ibu Teti menggunakan
kontrasepsi pil oral kombinasi selama 10 tahun. Tentukan P-drug anda untuk
kasus ini.

13.Ibu Endri 36 tahun, seorang SMUN di Yogyakarta selatan. Tinggi badan 160
dan berat badan 78 kg, mengeluh sering kesemutan terutama Hasil
pemeriksaan darah rutin: GDP 256 mg%, GD2JPP 327 mg/dL, Kholesterol
total 215 mg%, Trigliserida 330 mg/dL. Dia juga mengeluh pusing & leher
‘cengeng’. Ketika diukur tekanan darah: 160/105 mmHg. Uji fungsi ginjal
(RFT) dan uji fungsi hati (LFT) dalam batas normal, asam urat baik. Ibu Endri
menggunakan kontrasepsi pil oral kombinasi selama 13 tahun. Tentukan P-
drug anda untuk kasus ini.

14.Ibu Suci 44 tahun, seorang ibu rumah tangga di Yogyakarta selatan. Tinggi
badan 160 dan berat badan 82 kg, mengeluh sering kesemutan teruta ma Hasil
pemeriksaan darah rutin: GDP 344 mg%, GDS 443 mg/dL, Kholesterol total
215 mg%, Trigliserida 330 mg/dL. Dia juga mengeluh pusing & leher
‘cengeng’. Ketika diukur tekanan darah: 160/105 mmHg. Uji fungsi ginjal
(RFT) dan uji fungsi hati (LFT) dalam batas normal, asam urat baik. Ibu Rina
menggunakan kontrasepsi pil oral kombinasi selama 25 tahun Tentukan P-
drug anda untuk kasus ini.

15.Ibu Nadia 60 tahun, seorang ibu rumah tangga di Yogyakarta. Tinggi badan 160
dan berat badan 82 kg, mengeluh sering kesemutan terutama Hasil
pemeriksaan darah rutin: GDP 256 mg%, GD2JPP 327 mg/dL, Kholesterol
total 215 mg%, Trigliserida 330 mg/dL. Dia juga mengeluh pusing & leher
‘cengeng’. Ketika diukur tekanan darah: 160/105 mmHg. Uji fungsi ginjal
(RFT) dan uji fungsi hati (LFT) dalam batas normal, asam urat baik. Ibu Rina
menggunakan kontrasepsi pil oral kombinasi selama 25 tahun Tentukan P-
drug anda untuk kasus ini.

Jawab : Ibu Nadia mengalami DM, OBESITAS, HIPERLIPIDEMIA, HIPERTENSI.


Sebaiknya ibu Nadia mengganti kontrasepsi oral dengan kontrasepsi yang lain.
Seperti kontrasepsi non hormonal (IUD, SPIRAL, KONDOM) atau kalender saja.

Karena ada interaksi antara obat pil KB dengan obat antidiabetes. Karena pil Kb
akan mempengaruhi/mengganggu efektivitas dari ADO.
Obat yang harus dikonsumsi oleh bu Nadia adalah :
1. Captopril 12,5 mg 3xsehari
Obat ini untuk membantu menurunkan tekanan darah. Obat ini sangat
dianjurkan untuk DM disertai hipertensi. Tidak ada interaksinya.
2. Metformin
3. Untuk terapi hiperlipidemia untuk pertama kali lebih baik life style modification
dulu. Berdasarkan algoritma terapi untuk hiperlipidemia, untuk terapi pertama
hiperlipidemia adalah life style dulu, agar ibu tidak obesitas juga. Ntr Dilihat
dalam 6 bulan. Jika tdk ada perubahan dapat digunakan

MONITOR: khasiat obat hipoglikemik oral dan insulin dapat dikurangi


oleh obat-obatan tertentu, termasuk tiazid dan diuretika lainnya,
kortikosteroid, estrogen, progestin, hormon tiroid, hormon
pertumbuhan manusia, gonadotropin-releasing hormone agonis,
fenotiazin, antipsikotik atipikal, amina simpatomimetik, protease
inhibitor, fenitoin, megestrol, danazol, isoniazid, asparaginase,
pegaspargase, diazoxide, temsirolimus, suspensi oral sukralfat, serta
dosis farmakologis asam nikotinat dan agen adrenokortikotropik.
Obat-obat ini dapat mengganggu kontrol glukosa darah karena
mereka dapat menyebabkan intoleransi hiperglikemia, glukosa, baru-
onset diabetes mellitus, dan / atau eksaserbasi DM.

MANAJEMEN: pemantauan klinis Tutup kontrol glikemik dianjurkan


bila obat ini dipakai bersamaan dengan agen antidiabetes. Demikian
juga, pasien harus diamati untuk hipoglikemia ketika obat ini ditarik
dari rejimen terapi mereka. Dosis penyesuaian dari agen hipoglikemik
mungkin diperlukan.

TRANSLETAN DARI STOCKLEY HAL 501


(a) HRT
1. Insulin. Lebih dari setengah dari kelompok 30 penderita diabetes menopause memiliki
abnormalitas-
mal toleransi glukosa ketika diberikan 5mg noretynodrel dengan mestranol
75micrograms, tetapi perubahan dalam persyaratan mereka insulin atau oral-an
obat tidiabetic jarang dan sedikit.
1 A 3-tahun, placebo-controlled, berlari-
Studi yang melibatkan 875 domised wanita pascamenopause menemukan bahwa HRT
(terlindung estrogen terkonjugasi, atau estrogen terkonjugasi ditambah me-
droxyprogesterone atau progesteron) memiliki sedikit, jika ada, efek yang merugikan pada
metabolisme karbohidrat.
2
2. Pioglitazone. Farmakokinetik etinilestradiol dan estrone
tidak terpengaruh ketika Premarin (estrogen konjugasi) dan 0.625mg
Provera (medroxyprogesterone) 5mg diberikan selama 28 hari, dengan piogl-
itazone 45mg setiap hari untuk 14 hari tambahan.
(B) Oral kontrasepsi
Ada banyak laporan tentang efek steroid kontrasepsi pada glutathione-
cose toleransi dalam non-penderita diabetes. Lebih baru laporan dari studi menggunakan
baru, dosis rendah kontrasepsi oral, mendukung saran bahwa perubahan
dalam metabolisme glukosa yang minimal.
4,5
Masalah dengan metabolisme glukosa
tampaknya sangat tidak mungkin ketika dosis estrogen kurang dari
50micrograms.
6 progestogen dalam kontrasepsi oral juga mungkin
penting.
6-9
Progestogen dengan sifat androgenik, seperti norg-
Estrel, levonorgestrel dan untuk norethisterone tingkat yang lebih rendah (norethin-
drone), dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat. Etynodiol (etynodrel),
yang memiliki aktivitas androgenik lemah, ditemukan menyebabkan pengurangan kecil-
tions dalam toleransi glukosa, dan noretynodrel ditemukan tidak-ef
fect.
6-8
Studi yang sehat, non-diabetes wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
mengandung 40micrograms 20 sampai etinilestradiol dengan generasi ketiga
progestogen (Gestodene, desogestrel atau norgestimate) menemukan efek
pada metabolisme karbohidrat pada wanita yang menggunakan kontrasepsi-oral
monophasic
tives, namun toleransi glukosa dikembangkan di 10% dari perempuan tak-
ing kontrasepsi oral trifasik. Ini dianggap bahwa klinis
konsekuensi gangguan toleransi glukosa dan insulin berkurang sensitivitas
ity disebabkan oleh kontrasepsi oral mungkin terbatas pada risiko kelompok misalnya
wanita dengan hiperandrogenisme ovarium, obesitas, kehamilan sebelumnya di-
abetes mellitus, wanita perimenopause, atau wanita dengan riwayat keluarga
diabetes.
10

Sebuah studi di 11 insulin-dependent diabetes, bebas dari komplikasi vaskular-


tions, mengambil dosis rendah kontrasepsi oral (etinilestradiol / Gestodene
30/75micrograms) menemukan bahwa meskipun tingkat plasma yang paling haemo-
variabel statis sebanding dengan yang non-penderita diabetes menggunakan yang sama
persiapan kontrasepsi oral, laju pembentukan fibrin meningkat
dan respon fibrinolitik dilemahkan. Ini berarti bahwa wanita dengan di-
abetes dapat memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap efek thrombogenic oral
kontrasepsi.

mekanisme
Alasan untuk perubahan dalam metabolisme glukosa tidak dipahami. banyak
mekanisme telah dianggap termasuk perubahan sekresi kortisol,
perubahan dalam pemanfaatan jaringan glukosa, produksi dalam jumlah berlebihan
hormon pertumbuhan, dan perubahan dalam fungsi hati.
21
Pentingnya dan manajemen
Cukup baik didokumentasikan. Penggunaan bersamaan tidak perlu dihindari, tetapi
beberapa pasien mungkin memerlukan penyesuaian kecil dalam dosis mereka
antidiabetes
(bertambah atau berkurang). Namun, tampaknya mungkin bahwa darah rutin glutathione-
pemantauan cose akan mengidentifikasi masalah. Serius gangguan dialog-
kontrol betic tampak sangat langka. Ingatlah bahwa kekuatan-terendah
gabungan Preparat kontrasepsi oral (estrogen 20micrograms)
dianjurkan untuk pasien dengan faktor risiko untuk penyakit peredaran darah
(seperti penderita diabetes), sehingga potensi gangguan dengan diabetes mereka con-
Hibah akan diminimalkan jika rekomendasi ini diikuti. Pemilihan
progestogen mungkin juga penting, dengan levonorgestrel memiliki paling
merugikan efek.
Demikian pula, terlepas dari kontrol diabetes, HRT menopause harus
digunakan dengan hati-hati pada penderita diabetes karena peningkatan risiko arteri
penyakit. Lihat juga 'antidiabetics + Tibolone', p.509.
LIAT ADR DARI PAK BUDI TRUS TRANSLATE

16.Pak Budi 46 tahun, seorang Guru Besar di Universitas Islam Indonesia di


Yogyakarta. Tinggi badan 172 dan berat badan 63 kg, mengeluh pusing &
leher ‘cengeng’ dan sering kesemutan terutama bangun tidur di pagi hari.
Ketika diukur tekanan darah: 190/115 mmHg. Hasil pemeriksa-an darah rutin:
GDP 280 mg%, GD2JPP 352 mg/dL, Kholesterol total 358 mg%, Trigliserida
178 mg/dL. Renal Function Test (RFT) dan Liver Function Test (LFT) dalam
batas normal, asam urat baik. Tentukan P-drug anda untuk kasus ini.

17.Ibu Elis 43 tahun menderita diabetes tipe 1 (IDDM), saat ini stabil dengan
terapi injeksi insulin 3 x 8 unit per hari. Belakangan ini didiagnosis hipertensi
ringan. Menurut anda apa pilihan terapinya ?

Jawab : Obat untuk DM tipe 1 + hipertensi ringan


Obatnya tetep insulin 3x8 unit per hari ditambah dengan Captopril 12,5 mg
3xsehari.

Anda mungkin juga menyukai