Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

‘GENETIKA MOLEKULER’
Dosen Pengampu: Ayu Saka Laksmita W., S.Si., M.Si.

Transkripsi

KELOMPOK 2
NI PUTU EKA PUSPITA DEWI (18071003)
SANG AYU MADE ARY PURNAMI (18071006)
NI LUH MADE RAHAYU WIDYA LESTARI (18071010)
NI PUTU AYU NATALIA DEWI (18071014)
DIANA DROSING (18071017)
NI PUTU SARASWATI KRISTINA (18071020)
BARBARA LUSINDA AHOREN (18071023)
GLORIANY TRISELIA KOE HUA (18071026)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tidak terhingga dihaturkan ke hadapan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena atas rahmat dan karunia-
Nya, makalah yang berjudul “Transkripsi” dapat diselesaikan sesuai harapan.
Makalah ini disusun dengan mengerahkan segala pemikiran dan upaya
yang ada, termasuk bantuan dan bimbingan serta sumbang saran dari berbagai
pihak, baik langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari yang sempurna. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan penulis dalam pengetahuan, kemampuan menulis,
mencari sumber dan pengalaman. Oleh karena itu, segala kritik dan saran
perbaikan sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 02 Mei 2020

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Pengertian Transkripsi...............................................................................4
2.2 Perangkat Transkripsi................................................................................5
2.3 Proses Transkripsi.....................................................................................6
2.4 Transkripsi pada Virus............................................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
3.1 Simpulan..................................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


DNA sebagai materi genetik adalah fungsi fenotipik. Artinya,
DNA harus mampu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi individu
organisme sehingga dihasilkan suatu fenotipe tertentu. Fungsi ini
dilaksanakan melalui ekspresi gen, yang tahap pertamanya adalah proses
transkripsi, yaitu perubahan urutan basa molekul DNA menjadi urutan
basa molekul RNA. Dengan perkataan lain, transkripsi merupakan proses
sintesis RNA menggunakan salah satu untai molekul DNA sebagai
cetakan (templat)nya (Agus, 2011).
Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan
sintesis/replikasi DNA (Agus, 2011) yaitu:
1. Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat.
Bedanya dengan sumber basa untuk sintesis DNA
hanyalah pada molekul gula pentosanya yang tidak berupa
deoksiribosa tetapi ribosa dan tidak adanya basa timin tetapi
digantikan oleh urasil.Jadi, keempat nukleosida trifosfat yang
diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP),guanosin trifosfat
(GTP), sitidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat (UTP).
2. Adanya untai molekul DNA sebagai cetakan.
Dalam hal ini hanya salah satu di antara kedua untai DNA
yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul
RNA.Untai DNA ini mempunyai urutan basa yang komplementer
dengan urutan basa RNA48 hasil transkripsinya, dan disebut
sebagai pita antisens. Sementara itu, untai DNA pasangannya, yang
mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA, disebut
sebagai pita sens. Meskipun demikian, sebenarnya transkripsi pada
umumnya tidak terjadi pada urutan basa di sepanjang salah satu
untai DNA. Jadi, bisa saja urutan basa yang ditranskripsi terdapat
berselang-seling di antara kedua untai DNA.
3. Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah
sintesis DNA.
4. Gugus 3’- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’-
trifosfat.
Pada nukleotida berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester
dengan membebaskan dua atom pirofosfat anorganik (PPi). Reaksi ini
jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya saja enzim yang
bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA polimerase.
Perbedaan yang sangat nyata di antara kedua enzim ini terletak pada
kemampuan enzim RNA polimerase untuk melakukan inisiasi sintesis

1
RNA tanpa adanya molekul primer.Secara garis besar transkripsi
berlangsung dalam empat tahap, yaitu pengenalan promoter, inisiasi,
elongasi, dan teminasi (Cohen, 2011). 
Proses transkripsi pada eukariot terjadi di dalam inti sel (nukleus).
DNA tetap berada di dalam nukleus, sedangkan hasil transkripsinya
dikeluarkan dari nukleus menuju sitoplasma dan melekat pada ribosom.
Namun pada sel tumbuhan, transkripsi terjadi di dalam matriks pada
mitokondria dan plastida. Pada proses transkripsi, rantai DNA digunakan
untuk mencetak rantai tunggal mRNA dengan bantuan enzim RNA
polimerase. Enzim tersebut menempel pada bagian yang disebut promoter,
yang terletak sebelum gen. Pertama-tama, ikatan hidrogen di bagian DNA
yang akan disalin terbuka. Akibatnya, dua rantai DNA berpisah. Salah satu
DNA berfungsi sebagai pencetak atau sense, yang lain sebagai antisense.
Pada prokaryotik, rantai RNA langsung ditranslasikan sebelum transkripsi
selesai. Sedangkan pada eukaryotik, rantai di bawah menuju sitoplasma
(ribosom) untuk ditranslasi menjadi produk gen. Pembentukan RNA pada
proses transkripsi melibatkan enzim RNA polymerase (Ditya, 2009).

2
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat ditarik beberapa
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan transkripsi DNA?
2. Apa saja perangkat transkripsi?
3. Bagaimana proses transkripsi DNA?
4. Bagaimana proses transkripsi DNA pada virus?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari transkripsi DNA
2. Untuk mengetahui perangkat transkripsi
3. Untuk mengetahui proses tahapan-tahapan transkripsi DNA
4. Untuk mengetahui proses transkripsi DNA pada virus
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transkripsi


Mekanisme replikasi bahan genetik sangat kompleks dan melibatkan banyak
protein yang masing-masing mempunyai peranan spesifik.. protein-protein yang
terlibat di dalam proses replikasi bahan genetik di kode oleh gen-gen yang terdapat di
dalam bahan genetik itu sendiri. Secara umum, replikasi bahan genetik merupakan
proses pengkopian/penggandaaan rangkaian molekul bahan genetik (DNA/RNA)
sehingga dihasilkan molekul anakan yang sangat identik. (Triwibowo Yuwono, 2002)

Transkripsi merupakan tahap pertama dari proses sintesis protein yang nantinya
dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu translasi. Protein yang dihasilkan dalam proses
ini akan berperan sebagai enzim, hormon, maupun, komponen sel yang penting bagi
kelangsungan hidup organisme (Adi, 2013).

Proses transkripsi membutuhkan bantuan dari enzim yang disebut RNA


polimerase. Enzim ini berfungsi ntuk membuka rantai ganda DNA dan membentuk
rantai RNA dari cetakan (template) DNA yang ingin diterjemahkan (Adi, 2013).

Mekanisme transkripsi mirip dengan replikasi DNA, terutama dalam


penggunaan substrattrifosfat nuclioside dan Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’
seperti halnya arah sintesis DNA. Dua perbedaan utama adalah sebagai
berikut: (1) Adanya untai molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah
satu di antara kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis
molekul RNA. Untai DNA ini mempunyai urutan basa yang komplementer dengan
urutan basa RNA hasil transkripsinya, dan disebut sebagai pita antisens. Sementara
itu, untai DNA pasangannya, yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa
RNA, disebut sebagai pita sens. Meskipun demikian, sebenarnya transkripsi pada
umumnya tidak terjadi pada urutan basa di sepanjang salah satu untai DNA. Jadi, bisa
saja urutan basa yang ditranskripsi terdapat berselang-seling di antara kedua untai
DNA, dan (2) hanya sebagian kecil dari seluruh potensi genetik dari suatu
organisme direalisasikan dalam satu sel. Dalam sel eukariotik dibedakan, sangat
sedikit daritotal DNA yang ditranskripsi. Dalam organisme bersel tunggal, dimana
hampir semua urutan DNA dapat ditranskripsi, jauh lebih sedikit dari setengah dari
semua gen mungkin ditranskripsi setiap saat (Winda, 2005)

Oleh karena itu, dengan transkripsi melibatkan mekanisme yang digunakan untuk


memilih gen tertentu dan untai template untuk transkripsi, karena ini pilihan sebagian
besar mengatur kemampuan metabolisme sel. Mekanisme beroperasi secara luas
ditingkat inisiasi dan terminasi transkripsi, melalui tindakan-tindakan protein yang
kontak DNA dalam yang sangat spesifik (winda, 2005)
5

Transkripsi pada prokariota dan ekariota memiliki sedikit perbedaan, hal ini
karena perbedaan dalam komplekstitas DNA tersebut. DNA prokariota lebih pendek
dan sederhana, sedangkan DNA eukariota sangat panjang dan dikemas sedemikian
rupa dengan berbagai macam protein seperti histon (Adi, 2013).

2.2 Perangkat Transkripsi


Terdapat dua perangkat penting dalam proses transkripsi yaitu pertama utasan
model cetakan,dan kedua enzim pengkatalisis polymerase RNA.

1. Utas DNA
Satu utasan RNA merupakan hasil transkripsi dari satu ruas DNA pada
kromosom,yaitu ruas yang dibatasi oleh promoter dan terminator.Baik promoter
maupun terminator merupakan sederetan basa yang menjadi tanda bagi enzim
polymerase RNA untuk mengawali dan mengahiri proses transkripsi.Gen hanya
mengendalikan satu protein.Dari satu gen hanya satu RNA yang dihasilkan,dan
bila kedua utasan tersebut digunakan sebagai model cetakan maka akanada dua
RNA yang dihasilkan oleh satu gen.Hanya satu dari dua utasan DNA digunakan
sebagai model cetakan,sedangkan utasan lain merupakan utas pendamping
(Albert, 2011).
Sebenarnya semua utas DNA tunggal dapat digunakan sebagai utas cetakan
oleh polymerase RNA.Polimerase RNA mempunyai kemampuan untuk
membedakan kedua utasan DNA menjadi utas cetakan dan utas
pendamping,kemampuan ini dipunyai oleh polymerase RNA berkat adanya factor
sigma yang dapat mengenali promoter.Promotor merupakan rangkaian nukleotida
yang tersusun sedemikian rupa sehingga dapat menjadi isyarat bagi faktor sigma
untuk membawa polymerase RNA mulai bekerja mensintesis RNA (Albert, 2011).
2. Transkriptase
Istilah transcriptase digunakan untuk enzim polymerase RNA yang berperanan
dalam proses transkripsi.Transkripsi bakteri berbeda dengan eukariot baik dalam
struktur maupun proses kerjanya.
1) Transkriptase E.coli
Pada bakteri subunit-subunit protein menyusun holoenzim dan factor-
faktor yang termasuk dalam holoenzim,yaitu enzim inti dan factor
sigma.Enzim inti disusun oleh lima subunit yaitu β,β’,ω,dan 2 subunit α.
Polimerisasi atau sintesis RNA dapat dilakukan oleh enzim inti tanpa factor
sigma. Tetapi enzim ini tidak mampu mengenali dengan tepat promoter,dan
untuk mengenalinya diperlukan factor sigma. Terdapat dua subunit lain
yaitu factor rho dan nusA, yang ikut dalam proses transkripsi tetapi bukan
penyusun holoenzim transcriptase.Protein nusA akan menempel pada
enzim inti menggantikan factor sigma dan kemungkinan berfungsii dalam
sintesis perpanjangan rantai RNA.Faktor rho akan menempel pada enzim
6

inti untuk menghentikan sintesis RNA,dan membebaskan transcriptase dari


DNA dan RNA  yang dihasilkan (Cambell, 2009).
2) Transkripsi pada Eukariot
Mekanisme transkripsi pada eukariot pada dasarnya menyerupai
mekanisme pada prokariot. Namun, begitu banyaknya polipeptida yang
berkaitan dengan transkripsi pada eukariot menjadikan mekanisme tersebut
jauh lebih kompleks daripada mekanisme pada prokariot (Campbell, 2010).
Ada tiga macam kompleks RNA polimerase, yang masing-masing
diperlukan untuk transkripsi tipe-tipe gen eukariot yang berbeda. Perbedaan
ketiga macam RNA polimerase tersebut dapat diketahui melalui pemurnian
menggunakan teknik kromatografi dan elusi pada konsentrasi garam yang
berbeda. Masing-masing RNA polimerase mempunyai sensitivitas yang
berbeda terhadap toksin jamur α-amanitin, dan hal ini dapat digunakan
untuk membedakan aktivitasnya satu sama lain (Campbell, 2010).
a. RNA polimerase I (RNA Pol I) mentranskripsi sebagian besar
gen rRNA. Enzim ini terdapat di dalam nukleoli dan tidak
sensitif terhadap α-amanitin.
b. RNA polimerase II (RNA Pol II) mentranskripsi semua gen
penyandi protein dan beberapa gen RNA nuklear kecil
(snRNA). Enzim ini terdapat di dalam nukleoplasma dan
sangat sensitif terhadap α-amanitin.
c. RNA polimerase III (RNA Pol III) mentranskripsi gen-gen
tRNA, rRNA,  snRNA dan beberapa RNA kecil lainnya.
Enzim ini terdapat di dalam nukleoplasma dan agak sensitif
terhadap α-amanitin.

2.3 Proses Transkripsi


Terdapat tiga peristiwa penting dalam proses transkripsi yang menentukan
ketepatan hasil transkripsi .Tahapan tersebut adalah inisiasi, sintesis perpanjangan
RNA, dan proses akhir transkripsi. Dalam ketiga proses ini enzim inti transkriptase
dengan dibantu oleh faktor-faktor pendukungnya akan bekerja dengan sangat teliti
untuk menghasilkan RNA dengan ukuran dan runtunan yang tepat (Weaver, 2002).

1. Promotor dan Proses Inisiasi Transkripsi


Proses inisiasi akan menentukan apakah suatu gen akan dapat diekspresikan
(ditranskripsikan ) atau tidak , dan juga menentukan benar atau tidaknya hasil
transkripsi. Pada bakteri inisiasi diawali dengan pengenalan promotor oleh
faktor sigma dilanjutkan dengan penempelan enzim in pada promtor, dan
pengudaran pilinan helix ganda untuk memulai RNA (Weaver, 2002).
a. Promotor E.coli
7

Promotor E.coli mempunyai ukuran sekitar 40 pasang basa , dengan


tiga titik penting yaitu kotak -35, kotak -10 dan titik awal transkripsi.
Kotak -35 dan -10 terdiri dari beberapa pasang basa, dan runtutannya
merupakan deretan konsesus. Titik awal replikasimerupakan utas basa
pertama  DNA yang ditranskripsikan ke dalam basa RNA. Mulai dari titik
tersebut kearah bagian hilir ( ujung 5P pada utas cetakan) diberi koordinat
positif selanjutnya nukleotida pada bagian hulu diberi tanda negatif. Kotak
-35  terdapat pada basa yang berjarak 35 pasang basa kearah hulu dari titik
awal transkripsi. Hal yang sama berlaku untuk kotak -10 (Weaver, 2002).
Kotak -35 mempunyai fungsi sebagai isyarat penempelan buat
transkriptase pada DNA. Isyarat-isyarat ini dapat dikenali oleh faktor
sigma, salah satu subunit dari transkriptase yang akan mengiring
trankriptase agar dapat menempel pada tempat yang tepat. Kotak ini
mempunyai rangkaian konsensus 5’TGTTGACA3 (Weaver, 2002).
Kotak -10, yang juga disebut kotak Prinbow, dengan rangkaian
konsensus 5’TATAAT3’ merupakan tempat awal  syarat untuk dapat
dilakukannya proses transkripsi , karena itu penguaraian heliks ganda
menjadi utas tunggal merupakan pekerjaan pertama dari Transkriptase.
Kotak Prinbow disusun oleh oleh rangkaian pasangan basa AT, yang
merupakan pasangan basa yang mempunyai ikatan hidrogen paling lemah,
sehingga pada wilayah ini utas ganda paling mudah dipisahkan.Antara
kotak -35 dengan kotak Pribnow dipisahkan (dalam 90% kasus) oleh16-18
pasang nukleotida (Weaver, 2002).
b. Promotor Eukariot
Promotor eukariot struktur promotor gen yang dikenali oleh polimerase
RNA eukariot. Pada polimerase RNA II ditemukan adanya runtunan basa
TATAAATA , sering disebut kotak TATA, yang ditemukan sekitar 25-30
basa sebelum situs awal transkripsi . Pada polimerase RNA III, yaitu yang
mensintesis RNA5S, terdapt ruas promotor yang terletak sekitar 40 sampai
80 basa di sebelah hilir titik awal transkripsi; jadi wilayah ini akan ikut
tertranskripsikan kesalam RNA . Untuk pengenalan ruas tersebut
diperlukan adanya protein pengatur yang mengaktivkan polimerase RNA
III dan membimbingnya untuk memulai transkripsi pada tempat yang tepat
(Mathews, 1996).
Pengamatan lebih lanjut terhadap transkripsi oleh polimerase II
menunjukkan adanya ruas yang nyata di sebbelah hulu kotak TATA yang
disebut ruas pemacu (enhancer). Ruas ini berfungsi meningkatkan
intensitas penenpelan transkriptase pada promotor, atau meningkatkan
kegiatan transkripsi invivo .pentingnya ruas pemacu dalam transkripsi
pertama kali dicatat pada virus hewan SV40. Suatu ruas yang mengandung
dua rangkaian 72 pb identik , yang diulang kembar (tandem), terletak
sekitar 200 pasang basa disebelah hulu titik awal transkripsi . Dengan
8

teknik molekular dimungkinkan untuk memotong ruas pemacu ini.


Terlihat bahwa dengan kehilangan salah satu ulangan (72 basa) tersebut
masih memungkinkan ruas pemacu mendukung transkripsi normal, tetapi
bila keseluruhan ruas tersebut yang dibuang maka akan terjadi penurun
aktivitas transkripsi in vitro. Suatu ruas pemacu dapat berada disebelah
hilir atau disebelah hulu titik awal transkripsi; dengan jarak yang berbeda-
beda; posisi ini tidak mempunyai pengaruh yang penting (Mathews, 1996).

2. Proses Sintesis Perpanjangan RNA (Elongasi)


Setelah transkriptase mengenali isyarat awal dan beberapa ribonukleotida
dirangkaikan maka selanjutnya akan berlangsung proses perpanjangan RNA.
Dalam proses perpanjangan ini faktor sigma tidak diperlukan lagi dan akan
terlepas dari enzim inti, dan kemungkinan diganti oleh protein lain yaitu nusA.
Setelah lepas dari faktor sigma, yang cara yang cara kerjanya sangat teliti dalam
memeriksa runtunan basa, enzim inti transkriptase akan berjalan lebih cepat
(Yuhanto, 2011).
Terdapat tiga pekerjaan yang dilakukan oleh inti transkriptase, yaitu membuka
pilinan heliks DNA, melakukan sintesis RNA, dan memulihkan kembali pilinan
DNA.situs penguraian heliks DNA terletak setara dengan 12 pb ruas DNA dari
ujung muka transkriptase, sedangkan situs pemulihan pilinan terletak sekitar 17
pb ke hilir situs pengurai heliks. Pada selang antara kedua situs ini akan
terbentuk DNA utas tunggal setempat, dan pada salah satu utas , yaitu utas DNA
cetakan akan terbentuk hibrid DNA-RNA (Yuhanto, 2011)..
Polimerase mencakup sekitar 60 pb DNA, polimerase akan bergerak
sepanjang DNA, dan dalm waktu bersamaan di bagian hulu akan terjadi
penguraian heliks DNA dan di bagian hilir terjadi pemulihan kembali kembali
pilinan heliks tersebut. Bersamaan dengan pergerakan ini, pada bagian hulu situs
hibrid DNA-RNA akan terjadi sintesis atau penambahan riboknukleotida, dan
pada bagian hilir RNA terpisah dari DNA, dan sepanjang ruas hibrid tetap 17
pb. Pada saat penguraian atau pemulihan heliks ganda DNA, dan juga
pembentukan hibrid DNA-RNA, enzim polimerase RNA juga mempunyai
kemampuan aktivitas topoisomerase (Yuhanto, 2011).
9

Gambar 1. Struktur skematik gelembung transkripsi selama elongasi .

3. Terminator dan Proses Akhir Transkripsi  

Terminator merupakan rangkaian nukleotida DNA yang merupakan isyarat


bagi transkriptase.Terdapat dua jenis terminator, yaitu terminator yang
memerlukan faktor rho. Pada terminator jenis pertama transkriptase akan
berhenti bekerja dan tetap berada pada DNA sampai datang faktor rho yang
akan memisahkan DNA transkriptase serta RNA yang baru dibentuknya.
Sedangkan pada terminator tanpa faktor rho setelah transkriptase mencapai
terminator dan proses transkriptase berhenti, maka kemudian RNA dan enzim
transkriptase akan terlepas dari DNA (Wicelle, 2009).

Semua terminator yang dipelajari pada prokariot mengandung dua rangkaian


pasangan nukleotida yang runtunanya merupakan kebalikan dari runtunan yang
lain. Dalam satu utas DNA, satu rangkaian maerupakan pasangan anti paralel
dari rangkaian yang lainseandainya dibaca dari arah yang berlawanan, sehingga
kedua rangkaian tersebut dapat berpasangan. Kedua ruas ulang balikini
dipisahkan oleh sejumlah basa, misal pada terminator yang terdapat pada ruas
pengawal operon triptofan (trpl) masing-masing ruas ulang baliknya disusun
oleh tujuh pasang basa, dan kedua ruas tersebut dipisahkan oleh pasang basa
(Watson, 2008).

Basa-basa terminator akan ditranskriptasikan kedalam  RNA. Karena adanya


dua rangkaian ualang balik yang dipisahkan oleh sejumlah nukleotida maka
10

pada RNA akan terdapat  dua ruas yang berpasangan. Dan bila hal ini terjadi
maka akan ditemukan adanya struktur seperti jepit rambut, yaitu dua batang
yang berpasangan yang dihubungkan oleh suatu simpul. Struktur jepit rambut ini
memberi isyarat kepada transkriptase untuk mengakhiri pekerjaannya dalam
sistesis RNA.Isyarat tersebut mungkain dapat berupa memperlambat dan
menghentikan pergerakkan transkriptase sepanjang utasan DNA (Watson,
2008).

Pada terminator tanpa faktor rho disamping adanya ruas ulang balik juga
terdapat rangkaian pasangan basa poliAT, yang letaknya tepat di hilir ruas ulang
balik yang terakhir. Rangkaian basa A terdapat pada utas cetakan DNA,
sehingga akan ditranskriptasikan menjadi poliU pada RNA tepat setelah struktur
jepit rambut. Jadi setelah ditrasnskripsikan menjadi poliAT maka pada situs
hibrid DNA-RNA pada transkriptase akan terdapat pasangan hibrid poliAU.
Seperti diketahui bahwa pasangan poliAU merupakan pasangan yang paling
lemah, maka hibrid DNA-RNA ini akan mudah lepas. Jadi dengan mekanisme
ini proses pemisahan antara DNA, RNA, dan transkriptase terjadi pada saat
akhir proses transkripsi (Wicelle, 2009).

Terminator dengan faktor rho tidak mengandung ruas poliAT sebagai


penutupnya. Jadi pada akhir transkripsi tidak akan ada pasangan poliAU pada
situs hibrid DNA-RNA transkriptase. Setaelah terbentuk struktur jepit rambut
transkriptase akan mengakhiri proses transkripsi, tetapi DNA, RNA, dan enzim
transkriptase belum dapat terpisah.diperlukan jasa faktor rho, yaitu suatu protein
yang merupakan subunit trankriptase, yang akan berperan memisahkan
DNA,RNA, dan trankriptase dari kompleks yang terbentuk selam transkripsi
(Wicelle, 2009).

Pengetahuan mengaenai proses akhir transkripsi eukariot masih sedikit bila


dibandingkan dengan yang diketahui pada bakteri.Berbeda dari yang berlaku
pada bakteri, pada eukariot proses akhir tidak ditentukan oleh tanda akhir
transkripsi melainkan oleh tanda untuk pemotongan RNA. Beberapa RNA sel
dan virus eukariot mengandung runtunan basa AAUAAA dalam wilayah dari
11-30 basa sebelah hulu ujung 3’tempat pemotongan. Setelah proses
pemotongan ini kemudian pada proses pascatranskripsi akan ditambahkan
rangkaian poliA pada ujung hasil pemotongan tersebut (Wicelle, 2009).                               

4. Jenis RNA Hasil Transkripsi

RNA dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu RNA genetik dan RNA
non-genetik.

a. RNA genetic
11

RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai
pembawa keterangan genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada
makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, misalnya virus.Ketika
virus ini menyerang sel hidup, RNA yang dibawanya masuk ke sitoplasma
sel korban, yang kemudian ditranslasi oleh sel inang untuk menghasilkan
virus-virus baru. Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan DNA,
baik sebagai materi genetik maupun dalam mengatur aktivitas sel (Fina
wuner, 2015).
b. RNA non-genetik
RNA non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik
sehingga RNA jenis ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang juga
memiliki DNA.Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA non-genetik
dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan Rrna (Fina wuner, 2015).
a) mRNA (messenger RNA) atau RNAd (RNA duta)
RNAd merupakan RNA yang urutan basanya komplementer
(berpasangan) dengan salah satu urutan basa rantai DNA.RNA jenis ini
merupakan polinukleotida berbentuk pita tunggal linier dan disintesis
di dalam nukleus. Panjang pendeknya RNAd berhubungan dengan
panjang pendeknya rantai polipeptida yang akan disusun. Urutan asam
amino yang menyusun rantai polipeptida itu sesuai dengan urutan
kodon yang terdapat di dalam molekul RNAd yang
bersangkutan.RNAd bertindak sebagai pola cetakan pembentuk
polipeptida.  RNAd membawa kode-kode genetik komplemen dari
DNA di inti sel menuju ke ribosom di sitoplasma. RNAd ini dibentuk
bila diperlukan dan jika tugasnya selesai, maka akan dihancurkan
dalam plasma (Fina wuner, 2015).
b) tRNA (transfer RNA) atau RNAt (RNA transfer)
RNA jenis ini dibentuk di dalam nukleus, tetapi menempatkan diri
di dalam sitoplasma.RNAt merupakan RNA terpendek dan bertindak
sebagai penerjemah kodon pada RNAd. Fungsi lain RNAt adalah
mengikat asam-asam amino di dalam sitoplasma yang akan disusun
menjadi protein dan mengangkutnya ke ribosom. Bagian RNAt yang
berhubungan dengan kodon RNAd dinamakan anticodon (Fina wuner,
2015).
c) rRNA (ribosomal RNA) atau RNAr (RNa ribosomal)
RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosom
meskipun dibuat di dalam nukleus.RNAr bersama protein membentuk
ribosom, ialah benda-benda berbentuk butir-butir halus di dalam
sitoplasma.Lebih dari 80% RNA merupakan RNAr.Ribosom bertindak
sebagai “mesin” perakit dalam sintesis protein yang bergerak ke satu
arah sepanjang RNAd.Di dalam ribosom, molekul RNAr ini mencapai
30-46% (Fina wuner, 2015).
12

Namun demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya


sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi
genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup.Ekspresi
genetik merupakan proses penerjemahan informasi genetik (dalam
bentuk urutan basa) menjadi protein, dan lebih jauh lagi: karakter (Fina
wuner, 2015).
Informasi yang dibawa bahan genetik tidak bermakna apa pun
apabila tidak diekspresikan menjadi fenotipe.Dalam peran ini, RNA
diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam
proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk
‘triplet’, tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap
kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti),
monomer yang menyusun protein (Fina wuner, 2015).
d) snRNA (small nuclear RNA)
Dalam inti eukariot terdapat sekumpulan RNA khas berukuran kecil
yang disebut snRNA.snRNA berperanan penting dalam proses pasca
transkripsi, yaitu saat pemotongan intron (Fina wuner, 2015).
2.4 Transkripsi pada Virus
1. System mRNA virus
Virus mempuyai keragaman genom yang sangat besar bila di bandingkan
dengan bakteri dan eukariot. Jenis genom ini akan menentukan proses ekspresi
gennya. Virus kelas I atau virus DNA utas ganda (ug) akan mengekpresikan
gennya sebagai mana bakteri, yaitu melalui proses transkripsi membentuk mRNA
yang selanjutnya mRNA ini akan digunakan dalam proses translasi (Mathews,
1996).
Virus kelas II, atau virus DNA ut(+), genomnya homolog terhadap mRNA
sehingga tidak dapat digunakan sebagai utas cetakan untuk membentuk mRNA.
Tahap awal dalam ekspresi gennya ialah merubah genomnya menjadi utas ganda
dengan membentuk utas DNA (-), yang selanjutnya utas (-) tersebut akan
digunakan sebagai utas cetakan dalam transkripsi untuk membentuk Mrna
(Mathews, 1996).
Virus kelas III, yaitu virus RNAug, sebagai mana virus DNAug akan
mengunakan utasan (-) untuk mencetak mRNA, hal yang sama akan akan
dilakukan oleh virus kelas IV, virus RNAut(-), yang dalam ekspresi gennya akan
menggunakan genomnya untuk mencetak RNA berutas (+) yang akan berperan
sebagai Mrna (Mathews, 1996).
Virus kelas V yang mempunyai RNAut(-) sebagai genomnya akan
menggunakan genomnya sebagai mRNA, artinya dalam proses translasi genomnya
akan langsung digunakan oleh ribosom dan tRNA sebagai model untuk mensintesis
rantai polipeptida.
13

Virus kelas VI, yang mempunyai genom RNAut(+), setelah menginfeksi


inangnya akan melakukan transkripsi balik mencetak DNA. DNA virus berutas
ganda akan berintegrasi dengan kromoson inang, dan mampu mengekspresikan
gen-gennya melalui proses transkripsi biasa dengan membentuk Mrna (Mathews,
1996).

2. Transkripsi Balik
Transkripsi balik ialah proses pembentukan DNA dengan menggunakan RNA
sebagai model cetakkannya. Proses ini sesuai dengan namanya, merupakan
kebalikan dari traskripsi normal, yaitu pembentukan RNA dengan menggunakan
DNA sebagai cetakanya. Proses ini berlangsung dibawah kendali enzim
transcriptase balik. Di dalam proses ini digunakan untuk perbanyakan material
genetic retrovirus ( virus family Retroviradea ) yang menginfeksi hewan,
(vertebrata mamalia) dan virus retoid( yang menyerang tanaman, seperti Virus
mosaic kol kembang dan virus family hepadnaviradae ). Kedua jenis virus ini
mengandung RNA sebagai material genetiknya, dan sanggup menghasilkan enzim
transcriptase balik. Enzim ini juga dihasilkan oleh partikel tipe A (partikel DNA
intraselular pada tikus), dan elemen Ty (elemen loncat pada saccharomyces)
(Reksoatmodjo, 1993).
Transkiptase-balik merupakan enzim polymerase DNA yang menggunakan
RNA sebagai model cetakannya.Enzim ini tersusun oleh dua subunit yaitu subunit
α dan subnit β. Dalam kegiatanya selain mempunyai aktivitas transcriptase balik,
juga terdapat fungsi aktivitas RNase H dua arah dan aktivitas DNA
endonuklease.Fungsi polymerase DNA serta RNase H dikandung oleh subunit α
(Reksoatmodjo, 1993)..
3. Contoh transkripsi balik dalam perbanyakan retrovirus
Retrovirus mula-mula dijelaskan oleh Peyton Rous (1911) yang menemukan
sarcoma yang dapat ditularkan pada ayam.Virus penyebabnya sekarang dikenal
sebagai RSV (Rous Sarcoma Virus).Virus ini sekarang menjadi model untuk studi
baik pada virus penyebab tumor maupun nirtumor.Material genetik retrovirus
adalah RNA berutas tunggal, dalam satu virion terdapat dua molekul atau genom
RNA; jadi virus ini merupakan virus RNA diploid. Dalam satu molekul RNA 
terdapat tiga buah gen, yaitu gag, pol, dan env, yang keseluruhannya yang penting
untuk perkembangbiakan virus (Winda, 2005)
Gen gag menyandikan pembentukan poliprotein yang akan dipotong menjadi 4
atau 5 komponen inti virus. Ruas pol akan menyandikan enzim transcriptase balik.
Gen ini diekspresikan bersama-sama dengan gen gag dan diperoleh precursor
poliprotein gag-pol, yang selanjutnya akan menghasilkan suatu kompleks protein
yang mengandung aktivitas, transkripsi balik, RNaseH dan DNA endonuklease.
Ruas env setelah sebelumnya sipisah dari genom virus akan menghasilkan suatu
14

mRNA, akan diekspresikan menghasilkan komponen protein penyusun mentel


(Winda, 2005).
Selain ketiga ruas gen tersebut terdapat ruas L yang merupakan ruas pengawal;
ruas (-)PBS merupakan situs penempelan molekul primer untuk sintesis utas (-)
DNA, dan terdapat sebelah hulu ruas L; ruas P disebelah hilir gen env, diduga
tempat penempelan molekul primer untuk utas (+) DNA. Dua ujung khas U3 da U4
masing-masing terdapat diujung 3’ dan ujung 5’. Dan paling ujung, (baik untuk
ujung 3’ maupun 5’) terdapat ruas berulang yang sama, yaitu R. sebagaimana
umumnya terjadi pada molekul mRNA pada ujung 5’, setelah proses transkripsi
akan ditambahkan ruas topi pada ujung 5’ dan ruas poliadenil pasa ujung 3. RNA
dengan protein yang dihasilkan oleh gag-pol akan membentuk kompleks
nukleotida “inti” virus, dan selanjutnya dibungkus protein mantel hasil gan env.
Pada bagian luar virion  masih terdapat membran pembungkus yang berasal dari
membran plasma sel inang. Perkembangbiakan virus ini dimulai dengan masuknya
virion ke dalam sel inang (Winda, 2005).
Transkriptase balik yang berasal dari inti virus akan bekerja membentuk DNA
virus. Pada proses transkripsi balik retroviridae, transcriptase balik mula-mula akan
mensintesis utas (-). Sintesis dimulai dengan meletakkan RNA primer yang dalam
hal ini digunakan tRNA yang diletakkan pada situs (-)PBA. Untuk memulai
transkripsi balik digunakan tRNA-pro sebagai primer, tetapi pada virus tumor susu
tikus, virus visna dan virus AIDS digunakan tRNA-lys. Transcriptase balik mula-
mula akan mensintesis ruas khas U5 R U3, dengan membaca kedua ujung RNA
retrovirus, dan kemudian dilanjutkan dengan sintesis bagian lainnya. Bersamaan
dengan sintesis utas (-)DNA oleh aktivitas transcriptase baliik, aktivitas RNaseH
juga bekerja akan menghapus utas RNA yang telah dibaca (catatan: aktivitas
RNaseH dikandung oleh enzim transcriptase balik). Sintesis utas (+) DNA dimulai
dengan sintesis runtutan U3 R U5, dimulai dari situs penempelan tRNA primer
yaitu situs P, dan selanjutnya sintesis utas (+) akan dilakukan dengan
menggunakan utas (-) DNA sebagai model cetakan. Arah pertumbuhan sintesis
utas (+) akan  berlawanan dengan pertumbuhan utas(-). Pada akhir proses
transkripsi balik akan diperoleh DNA berutas ganda ruas LTR (U3 R U5) pada
kedua ujungnya (Winda, 2005).
Utas DNA linear akan masuk kedalam inti sel inang dan berintegrasi dengan
kromoson inang. Agar dapat berintegrasi DNA retrovirus harus ditransformasi
menjadi bentuk lingkaran dengan ruas LTR sebagai titik sambungnya. LTR ini
kemudian akan menjadi situs khas rekombinasi dalam proses integrasi kedalam
kromoson sel inang. Selanjutnya, setelah DNA virus terintegrasi, dengan
memamfaatkan promotor dan terminator kromoson inang, dapat dibentuk RNA
virus baik keseluruhan genom maupun dalam bentuk mRNA subgenomuntuk
menghasilkan protein-protein virus. melalui proses ekspresi ini dapat dibentuk
virus-virus baru yang selanjutnya dapat menyerang inang yang lain. Perkembang
15

biakan juga dapat berjalan dengan replikasi DNA virus yang terintegrasi, yang
berlangsung bersama-sama dengan replikasi kromosom inang (Winda, 2005).
16

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Transkripsi, yaitu perubahan urutan basa molekul DNA menjadi urutan
basa molekul RNA. Dengan perkataan lain, transkripsi merupakan
proses sintesis RNA menggunakan salah satu untai molekul DNA
sebagai cetakan (templat)nya.
2. Mekanisme transkripsimirip dengan replikasi DNA, perbedaannya yaitu
adanya untai molekul DNA sebagai cetakan dan hanya sebagian kecil
dari seluruh potensi genetik dari suatu organisme direalisasikan dalam
satu sel.
3. Proses transkripsi ada 3,yaitu inisiasi,elokasi dan terminasi.
4. Transkripsi pada virus tergantung pada jenis genomnya.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari yang sempurna, ke
depannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
“Transkripsi” dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya
dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga bisa
dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk menyempurnakan
pembuatan makalah ini di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Adi setiawan, E.J.2013. makalah Transkripsi (https://id.scribd.com) diakses pada tanggal


02 mei 2020.

Agus, H. Susanto.2011.Genetika.Graha Ilmu. Yogyakarta

Albert,B.,D.Bray, J.lewis, M.Raff, K.Roberts,J.D.Watson.,1994.Molecular Biology of the


cell.  Garland Publishing, Inc, New York.

Cambell.2009.Biochemistry.Canada: Thomson Brooks

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G.,2010.Biologi Jilid I. Alih bahasa lestari,R.et
al.safitri,A.,Simarmata,L.,Hardani,H.W.(eds). Erlangga,Jakarta.

Cohen, G.N.2011.Microbial Biochemistry 2nd.Paris: Springer Science+Business Media B.V.

Ditya, F.G.2009. Genetika Molekuler (https://id.scribd.com) diakses pada tanggal 02 mei


2020.

Fina wuner.2015.Makalah Materi Genetika (www.academia.edu) diakses pada tanggal 02


Mei 2020.

Mathews,k.christopher.1996.Biochemistry second edition. Menlo park:oregon state

University

Reksoatmodjo, S.M.I.,1993.Biologi Sel.Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Direktorat


Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Pendidikan
Tinggi.

Watson, J.D., T.A. Baker, S.P. Bell, A. Gann, M. Levine, R. Losick., 2008.  Molecular
Biology of The Gene.  Pearson Education, Inc, San Francisco.

Weaver,f.Robert.2002.Molekular biology second edition.America: University of Kansas

Wicelle, V., 2009. Cell Performance. Genetics Journal Vol. 1 No. 1 December 2009 Pages
28.

Winda santhi. 2005. Transkripsi (www.academia.edu) diakses pada tanggal 02 Mei 2020.

Yulianto, S. E., 2011. Sintesis Protein. http://konsepbiologi.wordpress.com. Diakses Pada


tanggal 24 April 2013 pukul 21.23 WITA.

Anda mungkin juga menyukai