Anda di halaman 1dari 5

FARMAKOTERAPI II

Kelompok 2

Ade Nurlian 1513015059

Jessica 1513015009

Lidia Maharani 1513015017

Lusi Setiowati 1513015025

Muhammad Fajar Atma D 1513015049

Megawati 1513015013

Ika Nur Annisa W 1513015127

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2018
A. Kasus :

Ny. NS, 52 tahun, 65 kg, 157 cm, MRS dengan kejang yang lama dan sering berulang. Pengakuan pasien menyebutkan bahwa dia
memiliki riwayat penyakit DM sesudah 5 tahun dengan obat yang diminum gliclazide 1-1/2-0 dan metformin 3 x 500 mg serta
epilepsy dengan obat karbamazepin 2 x 200 mg selama 2 tahun. Pasien juga mengaku bahwa dia tidak meminum obat secara teratur
beberapa hari terakhir. Hasil pemeriksaan lab GDA 315 mg/dL. Selanjutnya pasien terapi dengan diazepam iv, namun tetap kejang,
maka terapi dialihkan menjadi fenitoin 3 x 100 mg iv. Bagaimana rencana pelayanan kefarmasian yang akan dilakukan? (gunakan
metode SOAP)

B. Data Pasien :
1. Jenis kelamin : Perempuan
2. Umur : 52 tahun
3. Tinggi badan : 157 cm
4. Berat Badan : 65 kg

C. Riwayat penyakit :
1. DM (5 tahun)
2. Epilepsy (2 tahun)

D. Data Lab :
1. GDA : 315 mg/dL
Note : pasien tidak patuh

E. SOAP

Problem
subjek Objek Assesment Plan Monitoring
medic
Kejang yang Karbamazepin 2 x 200 mg, Karbamazepin dihentikan Gejala kejang
Epilepsi lama dan untuk mengatasi epilepsy/ saat terapi iv terhentikan.
berulang kejang
Diazepam dihentikan Efek samping yang
Diazepam iv karena tetap kejang setelah mungkin timbul:
(Benzodiazepin) untuk pemberian terapi Hipotensi,
mengatasi kejang bradikardi,
Fenitoin 3 x 100 mg iv tetap mengantuk, sakit
Fenitoin 3 x 100 mg iv dilanjutkan (mekanisme: kepala, Iritabilitas,
menghambat saluran dan vertigo
natrium voltage-dependent)

Gliclazide 1-1/2-0 dan


Metformin 3 x 500 mg
digantikan dengan Insulin
regular (prandial) dan
Insulatard GDA < 200 mg/dL
Gliclazide 1-1/2-0
(Insulin basal) diberikan G2PP = 140-199
(Sulfonilurea) untuk
karena kadar GDA pasien mg/dl
diabetes mellitus tipe 2.
mencapai 315 mg/dL atau
jika dikonversikan dalam HbA1c < 7%
Metformin 3 x 500 mg
bentuk % HbA1c mencapai
untuk diabetes mellitus
lebih dari 12%. Saat nilai Dimonitoring kadar
tipe 2 (pilihan pertama
GDA : 315 HbA1c lebih dari 9% maka GDP dan G2PP
DM pada pasien DM dengan
mg/dL pemberian insulin sangat dengan pemakaian
BB berlebih)
diperlukan. Insulin regular obat yang teratur
yang merupakan jenis
BMI =BB/TB2
insulin prandial kerja cepat Efek samping :
= 65 kg/(1,57)2
digunakan setiap setelah Hipoglikemia
=26,4 kg/m2
makan pagi,siang dan
malam. Diberikan secara
subkutan sebanyak 6,5 Unit.
Dikombinasikan dengan
Insulin basal yaitu
Insulatard sebanyak 13 Unit
secara subkutan pada malam
hari sebelum tidur.

IH = 0,5 x BB
T = 0,5 x 65 kg
= 32,5 Unit

IB = 40% x 32,5 U
T = 13 U

IP = 60% x 32,5 U
T = 19,5 U

IPT setiap setelah makan:


= 19,5 U : 3
= 6,5 U

F. Non Farmakalogi
1. Pembedahan
Merupakan opsi pada pasien yang tetap mengalami kejang meskipun sudah mendapat lebih dari 3 agen antikonvulsan, adanya
abnormalitas fokal, lesi epileptik yang menjadi pusat abnormalitas epilepsiDiet Ketogenik
2. Diet ketogenik
Merupakan diet tinggi lemak, cukup protein, dan rendah karbohidrat, yang akan menyediakan cukup protein untuk pertumbuhan,
terapi kurang karbohidrat untuk kebutuhan metabolisme tubuh.

G. Konseling

Penggunaan Insulin Pen


1. Persiapkan insulin pen, lepaskan penutup insulin pen
2. Buka kertas pembungkus dan tutup jarum
a. Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.
b. Putar jarum insulin ke insulin pen.
c. Lepaskan penutup jarum luar.
d. Lepaskan penutup luar jarum sehingga jarum
e. Buang penutup jarum ke tempat sampah. (Jarum pen ada berbagai macam ukuran)
3. Penggunaan pertama insulin pen, pastikan pen siap digunakan
a. Pertama hilangkan udara di dalam pen melalui jarum, untuk mengatur ketepatan pen dan jarum dalam mengatur dosis insulin. Putar
tombol pemilih dosis pada 1 atau 2 unit.
b. Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas. Tekan tombol dosis sambil mengamati keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu, sampai
insulin terlihat di ujung jarum. Tombol pemutar harus kembali ke nol setelah insulin terlihat di dalam pen.
4. Aktifkan tombol dosis insulin (bisa diputar-putar sesuai keinginan)
5. Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntikan
a. Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan insulin pen. Hindari menyuntik disekitar pusar. Penyuntikan insulin dapat dilakukan
pada bagian perut, lengan atas dan paha. Tidak dianjurkan untuk menyuntik di lokasi yang sama terus menerus, rotasikan posisi.
6. Suntikkan insulin
a. Genggam pen dengan 4 jari, letakkan ibu jari pada tombol dosis.
b. Cubit bagian kulit yang akan disuntik.
c. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat.
d. Lepaskan cubitan.
e. Gunakan ibu jari untuk menekan kebawah pada tombol dosis sampai berhenti (klep dosis akan kembali pada nol). Biarkan jarum
di tempat selama 5-10 detik untuk membantu mencegah insulin keluar dari tempat injeksi.
7. Persiapkan pen insulin untuk penggunaan berikutnya
a. Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari pen. Tempatkan jarum yang telah digunakan pada wadah yang
aman (kaleng kosong). Buang ke tempat sampah dan jangan dibuang ditempat pendaurulangan sampah.

Anda mungkin juga menyukai