Anda di halaman 1dari 17

Studi Kasus Farmasi RS

“Kasus 4 Diabetes Mellitus Type


2”
Pengampu :
Dr. apt. Gunawan Pamudji widodo, S.Si. M.Si

Disusun oleh kelompok 4:


1. Febriana Mukti Permata Sari (2320465203)
2. Febryanti Pinka V Parangan (2320465204)
Data Pasien : Kasus
Nama : Ny. B Usia : 57 tahun
Alamat : Jln Sancaka 24
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Riwayat Masuk RS
BB/TB : 47 kg/ 154 cm
Tanggal masuk RS : 3 Mei 2023 Pasien dibawa ke IGD oleh keluarga, dengan keluhan :
mual dan muntah hebat, asidosis metabolic diduga akibat DM
nya yang tidak terkontrol dengan baik, pasien sempat pingsan
2 kali, pasien sebelumnya sudah mengalami beberapa
gangguan komplikasi. Komplikasi neuropati di telapak
kakinya suatu saat terjadi infeksi di telapak kaki kirinya
sehingga harus didebris bagian belakang telapak kaki kirinya,
komplikasi retinopati yang sudah diatasi dengan operasi mata,
kondisi sudah membaik. RR =29 x/menit (nilai RR normal
12-20x/menit), TD 100/60 mmHg, suhu 38.5 C.
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
Pasien pernah rutin menjalani pengobatan dengan
metformin-glibenklamide sejak 5 tahun yll, namun sejak 1
tahun belakangan ini pasien tidak lagi rutin mengkonsumsi
obat, diet masih dijalankan namun masih sering
meminumteh manis saat makan besar, olah raga seperti
jalan pagi sudah jarang dilakukan lagi. Berat badanya
belakangan ini terus menurun secara drastis.

Diagnose :
DM tipe 2 komplikasi neuropati, retinopati
Data Pemeriksaan
Pemeriksaan Lab :
● Hb = 9 mg/dL
● GDS = 370 mg/dL
● Pasien tidak melakukan pengukuran HbA1c.

Diketahui data kesetaraan HbA1c terhadap kadar glukosa darah adalah


sbb :
● 10%, setara dengan gula darah 240 mg/dL
● 11%, setara dengan gula darah 269 mg/dL
● 12%, setara dengan gula darah 298 mg/dL

Nilai HbA1c normal : 5,6%

Riwayat pengobatan saat ini :


1. Aspart insulin sebelum makan (pagi, siang dan malam), Glargin insulin
sebagai basal insulin, malam sebelum tidur
2. Infus RL 20 tpm
3. Ranitidine injeksi 2x1 iv
TUGAS
1. Lakukan pengisisan form PTO untuk pasien
2. Bagaimana algoritma terapi untuk gangguan diabetes
3. Kajilah terapi pada pasien, sudah tepatkah terapi untuk pasien tersebut ?
4. Lakukan analisis DRP dari terapi tersebut. Berikan solusinya ?
5. Bagaimana pemantauan terapi agar pasien tsb terkontrol baik?
6. Kapan antidiabetes oralnya diberikan kembali?
7. Antidiabetes oral yang mana yang akan diberikan kepada pasien dengan
kondisi komplikasi?
8. Bila selama perjalanan terapin ditemukan penurunan/ kerusakan fungsi
ginjal terapi apa yang sebaiknya diberikan?
1. Form PTO
Nama :Ny. B Diagnose : DM Tipe 2 Hasil Pemeriksaan
Umur : 57 Tahun Dokter yang merawat : dr. Ebi
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Jenis kelamin : Perempuan
Hb 9 mg/dL 12-15 mg/dL
No. RM : 23
Riwayat penyakit • Pengobatan metformin - glibenclamide (5 tahun GDS 370 mg/dL <100 mg/dL
terdahulu yang lalu, berhenti 1 tahun belakang) RR 29 x/menit 12-20 x/menit
• Diet, tetapi masih mengkonsumsi teh manis saat
makan besar TD 100/60 90/60 - 120/80
• Jarang berolahraga mmhg mmHg
• Berat badan turun drastis
Suhu 38,5 ‘C 36,1 - 37,2 ‘C
Riwayat penyakit sekarang • Komplikasi neuropati (infeksi telapak kaki kiri
sehingga didebris bagian belakang telapak kaki kiri) HbA1c 14% 5,6%
• komplikasi retinopati (sudah operasi mata)
Diagnosis : DM tipe 2 komplikasi neuropati,
retinopati
Keluhan utama • Mual - muntah hebat
• Asidosis metabolic Pengobatan :
• Pingsan 2 kali
Aspartam insulin 3x1 ac
Riwayat penggunaan obat • Metformin – glibenclamide
Glargin 1x1 malam
Infus RL 20 tpm
Ranitidine inj 2x1 iv
Subjektif Objektif Assesment Plan
Mual dan muntah, BB = 47 kg Sesak nafas yang Acidosis metobolik
Asidosis metabolic, TB = 154 cmRR = 29x timbul akibat adanya dapat diatasi dengan
DM yang tidak TD = 100/60mmHg acidosis metabolik pemberian tetap
terkontrol, Suhu 38,5°CData lab karena kontrol gula memonitoring kadar
Pingsan 2x, Hb = 9 mg/dl darah yang buruk gula darah.
Komplikasi GDS = 370 mg/dL dan karena nilai Hb Penambahan zat
Pengobatan:Metformin dibawah normal. besi untuk mengatasi
Glibenclamide- Suhu badan diatas keadaan anemia dan
- batas normal. Penambahan
Sekarang Aspart Mual dan muntah paracetamol 3x
insulin sebelum makan karena Hb dibawah sehari 1 tab 500 mg
(pagi, siang, dan normal (prn)
malam) (mengalami anemia). Terapi insulin tetap
Glargin insulin (malam diberikan
sebelum tidur) Terapi infus laktat
Infus RL 20 tpm tetap dilanjutkan
Ranitidin injeksi 2x1 iv
2. Algoritma Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2
Obat-obatan yang digunakan bagi penderita diabetes tipe 2 bersumber dari Pharmacotherapy
Handbook: Ninth Edition
Uranus is the seventh planet
from the Sun
3. Kajian Terapi pada Pasien
Terapi Kajian Pemantauan obat (Ranitidine)
Insulin aspart, glargarine, Sudah tepat > HbA1c melebihi 1. Pemantauan Fungsi Hepar
glibenklamide dan 9% Untuk pasien yang menerima ranitidin intravena
metformin. dengan dosis harian total lebih besar dari 400 mg,
pemantauan harian fungsihati SGOT dan SGPT,
Ranitidine inj Sudah tepat tetapi dipantau serta fungsi ginjal kreatinin diperlukan. Kreatinin
Retinophaty Sudah tepat serum juga dapat diukur dalam kondisi sakit akut
sebelum pemberian untuk mengetahui apakah
Neuropaty Sudah tepat perlu dilakukan penyesuaian dosis serta untuk
Infus RL Sudah tepat memantau potensi nefrotoksisitas.

2. Perdarahan Gastrointestinal
Bila ada kekhawatiran perdarahan
gastrointestinal, pemantauan lebih lanjut perlu
dilakukan. Pemantauan mencakup
kadarhemoglobin, hematokrit, dan tes darah
samar pada feses.
4. Drug Related Problem
No Jenis DRP DRP yang ditemukan Solusi

Pasien mengalami acidosis


Memberikan natrium bikarbonat
P1.3 (Gejala atau indikasi yang metabolik dan belum
1. untuk mengatasi kejadian
tidak diobati) mendapatkan terapi obat untuk
acidosis metabolik.
mengatasi kondisi tersebut.

Pasien mengalami kenaikan


P1.3 (Gejala atau indikasi yang suhu badan/demam dan belum Memberikan Paracetamol 3x
2.
tidak diobati) mendapatkan terapi obat untuk sehari 1 tab 500 mg.
mengatasi gejala.

Pasien mengalami penurunan Memberikan zat besi. Dosis oral


P1.3 (Gejala atau indikasi yang Hb (kondisi anemia) dan belum untuk anemia defisiensi besi
3.
tidak diobati) mendapatkan terapi obat untuk sebesar 100-200 mg per hari,
mengatasi kondisi tersebut. diminum 2-3.
5. Pemantauan terapi agar
dapat terkontrol dengan baik

Pemantauan terapi harus dilakukan 6. Obat antidiabetes oral yang


secara terencana dengan melakukan dapat diberikan
anamnesis, pemeriksaan jasmani, kembali
penggunaan obat secara teratur, dan
pemeriksaan penunjang seperti Obat antidiabetes oral diberikan
pemeriksaan kadar gula darah puasa, kembali jika nilai HbA1c sudah
gula darah 2 jam PP, gula darah berada pada kisaran 6-7 selama 2-3
sewaktu, pemeriksaan HbA1c kali pemeriksaan gula darah puasa
atau gula darah setelah makan selalu
dalam kisaran normal. Penggantian
insulin menjadi obat oral dilakukan
secara bertahap
7. Antidiabetes oral yang akan 8. Bila selama terapi
diberikan kepada pasien dengan ditemukan penurunan/
kondisi komplikasi kerusakan fungsi ginjal terapi yang
sebaiknya digunakan

Antidiabetes orang yang Golongan agonis reseptor GLP 1


diberikan adalah golongan dengan mekanisme meniru kerja hormon
Sulfonilurea (Glimepiride, inkretin yaitu meningkatkan sekresi
Glipizide, Gliburide) karena dapat insulin, mengurangi sekresi glukosa, dan
menurunkan komplikasi penyimpanan glikogen di otot,
mikrovaskuler serta memiliki efek mengurangi produksi glukosa oleh hati,
samping dapat meningkatkan berat contoh obat golongan ini yaitu liraglutide
badan karena dalam kasus ini dengan Dosis awal 0,6 mg sekali sehari.
pasien mengalami penurunan berat Setelah minimal satu minggu, dosis
badan secara drastis. ditingkatkan menjadi 1,2 - 1,8 mg
tergantung respon.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai