Anda di halaman 1dari 16

DIABETES MELLITUS

Alberta Intan (191148201064)


Ayu Christine Erika (191148201070)
Christy Alma Dewanti (191148201074)
Hana Oktaviya (191148201085)
Eunike Tasya Febrianti(191148201081)
Juviar (191148201092)
Maitayanti (191148201096)

3 A Farmasi
Kasus 2
Data Pasien

Nama : Bpk. Z

Usia : 64 tahun

Alamat : Jln Malang 24

Pekerjaan : Swasta

BB/TB : 80 kg/ 155 cm

Tanggal masuk RS : 30 Agustus 2021

Riwayat Masuk Rumah Sakit : Pasien dibawa ke IGD oleh keluarga, dengan keluhan : mual
dan muntah hebat, asidosis metabolic diduga akibat DM nya yang tidak terkontrol dengan
baik. RR =25 x/menit, TD 100/70 mmHg, suhu 35.9 C.
Lanjutan..

Riwayat Penyakit Terdahulu : Pasien pernah menjalani pengobatan dengan metformin sejak 3 tahun yll,
dosis 500 mg 3x1. Namun sejak setahun belakangan ini pasien tidak lagi mengkonsumsi obat tsb, ia
memakai obat herbal namun tidak rutin, pola diet sudah tidak dihiraukan lagi. Berat badannya terus
naik.

Diagnosis : DM tipe 2
Pemeriksaan Lab :
HB = 12 g/dL
GDS = 340 mg/dL
GD 2 Jpp = 280 mg/dL
SGPT = 80 mg/dL
SGOT = 76 mg/dL
AL = 8.000 sel/mm3
Hiperkolesterol dan hipertrigliseridemia
Lanjutan..
Riwayat Pengobatan saat ini :
1. Ranitidine injeksi 2x1 iv
2. Insulin lispro sebagai bolus 8 IU, sebelum waktu makan
pagi, siang dan malam.
3. Glibenklamid 5 mg 1x1
4. Metformin 3x 500 mg
5. Infus RL 20 tpm
6. Simvastatin 10 mg/hari
7. Gemfibrozil 300 mg, 2x sehari

Perkembangan penyakit :
30-8-21 Sesak nafas, mual dan muntah, TD 100/70
mmHg, suhu 35,9 OC, GDS = 340
30-8-21 Sesak nafas, mual dan muntah, TD 100/70
mmHg, suhu 36,5 OC, GDS = 300
1-9-21 RR 24/menit, TD 110/80 mmHg, suhu 37 OC,
GDS = 260
SOAP
(S) Subjektif
Klasifikasi Penyakit Data Subjektif yang ditemukan

DM tipe 2 dan obesitas Berat badan terus naik,mual, muntah hebat, dan
asidosis metabolic.
(O) Objektif

Jenis pemeriksaan Data objektif yang dihasilkan

Pemeriksaan Laboratorium HB = 12 g/dL


GDS = 340 mg/dL
GD 2 Jpp = 280 mg/dL
SGPT = 80 mg/dL
SGOT = 76 mg/dL
AL = 8.000 sel/mm3
Hiperkolesterol dan hipertrigliseridemia
(A) Assessment

1. Pemantauan kadar gula darah : pemeriksaan kadar glukosa darah dan melakukan pemeriksaan kadar
HbA1c/A1C. pemeriksaan kadar A1C ini bisa memperkirakan kadar glukosa darah selama 3-4 bulan.
perlu dilakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali guna melihat efektivitas terapi. (Jurnal Ilmiah
Kedokteran,2014)
2. Tekanan darah harus selalu dikontrol secara lebih ketat pada penderita diabetes.
3. Sebaiknya hentikan pemakaian gluvance atau gabungan glibenclamide dengan metformin
4. Hentikan pemakaian ranitidine karena termasuk (drug of choice)..
5. Gejala yang teratasi “mual dan muntah” => disarankan minum domperidone 10mg 3 kali sehari 30
menit sebelum makan (hentikan apabila sudah tidak ada gejala).
6. Hentikan pemakaian simvastatin karena tidak boleh digunakan bersama gembfibrozil
(P) Plan

1. Terapi farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pola pengaturan makanan dan latihan
jasmani.Terapi farmakologis terdiri dari obat hipoglikemik oral dan injeksi insulin.
Pemberian obat oral atau dengan injeksi dapat membantu pemakaian gula dalam
tubuh penderita diabetes.

2. Terapi Non farmakologis


Terapi non farmakologis merupakan bagian dari penatalaksanaan komprehensif
diabetes. Terapi yang diberikan menyangkut perubahan gaya hidup, diet, dan
penanganan obesitas.

a. Perubahan Gaya Hidup


Gaya hidup sedentari memiliki asosiasi yang erat dengan diabetes mellitus tipe 2.
Anjurkan pasien untuk olahraga secara teratur karena olahraga dapat membantu
mengatasi resistensi insulin. Pada tahap awal penyakit, olahraga bahkan cukup untuk
mengatasi diabetes mellitus tipe 2 tanpa penambahan terapi farmakologis.
Lanjutan..

b. Diet
Mayoritas pasien diabetes mellitus tipe 2 merupakan pasien obesitas sehingga doktter
sebaiknya merujuk pasien ke ahli gizi. Target penurunan berat badan 5-10% dalam
jangka waktu setahun terbukti tidak hanya menurunkan kadar gula darah, tetapi juga
menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL, risiko penyakit
kardiovaskular, dan tekanan darah.
DRPs

Obat Tepat indikasi Tepat obat Tepat pemilihan obat Tepat dosis Efek samping

Ranitidine injeksi Tidak tepat, karena tidak tepat tidak tepat - Sakit kepala,
2x1 iv tidak sesuai dengan
indikasi pusing, mual,
diare atau
konstipasi, nyeri
abdomen, ruam
kulit. View ADR
Monitoring Form
(mims.com)

Insulin lispro sebagai Sakit kepala, mual,


bolus 8 IU penglihatan kabur,
tremor
Obat Tepat indikasi Tepat obat Tepat pemilihan Tepat dosis Efek samping
obat

Glibenklamid tepat karena, dapat untuk Tepat karena Tepat karena Usia lanjut, Penurunan berat badan
5 mg 1x1 mengendalikan kadar sesuai dengan sesuai dengan dan hipoglikemia.
kerusakan fungsi
gula darah yang tinggi indikasi kondisi pasien (Majority,2017)
ginjal & hati awal
pada diabetes tipe 2.
(mims.com) 1.25 mg/hr. Dosis
>10 mg/hr,
sebaiknya
diberikan dlm
dosis terbagi.
Sebaiknya
diberikan bersama
makanan
(mims.com)

Metformin 3x tepat karena, tepat sebagai Tepat karena Tepat karena, Tab 500 mg 1 tab Gangguan saluran cerna
500ng Terapi utk DM tipe 2, sesuai dengan sesuai dengan
3 x/hr. Sebaiknya seperti diare, mual,
khususnya pd pasien dg indikasi kondisi pasien muntah, dan nyeri
kelebihan BB dg kadar diberikan bersama abdomen.
glkukosa (mims.com) makanan. (Majority,2017)
(mims.com)
Obat Tepat indikasi Tepat obat Tepat pemilihan Tepat dosis Efek samping
obat

Infus RL 20 tpm Tepat karena pemberian infus RL Tepat karena Tepat karena Dosis harus Dada teras
untuk mencegah timbulnya sesuai indikasi. sesuai dengan dengan nyeri, detak
keadaan gangguan elektrolit yang kondisi pasien. petunjuk Dokter jantung tidak
diakibatkan oleh peningkatan dan tergantung normal, dan
gula darah dan juga dehidrasi. dari usia,BB, sakit kepala.
(Alodokter,2017) kondisi klinis (Medi Call,2019)
pasien, dan hasil
pemeriksaan
lab.(hello
sehat.com,2021)

Simvastatin 10 Tidak tepat karena peningkatan Tidak karena - - Hiperglikemia.


mg/hari risiko kenaikan kadar gula darah risiko dari (Erwinanto
dan perkembangan diabetes tipe penggunaan dkk,2013)
2 telah dilaporkan dengan statin.
penggunaan statin.(FDA,2014)

Gemfibrozil 300mg Tepat karena Gangguan


sesuai indikasi saluran cerna,
gangguan ruam
kulit, dermatitis,
pruritus, sakit
kepala, pusing,
danmialgia.
Interaksi obat
❖ Metformin berisiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan dengan insulin atau obat golongan
sulfonilurea. Penurunan efektivitas metformin jika digunakan dengan pil KB atau obat yang
mengandung hormone esterogen seperti estradiol. (Alodokter.com)

❖ Glibenklamid akan mengalami penurunan efektivitas dalam menurunkan kadar gula darah jika
digunakan bersama rifampicin, barbiturat, kortikosteroid, diuretik, pil KB, atau hormon tiroid.
Peningkatan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan bersama bosetan. (Alodokter.com)

❖ Hentikan penggunaan obat Delavirdin, Fenofibrat, dan Flukonazol selama menggunakan


simvastatin.
Interkasi obat
Metformin dan Ranitide

Potensi interaksi obat dengan tingkat keparahan major salah satunya yaitu interaksi antara obat Ranitidin
danobat Metformin. Penggunaan bersama Ranitidin dan Metformin berpotensi meningkatkan efek Metformin
dengan mengurangi pembersihan ginjal dengan cara menghambat sekresi Metformin ditubular ginjal sehingga
kadar plasma Metformin dapat meningkat dan dapat meningkatkan efek farmakologisnya,sehingga disarankan
untuk mengubah terapi (Medscape, 2019; Tatro, 2009).

Menggunakan Metformin bersama dengan Ranitidine dapat berpotensi menyebabkan kondisi yang mengancam
jiwa yang disebut asidosis laktat. Hal ini menyebabkan kelemahan, meningkatkan kantuk, detak jantung yang
lambat, detak jantung yang lambat, nyeri otot, sesak nafas, sakit perut, pusing, dan pingsan.(drugs.com,2019)
CREDITS
:
template w This presentation
as created
including ic by Slidesg
o o,
infographic ns by Flaticon, and
s & image
s by Freep
ik.

p
Please kee
r
this slide fo
.
attribution

Anda mungkin juga menyukai