Anda di halaman 1dari 59

GANGGUAN ENDOKRIN

DIABETES MELLITUS TIPE 2, DIABETES MELLITUS GESTASIONAL, HIPERTIROID DAN HIPOTIROID


ANGGOTA KELOMPOK
211FF05101 PUPUT NOVRIANA 211FF05114 SUKMA AULIA ZAHRANI
211FF05102 PUTRI AYUNING TIAS 211FF05115 SYAHDILA ALWIYANI RAHMAN
211FF05103 RAHMAH DILA PUTRI DAYANI 211FF05116 TIA NATHANIA FEBRIANTI
211FF05104 RAHMAYANTI NURRAENI 211FF05117 TINNA NUR UTAMI AWALLIYAH
211FF05105 RAUDHATUL MISKI 211FF05118 TYAS SEPTIANA ANGGREINI
211FF05106 RAUZATUL AZWA 211FF05119 URVA PINTIA
211FF05107 SANTI RATNASARI 211FF05120 VANESSA SALSABILLA PERMATA
211FF05108 SHELIN AOLINA 211FF05121 VIA NOVIANTI
211FF05109 SINDI PUTRI PERMATASARI 211FF05122 WULAN SURYANI
211FF05110 SINTIA VERONIKA PURBA 211FF05123 WULAN YOLANDA
211FF05111 SITI AISYAH APRILIA 211FF05124 YANTI KRISDIANTI
211FF05112 SITI ALMAIDAH ARIFIN 211FF05125 YASA KARYADA
211FF05113 SITI LAELATUL KIFAYATI 211FF05126 YOLANDA PUTRI ALOENIDA
STUDI KASUS
 Ny. Mawar berusia 54 tahun memiliki riwayat DM tipe 2
selama 5 tahun. Keluarga dari pihak ayahnya diketahui
memiliki riwayat DM tipe 2. Ny. Mawar bekerja di bidang
pemasaran dengan tantangan cukup berat dan memiliki BMI
sebesar 32,2 kg/m2 . Meskipun Ny. Mawar menunjukkan
keinginan dan kesiapan untuk menurunkan berat badan
serta telah mengikuti konseling mengenai gizi, dia tidak
dapat mengubah kebiasaan hidupnya. Penyakit yang
diderita meliputi hipertensi, dislipidemia, dan osteoarthritis.
Tingkat glukosa darah puasa yaitu 174 mg/dL, kadar
glukosa postprandial 240 mg/dL, dan kadar A1c 8,6%.
STUDI KASUS
 Dokter meresepkan obat metformin 1000 mg/hari sejak awal
diagnosis, dan menambahkan glyburide 5 mg (setahun
kemudian). Untuk mengatasi hipertensi-nya dokter
meresepkan lisinopril 12,5 mg/hari dan untuk dyslipidemia-
nya memberikan atorvastatin 20 mg/hari.

 Diskusikan kasus tersebut berdasarkan pustaka:


 1. Aspek Farmakoterapi: Definisi penyakit, patofisiologi,
etiologi, manifestasi klinik, pedoman penatalaksanaan DM
tipe 2, dan monitoring hasil terapi.
 2. Aspek Pelayanan Kefarmasian : telaah resep secara klinik
PASIEN
MENGALAMI
DIABETES
MELLITUS
TIPE 2
DEFINISI
DIABETES MELLITUS
Diabetes mellitus merupakan penyakit
yang didasari dengan adanya
peningkatan kadar glukosa di dalam
darah (hiperglikemia), yang disebabkan
oleh beberapa gangguan metabolisme
yang terjadi di dalam tubuh
Klasifikasi Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus Tipe 1


• Diabetes yang disebabkan kenaikan kadar gula darah karena kerusakan
sel beta pankreas sehingga produksi insulin tidak ada sama sekali
Diabetes Mellitus Tipe 2
• Diabetes yang disebabkan kenaikan gula darah karena penurunan sekresi
insulin yang rendah oleh kelenjar pankreas
Diabetes Mellitus Gestasional
• Diabetes tipe ini ditandai dengan kenaikan gula darah pada selama masa
kehamilan. Gangguan ini biasanya terjadi pada minggu ke-24 kehamilan
ETIOLOGI
Faktor Genetik/Riwayat Keluarga
• Disebutkan bahwa dari pihak ayahnya diketahui memiliki riwayat
DM tipe 2.
Obesitas
• Disebutkan bahwa pasien memiliki BMI sebesar 32,2 kg/m2
dengan kategori obesitas II (menurut kriteria Asia Pasifik).
Gaya Hidup
• Gaya hidup yang kurang aktif sehingga menimbulkan kegemukan
dapat meningkatkan resiko terkena DM. Pada pasien Ny. Mawar
meskipun ada keinginan dan kesiapan untuk menurunkan berat
badan, tetapi pasien tidak mampu mengubah kebiasaan hidupnya.
PATOFISIOLOGI
DM TIPE 2
Penderita DM tipe ini terjadi karena insulin tidak bisa membawa glukosa
masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin yang
merupakan turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati.
Onset DM tipe ini terjadi perlahan-lahan karena itu gejalanya
asimtomatik. Adanya resistensi yang terjadi perlahan-lahan akan
mengakibatkan sensitivitas reseptor akan glukosa berkurang. DM tipe ini
sering terdiagnosis setelah terjadi komplikasi
DIAGNOSIS DIABETES MELLITUS

perkeni, 2019
MANIFESTASI KLINIS
• Terdapat beberapa keterangan
pemeriksaan kadar glukosa darah.
Glukosa darah puasa 174mg/dL
Glukosa postprandial 240mg/dL
Kadar A1c 8,6%

• Dari hasil pemeriksaan tersebut,


menunjukkan bahwa kadar glukosa darah
pasien diatas nilai normal.
MANIFESTASI KLINIS
TATALAKSANA DM TIPE 2

perkeni, 2019
TERAPI NON-FARMAKOLOGI
Pasien harus meningkatkan asupan karbohidrat
dari sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-
bijian, dan produk susu dan harus mengurangi
makanan olahan, karbohidrat olahan (yaitu,
05
makanan yang dibuat dengan tepung putih atau
gula) atau makanan/minuman tinggi gula tambahan 04
(misalnya, soda, Permen)
03 DUKUNGAN PSIKOLOGIS
02 BERHENTI MEROKOK
01
RAJIN BERAKTIVITAS FISIK (OLAHRAGA)

MENJAGA BERAT BADAN IDEAL

PERBAIKI GAYA HIDUP YANG LEBIH SEHAT


TERAPI FARMAKOLOGI DM TIPE 2
(lanjutan…)
TERAPI FARMAKOLOGI DM TIPE 2
(lanjutan…)
(lanjutan…)
MONITORING TERAPI
DATABASE PASIEN
Nama : Ny. Mawar
Usia : 54 tahun
BMI : 32,2 kg/m2

METODE SOAP

SUBYEKTIF - Keluhan : batuk, demam, lemas, berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan
- Riwayat penyakit diabetes militus tipe 2, hipertensi, dyslipidemia dan osteoarthritis.
- Melakukan konseling mengenai gizi tetapi tidak dapat menurunkan berat badan dengan kebiasaan gaya hidup.
OBYEKTIF
ASSESMENT
PROBLEM MEDIK TERAPI DRP PLAN
Diabetes mellitus tipe 2 Metformin 1000mg/hari selama 5 Terapi sudah sesuai dengan terapi Pasien mengalami kenaikan berat badan
tahun dan ditambahkan kombinasi regimen DM tipe 2 (Permenkes, 2019), yang tidak terkontrol dan kadar HbA1C
glyburide 5 mg setahun kemudian tapi ditemukan keluhan pasien tidak >7,5 % dengan kombinasi 2 obat , terapi
setelah didiagnosa. bisa mengontrol berat badan dan efek dapat di konsulkan ke dokter karena efek
samping dari penggunaan glyburide samping dari glyburide dapat
dapat meningkatkan berat badan. meningkatkan berat badan dan dapat
dikombinasi dengan obat golongan lain
(Permenkes, 2019).
Rekomendasi : ganti gol Penghambat
DPP IV (sitagliptin)
Mekanisme:
Menghambat kerja enzim DPP IV
sehingga GLP-1 (Glucose like peptide-1)
tetap dalam konsentrasi tinggi dalam
bentuk aktif.
Dosis:
Sitagliptin 50 mg (1 tablet 2x sehari)
Efek samping:
hidung tersumbat, sakit kepala, infeksi sal
pernafasan atas
Lanjutan
Hipertensi Lisinopril Tidak ada DRP Terapi tetap dilanjutkan dengan menambahkan
12,5 mg/hari edukasi kepatuhan pada pasien.
Dosis yang diberikan sudah sesuai dengan regimen
terapi. Tetapi peru diwaspadai dengan adanya Penghambat ACE terutama diindikasikan untuk
potensi hipoglikemik dari efek penggunaan hipertensi pada pasien diabetes. Pada beberapa
lisinopril (http//pionas.pom.go.id ) pasien, obat ini menurunkan tekanan darah dengan
sangat cepat terutama pada pasien yang
juga mendapatkan terapi diuretika. Pada pasien yang
sedang menggunakan diuretika, pemberian awal
penghambat ACE perlu dilakukan dengan hati-hati
(http://pionas.pom.go.ig)

Dislipidemia Atorvastatin Tidak ada DRP Terapi tetap dilanjutkan dengan menambahkan
20 mg/hari edukasi kepatuhan pada pasien.
Dosis yang diberikan sudah sesuai dengan regimen
terapi. Atorvastatin yang digunakan dengan dosis pada pasien DM tipe 2 dengan obesitas. terapi
maksimum (80 mg) berhubungan dengan miopati intervensi gaya hidup untuk memperbaiki profil lipid
atau jejas otot terutama jika digunakan selama 12 aterogenik direkomendasikan bagi semua pasien
bulan berturutan (Perki,2017) dengan sindrom metabolik dan DM tipe 2.Terapi
penurunan konsentrasi kolesterol LDL dengan statin
pada pasien DM tipe 2 terbukti menurunkan kejadian
kardiovaskular (Perki,2017)
PLAN, MONITORING DAN KONSELING
Diabetes Mellitus Tipe 2
Masalah Kadar HbA1C 8,6%
Solusi Diberikan metformin dan sitagliptin

EBM
(Dipiro, 2020).

(BNF, 2020)

Monitoring Kadar gula darah pasien agar mencapai nilai normal 200 mg/dLdan HbA1C 7,5%

Konseling Minta pasien untuk melakukan pengaturan pola makan dan rutin melakukan kontrol glikemik
Lanjutan
Hipertensi
Masalah Tekanan darah meningkat
Solusi Diberikan lisinopril 12,5 mg : 1x1

EBM

(BNF, 2020).
Monitoring Penurunan tekanan darah agar mecapai goal terapi tekanan. Tekanan darah : 140/90mmHg
Pada pasien yang sedang menggunakan diuretika, pemberian awal penghambat ACE perlu dilakukan dengan hati-
Konseling
hati.
Lanjutan
Dislipidemia
Masalah Hiperlipidemia merupakan penyakit penyerta
Solusi Diberikan atorvastatin 20 mg : 1x1

EBM

(BNF, 2019).
Monitoring Pemantauan kepatuhan terapi obat dan penurunan konsentrasi kolesterol LDL
Konseling Terapi intervensi gaya hidup untuk memperbaiki profil lipid aterogenik
Lanjutan
Masalah Osteoarthitis
Solusi Diberikan parasetamol max 4 gr/ hari

EBM

Sumber dipiro, 2020

Monitoring Pemantauan kepatuhan terapi obat


Konseling perubahan gaya hidup, diet jugaa dan patuh dalam terapi
TELAAH RESEP

No Masalah Ada/tidak ada Penatalaksanaan


(jika “ada” tulis nama obat)

1. Seleksi obat tidak tepat Ada   Glyburide (gol sulfonilurea)


Peringatan: meningkatkan berat badan dan
diresepkan hanya jika kontrol buruk dan gejala
tidak hilang walaupun sudah melakukan upaya
diet yang memadai (Kemenkes RI, 2019).
Rekomendasi: Ganti dengan obat gol
Penghambat DPP IV (sitagliptin).
2. Obat tanpa indikasi Tidak ada -
3. Indikasi tidak diobati Osteoarthritis Rekomendasi: menggunakan parasetamol (max 4
g/hari), jika kontraindikasi terhadap parasetamol
gunakan NSAID topical
4. Potensi interaksi obat Tidak ada -
5. Reaksi obat merugikan Tidak ada -

6. Duplikasi Tidak ada -


7. Gagal menerima terapi Tidak ada -
obat
8. Dosis subterapi Tidak ada -
9. Dosis lebih Tidak ada -
DIABETES
MELLITUS
GESTASIONAL
PATOFISIOLOGI

Penurunan sensitivitas insulin seiring perkembangan


kehamilan
Disebabkan oleh efek penghambatan sekresi insulin oleh
peptida plasenta, seperti C-reactive protein, leptin,
dan human placental lactogen (HPL).
HPL memodifikasi metabolisme dan pemrosesan
karbohidrat dan lipid.
HPL meningkatkan tingkat glukosa darah ibu dan
menyebabkan ibu tidak sensitif terhadap insulin.
FAKTOR
FAKTOR RESIKO DMG
RESIKO DMG

USIA SAAT HAMIL YANG LEBIH TUA


01

KENAIKAN BERAT BADAN YANG BERLEBIH SAAT HAMIL


02

RIWAYAT DM KELUARGA; RIWAYAT DMG PADA KEHAMILAN SEBELUMNYA ;


GLUKOSURIA (KADAR GULA BERLEBIH DALAM URIN) SAAT HAMIL
03

RIWAYAT MELAHIRKAN BAYI BESAR (>4.000 gram); RIWAYAT STILLBIRTH


(KEMATIAN BAYI DALAM KANDUNGAN); RIWAYAT MELAHIRKAN BAYI
04

KONGENITAL

Konsensus Perkeni DMG


GEJALA DAN TANDA DMG

Konsensus Perkeni DMG


DIAGNOSIS
DIABETES
GESTASIONAL

Place Your Picture Here And Send To Back

Diagnosis Diabetes Melitus


Gestasional berdasarkan kriteria
satu dari nilai kadar gluosa darah
dibawah ini pada saat Tes Toleransi
Glukosa Oral

Ferrara et al. Diabetes Care 2011. 34:1519–1525 Gestational diabetes mellitus. Diabetes Care. 2
SKEMA TATALAKSANA DM GESTASIONAL
DMG

GDP < 130 mg/dL GDP ≥ 130 mg/dL

Pengaturan gizi (diet)


selama 1 minggu

GDP <105 dan GDP >105 dan


GD 2 jam PP <120 GD 2 jam PP >120

Lanjut terapi nutrisi Lanjut terapi


nutrisi + insulin Konsensus Perkeni DMG
TERAPI NON-FARMAKOLOGIS

Terapi diet (Medical Nutrition Therapy)


01 Pasien dengan kelebihan berat badan dianjurkan untuk penurunan berat dengan mengurangi
jumlah konsumsi kalori. Untuk mengurangi kalori dapat dilakukan dengan mengurangi porsi dan
frekuensi asupan makanan, dan meningkatkan nutrisi makanan (misalnya konsumsi buah dan
sayuran yang tinggi serat atau menggunakan metode memasak rendah kalori).

Aktivitas Fisik
Ex: Senam hamil. Senam hamil juga bermanfaat untuk melatih cara pernafasan yang baik dan
02 benar selama proses persalinan seperti waktu yang tepat untuk menarik nafas dan
menghembuskan nafas. Peregangan atau pemanasan harus dilakukan sebelum berolahraga atau
melakukan senam hamil. Senam hamil dilakukan pada tingkat yang ringan dan tidak
membahayakan

Kontrol Glikemik (Self Monitoring Of Blood Glucose)


03 Penatalaksanaan dilakukan dengan kontrol rutin gula darah. Pemantauan glukosa darah dapat
dilakukan minimal dua kali seminggu. Target kontrol glikemik pada DMG yaitu dengan hasil kadar
glukosa darah puasa ≤95 mg/dL dan kadar glukosa darah 2 jam post prandial ≤120 mg/dL.
TERAPI FARMAKOLOGIS

INSULIN

• Terapi insulin dapat diberikan dengan pertimbangan jika target glukosa


plasma tidak tercapai pada pemantauan glukosa darah selama 1-2 minggu
dengan pengaturan pola makan dan olahraga yang dilakukan. Regimen terapi
insulin yang diberikan berbeda pada setiap individu, tergantung pada kondisi
dan kebutuhan pasien.

• insulin yang dapat diberikan adalah insulin yang aman dengan tingkat kategori
B contohnya insulin kerja pendek (short-acting) seperti humulin R, insulin kerja
sedang (intermediate-acting) seperti isophane atau insulin kerja cepat (rapid-
acting) seperti aspart dan lispro.

• ES: Hipoglikemia, Reaksi alergi terhadap insulin


JENIS-JENIS INSULIN
Jenis sediaan Mula kerja Puncak Masa kerja Contoh Insulin
Insulin (Menit) (Jam) (Jam)

Insulin aspart (Novolog, Insulin lispro


Rapid acting 10-20 0,5-1,5 3-5
(Humalog)

Masa kerja Singkat (Short


30-60 2-4 5-8 Humulin R, Novolin R
acting)

Masa kerja Sedang


15 4-8 13-24 NPH, Humulin N dan Novolin N
(Intermediate acting)

Masa kerja panjang (Long Detemir (Levemir) glargine (Lantus)


60-240 6-14 16-42
acting) dandegludec (Tresiba)

Humulin 70/30, Novolin 70/30, Novolog 70/30,


Campuran 5-60   10-18
Humulin 50/50, dan Humalog Mix 75/25
OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO)

MK: menurunkan produksi glukosa di hati dan


GOLONGAN meningkatkan efektivitas jaringan otot dan
BIGUANIDA adipose terhadap insulin. Kategori B

ES: Gangguan saluran pencernaan seperti


METFORMIN
dispepsia, diare dan penurunan berat badan.

MK: Merangsang sekresi insulin di sel β


GOLONGAN pancreas sehingga tubuh memproduksi lebih
SULFONILUREA banyak insulin untuk dapat mengikat glukosa
dalam aliran darah. Kategori C
GLIBENKLAMID
ES: Hipoglikemia, peningkatan berat badan.
GANGGUAN
TIROID
(HIPERTIROID
dan HIPOTIROID)
KELENJAR TIROID

 Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin terbesar


dalam tubuh, yang berada di anterior leher ke trakea
antara krikoid kartilago dan takik suprasternal.

 Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang aktif


secara biologis, tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).

 Hormon tiroid dapat mempengaruhi fungsi hampir


setiap organ dalam tubuh. Parafolikular sel C kelenjar
tiroid menghasilkan kalsitonin.
PATOFISIOLOGI
HIPERTIROID
Your Picture Here

Pada penyakit Graves, suatu


antibodi yang bersirkulasi
terhadap reseptor tirotropin
memberikan stimulasi terus-
menerus pada kelenjar tiroid.

Imunoglobulin stimulasi ini adalah diagnostik


untuk penyakit Graves dan telah disebut
stimulator tiroid kerja panjang (LATS), Thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari hipotalamus merangsang
imunoglobulin perangsang tiroid (TSI), hipofisis untuk melepaskan TSH. Pengikatan TSH ke reseptor pada
antibodi perangsang
Your Picturetiroid
Here (TSab), dan kelenjar tiroid menyebabkan pelepasan hormon tiroid—terutama T4
antibodi reseptor TSH (TRab). [6] Antibodi ini dan pada tingkat yang lebih rendah T3. Pada gilirannya, peningkatan
merangsang produksi dan pelepasan kadar hormon ini bekerja pada hipotalamus untuk menurunkan
hormon tiroid dan tiroglobulin; mereka juga sekresi TRH dan dengan demikian sintesis TSH.
merangsang penyerapan yodium, sintesis
protein, dan pertumbuhan kelenjar tiroid.
FAKTOR RESIKO HIPERTIROID
Riwayat keluarga, terutama penyakit Graves

Riwayat pribadi penyakit kronis tertentu, seperti diabetes tipe 1,


anemia pernisiosa, dan insufisiensi adrenal primer

Jenis Kelamin wanita


GEJALA KLINIS HIPERTIROID
 Hipertiroid dalam kehamilan dapat secara jelas menimbulkan gejala
klinis (penurunan kadar TSH dan peningkatan T3 dan/atau T4 dalam
serum) atau secara subklinis (penurunan kadar TSH tanpa
peningkatan kadar T3 dan T4 (dalam batas normal).
 Gejala klinis yang timbul terkadang sulit dibedakan dengan gejala-
gejala dan tanda-tanda yang muncul yang berkaitan dengan kehamilan
normal, seperti keringat berlebih, sesak napas, takikardi, dan murmur
sistolik jantung.
 Gejala spesifik yang mungkin ditemukan terkait hipertiroid dalam
kehamilan yang disebabkan oleh penyakit Grave adalah
tiromegali/goiter, eksoftalmos, dan tidak bertambahnya berat badan
dengan asupan makanan yang memadai.
DIAGNOSA Your Picture Here

HIPERTIROID

Tes lainnya Diagnosa Hipertiroidisme


 Konsentrasi serum TSH rendah. Peningkatan konsentrasi serum
 Antibodi perangsang tiroid T4 dan T3 bebas dan total, terutama pada penyakit yang lebih
(TSAb) Your Picture Here parah.
 TG  Peningkatan penyerapan yodium radioaktif (RAIU) oleh kelenjar
tiroid ketika hormon sedang diproduksi berlebihan, menekan
 Antibodi reseptor tirotropin RAIU pada tirotoksikosis karena peradangan tiroid (tiroiditis).
TERAPI NON-FARMAKOLOGI

Menghindari faktor risiko seperti


: infeksi, stress, defisiensi
iodium, selenium
Diet sehat dengan cara
mengkonsumsi buah dan Olahraga secara teratur serta
sayuran serta asupan protein 03 mengurangi konsumsi alkohol
lainnya dan perbanyak dan kafein
konsumsi serat 02 04

Edukasi pada
Pengurangan atau pasien dengan
pemberhentian riwayat keluarga
merokok 01 05
hipertiroid dan
penyakit autoimun
TERAPI
HIPERTIROID

Tujuan mengobati hipertiroidisme adalah untuk meringankan tanda dan gejala,


mengurangi produksi hormon tiroid ke tingkat normal dan mencapai eutiroidisme
biokimia, dan mencegah efek samping jangka panjang yang merugikan.
TERAPI HIPERTIROID
Tatalaksana Mekanisme Efek Samping Interaksi Keterangan

1st line Gol PTU : Menghambat Hepatotoksik, + carbamazepine/ BUMIL : digunakan pd


Thionamide pembentukkan hormone agranulositosis, clozapine dpt trimester 1
tiroid dgn memblok oksidasi anemia aplastis, meningkatkan Agranulositosis : hentikan,
iodine di kelenjar tiroid, ruam kulit, gangguan toksisitas gunakan AB spectrum luas
memblok konversi T4 GI. agranulositosis
menjadi T3
MMI : MK sma dgn PTU. Hepatotoksik rendah Sma dgn PTU BUMIL digunakan pd trimester
disbanding PTU, ES 2 & 3 serta menyusui.
sma dgn PTU Anak : MMI

Radioaktif menghasilkan ablasi tiroid Hipersensitif, GI KI : Hipersensitif Digunakan stlh keadaan


Iodine tanpa operasi iodine, BUMIL & eutiroid trcapai dgn
menyusui Thionamide.
Prioritas u/ Pasien sindrom
grave & toxic nodular goiter
Gol. iodida Menghambat pelepasan dan Hipersensitif, depresi, - Digunakan iodida hrs dimulai 7-
sintesis hormone tiroid palpitasi, ↓ BB, 14 hari sebelum operasi pd
ginekomastia pasien sindrom grave
Beta bloker β-adrenergik blocker digunakan Bradikardi, gagal Menurunkan kadar Pasien ggl jantung dan asma :
(propranolol untuk meredakan palpitasi, jantung, hipotensi, phenytoin, rifampisin, beta bloker selektif (metoprolol,
dan nadolol ) tremor, kecemasan, dan bronkospasme, fenobarbital. atenolol).
intoleransi panas dengan gangguan tidur, ruam Absorbsinya di hambat KI absolut : CCB nDHP
cepat. kulit oleh garam Al, Atau Klonidin.
kolestiramin, kolestipol
PATOFISIOLOGI HIPOTIROID
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis
hormone tiroid atau gangguan pada respon jaringan
terhadap hormone tiroid. Kelenjar tiroid adalah satu satunya sumber hormon
tiroid dalam tubuh. Prosesnya membutuhkan yodium
Sintesis hormone tiroid diatur sebagai berikut : dan tirosin asam amino. Yodium dalam aliran darah
a. Hipotalamus mensintesis dan mensekresikan TRH diambil oleh kelenjar dan dimasukkan ke dalam
yang merangsang hipofisis molekul tiroglobulin. Prosesnya dikendalikan oleh
b. Hipofisis anterior mensintesis dan mensekresikan tirotropin yang disekresikan oleh hipofisis. Jika yodium
tirotropin (thyroid stimulating hormone = TSH) yang atau TSH tidak cukup bisa mengakibatkan penurunan
merangsang kelenjar tiroid produksi hormone tiroid.
c. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid
(triiodothyronine = T3 dan tetraiodothyronin = T4 = Sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid berperan penting
thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan dalam menjaga kadar hormone tiroid dalam batas
yang meliputi : konsumsi oksigen, produksi panas normal. Produksi TSH oleh kelenjar hipofisis anterior
tubuh, fungsi saraf, metabolisme protein, dirangsang oleh TRH yang disekresikan oleh
karbohidrat, lemak dan vitamin-vitamin serta kerja hipotalamus. Produksi TSH dan TRH mengalami
hormone-hormone lainnya. penurunan akibat peningkatan kadar tiroksin melalui
Dalam darah, hampir semua hormone tiroid (99,97%) proses umpan balik negatif. Rendahnya kadar TRH
terikat pada protein plasma seperti thyroxine binding dapat menyebabkan rendahnya kadar TSH sehingga
globulin, hanya hormone tiroid bebas yang tidak terikat menyebabkan berkurangnya produksi hormone tiroid.
secara biologis aktif.
PATOFISIOLOGI
HIPOTIROID
HIPOTIROID PRIMER HIPOTIROID SEKUNDER

Disebabkan oleh penyakit Disebabkan oleh penyakit di


atau pengobatan dapat hipotalamus atau pituitary
menyebabkan terjadinya dimana terjadi penurunan
kerusakan sel kelenjar tiroid TRH, yang disertai dengan
atau mengganggu pengurangan kadar TSH
biosintesis hormone tiroid
FAKTOR RESIKO HIPOTIROID

Umur Jenis Kelamin Genetik

Riwayat
penyakit
keluarga yang
Merokok Stress
berhubungan
dengan
autoimun
Obat-obatan
Lingkungan
Zat kontras yang yang
(Kadar iodium
mengandung menyebabkan
dalam air
iodium terjadinya
kurang)
penyakit tiroid
GEJALA KLINIK HIPOTIROID
DIAGNOSA HIPOTIROID
03

Banyak pasien akan memiliki kadar T4 bebas dalam kisaran


01 normal (hipotiroidisme terkompensasi atau subklinis) jika ada,
gejala hipotiroidisme. Seiring perkembangan penyakit,
Peningkatan TSH merupakan bukti pertama konsentrasi T4 bebas akan turun di bawah tingkat normal.
hipotiroidisme pada hipotiroidisme primer. Dengan peningkatan stimulasi TSH, produksi tiroid akan
bergeser ke jumlah T3 yang lebih besar dengan demikian
02 konsentrasi T3 akan dipertahankan dalam kisaran normal
Pada hipotiroidisme sekunder pada pasien meskipun T4 rendah. Akhirnya, konsentrasi serum T4 dan T3
dengan penyakit hipofisis, konsentrasi TSH bebas dan total harus rendah.
serum umumnya rendah atau normal.
TES LAINNYA
Konsentrasi TSH serum dalam kisaran normal
jelas tidak sesuai jika T4 pasien rendah. TPOAb dan antibodi anti-TG cenderung meningkat pada
tiroiditis autoimun.
TERAPI
HIPOTIROID

Tujuan terapi mengganti hormon yang hilang, meredakan tanda


dan gejala, dan mencapai keadaan eutiroid biokimia yang stabil.
TERAPI HIPOTIROID

Tatalaksana Mekanisme Efek Samping Interaksi Keterangan

1st line Levotiroksin Sintetis tiroksin (T4) yg meniru nyeri angina, aritmia, LT4 + mineral = reaksi Lansia : ↓dosis ½ krna dpt
fisiologi normal kelenjar tiroid, yg palpitasi, diare, takikardi, kompleks dpt menyebabkan osteoporosis
mengeluarkan sebagian besar insomnia, sakit kepala, menurunkan kadart BUMIL & Menyusui : ↑ dosis
T4 sebagai prohormon. berkeringan, demam, berat LT4 karena ↑ TSH dpt
badan turun drastis. Alt : minum susu / zat menyebabkan keguguran
besi 2 jam sblm mkn /
6 jam stlh mkn
2nd line Liothyronine Pengganti T3/ triiodotironin Takikardi, hipotensi, infark Liothyronine + warfarin Pantau dosis karena dpt
miokardial = meningkatkan efek menyebabkan hipertiroid
warfarin
TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
 Adi, Soelistijo dkk. (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 di Indonesia. PB PERKENI.
 Azmi Syaiful, dkk. 2018. Improving Health Care Provider’s Competencies in Internal
Medicine in JKN Era. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
 Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC. Williams
Obstetrics (25th ed). New York: McGraw-Hill, 2018; p.1118-32.
 Casanova R, Chuang A, Goepfert AR, Hueppchen NA, Weiss PM. Beckmann and
Ling's Obstetrics and Gynecology (8th ed). Philadelphia: Wolters Kluwer, 2018; p.177-
83.
 DiPiro, J. T. et al. (2020). Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Eleventh
Edition. Mc-Graw Hill.
DAFTAR PUSTAKA
 Gabbe SJ, Niebyl JR, Simson JL, Landon MB, Galan HL, Jauniaux ER, et al.
Obstetrics: Normal and Problem Pregnancies (7th ed). New York: Elsevier, 2017;
p.937-85.
 Gupta MK. Thyrotropin-receptor antibodies in thyroid diseases: advances in detection
techniques and clinical applications. Clin Chim Acta. 2000 Mar. 293 (1-2):1-29.
[Medline].
 https://
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperthyroidism/symptoms-causes/syc-2037
3659
 Lee SL. Hyperthyroidism and Thyrotoxicosis. Medscape. Available from URL:
https://emedicine.medscape.com/article/121865-treatment#d1
 Pusat Informasi Obat Nasional (Pionas), Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) Republik Indonesia, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), BPOM

Anda mungkin juga menyukai