Anda di halaman 1dari 38

REFERAT

PENATALAKSANAAN PADA
DIABETES MELITUS TIPE 2
Julia Qintan Rahmaningsih
1102015108
PEMBIMBING :
Dr Donny Gustiawan Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD KABUPATEN BEKASI
PERIODE 08 APRIL-22 JUNI 2019
PENDAHULUAN
 Diabetes Melitus (DM) -> kelainan metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
 Kegagalan sel beta pankreas & resistensi insulin yang progresif -> dasar
patofisiologi DMT2
 Prediksi WHO -> jumlah penderita DM meningkat dari 8,4 tahun 2000
menjadi 21,3 pada tahun 2030
 Prevalensi DMT2 di Indonesia meningkat dari 6,9 di tahun 2013 menjadi
8,9 di tahun 2018 -> paling tinggi di DKI Jakarta sebanyak 3,4% (RISKESDAS,
2018)
 Pencegahan DMT -> pengelolaan dan tatalaksana non farmakologi &
farmakologi
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Diabetes Melitus adalah suatu sindroma hiperglikemia yang sering


disertai kelainan metabolisme yang terkait (lemak dan protein), yang
disebabkan oleh karena defek sekresi dan jumlah insulin (DMT1) ataupun
kombinasinya dengan resistensi insulin yang merupakan penyebab awal
defek sekresi dan jumlah insulin tersebut (DMT2). (Buku Ajar IPD
FKUnair)
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI & KLASIFIKASI
• KLASIFIKASI DM (ADA, 2018)
PATOFISIOLOGI & PATOGENESIS
SEKRESI INSULIN
Sekresi insulin -> biphasic :
- Fase 1 acute insulin secretion -> segera setelah ada rangsangan untuk sel beta, meningkat tajam setelah
makan (antisipasi hiperglikemi postpandrial)
- Fase 2 -> sekresi insulin kembali meningat perlahan dan bertahan lebih lama, seberapa tinggi puncakya
tergantung kadar glukosa sebelumnya di fase 1.

Gambar 9. Dinamika sekresi insulin setelah beban glukosa intravena pada keadaan normal dan keadaan disfungsi sel beta (Ward, 84)
MANIFESTASI KLINIS

Gejalaklasi Gejalatamb
k ahan
3P Parasthesia,muda
(poliuri,polidipsi,p hcapai,mudahme
olifagi) ngantuk,lemas

Luka yang
PenurunanBB
lamasembuh,pen
>10%dalamwa
urunanfungsiseks
ktu3bulan
ual, pruritus
KRITERIA DIAGNOSIS DMT2
(ADA, 2018)
• Pada keadaan yang tidak memungkinkan dan tidak tersedia fasilitas
pemeriksaan TTGO, maka pemeriksaan penyaring dengan
mengunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler, diperbolehkan untuk
patokan diagnosis DM.

Perkeni, 2015
SCREENING PREDIABETES

ADA,2018
Kategori Prediabetes
Cara Tes TTGO
PENATALAKSANAAN DM TIPE 2
Non Farmakologi
Farmakologi
NON FARMAKOLOGI
Pola Hidup Sehat
- Terapkan GULOH-SISAR
Gula Uric Acid Lipid Obesitas Hipertensi-Sigaret Inaktivitas Stress
Alkohol Regular checkup
FARMAKOLOGI

Obatantihiperg Obatinjeksiinsu
likemiaoral lin

Target terapi :
Kadar GDS atau 2jam pp
<180mg/dL
Kadar GDP <126 mg/dL
Kadar HbA1C <7%
OBAT ANTIHIPERGLIKEMIA ORAL
• PERKENI, 2015
Metformin sebagai terapi lini
pertama
• Obat antihiperglikemik oral dari golongan Biguanide (Metformin)
menjadi lini terapi farmakologi untuk pasien DMT2 karena berdasarkan
efek terapi yang efektif untuk berat badan, resikonya rendah terhadap
hipoglikemia dan harganya relatif murah.14

• Glucose control therapy (Global Guideline DMT2 IDF, 2012)


Dosis Obat Oral (PERKENI,2015)
JENIS SEDIAAN INSULIN
• Insulin basal : analog long acting (glargine/Lantus, detemir/Levemir)
dan intermediate (NPH, Ultralente)
• Insulin bolus/meal time : rapid acting (Aspart/Novorapid,
Lispro/Humalog) dan short acting (Humulin R, Actrapid)
• Insulin kombinasi : Premixed
• Insulin ultralong (belum ada)
• Insulin inhalasi, transdermal, oral (masih pengembangan)
TERAPI INSULIN
• Long acting insulin
Glargine (Lantus), Detemir (Levemir)
Mulai bekerja 1-3 jam, diberikan sebagai insulin basal. Lama kerja 24 jam
Disuntikan 1 x sehari -> pagi hari (unair) atau malam hari sebelum tidur.
Dosis awal (initial therapy) 10 unit/hari atau 0,1-0,2 u/kg/hari (ADA,2018)

 Indikator penentuan dosis insulin -> Formula 3.3.5 : (IPD Unair)


Pantau glukosa tiap 3 hari, apabila :
>130-200 mg/dL -> naikan dosis 3 unit
>200 mg/dL -> naikan dosis 5 unit
• Rapid acting insulin
Insulin Lispro (Humalog), Insulin Aspart (Novorapid), Insulin Glulisin
(Apidra)
Injeksi 3xsehari persis sebelum makan (5-10 menit sebelum makan)
Mulai bekerja 5-15 menit , mencapai puncaknya 1-2 jam dan efek
durasinya hanya 3-4 jam.

 Pedoman -> glukosa darah 1 jam sesudah makan :


Tidak boleh >180mg/dL
Bila >180mg/dL : naikan dosis 2 unit
Bila >200mg/dL : naikan dosis 4 unit
• Short acting insulin
Humulin R, Actrapid

Mulai bekerja 30-60 menit maka dari itu insulin harus disuntikkan 0,5
jam sebelum makan, mencapai puncaknya 2-4 jam dan durasi kerja
lebih lama 6-8 jam. Sebagai target regulasi diabetes, kadar glukosa 1
jam sesudah makan tidak boleh lebih dari 180 mg/dL
Disuntikan 30 menit sebelum makan
• Intermediate acting insulin (NPH)
Humulin N, Insulatard, Insuman basal

Onset of action ->1-2 jam setelah disuntikkan


efek puncak tercapai dalam 6-10 jam pasca disuntikkan
durasi kerja : 14-24 jam

Disuntikkan 2xsehari dalam interval 12 jam.


Bisa digunakan sebagai insulin basal dengan dosis multipel.
• Premixed / fixed dose combination (FDC)
• Lispro 75/25 (FDC antara 25 insulin lispro dan 75% kerja menengah)
Aspart 70/30 (FDC antara 30% insulin aspart dan 70% insulin kerja
menengah).
• Diberikan 2 kali sehari interval 12 jam dengan dosis :
60% pagi dan 40% sore.
• Untuk kasus tertentu bisa diberikan 3 kali sehari dengan dosis 50% pagi,
20% siang dan 30% sore.
ALGORITMA
TERAPI DM
(PERKENI,
2015)
ALGORITMA TERAPI
DM (ADA,2018)
ALGORITMA TERAPI
INSULIN (ADA,2018)
• ALGORITMA
TERAPI DM,
IDF 2012
PEMANTAUAN DMT 2
• PGDM terutama dianjurkan pada:
-Penyandang DM yang direncanakan mendapat terapi insulin
-Penyandang DM dengan terapi insulin dengan keadaan sebagai berikut:
• Pasien dengan A1C yang tidak mencapai target setelah terapi
• Wanita yang merencanakan hamil
• Wanita hamil dengan hiperglikemia
• Kejadian hipoglikemia berulang
PENGENDALIAN DMT 2
• PERKENI, 2015
TERAPI KOMBINASI
Diberikan ketika tiple terapi obat oral belum juga mencapai target
kadar glukosa.
Berikan :
Insulin basal (intermediate/long acting) -> malam hari
+ insulin pandrial -> sebelum makan
Dosis awal 6-10 unit.
Obat oral stop.
Terapi untuk
penderita
diabetes dengan
hipertensi
PROGNOSIS
Prognosis pada penyakit diabetes melitus tipe 2 bisa dikatakan baik
apabila penatalaksanaan berjalan dengan baik. Pola hidup sehat
sangat mendukung dalam perjalanan penyakit dan rutinitas
monitoring glukoa darah serta konsumsi obat juga menentukan
prognosis di masa yang mendatang.

Pasien dengan komplikasi mempunyai prognosis yang jauh lebih


buruk terlebih pada pasien yang tidak terkontrol glukosa darahnya.
Karena penyakit ini merupakan gangguan sistemik maka kegagalan
multiorgan rentan terjadi terlebih pada organ ginjal, jantung dan
liver. Ulkus diabetikum akibat parastesia juga meningkatkan
prevalensi kematian yang disebabkan oleh komplikasi diabetes
melitus tipe 2.
KESIMPULAN
Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit metabolic yang didasari oleh kelainan sel beta
pankreas dan resistensi insulin profresif yang sangat dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak
sehat. Prevalensiya semakin meningkat di Indonesia dan sudah menjadi tugas dokter untuk
menjadi ujung tombak pencegahan penyakit ini. Penegakan diagnosis DMT 2 berdasarkan
hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu, glukosa darah puasa, glukosa 2 jam pp dan HbA1c
yang diselaraskan dengan kriteria diagnosis DMT 2 rekomendasi ADA tahun 2018 yaitu
apabila glukosa darah puasa ≥126mg/Dl atau glukosa 2 jam pp ≥200 mg/dL, HbA1c ≥6,5%
dan glukosa darah sewaktu ≥200mg/dL disertai gejala klasik.

Penatalaksanaan DMT 2 terdiri atas non farmakologis yaitu pengaturan pola makan dan
latihan fisik serta farmakologis yaitu obat antihiperglikimia oral (OHO) dan injeksi insulin.
Target terapi pada pasien DMT2 adalah kadar glukosa darah puasa 80-130 mg/dl , kadar
glukosa 2 jam pp <180 mg/dl dan HbA1c <7%. Algoritma penatalaksanaan DMT2
menjabarkan kapan dimulainya monoterapi (satu jenis OHO saja), dual terapi (2 jenis OHO)
triple terapi (3 jenis OHO) dan terapi kombinasi (OHO dan insulin). Penggunaan awal terapi
farmakologis harus didasarkan dari kadar glukosa darah maupun HbA1c untuk menentukan
jenis dan dosis terapi. Produk insulin dibagi berdasarkan lama kerja yaitu long, short, rapid,
intermediated action insulin. Pemantauan terapi pada DMT2 juga dilihat berdasarkan
monitor glukosa darah dan HbA1c. penatalaksanaan harus sesuai dengan indikasi guna
mencegah komplikasi dan penyulit organ lain pada pasien DMT2.
DAFTAR PUSTAKA
1
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI.
Editor Siti Setiati et al. Cetakan kedua. InternaPublishing. Jakarta
2
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia Tahun 2015. Cetakan 1. PB PERKENI

DAFTAR 3
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI. Kemenkes RI. Jakarta

PUSTAKA 4
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2018. Data Prevalensi Diabetes di Indonesia.
Kemenkes RI. Indonesia
5
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya edisi-2.
Editor Askandar Tjokroprawiro et al. Cetakan pertama. Airlangga University Press. Surabaya

6
Decroli, Eva. 2019. Diabetes Melitus Tipe 2. Cetakan pertama. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Padang

7
World Health Organization (WHO). 2018. Diabetes Programme.World Health Organization.
Switzerland

8
International Diabetes Federation. 2015. IDF Diabetes Atlas 2015 sevent edition. International
Diabetes Federation. Belgium

9
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013. Data Prevalensi Diabetes di Indonesia.
Kemenkes RI. Indonesia

10
American Diabetes Association.2018. Standarts of Medical Care in Diabetes-2018. Volume
14. Supplement 1. Editor Matthew C Riddle. American Diabetes Association. USA

11
Ashcroft FM, Gribble FM, 1999. ATP-sensitive K channels amd insulin secretion : Their role
in health and disease. Diabetologia 42: 903-919.

12
DeFronzo, A Ralph. 2009. From the Triumvirate to the Ominous Octet: A New Paradigm for
the Treatment of Type 2 Diabetes Mellitus. Diabetes; 58: 773-795
ALHAMDULILAH
THANKYOU
Any question ?

Anda mungkin juga menyukai