Anda di halaman 1dari 36

TELINGA

Disusun oleh:
Adisti Arzabila 1102016008
Dosen Pembimbing:
dr. Dian Nurul Al Amini, Sp. THT-KL
KEPANITERAAN KLINIK ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROK
RS YARSI Periode 19 Juli – 7 Agustus 2021
ANATOMI TELINGA
TELINGA
LUAR
DAUN TELINGA (AURICULA)

• Terbentuk dari tulang rawan yang


berbentuk terompet
• Lobulus terdiri dari jaringan lemak
dan dilapisi oleh kulit

Fungsi: Menangkap dan


mengumpulkan gelombang suara
• Sebuah tuba berbentuk "S"
• Panjang +/- 3 cm dan diameter +/- 0,6 cm
1/3 bagian luar :
• Tulang rawan elastis (Meatus acusticus
externus cartilagineus)
• >> kelenjar sebasea, kelenjar serumen
(kelenjar keringat) dan rambut
2/3 bagian dalam :
• Terbentuk dari Pars tympanica ossis
temporalis yang keras (Meatus acusticus
externus osseus)

Fungsi:
MEMBRANA TYMPANICA

Fungsi: vibrasi terhadap respon suara serta merubah


energi akustik menjadi energi mekanik.
TELINGA
TENGAH
BATAS TELINGA TENGAH

Luar : Membran timpani


Depan : Tuba eustachius
Bawah : V. jugularis
(bulbus jugularis)
Belakang : Aditus ad antrum,
kanalis fasialis pars vertikalis
Ata : Tegmen timpani
s (meningen / otak)
Dalam :Kanalis semisirkularis,
oval window,
round
window,
Tuba eustachius

• Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang


menghubungkan daerah nasofaring dengan telinga
tengah
• Pars osseus
• Pars oseus bermuara ke kavum timpani
• Pars kartilaginus
• Bermuara ke nasofaring
• Terbuka saat menelan atau mengunyah
• Tuba pada anak balita lebih pendek, lebar, horizontal
TELINGA
DALAM
TELINGA DALAM
LABIRIN TULANG LABIRIN MEMBRANOSA
Alat Keseimbangan dinamik
AP AR A T U S V E S T I B U L A R I S
Kanalis semisirkularis
(anterior,posterior, lateral)

Mendeteksi akselerasi/deselerasi/
anguler/ rotasional kepala

Alat Keseimbangan Statik

(Organ Otolith)
Utrikulus Sakulus
Dalam posisi
tegak
Rambut Rambut
Berorientasi Berorientasi
secara vertical secara horizontal

Mendeteksi gerakan linier(lurus)


- Utrikulus : bidang mendatar
- Sakulus : bidang vertikal
PERDARAHAN TELINGA DALAM

 
PERSARAFAN

N. Aurikular magnus
Posteromedial, posterolateral dan bagian inferior
aurikula
N. Auriculotemporal
1/3 Anterior superior aurikula (tragus, crus helix, helix
superior)
N. Oksipital yang lebih kecil
Bagian 1/3 superior aurikula
Cabang auricular dari N. vagus (Arnold’s nerve)
Menginervasi meatus akustikus eksterna
FISIOLOGI PENDENGARAN
Gelombang bunyi  Ditangkap dan dikumpulkan  Gelombang suara menggetarkan
di auricula membran timpani


Getaran diteruskan ke Menggerakkan foramen Getaran dilanjutkan oleh
 
membrane reissner ovale dan perilimfe maleus, incus, stapes

Defleksi stereosilia  kanal Depolarisasi  neurotransmitter


ion terbuka  pelepasan ion  dilepaskan  potensial aksi
ke badan sel merambat sampai ke korteks
pendengaran
Gambar gerakkan cairan di koklea

JALUR 1

JALUR 2
Kanal K+
Tidak ada suara Ada suara
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Keluhan 
• Gangguan pendengaran (pekak/tuli) • Sudah berapa lama?
• Suara berdenging (tinnitus) • pada satu atau kedua telinga?
• Rasa pusing berputar (vertigo) • Timbul tiba-tiba / bertambah berat?
• Rasa nyeri didalam telinga (otalgia) • Riwayat trauma kepala, telinga
• Keluar cairan dari telinga (otore) tertampar, trauma akustik, terpajan
bising, infeksi
• Gangguan bicara? Kongenital?
• Pada orang dewasa tua apakah
gangguan terasa ditempat yang bising
atau ditempat yang lebih tenang?
ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMERIKSAAN
CARA MEMEGANG CORONG TELINGA
CARA MEMEGANG OTOSKOP

 Otoskop dipegang menggunakan tangan yang sesuai dengan sisi telinga yang akan diperiksa
 Dapat dipegang dengan 2 cara: seperti memegang pensil atau seperti memegang pistol
PEMERIKSAAN FISIK
Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan menggunakan lampu kepala
Membersihkan tangan dengan cairan antiseptik
Memeriksa daun telinga dan jaringan sekitarnya (inspeksi)
Melakukan tekanan pada tragus dan daerah belakang telinga (palpasi)
Mengatur posisi pemeriksaan sehingga pandangan mata dan cahaya lampu tegak lurus dengan telinga

Mengatur posisi auricular (auricular ditarik ke posterior atas dan tragus digeser kedepan)
Memasukkan spekulum dengan lembut ke liang telinga & menggerakkannya untuk dapat melihat liang telinga
dan membran telinga
Memasukkan otoskop dengan tangkai otoskop horizontal
Melaporkan pemeriksaan
Membersihkan tangan dengan cairan antiseptik
Mengucapkan hamdallah dan memberi salam
INSPEKSI bentuk TELINGA

normal fistula mikrotia

Bats ear pseudokista hematoma


INSPEKSI TELINGA

Herpes zooster Otitis eksterna maligna makrotia


INSPEKSI LIANG TELINGA

normal serumen

OED

Otitis eksterna OES


INSPEKSI liang TELINGA

Perforasi MT Keratosis obsturans Kolesteatoma eksterna Retraksi MT


PEMERIKSAAN GARPU TALA
Prinsip: membandingkan hantaran udara dan tulang pada telinga yang diperiksa

Tes Cara Pemeriksaan

Rinne  Penala digetarkan, tangkai


diletakkan di planum mastoideum
 Setelah tidak terdengar, penala diletakkan
depan telinga kira - kira 1 cm
 Bila masih terdengar (+), bila tidak (-)
PEMERIKSAAN GARPU TALA
Prinsip: membandingkan hantaran tulang telinga antara yang sakit dengan telinga yang
normal

Tes Cara Pemeriksaan


Weber  Penala digetarkan, tangkai diletakkan tegak
lurus di garis median (vertex, dahi, pangkal
hidung, tengah gigi seri atau dagu)
 Normalnya didengar sama keras oleh telinga
kanan dan kiri
 Bila terdengar lebih keras pada satu sisi
telinga maka lateralisasi ke telinga tersebut
PEMERIKSAAN GARPU TALA
Prinsip: membandingkan hantaran tulang telinga antara orang normal (pemeriksa) dengan
penderita

Tes Cara Pemeriksaan


Schwabach  Penala digetarkan, tangkai diletakkan tegak
lurus pada planum mastoideum sampai
tidak terdengar
 Tangkai penala segera dipindahkan ke
planum mastoideum pemeriksa
 Bila pemeriksa masih dapat mendengar,
Scwabach memendek
 Jika tidak, pemeriksaan diulang dilakukan
pada pemeriksa dahulu. Jika penderita masih
bisa mendengar, Schwabach memanjang
PEMERIKSAAN GARPU TALA
INTERPRETASI TES GARPU TALA

Tes Tes Weber Tes Diagnosis pada telinga


Rinne Schwabach yang diperiksa

+ Tidak ada Sama dengan Normal


lateralisasi pemeriksa

- Lateralisasi ke Memanjang Tuli Konduktif


telinga yang sakit

+ Lateralisasi ke Memendek Tuli sensorineural


telinga yang
sehat
D A F TA R P U S TA K A
● Schunke M. Schulte E, et all. 2016. ATLAS ANATOMI
MANUSIA PROMETHEUS: ANATOMY DAN SISTEM
GERAK, ED. 3. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
● Sherwood L. 2014. Introduction to human physiology. 8th
ed. Canada: Nelson education
● Soepardi, Efiaty Arsyad, et al. 2018. "Buku ajar ilmu
kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher." edisi 7.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI 221.
THANKS
!

Anda mungkin juga menyukai