Anda di halaman 1dari 58

Agil Noviar

G99152034
1. Tentukan cara menetapkan jenis kelainan korban penemuan mayat tinggal tulang
Jenis kelamin bisa ditentukan dengan melihat panggul, tengkorak, sternum, tulang
panjang, serta skapula dan metakarpal.

a. Panggul.
Panggul pada wanita lebih lebar, khususnya tulang kemaluan (os pubis) dan tulang
usus (os oschii); sudut pada incisura ischiadica major lebih terbuka, foramen
orburatum mendekati bentuk segitiga. Sangat diagnostik adalah Arc compose. Pada
pria lengkung yang yag terbentuk oleh pinggir kranial ventral facies auricularis, kl.
Dapat dilanjutkan pada pinggir kranial dan ventral incisura ischiadica major; pada
wanita terbentuk dua lengkung terpisah. Di samping itu pada wanita terdapat
lengkung pada bagian ventral tulang kemaluan, yang tidak kentara pada pria; pada
wanita bagian subpubica dari rasmus ischio-pubicus cekung, pada pria tulang ini
cembung; dilihat dari sisi ventral , pada wanita bagian yang sama agak tajam, pada
pria lebih membulat.

Tabel. Identifikasi jenis kelamin dari tulang panggul menurut acsadi & Nemeskeri(1970)
dan Ferembach (1979) bdk. Martin-Knussmann (1988)

Ciri Bobot Hyperfeminin Feminin Netral Maskulin Hipermaskulin

W -2 -1 0 +1 +2

Sulcus 3 Mendalam, Lebih Hanya bekas Hampir tak Tidak ada


dang kentar
kal, a
Praeauricularis 3 Batasnya jelas Bentuk Sempit,jelas bentuk
peraliha U
tapi jelas n Bentuk U
Incisura 2 Sangat terbuka bentuk
ischiadic V <45
a mayor Terbuka 60-100 45-60
2
bent
>100 Tinggi,sempit,relief
uk V
Angulus Bentuk Ciri otot sangat
2
suppubic peraliha masku kentara
Rendah,lebar,sayap
us 90-100 n lin
luas,relief otot
2 kuran
kurang jelas Satu lengkung
g jelas
Os Coxae Ciri Dua
2 femi lengkun
Dua lengkung Oval dengan sudut
nin g Satu
Arc Compose
kura lengk
1
Segi tiga sudut ng ung Bulat
Bentuk tidak
Foramen runcing jelas
jelas
obturator 1
Oval Sangat lebar dengan
ium
Sangat sempit,tuber Dua tuber
Sedang
1 ischiadicus leng ischidikus
Lebar
Corpus ossis kurang jelas kung sangat kuat
Sedang
1 Jelas
Ischii Bentuk S-nya sangat Segi tiga Sangat jelas
berbe
dangkal Tinggi dan berbentuk S
ntuk S
lebarny
Crista illiaca Sempit
a
Sangat rendah dan Sangat tinggi dan
sedang Tinggi dan
lebar sempit
Fossa illiaca Bentuk S- sempit
nya
Sedang
Sangat lebar dang Sangat sempit
Pelvis major Sangat lebar oval kal Lebarnya Sempit Sangt sempit
sedang, berbentuk
bulat harten
Pelvis minor Rendah Sempit
dan berbe
lebar ntuk
harten
Lebar

Lebar,
oval

b. Tulang tengkorak.
Besarnya tengkorak adalah salah satu ciri dimorfis seksual. Tengkorak pria
lebih besar, lebih berat dan tulangnya lebih tebal. Seluruh rellef tengkorak
(benjolan,tonjolan dsb.) lebih jelas pada pria.
Tulang dahi dipandang dari norma lateralis kelihatan lebih miring pada pria,
pada wanita hampir tegal lurus; benjolan dahi (tubera frontalla) lebih kentara pada
wanita, pada pria agak menghilang. Arci supercilliaris lebih kuat pada laki-laki; sering
hampir tidak kentara pada wanita; pinggir lekuk mata (orbita) agak tajam/tipis pada
wanita dan tumpul/tebal pada pria. Bentuk orbita pada pria lebih bersegi empat
(menyerupai layar TV dengan sudut tumpul), pada wanita lebih oval membulat.
Pada tulang pelipis tahu mastoid (prossesus mastoideus) besar dan takiknya
(incisura mastoidea) lebih mendalam pada pria.

Tabel Identifikasi jenis kelamin dari tengkorak kepala

No Yang membedakan Laki laki Perempuan


1 Ukuran Kapasitas intra kra nial lebih Kapasitas intra kra nial
besar 10 % dari lebih kecil 10% dari
perempuan laki laki

2 Glabella Kurang menonjol Lebih menonjol

3 supra orbita Lebih menonjol Kurang menonjol

4 Proc. mastoideus Lebih menonjol Kurang menonjol

5 Protub. occipitalis Lebih menonjol Kurang menonjol

6 Arcus zigomaticus Lebih menonjol Kurang tegas

7 Dahi Curam,agak datar Bulat/bundar

8 Eminentia frontalis Lebih menonjol Kurang menonjol

9 Orbita lebih rendah, relativ lebih Lebih tinggi, relativ lebih


kecil, batas agak bulat dan besar, batas tajam dan
berbentuk seperti segi empat berbentuk bulat
10 Nasion Angulasi jelas Angulasi kurang menonjol

11 Malar prominence Lebih lengkung Lebih datar

12 Lobang hidung Lebih tinggi dan sempit Lebih rendah dan luas

13 Eminentia Kurang Lebih


parietalis
14 Besar Kecil
Condy.occipitalis
15 Panjang dan sempit Pendek dan luas
Condylar facet
16 Lebih besar Lebih kecil
Foramina
17 Lebih besar bentuk huruf u Lebih kecil dan parabolik
Palatum
18 Dalam Dangkal
Digastric groove
19 Lebih berkembang Kurang berkembang
Sinus frontalis
20 Lebih besar Lebih kecil
Gigi
21 Permukaan seluruhnya kasar Seluruhnya halus dengan
Permukaan tulang dengan tempat tempat perlengketan
perlekatan otot yang otot yang kurang
lebih menonjol menonjol

c. Mandibula.
Sudut yang terbentuk oleh rasmus dan corpus mandibulae lebih kecil pada pria
(mendekati 90). Benjol dagu (protuberia mentalis) lebih jelas/besar pada pria.
Processus coronoideus lebih besar/panjang pada pria.

Tabel Identifikasi jenis kelamin dari mandibula

No Yang membedakan Laki laki Perempuan


1 Ukuran Lebih besar Lebih kecil

2 Sudut anatomis Everted Inverted

3 Dagu Berbentuk persegi empat Agak bulat

4 Bentuk tulang huruf V Besar menonjol Berbentuk seperti huruf U

5 Mental tubercle Menonjol dan dalam Tidak signifikan

6 Myelohyoid line Lebih Kurang menonjol dan dangkal


7 Tinggi simphisismentii Lebih lebar Kurang

8 Ramus ascending Lebih besar Lebih sempit

9 Condylar facet Lebih berat,permukaannya kasar Lebih kecil


dengan tempat perlengketan otot
10 Berat, permukaan yang menonjol Lebih ringan, permukaan halus

11 Gigi Lebih besar Lebih kecil

Tabel Identifikasi jenis kelamin dari tulang femur

No Yang membedakan Laki laki Perempuan


1 Caput Permukaan persendian Permukaan persendian
Lebih dari 2/3 dari kurang dari 2/3 dari
2 Collum dan corpus bulatan bulatan

3 Kecenderungan Membentuk sudut lancip Membentuk sudut tumpul


corpus bagian
4 bawah ke arah Kurang Lebih
dalam
5 Sekitar 4 5 cm Sekitar 4.15 cm
Diameter vertikal
6 caput Sekitar 45 cm Sekitar39 cm

7 Panjang oblik Sekitar 14 cm Sekitar 10 cm


trochanter
8 Sekitar 7 5 cm Sekitar 7 cm
Garis popliteal
Berat,permukaan kasar Ringan dengan permukaan
Lebar bicondylar dengan tempat yang halus
perlekatan otot yang
Ciri ciri umum menonjol

2. Sebutkan 5 sampel mayat yg bisa diperiksa untuk identifikasi. Juga sebutlan


identifikasi apa yg bisa dilakukan pada sampel tersebut
a. Tulang
Pertama, hancurkan tulang sampai berupa bubukan halus dan mesin bor
dengankecepatan tertentu sehingga diperoleh bubukan tulang berukuran 100 m.
Dekalsifikasi 1gr bubuk tulang dengan 10 ml EDTA 0,5 M (pH 7,5), selanjutnya
divorteks, diinkubasi pada suhu 56C dalam alat ultrasonik selama 2 jam. Proses
tersebut dipantau dengan menambahkan larutan amonium oksalat pH 3.0 jenuh dan
proses dihentikan setelahlarutan jernih. Kedua, DNA diisolasi dari tulang yang
didekalsifikasi menggunakan 4 metode, yaitu metode Maxim (Silika/guanidium
tiosianat), peranti DNAZol, pirant Ready AMP, dan ekstraksi menggunakan garam
dapur NaCl. ketiga, dilakukan visualisasi DNA pada gel agarosa konvensional
menggunakanmetode pengecatan perak dan perancangan primer menggunakan
perangkat lunak.

b. Jaringan
Sejumlah kecil contoh jaringan (=1.0-mm persegi) dimasukkan ke dalam tabung
Eppendorf yang berisi 500 larutan 5% chelex (berat/ vol dlm H20) dan
dihancurkandengan ujung pipet. Sampel ini kemudian diputar (divortex) selama 1
menit, dan diinkubasikan pada suhu 56C selama 15 menit. Vortex kembali selama 1
menit, dan panaskan pada suhu 95C selama 10 menit. Sekali lagi dilakukan
pemusingan (vortex) selama1 menit, dan disentrifus pada kecepatan 12,000g selama 3
menit. Supernatan yangdiperoleh (sekitar15 l) siap digunakan untuk PCR.

c. Darah dan Bercak darah (pada pakaian, karpet, tempat tidur, dan perban)
Darah yang diambil adalah darah vena. Darah diambil minimal 2 ml
denganmenggunakan antikoagulan EDTA. EDTA akan menjaga agar DNA tidak
terjadi degradasikarena DNAse akan dinonaktifkan. Tahapan isolasi DNA
menggunakan darah adalah pemisahan sel darah putih dengan darh yang memiliki
komponen-komponen lengkap,tahap purifikasi bertujuan untuk membersihkan sel
darah putih dari zat-zat lainnya, tahap selanjutnya dalah presipitasi dilakukan dengan
cara meneteskan larutan presipitasi protein dan kemudian divortex yang bertujuan
untuk menghomogenkan larutan. Langkah akhirnya adalah pemberian tris-EDTA yang
bertujuan untuk melarutkan kembali DNA untuk dipreservasi.

d. Sperma dan bercak sperma


Salah satu cara pengambilan langsung sperma adalah dengan secara fisik memisahkan
sel-sel sperma pelaku dari sel-sel epitel korban. Sel-sel sperma dapatdikumpulkan
dalam partikel-partikel magnetik atau butiran-butiran yang dapat dilapisidengan
antibodi khusus untuk protein sperma. Butiran-butiran tersebut kemudiandibersihkan
untuk menyingkirkan sel-sel epitel korban. Akhirnya, sperma yang telahdimurnikan
tersebut dimasukan ke dalam reaksi PCR untuk menghasilkan profil DNA pelaku.
Cara ini sangat tergantung dari keutuhan sel sperma, yang sulit didapatkan pada kasus
dengan bukti kekerasan seksual yang sudah lama.

3. sebut 2 cara menentukan perkiraan usia dr korban tersebut


- Pada pemeriksaan rahang bawah, bisa dibedakan rahang bayi, dewasa dan orang tua.
Rahang bayi corpusnya dangkal dan rasmusnya sangat pendek dan membentuk sudut
140 dengan corpus dari rahan tersebut. Pada rahang dewasa corpus menjadi tebal dan
panjang dan susut antara rasmus dan corpus mengarah 90. Pada orang tua batas dari
prosessus alveolarismulai hilang dan corpus akan menjadi tumpul. Pada anak kecil
foramen mentalis terletak pada pinggir bawahnya. Prossesus condyloideus hampir
segaris dengan corpus dan prosesus coronoideus project di atas condylus. Pada orang
dewasa foramen mentalis terletak di pertengahan batas atas dan bawah dari corpus
condylus panjang dan menonjol di atas prosessus coronoideus. Pada usia tua foramen
mentalis terletak dekat batas alveolus.
- Pada pertemuan dari tulang rawan pada ephypisis dengan diaphysis pada wanita lebih
dahulu terjadi dari laki-laki. Sedangkan sutura pada cranium hilang lebih dahulu pada
laki-laki. Pada umur 18 tahun ephypisis dari phalanx, metacarpal dan ujung bawah
dari ulna dan radius mulai menutupi pusat penulangan. Pada umur 19 tahun bagian
tersebut sudah tertutup rapat. Pada daerah tropis, pusat penulangan dan pertemuan
(persatuan) dari ephypisis pada tulang panjang lebih cepat 2 tahun pada laki-laki,
sedangkan pada weanita 3 tahun lebih dahulu
- Gigi. Gisi susu seluruhnya menandakan usia 6 bulan-3 tahun, statis gigi susu usia 3-6
bulan. Dan kondisi campuran pada usia 6-12tahun.
Noni Kartika Sari

G99152024

1. Tentukan cara menetapkan jenis kelamin dari korban penemuan mayat yang tinggal
tulang!
a. Dari tulang tengkorak
1) Tengkorak pria : Lebih besar, lebih berat, tulang lebih tebal, tonjolan tonjolan
lebih jelas
2) Tulang dahi : Pria lebih miring, wanita tegak lurus
Cavum Orbita Pria :
Cavum Orbita Wanita :
3) Rahang bawah : Angulus mandibula pd pria < 90o
Angulus mandibula pd wanita 90o
b. Dari tulang-tulang panjang

Os. Humerus : Laki Laki Perempuan

Lebih besar Lebih ringan


Lebih kasar Lebih halus
Sulcus intestubecularis Lebih dangkal
lebih dalam

Os. Femur :

Lebih berat Lebih ringan


Lebih kasar Lebih halus
Trochanter Mm lebih Trochanter Mm
menonjol kurang menonjol

c. Dari tulang panggul


Ciri Bobot Hyper Feminim Netral Maskulin Hyper
Feminim -1 0 +1 Maskulin
-2 +2

Sulcus per 3 Mendalam, Lebih Hanya Hampir Tidak ada


batas jelas tak
Auricularis dangkal bekas
& jelas kentara

Incicura 3 Sangat Terbuka, Peralihan Bentuk U Sempit,


Bentuk V
Ischiadica terbuka, jelas.
Bentuk V Bentuk U
Major
Angulus 2 >1000 900 1000 600 900 450 600 < 450
Sub
Pubicus

Os. Coxae 2 Rendah, Ciri Peralihan Ciri Tinggi,


lebar, sayap feminim maskulin sempit,
luas, relief kurang kurang relief otot
otot kurang jelas jelas sangat
jelas jelas
Arc. 2 Dua lengkung Satu lengkung
Compose

Foramen 2 , runcing Tak jelas Oval Oval,


Obturatum bulat

Corpus 2 Sangat Sempit Sedang Lebar Sangat


Ossis Ischii sempit, tuber lebar
T.I sangat
ishiciadicum
kuat
kurang jelas
Crista Iliaca 1 Bentuk S nya Bentuk S- Sedang Jelas Sangat
sangat nya bentuk S jelas
dangkal dangkal bentuk S

Fossa Iliaca 1 Sangat Rendah & Tinggi & Tinggi & Sangat
rendah dan lebar lebarnya sempit tinggi &
lebar sedang sempit
Penilaian : Nilai bobot x nilai dimorfis (-2 s/d 2), hasil perkalian ditambah,
kemudian dibagi dengan jumlah ciri yang dipergunakan
a) Bila >0 maskulin
b) Bila <0 feminism

2. Sebutkan 5 sampel yang bisa diperiksa untuk identifikasi dan identifikasi apa yang
bisa dilakukan pada sampel tersebut!
a. Darah
Identifikasi yang bisa dilakukan:
1) Gol darah (ABO, Rh, Mn, dan lain-lain)
2) Analiasa kimia darah
Alkohol
Narkoba
3) DNA
Keayahan
Identifikasi
b. Sperma
Identifikasi yang bisa dilakukan:
1) Sperma benar atau bukan
2) Mikroskopis
3) DNA
c. Rambut
Identifikasi yang bisa dilakukan:
1) Makroskopis
2) Mikroskopis
3) DNA
d. Ludah
Identifikasi yang bisa dilakukan:
1) Mikroskopis
2) DNA
e. Tulang dan gigi
Identifikasi yang bisa dilakukan:
1) Makroskopis
2) Mikroskopis
3) DNA

3. Sebutkan 2 cara menentukan perkiraan usia dari korban yang tinggal tulang!
a. Menurut tumbuhnya gigi
1) Gigi susu
Gigi Seri I Bawah : 6 8 bulan
Gig Seri I Atas : 7 9 bulan
Gigi Seri II Bawah : 10 12 bulan
Gigi Seri II Atas : 7 9 bulan
Gigi Geraham I : 12 14 bulan
Gigi Taring : 17 18 bulan
Gigi Geraham II : 20 30 bulan
2) Gigi permanen
M1 Geraham 1 : 6 7 tahun
I1 Seri 1 : 6 8 tahun
I2 Seri 2 : 7 9 tahun
P1 Premolar 1 : 9 11 tahun
P2 Premolar 2 : 10 12 tahun
C. Taring : 11 12 tahun
M2 Geraham 2 : 12 14 tahun
M3 Geraham 3 : 17 25 tahun
b. Dari tulang-tulang panjang (dilihat dari penyatuan Epiphysisnya)
1) Epiphysis dari os. femur, tibia, fibula
Diaphysis masih terpisah dari tulang : <18 thn
Diaphysis masih terlihat seperti garis : 17 18 thn
Diaphysis sudah bersatu sempurna : > 18 thn
2) Distal epiphysis dari os. radius dan ulna
Terpisah seluruhnya : 18 19 thn
Sebagian terpisah, sebagian bersatu : 18 19 thn
Bersatu membentuk garis : 19 20 thn
Bersatu sempurna : > 20 thn
3) Head of humerus
Diaphysis terpisah seluruhanya : < 20 thn
Sebagian terpisah, sebagian bersatu : 19 20 thn
Bersatu membentuk garis : 20 21 thn
Bersatu sempurna : >21 thn
Arini Hidayati
G99152036
1. Tentukan cara menetapkan jenis kelamin dari korban penemuan mayat yang tinggal
tulang!
Melihat dari beberapa kriteria pada pelvis/tulang panggul yang berbeda antara pria
dan wanita seperti pada tabel berikut:

Pelvis/tulang panggul
No Kriteria
Wanita Pria
1 Aditus pelvis/pintu masuk panggul Bulat/gynaecoid Seperti
jantung/android
2 Exitus pelvis/pintu keluar panggul Luas Sempit
3 Cavitas pelvis/rongga pelvis Dangkal, luas Dalam, sempit
4 Arcus pubis/sudut tulang kemaluan >60 <60
5 Os ilium Miring ke lateral Lebih tegak
6 Os sacrum Pendek, kurang Panjang,
melengkung melengkung ke
depan
7 Os coccygeus Lebih lentur Kaku
8 Spina ischiadica Tidak menonjol Menonjol

Selain itu menentukan jenis kelamin juga bisa dengan melihat dari tengkorak, os
mandibula/tulang rahang bawah, dan os femur/tulang paha. Namun umumnya jika
pada korban ditemukan pelvis/tulang panggul, maka menentukan jenis kelamin sudah
tepat.

2. Sebutkan 5 sampel mayat yang tinggal tulang yang bisa diperiksa untuk identifikasi
dan identifikasi apa yang bisa dilakukan pada sampel tersebut?
a. Tulang. Dapat dilakukan pemeriksaan identifikasi DNA. Pertama, hancurkan
tulang sampai berupa bubukan halus dan mesin bor dengankecepatan tertentu
sehingga diperoleh bubukan tulang berukuran 100 m. Dekalsifikasi 1gr bubuk
tulang dengan 10 ml EDTA 0,5 M (pH 7,5), selanjutnya divorteks, diinkubasi pada
suhu 56C dalam alat ultrasonik selama 2 jam. Proses tersebut dipantau dengan
menambahkan larutan amonium oksalat pH 3.0 jenuh dan proses dihentikan
setelahlarutan jernih. Kedua, DNA diisolasi dari tulang yang didekalsifikasi
menggunakan 4 metode, yaitu metode Maxim (Silika/guanidium tiosianat), peranti
DNAZol, pirant Ready AMP, dan ekstraksi menggunakan garam dapur NaCl.
ketiga, dilakukan visualisasi DNA pada gel agarosa konvensional
menggunakanmetode pengecatan perak dan perancangan primer menggunakan
perangkat lunak.
b. Kulit dan jaringan
Sejumlah kecil contoh jaringan (=1.0-mm persegi) dimasukkan ke dalam tabung
Eppendorf yang berisi 500 larutan 5% chelex (berat/ vol dlm H20) dan
dihancurkandengan ujung pipet. Sampel ini kemudian diputar (divortex) selama 1
menit, dan diinkubasikan pada suhu 56C selama 15 menit. Vortex kembali selama
1 menit, dan panaskan pada suhu 95C selama 10 menit. Sekali lagi dilakukan
pemusingan (vortex) selama1 menit, dan disentrifus pada kecepatan 12,000g
selama 3 menit. Supernatan yangdiperoleh (sekitar15 l) siap digunakan untuk
PCR.
c. Rambut. Dapat dilakukan pemeriksaan identifikasi DNA.
d. Gigi. Dapat dilakukan pemeriksaan identifikasi sidik gigi dengan mencocokkan
rekam gigi korban jika ada.
e. Properti yang dikenakan dan menempel pada korban seperti tali celana yang
masih menempel pada korban. Dapat dicocokkan dengan pakaian yang terakhir
korban kenakan yang mungkin diketahui oleh saksi.

3. Sebutkan 2 cara menentukan perkiraan usia dari korban yang tinggal tulang?
a. Melihat dari apakah gigi geraham belakang ketiga sudah tumbuh atau belum. Jika
sudah tumbuh dapat dipastikan korban berusia lebih dari 17 tahun. Namun jika
belum tumbuh tidak dapat dipastikan apakah korban berusia kurang dari 17 tahun.
Karena umumnya gigi geraham belakang ketiga tumbuh ketika manusia berusia
lebih dari 17 tahun.
b. Melihat dari pertemuan antara epiphysis dengan diaphysis pada phalanx,
metacarpal dan carpal. Pada usia 18 tahun ke atas epiphysis dan diaphysis sudah
menyatu sedangkan pada usia di bawah 18 tahun epiphysis dan diaphysis belum
menyatu (belum terjadi penulangan secara sempurna).
Mahardhika K

1) Tentukan cara menetwpkan jenis kelain dr korban penemuan mayat yg


tinggal tulang
Dengan tulang tengkorak :
Tengkorak pria: Lebih besar, lebih berat, tulang lebih tebal,
tonjolan tonjolan lebih jelas
Tulang dahi : Pria lebih miring, wanita tegak lurus
Cavum Orbita Pria
Cavum Orbita Wanita

Rahang bawah : Angulus mandibula pd pria < 900 ; Angulus


mandibula pd wanita >900
Dengan os humerus
Laki-laki : lebih besar, lebih kasar, sulcus intertubecularis lebih
dalam
Perempuan : lebih ringan, lebih halus, sulcus intertubecularis
lebih dangkal
Dengan os femoris
Laki-laki : lebih berat, lebih kasar, trochanter mayor lebih
menonjol
Perempuan : lebih ringan, lebih halus, trochanter kurang
menonjol
Dengan tulang panggul

Ciri Laki-laki Perempuan


Incisura ischiadica Sempit, bentuk U Terbuka, bentuk U
mayor
Arcus pubis 45o 90o
Pelvis mayor sempit Lebar
Pelvis minor Sempit lebar
2) sebutkan 5 sampel mayat yg bisa diperiksa untuk identifikasi. Juga sebutlan
identifikasi apa yg bisa dilakukan pada sampel tersebut?
a) Primer
i) Pemeriksaan sidik jari
ii) Super imposed fotografi
iii) Analisis DNA
b) Sekunder
i) Identifikasi medik
ii) properti

3) sebut 2 cara menentukan perkiraan usia dr korban tersebut


a) Berdasarkan gigi
1 Infans I : Lahir sampai dengan tumbuh gigi M sampai 7
1
tahun
2 Infans II : Tumbuh gigi M sampai dengan tumbuh M 13
1 2
16 tahun
3 Juvenis : Tumbuh gigi M sampai dengan tumbuh M 18
1 3
22 tahun
4 Adultus : M sudah tumbuh, tanda pertama keausan gigi
3
(+). Obliterasi sutura mulai. Ossifikasi epiphysis
selesai 30 tahun.
5 Maturus : Keausan gigi lanjut. Obliterasi suturan lanjut
50 tahun.
6 Senilis : Oblitari sutura sempurna, kehilangan gigi,
tertautnya lobang gigi, processus alveolaris
mulai susut/memendek

b) Berdasarkan tulang panjang


i) Epifisis dari os femur, tibia, fibula
(1) Diaphysis masih terpisah dari tulang : <18 thn
(2) Diaphysis masih terlihat seperti garis : 17 18 thn
(3) Diaphysis sudah bersatu sempurna : > 18 thn
ii) Distal epifisis os radius dan ulna
(1) Terpisah seluruhnya : 18 19 thn
(2) Sebagian terpisah, sebagian bersatu : 18 19 thn
(3) Bersatu membentuk garis : 19 20 thn
(4) Bersatu sempurna : > 20 thn
iii) Caput humerus
(1) Diaphysis terpisah seluruhanya : < 20 thn
(2) Sebagian terpisah, sebagian bersatu : 19 20 thn
(3) Bersatu membentuk garis : 20 21 thn
(4) Bersatu sempurna : >21 thn
Yurike Rizkhika

1. Tentukan cara menetapkan jenis kelamin dari korban penemuan mayat yang tinggal
tulang!
Penentuan jenis kelamin pada rangka : Penentuan ini didasarkan pada ciri-ciri yang
mudah dikenali pada tulang-tulang :
- Panggul: ischium pubis pada wanita lebih besar dari pria

- Tengkorak: untuk menetukan jenis kelamin dari tengkorak, diperlukan penilaian dari
berbagai ciri-ciri yang terdapat pada tengkorak tersebut. Ciri utama adalah penonjolan
di atas orbita (procc.mastoideus, palatum, rongga mata, rahang bawah). Luas
permukaan procc. mastoideus pada pria lebih besar dibandingkan wanita, hal ini
dikaitkan dengan adanya insersi otot leher yang lebih kuat pada pria.
- Tulang dada: rasio panjang dari manubrium sterni dan corpus sterni menetukan jenis
kelamin. Pada wanita manubrium sterni melebihi separuh panjang corpus sterni.
- Tulang panjang: pria pada umumnya memiliki tulang yang lebih panjang, lebih berat
dan lebih kasar, serta impresinya lebih banyak. Tulang paha merupakan tulang
panjang yang dapat diandalkan dalam penentuan jenis kelamin. Konfigurasi,
ketebalan, ukuran dan caput femoris serta bentukan dari otot dan ligamen perlu
diperhatikan.

- Penentuan jenis kelamin secara histologik: prinsip penentuan secara histoligik atau
miroskopik ini adalah berdasarkan pada kromosom. Bahan pemeriksaan dapat diambil
dari = kulit, leukosit, sel-sel selaput lendir pipi bagian dalam, sel-sel rawan, korteks
kelenjar supra renalis, cairan amnion.

2. Sebutkan 5 sampel mayat yang bisa diperiksa untuk identifikasi. Juga sebutkan
identifikasi apa yang bisa dilakukan pada sampel tersebut!
5 sampel mayat:
1) Jenazah yang masih baru dan utuh
2) Jenazah yang sudah membusuk dan utuh
3) Bagian-bagian dari tubuh jenazah
Identifikasi yang dapat dilakukam:

1) Perbedaan umur dan jenis kelamin pria atau wanita


2) Pakaian
3) Sidik jari
4) Jaringan parut
5) Tato
6) Kondisi mental
7) Antropometri

3. Sebutkan 2 cara menentukan perkiraan usia dari korban tersebut!


Perkiraan usia dengan pertumbuhan gigi mendekati ketepatan sampai dengan 6 bulan.
Penyatuan ujung-ujung tulang yang dinilai secara radiologis misalnya penyatuan
ujung tulang paha, siku, dan mata kaki dapat dilihat pada usia 20 tahun; sedangkan
penyatuan lutut, pergelangan tangan dan bahu akan terjadi sempurna pada usia 23-24
tahun. Penutupan tulangtulang yang membentuk tengkorak menghasilkan perkiraan
10 tahunan. Usia korban akan menjadi lebih akurat apabila ketiganya dikombinasikan.

Data-data lain yang dapat membantu menentukan usia adalah ukuran dan maturitas
tulang, penutupan epifise, akar molar ketiga, vertebra, segmen tulang sacrum, simfisis
pubis, sutura kranialis, perubahan pada ujung tulang rusuk serta batas peri-auricular.
Pramitha Yustia / G99161073

1. Tentukan cara menetapkan jenis kelamin dari korban penemuan mayat yang tinggal
tulang!
a. Melihat dari beberapa kriteria pada pelvis/tulang panggul yang berbeda antara pria
dan wanita seperti pada tabel berikut:

Pelvis/tulang panggul
No Kriteria
Wanita Pria
1 Aditus pelvis/pintu masuk Bulat/gynaecoid Seperti
panggul jantung/android
2 Exitus pelvis/pintu keluar Luas Sempit
panggul
3 Cavitas pelvis/rongga pelvis Dangkal, luas Dalam, sempit
4 Arcus pubis/sudut tulang >60 <60
kemaluan
5 Os ilium Miring ke lateral Lebih tegak
6 Os sacrum Pendek, kurang Panjang,
melengkung melengkung ke
depan
7 Os coccygeus Lebih lentur Kaku
8 Spina ischiadica Tidak menonjol Menonjol

b. Tulang panjang (humerus, radius, ulna, femur, tibia, dan fibula).


Os Femur : laki-laki memiliki tulang paha lebih panjang dan diameter caput
humerusnya lebih lebar (>51mm), sedangkan perempuan < 45mm.
Os Humerus
Laki-laki : lebih besar, lebih kasar, sulcus intertubecularis lebih dalam
Perempuan : lebih ringan, lebih halus, sulcus intertubecularis lebih dangkal
c. Tulang tengkorak :
Tengkorak pria: Lebih besar, lebih berat, tulang lebih tebal, tonjolan tonjolan
lebih jelas
Tulang dahi : Pria lebih miring, wanita tegak lurus
Cavum Orbita Pria
Cavum Orbita Wanita
Rahang bawah : Angulus mandibula pada pria < 900 ; Angulus mandibula
pada wanita >900

2. Sebutkan 5 sampel mayat yang tinggal tulang yang bisa diperiksa untuk identifikasi
dan identifikasi apa yang bisa dilakukan pada sampel tersebut?
f. Tulang. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi usia, jenis kelamin, dan
kemungkinan penyebab kematian. Dapat dilakukan pemeriksaan identifikasi DNA
untuk memastikan identitas korban.
g. Kulit dan jaringan
Dapat dilakukan pemeriksaan identifikasi DNA
h. Rambut. Dapat dilakukan pemeriksaan identifikasi DNA.
i. Gigi. Dapat dilakukan pemeriksaan identifikasi sidik gigi dengan mencocokkan
rekam gigi korban jika ada.
j. Properti yang dikenakan dan menempel pada korban seperti tali celana yang
masih menempel pada korban. Dapat dicocokkan dengan pakaian yang terakhir
korban kenakan yang mungkin diketahui oleh saksi.

3. Sebutkan 2 cara menentukan perkiraan usia dari korban yang tinggal tulang?
c. Berdasarkan gigi

1 Infans I : Lahir sampai dengan tumbuh gigi M sampai 7 tahun


1
2 Infans II : Tumbuh gigi M sampai dengan tumbuh M 13 16
1 2
tahun
3 Juvenis : Tumbuh gigi M sampai dengan tumbuh M 18 22
1 3
tahun
4 Adultus : M sudah tumbuh, tanda pertama keausan gigi (+).
3
Obliterasi sutura mulai. Ossifikasi epiphysis selesai
30 tahun.
5 Maturus : Keausan gigi lanjut. Obliterasi suturan lanjut 50
tahun.
6 Senilis : Oblitari sutura sempurna, kehilangan gigi, tertautnya
lobang gigi, processus alveolaris mulai susut/memendek

Jika gigi geraham belakang sudah tumbuh dapat dipastikan korban berusia lebih
dari 17 tahun. Namun jika belum tumbuh tidak dapat dipastikan apakah korban
berusia kurang dari 17 tahun. Karena umumnya gigi geraham belakang ketiga
tumbuh ketika manusia berusia lebih dari 17 tahun.

d. Berdasarkan tulang panjang


Melihat dari pertemuan antara epiphysis dengan diaphysis pada phalanx,
metacarpal dan carpal. Pada usia 18 tahun ke atas epiphysis dan diaphysis sudah
menyatu sedangkan pada usia di bawah 18 tahun epiphysis dan diaphysis belum
menyatu (belum terjadi penulangan secara sempurna).
iv) Epifisis dari os femur, tibia, fibula
(1) Diaphysis masih terpisah dari tulang : <18 thn
(2) Diaphysis masih terlihat seperti garis : 17 18 thn
(3) Diaphysis sudah bersatu sempurna : > 18 thn
v) Distal epifisis os radius dan ulna
(1) Terpisah seluruhnya : 18 19 thn
(2) Sebagian terpisah, sebagian bersatu : 18 19 thn
(3) Bersatu membentuk garis : 19 20 thn
(4) Bersatu sempurna : > 20 thn
vi) Caput humerus
(1) Diaphysis terpisah seluruhanya : < 20 thn
(2) Sebagian terpisah, sebagian bersatu : 19 20 thn
(3) Bersatu membentuk garis : 20 21 thn
(4) Bersatu sempurna : >21 thn
Anthony Johan

1. Identifikasi Jenis Kelamin Kerangka Manusia

Penentuan jenis kelamin dari kerangka manusia dapat ditentukan dengan melihat
morfologi dan ukuran dari kerangka. Bagian tulang yang penting untuk menentukan jenis
kelamin adalah pelvis dan tengkorak karena dapat memberikan hasil yang lebih akurat.
Selain itu dapat pula ditentukan menggunakan tulang lainnya seperti scapula, klavikula,
humerus, ulna, radius, sternum, femur, tibia dan kalkaneus.

Metode identifikasi jenis kelamin dari kerangka secara umum dibagi atas non metrik dan
metrik.

Metode Identifikasi Jenis Kelamin Kerangka Manusia Secara Non Metrik

Penentuan jenis kelamin didasarkan pada ciri yang mudah dikenali pada tulang
tulang seperti tulang panggul (pelvis), tulang panjang (femur) dan tengkorak. Yang
mempunyai nilai tinggi adalah tulang pangul (pelvis) dan baru kemudian tulang tengkorak.

Ada beberapa tulang yang dapat dianalisis untuk menentukan jenis kelamin, salah
satunya adalah kerangka pelvis. Karena panggul ini sangat vital bagi kita sehingga
menyebabkan terjadinya perbedaan bentuk dan fungsi. Panggul/pelvis pada wanita lebih
lebar dan dangkal daripada pria sebab memiliki fungsi yang berbeda, pada perempuan
fungsi panggul selain untuk menopang, fungsi utama yang lain adalah untuk melahirkan,
panggul yang lebih lebar ini akan menjadi jalan keluar bagi sang bayi kelak. Sebaliknya,
pelvis pada laki-laki tidak dibatasi oleh kebutuhan untuk melahirkan dan oleh karena itu
dioptimalkan untuk bergerak.

Wanita umumnya mempunyai tulang pubis yang lebih lebar dari laki-laki untuk
memungkinkan kepala bayi untuk lewat pada saat proses kelahiran. Ukuran sudut subpubis
lebih dari 90 derajat, sedangkan pada laki-laki <90. Panggul pada wanita lebih lebar,
khususnya tulang kemaluan (os pubis) dan tulang usus, sudut pada insisura ischiadika
mayor lebih terbuka, foramen oburatorium mendekati bentuk segitiga. Di samping itu pada
wanita terdapat lengkung pada bagian ventral tulang kemaluan, yang tidak kentara pada
pria. Bagian subpubis dari ramus ischio-pubicus cekung pada wanita, sedangkan pada pria
tulang ini cembung. Dilihat dari sisi ventral, pada wanita bagian yang sama agak tajam,
pada pria lebih membulat.
Lima karakteristik morfologi pada os coxae (Gomezvalde et al, 2012) :

1. Bentuk tulang kemaluan. Rectangular (wanita), segitiga (laki-laki) yang


ditentukan dengan mengamati tulang kemaluan dari aspek ventral.
2. Cekung Subpubic. Ditentukan dengan memperhatikan aspek ventral ischiopubic.
Keberadaan cekung subpubic dikaitkan dengan wanita, sedangkan pada laki-laki
tidak ditemukan.
3. Bentuk ramus Ischiopubic. Ditemukan pada laki-laki, sedangkan pada wanita
tidak ditemukan.
4. Orientasi atau arah tuberositas ischium: Untuk menentukan apakah tuberositas ke
arah lateroanterior atau lateroposterior, melihat os coxae bagian ventral dengan
simfisis pubis dalam bidang vertikal. Posisi ibu jari di tengah aspek lateral
ischium tuberositas. Jika 3/4 atau lebih dari ibu jari yang terlihat, tuberositas
ischium dianggap terlihat anterior (bentuk wanita). Jika hanya 1/2 atau kurang
kuku terlihat maka
dinilai sebagai tidak terlihat dari anterior (bentuk laki-laki).
5. Bentuk sciatic notch. Pengamatan notch untuk aspek lateral dibagi menjadi 5
klasifikasi: lebar dan asimetris (wanita), lebar dan simetris (wanita), sempit dan
asimetris (laki-laki), sempit dan simetris (laki-laki), atau tak tentu. Sebuah
jempol dimasukkan ke notch; jika ada sedikit ruang itu dianggap sempit, tetapi
jika ada banyak ruang, lebar. Simetri ditentukan dengan menemukan titik
kedalaman terbesar dan mencatat jika jarak di kedua sisi itu kira-kira sama
(simetris) atau jelas tidak seimbang (asimetris). Bentuk sciatic notch pada wanita
terbuka dan dengan rasio lebar-ke-mendalam; sedangkan pada laki-laki, skiatik
lebih besar cenderung sempit dan U- shaped.
Gambar 1. Perbedaan Tulang Panggul Antara Wanita dan Laki-laki

Gambar 2 Perbedaan Tulang Panggul Antara Wanita dan Laki-laki

Cekung subpubic biasanya dikaitkan dengan wanita, sedangkan lebih dari 90% tidak
ditemukan pada laki-laki (Patriquin et al, 2003). Penentuan jenis kelamin akan sulit dilakukan
melalui penilaian karakteristik sciatic dengan pemeriksaan visual. Hal ini dipengaruhi oleh
ukuran panggul, tetapi dengan perkembangan struktur marginal tulang kemaluan yang relatif
lebih lama pada wanita dewasa dari laki-laki sedangkan ischium laki-laki lebih panjang
daripada wanita, maka untuk menentukan jenis kelamin kerangka didasarkan indeks ischio-
kemaluan, yang biasanya perempuan lebih tinggi (Gonzalez et al, 2009).

Gambar 3. Sciatic Notch Pada Laki-Laki

Sumber: (Steyn et al, 2004)

Gambar 4. Sciatic Notch Pada Wanita

Sumber: (Steyn et al, 2004)


Pada panggul, indeks isio-pubis (panjang pubis dikali seratus dibagi panjang isium)
merupakan ukuran yang paling sering digunakan.

o Nilai laki-laki sekitar 83,6


o Nilai wanita sekitar 99,5
Ukuran anatomik lain seperti indeks asetabulo-isiadikum, indeks cotuloisiadikum,
ukuran pintu atas, tengah dan bawah panggul serta morfologi deskriptif seperti:

o Insisura isiadikum mayor yang sempit dan dalam pada laki-laki.


o Sulkus preaurikularis yang menonjol pada wanita
o Arkus sub-pubis dan krista iliaka
Penggunaan kerangka pelvis untuk menentukan jenis kelamin memiliki akurasi 95%.
Namun, analisis pada tulang panggul ini tidak dapat menjadi indikator yang berguna pada
anak pra pubertas. Dimorfism antara kedua jenis kelamin susah dibedakan pada anak pra
pubertas.

Tabel 1. Perbedaan Pelvis Pada Laki-Laki dan Wanita

Ciri-ciri Laki-laki Wanita

Pelvis keseluruhan Berat, kasar, bekas otot Tidak berat, bekas otot
jelas tidak prominent, halus

Bentuk tepi Jantung Circular

True pelvis Relatif kecil Luas, dangkal

Ilium Tinggi tegak Rendah, divergen ke


lateral

Sendi sacroiliaca Besar Kecil, oblique

Sulcus pre auricular Tidak sering Sering

Greater sciatic notch Kacil, dalam Besar, lebar

Acetabulum Besar Kecil

Ichiopubic rami Bagian atas convex Bagian atas concave

Foramen obturator Besar, oval Kecil, triangular

Os pubic-corpus Triangular Quadrangular

Symphisis Tinggi Rendah


Sudut sub-pubic Sempit, V-shape Lebar, U-shape

Sacrum Panjang, sempit, dapat Pendek, lebar, 5 segmen


terdiri > 5 segmen

Promontorium Lebih menonjol Kurang menonjol

Pelvic outlet Tak dapat dilewati Dapat dilewati kepalan


kepalan tangan tangan

Identifikasi Jenis Kelamin dari Tulang Tengkorak

Tengkorak manusia menunjukkan perbedaan dalam jenis kelamin yang luar biasa
selain panggul dan diakui sebagai indikator jenis kelamin yang dapat diandalkan bagi sisa-
sisa kerangka manusia. Penentuan jenis kelamin dari tengkorak dengan metode metrik dan
metode pengamatan visual sudah dikenal. Tengkorak laki-laki umumnya lebih besar daripada
wanita, metode metrik menentukan jenis kelamin tengkorak menurut ukuran. Akurasi metode
pengamatan visual semata-mata tergantung pada pengalaman pemeriksa. Dengan
pemeriksaan tengkorak dengan mandibula, Stewart membuat penentuan 77% benar dalam
kasus yang diperiksa. Penentuan tersebut akan menjadi lebih akurat ketika ditentukan tidak
hanya berdasarkan ukuran, tapi dengan proporsi keseluruhan morfologi fitur tengkorak. Pada
tengkorak dengan rahang bawah, perbedaan jenis kelamin tercermin baik dari bentuk
daripada ukuran. Tetapi untuk meningkatkan ketepatan penentuan maka dilakukan
pengukuran ciri morfologi (Inoueb et al, 1992).

Bagian petrosa dari tulang temporal sangat mungkin yang paling umum dan terbaik
dari kerangka. Oleh karena itu, pemahaman tentang perbedaan jenis kelamin dalam tulang ini
penting. Sudut lateral dari bagian petrosa pada laki-laki lebih kecil daripada wanita. Pada
wanita, sudut medial lebih kecil daripada laki-laki (Yas et al, 2005).

Menurut penelitian Hatipoglu et al ukuran tempurung kepala lebih kecil pada wanita
dengan perbedaan statistik yang signifikan antara wanita dan laki-laki termasuk jarak antara
glabella-opisthocranion, titik-basion, basion-opisthion, dan euryon-euryon. Selain itu sesuai
data craniometric dimana volume tengkorak lebih rendah pada wanita. Perbedaan ini secara
statistik bermakna dalam semua jarak kecuali diameter foramen magnum anteroposterior dan
parietal chord. Bibby juga menyatakan bahwa tengkorak pada pria 8,5% lebih besar
dibandingkan pada wanita. Dalam sebuah penelitian serupa, Ingerslev dan Solow telah
menemukan bahwa tengkorak lebih kecil pada wanita kecuali tulang hidung, jarak orbital dan
foramen magnum (Sabanciogullari et al, 2012).

Dimorfism pada tulang tengkorak dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin.
Tengkorak pria lebih besar, lebih berat dan tulangnya lebih tebal. Seluruh relief tengkorak
(benjolan,tonjolan dsb.) lebih jelas pada pria. Tulang dahi dipandang dari norma lateralis
kelihatan lebih miring pada pria, pada wanita hampir tegak lurus; benjolan dahi (tubera
frontalla) lebih kentara pada wanita, pada pria agak menghilang.

Gambar 5. Perbedaan Tengkorak Laki-Laki dan Wanita

Arci supercilliaris lebih kuat pada laki-laki; sering hampir tidak kentara pada wanita.
Pinggir lekuk mata (orbita) agak tajam/tipis pada wanita dan tumpul/tebal pada pria. Bentuk
orbita pada pria lebih bersegi empat (menyerupai layar TV dengan sudut tumpul), pada
wanita lebih oval membulat. Prossesus mastoideus besar dan takiknya (incisura mastoidea)
lebih mendalam pada pria.

Tabel 2 Perbedaan Tengkorak Laki-Laki dan Wanita

Ciri-ciri Laki-laki Wanita

Ukuran, volume Besar Kecil


endokranial

Arsitektur Kasar Halus


Tonjolan supra orbital Besar Kecil / tipis

Prossesus mastoid Besar, kasar, tumpul Kecil, halus, runcing

Daerah oksipital, linea Tidak jelas Jelas / menonjol


muskulares dan
protuberentia

Eminensia frontalis Kecil Besar

Eminensia parietalis Kecil Besar

Orbita Persegi empat, tepi Bundar, tepi tajam,


tumpul, rendah, relatif tinggi relatif besar
kecil

Dahi Curam, kurang Bulat penuh


membundar

Tulang pipi Berat, arkus lebih ke Ringan, lebih memusat


lateral

Mandibula Besar, simfisisnya tinggi, Kecil, dengan ukuran


ramus asendingnya lebar korpus dan ramus lebih
kecil

Palatum Besar dan lebar, bentuk U Kecil, bentuk V

Foramen magnum Besar Kecil

Sudut yang terbentuk oleh rasmus dan corpus mandibulae lebih kecil pada pria
(mendekati 90). Benjol dagu (protuberia mentalis) lebih jelas/besar pada pria. Processus
coronoideus lebih besar/panjang pada pria.

Tabel 3. Perbedaan Mandibula Laki-Laki dan Wanita

Ciri-ciri Laki-laki Wanita

Ukuran Lebih besar Lebih kecil

Sudut anatomis Everted Inverted


Dagu Berbentuk persegi empat Agak bulat

Bentuk tulang Berbentuk seperti huruf V Berbentuk seperti huruf


U

Mental tubercle Besar dan menonjol Tidak signifikan

Myelohyoid line Menonjol dan dalam Kurang menonjol dan


dangkal

Tinggi pada simphisis Lebih Kurang


menti

Ramus ascending Lebih lebar Lebih sempit

Condylar facet Lebih besar Lebih kecil

Berat dan permukaan Lebih berat, Lebih ringan dengan


permukaannya kasar permukaan yang halus
dengan tempat perlekatan
otot yang nonjol

Identifikasi Jenis Kelamin dari Tulang Femur

Tulang panjang laki-laki lebih panjang dan lebih masif dibandingkan dengan tulang
wanita dengan perbandingan 100:90. Pada tulang-tulang femur, humerus dan ulna terdapat
beberapa ciri khas yang menunjukkan jenis kelamin seperti ukuran kaput dan kondilus, sudut
antara kaput femoris terdapat batangnya yang lebih kecil pada laki-laki, perforasi fosa
olekrani menunjukkan jenis wanita, serta adanya belahan pada sigmoid notch pada laki-laki.
Gambar 6. Perbedaan Femur Laki-Laki dan Wanita

Scan dan Miller-Shaivitz menganalisis sisa-sisa kerangka manusia dan menunjukkan


bahwa penentuan jenis kelamin dari femur lebih dapat diandalkan dibandingkan dari tibia.
Ada banyak kemungkinan pengukuran femoralis, tapi luasnya bicondylar dianggap berguna
untuk penentuan jenis kelamin, seperti ketika sisa-sisa kerangka ditemukan dalam keadaan
terpecah-pecah terutama ketika epiphysis superior yang diakui sebagai estimator jenis
kelamin yang baik tidak ditemukan (Perret et al, 2008).

Tabel 3. Perbedaan Femur Laki-Laki dan Wanita

Ciri-ciri Laki-laki Wanita

Caput Permukaan persendian > Permukaan persendian


2/3 dari bulatan < 2/3 dari bulatan

Collum dan corpus Membentuk sudut lancip Membentuk sudut


tumpul

Kecenderungan corpus Kurang Lebih


bagian bawah ke arah
dalam

Diameter vertikal caput Sekitar 4-5 cm Sekitar 4.15 cm


Panjang oblik trochanter Sekitar 45 cm Sekitar 39 cm

Garis popliteal Sekitar 14 cm Sekitar 10 cm

Lebar bicondylar Sekitar 5-7 cm Sekitar 7 cm

Ciri-ciri umum Berat, permukaan kasar Ringan dengan


dengan tempat perlekatan permukaan yang halus
otot yang nonjol

Tabel 4. Perbedaan Femur Laki-Laki dan Wanita

Ciri-ciri Laki-laki Wanita

Panjang Lebih panjang Lebih pendek

Tempat perlekatan otot Prominen Kurang prominen

Diameter caput femur Lebih lebar Lebih kecil

Diameter caput humerus Lebih lebar Lebih kecil

Condylus humerus Permukaan luas, lebar Lebih kecil

Identifikasi jenis kelamin dari tulang-tulang lainnya

Jumlah beberapa ukuran pada tulang dada seperti panjang sternum tanpa xyphoid,
lebar sternum pada segmen I dan II, tebal minimum manubrium dan korpus sternum segmen I
dapat untuk menentukan jenis kelamin.

Metode Identifikasi Jenis Kelamin Kerangka Manusia Secara Metrik

Salah satu daerah yang menjadi fokus perhatian dalam menentukan jenis kelamin
secara metrik adalah dari panggul. Dimensi antropometri yang digunakan, misalnya diameter
acetabular, lebar dari sciatic dan pubis, dan jumlah panjang os coxae, pubis dan ischium.
Rissech dan Malgosa juga mengambil pendekatan yang berbeda untuk memperkirakan jenis
kelamin dan usia dari laju pertumbuhan tulang pangkal paha. Mereka mengambil enam
pengukuran dari ilium. Dimorfisme seksual pada tulang ini adalah berdasarkan perbedaan
pertumbuhan antara kedua jenis kelamin. Di awal usia, perbedaan jenis kelamin dapat
dideteksi sekitar 12 tahun untuk diameter acetabular dan 15 tahun untuk panjang dan lebar
iliaka (Yas et al, 2005).

Standart teknik antropometri, 15 diambil pengukuran sebagai berikut (Steyn et al,


2008):

1. Panjang pubis : diukur dengan menggunakan caliper geser dari titik pubis yang paling
mediosuperior ke titik terdekat di tepi acetabular.
2. Ketinggian simfisis pubis: diukur dari yang paling superior ke titik paling inferior di
simfisis pubis.
3. Panjang ischial: diukur menggunakan caliper geser dari titik iscium yang paling distal
ke titik terdekat di tepi acetabulum.
4. Panjang pubis tuberkulum-acetabulum: diukur dengan kaliper geser dari titik tertinggi
dari pubis tuberkulum ke titik terdekat pada acetabulum.
5. Jumlah tinggi innominate: jarak terbesar dari titik puncak iliaka yang paling superior
ke titik paling inferior dari ischial tuberositas.
6. Lebar iliaka: jarak terbesar dari anterior superior ke spina iliaka posterior superior.
7. Luas sciatic notch: diukur dari pangkal tulang ischial ke spina iliaka posterior inferior
berhenti pada titik sebelum sudut kelengkungan tulang belakang ke posterior. Ini
diukur pada kertas grafik, sehingga dua poin pengambilan pengukuran berada di garis
horizontal yang sama pada kertas grafik.
8. Kedalaman sciatic notch : diukur dengan tulang dalam posisi yang sama, tetapi pada
tepi terdalam dari notch perpendicular ke garis antara dua titik. Hal ini pada dasarnya
sama dengan pengukuran yang dilakukan Patriquin et al., (Patriquin et al, 2005) tetapi
hanya diukur pada kertas grafik dan bukan dengan caliper untuk mencoba untuk
meningkatkan akurasi.
9. Diameter acetabular : diameter maksimum acetabulum diukur arah superior-inferior.
10. Panjang anterior sakrum: diukur dengan menyebarkan caliper dari titik tengah
promontorium ke titik tengah perbatasan inferior sakrum.
11. Luas anterior sakrum: diukur dengan sliding caliper sebagai jarak antara permukaan
auricular kiri dan kanan.
12. Luas maksimum S1: luas maksimum S1 di permukaan superior sakrum, diukur
dengan kaliper geser.
13. Diameter Bi-iliaka (articulated pelvis ): jarak maksimum antara puncak iliaka diukur
dengan papan osteometric setelah artikulasi pelvis.
14. Conjugate vera: diameter antero-posterior dari pelvic inlet diukur dengan caliper geser
dalam articulated pelvis.
15. Diameter transversal: jarak maksimum antara garis arkuata diukur pada articulated
pelvis dengan kaliper geser.
Perbedaan jenis kelamin berdasarkan pemeriksaan tulang pelvis. Setelah masa pubertas
tulang pubis pada perempuan lebih besar daripada tulang pubis laki-laki.

Sciatic notch
Rumus Sciatic notch = Lebar sciatic notchx100/dalam sciatic notch

Indek sciatic notch : pada pria 40-50 ; pada wanita 50-60

Os pubis
Perbandingan panjang tulang pubis terhadap tulang panjang, tulang ischium dengan
mengukur titik titik pertemuan tulang tulang tersebut di asetabulum. Perbandingan ini
disebut Ischia Pubic Index (IP) dengan rumus :

IP = panjang tulang ischium (mm) x 100

panjang tulang pubis (mm)

Keterangan: Index IP Pria 72-94 dan wanita 91- 115


Apabila ditarik garis sejajar dengan ramus superior dan inferior, maka sudut yang
dibentuk dari perpotongan dua garis tersebut pada pria lebih besar.

Os sacrum
Pada pria relatif lebih sempit yang bila dibandingkan antara lebar dan panjang
didapatkan nilai indeks pada pria kurang dari 112 pada wanita lebih dari 116.

IP = lebar dasar sacrum x 100

panjang longitudinal sacrum

Os ileum. Bentuk arcus compose pada pria, lengkung dari pinggir cranial ventral- facies
auricularis dapat dilanjutkan pada pinggir cranial dari ventral ischiadica mayor,
sedangkan pada wanita terdapat dua lengkungan yang terpisah.
Sacrum pada laki-laki tampaknya lebih bervariasi, sehingga hampir mustahil untuk
menggunakan metode metrik untuk penentuan jenis kelamin. Tampaknya sebagian besar
perbedaan pelvis antara jenis kelamin terletak di bagian pubis dan ischial (Steyn et al, 2008).
Penentuan jenis kelamin dilihat dari lengkung subpubis banyak dilakukan dengan
metode non metris karena fitur melengkung dan memutar membuat masalah dengan
pengaturan pengukuran sudut. Di sisi lain, metode metrik seperti rasio antara panjang dan
kedalaman sciatic notch tidak selalu didapatkan karena memerlukan landmark anatomi yang
sering hilang dalam sampel forensik dan arkeologi (Biwasaka et al, 2012).

2. Sebutkan 5 sampel mayat yg bisa diperiksa untuk identifikasi. Juga sebutlan


identifikasi apa yg bisa dilakukan pada sampel tersebut?

a. Rambut

Data-data penting yang dapat dikumpulkan untuk maksud identifikasi rambut termasuk :

i. Suku bangsa

Menurut Parikh hal ini sering dapat dikenal dari : - Warna rambut - Panjang rambut - Bentuk
dan susunan rambut

Walaupun demikian ingin kami kemukakan di sini, bahwa hal ini tidaklah mudahlah
mengingat banyaknya perkawinan antar suku bangsa, sehingga tidak lagi memberikan rambut
yang khas.

Rambut orang Indian biasanya : - Berwarna hitam - Panjang dan halus

Rambut orang cina dan jepang biasanya : - bewarna hitam - panjang dan tebal

Rambut orang Negro biasanya : - seperti wol - pendek dan kriting

Orang Negro menata rambutnya dalam bentuk spiral, sedangkan suku bangsa lainnya
membiarkan lurus saja. Pada penampang melintang, rambut yang ditata spiral menunjukkan
bentuk bulat lonjong (oval) atau rata, sedangkan rambut yang lurus bentuknnya melingkar
(circular).

ii. Umur

Hal ini kadang-kadang dapat ditentukan dari pemeriksaan rambut. Rambut lanugo bayi baru
lahir adalah halus, lunak, seperti kapas, tidak berpigmen, tidak mempunyai medulla dengan
pinggir yang licin dengan sisik rata rambut ini akan diganti dengan rambut yang kurang
halus, berpigmen, bermedulla dan bentuk yang lebih kompleks. Pertumbuhan rambut pada
daerah ketiak dan kemaluan dapat diperkirakan umur seseorang.

iii. Jenis Kelamin

Penentuan jenis kelamin seseorang dimungkinkan dengan mempelajari sekschromatin dari


sel-sel rambut kepala. Sebagai tambahan, jambang dan kumis pri adalah rambut yang dapat
dipastikan berasal dari pria. Sifat dan distribusi rambut dapt juga membantu penentuan jenis
kelamin. Rambut pada umumnya tebal, lebih kasar dan lebih berat dari pada rambut wanita.

iv. Lokasi rambut

Rambut dari bagian tubuh yang berlainnan kadang-kadang mempunyai bentuk khas, seperti
rambut kepala, rambut ketiak, rambut kemaluan, kumis, rambut mata seperti lukisan dibawah
ini :

- rambut kepala panjang dengan ujung yang rata, ujungnya seiring tumpul, karena dipangkas
secara teratur dan membulat kembali setelah seminggu dipangkas. Biasa diberi minyak
rambut sehingga dapat diduga rambut kepala. Juga sering jumpa zat pewarna kepada rambut
pewarna kepala. Rambut kepala mempunyai penampang melintang yang berbulay lonjong
atau melingkar.

- rambut ketiak dan rambut kemaluan pendek, gemuk, bergelombang dan keriting.
Diameternya silih berganti membesar mengecil panjang rambut .

- rambut ketiak menunjukkan lapisan yang penuh lemak dibawah pemeriksaan mikroskop,
disebabkan ekskresi sudorifiric.

- kumis berpenampang melintang segitiga. - Rambut mata berbentuk fusfiform dan


mempunyai ujung yang halus.

v. Hal penting lainnya

Pemeriksaan rambut adalah sangat penting untuk identifikasi. Walaupun seseorang tidak
dapat mengatakan, bahwa sehelai rambut itu berasal dari individu tertentu, namun dengan
pengamatan yang sangat cermat dapat ditetapkan bahwa rambut itu berasal dari orang yang
tertentu di antara beberapa pilihan. Warna rambut sulit ditentukan pada sehelai rambut saja,
tetapi harus jumlah yang cukup. Penentuan menjadi lebih gampang, seandainya rambut
tersebut mempunyai tanda-tanda tertentu seperti uban, rambut yang diwarnai, rambut kriting,
atau rambut palsu. Penentuan golongan darah menurut system ABO, sekarang sudah dapat
ditentukan, walaupun dari 1 (satu) helai rambut yang diambil dari bagian tubuh manapun,
sehingga dapat membantu identifikasi. Parasit tertentu dapat memberikan perubahan struktur
dari pada korteks dan medulla rambut. Pada jenazah, selama rambut belum membusuk, ia
merupakan bahan berarti untuk identifikasi, sedangkan bagian-bagian tubuh lainnya sudah
membusuk. Unsur-unsur yang merupakan komposisi rambut dapat ditentukan oleh Neutron
Activation Analysis. Dengan cara ini dapat diketahui, bahwa rambut manusia terdiri dari 29
unsur-unsur antara lain, keratin, pigmen dan medulla yang berisiZn, As, Si, Pb, Fe,Na, Cl,
Au, Mo, Tu dan sebagainya. Hanya Zn mempunyai konsentrasi yang tetap sepanjang umur
manusia, sedangkan unsru-unsr lainnya berubah sesuai usia dan perubahan hidupnya.

b. Tulang

Dapat untuk menentukan usia (dijelaskan di nomor 3), bekas trauma, dan jenis kelamin
(dijelaskan di nomor 1).

c. Kulit

Dapat membantu memperlihatkan bekas trauma, warna kulit, dan tes DNA.

d. Gigi

Bila data gigi tidak tersedia dan cara lain dalam melakukan identifikasi tidak mungkin
dilakukan, ahli forensik odontologi dapat membuat gambaran secara umum dari individu
tersebut. Proses ini dikenal sebagai Gambaran gigi psotmortem. Gambaran gigi memberikan
informasi meliputi lamanya pembusukan, latar belakang keturunan, jenis kelamin dan status
sosial ekonomi. Pada tempat yang memiliki fasilitas yang canggih dapat diperoleh informasi
lain seperti pekerjaan, kebiasan makan, sifat seseorang dan kadang-kadang penyakit gigi atau
penyakit sistemik yang diderita.

Ahli forensik odontologi memerlukan kerjasama dengan ahli antropologi forensik


untuk membantu melakukan identifikasi atau membentuk gambaran seseorang. Penentuan
jenis kelamin dan keturunan dapat diperoleh dari ukuran tulang tengkorak dan bentuknya.
Dari bentuk tulang tengkorak seorang ahli forensik odontologi dapat menentukan ras dalam 3
kelompok besar yaitu: Kaukasoid, Mongoloid dan Negroid. Pemeriksaan mikroskopis dari
gigi dapat menentukan jenis kelamin berdasarkan ada tidaknya kromatin Y dan analisis
DNA.
Gambaran struktur gigi dapat digunakan untuk menentukkan kronologis usia orang tersebut.
Usia anak-anak dapat ditentukan dengan menganalisa perkembangan gigi dan membandingkannya
dengan tingkat perumbuhan gigi manusia. Akurasi kesimpulan biasanya mencapai + 1,5 tahun. Dalam
hal ini waktu erupsi dapat digunakan untuk menentukan usia pra-dewasa.

Bayi yang baru lahir belum memiliki gigi, bentuknya masih berupa benih gigi yang
terdapat di dalam rahang, selanjutnya gigi akan tumbuh dan keluar dari gusi. Proses ini
disebut sebagai erupsi gigi. Gigi pertama yang keluar adalah gigi susu. Erupsi progresif
dimulai pada usia 6 bulan dan berakhir pada usia sekitar 6 tahun. Karena proses ini terjadi
secara bertingkat dan progresif, keberadaan gigi dalam rahang dapat membantu ahli forensik
untuk memperkirakan usia seseorang sampai batas 25 tahun

e. Belatung

Dalam kasus entomologi forensik, Gomes et al. (2006) menyatakan bahwa lalat merupakan
invertebrata primer yang mendekomposisi komponen organik pada hewan termasuk juga
mayat manusia. Pada saat lalat mengambil materi organik yang ada di dalam tubuh mayat,
maka lalat tersebut akan memindahkan telur yang akan berkembang menjadi larva dan pupa
(Sukontason et al., 2007). Adanya berbagai perubahan dari berbagai jenis lalat dan serangga
lain akan menimbulkan suatu komunitas dalam mayat yang secara ekologi dan evolusi akan
terjadi proses kompetisi, predasi, seleksi, penyebaran dan kepunahan lokal dalam tubuh
mayat tersebut (Hangeveld, 1989).

Selama proses dekomposisi pada bangkai hewan atau manusia, bangkai tersebut akan
mengeluarkan senyawa kimia yang dilepaskan ke udara yang mampu menarik serangga
necrophagous. Sensor kimia serangga necrophagous sangat sensitif pada senyawa kimia
tersebut akan tertarik pada sumber bau tersebut. Senyawa kimia tersebut bersumber dari
mekanisme autolisis sel-sel yang melibatkan berbagai macam enzim pendegradasi sel
(Gennard, 2007).

Salah satu contoh serangga necrophagous adalah lalat yang masuk ke tubuh manusia dengan
tujuan untuk bertelur, pada umumnya lalat memilih dalam lubang tubuh lembab, seperti
mulut, hidung, atau mata. Setelah beberapa saat telur menetas, dan larva lalat (belatung)
muncul serta memakan pada tubuh tersebut hingga membusuk. Ketika larva telah mencukupi
kebutuhan untuk makanannya, maka belatung akan keluar dari tubuh mayat dan mencari
tempat untuk membentuk pupa (kepompong). Pada tahap berikutnya dari siklus hidupnya,
muncullah generasi berikutnya yang berupa serangga dewasa (imago) yang muncul dari pupa
tersebut yang siap memulai siklus selanjutnya (Byrd, 2011; Gaensslen, 2009).

Untuk mengukur waktu kematian dapat digunakan suhu yang dibutuhkan oleh serangga
untuk hidup. Serangga merupakan hewan poikilotermik atau hewan yang suhu tubuh dan
aktivitas metabolismenya dipengaruhi oleh lingkungan. Serangga menggunakan energi panas
(thermal unit) untuk pertumbuhan dan perkembangnya. Sehingga kebutuhan energi selama
masa hidupnya dapat dikalkulasi. Thermal unit disebut juga hari derajat (degree days oD )
yang mana nilai oD dapat ditambahkan bersamaan yang akan menghasilkan nilai
accumulated degree days (ADD). Jika periode thermal unit pendek maka bisa digunakan
accumulated degree hours (ADH). Dari peristiwa tersebut, maka waktu kematian dpat
dihitung dengan menggunakan rumus:

ADH= Waktu(hours) (temperatur temperatur basal)


ADD= Waktu(days) (temperatur temperatur basal)

Waktu yang digunakan adalah waktu tahapan perkembangan serangga yang dapat diketahui
dari literatur yang sudah ada. Sementara temperatur yang digunakan adalah temperatur
lingkungan yang bisa diperoleh melalui stasium badan meteorologi. Sementara temperatur
basal adalah temperatur fisiologi terendah yang setiap serangga memiliki nilai temperatur
yang berbeda-beda (Tabel 2).

Tabel 2. Nilai temperatur basal (Gennard, 2007).

3. Sebut 2 cara menentukan perkiraan usia dari korban tersebut.

Usia saat seseorang meninggal dunia dapat diperkirakan dengan memeriksa temuan klinis,
gigi geligi, dan radiologis. Erupsi atau pertumbuhan gigi terjadi sampai usia 20 tahun.
Perkiraan usia dengan pertumbuhan gigi mendekati ketepatan sampai dengan 6 bulan.
Penyatuan ujung-ujung tulang yang

dinilai secara radiologis misalnya penyatuan ujung tulang paha, siku, dan mata kaki dapat
dilihat pada usia 20 tahun; sedangkan penyatuan lutut, pergelangan tangan dan bahu akan
terjadi sempurna pada usia 23-24 tahun. Penutupan tulang-tulang yang membentuk tengkorak
menghasilkan perkiraan 10 tahunan. Usia korban akan menjadi lebih akurat apabila ketiganya
dikombinasikan (Idries, 2011).

Tabel 2.1 Perkiraan usia berdasarkan erupsi gigi (Idries, 2011).

Keterangan : usia dalam tahun

Data-data lain yang dapat membantu menentukan usia adalah ukuran dan maturitas tulang,
penutupan epifise, akar molar ketiga, vertebra, segmen tulang sacrum, simfisis pubis, sutura
kranialis, perubahan pada ujung tulang rusuk serta batas peri-auricular.
Dita R Putri

1. Cara menetapkan jenis kelamin dari korban penemuan mayat yang tinggal tulang

Jenis kelamin mayat dapat dengan mudah ditentukan hanya dengan melihat penampilan fisik
saja jika bagian tubuh mayat masih utuh dan belum mengalami pembusukan. Apabila yang tersisa
hanya tinggal tulang, kita dapat memperkirakan jenis kelaminnya dengan melihat bentuk tulang-
tulang yang tersisa. Menurut SFU (Museum of Archaeology and Ethnology, 2010), tulang-tulang
yang dapat diidentifikasi adalah tulang panggul, tulang paha (femur), dan kepala (tengkorak).
Tulang pada laki-laki biasanya lebih keras dan lebih lebar. Tulang panggul perempuan berbentuk
oval dan cenderung lebih lebar dengan sudut subpubik yang lebar (>90 0) dari panggul laki-laki.
Tulang paha laki-laki juga lebih panjang dan diameter caput humerusnya lebih lebar (>51mm),
sedangkan perempuan < 45 mm. Tengkorak laki-laki ditandai dengan penonjolan arcus
superciliaris yang lebih jelas dan prosesus mastoideus yang lebih besar bila dibandingkan dengan
perempuan (Idries, 2011). Daerah supraorbital (kening) lebih jelas pada laki-laki dan batasnya
lebih tajam pada wanita, langit-langit dan gigi lebih lebar, dagu yang lebih jelas dan rahang yang
lebih lebar.
Perbedaan pelvis wanita dan pria

perbedaan humerus antara laki-laki (kanan) dan perempuan (kiri)

a. Tulang pelvis :

No Kriteria Wanita Pria


1 Pintu masuk Bulat/gynecoid Seperti
panggul jantung/android
2 Exitus pelvis Luas Sempit
3 Cavitas pelvis Dangkal, luas Dalam, sempit
4 Os ilium Miring ke lateral Lebih tegak
5 Os sacrum Pendek, Panjang,
melengkung melengkung ke
depan
6 Os coccygeus Lebih lentur kaku
7 Spina ischiadicus Tidak menonjol menonjol
8 Arcus pubis >60o <60o
b. Tulang tengkorak.
Yang membedakan Laki laki Perempuan

Ukuran Kapasitas intra kra nial Kapasitas intra kra nial lebih
lebih besar 10 % dari kecil 10% dari laki laki
perempuan
Glabella Kurang menonjol
Lebih menonjol
Daerah supra orbita Lebih menonjol
Kurang menonjol
Processus Lebih menonjol
mastoideus Kurang menonjol
Lebih menonjol
Protuberantia Kurang menonjol
occipitalis Lebih menonjol
Kurang tegas
Arcus zigomaticus Curam,agak datar
Bulat/bundar
Dahi Lebih menonjol
Kurang menonjol
Eminentia frontalis Letak lebih rendah, relatif
lebih kecil, batas agak bulat Lebih tinggi, relativ lebih
Orbita dan berbentuk seperti besar, batas tajam dan
persegi empat berbentuk bulat
Nasion
Angulasi jelas Angulasi kurang menonjol
Malar prominence
Lebih lengkung Lebih datar
Lobang hidung
Lebih tinggi dan sempit Lebih rendah dan luas
Eminentia parietalis
Kurang Lebih
Condilus occipitalis
Besar Kecil
Condylar facet
Panjang dan sempit Pendek dan luas
Foramina
Lebih besar Lebih kecil
Palatum
Lebih besar dan berbentuk Lebih kecil dan parabolik
seperti huruf U
Digastric groove
Dangkal
Dalam
Sinus frontalis Lebih berkembang Kurang berkembang

Gigi Lebih besar Lebih kecil

Permukaan tulang Permukaan seluruhnya Seluruhnya halus dengan


kasar dengan tempat tempat perlengketan otot
perlekatan otot yang lebih yang kurang menonjol
menonjol

c. Tulang femur

Yang membedakan Laki laki Perempuan

Caput Permukaan persendian Lebih Permukaan persendian


dari 2/3 dari bulatan kurang dari 2/3 dari bulatan
Membentuk sudut tumpul
Collum dan corpus
Membentuk sudut lancip Lebih
Kecenderungan
corpus bagian Kurang Sekitar 4.15 cm
bawah ke arah
dalam Sekitar 4 5 cm Sekitar 39 cm

Diameter vertikal
caput
Sekitar 45 cm Sekitar 10 cm
Panjang oblik
trochanter
Sekitar 14 cm Sekitar 7 cm
Garis popliteal
Sekitar 7 5 cm Ringan dengan permukaan
yang halus
Lebar bicondylar
Berat,permukaan kasar
dengan tempat perlekatan
otot yang menonjol

2. Sebutkan 5 sampel mayat yang bisa diperiksa untuk identifikasi, juga sebutkan
identifikasi apa yang bisa dilakukan pada sampel tersebut
a. Tulang os pelvis untuk menentukan jenis kelamin,
b. Tulang tengkorak menentukan jenis kelamin
c. Rambut, untuk pemeriksan DNA
d. Gigi, untuk pemeriksaan DNA dan usia
e. Tulang untuk pemeriksaan DNA

3. Sebut 2 cara menentukan perkiraan usia dari korban tersebut


Usia saat seseorang
meninggal dunia dapat
diperkirakan dengan
memeriksa temuan
klinis, gigi geligi, dan
radiologis. Erupsi atau
pertumbuhan gigi
terjadi sampai usia 20 tahun.
Perkiraan usia dengan
pertumbuhan gigi
mendekati ketepatan
sampai dengan 6 bulan.
Penyatuan ujung-ujung
tulang yang dinilai secara radiologis misalnya penyatuan ujung tulang paha, siku, dan
mata kaki dapat dilihat pada usia 20 tahun; sedangkan penyatuan lutut, pergelangan
tangan dan bahu akan terjadi sempurna pada usia 23-24 tahun. Penutupan tulang-
tulang yang membentuk tengkorak menghasilkan perkiraan 10 tahunan. Usia korban
akan menjadi lebih akurat apabila ketiganya dikombinasikan (Idries, 2011).
Data-data lain yang dapat membantu menentukan usia adalah ukuran dan maturitas
tulang, penutupan epifise, akar molar ketiga, vertebra, segmen tulang sacrum, simfisis
pubis, sutura kranialis, perubahan pada ujung tulang rusuk serta batas peri-auricular.
Anak dan dewasa < 30 tahun
Persambungan speno-oksipital 17-25 tahun
Tulang selangka dimulai 18-25 tahun lengkap 25-30 tahun
Tulang belakang sebelum umur 30 tahun menunjukan alur yang dalam dan radier
pada permukaan atas dan bawah

Dewasa diatas 30 tahun


Pemeriksaan tengkorak : pemeriksaan sutura, penutupan tabula interna mendahului
eksterna
Sutura sagitalis, koronarius dan sutura lamboideus mulai menutup umur 20-30 tahun
Sutura spheno-parietal umumnya tidak akan menutup sampai 70 tahun
Tedja

1. Tentukan cara menetapkan Menetapkan jenis kelamin dari korban


jenis kelamin dari korban berdasarkan bentuk tulang, antara lain; tulang
penemuan mayat yang panggul, tulang paha (femur), dan kepala
tinggal tulang (tengkorak). pada laki-laki, tulang lebih keras
dan lebar.

Perempuan berbentuk oval dan lebih lebar,


dengan sudut suprapubik lebar (>90 derajat)
dibandingkan dengan laki-laki. Pelvis mayor
maupun minor pada laki-laki jauh lebioh sempit
daripada perempuan

Tengkorak pria lebih besar, lebih berat dan


tulangnya lebih tebal. Seluruh rellef tengkorak
(benjolan,tonjolan dsb.) lebih jelas pada pria.
Tulang dahi dilihat secara lateralis kelihatan
lebih miring pada pria, pada wanita hampir
tegak lurus

2. 5 sampel mayat yang a. Rambut dengan pemeriksaan DNA


b. Gigi dengan menentukan usia dan DNA
bisa diperiksa untuk
c. Pemeriksaan tulang
identifikasi d. Skin untuk memeriksa DNA
e. Belatung untuk mengidentifikasi lamanya
kematian
3. Sebutkan 2 cara Bisa dilakukan dengan pemeriksaan dari tulang,
menentukan perkiraan usia khususnya panjang tulang, perkembangan
dari korban tersebut penyatuan tulang dan pemeriksaan gigi.
Panjang tulang :
a. Epifisis dari os femur, tibia, fibula
Diapisis terpisah dari tulang usia < 18
tahun, terlihat seperti garis 17-18 tahun
dan bersatu sempurna pada usia > 18
tahun
b. Caput Humerus
Diapisis terpisah seluruhnya usia < 20
tahun, sebagian terpisah dan sebagian
bersatu pada usia 19-20 tahun, bersatu
membentuk garis usia 20-21 tahun, dan
bersatu sempurna pada usia >21 tahun.
Zhafira Arrum

1. Tentukan cara menetapkan jenis kelamin dari korban penemuan mayat yang
tinggal tulang?
Pada orang dewasa, beberapa tulang tertentu bentuknya berbeda antara laki-
laki dan wanita. Tulang-tulang itu antara lain tengkorak, pelvis, tulang
panjang,rahang dan gigi. Tulang panjang pada laki-laki lebih masive (terutama
disekitar sendi) dan rigi perlekatan otot lebih nyata. Bentuk rahang dan gigi antara
laki-laki dan wanita juga berbeda sehingga dapat dimanfaatan untuk kepentingan
identifikasi jenis kelamin. Rahang pada laki-laki umumnya seperti huruf V
sedangkan pada wanita seperti huruf U. Gigi dan akar gigi permanen pada laki-
laki lebih besar dari pada wanita.

2. Sebutkan 5 sampel mayat yang bisa diperiksa untuk identifikasi. Juga sebutkan
identifikasi apa yang bisa dilakukan pada sampel tersebut?

1.) Pemeriksaan darah


2.) Pemeriksaan cairan semen
3.) Pemeriksaan rambut
4.) Pemeriksaan air liur
5.) Pemeriksaan sidik jari
6.) Pemeriksaan gigi
8) Pemeriksaan tulang

Identifikasi yang dapat dilakukan pada sampel tersebut adalah


1.) pemeriksaan gigi
2.) pemeriksaan tulang

3. Sebutkan 2 cara menentukan perkiraan usia dari korban tersebut?


Kedua cara tersebut adalah dengan identifikasi tulang manusia dan gigi dapat
memberikan informasi penting bagi perkiraan umur manusia. Namun signifikan
dari pemeriksaan tulang bergantung pada besarnya penyebaran kelompok umur
sehingga perlu dikelompokan secara terpisah menjadi kelompok fetus, neonatus,
anak-anak, adolescen dan dewasa.
Pada kelompok dewasa (yaitu sesudah berumur 20 tahun), perkiraan umur
dengan menggunakan tulang menjadi lebih sulit. Beberapa petunjuk yang
dapatdipakai antara lain, penutupan sutura, perubahan sudut rahang dan adanya
prosespenyakit.
Penentuan umur dengan menganalisis jaringan yang akan tumbuh menjadi gigi
pada bayi di dalam kandungan mempunyai derajat kecermatan yang
tinggi.Sesudah dilahirkan penentuan umur dapat dilakukan dengan mendasarkan
padmineralisasi, pembentukan mahkota gigi, erupsi gigi dan resobsi apicalis.
Dengancmenggunakan formula matematik, Gustafson telah menyusun rumus yang
dapat digunakan untuk membantu menentukan umur melalui pemeriksaan gigi
Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memilikikeunggulan sebagai
berikut :
1. Gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan
dan pengaruh lingkungan yang ekstrim.
2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi
gigi menyebabkan identifikasi dengan ketepatan yang tinggi.
3. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis
gigi (dental record ) dan data radiologis.
4. Gigi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan morfologis,
yang mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga
apabila terjadi trauma akan mengenai otot-otot tersebut terlebih dahulu.
5. Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian
bahwa gigi manusia kemungkinan sama satu banding dua miliar.
6. Gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400C.
7. Gigi geligi tahan terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang
terbunuh dan direndam dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur, sedangkan
giginya masih utuh.

Batasan dari forensik odontologi terdiri dari identifikasi dari mayatyang tidak
dikenal melalui gigi, rahang dan kraniofasial.
1. Penentuan umur dari gigi.
2. Pemeriksaan jejas gigit (bite-mark ).
3. Penentuan ras dari gigi.
4. Analisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan kekerasan.
5. Dental jurisprudence berupa keterangan saksi ahli.
6. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal.
Rosalina Febrianti

1. Menentukan jenis kelamin dari mayat yang tinggal tulang adalah dengan menilai bentuk

tulang. Menurut SFU (Museum of Archaeology and Ethnology, 2010), tulang- tulang yang

dapat diidentifikasi adalah tulang panggul, tulang paha (femur), dan kepala (tengkorak).

pada laki-laki, tulang lebih keras dan lebar.

1. Os. Pelvis : perempuan berbentuk oval dan lebih lebar, dengan sudut suprapubik

lebar (>90 derajat) dibandingkan dengan laki-laki.

female : superior view (Os Sacrum tilted back), Inferior view (big pelvic outlet/iliea

spread wider)

Male : Superior view (Os. Sacrum tilted forward), Inferior view (Small Pelvic Outlet/

ilia closer together

2. Tulang panjang (humerus, radius, ulna, femur, tibia, dan fibula).

femur : laki-laki memiliki tulang paha lebih panjang dan diameter caput humerusnya

lebih lebar (>51mm), sedangkan perempuan < 45mm.

3. Tengkorak : pada laki-laki ditandai dengan penonjolan arcus superciliaris yang lebih

jelas dan prosesus mastoideus yang lebih besar bila dibandingkan dengan

perempuan (Idries, 2011). Daerah supraorbital (kening) tampak lebih jelas pada laki-

laki dan batasnya lebih tajam pada wanita, langit-langit dan gigi lebih lebar, dagu

yang lebih jelas dan rahang yang lebih lebar.

2. 5 sampel mayat yang bisa diperiksa untuk identifikasi

informasi umum tentang sisa tubuh (rentang usia, jenis kelamin, tinggi), fakta-fakta

medis dan dental (tanda fraktur lama, bekas operasi, kondisi gigi), trauma dan kerusakan

post-mortem, informasi mengenai sidik jari, DNA, pakaian dan benda- benda lain yang

ditemukan bersama/dekat sisa tubuh, informasi tambahan, seperti: dimana dan bagaimana

sisa tubuh ditemukan berdasarkan pengakuan para saksi.


pada mayat mr. X 5 sampel yang dapat diidentifikasi :

1 Gigi (Usia, DNA)

2. Tengkorak (jenis kelamin)

3. Sisa Tulang : tulang kompak panjang bagian 4-6 cm (jenis kelamin, usia)

4. Rambut (DNA)

5. Skin (DNA)

3. Menentukan perkiraan usia pada korban tersebut adalah dengan pemeriksaan panjang

tulang, penyatuan tulang, gigi. Penutupan sutura di tengkorak juga merupakan indikator usia.

Setelah 25 sampai 30 tahun, estimasi

umur menjadi lebih sulit. Os pubis, os

sacrum, dan os ilium pelvis adalah

tulang yang memiliki perbedaan paling

jelas antara laki-laki dan perempuan.

Bentuk tengkorak, bentuk mandibula,

dan ukuran protuberentia occipitalis.

Usia 0-5: terbaik menggunakan gigi-

odontologi forensik

Fase gigi sulung, pola erupsi gigi

dewasa dapat diketahui

Usia 6-25: penyatuan epifisis

Fusi epifisis bervariasi dengan jenis kelamin dan biasanya selesai pada usia 25

Usia 25-40: sangat keras

Usia 40 +: pada dasarnya terdapat keausan pada tulang

Penyakit periodontal, arthritis, kerusakan panggul, dll

Bisa juga menggunakan pengerasan tulang seperti yang ditemukan di tengkorak

Berdasarkan Gigi :
-
Shindy Yudha Utami (12711137) FK UII

TUGAS FORENSIK

1. Tentukan cara menetapkan jenis kelamin dari korban penemuan mayat yang tinggal
tulang
Jawaban :
Metode identifikasi jenis kelamin dari kerangka secara umum dibagi atas non metrik
dan metrik :
Non metrik
- Penentuan jenis kelamin didasarkan pada ciri yang mudah dikenali pada
tulang-tulang seperti tulang panggul, tulang panjang, dan tulang tengkorak.
Yang mempunyai nilai tinggi adalah tulang panggul baru kemudian tulang
tengkorak.
1. Os. Pelvis
Perempuan berbentuk oval dan lebih lebar, dengan sudut suprapubik
lebar (>90 derajat) dibandingkan dengan laki-laki.

2. Tengkorak
Besarnya tengkorak adalah salah satu ciri dimorfis seksual. Tengkorak
pria lebih besar, lebih berat dan tulangnya lebih tebal. Seluruh rellef
tengkorak (benjolan,tonjolan dsb.) lebih jelas pada pria. Tulang dahi
dilihat secara lateralis kelihatan lebih miring pada pria, pada wanita
hampir tegak lurus; tubera frontalla lebih terlihat pada wanita, pada pria
agak menghilang. Arci supercilliaris lebih terlihat pada laki-laki; sering
hampir tidak terlihat pada wanita; orbita agak tajam/tipis pada wanita dan
tumpul/tebal pada pria. Bentuk orbita pada pria lebih bersegi empat
(menyerupai layar TV dengan sudut tumpul), pada wanita lebih oval
membulat. prossesus mastoideus besar dan incisura mastoidea lebih
dalam pada pria.
Identifikasi jenis kelamin dari mandibula

No Yang membedakan Laki laki Perempuan


1 Ukuran Lebih besar Lebih kecil

2 Sudut anatomis Everted Inverted

3 Dagu Berbentuk persegi empat Agak bulat

4 Bentuk tulang Berbentuk seperti huruf V Berbentuk seperti huruf U


Besar dan menonjol

5 Mental tubercle Menonjol dan dalam Tidak signifikan

6 Myelohyoid line Lebih Kurang menonjol dan dangkal

7 Tinggi pada simphisis Lebih lebar Kurang

8 Ramus ascending Lebih besar Lebih sempit

9 Condylar facet Lebih berat,permukaannya Lebih kecil


kasar dengan tempat
10 Berat dan permukaan perlengketan otot yang Lebih ringan dengan

menonjol permukaan yang halus


11 Gigi Lebih kecil
Lebih besar
3. Tulang panjang

Identifikasi jenis kelamin dari tulang femur


No Yang membedakan Laki laki Perempuan
1 Caput Permukaan persendian Lebih Permukaan persendian kurang
dari 2/3 dari bulatan dari 2/3 dari bulatan

2 Collum dan corpus Membentuk sudut lancip Membentuk sudut tumpul

3 Kecenderungan Kurang Lebih


corpus bagian bawah
ke arah dalam

4 Diameter vertikal Sekitar 4 5 cm Sekitar 4.15 cm


caput
5 Sekitar 45 cm Sekitar39 cm
Panjang oblik
trochanter
6 Sekitar 14 cm Sekitar 10 cm
Garis popliteal
7 Sekitar 7 5 cm Sekitar 7 cm
Lebar bicondylar
8 Berat,permukaan kasar dengan Ringan dengan permukaan
Ciri ciri umum tempat perlekatan otot yang yang halus
menonjol

Metrik
- Os. Pubis
Perbandingan panjang tulang pubis terhadap ulang panjang, tulang ischium
dengan mencari titik titik pertemuan tulang-tulang tersebut di asetabulum.
Perbandingan ini disebut Ischia Pubic Index (IP) dengan rumus :
IP = panjang tulang ischium (mm) x 100
Panjang tulang pubis (mm)
Keterangan : IP pria 72-94 dan wanita 91-115
Apabila ditarik garis sejajar dengan ramus superior dan inferior, maka sudut
yang dibentuk perpotongan dua garis tersebut pada pria lebih besar
- Os. Sacrum
Pada pria relatif lebih sempit yang bila dibandingkan antara lebar dan
panjang didapatkan nilai indeks pada pria kurang dari 112 pada wanita lebih
dari 116.

2. Sebutkan 5 sampel mayat yang bisa diperiksa untuk identifikasi. Juga sebutkan
identifikasi apa yang bisa dilakukan pada sampel tersebut
Jawaban :
1. Os. Pubis bisa digunakan untuk identifikasi jenis kelamin
2. Belatung untuk mengetahui lama kematian
3. Gigi untuk menentukan usia dan DNA
4. Tengkorak untuk menentukan jenis kelamin
5. Rambut DNA

3. Sebutkan 2 cara menentukan perkiraan usia dari korban tersebut


Jawaban :
Bisa digunakan
- tulang tengkorak
- mikroskopis tulang dan gigi
Untuk memperkirakan usia, bagian yang berbeda dari rangka lebih berguna untuk
menetukan perkiraan usia pada range usia yang berbeda. Range usia meliputi usia
perianal, neonatus, bayi dan anak kecil, usia kanak-kanak lanjut, usia remaja,
dewasa muda dan dewasa tua.
Umur dalam 3 tahapan :
1. Bayi baru dilahirkan : neonatus, bayi yang belum mempunyai gigi, sangat sulit
untuk menentukan usianya karena pengaruh proses pengembangan yang berbeda
pada masing-masing individu. Pembentukan gigi sering digunakan untuk
memperkirakan usia. Pembentukan gigi permanen sangat menentukan
usia/indikatornya.
2. Anak dan dewasa sampai umur 30 tahun : Masa kanak-kanak lanjut dimulai saat
gigi permanen mulai tumbuh. Semakin banyak tulang yang mulai mengeras. Masa
remaja menunjukkan pertumbuhan tulang panjang dan penyatuan pada ujungnya.
Penyatuan ini merupakan teknik yang berguna dalam penentuan usia. Masing-
masing epifisis akan menyatu pada diafisis pada usia-usia tertentu. Dewasa muda
dan dewasa tua mempunyai metode-metode yang berbeda dalam penentuan usia.
Penutupan sutura cranium, morfologi dari ujung iga, permukaan aurikula dan simfisis
pubis, struktur mikro dari tulang dan gigi.
3. Dewasa > 30 tahun :sutura kranium perlahan-lahan menyatu. Morfologi pada
ujung iga berubah sesuai dengan umur. Iga berhubungan dengan sternum melalui
tulang rawan. Ujung iga saat mulai terbentuk tulang rawan awalnya berbentuk datar,
namun selama proses penuaan ujung iga mulai menjadi kasar dan tulang rawan
mulai menjadi berbintik-bintik. Iregularitas dari ujung iga mulai ditemukan saat usia
menua.
Pemeriksaan tengkorak : pemeriksaan sutura, penutupan tubula interna mendahului
eksterna. Sutura sagitalis, koronarius dan lambdoideus mulai menutup umur 20-30
tahun. Sutura parieto-mastoid dan aquamaeus usia 25-35 tahun tertutup, tapi dapat
tetap terbuka sebagian pada umur 60 tahun. Sutura spheno-parietal umumnya tidak
akan menutup sampai umur 70 tahun.

Anda mungkin juga menyukai